Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“LANDASAN SOSIOLOGI PENDIDKAN INDONESIA


DAN RINGKASAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN INDONESIA”

Disusun Oleh :

Nama : INDAH SEPTIANA FITRI


Nim : 06111382328066
Mk : PENGANTAR PENDIDIKAN
Dosen Pengampuh : DR. SARDIANTO MARKOS SIAHAAN, M.SI., M.PD.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini,dengan rahmat dan karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Filosofis Pendidikan
Indonesia dan uzbekistan” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Filosofis Pendidikan Indonesia dan uzbekistan bagi para pembaca dan penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari bapak DR. SARDIANTO MARKOS
SIAHAAN, M.SI., M.PD. karya ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi
pembaca serta bagi penulis sendiri. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat
diselasaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika masalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari
makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................5
C. Tujuan ..................................................................................................................................5
D. Manfaat............................................................................................................................5
PEMBAHASAN
A. pengertian, jenis, dan fungsi landasan pendidikan………………..............................6
B. sejarah dan teori-teori sosiologi.............................................................................................7
C. landasan sosiologis pendidikan..............................................................................................8
D. Permasalahan pendidikan di indonesia ……..............................................................9
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................14
B. Saran ..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Pendidikan secara
fundamental merupakan
wujud integrasi antara
nilai-nilai
C. intelektual dan
emosional dalam diri
manusia. Integrasi
tersebut menjadi dasar
D. pembentukan pilar
kepribadian manusia
sehingga mendapatkan
kehidupan yang ideal.
E. Kehidupan manusia
akan terus berubah sesuai
4
zamannya dan
pendidikan akan
mengikuti
F. perubahan zaman
tersebut. Tentunya
perubahan zaman yang
meliputi kehidupan
manusia
G. bisa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti
faktor budaya, faktor
alam, konflik
H. masyarakat, dan
lainnya.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu.
Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi,
agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan

5
kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur
sosial budaya.
Kajian sosiologi tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan, baik
sekolah maupun pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi
maka pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial
pertama bagi setiap manusia. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga
sekolah yang dengan sengaja di bentuk oleh masyarakat.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi
banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi.
Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan
akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup,
berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan
mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan
dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak yang berlandaskan sosiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian, jenis, dan fungsi landasan pendidikan?
2. Bagaimakah sejarah dan teori-teori sosiologi?
3. Apakah pengertian landasan sosiologis pendidikan?
4. Bagaimanakah Permasalahan pendidikan di indonesia?

I. Adapun permasalahan
yang akan dikaji dalam
makalah ini dapat
dirumuskan
J. sebagai berikut:

6
K. 1. Apa pengertian dan
karakteristik landasan
filosofis pendidikan?
L. 2. Bagaimanakah
konsep landasan
pendidikan menurut
berbagai aliran filsafat
dan
M. implikasinya terhadap
pendidikan?
N. 3. Bagaimanakah
landasan filosofis
pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Apakah pengertian landasan sosiologis pendidikan
2. Memaparkan sejarah dan teori-teori sosiologi
3. Menjelaskan pengertian landasan sosiologis pendidikan
4. Menjelaskan Permasalahan pendidikan di indonesia

7
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Landasan Pendidikan


Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan).
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari
sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut
studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek
pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat
berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan). Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber perolehannya
landasan pendidikan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a) Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
b) Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
c) Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara
lain: landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan
antropologis pendidikan, landasan historis pendidikan.

8
d) Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Secara umum fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

B. Sejarah dan Teori-Teori Sosiologi


Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, secara sadar maupun tidak,
sesungguhnya ia telah belajar dan berkenalan dengan hubungan-hubungan sosial yaitu
hubungan antara manusia dalam masyarakat. Hubungan sosial dimulai dari hubungan
antara anak dengan orang tua kemudian meluas hingga lingkungan sekitar yaitu
tetangga.Dalam hubungan sosial tersebut terjadilah proses pengenalan dan proses
pengenalan tersebut mencakup berbagai budaya, nilai, norma dan tanggung jawab
manusia, sehingga dapat tercipta corak kehidupan masyarakat yang berbeda-beda
dengan masalah yang berbeda pula.
Kenyataan sosial menunjukkan suatu perubahan yang terjadi begitu cepat
dalam masyarakat. Perubahan sosial yang cepat tersebut terjadi di abad ke-19, sebagai
akibat revolusi industri di Inggris. Akibat perubahan tersebut menurut Mc Kee,
menyebabkan terjadinya apa yang dinamakian keterkejutan intelektual kelompok
pandai yang salah satu diantaranya adalah para sosiolog. Lester F. Ward dapat
dikatakan sebagai pencetus gagasan timbulnya studi baru tentang Sosiologi
Pendidikan. Gagasan tersebut muncul dengan idenya tentang evolusi sosial yang
realistik dan memimpin perencanaan kehidupan pemerintah-an (Vembriarto, 1993).
John Dewey (1859-1952) secara formal dikenal sebagai tokoh pertama yang melihat
hubungan antara pendidikan struktur masyarakat dari bentuk semulangan yang masih
bersahaja.
Payne (1928) menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan merupakan sebuah
ilmu pengetahuan yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
institusi, kelompok sosial, dan proses sosial yang merupakan hubungan sosial di
dalamnya individu memperoleh pengalaman yang terorganisasi.
Sosiologi Pendidikan di dalam menjalankan fungsinya untuk menelaah
berbagai macam hubungan antara pendidikan dengan masyarakat, harus
memperhatikan sejumlah konsep-konsep umum. Sosiologi pendidikan merupakan
suatu disiplin ilmu yang masih muda dan belum banyak berkembang. Atas dasar
tersebut dikalangan para ahli Sosiologi Pendidikan timbul beberapa kecendrungan
yang berbeda yaitu:
a) Golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan pendidikan daripada sosiologinya.
b) Golongan Applied Educational (Sociology) terutama terdiri atas ahli-ahli sosiologi
yang memberikan dasar pengertian sosial kultural untuk pendidikan.
c) Golongan yang terutama menitikberatkan pandangan teoritik.
Lester Frank Ward, adalah pencetus pertama kali lahirnya Educational Sociology
sebagai cabang ilmu yang baru dalam sosiologi pada awal abad ke-20. Fokus kajian
Educational Sociology adalah penggunaan pendidikan sebagai alat untuk
memecahkan permasalah sosial dan sekaligus memberikan rekomendasi untuk
mendukung perkembangan pendidikan itu sendiri.

9
Di Indonesia, perhatian akan peran pendidikan dalam pengembangan
masyarakat, dimulai sekitar tahun 1900, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Para
pendukung politis etis di Negeri Belanda saat itu melihat adanya keterpurukan
kehidupan orang Indonesia. Mereka mendesak agar pemerintah jajahan melakukan
politik balas budi untuk memerangi ketidakadilan melalui edukasi, irigasi, dan
emigrasi. Meskipun pada mulanya program pendidikan itu amat elitis, namun selanjut
berjalan dengan baik, meluas dan meningkat ke arah yang makin populis sampai
penyelenggaraan wajib belajar dewasa ini. Pelopor pendidikan pada saat itu antara
lain: Van Deventer, R.A.Kartini, dan R..Dewi Sartika.
Teori-teori Sosiologi

1. Teori Struktural Fungsional


Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam
kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999). Ciri utama teori ini
adalah adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur
yang berada diluar diri pengamat.
2. Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi
melalui proses pe-nyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi- kompromi yang berbeda dengan
kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai
unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
3. Teori Fenomenologi
Pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi
pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menghendaki adanya
sejumlah assumsi yang berlainan dengan cara yang digunakan untuk mendekati
perilaku orang dengan maksud menemukan ‘fakta’ atau ‘penyebab’.
4. Teori Interaksi Simbol
Titik tolak pemikiran interaksi simbolik berasumsi bahwa realitas sosial sebagai
proses dan bukan sesuatu yang bersifat statis. Dalam hal ini masyarakat dipandang
sebagai sebuah interaksi simbolik bagi individu-individu yang ada didalamnya

C. Pengertian Landasan Sosiologis Pendidikan


Individu adalah manusia perseorangan sebagai satu kesatuan yang tak dapat
dibagi, unik, dan sebagai subjek otonom. Masyarakat di definisikan Ralph Linton
sebagai “setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”; sedangkan Selo Sumardjan
mendefinisikan masyarakat sebagai “orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan. Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai
“keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.
Dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan dalam struktur sosial tersebut
setiap individu menduduki status dan peranan tertentu. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, setiap indivdu maupun kelompok

10
melakukan interaksi sosial, adapun dalam interaksi sosialnya mereka melakukan
tindakan sosial.
Tindakan sosial yang dilakukan individu hendaknya sesuai dengan status dan
perananya yang mengacu pada sistem nilai dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat, atau secara umum harus sesuai dengan kebudayaan masyarakatnya.
Masyarakat menuntut demikian agar terjadi conformity. Jika tidak demikian halnya,
idividu akan dipandang melakukan penyimpangan tingkah laku terhadap nilai dan
norma masyarakat (deviant behavior). Terhadap individu demikian masyarakat akan
melakukan social controll.
Manusia hakikatnya adalah makhluk bermasyarakat dan berbudaya, dan
masyarakat menuntut setiap individu mampu hidup demikian. Namun karena manusia
tidak secara otomatis mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya, maka masyarakat
melakukan pendidikan atau sosialisi (socialization) dan atau enkulturasi
(enculturation). Dengan demikian diharapkan setiap individu mampu hidup
bermasyarakat dan berbudaya sehingga tidak terjadi penyimpangan tingkah laku
terhadap sistem nilai dan norma masyarakat.
Individu maupun masyarakat sebagai suatu kesatuan individu-indi vidu
mempunyai berbagai kebutuhan. untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut
masyarakat membangun atau mempunyai pranata sosial. Salah satu diantaranya
adalah pranata pendidikan. Pendidikan merupakan pranata sosial yang berfungsi
melaksanakan sosialisasi atau enkulturasi. Terdapat hubungan antara pendidikan
dengan masyarakat dan kebudayaannya. Kebudayaan menentukan arah, isi dan proses
pendidikan (sosialisasi atau enkulturasi). Sedangkan pendidikan memilki fungsi
konservasi dan atau fungsi kreasi (perubahan, inovasi) bagi masyarakat dan
kebudayaannya.
Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi
antara dua individu (pendidik dan peserta didik) bahkan dua generasi yang
memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Pengembangan diri tersebut
dilakukan dalam kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan dapat
berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial
yang pertama bagi setiap manusia. Proses sosialisasi dimulai dari keluarga dimana
anak mulai mengembangkan diri. Dalam keluarga itulah mulai ditanamkan nilai-nilai
dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Nilai-nilai agama, nilai-
nilai moral, budaya dan ketrampilan perlu dikembangkan dalam pendidikan keluarga.

D. Permasalahan pendidikan di indonesia


Permasalahan pendidikan di Indonesia yang sedang di hadapi saat ini adalah
dimulai dari minimnya pemerataan pendidikan, anggaran pendidikan, kualitas
pendidik, dan kurangnya sarana dan prasarana menyebabkan kualitas dan kuantitas
pendidikan di Indonesia semakin rendah. Hal ini menyebabkan Indonesia kalah dalam
bersaing dengan negara-negara lain mengenai bidang pendidikan. Karena bannyaknya

11
permasalahan dalam pendidikan maka akan mengakibatkan terganggunya upaya
dalam memaksimalkan pendidikan.
1. Masalah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Masalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ini merupakan tidak sesuainya
apa yang mereka lakukan dengan apa bidang mereka. Masalah ini sangat banyak
terjadi di Indonesia. Contohnya yaitu tidak sesuai tenaga pendidik mengajar dengan
apa jurusan mereka misalnya seorang guru matematika mengajarkan prakarya.
Pemecahan Masalah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menempatkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada bidang studi
keahliannya masing-masing, agar pengajaran yang diberikannya dapat efektif, dan
Meningkatkan kualitas hidup ekonomi tenaga pendidik karena seperti kita ketahui
jabatan tenaga pendidik terutama guru adalah jabatan yang paling tidak disenangi
didalam masyarakat modern disebabkan karena penghargaan ekonominya relatif
sangat kurang dibandingkan dengan profesi-profesi lainnya.

2. Masalah Kuantitas Pendidikan


Masalah kuantitas merupakan masalah yang menyangkut masalah jumlah baik itu
jumlah murid atau jumlah guru. Misalnya jumlah murid di dearah terpencil pasti
selalu kekurangan hal ini disebabkan jumlah pendudukan di daerah tersebut tidak
sebanyak yang tinggal dikota. Berbicara mengenai kuantitas yang terjadi di indonesia,
maka kita mengharapkan bagaimana pendidikan di indonsia untuk menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara indonesia untuk
memperoleh pendidikan, sebab jika kita melihat indonesia sekarang masih banyak
warga negaraindonesia yang belum tertampung di lembaga pendidikan.

3. Masalah Kualitas Pendidikan


Kualitas merupakan mutu atau tingkat baik atau buruknya sesuatu. Masalah
kualitas pendidikan ini menyangkut rendahnya mutupendidikan di Indonesia yang
salah satu penyebabnya yaitu kualitas mengajar yang kurang baik. Contohnya yaitu
kurangnya seorang pendidik dalam menggali potensi siswanya. Pendidik masih
memaksakan kehendak murid tampa mempertimbangkan kemampuann dan bakat
siswanya. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang nyaman dengan proses
pendidikan. Seharusnya pendidikan memberikan kenyamanan terhadap murid dalam
memperoleh ilmu pengetahuan.
4. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data
BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka
pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%,
Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang
sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat
pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas
1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki
keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri.
Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini
disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan
yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

12
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan .
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
2. Teori-teori yang mendasari berkembangnya sosiologi pendidikan adalah: (1)
Teori Struktural Fungsional, (2) Teori Konflik, (3) Teori Fenomenologi, dan (4) Teori
Interaksi Simbol.
3. Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Perantara landasan sosiologis pendidikan diantaranya, yaitu: (1) Keluarga, (2)
teman sebaya, (3) Budaya Sekolah, (4) Televisi dan Media Digital.
5. Implementasi landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham
integralistrik dan multicultural, sementara di Jepang berasaskan kesamaan hak asasi
dan monocultural homogen, dilain pihak di Amerika berasaskan ideologi dan letak
geografis wilayah.
6. Implementasi landasan sosiologis pendidikan pada pembelajara fisika
cenderung menganut paham konstruktivistik, yaitu dengan memasukkan kearifan
sosial dan budaya lokal dalam proses pembelajaran fisika
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di
bandingkan
dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab
utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih
kurang dioptimalkan. Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas
antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa

B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat

13
dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar
tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Dengan meningkatnya
kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin
baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
segala bidang di dunia internasiona

DAFTAR PUSTAKA

Ma’na, P., Agustang, A.,


Salusu, J., Ikhsan, A., &
Dirawan, G. D. (2015).
Ma’na, P., Agustang, A., Salusu, J., Ikhsan, A., & Dirawan, G. D. (2015)
Decision making strategic value based local wisdom Tongkonan North
Toraja. Man India, 95(3), 633-639.

Upe, A., Salman, D., & Agustang, A. (2019). The effects of the exploitation of
natural resources towards risk society construction in Southeast Sulawesi
Province, Indonesia. Journal of Degraded and Mining Lands
Management, 6(2), 1587

Adam. 2013. Landasan sosiologis pendidikan, (Online),


(http://mazglod.blogspot.com/2013/03/landasan-sosiologi-pendidikan-yang-
ada.htm), diakses 21 Agustus 2015.

Satriadin, S. (2019). Landasan Sosiologis Dalam Pendidikan. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan), 1(2).

Agustang, A., Mutiara, I. A., & Asrifan, A. (2021). Masalah Pendidikan di Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai