Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

POPULASI HEWAN

DOSEN PENGAMPU:Drs. Elijonnahdi,M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. SYOFIA YOLANDA1910007771004
2. APRILLA INDRIANI 1910007771006
3. FRIMA GITA OKTAFIA 1910007771007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
STKIP ABDI PENDIDIKANPAYAKUMBUH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Ekologi Hewan dengan judul:populasi
hewan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Drs. Elijonnahdi,M.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah FISIOLOGI HEWAN yang telah membimbing penulis selama
masa perkuliahan dan kepada rekan-rekan satu angkatan yang turut membantu penulis selama
perkuliahan.

Meskipun penulis berharap isi dari Makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar Makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca

Payakumbuh, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i  


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.......................................................................................... 1
B. RumusanMasalah...............................................................................  1
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian populasi.................................................................……………… 3
B. Karakteristik populasi
C. Ciri – ciri dasar populasi
D. Jenis-jenis populasi........................................................................ 4
E. Kelimpahan populasi.............................................................................. 9
F. Kepadatan populasi
G. Cara mengatasi populasi…………………………........................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………..……….. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang

Seringkali populasi didefinisikan sebagai himpunan individu-individu suatu spesies


organisme yang terdapat di suatu tempat pada suatu waktu. Populasi juga mempunyai sejarah
hidup dalam arti mereka tumbuh, menandakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang
dilakukan organisme. Populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok individu sejenis berada
ditempat dan waktu yang sama, serta dapat saling kawin untuk menghasilkan keturunan.
Populasi dapat terdiri dari satu individu atau jutaan individu yang ditemukan dalam satu atau
lebih individu yang terpisah. Suatu populasi mempunyai berbagai sifat, sifat-sifat ini merupakan
ciri khas yang unik kelompok dan bukan merupakan ciri individu-individu anggotanya sifat
tersebut antara lain, kerapatan/kepadatan, natalitas, mortalitas,
Tahapan yang paling baik digunakan sebagai satuan dan fokus bahasan-bahasan dalam
ekologi adalah populasi. Populasi sebagai satuan dasar bahasan sangat penting dalam bidang
genetika, khususnya genetika populasi, dan bidang evolusi. Karena itu tidak mengherankan
apabila di antara ketiga bidang biologi itu satu dengan lain banyak keselingkupannya. Dengan
adanya interaksi-interaksi antar individu di dalam populasi itu maupun dengan individu-individu
lain dari luar populasi, maka populasi merupakan suatu satuan dinamis yang dikenai seleksi alam
(berevolusi), yang juga dapat dilihat dari karakteristiknya.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian populasi !
2. jelaskanlah karakteristik populasi !
3. apa ciri-ciri dasar populasi ?
4. menjelaskan jenis-jenis populasi !
5. apa yang dimaksud dengan kelimpahan populasi !
6. apa yang dimaksud dengan kepadatan populasi ?
7. jelaskanlah cara mengatasi populasi !
C. tujuan
1. mengetahui pengertian populasi
2. dapat mengetahui karakteristik populasi
3. dapat mengetahui ciri-ciri populasi
4. dapat mengetahui jenis-jenis populasi
5. mengetahui kelimpahan populasi
6. mengetahui kepadatan
7. dapat mengetahui cara mencegah populasi
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN POPULASI

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini
dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu - individu suatu jenis organisme dapat tersebar
luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan
perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu
yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga
dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut
populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok,
dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-
kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan
individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar
informasi genetik.
Populasi adalah sekelompok individu dari satu spesies yang hidup di daerah umum yang
sama (Campbell, 2008). Menurut Eko Prabowo (2012) populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian.
B.KARAKTERISTIK POPULASI

Menurut Riawan Lely (2015) populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk
kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya diantaranya laju
perkembangan populasi, laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), penyebaran
umur, bentuk pertumbuhan, kepadatan (densitas).
1. Laju Perkembangan Populasi
Laju perkembangan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi
disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan
migrasi. Model eksponensial merupakan model pertumbuhan yang sangat sederhana.
Pada model ini individu berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan
keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika
banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Jeda waktu untuk populasi
merespon terhadap perubahan dalam ketersediaan sumberdaya dapat mempengaruhi laju
tercapainya keseimbangan pada daya dukung. Dengan berkurangnya sumber daya, laju
pertumbuhan populasi akan menurun dan akhirnya berhenti; pola ini disebut sebagai pola
pertumbuhan logistik.
Tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun
meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan,
maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang
ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa
menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan
tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan
tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya
banjir.
Dalam demografi dan ekologi , tingkat pertumbuhan populasi (PGR= Percentage
Growth Rate) adalah tingkat di mana jumlah individu dalam suatu populasi meningkat
dalam jangka waktu tertentu sebagai fraksi dari populasi awal. Secara khusus, PGR
biasanya mengacu pada perubahan dalam populasi selama periode waktu unit, sering
dinyatakan sebagai persentase dari jumlah individu dalam populasi pada awal periode itu.
Cara yang paling umum untuk mengekspresikan pertumbuhan populasi adalah
sebagai persentase, bukan sebagai tingkat. Perubahan dalam populasi selama periode
satuan waktu dinyatakan sebagai persentase dari populasi pada awal periode
waktu. Dengan Rumus:

Persentase tingkat pertumbuhan = Pertumbuhan x 100%

Untuk periode waktu kecil dan tingkat pertumbuhan, populasi ditambahkan


adalah tingkat pertumbuhan dikalikan dengan jangka waktu. Sebuah rasio pertumbuhan
positif (atau tingkat) menunjukkan bahwa populasi meningkat, sementara rasio
pertumbuhan negatif menunjukkan populasi menurun. Sebuah rasio pertumbuhan nol
menunjukkan bahwa ada jumlah yang sama orang di dua kali - selisih bersih antara
kelahiran, kematian tingkat pertumbuhan mungkin nol bahkan ketika ada perubahan
signifikan dalam tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat imigrasi, dan usia distribusi
antara dua kali. Demikian pula, persen angka kematian = jumlah rata-rata kematian dalam
setahun untuk setiap 100 unit/individu dalam total populasi.

2. Natalitas (Kelahiran)
Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk tumbuh. Natalitas biasa juga
disebut “ birth rate “ yaitu produksi individu-individu baru suatu organisme. Natalitas
maksimum kadang disebut natalis mutlak atau fisiologis dapat dinyatakan sebagai
banyaknya atau maksimum individu-individu baru, secara teoriris diproduksi dalam
kondisi ideal (jadi tidak ada pembatas faktor-faktor ekologi). Untuk suatu poulasi tertentu
nilai natalitas maksimum ini konstan. Natalitas ekologi (natalitas) menyatakan
peningkatan populasi dalam kondisi lingkungan yang sebenarnya atau kondisi spesifik
lingkungan. Jadi Tidak konstan untuk suatu populasi, tetapi bervariasi menurut komposisi
lingkungan dan umur populasi serta kondisi fisik lingkungan (Darmawan, 1990).
Kelahiran (Natality) : Kelahiran atau natalitas adalah kemampuan yang sudah
merupakan sifat suatu populasi untuk bertambah. Laju kelahiran adalah setara dengan
kelahiran dalam terminologi pengkajian populasi manusia (demografi), meliputi produksi
individuindividu baru organisme, apakah dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, atau
timbul oleh pembelahan. Natalitas maksimum adalah produksi maksimum individu-
individu baru secara teoritis dibawah keadaan yang ideal. Natalitas ekologi (sebenarnya)
menyatakan pertambahan populasi dibawah keadaan lingkungan yang khas. Hal ini tidak
merupakan suatu tetapan untuk suatu populasi melainkan dapat berbeda-beda besarnya
dan komposisi populasi serta keadaan fisik lingkungannya. Natalitas ekologi (biasanya)
dinyatakan sebagai laju yang ditentukan dengan membagi jumlah individuindividu baru
yang dihasilkan oleh waktu (Campbell, 2004).

3. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian dalam populasi. Laju mortalitas yaitu laju laju
kematian, dalam demografi diartikan sebagai jumlah individu yang mati pada satuan
waktu. Mortalitas ekologi yaitu mortalitas nyata/realita, yaitu jumlah individu yang mati
dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya, harganya tidak tetap tergantung pada
keadaan lingkungan. Mortalitas minimum teoritis adalah kehilangan individu dari
populasi dalam keadaan lingkungan yang ideal dan harganya tetap (Darmawan, 1990).
Kematian (Mortalitas) Yang dimaksud dengan mortalitas adalah kematian
individu didalam populasi. Laju mortalitas setara dengan laju kematian pada demografi
manusia. Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati didalam kurun waktu
tertentu (kematian per waktu) atau sebagai laju jenis dalam anti satuan dari populasi total.
Mortalitas ekologi adalah hilangnya individu didalam keadaan lingkungan tertentu
Mortalitas minimum adalah suatu tetapan untuk suatu populasi yang menyatakan
kehilangan dibawah keadaan yang ideal atau tidak membatasi. Artinya sekalipun dalam
kedaan baik, individu tetap akan mati karena "umur tua" (Campbell, 2004).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2000) mendefinisikan kematian


sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Mortalitas atau kematian
merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh
terhadap struktur populasi selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat
mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan populasi, tetapi juga
bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah
tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.

4. Densitas ( Kepadatan/Kerapatan)
Densitas populasi adalah besarnya populasi dalam suatu unit ruang, yang pada
umumnya dinyatakan sebagai jumlah individui-individu dalam setiap unit luas atau
volume (Gopal dan Bhardwaj, 1979). Densitas populasi itu disebut juga kerapatan atau
kepadatan populasi (Irwan, 1992). Istilah kerapatan lazim digunakan untuk densitas
tumbuhan dan binatang, sedangkan istilah kepadatan lazim digunakan untuk densitas
manusia. Perubahan yang dimaksud adalah berkurang atau bertambahnya jumlah individu
dalam setiap unit luas atau volume. 
Densitas populasi dapat dibedakan atas densitas kasar dan densitas spesifik (Gopal
dan Bhardwaj, 1979), yaitu :
1.  Densitas kasar diukur pada suatu tempat dan waktu tertentu sehingga dinyatakan
sebagai jumlah individu organisme per seluruh luas daerah yang dikaji.
2.  Densitas spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat atau jumlah
individu organisme per satuan ruang atau tempat yang tersedia dan benar-benar diduduki
oleh individu-individu anggota populasi tersebut. Jadi, individu-individu organisme
anggota populasi bisa saja menempati hanya pada bagian tertentu yang baik dan total
daerah. Densitas spesifik juga disebut densitas ekologi.
Densitas populasi dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungangan ini akibat
pengaruh faktor lingkungan, ternyata perubahan densitas Populasi dipengaruhi oleh
adanya kelahiran, kematian, emigrasi, dan imigrasi (Gopal dan Bhardwaj, 1979;
Resosoedarmo dkk., 1986).

5. Penyebaran Populasi

Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari


populasi. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari
tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya.
Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan,
menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin
dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013).
Menurut Umar (2013), penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi
melalui tiga pola yaitu :
1. Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar daerah populasinya ke tempat lainnya
dan tinggal secara permanen.
2. Imigrasi, yaitu pergerakan individu dari suatu daerah populasi lainnya dan tinggal
secara permanen.
3. Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah ke
daerah populasi lainnya secara periodik.
C.CIRI-CIRI DASAR POPULASI
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai
oleh individu - individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri
uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya
a. Ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
 Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula
yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu.
 Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua 
= senessens, dan mati)
 Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan 
lingkungan
 Mempunyai hereditas
 Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif
dan persistensi). Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk
meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.
b. ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada
individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
 Kerapatan atau ukuran besar populasi berikut parameter - parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
 Sebaran umur
 Komposisi genetik
 Dispersi (sebaran individu intra populasi)
D.JENIS-JENIS POPULASI
Secara umum populasi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan jumlah
populasi, berdasarkan sifat populasi, dan berdasarkan perbedaan lain. Adapun penjelasan jenis-
jenis populasi adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jumlah Populasi
 Populasi Terbatas, yaitu sumber data yang relatif dapat dihitung jumlahnya karena
batasannya jelas secara kuantitatif. Contoh : Pada tahun 1985 terdapat tiga juta wanita
yang mengikuti program KB.
 Populasi tak Terbatas, yaitu sumber daya yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah karena tidak terdapat jumlah batasan. Contoh :Narapidana di Indonesia jumlahnya
sangat banyak.
b. Berdasarkan Sifat Populasi
 Populasi Homogen, yaitu populasi dimana unsurnya mempunyai sifat yang sama
sehingga jumlahnya secara kuantitatif tidak perlu dipermasalahkan.
 Populasi Heterogen, yaitu populasi dimana unsurnya terdapat sifat yang bervariasi
sehingga harus ditetapkan batasan-batasan secara kuantitatif dan kualitatif.
c. Berdasarkan Perbedaan Lain
 Populasi Target, yaitu jenis populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah
penelitian.
 Populasi Survey, yaitu jenis populasi yang terliput dalam penelitian yang dilaksanakan.
E.KELIMPAHAN POPULASI

Tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan menunjukkan besar
kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan populasi itu. Area suatu populasi tidak dapat
ditentukan batansnya secara pasti, sehingga kelimpahan (ukuran) populasi pun tidak mungkin
dapat ditentukan. Hal demikian terutama berlaku bagi populasi alami hewan-hewan bertubuh
kecil, terlebih yang nocturnal atau tempat hidupnya sulit dijangkau. Maka, digunakan
pengukuran tingkat kelimpahan populasi per satuan ruang dari yang ditempati yaitu
kerapatannya (kepadatannya).

Kelimpahan populasi suatu spesies mengandung dua aspek yang berbeda, yaitu aspek
intensitas dan aspek prevalensi.Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya kerapatan
populasi dalam area yang dihuni spesies.

Prevalensi menunjukkan jumlah dan ukuran area-area yang ditempati spesies dalam
konteks daerah yang lebih luas (masalah sebaran).
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih sering dijumpai. Spesies
yang prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas (terlokalisasi) hanya ditemui di
tempat tertentu.

Spesies hewan dapat dimasukkan dalam salah satu dari empat kategori berikut:
 prevalensi tinggi (=prevalen) dan intensitasnya tinggi
 prevalensi tinggi (=prevalen) tetapi intensitasnya rendah
 prevalensi rendah (=terlokalisasi) tetapi intensitasnya tinggi
 prevalensi rendah (=terlokalisasi) dan intensitasnya rendah.

Badak Jawa dan Jalak Bali bersifat endemic dan merupakan spesies langka yang
terancam kepunahan. Ktegorisasi status spesies dengan memperhitungkan dua aspek tersebut
sangat penting terutama dalam menentukan urutan prioritas perhatian dan untuk melakukan
upaya-upaya kelestarian spesies hewan langka yang terancam punah.
Penyebab Kelangkaan

Spesies yang terlokalisasi dan intensitasnya rendah dikategorikan sebagai spesies langka.
Adakalanya spesies yang intensitasnya tinggi namun prevalensinya rendah pun dimasukkan
dalam kategori tersebut.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab langkanya suatu spesies sangat banyak. Namun, faktor-
faktor tersebut mengkin saja tidak sama antara spesies di suatu tempat tertentu dengan spesies di
tempat lain.

Kelangkaan suatu spesies dapat diakibatkan oleh satu atau beberapa penyebab berikut:
Area yang dihuni spesies menjadi sempit atau jarang. Suatu habitat yang kondisi lingkungannya
khas biasanya dihuni oleh spesies yang telah teradaptasi secara khusus untuk lingkungan
tersebut.Berubahnya kondisi lingkungan dapat mengakibatkan kepunahan lokal dari spesies
tersebut.

Tempat-tempat yang dapat dihuni spesies hanya cocok huni dalam waktu yang singkat,
atau tempat itu letaknya di luar jangkauan daya pemencaran (dispesal) spesies hewan.
Tempat-tempat yang secara potensial dapat dihuni, menjadi tidak dapat ditempati akibat
kehadiran spesies lain yang merupakan pesaing, parasit atau predatornya.

Dalam area yang dapat dihuni, ketersedian sumber daya penting seperti makanan dan
tempat untuk berbiak menjadi berkurang.
Variasi genetic spesies relatif sempit sehingga kisaran tempat yang dapat dihuninya pun terbatas.
Plastisitas fenotipik individu-individu rendah, sehingga kisaran tempat yang dapat diuninya pun
terbatas.

Kehadiran populasi-populasi spesies lain yang merupakan pesaing, predator dan parasit
menekan tingkat kelimpahan populasi spesies hingga rendah sekali, jauh di bawah tingkat
kelimpahan yang sebenarnya masih dimungkinkan oleh ketersedian sumber dayanya.
F.KEPADATAN / KERAPATAN POPULASI

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam
bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan
penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi
untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu
tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan
membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit
tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989)
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain
yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus,
yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik,
unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
(Soetjipta.1992)

Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa
populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan
sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu
eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang
dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam
populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga
mempengaruhi struktur umur dan populasi.(Hadisubroto.T.1989)

Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara
langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi
sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya untuk
sampling populasi rumput dipadang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk
hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan
untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat
diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMMR) (Tim
Penyusun Ekologi, 2006).

Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi
dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami
suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi
setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi
hewan atau tumbuhan.Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang
tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi.Karakteristik dasar populasi adalah besar
populasi atau kerapatan. 

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang,
yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per
satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik
(=kerapatan spesifik).

Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan
ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam
pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.

Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :

1. Penghitungan menyeluruh
yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang
di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan
yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON).
(Soetjipta.1992)

Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-
RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari
suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metoda ini ada
beberapa cara yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan
dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian
dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap
kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap. Dari dua kali hasil penangkapan dapat
diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M = n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada
penangkapan kedua.
Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada
kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan
dengan cara menghitung kesalahan baku (
Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE)  Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung
dengan rumus :  D=N/A
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat
digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode
lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari
satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Dengan cara ini populasi dapat
diduga dengan rumus:   
     Dengan catatan:
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke i
Maka Standar Error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus:
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Dengan catatan:
K = jumlah periode sampling dan Mi=Jumlah total hewan yang bertanda.(Sugianto.A.1994)

G.CARA MENGATASI POPULASI

Kepadatan populasi akan berdampak Pada suatu wilayah akan berdampak pada beberapa hal,
yakni:

 Ketersediaan pangan
 Lahan tempat tinggal
 Ketersediaan air bersih
 Faktor lingkungan
 Pendidikan
 Ketersediaan pangan

Ketersediaan panga menjadi salah satu dampak dengan kepadatan populasi di suati
wilayah. Karena pertumbuhan populasi di dunia sangat cepat daripada ketersediaan pangan.

 Ketersediaan lahan

Pertumbuhan populasi yang cepat akan menuntut pemenuhan kebutuhan tampat tinggal
yang terbatas. Akibatnya akan menggusur laha pertanian yang subur untuk dijadikan sebagai
tempat tinggal.

 Ketersediaan air

Pertumbuhan populasi yang cepat juga menuntut ketersediaan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari. Kebutuhan air tidak hanya untuk manusia tapi juga makhlukh hidup lain. Maka
semakin padatnya populasi si suatu wilayah akan membuat ketersediaan air menipis.

 Faktor lingkungan
Kepadatan populasi yang semakin berkembang akan membuat kebutuhan barang dan saja
akan terus meningkat. Banyak orang yang memiliki kendaraan. Jalanan jadi macet, polusi udara
meningkat. Dengan konsumsi energi yang berlebihan akan membuat lingkungan semakin
tercemar.

 Faktor pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan semakin kecil dengan pertumbuhan populasi yang terus
meningkat.

 Pengaruh kepadatan penduduk

Ada beberapa yang memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu wilayah, yakni:

 Natalitas

Natalitas adalah angka yang menunjukan jumlah bayi yang baru lahir hidup dari setiap
1.000 penduduk per tahun. Pertambahan jumlah individu tersebut yang menyebabkan kepadatan
populasi juga meningkat atau semakin padat. Angka kelahiran berbanding lurus dengan tingkat
kepadatan populasi tersebut. Semakin besar angka kelahiran di suatu wilayah maka kepadatan
populasi tersebut semakin tinggi.

 Mortalitas

Mortalitas adalah angka yang menunjukan jumlah kematian untuk setiap 1.000 penduduk
per tahun.

 Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain yang bertujuan
untuk menetap di wilayah tersebut. Migrasi bisa disebabkan banyak hal. Intinya untuk bertahan
hidup atau untuk kehidupan layak.

Contoh migrasi itu bisa transmigrasi, urbanisasi, atau imigrasi.


BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara
sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi
genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai
oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri
uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu  anggota populasi di suatu daerah
tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh
sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang
menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur
dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi. Populasi dapat tumbuh cepat atau
lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan
angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah kematian
sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.
DAFTAR pustaka

Mufid, sofyan Anwar. 2010.Ekologi Manusia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/05/populasi-hewan.html

http://umairacumay.blogspot.com/2012/01/simulasi-estimasi-populasi-hewan.html

Anda mungkin juga menyukai