OLEH :
NINDIA ZULFA MAHARANI
2018031020
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
A.PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita
harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai Pancasila. Unsur-unsur hakikat manusia
“monopluralis” meliputi susunan kodrat manusia, terdiri rokhani (jiwa) dan jasmani (raga),
sifat kodrat manusia terdiri makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.
Contoh kehidupan sehari-hari di era reformasi dalam pembangunan kehidupan antar umat
beragama yang berpegang teguh pada Pancasila adalah Desa Ngargoyoso, di kaki Gunung
Lawu, mungkin bisa menjadi potret toleransi. Di desa tersebut, tiga tempat ibadah, yakni
masjid, gereja, dan pura berdiri berdampingan.
Komunikasi yang baik dan sikap saling menghormati membuat seluruh warga desa hidup
dalam damai walau berbeda keyakinan. Toleransi antarumat beragama di Kabupaten
Tambrauw, Papua Barat, menjadi contoh yang indah. Contoh budaya toleransi di antaranya
panitia yang bertugas pada perayaan hari besar umat Kristen adalah umat Islam, begitu juga
sebaliknya.
Kerukunan dan toleransi tersebut bukan karena desakan pemerintah, tapi tumbuh dari
kebersamaan di tengah masyarakat dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Calam dan Sobirin, “Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara”,
Jurnal SAINTIKOM, Volume 4, No. 1, Januari 2008.
Budiyono, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi , Bandung: Alfabeta, 2012.