Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKSES TERBATAS KE PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :
CUT PUTRI JULIA
(230403045)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. ELVI ZULIDA S.pd, M.S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akses Terbatas Ke
Pendidikan” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah
Pengantar Pendidikan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi kita semua.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran masih sangat dibutuhkan
dalam penyempurnaan makalah ini.

Langsa, 4 September 2023

Cut Putri Julia


NIM : 230403045

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengertian Pendidikan .............................................................................. 3

B. Penyebab Rendahnya Pendidikan Di Indonesia ....................................... 4

C. Cara Mengatasi Akses Terbatas Ke Pendidikan ....................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ............................................................................................... 7

B. Saran ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah wadah bagi setiap orang untuk mengemban ilmu
pengetahuan yang luas. Tidak peduli dari mana asalnya, sukunya, warna kulitnya,
budayanya, maupun agamanya. Semua orang mempunyai hak yang sama untuk
berpendidikan setinggi mungkin selama orang itu memiliki minat yang tinggi.
Namun sayang, di beberapa daerah terpencil mereka yang memiliki minat tinggi
untuk berpendidikan harus lebih keras dalam berusaha dan berjuang untuk bisa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali
ini saya menyusun makalah tentang akses terbatas ke pendidikan.
Akses terbatas ke pendidikan adalah lemahnya infrastruktur yang ada pada
masyarakat pedalaman yang terpencil jauh dari kota sehingga menyulitkan mereka
untuk berpendidikan. Mulai dari jalan yang rusak, jembatan yang kurang layak
untuk di lewati, serta alat transportasi yang kurang memadai.
Akses terbatas ke pendidikan menjadi salah satu masalah yang cukup
banyak dijumpai di desa-desa pedalaman yang jauh dari kota. Kurangnya
kesadaran pemerintah dalam menanangani masalah ini menjadikan anak-anak
pedalaman yang juga ingin bersekolah menjadi terkendala, sehingga tak jarang
banyak dari mereka yang putus sekolah.
Oleh sebab itu kita harus lebih sadar akan masalah-masalah pendidikan
yang ada di Indoensia serta lebih peduli kepada mereka yang tinggal di pedalaman
agar mereka juga dapat berpendidikan seperti anak-anak di kota pada umumnya.
Dan sudah sepantasnya kita sebagai manusia menolong manusia lain dengan cara
berdonasi agar mereka yang tinggal di pedalaman dapat merasakan berpendidikan
dengan akses yang mudah. Judul makalah ini sengaja di pilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang peduli akan pendidikan yang ada di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Apa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana cara mengatasi akses terbatas ke pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan.
2. Untuk mengetahui penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi akses terbatas ke pendidkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan Menurut Wikipedia
Menurut Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan.
2. Pengertian Pendidikan Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003
Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003)
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
3. Pengertian Pendidikan Menurut Kamus Bahasa Indonesia
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’
dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti
proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
4. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
a. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-

3
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.
b. Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses
yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang
bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

B. Penyebab Rendahnya Pendidikan Di Indonesia


Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sangat bermacam -
macam yang secara garis besar keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah
guru itu sendiri dinilai masih sangat kurang dan belum merata untuk di daerah
terpencil. Bagi di daerah yang berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi
untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan. Berbagai
permasalahan sering kali menghambat peningkatan mutu pada pendidikan yang
ada di Indonesia ini khususnya di daerah yang sangat terpencil yang pada
akhirnya mewarnai perjalanan Pendidikan di Indonesia. Di suatu daerah
terpencil masih banyak dijumpai anak-anak yang masih belum terlayani, sarana
dan prasarana yang belum memadai harusnya pemerintah lebih diperhatikan
kembali kondisi seperti ini contohnya dengan memberi jalan sebaik mungkin
atau disediakannya alat transportasi itu sendiri agar anak- anak serta tenaga
pengajar pun tidak kesulitan untuk mencari akses pendidikan.
Banyak sistem pendididkan di daerah tersebut yang belum terjangkau oleh
pemerintah hanya fokus ke pendidikan yang berada di kota-kota besar saja. Jika
dilihat dari media online atau televisi banyak yang meberitakan mengenai
kondisi pendidikan yang tak layak di sana seperti akses jalan yang sulit untuk
dilalui karena tanpa adanya akses jalan yang mudah baik murid, tenaga kerja,
atau sekalipun pemerintah tentu akan mengalami kesulitan, tentu hal berdampak
pada tenaga pengajar jumlah tenaga pengajar sangat minim di daerah terpencil.

4
Kualitas Pendidikan di Indonesia tidak tersebar secara merata terutama di
daerah yang masuk dalam kategori 3T (Terluar, terpencil, dan tertinggal).
Masalah Pendidikan di pedalaman pertama terletak pada lokasinya yang sulit
untuk diakses, Pendidikan di daerah pelosok belum sepenuhnya menjangkau
seluruh lapisan masyarakat selain jumlah sekolah yang sedikit, letakknya yang
jauh juga menyulitkan anak untuk bersekolah. Jarak tempuh yang sangat jauh
serta akses jalan yang buruk tentu sangat bisa sangat dibandingkan dengan
sekolah yang ada di perkotaan. Di kota, pilihan sekolah lebih banyak dan opsi
kendaraan yang bisa digunakan juga variativ. Tidak perlu melewati sawah,
gunung, jalan berbatu atau menyebrangi aliran sungai yang terjadi di pelosok
sana.
Tak hanya masalah mobilitas siswa saat akan pergi ke sekolah, lokasi yang
terpencil jugaa menyulitkan mereka dalam memenuhi fasilitas sekolah.
Informasi penting yang biasanya didapatkan melalui sosialisasi juga terkadang
mereka lewatkan karena tak banyak dari mereka yang mengetahui lokasi
sekolah mereka yang terpencil. Ketidak merataan akses informasi membuat
antara pendidikan di kota dan di desa semakin terlihat, dengan sistem informasi
yang terbatas, pendidikan menjadi terkena imbasnya. Tak hanya siswa guru
juga mengalami kesulitan ketika diharuskan untuk mengajar dengan
memaksimalkan akses dalam digital.
Daerah indonesia yang kualitas pendidikannya yang kurang ialah indonesia
bagian timur. Karena, di sana bukan hanya sarana dan prasarananya juga
kurang, sehingga masih membutuhkan banyak bantuan dari pemerintah.
Kondisi pendidikan timur sangat memprihatinkan, banyak anak-anak yang
putus sekolah. Berdasarakan data lembaga pendidikan anak usia dini non formal
dan informal (PAUDNI) terdapat sekitar 800 ribu anak-anak mengalami putus
sekolah di kawasan indonesia timur.
Pada dasaranya potensi anak-anak timur juga besar tidak kalah dengan
anak-anak di pulau jawa, dengan mendapatkan akses yang lebih baik misalnya
buku-buku yang berkualitas. Perkembangan pendidikan di wilayah indonesia

5
timur butuh sentuhan, pemerintah perlu bekerja lebih cermat dan kerja keras
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia bagian timur sana.

C. Cara Mengatasi Akses Terbatas Ke Pendidikan


Pada tingkat pendidikan yang layak, perluasan akses secara keseluruhan
masih merupakan masalah yang signifikan, dalam hal ini pelayanan pendidikan
yang baik termasuk pendidikan dasar, belum sepenuhnya diberikan kepada anak
yang memerlukan perhatian khusus. Anak-anak yang mendapat tempat dengan
pertemuan ini adalah individu-individu yang memeliki masalah fisik. Perluasan
dan pemerataan akses pendidikan hal ini merupakan salah satu tuntutan
masyarakat untuk layanan di bidang pendidikan.
Dalam hal ini pemerintah melakukan kebijakan dan perluasan akses
pendidikan diarahkan melalui program diantaranya: penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan, pembangunan unit sekolah maupun ruang kelas baru
laboratorium ataupun perpustakaan yang diharapkan dapat berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan, pemerintah juga harus merekrutmen pendidik
dan tenaga kependidikan untuk mendudkung program wajib belajar 9 tahun,
pengembangan pendidikan kesetaraan pada anak usia sekolah melalui paket a,
paket b, dan paket c, pengembangan pendidikan keaksaraan fungsional guna
menurunkan penduduk buta warna, serta membangun insfratuktur jalan-jala
yang akan dilalui oleh siswa atau masyarakat umum.
Perluasan akses pendidikan merupakan satu dari empat skala prioritas yang
telah ditetapkan pemerintah melalui kemendikbud serta menjadi arah
pembahasan RNPK 2018. Pemerintah juga telah membuka akses pendidikan di
122 kabupaten atau kota yang masuk ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal
melalui pembangunan insfratuktur fasilitas belajar, selain itu juga
mendistribusikan guru di wilayah 3T (Terluar, terpencil, tertinggal) sebagai
program maju bersama mencerdaskan indonesia program ini meliputi program
pendidikan profesi guru terintegrasi dengan kewenangan tambahan, dan
terbukanya perpustakaan untuk umum.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mengurangi akses terbatas ke pendiddikan adalah dengan cara pemerataan akses
pendidikan khususnya di daerah 3T (terluar, terpencil, tertinggal) merupakan
hal mutlak yang harus dilakukan. Proses pemerataan pendidikan ini tentunya
tidak hanya dilakukan oleh pemerintah atau negara, proses pemerataan akses
pendidikan ini harus dilakukan secara komperhensif oleh semua pihak yang ada
di dalam bangsa indonesia. Pemerataan akses pendidikan tidak akan berhasil
tanpa adanya kerja sama yang baik antara berbagi pihak termasuk juga
kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat nya itu sendiri. Sehingga apabila
pemerataan akses pendidikan ini dapat tercapai akan menjadi kekuatan modal
pembangunan bangsa indonesia ke depan. Apalagi bonus demografi yang sudah
menunggu di depan mata.

B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat, agar lebih peduli dengan
akses terbatas ke pendidikan sehingga mereka yang berada di pelosok dan
wilayah terpencil dapat merasakan kemudahan dalam berpendidikan juga dapat
merasakan pendidikan yang layak sama seperti anak-anak lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rajaguk, S.R., Tumanggor, S., Malau, J.G., & Turnip, H. (2023). PENTINGNYA
PEMERHATIAN SARANA DAN PRASARANA BAGI PENDIDIKAN
DISEKOLAH YANG TERPENCIL. Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora,
2(1), 204-2015.
Sawitri, S. (2021). Covid-19: Tingkat stres belajar anak-anak di daerah terpencil.
Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 5(2), 101-124.
Vito, B., & Krisnani, H. (2015). Kesenjangan pendidikan desa dan kota. Prosiding
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai