Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI

PERAN TIK DALAM DUKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN INKLUSI TERHADAP ANAK TUNADAKSA KATEGORI
AMPUTASI KAKI

Dosen Pengajar :
Utomo, M.Pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 8
Dina Rahmadiani NIM A1C6150
Indah Ayu Pebrina NIM A1C6150
Mardiana NIM A1C615208
Mustika Nur Oktaviani NIM A1C615022
Muhammad Rajib Habibi NIM A1C615019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017/ 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan kami
ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus mengupas tentang Peran
TIK dalam Dukungan Terhadap Pengembangan Pendidikan Inklusi Terhadap Anak
Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki. Untuk lebih jelasnya silahkan simak
pembahasan dalam makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumber pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Banjarmasin, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI ........................................................................................................... 3
A. Pendidikan Inklusi .......................................................................................... 3
B. Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki ................ 4
C. TIK Bagi Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................... 7
PERAN TIK .................................................................................................................. 7
A. Peran TIK Dalam Dukungan Terhadap Pengembangan Pendidikan Inklusi
Terhadap Anak Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki ............................................... 7
BAB IV ....................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
Jurnal ........................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling
sempurna. Di antara makhluk lainnya manusialah yang memiliki bentuk dan
struktur yang paling sempurna. Maka dari itu sebagai manusia yang bersyukur
kita wajib menggunakan pemberian itu dengan sebaik-baiknya dengan cara
merawat serta mengembangkan potensinya semaksimal mungkin pada
kenyataannya masih banyak manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal fisik
maupun mental, salah satunya penyandang tunadaksa.
Banyak sekali penyandang tunadaksa yang mengalami kesulitan dalam hal
belajar. Seperti penyandang tunadaksa kategori amputasi kaki mereka mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Namun, hal itu tidak menjadi
alasan untuk penyandang tunadaksa untuk tidak menempuh jalur pendidikan.
Pendidikan sangatlah penting, baik itu pendidikan bagi anak normal maupun
pendidikan bagi anak dengan berkebutuhan khusus. Banyak hal yang bisa di
lakukan untuk menyikapi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh penyandang
tunadaksa dalam membantu kelancaran untuk menempuh pendidikan, seperti
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Teknologi sekarang ini
sangatlah dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan di indonesia tidak
terkecuali dalam pendidikan inklusif untuk penyandang tunadaksa kategori
amputasi kaki. Ada beberapa peran TIK bagi penyandang tunadaksa kategori
amputasi kaki. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah berikut ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat rumusan
masalah seperti berikut ini :

1
1. Apa itu pendidikan inklusi ?
2. Apa itu ABK Tunadaksa kategori Amputasi kaki ?
3. Bagaimana TIK bagi ABK ?
4. Bagaimana peran TIK Dalam Dukungan Terhadap Pengembangan
Pendidikan Inklusi Terhadap Anak Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat:
1. Memahami dan mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendidikan
inklusi dan ABK Tunadaksa.
2. Mengetahui bagaimana peran TIK bagi ABK dan bagaimana dukungan
terhadap pengembangan pendidikan inklusi terhadap anak tunadaksa
kategori amputasi kaki.

D. Manfaat Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dan penyusun
mendapat pengetahuan mengenai apa itu pendidikan inklusi dan Memahami
apa peran TIK dalam dukungan terhadap pengembangan pendidikan inklusi
terhadap anak tunadaksa kategori amputasi kaki.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Inklusi
Para ahli mendefinisikan pendidikan inklusi dari berbagai sudut pandang.
Ada satu persamaan makna dari berbagai definisi yaitu mengakomodir
perbedaan manusia. EENet 1998 mengemukakan yang dimaksud pendidikan
inklusi adalah pendidikan yang menyesuaikan struktur pendidikan, sistem dan
metodologi untuk kebutuhan semua anak, menjadi bagian strategi menuju
masyarakat yang inklusif, proses dinamis yang terus berkembang, dan mengatasi
berbagai macam hambatan.
Menurut Permendiknas No.70 tahun 2009, Pendidikan Inklusif
didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya.
Badan dunia yang menangani pendidikan UNESCO mendefinisikan
pendidikan inklusif adalah pendekatan untuk mencari cara bagaimana mengubah
sistem pendidikan guna menghilangkan hambatan yang menghalangi siswa untuk
terlibat secara penuh dalam pendidikan. Pendidikan inklusif bertujuan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya,
mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan
tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

3
B. Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki
Secara kodrati semua manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan,
tak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus (ABK)
diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda
dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumnya.
Secara lebih khusus anak berkebutuhan khusus menunjukkan karakteristik fisik,
intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal
sebayanya atau berada di luar standar normal yang berlaku di masyarakat.
Sehingga mengalami kesulitan dalam meraih sukses baik dari segi sosial,
personal, maupun aktivitas pendidikan.
Istilah berkebutuhan khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang
dianggap mempunyai kelainan/penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal
umumnya, dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya.
Berdasarkan pengertian tersebut anak yang dikategorikan berkebutuhan dalam
beberapa aspek fisik meliputi kelainan dalam indra penglihatan (tunanetra)
kelainan indra pendengaran (tuna rungu) kelainan kemampuan berbicara (tuna
wicara) dan kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa).
Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ
tubuh tertentu. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi fisik
tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal. Tidak berfungsinya
anggota alat fisik misalnya kelainan anggota badan akibat pertumbuhan yang
tidak sempurna, misalnya lahir tanpa tangan/kaki, amputasi dan lain-lain. Untuk
kelainan pada alat motorik tubuh ini dikenal dalam kelompol tunadaksa.
Anak berkebutuhan khusus tunadaksa (cacat tubuh) kategori amputasi
kaki merupakan salah satu bentuk keterbatasan manusia yang terjadi pada
fisiknya, seperti pada sistem otot, tulang dan persendian akibat dari adanya
penyakit dari kecelakaan, bawaan sejak lahir atau kerusakan di otak yang
menyebabkan salah satu anggota tubuhnya harus di amputasi atau dihilangkan
tetapi hanya hilang sebagian misalnya jari kaki , atau kaki bawah , tetapi fungsi

4
nya tetap normal, masih berjalan tetapi memakai alat bantu (kaki palsu). Kelainan
atau kecacatan akibat amputasi yang disandang oleh seseorang memiliki dampak
langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) baik terhadap diri anak yang
memiliki kecacatan itu sendiri maupun terhadap keluarga dan masyarakat.
Dampak langsung bagi tunadaksa amputasi kaki adalah tidak bisa berjalan seperti
orang-orang pada umumnya. Penyandang tunadaksa amputasi kaki sangatlah
membutuhkan alat bantu untuk digunakan agar mereka bisa melakukan aktivitas
sehari-harinya terutama untuk menempuh pendidikan.

C. TIK Bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Teknologi Informasi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Media, Teknologi, dan Pembelajaran teknologi memiliki pengaruh terhadap
pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses
pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pembelajar telah
berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.
Penggunaan TIK dalam proses pengajaran anak berkebutuhan khusus
sangat membantu dalam peningkatan pembelajaran. Anak berkebutuhan khusus
sangat membutuhkan sarana atau media pendukung untuk menunjang proses
pembelajaran mereka. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media
yang sangat tepat jika di implementasikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Para pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) bisa memanfaatkan multimedia
pembelajaran sederhana, semisal Power Point, Web blog dan Pembelajaran
Internet.
Untuk bisa memanfaatkan media tersebut, Guru harus meningkatkan
kemamuannya di bidang TI, khususnya dalam mengoperasikan komputer baik
melalui kegiatan workshop berkelanjutan maupun melalui teman sejawat. Yang
lebih penting dari itu semua adalah kesadaran dari masing-masing guru akan
pentingnya Teknologi Informasi. Karena banyaknya kendala tersebut, membuat

5
SLB kurang maksimal dalam memberikan layanan pendidikan
TIK. Bahkan banyak SLB-SLB yang tidak biasa memberikan materi tersebut.
Kendala berarti diantaranya: minimalnya sarana prasarana,
ketiadaan sumber daya pengajar khusus bidang TIK, lemahnya siswa dalam
menyerap informasi, pengetahuan, dan melakukan praktik komputer.
Meskipun banyak kendala-kendala yang tidak bisa dipandang remeh, mereka
tetap berkomitmen untuk memberikan pelajaran TIK kepada siswa. Salah satu
bentuk rasa syukur adalah komitmen untuk memaksimalkan sarpras tersebut.
Problemnya tinggal SDM pengajar dan keanekaragaman
siswa. Karena tidak ada pengajar yang berlatar belakang TIK,
akhirnya diputuskan salah satu guru yang mahir dalam bidang TIK.
Di SLB, siswanya sangat heterogen terdiri dari berbagai kekhususan,
seperti Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, Tunagrahita dan Autis. Bahkan
diantaranya ada siswa yang mengalami kecatatan ganda. Untuk mengatasi
problem ini, guru harus pandai-pandai dalam memberikan pendekatan-pendekatan
pembelajaran kepada siswa. Disinilah letak sesungguhnya perjuangan seorang
guru ABK. Dalam perjalanan waktu, ketika melihat bahwa pembelajaran TIK
bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini sangat bermanfaat. Tidak hanya
bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bermanfaat kepada guru itu sendiri.

6
BAB III

PERAN TIK
A. Peran TIK Dalam Dukungan Terhadap Pengembangan Pendidikan
Inklusi Terhadap Anak Tunadaksa Kategori Amputasi Kaki
Kemampuan untuk menguasai TIK dan dengan belajar aktif memberikan
kesempatan kepada para peserta didik tunadaksa untuk mengaplikasikan ilmu dan
melatih keterampilan penguasaan TIK. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil dengan
baik jika semua peserta didik tunadaksa berpartisipasi secara aktif, baik fisik
maupun mental, dalam setiap proses pembelajaran. Di samping peserta didik
melakukan berbagai aktivitas fisik seperti menulis, membaca dan bekerja dengan
komputer juga melakukan berbagai aktivitas mental seperti berpikir atau
berkonsentrasi untuk mengerjakan suatu latihan atau memecahkan masalah.

Tehnologi berfungsi mempermudah atau memperlancar pendidikan. TIK


sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat
bantu, serta alat bantu interaksi belajar antara guru dengan peserta didik termasuk
peserta didik tunadaksa. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi
landasan kehidupan yang memudahkan dalam pembelajaran dan kepentingan sehari-
hari. Teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang besar untuk
pengembangan media pembelajaran yang berkualitas di sekolah melalui
pemanfaatan TIK khususnya bagi peserta didik tunadaksa. TIK memiliki potensi
yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek pendidikan di sekolah
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bimbingan TIK yang dilakukan di sekolah
dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik tunadaksa agar mampu
memanfaatkan perkembangan teknologi. Peserta didik tunadaksa dapat
memanfaatkan TIK dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dalam proses
pembelajaran. Peran guru dalam rangka mewujudkan situasi pembelajaran yang
mendukung potensi peserta didik tunadaksa perlu didukung dengan pemanfaatan

7
teknologi informasi dan komunikasi. TIK sangat diperlukan dalam berbagai bidang
antara lain komputer dalam pembelajaran khususnya bagi peserta didik tunadaksa.
Pembelajaran berbantuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
para ahli supaya proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu
terwujudnya pembelajaran yang mandiri. Perkembangan teknologi komputer
memberikan dampak kepada metoda pendidikan juga berkembang.
Kutipan dalam buku Information and Communication Technology, The
National Curriculum for England, Key Stage 1-4, 1999 dinyatakan bahwa TIK dapat
menimbulkan :
1). Pengembangan spiritual, moral, sosial, dan budaya peserta didik termasuk peserta
didik tunadaksa melalui TIK :
a). Pengembangan spiritual peserta didik, batasan-batasan norma dalam akses
informasi;
b) Pengembangan moral, melalui pemikiran beberapa isu etika tentang salah
penggunaan informasi (Contoh: hak untuk mengetahui informasi prib adi);
c) Pengembangan sosial, melalui pemikiran tentang bagaimana TIK dapat
memfasilitasi komunikasi dan berbagi informasi (Contoh: dampaknya terhadap
pekerjaan, hubungan sosial, dan masyarakat terbatas);
d) Pengembangan budaya, melalui diskusi tentang bagaimana TIK menimbulkan
kontek-kontek budaya (Contoh: bagaiamana sebuah presentasi world wide web
(www) mencerminkan budaya dari pembuatnya);
2). Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar peserta didik mampu mengenali secara
mendalam hakekat dan dampak teknologi informasi dan komunikasi, etika dan
moral, pemanfaatan teknologi, media massa digital, masalah ergonomis dan
keamanan, dasar-dasar komputer, dan pengoperasian teknologi multimedia;
3). Pengolahan informasi untuk produktivitas: peserta didiktunadaksa mampu
menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai macam perangkat
produktifitas teknologi meliputi: penggunaan Sistem Operasi (Operating System),
pengoperasian software (perangkat lunak), pemanfaatan jaringan. Pengolahan

8
informasi untuk produktifitas akan membangun kompetensi dari aspek pemecahan
masalah, eksplorasi dan komunikasi.
Kemampuan untuk menguasai TIK dan dengan belajar aktif memberikan
kesempatan kepada para peserta didik tunadaksa untuk mengaplikasikan ilmu dan
melatih keterampilan penguasaan TIK. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil dengan
baik jika semua peserta didik tunadaksa berpartisipasi secara aktif, baik fisik
maupun mental, dalam setiap proses pembelajaran. Di samping peserta didik
melakukan berbagai aktivitas fisik seperti menulis, membaca dan bekerja dengan
komputer juga melakukan berbagai aktivitas mental seperti berpikir atau
berkonsentrasi untuk mengerjakan suatu latihan atau memecahkan masalah.
Beberapa Media Pembelajaran yang dapat membantu berlangsungnya
kegiatan belajar terhadap anak Tunadaksa kategori amputasi kaki, yaitu :

1). Kaki Bionik


Peserta didik Tunadaksa dalam kategori amputasi kaki ini dapat
melangsungkan pembelajaran dengan bantuan kaki palsu berteknologi tinggi
untuk menggantikan kakinya yang telah diamputasi. Pada kaki palsu tersebut
dilengkapi dengan perangkat Bluetooth. Chip computer ditanamkan di tiap kaki
untuk mengirimkan sinyal ke motor di kedua sendi buatan, sehingga lutut dan
mata kaki dapat berpindah dalam gerakan yang terkoordinasi. Bluetooth yang
dipasangkan di tiap kaki saling berkoordinasi untuk melakukan perpindahan,
berjalan, berdiri atau mendaki.
Teknologi ini memungkinkan peserta didik Tunadaksa kategori amputasi
kaki dapat membantu melanjutkan pendidikannya. Namun, ada saja kekurangan
dalam menggunakan teknologi kaki palsu Bluetooth ini. Reaksi teknologi ini
terkadang menendang terlalu keras, berpindah terlalu cepat tidak sesuai yang
inginkan pemakai. Karena menggunakan teknologi Bluetooth, maka kedua kaki
pemakai harus di-charging sepanjang malam, karena tidak ada baterai cadangan.
2). Smart Wheelchair, Kursi Roda Pintar Bagi Penyandang Disabilitas

9
Grup Riset Computer Vision, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Brawijaya (FILKOM UB) membuat sebuah alternatif teknologi untuk
memudahkan mobilitas penyandang disabilitas yang diberinama Smart
Wheelchair atau Kursi Roda Pintar.
Selama ini kursi roda yang ada baik manual maupun otomatis masih
membutuhkan kerja tangan penderita untuk menggerakkan roda. Bagi
penyandang cacat tangan dan kaki akan sulit mengoperasikan secara mandiri
kursi roda tersebut .
Smart Wheelchair yang diperkenalkan kali ini merupakan generasi yang
kedua. Pada generasi pertama, smart wheelchair dibuat hanya dapat digerakkan
menggunakan remote control. Pada pengembangan versi kedua smart
wheelchair sudah dilengkapi dengan teknologi multi navigasi yang memiliki lima
fitur input perintah untuk mengoperasikan pergerakan kursi roda.
Adapun fitur pertama dengan menggunakan input perintah melalui LCD
yang terpasang di smart wheelchair. Pengguna tinggal menyentuh arah panah
kanan kiri atau atas bawah pada layar LCD untuk menggerakkan kursi roda ke
kanan kiri atau depan belakang. Kedua dengan menggunakan handphone
memungkinkan pengguna dapat mengoperasikan pergerakan kursi roda dengan
dikontrol melalui handphone yang telah terinstal aplikasi khusus. Ketiga dengan
menggunakan perintah suara, pengguna dapat menggerakkan kursi roda dengan
mengucapkan arah yang ingin dituju. Kursi roda yang telah dilengkapi dengan
sensor suara akan menangkap suara pengguna dan kemudian bergerak sesuai
perintah. Keempat dengan pergerakan kepala, pengguna dapat mengontrol gerak
kursi dengan gerakan kepalanya. Kelima adalah fitur human tracking, dimana
kursi roda akan bergerak mengikuti orang yang ada didepannya.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya tanpa adanya unsur diskriminasi. Anak
berkebutuhan khusus tunadaksa (cacat tubuh) kategori amputasi kaki tetap bisa
menempuh pendidikan dengan menggunakan bantuan-bantuan teknologi yang
sekarang ini semakin maju. Ada beberapa peran TIK bagi penyandang tunadaksa
kategori amputasi kaki. ABK tunadaksa (cacat tubuh) kategori amputasi kaki
sangat membutuhkan sarana atau media pendukung untuk menunjang proses
pembelajaran mereka.

B. Saran
Dengan adanya Pendidikan inklusif diharapkan tidak ada unsur
diskriminasi atau segregasi bagi semua peserta didik dan harus memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Yuwono, Imam & Utomo. 2016. Pendidikan Inklusif. Banjarmasin: Pustaka Banua.
Jurnal
Abdullah, Nandiyah. 2013. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. MAGISTRA
25.86: 1
Atanasius, Edy Prabowo. .2016. Modul Guru Pembelajar Slb Tunadaksa. Bandung:
Ppptk Tk Dan Plb Bandung.
Pembelajaran, Pemanfaatan Penilaian Dan Evaluasi Bagi. 2016. Modul Guru
Pembelajar Slb Tunadaksa."
Undang-Undang dan Peraturan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009
"Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan
Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa"
Website
https://ristekdikti.go.id/smart-wheelchair-kursi-roda-pintar-bagi-penyandang-
disabilitas/#X025j2ZP4qsIc17k.99. Diakses Pada Jumat 20 Oktober 2017
Pukul 21:48 WITA.

12

Anda mungkin juga menyukai