Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU GIZI

GIZI IBU HAMIL

Dosen Pengampu :

Sri Nengsih, M.Pd

Disusun Oleh :

Frima Gita Oktafia

1910007771007

STKIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah Ilmu Gizi
dengan judul : Gizi Ibu Hamil ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen ibu Sri Nengsih,
M.Pd.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan


dengan materi yang disajikan dalam makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi para  pembaca.

Payakumbuh, 18 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................

A. Latar Belakang................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................
C. tujuan...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................

BAB III PENUTUP...................................................................

A. Kesimpulan......................................................................
B. Saran................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil sangat berbeda dengan kebutuhan nutrisi
wanita pada umumnya, karena asupan nutrisi yang dibutuhkan bukan hanya
untuk dirinya, namun juga pada janin yang di kandungnya, bila makan ibu
terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi
kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Apabila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih
bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini
dapat mengakibatkan abrotus, BBLR (Bayi Baru Lahir Prematur) atau bahkan
BBLM (Bayi Baru Lahir Mati). Sebaliknya, jika makanan berlebih akan
mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula
mengakibatkan terjadinya preklamasi.
Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi seperti
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi akibat kekurangan makanan
bergizi yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan.

Kekurangan gizi pada ibu hamil, dapat terjadi jika asupan nutrisi tidak
mencukupi dan tidak memenuhi persyaratan tubuh ibu hamil. Kurang gizi selama
kehamilan mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti, diare, mual dan
muntah yang menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga tidak ada gizi yang
masuk, kehilangan nafsu makan karena kondisi kesehatan lainnya seperti infeksi
kronis atau depresi, penggunaan obat tertentu yang bisa mengganggu penyerapan
nutrisi, serta asupan gizi dan kalori yang tidak memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patofisiologi pada ibu hamil?
2. Apa saja masalah yang terjadi pada masa kehamilan?
3. Apa saja kebutuhan gizi yang diperlukan oleh ibu hamil?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui patofisiologi pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada masa kehamilan.
3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi yang diperlukan oleh ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Patofisiologi pada Kehamilan


1. Perdarahan sedikit/spotting
Kondisi ini terjadi antara 11-14 hari setelah konsepsi. Perdarahan atau
spotting terjadi karena corpun luteum tidak memproduksi cukup hormon
progesteron untuk menghentikan menstruasi, sehingga keluar sedikit darah
haid. Hal ini dapat terjadi satu atau dua kali. Ada pula yang terus berlangsung
selama kehamilan, namun jarang sekali terjadi karena pada dasarnya ketika
seorang anita dinyatakan hamil maka Ia tidak lagi mengalami menstruasi lagi
sampai setelah melahirkan.

2. Mual dan Muntah (Morning sickness)


Mual dan muntah adalah masalah umum yang sering terjadi selama masa
kehamilan, biasanya terjadi pada pagi hari. Dimulai sekitar 8 minggu dan
terakhir sampai 12 minggu. Gejala ini muncul karena perubahan pada saluran
pencernaan yang mulai terhimpit oleh rahim yang terus membesar dan
peningkatan kadar estrogen serta kadar HCG dalam darah. Pada trimester II
mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya.
Apabila mual dan muntah terlalu sering dan banyak terjadi selama masa
kehamilan maka disebut hiperemesis gravidarum. Banyak ibu hamil yang
merasa mual dan keletihan, tetapi tidak semua ibu hamil merasakan hal
demikian. Hal ini dapat diatasi dengan menganjurkan ibu hamil untuk
menyelingi pola makannya dengan makanan atau obat pereda mual.
Mengurangi intensitas kegiatan rutin sehari-hari yang sekiranya terlalu berat
dengan istirahat dan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
3. Intensitas buang air kecil menjadi lebih sering
Terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Ibu hamil akan mengalami
buang air kecil baik siang/malam dengan intensitas yang lebih sering
dibandingkan pada masa sebelum hamil. Hal ini dikarenakan rahim yang
semakin membesar menekan kandung kemih atau adanya perubahan hormonal.
Pada trimester III timbul lagi karena kepala janin mulai turun ke bawah PAP
(pintu atas panggul), sehingga kandung kemih tertekan kembali.

2.2 Masalah Kehamilan


2.2.1 Masalah gizi pada ibu hamil

Seorang ibu yang hamil harus memperhatikan status gizinya, karena


status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan
sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Namun
sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya
gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Status gizi yang buruk muncul akibat faktor ekonomi, sosial, budaya, bencana
alam maupun buatan, dsb. Kesehatan seorang wanita tidak hanya ditentukan oleh
keadaan biologis dan reproduktif melainkan dipengaruhi oleh beban kerja, gizi,
stres, dll. Oleh karena itu, selama masa kehamilan kebutuhan gizi wanita
mengalami peningkatan.
Menurut Lubis (2003), apabila ibu mengalami kekurangan gizi selama
hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan
berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati
dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil,
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan
berat badan selama hamil sekitar 10 - 12 kg, dimana pada trimester I
pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar
6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau
pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran
kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
2.2.2 Masalah kehamilan pada Ibu Hamil

1. Kram : kram di kaki adalah masalah ibu hamil yang paling umum


dilaporkan selama paruh kedua kehamilan pada ibu hamil, dan biasanya
timbul di malam hari.
2. Sembelit : wanita hamil akan mengalami sembelit sangat awal di masa
kehamilan karena perubahan hormon dalam tubuh.

3. Inkontinensia : merupakan masalah ibu hamil baik selama dan setelah


kehamilan. Wanita hamil kadang tidak dapat mencegah lonjakan urin tiba-
tiba atau kebocoran kecil ketika mereka batuk, tertawa, atau bersin, atau
ketika mereka bergerak tiba-tiba, atau hanya bangkit dari posisi duduk. Ini
mungkin bersifat sementara, karena otot-otot dasar panggul (otot-otot di
sekitar kandung kemih) melonggar sedikit untuk mempersiapkan untuk
proses melahirkan.
4. Kembung dan Maag : gangguan pencernaan pada kehamilan awal sebagian
disebabkan oleh perubahan hormonal, dan seiring bertambahnya usia
kehamilan, gangguan ini disebabkan oleh rahim yang bertumbuh menekan
perut ibu hamil.
5. Merasa ingin pingsan : wanita hamil sering merasa ingin pingsan, karena
gejolak perubahan hormon dalam tubuh. Pingsan terjadi saat otak Anda tidak
mendapat cukup darah dan oksigen. Wanita hamil akan lebih mungkin
pingsan saat berdiri cepat dan mendadak setelah duduk atau berbaring.
6. Kepanasan : wanita hamil sering merasa gerah dan kepanasan, karena
gejolak perubahan hormon dalam tubuh dan peningkatan suplai darah ke
dalam kulit. Sehingga akan mengeluarkan keringat lebih banyak dari
biasanya.
7. Perubahan rambut dan kulit : perubahan hormon yang terjadi pada
kehamilan akan membuat puting dan daerah sekitarnya jadi lebih gelap.
Warna kulit Anda mungkin juga menggelap sedikit, baik dalam tambalan
kecil di sana-sini atau keseluruhan. Tanda lahir, tahi lalat, dan bintik-bintik
juga dapat menggelap. Beberapa wanita mengembangkan garis gelap di
sepanjang diameter perut mereka. Perubahan ini secara bertahap akan
memudar setelah bayi lahir.
8. Varises : Varises adalah pembuluh darah yang membengkak. Pembuluh kaki
adalah bagian yang paling sering terpengaruh. Anda juga bisa
mengembangkan varises di vulva, meskipun ini biasanya akan berangsur
membaik setelah melahirkan.Ketika janin tidak bergerak
2.2.3 Masalah kehamilan yang berdampak pada kandungan
1. Bayi tidak bergerak : pada usia 28 minggu kehamilan, bayi mulai bergerak
aktif di rahim. Pergerakan bayi di dalam perut yang aktif adalah sebuah ciri
bahwa kandungan sehat. Biasanya ibu hamil merasakan tendangan bayi di
dalam kandungan. Namun saat suatu hari tendangan itu tak terasa lagi dan
bayi tampak terlalu anteng di dalam perut. Segera periksakan ke dokter jika
ibu hamil tidak merasakan adanya pergerakan janin di dalam kandungan.
Bayi memang bisa saja sedang tidur, tapi ibu hamil akan tetap merasakan
adanya pergerakan. Dokter bisa memeriksanya lewat USG maupun
mempelajari apa yang terjadi pada bayi.
2. Pendarahan : saat sedang hamil, normalnya seorang perempuan tidak
menglami pendarahan seperti saat sedang haid. Jika ada darah yang keluar
dari rahim ibu hamil, maka saatnya waspada dengan adanya masalah
kehamilan yang mungkin terjadi. Jika darah yang keluar hanya berupa
bercak, maka itu adalah hal yang biasa. Namun jika darah yang keluar
lumayan banyak, waspadai kemungkinan abrupsio plasenta atau
terlepasnya plasenta dari rahim.
3. Kram : kram perut saat sedang haid mestinya tidak dirasakan lagi saat
sedang hamil. Kram bisa jadi sebuah tanda bahwa ada masalah kehamilan.
Jika kram dirasakan sesekali, maka itu normal karena rahim kita juga perlu
terbiasa dengan pertumbuhan bayi. Namun jika kramnya dirasakan terus
menerus dengan melibatkan sakit punggung, maka ibu hamil patut curiga
ada masalah kehamilan yang terjadi.
4. Darah tinggi : salah satu penyumbang kematian ibu saat melahirkan dan
bayi adalah saat ibu mengalami darah tinggi. Darah tinggi dapat
menyebabkan kinerja pembuluh darah jadi terbatas dan bayi yang dikandung
juga berpotensi kekurangan oksigen.

5. Kenaikan berat badan secara drastis : Banyak dokter kandungan yang


menyarankan diet karbohidrat dan gula agar berat badannya tak banyak naik.
Selain untuk menghindari adanya macromesia, memiliki bayi yang terlalu
besar akan membutuhkan jalan lahir yang besar juga sehingga akan
mempersulit proses kelahiran normal.

6. Demam : demam tinggi bisa jadi salah satu ciri adanya infeksi yang terjadi
di dalam tubuh yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Perhatikan riwayat
vaksin dan konsultasikan ke dokter. Beberapa penyakit berbahaya yang
mengincar kandungan justru hanya diawali oleh demam biasa, misalnya
Rubella.

7. Keluar cairan sebelum 37 minggu : sedikit cairan yang keluar dari vagina
masih normal. Namun, jika cairannya yang keluar cukup banyak, artinya ibu
harus segera membawanya ke dokter kandungan.

8. Haus terus menerus : haus saat kurang minum itu normal. Namun jika saat
ibu hamil juga kurang buang air kecil, maka itu adalah tanda bahwa terjadi
dehidrasi. Selain itu, penting untuk curiga adanya diabetes gestasional.
2.3 Kebutuhan Gizi yang Diperlukan oleh Ibu Hamil

 Pesan gizi seimbang untuk ibu hamil

1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan


energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai proses pemeliharaan,
pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui.
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk
mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin,
terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan.
3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan
amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa
tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3
liter perhari (8-12 gelas sehari).
4. Membatasi minum kopi, kandungan kafein dalam kopi meningkatkan
buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak
jantung meningkat. Bagi ibu hamil yang masih gemar mengonsumsi kopi,
dianjurkan paling banyak 2 cangkir kopi/hari ataupun jika bisa pada saat
hamil diganti dengan air putih, susu ataupun jus buah segar yang lebih sehat.

 Penambahan kebutuhan zat gizi selama hamil

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan
usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan
janin. Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama
hamil:

 Jumlah atau porsi dalam 1 kali makan


Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dianjurkan untuk dimakan tiap
kali makan.

 Frekuensi makan dalam sehari


Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan
dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan
utama dan 2 kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai
porsi dibawah ini:

 Jenis makanan yang tersusun dalam 1 hidangan makan


Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang
dikonsumsi maka semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan.
Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu
memperhatikan keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu
harus bebas dari cemaran yang membahayakan kesehatan.
Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok pangan
setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan
dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari 1 jenis untuk setiap kelompok
makanan setiap kali makan akan lebih baik.
 Zat gizi yang diperlukan selama hamil
Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang
mengadung zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin 
maupun untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut ini
merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil:
 Bahan makanan yang harus dihindari dan dibatasi oleh ibu hamil

1) Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan


tambahan makanan yang kurang aman.
2) Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin.
3) Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
4) Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak
mengandung gula dan lemak misalnya: keripik, kue, dsb.
5) Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan
mentah), kol, ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada
ibu hamil.
6) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink) seperti minuman bersoda,
karena mengandung energi tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil
meningkat berlebihan dan bayi lahir besar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pada masa kehamilan, seorang ibu hamil memiliki berbagai masalah serta
kebutuhan gizi yang sangat berbeda dari masa ketika belum hamil. Pada masa
ini, ibu hamil harus benar-benar teliti dalam menjalankan berbagai aktivitasnya
serta dalam memilih berbagai bahan atau produk makanan atau minuman yang
hendak dikonsumsi, sebab jika sembarangan akan berdampak tidak hanya pada
ibu tetapi juga memiliki potensi besar akan berdampak pada janin yang tentu saja
akan membahayakan janin dalam kandungannya.

3.2 Saran
Mempersiapkan berbagai program perencanaan kehamilan, mulai dari
mencukupi nutrisi sebelum hamil, hamil, dan pasca hamil. Mencari tau lebih
dalam tentang berbagai informasi mengenai ibu hamil, apa-apa saja yang
dibutuhkan dan apa-apa saja yang harus dicegah atau dihindari. Dengan begitu,
pada saat hamil sudah memiliki gizi awal dan pengetahuan yang memadai bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan. Hal ini dapat
mengurangi bahkan mencegah berbagai masalah kesehatan bagi ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, Diah Ayu .2016”Gizi seimbang ibu hamil” http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-


seimbang-ibu-hamil/ diakses pada diakses pada 20 Februari 2023 pukul 21:20
Handayani, Dian. 2014. Faktor-Faktor Status Gizi Ibu Hamil. Jurnal Al-
Maiyyah,Vol.7No.1.http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/almaiyah/
article/download/200/124/

Anda mungkin juga menyukai