PENDIDIKAN INKLUSI
DOSEN PENGAMPUH :
Disusun Oleh :
WAHYUDI (1910007743012)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah pendidikan
inklusif dengan judul Aksebilitas Fisik Dan Non-Fisik Dalam Setting
Pendidikan Inklusi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen Rumanti regina
simbolon,S.Pd,M.Pd.Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang
relevan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
A. Pengertian Aksebilitas..............................................................
B. Pengertian Aksebilitas Fisik.....................................................
C. Pengertian Aksebilitas Non-Fisik............................................
A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan dalam hal aksesibilitas sebenarnya sudah lama menjadi
perbincangan. Aksesibilitas sebenarnya bukan hanya milik orang-orang normal
saja tetapi juga untuk orang berkebutuhan khusus. Pemerintah mengeluarkan
beberapa peraturan atau kebijakan untuk penyediaan fasilitas bagi orang-orang
berkebutuhan khusus yaitu Undang-Undang No.4 Tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat yang kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa keputusan
menteri yang menyangkut tentang akses fasilitas bangunan fisik yaitu Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum No. 468 Tahun 1998 tentang Aksesibilitas yang berisi
Petunjuk teknis untuk bangunan dan lingkungan yang aksesibel bagi para
penyandang ketunaan.
Selanjutnya Keputusan Menteri Transportasi No. KM 71 tahun 1999
tentang Aksesibilitas bagi Penyandang cacatp ada fasilitas transportasi umum,
petunjuk aksesibilitas fasilitas transportasi darat, laut, dan udara bagi penyandang
cacat. Aksesibilitas dalam hal pendidikan, khususnya dalam pendidikan inklusi
bagi anak berkebutuhan khusus sampai saat ini dirasa masih kurang. Baik dalam
hal kenyamanan dan keamanan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak sekolah
inklusi yang belum menyediakan sarana aksesibilitas yang memadai dan
memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan persamaan
kesempatan untuk lebih mempermudahkan mereka dalam segala kegiatan
pembelajaran di sekolahnya.
Wujud aksesibilitas bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat
berupa running text yang dipampang di sekolah untuk memudahkan siswa tuna
rungu untuk mengetahui informasi yang ada. Bagi siswa autis dapat menghindari
adanya sudut lancip pada setiap bangunan, bagi siswa tuna daksa wujud
aksesibilitas dapat berupa diperbanyaknya bidang miring dan lantai tidak licin
yang ada di sekolah sehingga memudahkan kursi roda untuk berjalan di atasnya.
Secara formal akses pendidikan inklusi sudah dijamin oleh Undang-Undang
Dasar Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi.
Kebijakan ini memungkinkan penyandang disabilitas untuk mengakses
pendidikan bersama dengan siswa umum, sesuai dengan kemampuan
penyandang disabilitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aksebilitas
2. Apa yang dimakssud dengan aksebilitas fisik
3. Apa yang dimaksud dengan aksebilitas non-fisik
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Aksebilitas
2. Untuk Mengetahui Akasebilitas Fisik
3. Untuk Mengetahui Aksebilitas Non-Fisik
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Aksesibilitas
Kata aksesibilitas berasal dari bahasa Inggris (accessibility) yang artinya
kuranglebihkemudahan. Jadi aksesibilitas dapat kita pahami sebagai kemudahan
yang diberikanpada anak berkebutuhan khusus untuk dapat mengembangkan
dirinya sebagaikompensasi dari tidak berfungsinya bagian – bagian tubuh si anak
berkebutuhan khusus.(Tangkesalu,2015)Dalam bahasa indonesia aksesibilitas
berarti tentang mudah dicapai, mudahdatangi, dapat didatangi.
6) Ruang kelas
Gang antara barisan meja dan kursi harus memberikan cukup gerak untuk
semuaanak termasuk pengguna kursi roda atau kruk.
Penempatan papan tulis harus mudah dijangkau oleh semua anak termasuk
kursiroda.
Pencahayaan yang terang tapi tidak menyilaukan bagi anak dengan
gangguanpenglihatan.
Lokasi meja yang mudah dijangkau oleh anak pengguna kursi roda.
7) Perpustakaan
Ketinggian rak buku yang mudah dijangkau oleh semua anak termasuk
penggunakursi roda.
Ruang antar rak buku yang lebar agar memudahkan anak untuk gerak.
Fasilitas kursi dan meja yang tersedia termasuk meja bagi anak pengguna
kursiroda.
Penomoran buku yang mudah dimengerti dan ketersediaan dalam braille.
8) Laboratorium
Ketinggian meja dan rak peralatan yang mudah dijangkau oleh semua
anaktermasuk pengguna kursi roda.
Ruang antar meja dan rak peralatan yang lebar agar memudahkan anak
untukgerak.
Fasilitas kursi dan meja yang tersedia termasuk meja bagi anak pengguna
kursiroda.
9) Arena olahraga
Lapangan (outdoor) dan lantai (indoor) harus rata dan tidak ada lubang.
Jalan menuju arena olahraga harus aksesibel (tangga dan ramp).
Penempatan loker yang mudah dijangkau.
Setiap tiang dan sudut yang tajam dilapisi bantalan atau karet yang aman.
11) Ruang UKSKelebaran pintu, lantai yang rata dan tidak licin, penempatan
peralatan yangmudah dijangkau.
12) Toilet
Lebar pintu minimal 1,25m, idealnya pintu geser
Pintu mudah untuk dibuka dan ditutup, ketinggian pegangan pintu yang
mudahdijangkau oleh semua anak.
Ruang yang cukup untuk gerak pengguna kursi roda.
WC duduk dan kering.
Handrail atau pegangan tangan di kedua sisi (di salah satu sisi
peganganyangfleksibel) dan belakang WC.
Letak tombol penyiram air yang mudah dijangkau (sisi kiri, belakang, atau
dilantai).
Letak kran air dan jet shower (selang pencuci) yang mudah dijangkau.
Letak tombol darurat.
Letak toilet paper yang mudah dijangkau.
Ketinggian bak pencuci tangan/washtafel yang mudah dijangkau maksimal
90cm.
Kran pemutar air yang mudah dijangkau dan dioperasikan.
B. Saran
Kami menyadari di dalam resume ini dengan judul “Aksebilitas Fisik Dan
Non-Fisik Dalam Setting Pendidikan Inklusi “ masih banyak kekurangan.
Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, F., & Iswahyudi, F. (2010). Aksesibilitas Dalam Pelayanan Publik Untuk
Masyarakat Dengan Kebutuhan Khusus. Jurnal Borneo Administrator, 6(3).
Syafi, M. (2014). Pemenuhan Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas. Inklusi, 1,
269–290.