Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indah Ayu Pebrina

NIM : A1C615041
Pendidikan Karakter Tentang Gemar Membaca
Menumbuhan pendidikan karakter di sekolah, tidak semata-mata sebagai
pembelajaran ilmu pengetahuan, tatapi lebih dari itu, yaitu menyemaikan moral,
nilai-nilai etika, estetika, atau budi pekerti yang luhur pada diri peserta didik.
Mustari (2016 : 67) menjelaskan bahwa, pendidikan karakter adalah suatu bentuk
pendidikan yang menekankan pada aspek ahlak, moral dan keperibadian yang dapat
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku yang positif dalam berinterkasi dengan
lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun dengan
lingkungan sekolah.

Selain itu Sri Narwanti (2011:14) mengemukakan jika pendidikan karakter adalah
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, agama,
lingkungan, maupun kebangsaansehingga menjadi manusia insan kamil. Pendidikan
karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencangkup
keteladanan perilaku guru, cara guru berbicara, atau menyampaikan materi, cara guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. [Idah Laili dan Mumtaz Naqiyyah, 2014, p.2]
Salah satu jalur untuk menumbuhkan pendidikan karakter atau budi
pekerti peserta didik di sekolah adalah melalui pola pembiasaan, dengan
pembiasaan sikap dan perilaku positif yang melibatkan semua pihak disekolah
peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan, komite sekolah, yang bertujuan
untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter
positif, baik. Pembiasaan dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan,
bulanan, tengah tahunan, dan/atau tahunan. Karakter hendaknya diterapkan sedini mungkin
untuk mendapatkan hasil pribadi yang baik.
Terdapat 18 aspek karakter yang sangat terperinci yang menjadi karakter bangsa.
Salah satu aspek karakter dari 18 karakter tersebut adalah aspek gemar membaca. Aspek
gemar membaca tidak harus dimiliki oleh orang yang pintar, melainkan harus dimiliki
setiap orang. Membaca bisa dilakukan dimana saja, bisa dilingkungan sekolahan seperti di
perpustakaan, kelas, taman sekolahan. Dilingkungan rumah, saat ada waktu luang untuk
dimanfaatkan membaca. Membaca tidak harus buku mata pelajaran, melainkan koran,
majalah, komik, dan lain-lain. Aktifitas membaca akan memberikan manfaat yang berguna
bagi seseorang yang memiliki gemar membaca yang tinggi
Menurut Syaiful Jamarah (2005:24) gemar membaca adalah keinginan dan
kemauan kuat untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan
untuk membaca.
Syaiful Rijal (Edukasi.N0.03.2005) menguraikan bahwa seorang anak yang
mempunyai minat baca tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Senantiasa berkeinginan untuk membaca.
2. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca
3. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca
[Idah Laili dan Mumtaz Naqiyyah, 2014, p.4]
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan jika pendidikan
karakter gemar membaca adalah suatu sistem penanaman nilai karakter gemar membaca
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan
untuk membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.


Laili, I., & Naqiyyah, M. (2014). Kontribusi Penerapan Pendidikan Karakter (Gemar Membaca)
Terhadap Keterampilan Berbahasa Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V
MI Darul Hikam Cirebon. 14.
Mustari. (2016). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa Dalam Rangka Daya
Saing Global. Seminar Nasional, (pp. 61-68). Makassar.

Anda mungkin juga menyukai