Anda di halaman 1dari 4

PERAN PANCASILA DALAM PARADIGMA

PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ERA REFORMASI

OLEH :
NINDIA ZULFA MAHARANI
2018031020

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
A.PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita
harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai Pancasila. Unsur-unsur hakikat manusia
“monopluralis” meliputi susunan kodrat manusia, terdiri rokhani (jiwa) dan jasmani (raga),
sifat kodrat manusia terdiri makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.

B.PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI


Reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah sumber nilai yang merupakan
platform kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini diselewengkan demi
kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama maupun orde baru. Proses
reformasi walaupun dalam lingkup pengertian reformasi total harus memiliki platform dan
sumber nilai yang jelas dan merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
1. Gerakan Reformasi
Pelaksanaan GBHN 1998 pada Pembangunan Jangka Panjang II Pelita ke tujuh
bangsa Indonesia menghadapi bencana hebat, yaitu dampak krisis ekonomi Asia
terutama Asia Tenggara sehingga menyebabkan stabilitas politik menjadi goyah.
Sistem politik dikembangkan kearah sistem “Birokratik Otoritarian” dan suatu sistem
“Korporatik”. Sistem ini ditandai dengan konsentrasi kekuasaan dan partisipasi
didalam pembuatan keputusan-keputusan nasional yang berada hampir seluruhnya
pada tangan penguasa negara, kelompok militer, kelompok cerdik cendikiawan dan
kelompok pengusaha oligopolistik dan bekerjasama dengan mayarakat bisnis
internasional. Awal keberhasilan gerakan reformasi tersebut ditandai dengan
mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian disusul
dengan dilantiknya Wakil Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie menggantikan kedudukan
Presiden. Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.

C.CONTOH PERAN PANCASILA DALAM PARADIGMA PEMBANGUNAN


1. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Politik
Yang dimaksud pancasila sebagai paradigma pembangunan politik adalah meletakkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber nilai politik . Sumber nilai politik
harus mengacu pada nilai-nilai pancasila terutama sila ke-4 dimana semua praktik-praktik
politik harus berkembang atas asas kerakyatan.3 Hal ini dikarenakan warga negara
merupakan pelaku politik sehingga masyarakat harus mampu menempatkan kekuasaan
tertingginya sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem politik demokrasi
dimana kekuasaannyan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Contohnya Setelah reformasi, Kebebasan berpendapat yang selama ini dipenjarakan oleh
rezim terdahulu akhirnya bisa menghirup angin bebas. Orang-orang menganggapnya sebagai
berkah reformasi karena mereka bebas mengeluarkan aspirasi mereka terutama kritikus dan
aktivis yang selama ini sering dibungkam bahkan diancam dibunuh dan kini dengan mudah
menyuarakan tuntutan demi tuntutan kepada pemerintah demi membela hak-hak
rakyat.Bahkan pada era reformasi terdapat kegiatan politik didasarkan pada system
demokrasi antara lain,pemilu dan musyawarah mufakat.Selain itu, kebebasan berpendapat di
era reformasi juga dapat dikemukakan melalui media masa.
2.Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Hukum Salah satu tujuan bernegara Indonesia
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini
mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara
negara saja tetapi juga rakyat Indonesia sebagai keseluruhan. Atas dasar tersebut sistem
dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan
pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem keamanan rakyat semesta.
Contoh Pancasila sebagai paradigma pembangunan dibidang hukum adalah semua warga
negara indoneisa memiiliki kesamaan kedudukan hukum dan pemerintah seperti setiap
warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk mengadakan pembelaan,
penuntutan, berperkara di depan pengadilan.Dan Setiap orang memiliki hak politik yang
sama, yakni individu berhak memilih, menjadi anggota salah satu partai, atau mendirikan
partai politik.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi Sesuai dengan Paradigma


Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sistem ekonomi harus mendasarkan pada
moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal itu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat
secara keseluruhan. Pengembangan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari
monopoli serta persaingan bebas yang nantinya akan memberikan keuntungan besar pada
pihak-pihak yang kuat dalam bidang ekonomi. Sedangkan, pengusaha-pengusaha kecil akan
dirugikan dengan adanya sistem persaingan bebas dalam perekonomian.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, menyebutkan bahwa sistem persaingan bebas dan
monopoli dilarang dalam perekonomian. Mengenai pasal 33 ini, penjelasan UUD 1945
menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggotaanggota masyarakat.”
Oleh sebab itu sistem perekonomian negara harus mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Pada era reformasi Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi mengalami
beberapa peningkatan seperti komoditas ekspor Indonesia berupa komoditas primer
mempunyai dasa saing kuat selain itu,produk UMKM yang layak ekspor seperti mebel dan
kerajinan juga mampu bersaing dipasar internasional serta adanya program bantuan
pendanaan usaha menengah kebawah yang dapat membantu mensejahterakan rakyat.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Sosial Budaya Pancasila sebagai


paradigma dalam pembangunan sosial budaya adalah mendasarkan pembangunan sosial
budaya berdasarkan nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat. Nilai-nilai yang ada pada
masyarakat pada hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pancasila merupakan sumber
normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menjadikan
warga negara menjadi masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Pada era reformasi kehidupan sosial budaya tidak terlepas dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia.Masih banyak daerah yang melaksanankan adat istiadat dan menaati norma
norma yang ada di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.Perkembangan teknologi di era
reformasi juga memiliki peran penting untuk mengenalkan aneka ragam budaya yang
dimikili bangsa Indonesia kepada seluruh dunia dengan mudahnya dan tanpa memakan
waktu yang lama.

5. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama


Pancasila juga telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat beragama
untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia. Sesuai
dengan nilai- nilai yang terkandung pada nilai pancasila sila pertama dan sila kedua yang
berbunyi ketuhanan yang esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara Indonesia
sangat terbuka dengan umat beragama lainya. Negara Indonesia juga memberikan
kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinanya masing-masing.

Contoh kehidupan sehari-hari di era reformasi dalam pembangunan kehidupan antar umat
beragama yang berpegang teguh pada Pancasila adalah Desa Ngargoyoso, di kaki Gunung
Lawu, mungkin bisa menjadi potret toleransi. Di desa tersebut, tiga tempat ibadah, yakni
masjid, gereja, dan pura berdiri berdampingan.

Komunikasi yang baik dan sikap saling menghormati membuat seluruh warga desa hidup
dalam damai walau berbeda keyakinan. Toleransi antarumat beragama di Kabupaten
Tambrauw, Papua Barat, menjadi contoh yang indah. Contoh budaya toleransi di antaranya
panitia yang bertugas pada perayaan hari besar umat Kristen adalah umat Islam, begitu juga
sebaliknya.

Kerukunan dan toleransi tersebut bukan karena desakan pemerintah, tapi tumbuh dari
kebersamaan di tengah masyarakat dengan sendirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Calam dan Sobirin, “Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara”,
Jurnal SAINTIKOM, Volume 4, No. 1, Januari 2008.
Budiyono, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi , Bandung: Alfabeta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai