Anda di halaman 1dari 23

PDA (PATENT DUCTUS

ARTERIOSUS)
KELOMPOK 3
IMROATUR ROSIDAH (201801108)
I GUSTI AYU GIRI UTAMI (201801106)
KHAIRIL ANWAR (20180110)
FADIL HIDAYAT (201801101)
CHADIJA ALANG (201801097)
SINTA (201801135)
 
Anatomi Fisiologi
 Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut
tumpul yang memiliki empat ruang yang terletak
antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga
toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri
garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum.
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya (Ethel, 2003: 228).
 Pelapis Jantung
 Dinding Jantung
 Ruang-ruang Jantung
 Katup-katup Jantung
Definisi
 Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus
Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung
kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat
penutupan (patensi) duktus arteriosus yang
menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar
pulmonal 12 jam pasca kelahiran bayi dan secara
lengkap 2-3 minggu. Biasanya duktus arteriosus
akan menutup secara normal dan meninggalkan
suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai
ligamentum arteriosum.
 Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari
arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta desendens.
Aspek Epidemiologi

 PDA merupakan salah satu penyakit jantung


bawaan yang sering ditemukan, insiden PDA
telah meningkat dalam 20 tahun sehingga
sering dengan peningkatan kelangsungan
hidup bayi prematur. Insiden PDA pada bayi
prematur, insiden PDA lebih banyak pada
wanita dengan rasio 2:1.
Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
 Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

 Ibu alkoholisme.

 Umur ibu lebih dari 40 tahun.

 Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan

insulin.
 Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

2. Faktor Genetik :
 Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

 Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

 Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

 Lahir dengan kelainan bawaan lain.


Patofisiologi
 Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang
menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah
sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini
(shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus
yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut.
Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran
darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis)
kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian
dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik
melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus
berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri
pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior dari
aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri
subklavia kiri.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot
polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel
otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk
lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang
memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat
(unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus
sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan
vasokonstriktor (pO2).
Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis
yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus.
Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2
akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus
dalam waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten
(PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang kemudian
dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis.
Besarnya pirai (shunt) ditentukan oleh diameter, panjang
PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR).
Manifestasi klinis
 PDA kecil dapat menyebabkan tidak ada gejala
yang mungkin tidak terdeteksi untuk beberapa
waktu, bahkan sampai dewasa. Biasanya
asimptomatik dengan tekanan darah dan
tekanan nadi normal. Jantung tidak membesar.
Pada PDA sedang biasanya gejala timbul pada
usia 2 bulan atau lebih berupa kesulitan
makan, ISPA berulang, tetapi beran badan
normal atau hanya berkurang sedikit.
Klasifikasi

 Pembagian atas dasar kelainan fungsi sirkulasi


yang terjadi, yaitu:
1. Penyakit jantung bawaan non-sianotik
2. Penyakit jantung bawaan sianotik
Pencegahan

oleh karena penyebab yang tidak jelas, pencegahan


PDA terbatas pada pencegahan faktor resiko yang
dapat diubah, seperti menghindari infeksi rubella
dengan cara mendapat vaksinasi MMR sebelum hamil
Pencegahan terhadap paparan factor resiko sejak bayi
dalam kandungan oleh ibu. Pencegahan faktor ini
sangat memegang peranana penting untuk
mengurangi kelahiran bayi yang mengidap penyakit
jantung bawaan ini. Selain itu intake nutrisi yang
adekuat selama masa kehamilan harus di
perhitungkan agar kesehatan ibu hamil terjaga
dengan makanan-makanan bergizi, rutin periksabke
dokter dan banyak istirahat.
Penatalaksanaan
 Medikamentosa.
Pada bayi prematur yang disertai gagal jantung
dapat diberikan indometasin sebelum usia 10 hari.
Dosis yang diberikan 0,2 mg/KgBB melalui pipa
nasogastrik atau intravena.
 Tindakan Bedah

Pada bayi aterm atau pada anak lebih tua,


diperlukan tindakan bedah untuk mengikat atau
memotong duktus. Untuk menutup duktus juga
dokter dapat menggunakan tindakan dengan kateter.
komplikasi
 Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi
pulmonal).
 Gagal jantung.

 Infeksi jantung (endokarditis).

 Detak jantung tidak teratur (aritmia).

Farmakologi
Salah satu tata laksana DPA adalah memberi terapi
farmakologis guna memicu penutupan ductus. Sediaan
terapi farmakologis yang umumnya digunakan adalah
indometasin, suatu penghambat siklooksiganase
(COX). Namun akhir-akhir ini diperkenalkan sediaan
ibuprofen sebagai alternatif terapi farmakologis yang
memiliki efektifitas setara.
Farmakologi
Salah satu tata laksana DPA adalah
memberi terapi farmakologis guna memicu
penutupan ductus. Sediaan terapi farmakologis
yang umumnya digunakan adalah
indometasin, suatu penghambat
siklooksiganase (COX). Namun akhir-akhir ini
diperkenalkan sediaan ibuprofen sebagai
alternatif terapi farmakologis yang memiliki
efektifitas setara.
Terapi Komplementer
Terapi komplementer dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup, seperti terapi
sentuh, terapi pijat (massage), terapi kiropraksi,
aromaterapi, hidroterapi, hipnoterapi, musik,
dan terapi herbalism Musik sebagai terapi baik
untuk kesehatan baik fisik atau mental. Beberapa
gangguan kesehatan yang dapat ditangani
dengan musik antara lain kanker, stroke,
dimensia dan bentuk gangguan intelegensi lain,
penyakit jantung, nyeri, gangguan kemampuan
belajar, dan bayi premature
Proses Keperawatan

Pengkajian
A. Biodata Klien
1. Nama:
2. Usia:
3. Alamat:
4. Jenis Kelamin:
5. Pendidikan:
6. agama:
7. Suku Bangsa:
8. Tanggal Masuk dirawat
B. Identitas penanggung jawab
1. Nama:

2. Tempat, tanggal lahir:

3. Pekerjaan:

4. Alamat:

5. Hubungan dengan klien

C. Keluhan Utama:
D. Riwayat Kesehatan sekarang:
E. Riwayat kesehatan masa lalu:
F. Riwayat kesehatan keluarga: punya kelainan
jantung bawaan
G. Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Keperawatan

A. penurunancurah jantung b.d tubuh yang


tidak cukup mendapatkan darah yang teroksigenasi
B. pola nafas yang tidak efektif b.d.adanya kelebihan
cairan dalam paru
C. Ketidakseimbangan nutrisi b.d. asupan makanan
yang tidak seimbang dengan kebutuhan
D. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d
ketidakefektifan nutrisi pada jaringan.
E. Ganguan pertukaran gas b.d retrikulasi darah
beroksigen tinggi meningkat mengalir ke paru-
paru.
Diagnosis
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Tupen:Curah 1.Auskultasi 1.Biasanya terjadi takikardi(meskipun pada saat istirahat)
1. Penuruna
jantung meningkat nadiapikal;kaji untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler.

n curah 5X24 jam frekuensi,irama


Tupan:Curah jantun
jantung b.d jantung normal  
setelah operasi  
tubuh yang
2.Catat bunyi jatung
tidak cukup   2.S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.
  Irama gallop umum(S3 dan S4)dihasilkan sebagai aliran darah
mendapatkan   kedalam seramb yang distensi. Murmur dapat menunjukkan

darah yang   inkompensasi/stenosiskasus.


 
teroksigenasi  
 
3.Palpasi nadi perifer 3.Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya
  nadi radikal,popliteal, dorsial pedis, danpostibial. Nadi
4.Pantau mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi.
tekanandarah  
 
4.Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkatkan
5.Kaji kulit sehubungan dengan SVR
terhadappucat dan
sianosis 5.Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder
terhadap tidak adekuatnya curah jantung,vasokontriksi dan
anemia.Sianosis dapat terjadisebagai refraktori GJK.
2. P o l a   n a f a s Tupen:RR normal(20- Mandiri  
yang tidak efektif 40x/menit) 1.Auskultasi bunyi 1.Menyatakan adanya
b.d.adanya Tupan:Nafas teratur, napas. kongesti
kelebihan cairan anak dapat menyusui   paru/pengumpulan
dalam paru tanpa terrengah-   sekret menunjukkan
engah.   kebutuhan untuk
2.Anjurkan pasien intervensi lanjut.
batuk efektif, 2.Membersihkan jalan
napas dalam napas dan memudahkan
  aliran oksigen.
3. Ketidakseimbangan Tupen:Dalam 2X24jam Mandiri:  
nutrisi b.d. asupan asupan makanan dalam 1.Kaji dan cacat 1.Terdapat kesulitan
makanan yang tubuh akan seimbang toleransi dan respon untuk minum ASI karena
tidak seimbang dengan (idem sama no.2)] bayi terhadap sesak napas.
kebutuhan Tupan:Tubuh tetap pemberian ASI  
mendapatkan asupan 2.Beri nutrisi optimal  
makanan yang seimbang untuk mendukung 2.Pertahanan tubuh yang
pertahanan tubuh optimal meningkatkan
alami kemampuan bernapas.
3.Menenpatkan pasien  
pada posisi yang  
nyaman ketika minum 3.ASI yang diberikan
ASI dapatdiminum dengan
  mudahdan tidak
Kolaborasi: menganggupernapasan.
1.Dengan nutrisien  
tentang  
pemenuhandiet klien 1.Meningkatkanpemenuhan
2.Pemberian sesuai dengankebutuhan
multivitamin klien
   
2.Memenuhi asupanvitamin
yang kurangsekunder dari
penurunanasupan nutrisi
secara umumdan
memperbaiki dayatahan
tubuh
4. Perubahan pertumbuhan Tupen : Pasien mengikuti 1. Beri diet tinggi nutrisi 1. Dengan mencapai pertumbuhan
dan perkembangan b.d kurva pertumbuhan berat yang seimbang untuk dan suplai nutrisi yang adekuat
ketidakefektifan nutrisi badan,dan tinggi. mencapai pertumbuhan dapat membuat BB anak naik
pada jaringan. Tupan : Pasien yang adekuat. dan menjadi normal.
mempunyai kesempatan   2. Suplemen dibutuhkan agar anak
untuk berpartisipasi 2. Berilah suplemen besi dapat melakukan aktifitas dan
dalam aktivitas yang untuk mengatasi anemia tidak merasa lemas.
sesuai dengan usianya. dengan instruksi

5. Ganguan pertukaran gas Tupen : Pertukaran gas 1. Kaji kebutuhan 1. Kebutuhan O2 yang sesuai
b.d retrikulasi darah kembali normal. oksigenisasi dengan sangan membantu menormalkan
beroksigen tinggi metode yang tepat. pertukaran gas di paru-paru.
meningkat mengalir ke   2. Dengan menkaji fungsi
paru-paru.   pernapasan ini dapat
2. Kaji bunyi tambahan mengetahui apakah pertukaran
otot nafas tambahan,irama gas dalam paru sudah
dan pengembangan paru. efektif/belum.
 
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai