Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama: Ny. Y
Tanggal lahir: 7 Juni 1987
Usia: 40 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Agama: Islam
Pendidikan terakhir: Strata 1
Pekerjaan: belum bekerja
Status: karyawan
Alamat: Jl. Srengseng Sawah RT 03/18 Kel. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta
Selatan.
No. Rekam Medik: 00.76.**.**
Datang ke RSIJ Pondok Kopi pada tanggal 4 Juli 2017 Pukul 13:00 WIB
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Seorang wanita merasa hamil 8 bulan datang dengan keluhan perut terasa kencang-
kencang disertai keluar bercak darah dari jalan lahir sejak satu hari yang lalu.
Riwayat alergi:
Pasien tidak ada alergi terhadap obat ataupun makanan.
Riwayat kebiasaan:
Pola makan teratur, penggunaan alkohol dan obat-obatan disangkal, merokok disangkal.
STATUS OBSTETRI
Keluhan: Perut terasa kencang-kencang disertai keluar bercak darah dari jalan lahir sejak
satu hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat pernikahan: menikah satu kali, masih menikah.
Riwayat haid
◦ Menarche: 12 tahun
◦ Siklus haid: 28 hari
◦ Teratur: Ya
◦ Nyeri: Tidak
◦ Lama: 8 hari
◦ HPHT: 21 Oktober 2016
◦ Taksiran persalinan: 28 Juli 2017
Riwayat persalinan:
Peralinan Tahun Aterm Jenis Penyulit Penolong Sex Berat Keadaan
ke- persalinan Lahir
1 2013 Ya SC PEB Dokter Lk 3500 Baik
2 Ini
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran: komposmentis
Berat badan: 88
Pemeriksaan luar
Abdomen tampak cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+), sikatrik (-),
parut operasi (+)
Pemeriksaan Leopold
◦ Leopold I: TFU 16 cm, teraba bokong pada fundus
◦ Leopold II: bagian punggung janin pada dinding kiri perut ibu
◦ Leopold III: bagian terbawah kepala, belum masuk pintu atas panggul
◦ Leopold IV: kepala belum masuk pintu atas panggu
Perlimaan: 5/5
His: tidak ada
Gerakan anak: tidak dirasakan ibu
Anak kesan: tunggal
Denyut jantung janin: tidak terdengar denyut jantung janin
Pemeriksaan dalam
Urinalisis
Abdomen tampak cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+), sikatrik
(-), parut operasi (+)
Pemeriksaan Leopold
◦ Leopold I: TFU 16 cm, teraba bokong pada fundus
◦ Leopold II: bagian punggung janin pada dinding kiri perut ibu
◦ Leopold III: bagian terbawah keapala, belum masuk pintu atas
panggul
◦ Leopold IV: kepala belum masuk pintu atas panggu
Perlimaan: 5/5
His: tidak ada
Gerakan anak: tidak dirasakan ibu
Anak kesan: tunggal
Denyut jantung janin: tidak terdengar denyut jantung janin
Pemeriksaan dalam
DIAGNOSIS
Diagnosis ibu: G2P1A0 hamil 29 minggu dengan IUFD dan oligohidramnion
Diagnosis bayi: Janin tunggal mati intrauterin
RENCANA DIAGNOSIS
Observasi keadaan umum dan vital sign
RENCANA TINDAKAN
Persalinan pevaginam dengan induksi persalinan
RENCANA PENDIDIKAN
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai diagnosis dan
penatalaksanaan
PRE-EKLAMPSIA
Proteinuria > 300 mg/24 jam atau persistent 30 mg/dl (+1 dipstick) pada urin
random.
Proteinuria +2 atau lebih atau protein dalam urin 24 jam 2 gr atau lebih adalah
preeklamsi berat, dimana filtrasi glomerulus terganggu dan kreatinin meningkat.
1. Eklamsia
Ialah kejang pada wanita yang preeklamsi dan bukan akibat etiologi lain.
Kejang bersifat grand mal dan terjadi selama dan setelah persalinan. Kejang
terjadi > 48 jam post partum terutama pada nullipara sampai 10 hari post partum.
FAKTOR RESIKO
Penelitian berbagai faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilan/pre-
eklampsia/eklampsia :
a. Usia
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada
wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat. Pada wanita hamil
berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten
b. Paritas
Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar, dizigotik
lebih tinggi daripada monozigotik.
PATOFISIOLOGI
2. Faktor genetik
3. Faktor nutrisi
Pada mulanya faktor ini dianggap sebagai penyebab dari penyakit ini karena
akan bertanggung jawab langsung pada kejadian vasokonstriksi dan hipertensi.
Meskipun demikian, ternyata kemudian, ada faktor lain yang mendahuluinya yang
menyebabkan dikeluarkannya zat-zat vasoaktif ini.
Nitrit oksida merupakan vasodilator yang kuat yang disintesis dari L-arginine oleh
sel eadotel. Hambatan pada produksi NO akan menyebabkan peninggian tekanan
arteri rata-rata, penurunan frekuensi denyut jantung, dan meningkatkan kepekaan
pembuluh darah pada zat-zat vasokonstriktor.
Preeklamsi ringan
Preeklampsia Berat
Kriteria Diagnosis
Desakan darah : pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik 160 mmHg
dan desakan diastolik 90 mmHg
Proteinuria : 5 gr/jumlah urine selama 24 jam. Atau dispstick 4 +
Oliguria : produksi urine < 400 – 500 cc/24 jam
Kenaikan kreatinin serum
Edema paru dan cyanosis
Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan
teregangnya kapsula Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar dan
biasanya diikuti dengan peningkatan enzim hepar dalam serum, menunjukkan
tanda untuk terminasi kehamilan5
Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran nyeri kepala, scotomata, dan
pandangan kabur
Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanine atau aspartate amino transferase
Hemolisis makroangiopatik
Tombositopenia < 100.000 sel/mm3
Sindroma HELLP
PROGNOSIS
Terapi :
1. Kontrol kejang dengan MgSO4 loading dose iv, diikuti dengan infus kontinyu
MgSO4 atau dengan loading dose MgSO4 im dan injeksi im periodik.
2. Pemberian antihipertensi secara iv intermiten atau p.o untuk menurunkan tekanan
darah bila tekanan darah diastol cukup meningkat yaitu 100 mmHg/ 105
mmHg/110 mmHg
3. Jangan memberikan diuretik dan pembatasan pemberian cairan intravena kecuali
bila hilangnya cairan sangat banyak. Jangan memberikan cairan hiperosmosis.
4. Persalinan
Pengobatan medisinal
3.4.1.2.Pemberian MgSO4
Dosis awal :
Pengelolaan Obstetrik
A. Belum Inpartu :
2. Sectio Caesaria
Bila:
Patofisiologi
Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang
bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari
tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena
itu patofisiologinya bergantung pada etiologi. Pada trauma abdomen etiologinya jelas
karena robeknya pembuluh darah di desidua.
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang
disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan
pembentukan thrombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam vaskular vili
dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian
sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut
menyebabkan desidua basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada
myometrium. Dengan demikian,pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri atas
pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas,kompresi
dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya
mungkin belum ada gejala kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta
yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta
disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. Hematoma retroplasenta
mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta ke
sirkulasi janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan
plasenta lebih luas/ banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar
merembes antara selaput ketuban dan myometrium untuk selanjutnya keluar melalui
serviks ke vagina (revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena
uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh
darah arteria spiralis yang terputus. Walaupun jarang terdapat perdarahan tinggal
terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage).
Terdapat beberapa keadaan yang secara teoritis dapat berakibat kematian sel
karena iskemia dan hipoksia pada desidua.