HAKIKAT PENDIDIKAN
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Pendidikan yang dibina oleh ibu Ni Luh
Sakinah Nuraini
Oleh :
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
SA.Bratanata.
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun cara
yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya.
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-
anak, tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa.
John Dewey
GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Hakikat pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan ekstensi peserta
didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdemensi local,
nasional dan global. Hakikat pendidikan sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi
dan tujuan dari pendidikan itu sendiri
Tujuan pendidikan :
a. Tujuan akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral, yaitu
invidu yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran dan
kesamaan. Individu yang berkarakter atau bermoral hanya dapat terwujud dengan
cara mengembangkan individu untuk memiliki minat yang luas bercabang-cabang
( many sidedness of interest ) sebagai suatu hasil dari pengetahuan yang luas.
b. Minat, adalah sesuatu kecendrungan batin yang menyebabkan bertahannya
objek pemikiran dalam kesadaran, atau kembalinya objek pemikiran dalam
kesadaran. Minta yang dimiliki seseorang menyebabkan orang itu dapat
memerintahkan dirinya untuk bertindak. Berarti dengan kata lain minat sangat
berpengaruh dalam suatu tujuan pendidikan.
1. Guru
Guru yang diharapkan adalah guru yang bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pembelajaran sehingga guru tidak hanya sibuk memikirkan dan
mengurus kenaikan pangkat, mengurus administrasi pencairan tunjangan
sertifikasi. Guru dapat menyediakan banyak waktu untuk memikirkan peserta didik
dan proses pembelajaran di kelas. Guru profesional yang diimpikan tidak hanya
guru yang pintar mendesain perangkat pembelajaran namun berkompeten
melaksanakan desainnya tersebut di ruang kelas. Desain pembelajaran yang telah
dibuat guru merupakan pertanggung jawaban ilmiah dari profesionalisme seorang
guru.
2. Kurikulum
Kurikulum memang harus sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Artinya, kurikulum pendidikan harus mampu mengakomodasi perkembangan
dunia terkini. Namun kurikulum impian di masa depan adalah kurikulum yang
permanen, tidak sering digonta-ganti, diutak-atik. Disamping itu, kurikulum juga
sebaiknya dirancang untuk pendidikan karakter siswa sehingga dapat menjadikan
generasi penerus bangsa yang tangguh, berkarakter, dan mampu bersaing serta
menjawab tantangan era globalisasi. Sementara, saat ini kurikulum di Indonesia
meskipun telah memasukan unsur pendidikan karakter, tetapi siswa masih dibebani
dengan berbagai macam pelajaran dan pekerjaan rumah sehingga siswa merasa
sekolah adalah suatu beban yang berat yang harus mereka jalani dan mereka
kehilangan masa indah saat kanak-kanak.
3. Sekolah
Sekolah memiliki prinsip pendidikan tanpa diskriminasi dan mendapat
perlakuan sama, sehingga tidak ada perbedaan apakah itu sekolah orang kaya atau
sekolah orang miskin, apakah itu sekolah favorit ataupun sekolah tidak favorit.
Setiap anak bebas masuk ke sekolah mana saja karena semua sekolah adalah sama
serta tidak diberlakukan tes masuk. Setiap siswa mendapat hak untuk memperoleh
pendidikan yang sama, sehingga ada baiknya bahwa setiap kelas memiliki minimal
dua guru untuk mengajar, dimana 1 guru bertindak sebagai guru utama dan yang
lainnya sebagai asisten yang membantu menerangkan bagi siswa yang memerlukan
penjelasan tambahan tentang yang dijelaskan oleh guru utama. Setiap kelas
diharapkan hanya berisi maksimal 20 orang sehingga suasana belajar menjadi
kondusif. Jumlah siswa yang sedikit memungkinkan bentuk formasi bangku yang
diatur melingkar sehingga para siswa dapat belajar, berdiskusi dalam kelompok
juga bersosialisasi. Untuk sekolah dasar lebih baik jika dinding-dindingnya dilapisi
papan lunak (soft board) sehingga bisa digunakan untuk menempel hasil karya
siswa dan media pembelajaran.
4. Orang Tua
Orang tua siswa perlu untuk terlibat pada pendidikan anak, sehingga secara
tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. Tujuannya adalah agar
memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini sehingga
apa yang dibutuhkan anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari
orangtuanya ke pihak sekolah. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk diskusi
bersama orangtua dan staff. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak
mengevaluasi kurikulum sehingga mereka memiliki hak memberikan saran untuk
perkembangan anak. ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. Jadi
orantua tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai, melainkan
juga mempunyai tanggung jawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan
anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat untuk
perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.
2. Berdasarkan pemahaman yang benar atas konsep dan sifat-sifat yang dimiliki
oleh ilmu pendidikan, diharapkan orang lalu mempunyai kesadaran dan
kemauan untuk ikut mengembangkan ilmu pendidikan tersebut ke arah yang
diidealkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan secara etimologi adalah paedagogie (Bimbingan kepada anak) yang
berasal dari dua kata Pais (anak) dan Again (membimbing)
Tujuan pendidikan adalah menjadikan individu yang berwawasan, berkarakter, dan
bermoral
Lembaga pendidikan sangat penting untuk memberikan fasilitas ketika peserta
didik menerima pendidikan
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting dimasa yang akan dating ketika
konsep pendidikan diterapkan dalam kehidupan
Daftar Pustaka
Ahmadi Abu, Nur Uhibiyati. 1991. Imu Pendidikan. Jakarta :PT. Milton Putra.
Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta.
Fiqri, A.,2016.Pendidikan sebagai solusi dalam menghadapi MEA [online]
Hasbullah. 1999. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rajawali Press
Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1998
Tirtarahardja, Umar, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005