Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN DI


INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok II :

Priscilla Alifiah K. Syakur 03082211032


Desty Wahyuni Sibage 03082211023
Rohani Kaba 03082211036
Kusma Wati Mujain 03082211041

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FKIP
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Landasan Dan
Asas-Asas Pendidikan Di Indonesia.

Tak lupa pula terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Fitriana Eka Chandra.,S.Pd, M.Pd
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan-nya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga tugas makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca.

Ternate, 19 September 2022

Penyusun :

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.I Latar Belakang Masalah ……………………………………………1
1.II Rumusan Masalah …………………………………………………..1
1.III Tujuan ………………………………………………………………2

BAB II. ISI


2.I Landasan Pendidikan ………………………………………………3
2.II Asas-Asas dan Pokok Pendidikan ……………………………….....8
2.III Penerapan Asas-Asas Pendidikan …………………………………..9

BAB III. Penutup


3.I Kesimpulan …………………………………………………………11
3.II Saran ………………………………………………………………..11
3.III Daftar Pustaka ……………………………………………………...12
BAB I

Pendahuluan
                                                                                                             
1.I              Latar Belakang Masalah

          Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus
komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta
menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga raawan terhadap
timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing,
penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa.
Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke
modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang
memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan
keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam
suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini
sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang
bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar
sepanjang hayat (Lige Long Learning). Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik
selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan untuk mnjemput masa depan.

          Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan,
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut
adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.

1.II Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan?


b. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?
c. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
d. Apa sajakah asas-asas pokok pendidikan?
1.III. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.


b. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
d. Untuk mengetahui asas-asas pokok pendidikan.
BAB II
ISI

Landasan dan Asas-Asas Pendidikan Di Indonesia


Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat
penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
menjemput masa depan.
Bab II ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta
beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut
adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.

2.I.    LANDASAN PENDIDIKAN

A. Landasan Pendidikan
1.   Pengertian Landasan Pendidikan
Landasan Pendidikan bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme
a.     Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial.
b.     Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan
(perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c.     Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
d.     Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
e. Eksistensialis
Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah
eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya
tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan
menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
2.   Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

B. Landasan Sosiologis
1.   Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi 
pendidikan meliputi empat bidang:
a.     Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b.     hubunan kemanusiaan.
c.     Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d.     Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
2.   Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-
an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan
Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan
P4 nonpenataran)

C.     Landasan Kultural


1.   Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi
kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

2.   Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional


Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini
harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
D.     Landasan Psikologis
1.   Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan
salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik,
sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam
menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta
tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
2.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

E.     Landasan Ilmiah dan Teknologis


1.   Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat
perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya
berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
2.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek.
Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.

F. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara
itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah
disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan
yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau
titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.

1.      Pendidikan menurut Undang-Undang 1945


Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal –
pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal,
yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu
menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi :
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur dengan Undang – Undang.

2.      Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional


Tidak semua pasal akan dibahas dalam makalah ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal
penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk
mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi
sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional
yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 45. Undang – undang ini
mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada pancasila
dan Undang – Undang dasar 1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini
berarti teori – teori pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia,
tidak boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7
berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan adalah
setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sedang yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang
mengatakan tenaga kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laporan, dan
teknisi sumber belajar.”

G. Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang
dapat didasari oleh konsep – konsep tertentu. Sejarah pendidikan di Indonesia. Pendidikan di
Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di
Indonesia juga cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan
dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan
pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga
tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka
membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk
mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh
pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM
MKDK, 1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School
di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik
anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tokoh
pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke dalam empat
keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau
perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan
asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu. Tokoh ketiga adalah Ahmad
Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang
kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini
sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti
berikut (TIM MKDK, 1990). Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan
orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi
masyarakat serta Negara. 
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
         Perubahan cara berfikir
         Kemasyarakatan
         Aktivitas
         Kreativitas
         Optimisme

H. Landasan Sosial Budaya


Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antarmasyarakat, dan individu secara
alami, artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan.Sama halnya dengan sosial, aspek
budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada
pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya,
cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk
yang dikerjakan juga budaya. Sosiologi dan Pendidikan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Proses sosial
dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi
dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut :
  Imitasi
  Sugesti
  Identifikasi
  Simpati
Kebudayaan dan Pendidikan Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan,
1989) Hassan (1983) misalnya mengatakan kebudayaan berisi :
(1) norma-norma
(2) folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi
(3) mores

Sementara itu Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut :
1. Gagasan
 2. Ideologi
3. Norma
4. Teknologi
5. Benda

Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :


1. Kesenian
2. Ilmu
3. Kepandaian

Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :


1. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia
2. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur     dan
sebagainya
3. Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek daripada
kedua macam kebudayaan terdahulu.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial danpola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.

2.II    ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik
pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat
beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Diantara  asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat,
dan Asas Kemandirian dalam belajar.
A.     Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung
Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
         Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
         Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
         Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

B.     Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan
diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
         Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
         Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
C.     Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan
bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai
fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

2.III. PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN


Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada dua asas-asas utama yang
menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni:
1.      Asas Belajar Sepanjang Hayat
2.      Asas Tut Wuri Handayani
3.      Asas Kemandirian dalam Belaja
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut
akan dibicarakan:
         Keadaan yang ditemui sekarang
         Permasalahan yang ada
         Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan.

  Keadaan yang Ditemui Sekarang


 Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang:
1.      Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti
dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai
jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi
2.      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua
jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada
gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru
dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
3.      Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu
memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui
pendidikan
4.      Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana
pendidikan jasmani
5.      Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:
a.       meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar
b.      menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
6.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan,
kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur
7.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan
olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga
8.      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu
pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental. 

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan
cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yakni :
1.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya
di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
2.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar
dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3.      Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4.      Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk
memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh
menjadi manusia yang mandiri
5.      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan
ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang
memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).
BAB III
PENUTUP

3.I  Kesimpulan‫ا‬
  Landasan Pendidikan
a. Landasan Filososfis
b. Landasan Sosiolagis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis

  Pengertian Asas – Asas Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik
pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

  Asas Pokok Pendidikan


1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
DAFTAR PUSTAKA

Hartoto.2008. landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line].


http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-
penerapannya.[07 Oktober 2010]

Anda mungkin juga menyukai