0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
199 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila dijelaskan sebagai asumsi dasar dalam berbagai bidang seperti pembangunan, reformasi, dan aktualisasi dalam kehidupan perguruan tinggi dan budaya akademik.
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila dijelaskan sebagai asumsi dasar dalam berbagai bidang seperti pembangunan, reformasi, dan aktualisasi dalam kehidupan perguruan tinggi dan budaya akademik.
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila dijelaskan sebagai asumsi dasar dalam berbagai bidang seperti pembangunan, reformasi, dan aktualisasi dalam kehidupan perguruan tinggi dan budaya akademik.
KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA A. Pengertian Paradigma B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan C. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi D. Aktualisasi Pancasila E. Tridharma Perguruan Tinggi F. Budaya Akademik G. Kampus Sebagai Moral force Pengembangan Hukum dan HAM A. Pengertian Paradigma
Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar
dan asumsi-asumsi teoretis yang umum(merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum- hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan 1. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek Iptek pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rokhani manusia. Unsur rokhani manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi rokhaniah manusia dalam hubungan dengan intelektualitas. Rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika) . 2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pembangunan dirinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya. 3. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang di dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi manusia. Hal ini sebagai perwujudan hak atas martabat kemanusiaan sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin atas hak-hak tersebut. 4. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ekonomi Dalam dunia ilmu ekonomi boleh dikatakan jarang ditemukan pakar ekonomi yang mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera. 5. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya Dalam pembangunan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri. 6. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Hankam Pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (Sila Indonesia dan II). Pertahanan dan keamanan negara haruslah mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga dalam seluruh warga sebagai warga negara (Sila III). Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila IV) dan akhirnya pertahanan dan keamanan haruslah diperuntukkan demi terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat (terwujudnya suatu keadilan sosial) agar benar-benar negara meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan. 7. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa dalam wilayah negara di mana mereka hidup. C. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ketika gelombang gerakan reformasi melanda Indonesia maka seluruh aturan main dalam wacana politik mengalami keruntuhan terutama praktek- praktek elit politik yang dihinggapi penyakit KKN. Dalam kenyataannya gerakan reformasi ini harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia yaitu dampak sosial, politik, ekonomi terutama kemanusiaan. 1. Gerakan Reformasi Awal keberhasilan gerakan Reformasi tersebut ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian disusul dengan dilantiknya Wakil Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie menggantikan kedudukan Presiden. Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan. Pemerintah Habibie inilah yang merupakan pemerintahan transisi yang akan mengantarkan rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi secara menyeluruh, terutama pengubahan 5 paket UU. 2. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum Dalam era reformasi akhir-akhir ini seruan dan tuntutan rakyat terhadap pembaharuan hukum sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi yang melakukan penataan kembali tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap peraturan perundang-undangan. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu subsistem yang mengalami kerusakan parah selama Orde Baru adalah bidang hukum. 3. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Nilai demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi bangunan negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam kenyataannya tidak dilaksanakan berdasarkan suasana kerokhanian berdasarkan nilai-nilai tersebut. Dalam realisasinya baik pada masa orde lama maupun masa orde baru, negara mengarah pada praktek otoritarianisme yang mengarah pada porsi kekuasaan yang terbesar kepada Presiden. 4. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada masa krisis dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada usaha rakyat. Oleh karena itu subsidi yang luar biasa banyak nya pada kebijakan masa orde baru hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang yaitu oleh sekelompok konglomerat, sedangkan bilamana mengalami kebangkrutan seperti saat ini rakyatlah yang banyak dirugikan. Oleh karena itu rekapitalisasi pengusaha pada masa krisis dewasa ini sama halnya dengan rakyat banyak membantu pengusaha yang sedang terpuruk. D. Aktualisasi Pancasila Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif. Aktualisasi Pancasila yang objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Adapun aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. E. Tridharma Perguruan Tinggi Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat, melainkan senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Maka menurut PP. No.60 Th. 1999, bahwa perguruan tinggi memiliki tiga tugas pokok yang disebut Tridharma Perguruan Tinggi, yang meliputi (1) pendidikan tinggi, (2) penelitian, dan (3) pengabdian kepada masyarakat. F. Budaya Akademik Perguruan tinggi sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki ciri khas tersendiri di samping lapisan-lapisan masyarakat lainnya. Warga dari suatu perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah. Oleh karena itu masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi.