Pendidikan inklusi memiliki filosofi yaitu mengakui bahwa setiap manusia mempunyai
keunikan/perbedaan. Yang dimana, keunikan/ perbedaan tersebut harus diakomodir dalam
pendidikannya. Pendidikan inklusi sendiri memiliki definisi yang cukup beragam. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi mengandung makna : 1. Pendidikan yang diperuntukkan untuk semua. 2. Pendidikan yang mengakomodir semua perbedaan peserta didik. 3. Bukan hanya untuk kepentingan ABK, namun untuk semua anak. Beberapa konsep yang mendasari munculnya paradigma pendidikan inklusif, diantaranya: 1. Setiap anak memiliki hak mendasar untuk memperoleh pendidikan dan harus diberi kesempatan untuk mencapai serta mempertahankannya. 2. Setiap anak memiliki karakteristik, minat, kemampuan, dan kebutuhan blajar yang berbeda-beda. 3. Sistem pendidikan seharusnya dirancang dan program pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan tersebut 4. Mereka yang menyandang kebutuhan pendidikan khusus harus memperoleh akses ke sekolah regular yang harus mengakomodasi mereka dalam rangka pedagogi yang berpusat pada diri anak yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. 5. Sekolah regular dengan orientasi tersebut merupakan alat yang paling efektif untuk memerangi sikap diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, membangun masyarakat yang inklusif dan mencapai pendidikan bagi semua. Sejarah perkembangan inklusif sendiri dimulai dari Negara-negara Scandinavia. Kemudian pada tahun 1960-an, presiden Amerika mengirimkan pakar pendidikan luar biasa ke Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming and restrictive environment. 1991 mulai memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif dengan ditandai adanya pergeseran model pendidikan ABK dari segretatif ke integrative. Pada tahun yang sama di Bangkok konferensi dunia tentang pendidikan mlahirkan deklarasi education for all. Implikasi deklarasi ini mengikat bagi seluruh anggota konferensi agar semua anak termasuk ABK mendapatkan layanan pendidikan yang memadai. Pada tahun 1994 dilaksanakan kembali konvensi pendidikan di Salamanca, Spanyol yang mncetuskan perlunya pendidikan inklusi. Perkembangan pendidikan inklusi di dunia pun semakin menampakkan hasil yang bagus. Pada tahun 1960-an, pendidikan integrasi mulai dipraktekkan di beberapa Negara. Pada 1980-an isitilah Inclusive education diperkenalkan dan dipraktekkan di Canada dan berkembang di AS dan Negara-negara lain. Istilah pendidikan inklusif pertama kali muncul pada tahun 1994 dalam dokumen kebijakan internasional. Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusi berkembang dengan baik. Contohnya pada tahun 1960-an, integrasi siswa tunanetra di sekolah menengah umum dimulai atas inisiatif individual. Pada 1978 hingga 1986, proyek pendidikan terpadu bagi anak tunanetra dengan bantuan teknis HKI. Pemerintah memperkenalkan gagasan pendidikan inklusif dengan bantuan teknis dari Univ. Oslo melalui seminar dan lokakarya pada tahun 1999. Sekolah inklusif pun, mulai dirintis di beberapa kota pada tahun 2002. Di Bandung pada tahun 2004 diselenggarakan deklarasi Indonesia menuju inklusi yang membahas penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah-sekolah regular Indonesia.