Alhamdulillah, puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Landasan Dan
Asas-Asas Pendidikan Di Indonesia.
Tak lupa pula terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Fitriana Eka Chandra.,S.Pd, M.Pd
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan-nya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga tugas makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca.
Penyusun :
Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.I Latar Belakang Masalah ……………………………………………1
1.II Rumusan Masalah …………………………………………………..1
1.III Tujuan ………………………………………………………………2
Pendahuluan
1.I Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus
komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta
menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga raawan terhadap
timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing,
penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa.
Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke
modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang
memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan
keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam
suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini
sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang
bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar
sepanjang hayat (Lige Long Learning). Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik
selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan,
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut
adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.
A. Landasan Pendidikan
1. Pengertian Landasan Pendidikan
Landasan Pendidikan bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme
a. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial.
b. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan
(perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
d. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
e. Eksistensialis
Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah
eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya
tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan
menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
2. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
B. Landasan Sosiologis
1. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi
pendidikan meliputi empat bidang:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b. hubunan kemanusiaan.
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
2. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-
an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan
Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan
P4 nonpenataran)
F. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara
itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah
disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan
yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau
titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
G. Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang
dapat didasari oleh konsep – konsep tertentu. Sejarah pendidikan di Indonesia. Pendidikan di
Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di
Indonesia juga cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan
dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan
pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga
tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka
membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk
mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh
pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM
MKDK, 1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School
di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik
anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tokoh
pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke dalam empat
keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau
perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan
asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu. Tokoh ketiga adalah Ahmad
Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang
kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini
sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti
berikut (TIM MKDK, 1990). Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan
orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi
masyarakat serta Negara.
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
Perubahan cara berfikir
Kemasyarakatan
Aktivitas
Kreativitas
Optimisme
Sementara itu Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut :
1. Gagasan
2. Ideologi
3. Norma
4. Teknologi
5. Benda
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan
cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yakni :
1. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya
di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
2. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar
dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4. Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk
memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh
menjadi manusia yang mandiri
5. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan
ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang
memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).
BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulanا
Landasan Pendidikan
a. Landasan Filososfis
b. Landasan Sosiolagis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis