Coup Contra-coup
Shearing
4 TIPE TRAUMA KEPALA
Suatu akselerasi adalah suatu gerakan cepat yang timbul
secara mendadak.
Deakselerasi adalah penghentian secara mendadak dari suatu
gerakan cepat.
Gerakan akselerasi dan deakselerasi ini dapat pula
mengakibatkan terbentangnya batang otak lebih dari biasa.
Keadaan ini dapat menimbulkan blokade reversibel pada
formatio retikularis di batang otak.
Disamping akselerasi dan deakselerasi linier dapat pula
timbul akselerasi rotatorik.
Akselerasi jenis ini dapat menimbulkan sobekan-sobekan
pada bridging vein sehingga terjadilah perdarahan pada
permukaan otak terutama didaerah sekitar fisura sylvii
Hukum Monroe Kellie
Catatan :
1.Pedomam triase di gawat darurat
2.Perdarahan intrakranial (CTscan) -->trauma kapitis berat
Diagnostik paska perawatan
Minimal Ringan Sedang Berat
1. Lucid interval ( + )
2. Kesadaran menurun
3. Late hemiparese kontralateral lesi
4. Pupil anisokor
5. Babinsky ( + ) kontralateral lesi
6. Fraktur di daerah lesi
Penunjang diagnostik :
CT Scan otak : gambaran hiperdens
( perdarahan ) di tulang tengkorak dan
dura, umumnya daerah temporal dan
tampak bikonveks
Hematoma Epidural
Lokasi paling sering terjadi di bagian
temporoparietal (70%).
Insiden epidural hematoma adalah 1 % dari
keseluruhan cedera kepala dan sering terjadi pada
usia dewasa muda.
Sumber perdarahan pada hematoma epidural 80 %
disebabkan oleh pecahnya cabang arteri meningea
media (meskipun juga dapat disebabkan oleh arteri
atau vena lain) akibat fraktur pada os. Temporalis.
Hal ini disebabkan karena perlekatan duramater
dan tabula interna os. Temporalis relatif paling
lemah dibandingkan dengan konveksitas tulang
lainnya.
Hematoma Epidural
Penunjang Diagnostik:
CT Scan otak: gambaran hiperdens
( perdarahan)
Di antara duramater dan arakhnoid,
umumnya karena robekan dari bridging vein
dan tampak seperti bulan sabit
Chronic subdural hematomas
Most cases begin as Subdural hygroma
Dural border cells proliferate to produce a neomembrane
Fragile new vessels grow into the membrane.
Hematoma Subdural
tulang tengkorak.
Fraktur kominutif: fraktur yang menyebabkan
Fraktur terbuka
Fraktur tertutup
BASAL SKULL FRACTURE
Mechanism (vascular)
› Increase CBF
› Increase O2 consumtion
› Decrease vasculer resistance
(Perdossi, 2004)
PIRACETAM
Mechanism (neuronal)
› Repair cell membran fluidity
› Repair neurotransmission
› Stimulation adenylate kinase
Mechanism (vascular)
› Increase eritrocyte deformability
› Decrease platelet hyperagregation
› Repir microcirculation
(Perdossi, 2004)
79
KONSENSUS NEURORESTORASI
DAN NEUROREHABILITASI
1. Evaluasi defisit neurologi
a. Parese nervus kranialis
b. Parese motorik
c. Gangguan sensorik
d. Gangguan otonom
e. Koordinasi
f. Neurobehavior (kognitif dan emosi) :
- TOAG
- MMSE : - dilakukan setelah nilai TOAG > 75
- di ruangan
- < 30 kirim di divisi neurobehavior
g. Status mental neuro lengkap (divisi
neurobehavior)
2. Program restorasi sesuai defisit yang didapat
3. Membuat discharge planning
4. Mengirim pasien ke pusat rehabilitasi
Ischemia Trauma
• Edema sitotoksik
• Ggn membran
Fe lepas
• Ggn sintesis protein
Inhibitory NT : GABA
Excitatory NT : Ach, Glu
blood pressure
Vomiting
Lanjutan Simptom Brain Injury..
swallowing
Body numbness or tingling
Loss of bowel control or bladder control
BRAIN SWELLING
CMS
Darurat neurologi
cepat, tepat dan cermat
Rehabilitasi
Propioseptic (joint position, vibration) (-) below the lesion often (+)
Gangguan otonom
Disfungsi rektum
Disfungsi seksual
Spinal shock
Aktivitas reflek ↑ 1. Suhu
• C8: thermoregulasi(-)
Nyeri radikuler • C9-10: keringat (-)
2. Tekanan darah
• Hipotensi
Gangguan otonom • Hipertensi
3. Disfungsi buli-buli CRF
• STD I: atonia, overdistensi
• STD II: diatas LS refleks (+),
Gambaran conus/cauda otonomik bladder
Klinik • STD III kompresi abdominal
CMS Komplit
STD I: distensi, atoni, peristaltik(-),
gastrik atonia
Disfungsi rektum STD II: bising usus (+), flatus (+),
reflek evakuasi kompresi abdominal
STD III: otonomik=rektum inkontinen
Disfungsi seksual Bervariasi tgt severitas
Penatalaksanaan CMS
10-25% defisit neurologis tindakan prehospital tdk adekuat.
no
yes
SC Abnormality
Immobilisation
no
SC (-)
Airway Management
High concentration of 02 will prevent bradycardia or
asystole for patients exhibiting signs of neurogenic shock.
Breathing
C1
partial to complete diaphragmatic paralysis (C3-5)
Above C5
Below C5 Allow full diaphragmatic movement, but intercostal
muscles (T1) and abdominal muscles (T12) are affected.
Th1
Pulse no Perform
present ? CPR
yes
Pulse no 0.5-1.0 mg
> 40 bpm ? Atropine iv
yes
Administer volume
SBP >90 no
Trendelenburg position
mmHg ?
Moderate MAST trousers
yes
MAST : military anti-shock trousers
transport
Disability
Neurological Examination
Lateral C-Spine X-ray
CT scan
Telemetry bradycardia and asystole are common with
X-ray C1-C7
Spinal Cord Fixation (cont’)
C1
Segmen yg
paling mudah
cedera
C7
Spinal Cord Fixation (cont’)
X –Ray
NGT
SURGICAL TREATMENT
Controversial
Primary goals: Decompress, protect
SCI
(FSIP, 2001)
Complications