Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BERKEMBANGNYA PERMASALAHAN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

PITRIYA (2310745004)
SHERLY ANDRIANI (2310715004)
RISNA DWITA (2310744009)
FITRI ANISA (2310721002)
TRI NANDA WAHYUDI (2310715004)

Dosen Pengampu : Maria Para Siska, M.pd

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga
penyusunan makalah ini terselesaikan dengan lancar. Adapun pembahasan didalam makalah ini
membahas tentang Konsep Hakikat Pendidikan Menurut Alquran Dan Para Ahli.

Penulis akan berupaya untuk mengupas tentang bagaimana cara penulisan yang benar pada
makalah dengan rujukan dari berbagai buku dan para ahli. Semoga makalah ini memperluas wawasan
kita tentang hakikat Pendidikan Menurut Alquran Dan Para Ahli. Akhirnya, tidak ada gading yang tak
retak. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat berharga untuk perbaikan makalah ini.

Lubuk Alung, 13 Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii

BAB I..............................................................................................................................................… 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................…. 1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................…..1

C. Tujuan ...............................................................................................................................…1

BAB II.................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 2

A. Perkembangan Nilai Budaya dan

Seni……..……………..……………………………………………………………………………………………………2

B. Laju Pertumbuhan

Penduduk………………………………………………………………………………………………………………….3

C. Aspirasi masyarakat…………………………………………………………………………………………………..4

D. Keterbelakangan Budaya dan Sarana ………………………………………………………………………..4

BAB III…………………………………………………………………………………………………………………………………………..5

PENUTUPAN…………………………………………………………………………………………………………………………………5

a. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………5

b. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………….5

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks, karena sifat
sasarannya yaitu manusia. Pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang juga mengundang
banyak pertanyaan padahal pemahaman hari depan sangat penting karena menjadi acuan untuk
masa depan. Oleh karena itu masalah dalam pendidikan yang bersifat pokok yang dapat
disajikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek
pendidikan. Dengan dikemukakannya masalah-maslah pokok pendidikan di Indonesia, faktor-
faktor juga akan mempeengaruhi perkembangannya.

Seperti permasalahan pendidilan dan upaya penanggulangannya diharapkan para


pendidik memahami lebih baik masalah pendidikan yang dihadapi, merumuskannya serta
mencari cara pemecehannya. Masyarakat luas perlu diberikan informasi yang sifatnya
memperjelas tentang makna pendidikan dasar. Permasalahan pokok pendidikan yang telah
dibicarakan pada bagian terdahulu dan merupakan masalah yang terjadi dalam bidang
pendidikan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa faktor perkembangan nilai budaya dan seni ?


2. Apa faktor laju pertumbuhan penduduk ?
3. Apa faktor aspirasi masyarakat ?
4. Apa faktor keterbelakangan budaya dan sarana ?

C. Tujuan

1. Mengetahui faktor perkembangan nilai budaya dan seni


2. Mengetahui faktor laju pertumbuhan penduduk
3. Mengetahui faktor aspirasi masyarakat
4. Mengetahui faktor keterbelakangan budaya dan sarana.
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Nilai Budaya dan Seni

a. Nilai Budaya
Perkembangan nilai budaya dalam pendidikan merupakan hal yang penting
untuk memperkuat identitas dan karakter bangsa. Pendidikan memiliki peran yang
signifikan dalam mengajarkan dan memperkuat nilai-nilai budaya kepada generasi
muda. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan mengenai perkembangan nilai
budaya dalam pendidikan:

1. Pendidikan karakter: Pendidikan karakter merupakan pendekatan dalam pendidikan


yang bertujuan untuk membentuk karakter yang baik dan berintegritas pada peserta
didik. Pendidikan karakter mencakup nilai-nilai budaya, seperti kejujuran, disiplin,
kerja keras, toleransi, dan semangat kebangsaan. Melalui pendidikan karakter, nilai-
nilai budaya dapat ditanamkan dan diperkuat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

2. Pengembangan budaya sekolah: Sekolah dapat berperan dalam mengembangkan


budaya sekolah yang mencerminkan nilai-nilai budaya lokal dan nasional. Hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, perayaan hari-hari besar kebudayaan, dan
kolaborasi dengan komunitas di luar lingkungan pendidikan. Pengembangan budaya
sekolah dapat membantu peserta didik memahami dan menghargai nilai-nilai budaya
yang ada.

3. Pemanfaatan teknologi dan media: Teknologi dan media dapat dimanfaatkan dalam
pendidikan untuk memperkuat nilai budaya. Misalnya, penggunaan teknologi internet
untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila di era digital. Melalui pendekatan budaya
populer seperti musik, film, dan olahraga, nilai-nilai budaya dapat disampaikan dan
dipahami oleh generasi muda.

4. Pembelajaran berbasis budaya: Pembelajaran berbasis budaya adalah pendekatan


dalam pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, konteks budaya dan kearifan
lokal diintegrasikan dalam materi pembelajaran. Hal ini membantu peserta didik untuk
memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakatnya.

5. Pembudayaan nilai melalui lembaga pendidikan: Lembaga pendidikan memiliki


peran penting dalam membudayakan nilai-nilai budaya kepada peserta didik. Melalui
proses pendidikan, lembaga pendidikan dapat membentuk habitus atau pola pikir yang
mencerminkan nilai-nilai budaya. Pembudayaan nilai dilakukan melalui proses
pembelajaran, pengalaman, dan interaksi sosial di lingkungan pendidikan.

Dalam keseluruhan, perkembangan nilai budaya dalam pendidikan melibatkan


pendidikan karakter, pengembangan budaya sekolah, pemanfaatan teknologi dan media,
pembelajaran berbasis budaya, dan pembudayaan nilai melalui lembaga pendidikan.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pendidikan, generasi muda dapat
memperkuat identitas budaya dan karakter bangsa.

b. IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmupengetahuan
dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu,
misalnya sering suatu teknologi baru yang dugunakan dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan
mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan
varu, sistem pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut
minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan
mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan , otomatis juga sarana penunjangnya
seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua tersebut tentu membawa masalah
dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.

c. Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan
hisup manusia. Malalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi
(mencipt) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam
menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.

Aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar dalam membetuk


manusia Indonesia seutuhnya. Secara khusus kesenian dapat mengembangkan domain
dari peserta didik. Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan semakin
mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.

B. Laju Pertumbuhan Penduduk

Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:

a. Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran pertambahan


penduduk adalah sebagai berikut:

Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan
terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil. Sebabnya
karena tingkat kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar 4.5 % dari turunnya
tinggi kelahiran, yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan
berubahnya susunan umur penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk,
maka penyedian prasarana dan sarana pendidikan serta komponen penunjang
terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan
nasional menjadi bertambah. Dan juga terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas
pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding
dengan permintaan akan fasilitas sekloah dasar. Sebagai akibat lanjutan,
permintaan untuk lanjut ke perguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk
penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan
nonformal.

b. Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah
yang dapat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang padat penduduk,
terutama dikota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu didaerah
pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi dipegunungan dan pulau-
pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam
hal penyediaan dan penempatan guru. Disamping sebaran penduduk seperti
digambarkan itu dengan pols yang static (di kota padat, di desa jarang) juga perlu
diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi)
yang terusw menerus terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan
labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola
yang labil ini juga merusak pola pasaran kerja yang seharunya menjadi acuan
dalam pengadaan acuan dalam pengadaan tenaga kerja.

Laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan berkembangnya


masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan. Dengan pertumbuhan
penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar. Jika daya
tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau
tidak sekolah.

C. Asprirasi Masyarakat

Dalam dua warsa terakhir ini, aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat,
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan
dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga social.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong
anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih
baik daripada orang tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul dari perubahan social tersebut?
Gejala yang timbul ialah membanjinya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi
meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal mulia bermunculan beraneka
ragam penidikan nonformal.

Kecenderungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun.


Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan
yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka. Peningkatan aspirasi
masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak- anak akan menyerbu dan
membanjiri sekolah. Kondisi seperti ini akan menimbulkan berbagai masalah seperti sistem
seleksi siswa, rasio guru-siswa.
D. Keterbelakangan Budaya dan Sarana

Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok


masyarkat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya, kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari
kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman.
Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat
luar bukan harus menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaia n kebudayaan tersebut
dengan tuntutan zaman. Dan bukankah pendidikan mempunyaimisi sebagai transformasi
budaya (dalam hal ini adalah kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang
tangguh adalah yang bertumpu pada initnya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika
system pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti
melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.

Masyarakat kita umumnya berada di daerah terpencil yang ekonominya lemah dan
kurang sarana dan prasarana yang baik karena kurang terdidik dan mengalami
keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini akan menimbulkan
permasalahan antara lain bagaimana cara menyadarkan mereka dari keterbelakangan nya,
bagaimana cara menyediakan sara kehidupan dengan lebih baik.
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia
1. Perkembangan Iptek dan Seni
Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir
mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari
ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.
2. Perkembangan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan
berkembangnya masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan.
3. Aspirasi masyarakat
Kecenderungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka.
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
Masyarakat kita umumnya berada di daerah terpencil yang ekonominya
lemah dan kurang sarana dan prasarana yang baik karena kurang terdidik
dan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
B. Saran
Bahwasannya pendidikan di usia dini itu sangatlah penting dari berbagai masalah
pendidikan yang ada di Indonesia. Kita sebagai masyarakat harus ikut menanggulangi
adanya masalah-masalah pendidikan tersebut. Jadi pihak siapapun terutama
masyarakat Indonesia mengantisipasi yaiti bagaimana semua warga negara dapat
menikmato kesempatan pendidikan serta bagaimana cara menanggulangi sarana dan
prasarana pendidikan yang tidak efisien yang berakibat kurang matangnya perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Diten Dikti, Depdikbud. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Depdikbud
Henry, Levin. M. 1983. Cost Effectiveness A Primer London. Sage Publications
Sjafei, Mohammad.1979. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: yayasan Proklamasi CSIS
Santoso, Slamet Imam. 1980. Laporan Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional.
Jakarta:Depdikbud
Syafril, Zelhendri Zen, dkk. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana

Anda mungkin juga menyukai