Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Sudjarwo, MS.
2. Nurhayati, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 7


1. Amanda Mustika Dehana 2013032045
2. Annisa 2013032049
3. Ardira Bunga Pramesty 2013032038
4. Aufa Mahesti Qotrunada 2063032001
5. Eva Elista 2053032012
6. Fajri Az Dzikry 2013032039
7. Irvan Irmawanto 2013032062
8. Kezia Amelia Z P 2013032023
9. Thalia Aisyah Putri 2013032010
10. Yunita Sari 2053032004

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan Multikultural ini
tepat pada waktunya.
Dalam proses pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak serta literatur dari berbagai sumber, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan,
semangat, dan bantuan apapun yang telah membantu menyelesaikan makalah ini,
sehingga memungkinkan makalah ini selesai dengan baik. secara khusus penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Sudjarwo, MS.dan Ibu Nurhayati,
S.Pd., M.Pd selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar nantinya makalah
ini dapat tampil sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar lampung, 01 Desember 2021

Kelompok 7

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1. 3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Pendidikan, Budaya, Dan Karakter .............................................. 3
2.2 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Budaya .......................................................... 7
2.3 Nilai-Nilai Yang Dikembangkan Dalam Pendidikan Budaya & Karalter ....... 8
2.4 Prinsip Dan Pendekatan Pendidikan Budyaa & Karakter Bangsa ................... 13
2.5 Perencanaaan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa ................................... 18
BAB III PENUTUP
3. 1 Simpulan .................................................................................................................. 22
3. 2 Saran ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam
masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam
berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media
elektronik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan
para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan
budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat
lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat
seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa,
kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif,
dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar,
dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti
peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan
hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling
tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu
adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat
preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih
baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang
dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan
karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat
dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan
dampak yang kuat di masyarakat. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan
(curriculum is the heart of education).

1
Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan
perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa
dibandingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan para
pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota
masyarakat lainnya di berbagai media massa, seminar, dan sarasehan yang
diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010
menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksut Dengan Pendidikan, Budaya, Karakter ?
2. Apa Fungsi Dan Tujuan Dari Pendidikan Budaya ?
3. Apa Saja Nilai-nilai Yang Dikembagkan Dalam Pendidikan Budaya
Dan Karakter Bangsa ?
4. Apa Prinsip Dan Pendekatan Dari Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa ?
5. Apa Perencanaan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan, Budaya, Karakter
2. Untuk Mengetahui Fungsi Dan Tujuan Dari Pendidikan Budaya
3. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Yang Dikembagkan Dalam Pendidikan
Budaya Dan Karakter Bangsa
4. Untuk Mengetahui Prinsip Dan Pendekatan Dari Pendidikan Budaya
Dan Karakter Bangsa
5. Untuk Mengetahui Perencanaan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan, Budaya, Dan Karakter


 Pengertian Pendidikan
Menurut Melmambessy Moses pendidikan adalah proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan
tersebut diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir
dan kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan
informal. Kemudian, menurut Sugihartono, pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah
laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan
manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Menurut Teguh Triwiyanto, pendidikan adalah usaha menarik sesuatu
di dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalamanpengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di
sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi kemampuan-kemampuan. individu agar di kemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat. Dengan demikian, dapat diambil
kesimpulan bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengalihan
pengetahuan secara sadar dan terencana untuk mengubah tingkah laku
manusia dan mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dalam bentuk
pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Menurut Melmambessy Moses dalam Hasibuan pendidikan
merupakan indicator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula
seseorang dianggap mampu menduduki suatu jabatan tertentu. Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam

3
kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa akan
ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dari suatu bangsa tersebut.
 Pengertian Budaya atau Kebudayaann
Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni
bentuk jamak dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah segala hal yang
bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya”
atau daya dari budi. Jadi budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta,
rasa dan karsa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya pikiran, akal
budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang
sukar diubah. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
sekumpulan anggota masyarakat. Merumuskan sebagai semua hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa kebudayaan berarti buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,
yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan

4
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai. Jadi, kebudayaan mencakup semuanya yang
di dapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir,
merasakan dan bertindak. Seorang yang meneliti kebudayaan tertentu akan
sangat tertarik objek-objek kebudayaan seperti rumah, sandang, jembatan,
alat-alat komunikasi dan sebagainya.
 Pengertian Karakter
Karakter merupakan unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya
membentuk karakter psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai
dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang
berbeda- beda.Berbagai definisi istila atau term dari karakter itu sendiri para
tokoh dan ulama telah menjelaskannya, diantaranya adalah sebagai berikut:
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark"
(menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang
berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang
berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku jujur, suka menolong
dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat
kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut
orang yang berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai
dengan kaidah moral.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak. Adapun yang dimaksud berkarakteradalah
berkepribadian, beperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Sebagian
menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral dan
mental, sementara yang lainya menyebutkan karakter sebagai penilaian
subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau

5
membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual
seseorang. Coon mendefinisikan karakter sebagai suatu penilain subjektif
terhadap kepribadiaan seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadiaan
yang dapat atau tidak dapat di terima oleh masyarakat. Karakter berarti tabiat
atau kepribadian. Karakter merupakan keseluruhan disposisi kodrati dan
disposisi yang telah di kuasai secara stabil yang mendefinisikan seseorang
individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya
tipikal dalam cara berpikir dan bertindak.
Dalam tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter, Prof. Suyanto,
Ph.D. menjelaskan bahwa "karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara". Dalam istilah psikologi,
yang disebut karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas satu sifat
atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri
untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Sedangkan didalam terminologi
islam, karakter disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlaq) akhlak
yaitu kondisi batiniyah dalam dan lahiriah (luar) manusia. Kataakhlak berasal
dari kata khalaqa (yang berarti perangai, tabiat, adat istiadat.
Menurut pendekatan etimologi kata akhlaq berasal dari basaha arab
yang bentuk mufradnya adalahkhuluqun yang menurut logat diartikan budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat
hubungannya dengan khaliq (yang artinya pencipta, dan makhluk yang artinya
yang diciptakan.
Menurut ar-Raghib kosa kata al-khuluq atau al- khalq mengandung
pengertian yang sama mengandung pengertian yang sama , seperti halnya
kosa kata asy-syurbdan asy-syarab. Hanya saja kata al- khalq dikhususkan
untuk kondisi dan sosok yang dapat dilihat sedangkan al khuluq dikhususka
untuk sifat dan karakter yang tidak dapat dilihat oleh mata.

6
Menurut Muhammad bin Ali asy-Syarif al-Jurjani, Akhlak adalah
istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri yang darinya keluar
perbuatan- perbuatan dengan mudah, ringan, tanpa perlu berfikir dan
merenung. Akhlak dalah sifat manusia dalam bergaul dengan sesamanya ada
yang terpuji, ada yang tercela. Alghazali menerangkan bahwa khuluq adalah
suatu kondisi dalam jiwa yang suci dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktifitas
yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikirann dan pertimbangan
terlebih dahulu.
Dengan demikian khuluk mencakup kondisi lahir dan batin manusia,
baik teraktualisasi atau tidak semuanya masuk dalam kategori karakter.
Berdasarkan uraian diatas maka khuluqmemiliki makna ekuivalen dengan
karaktrer

B. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Budaya


Menurut Pratama (2011), adapun tujuan pendidikan karakter melalui
pendidikan di sekolah adalah:
1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

7
Sedangkan menurut Halomoan (2012), secara umum fungsi
pendidikan karakter bangsa adalah meningkatkan kualitas prilaku, akhlak,
budi pekerti dari setiap anak bangsa dalam menjalani kehidupan sebagai
anggota masyarakat. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Fungsi
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah memiliki
sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih
bermartabat; dan
3) Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat.

C. Nilai-nilai Yang Dikembagkan Dalam Pendidikan Budaya Dan Karakter


Bangsa
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan
nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan
prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal
oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi
untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi
nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa
yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter
baru bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan
inti dari suatu proses pendidikan. Proses pengembangan nilai-nilai yang
menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang
berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam
kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,

8
antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan
jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan
pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya
adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat
terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan
penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan
dirinya dan bangsanya di masa kini.
Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan,
wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya
hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem sosial
yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan,
pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa
Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi,
dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan kurikulum berupa
pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang demikian, nilai dan
karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan
memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan
bahkan umat manusia.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan
nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter
bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah
nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya
adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau
ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan
dalam tujuan pendidikan nasional.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.
1) Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari

9
pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas
dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama.
2) Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD
1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi
nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter
bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan,
kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya
sebagai warga negara.
3) Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa.
4) Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus
dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai
satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan
nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki
warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional
adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa.

10
Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai
untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
1. Religius
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
2. Jujur dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
3. Toleransi suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
4. Disiplin
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
5. Kerja Keras dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
6. Kreatif
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
7. Mandiri
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
8. Demokratis
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
9. Rasa Ingin Tahu mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

11
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
11. Cinta Tanah Air
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
12. Menghargai Prestasi
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
Bersahabat/Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
14. Cinta Damai orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
15. Gemar Membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
16. Peduli Lingkungan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
17. Peduli Sosial
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
18. Tanggungjawab
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

12
D. Prinsip Dan Pendekatan Dari Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa
Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana yang dinyatakan dalam naskah Konsep dan Strategi
Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di SMA, pendidikan
budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui integrasi pada mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya sekolah. Pendidikan budaya dan karakter
bangsa pada intinya bertujuan mengembangkan karakter setiap individu agar
mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila; mengembangkan potensi
dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; memperkuat
dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; dan meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran, serta jasmani agar dapat memajukan kehidupan yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya (Hartono: 2012).
Menurut Donie (2007: 25), pendidikan karakter terdiri dari beberapa
unsur, diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman pada peserta didik
tentang struktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan
Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya adalah ciri khas yang dimiliki oleh
suatu benda atau individu. Cirikhas tersebut adalah asli dan mengakar pada
kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang
mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
sesuatu Kertajaya, dalam (Nency, 2013: 27).
Kemendiknas (2011), telah diidentifikasi 18 nilai karakter yang perlu
ditanamkan kepada peserta didik yang bersumber dari Agama, Pancasila,
Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Kedelapan belas nilai tersebut
adalah:
1) religius,
2) jujur,
3) toleransi,
4) disiplin,

13
5) kerja keras,
6) kreatif,
7) mandiri,
8) demokratis,
9) rasa ingin tahu,
10) semangat kebangsaan,
11) cinta tanah air,
12) menghargai prestasi,
13) bersahabat/komunikatif,
14) cinta damai,
15) gemar membaca,
16) peduli lingkungan,
17) peduli sosial,
18) tanggung jawab.
Meskipun telah dirumuskan ada 18 nilai pembentuk karakter bangsa,
disetiap satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya.
Pemilihan nilai-nilai tersebut berpijak dari kepentingan dan kondisi satuan
pendidikan masing-masing. Hal ini dilakukan melalui analisis konteks,
sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai
karakter yang dikembangkan.
Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat
dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan
Kedelapan belas nilai karakter tersebut dideskripsikan oleh Sari (2013) dan
Widiyanto (2013) seperti berikut.
1) Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain.
2) Jujur: upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

14
3) Toleransi: menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin: perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5) Kerja Keras: upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6) Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain.
8) Demokratis: cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10) Semangat Kebangsaan: menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta Tanah Air: cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bangsa.
12) Menghargai Prestasi: mendorong dirinya menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, menghormati keberhasilan
orang lain.
13) Bersahabat/Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14) Cinta Damai: sikap perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15) Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

15
16) Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17) Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18) Tanggungjawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa Pendidikan karakter adalah pendidikan
sepanjang hayat, sebagai proses kearah manusia yang sempurna.
Oleh karena itu, pendidikan karakter memerlukan keteladanan dan
sentuhan mulai sejak dini sampai dewasa. Periode yang paling sensitif dan
menentukan adalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi tanggungjawab
orang tua (Kartadinata, 2009). Di sisi lain disebutkan bahwa pendidikan
karakter harus menjadi bagian terpadu dari pendidikan alih generasi.
Pendidikan adalah persoalan kemanusiaan yang harus didekati dari
perkembangan manusia itu sendiri (Kartadinata, 2009).
Menurut Marzuki (2013), pendidikan karakter mengandung tiga unsur
pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan
(loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan
Karakter tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah
kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham,
mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Jadi, pendidikan karakter
membawa misi yang sama dengan Pendidikan Akhlak atau pendidikan moral.
Kesimpulan Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha
yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Pendidikan
karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing

16
the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan
(doing the good).
Pendidikan Karakter tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan
mana yang salah kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta
didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Jadi,
pendidikan karakter membawa misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau
pendidikan moral. Nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik
yang bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan
Nasional. Kedelapan belas nilai tersebut adalah:
1) religius,
2) jujur,
3) toleransi,
4) disiplin,
5) kerja keras,
6) kreatif,
7) mandiri,
8) demokratis,
9) rasa ingin tahu,
10) semangat kebangsaan,
11) cinta tanah air,
12) menghargai prestasi,
13) bersahabat/komunikatif,
14) cinta damai,
15) gemar membaca,
16) peduli lingkungan,
17) peduli sosial,
18) tanggungjawab Saran dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

17
a) Dalam proses pembelajaran di kelas guru sebaiknya selalu
menanamkan karater siswa yang terintegrasi dalam mata
pelajaran
b) Memberikan keteledananan karakter kepada siswa melalui
sikap guru
c) Dalam proses pembelajaran di kelas guru menilai siswa tidak
hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga menilai afektif dan
psikomotornya.

E. Perencanaan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa


Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara
bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam
kurikulum melalui halhal berikut

1. Program pengembangan diri : dalam program pengembangan diri,


perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa
dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari
sekolah, yaitu melalui hal-hal berikut.
a) Kegiatan rutin sekolah Kegiatan rutin merupakan kegiatan
yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Contoh kegiatan tersebut adalah upacara
pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan
(kuku, telinga, rambut dan lain-lain) setiap hari Senin,
beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi
yang beragama islam), berdoa waktu mulai dan selesai
pelajaran, mengucap salam kita bertemu guru, tenaga
kependidikan atau teman
b) Kegiatan spontan Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang
dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan tersebut

18
dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan
yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari
peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila
guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik
maka pada saat tersebut juga harus melakukan koreksi
sehingga peserta didik melakukan tindakan yang tidak baik itu.
Contoh kegiatan ini: membuang sampah tidak pada
tempatnyaberteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain,
berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian
tidak senonoh.
c) Keteladanan Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan
tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh
terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika
guru dan tenaga kpendidikan yang lain menghendaki agar
peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga
kependidikan yang lain adalah orang yang perta dan utama
memberikan contoh perilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-
nilai tersebut. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada
waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur dan menjaga kebersihan
d) Pengkondisian Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan
budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan
sebagai pendukung kegiatan tersebut. Sekolah harus
mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih,
bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan,
sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

19
2. Pengintegrasian dalam mata pelajaran Pengembangan nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan dalam setiap
pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilainilai tersebut
dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu
dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
a) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup
didalamnya;
b) Menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara SK
dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang
akan dikembangkan;
c) Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam 1 itu
di dalam silabus;
d) .Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke
dalam RPP;
e) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan
melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku
yang sesuai; dan
f) Memberikan bantuan kepada peserta didik , baik yang mengalami
kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk
menunjukkannya dalam perilaku.
3. Budaya Sekolah Budaya Sekolah
cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan,
hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler,
proses mengambil keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial
antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan
sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamnya, guru
dengan guru, kondelor dengan sesamanya, pegawai administrasi

20
dengan sesamnya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamnya dan antar anggota kelompok
masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antarkelompok
terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang
berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, kermahan,
toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian
lingkungan, rasa kebangsaan dan tanggung jawab merupakan nilai-
nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah

21
BAB III
PRNUTUP

A. Kesimpulan
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pengertian pendidikan budaya dan karakter
bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,
sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan
memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat
membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata
hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui
mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas
dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur,
disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya, perlu dimulai
dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di
masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya
dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.

B. Saran
Diperlukan keseriusan oleh berbagai elemen untuk mendukung tercapainya
pendidikan multikultural bagi peserta didik. Kami menyarankan agar dilakukan
pengawasan dan pelatihan bagi tenaga pendidik,yang dalam hal ini adalah guru, agar
dapat tercapainya tujuan dan terpenuhinya peran guru dalam hal pendidikan multikultral.

22
DAFTAR PUSTAKA

Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2012,Cet.2)

Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi.
com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 9 april 2017

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem
Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi ke-3 (Jakarta:
Balai Pustaka, 2000)

Giri, I. M. A. (2020). Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sebagai Solusi Degradasi


Bangsa. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, 4(1), 59-66.

Almiati, R. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA


MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN, DAN BUDAYA
SEKOLAH.

Hakim, D. (2014). Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah. Religi: Jurnal Studi Islam, 5(2), 145-168.

Hartono. 2012. Pengertian Pendidikan, Kartadinata, S. 2009. Mencari Bentuk Pendidikan


Karakter Bangsa. Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.

psikologi_pend_dan_bimbingan/1950 03211974121sunarya_kartadinata/m
encari_bentuk_pendidikan_karakter _bangsa.pdf. Akses: 29 Agustus 2013; 07:18 AM.
Kemendiknas. 2010.,

Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Puskur Kemendiknas Kemendiknas. 2011.

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat


Kurikulum dan Perbukuan. Jakarta

23
Suyatno. 2010. Peran Pendidikan Sebagai Modal Utama Membangun Karakter Bangsa. Makalah
disampaikan pada Saresehan Nasional „Pembangunan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa ‟. Kopertis Wilayah III: Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai