Disusun Oleh :
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif dalam menyampaikan berita
buruk kepada pasien dan keluarga sangat penting bagi penyediaan perawatan
bermutu pada akhir hidup pasien. Persiapan untuk menyampaikan berita ini
membutuhkan pendekatan yang mencakup rasa nyaman pada akhir masa
hidup pasien, pemahaman lingkup pengalaman dari pasien dan perspektif
keluarga, pemahaman berbagai macam pilihan yang dapat dipilih oleh pasien
dan keluarga (dokter dapat menawarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan mereka, termasuk perawatan rumah sakit), pendekatan terhadap
keterlibatan dokter terhadap perawatan akhir hidup pasien.
Oleh karena itu, dalam mempersiapkan diri untuk menyampaikan berita buruk
kepada pasien dan keluarga, pertama-tama kita harus memperhatikan pikiran,
perasaan, dan persepsi kehidupan dan kematian dan peran kita dalam proses
tersebut.
Pikiran kita sendiri dan perasaan tentang pertanyaan ini secara tidak sadar
akan mempengaruhi pendekatan kami untuk perawatan pasien. Meluangkan
waktu untuk berpikir tentang hal ini dan berusaha untuk mengenal diri sendiri
adalah cara yang tepat. memposisikan diri kita jika hal tersebut (giving bad
news) dialami oleh kita, dengan adanya tindakan tersebut kita lebih tau
bagaimana perasaan yang dialami oleh keluarga pasien yang mana dialami
oleh kita sendiri. Setelah selesai, dokter dapat memilah-milah dan memonitor
perasaan dokter yang dapat mempengaruhi kemampuan dokter untuk
berkomunikasi dengan nyaman pasien dan keluarga.
Kenyamanan dokter atau ketidaknyamanannya dapat mempengaruhi
pengalaman pasien. Kemampuan dokter untuk memproyeksikan kenyamanan
dan kepercayaan diri mendukung pasien dan keluarga saat berkomunikasi
untuk menawarkan harapan, mendukung dan menjamin kenyamanan pasien.
2
Dokter menjadi lebih terbuka terhadap pikiran dan perasaan pasien dan
keluarga, sehingga membantu mereka dalam membuat pilihan terbaik bagi
mereka.
B. Tujuan
BAB II
ISI
3
Berita buruk adalah setiap berita yang secara serius dan secara negatif
mengubah pandangan pasien akan masa kini dan masa depannya (Buckman).
Menentukan elemen pusat dari berita buruk dan mencoba mengidentifikasi
informasi yang sudah didapat baik dari dokter ataupun perawat apa yang
membuat berita tersebut menjadi sesuatu yang buruk bagi pasien sangat
penting. Pada dasarnya, dampak berita buruk sebanding dengan efeknya
dalam mengubah harapan pasien. Semua berita buruk memiliki konsekuensi
yang merugikan bagi pasien dan keluarga. Pada gilirannya, ini mengarah pada
dua prinsip penting.
Perspektif pasien :
Perspektif dokter :
4
mungkin bisa untuk memperoleh keterampilan hanya dengan menonton
senior. Namun pada kenyataannya, hal ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu,
kemampuan dalam menyampaikan berita buruk dapat membantu kinerja
dokter.
C. Harapan Pasien
Cara penyampaian berita buruk akan mempengaruhi kehidupan pasien dan
juga dapat mempengaruhi hubungan pasien-dokter. Kebanyakan pasien
berharap berita buruk disampaikan dengan empati, baik, dan jelas. Bahkan,
beberapa studi menunjukkan bahwa penyampain berita buruk yang kurang
tepat dapat mempengaruhi kepuasan dan psikologis pasien.
Sebuah studi pada tahun 2001 menegaskan bahwa pasien dengan pendidikan
tinggi mengharapkan informasi yang lebih detail dan fasilitas yang lebih baik
untuk penyakitnya.
5
S.P.I.K.E.S.
P atients Perception
K nowledge transmission
2) Perkenalkan diri
3) Yang harus dihindari: tampak nervous di hadapan pasien, bahkan
sebelum menyampaikan kabar buruk.
4) Tips: siapkan tissue di saku, untuk diberikan pada pasien bila pasien
menangis
b. Privasi pasien
1) Penyampaian kabar buruk tidak boleh dilakukan di tempat yang
ramai atau banyak orang
6
2) Hendaknya dilakukan di tempat tenang yang tertutup seperti kamar
praktek ataupun dengan menutup tirai di sekeliling tempat tidur
pasien
c. Libatkan pendamping
1) Untuk menghindari kesan kurang baik yang dapat muncul bila pasien
dan dokter berada di tempat tertutup (untuk menjaga privasi),
diperlukan satu pendamping.
2) Perkenalkan pendamping kepada pasien
3) Yang dapat menjadi pendamping :
a) Keluarga terdekat pasien satu saja, apabila terlalu banyak dapat
menyulitkan dokter untuk menangani emosi dan persepsi banyak
orang sekaligus.
b) Perawat atau koas yang ikut terlibat dalam perawatan pasien
d. Posisi duduk
1) Posisi pasien dan dokter sebaiknya setara. Dokter menyampaikan
kabar buruk dalam posisi duduk.
2) Tujuan: untuk menghilangkan kesan bahwa dokter berkuasa atas
pasien dan memojokkan pasien
3) Sebaiknya penghalang fisik seperti meja, dihindari. Duduk di tepi
tempat tidur pasien jauh lebih baik.
e. Listening mode: ON
Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya persiapkan
kemampuan mendengar, secara prinsip meliputi:
1) Silence
Jangan memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih
dengan pasien
2) Repetition
Ulangi kata-kata pasien atau berikan tanggapan, untuk menunjukkan
pemahaman terhadap apa yang ingin disampaikan pasien.
f. Availability
1) Dokter harus ada di tempat mulai awal hingga akhir penyampaian kabar
buruk.
2) Jangan sampai ada gangguan berupa interupsi, seperti:
a) Ada sms, telepon, atau sekedar missed call saja matikan hp,
atau aktifkan mode silent.
7
b) Apabila ada tamu, minta bantuan pada perawat untuk
mengatasi tamu yang mungkin datang
2. Patients Perception
Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya dokter mengetahui
persepsi pasien terhadap:
a. Kondisi medis dirinya sendiri
Tanyakan sejauh mana informasi yang pasien ketahui tentang
penyakitnya beserta kemungkinan terburuk yang ditimbulkan oleh
penyakit tersebut.
b. Harapannya terhadap hasil medikasi yang ia tempuh
Tanyakan perkiraan pasien terhadap hasil medikasi.
8
Sebelum menyampaikan kabar buruk, lakukan warning shot sebagai
pembukaan katakan pada pasien bahwa ada kabar buruk yang akan
disampaikan pada pasien.
Cara penyampaian:
a. Gunakan bahasa yang sama dan hindari istilah medis.
b. Bila bahasa pasien berbeda, gunakan penerjemah yang kompeten,
sebaiknya :
1) Mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang digunakan pasien.
2) Mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang digunakan dokter.
3) Dapat mengemas jargon-jargon medis ke dalam bahasa yang
dimengerti pasien sebaiknya perawat atau ko ass.
4) Bukan merupakan keluarga pasien penerjemah dari pihak pasien
dapat menyebabkan peran ganda (sebagai keluarga pasien dan
sebagai penyampai kabar buruk dari pihak medis)
c. Sampaikan informasi sedikit demi sedikit (bertahap)
1) Setiap menyampaikan sepenggal informasi, nilai ekspresi dan
tanggapan pasien, beri waktu pasien untuk bertanya ataupun
sekedar mengekspresikan emosinya.
2) Bila kondisi pasien tampak memungkinkan untuk menerima
informasi tahap selanjutnya, teruskan penyampaian informasi.
3) Bila pasien tampak sangat tergunjang hingga tidak memungkinkan
untuk menerima lebih banyak informasi lagi, pertimbangkan
penyampaian ulang kabar buruk di lain waktu sambil
mempersiapkan pasien.
d. Sampaikan dengan intonasi yang jelas namun lembut, tempo yang
tidak terlalu cepat dengan jeda untuk memberi kesempatan pada pasien
dalam mencerna kalimat yang ia terima.
9
dirasakan pasien, namun lebih pada dapat memahami bahwa apa yang
dirasakan pasien saat ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi.
BAB III
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyampaikan berita buruk kepada pasien sering menjadi pengalaman
yang menegangkan dan menyedihkan baik bagi pasien ,maupun dokter.
Pembawa pesan dari berita buruk sering secara tidak sengaja mengidentifikasi
diri mereka dengan aspek-aspek negatif dari pesan. Respon emosional pasien
Anda akan sulit untuk menahan kecuali Anda memiliki strategi yang dapat
digunakan untuk mengatasinya. Tanpa rencana untuk mengatasi masalah ini,
Anda mungkin dapat mencoba untuk mengecilkan berita buruk dengan hanya
mengungkapkan sebagian informasi. Hal ini dapat menjadi bencana jika
pasien mungkin enggan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Anda menjadi kurang jujur atau teliti dan dapat mengikis kepercayaan pasien
pada Anda sebagai dokternya.
Protokol SPIKES memberikan langkah-langkah yang mudah diingat
dan dapat dipraktekkan sampai Anda merasa lebih nyaman dalam
menyampaikan berita buruk kepada pasien. Respon yang empatik, eksplorasi,
dan validasi juga akan membantu Anda untuk mendukung pasien, sebuah
intervensi psikologis penting untuk tekanan. Dalam prakteknya, protokol
SPIKES telah ditemukan untuk dengan mudah dipelajari dan telah terbukti
meningkatkan perasaan dokter untuk lebih berkompetensi dalam bidang yang
sulit ini.
Tugas untuk menyampaikan berita buruk kepada pasien tidak akan
mudah, tetapi memiliki rencana tindakan dan mengetahui bahwa Anda dapat
mendukung pasien Anda melalui masa sulit ini akan cukup membantu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale EA, Kudelka AP. SPIKES
a six-step
protocol for delivering bad news: application to the patient with cancer. Oncologist
2000;5:302311
Robert L. Arnold, EdD, MA, Kathleen Egan, MA, RN, Breaking the 'Bad'
News to Patients and Families: Preparing to Have the Conversation About End-of-
Life and Hospice Care
12