Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Pendidikan yang dibina oleh ibu Ni Luh
Sakinah Nuraini

Oleh :

Kelompok 2 Offering C07

Evi Erviana 180341617536

Farah Faradisa 190341621652

Muhammad Faridzi Tamrin 190341621633

Siti Nurhalizah 190341621658

Syifa Adibah 190341621656

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
AGUSTUS 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita semua tahu bahwa Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi
kehidupan. Dengan adanya pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahauan, derajat
manusia lebih tinggi dibandingkan makhluk lainnya. Manusia menggunakan akal pikiran
yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk digunakan dalam setiap tindakan yang akan
lakukan. Pada hakikatnya pendidikan itu sebuah usaha untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan baik itu di lingkungan formal maupun informal.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat umum dalam kehidupan manusia,
karena dimana pun dan kapan pun kita berada terdapat pendidikan. pendidikan juga
bersifat nasional karena dalam setiap kehidupan kita memiliki pandangan hidup atau
filsafat yang berbeda-beda dari satu bangsa dengan bangsa lain atau masyarakat dan
bahkan individu sehingga timbulah perbedaan dalam menyelenggarakan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pendidikan?
2. Apa saja tujuan dari pendidikan?
3. Apa saja lembaga dan praktik dalam pendidikan?
4. Bagaimana implikasi konsep pendidikan dalam kehidupan ?
1.3 Tujuan
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian pendidikan
2. Mendeskripsikan tujuan pendidikan
3. Mengidentifikasi lembaga dan praktik pendidikan
4. Mengetahu implikasi konsep pendidikan dalam kehidupan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Arti pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua. Arti pendidikan secara


etimologi dan secara definitif pendidikan (padagogie) yang diartikan oleh para tokoh
pendidikan.

Adapun arti pendidikan secara etimologi adalah paedagogie berasal dari


bahasa yunani, terdiri dari kata Pais artinya anak, dan again diterjemahkan
membimbing. Jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.

Sedangkan secara definitive pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh


pendidikan sebagai berikut:

 SA.Bratanata.
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun cara
yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya.

 Ki Hajar Dewantara(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,1889-1959)

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya


adalah pendidikan itu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
 Rousseau(filosof Swiss 1712-1778)

Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-
anak, tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa.

 John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara


intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

 GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Hakikat pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan ekstensi peserta
didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdemensi local,
nasional dan global. Hakikat pendidikan sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi
dan tujuan dari pendidikan itu sendiri

Bebarapa asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat pendidikan dinyatakan


oleh Raka Joni pendidikan adalah proses interaksi manusia yang ditandai oleh
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibaan pendidikan. Dan juga
pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan
berlangsung seumur hidup.

2.2 Tujuan Pendidikan

Pendidikan sebagai sebuah ilmu, mendasarkan prinsip-prinsipnya pada etika


dan psikologi. Etika memberinya konsep-konsep tetntang moralitas yang menjadi
dasar tujuan pendidikan. Psikologi memberinya konsep-konsep tentang karakteristik
kehidupan kejiwaan yang menjadi dasar metode pendidikan.

Tujuan pendidikan :

a. Tujuan akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral, yaitu
invidu yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran dan
kesamaan. Individu yang berkarakter atau bermoral hanya dapat terwujud dengan
cara mengembangkan individu untuk memiliki minat yang luas bercabang-cabang
( many sidedness of interest ) sebagai suatu hasil dari pengetahuan yang luas.
b. Minat, adalah sesuatu kecendrungan batin yang menyebabkan bertahannya
objek pemikiran dalam kesadaran, atau kembalinya objek pemikiran dalam
kesadaran. Minta yang dimiliki seseorang menyebabkan orang itu dapat
memerintahkan dirinya untuk bertindak. Berarti dengan kata lain minat sangat
berpengaruh dalam suatu tujuan pendidikan.

2.3 Lembaga dan Praktik Pendidikan

2.3.1 Lembaga Pendidikan


Secara umum, lembaga pendidikan merupakan sebuah institusi
pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-
sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum
maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga
pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen
sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga.

2.3.2 Jenis-Jenis Pendidikan

a. Pendidikan Formal yaitu lembaga pendidikan yang dilaksanakan sekolah-


sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Contoh: sekolah,
universitas, sekolah tinggi, dll.
b. Pendidikan Non Formal yaitu lembaga pendidikan yang dilaksanakan oleh
masyarakat seperti kursus-kursus keterampilan. Contoh: bimbingan belajar,
kursus Bahasa Inggris, seminar, dll.
c. Pendidikan Informal yaitu pendidikan yang tidak dilaksanakan oleh keluarga.
Contoh: teman sepermainan, tempat mengaji al qur’an, dll.

2.3.3 Fungsi Lembaga Pendidikan

a. Fungsi Manifest yaitu fungsi nyata,seperti :


1. Membantu orang untuk mencari nafkah.
2. Menolong seseorang untuk memgembangkan potensinya demi
pemenihan kebutuhan hidupnya.
3. Meningkatkan taraf kesehatan para pemula bangsa melalui latihan dan
olahraga.
4. Melestarikan kebudayaan dengan cara mengajarkannya dari generasi ke
generasi berikutnya.
5. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan
berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional.
6. Memperkaya kehidupan dengan cara menciptakan keyakinan untuk
berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa keindahan.
7. Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan pribadi
dan berbagai kursus.
8. Menciptakan warga negara yang patriotik melalui pelajaran yang
menggambarkan kejayaan bangsa.
9. Membentuk kepribadian, yaitu susunan unsur dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu.
b. Fungsi Laten, yaitu fungsi yang terselubung
1. Mengurangi pengendalian orang tua yang mempercayakan lembaga
pendidikan atau sekolah dalam mendidik anaknya
2. Menyediakan sarana pembangkangan karena adanya perbedaan antara
pihak sekolah dan masyarakat
3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pihak sekolah diharapkan menjadi
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau sama
dengan status orang tuanya.
4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan di sekolah dapat pula
memperlambat masa kedewasaan seseorang karena siswa masih
tergantung secara ekonomi kepadanya orangtuanya.

2.3.4 Unsur-Unsur Lembaga Pendidikan

Unsur-unsur lembaga pendidikan antara lain berupa:


a. Pola perilaku, seperti cinta pengetahuan, keaktifan, semangat baru,
penelitian.
b. Budaya simbolis, seperti seragam sekolah, maskot, lagu-lagu mars
sekolah, logo lembaga pendidikan.
c. Budaya manfaat, seperti kelas, perpustakaan, buku, labolatorium,
lapangan, tempat bermain, kantin.
d. Kode spesialisasi, seperti akreditasi, tata tertib, kurikulum, tingkatan atau
strata.
e. Ideologi, seperti keberhasilan akademik, pendidikan progresif, inovatif.

2.3.5 Praktik Pendidikan

Pemerintah melalui dua kementerian yaitu Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan serta Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah berusaha
mengembangkan beragam program, dan mengeluarkan anggaran untuk terus
mengembangkan pendidikan serta menghasilkan produk pendidikan yang unggul di
segala bidang. Akan tetapi pendidikan di Indonesia masih belum mampu untuk
menampung banyak hal yang bersifat Idealis serta Fundamental. Ini terbukti dengan
masih ditemukannya hal-hal yang menjadikan wajah pendidikan Indonesia kian
murung, mulai dari minimnya fasilitas pendidikan beserta dengan Sumber Daya
Manusia pendukungnya yang banyak ditemukan di daerah perbatasan serta terpencil.
Masalah degradasi moral baik pendidik maupun siswa, hingga yang terbaru adalah isu
rasa takut pendidik untuk mendisiplinkan siswa karena enggan berurusan dengan
pihak orang tua yang akan membawanya ke ranah pidana.

Agar wajah pendidikan Indonesia tidak bertambah murung, maka diperlukan


beberapa langkah perbaikan pada komponen pendidikan terutama sekali jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Adapun komponen dasar dan menengah yang perlu
diperbaiki untuk membangun pendidikan yang lebih baik antara lain:

1. Guru
Guru yang diharapkan adalah guru yang bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pembelajaran sehingga guru tidak hanya sibuk memikirkan dan
mengurus kenaikan pangkat, mengurus administrasi pencairan tunjangan
sertifikasi. Guru dapat menyediakan banyak waktu untuk memikirkan peserta didik
dan proses pembelajaran di kelas. Guru profesional yang diimpikan tidak hanya
guru yang pintar mendesain perangkat pembelajaran namun berkompeten
melaksanakan desainnya tersebut di ruang kelas. Desain pembelajaran yang telah
dibuat guru merupakan pertanggung jawaban ilmiah dari profesionalisme seorang
guru.
2. Kurikulum
Kurikulum memang harus sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Artinya, kurikulum pendidikan harus mampu mengakomodasi perkembangan
dunia terkini. Namun kurikulum impian di masa depan adalah kurikulum yang
permanen, tidak sering digonta-ganti, diutak-atik. Disamping itu, kurikulum juga
sebaiknya dirancang untuk pendidikan karakter siswa sehingga dapat menjadikan
generasi penerus bangsa yang tangguh, berkarakter, dan mampu bersaing serta
menjawab tantangan era globalisasi. Sementara, saat ini kurikulum di Indonesia
meskipun telah memasukan unsur pendidikan karakter, tetapi siswa masih dibebani
dengan berbagai macam pelajaran dan pekerjaan rumah sehingga siswa merasa
sekolah adalah suatu beban yang berat yang harus mereka jalani dan mereka
kehilangan masa indah saat kanak-kanak.
3. Sekolah
Sekolah memiliki prinsip pendidikan tanpa diskriminasi dan mendapat
perlakuan sama, sehingga tidak ada perbedaan apakah itu sekolah orang kaya atau
sekolah orang miskin, apakah itu sekolah favorit ataupun sekolah tidak favorit.
Setiap anak bebas masuk ke sekolah mana saja karena semua sekolah adalah sama
serta tidak diberlakukan tes masuk. Setiap siswa mendapat hak untuk memperoleh
pendidikan yang sama, sehingga ada baiknya bahwa setiap kelas memiliki minimal
dua guru untuk mengajar, dimana 1 guru bertindak sebagai guru utama dan yang
lainnya sebagai asisten yang membantu menerangkan bagi siswa yang memerlukan
penjelasan tambahan tentang yang dijelaskan oleh guru utama. Setiap kelas
diharapkan hanya berisi maksimal 20 orang sehingga suasana belajar menjadi
kondusif. Jumlah siswa yang sedikit memungkinkan bentuk formasi bangku yang
diatur melingkar sehingga para siswa dapat belajar, berdiskusi dalam kelompok
juga bersosialisasi. Untuk sekolah dasar lebih baik jika dinding-dindingnya dilapisi
papan lunak (soft board) sehingga bisa digunakan untuk menempel hasil karya
siswa dan media pembelajaran.
4. Orang Tua
Orang tua siswa perlu untuk terlibat pada pendidikan anak, sehingga secara
tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. Tujuannya adalah agar
memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini sehingga
apa yang dibutuhkan anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari
orangtuanya ke pihak sekolah. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk diskusi
bersama orangtua dan staff. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak
mengevaluasi kurikulum sehingga mereka memiliki hak memberikan saran untuk
perkembangan anak. ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. Jadi
orantua tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai, melainkan
juga mempunyai tanggung jawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan
anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat untuk
perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.

2.4 Implikasi konsep Pendidikan

Implikasi dalam bahasa indonesia artinya adalah efek yang ditimbulkan di


masa depan atau dampak yang dirasaka ketika melakukan sesuatu. Implikasi Sesudah
dipahami tentang pendidikan sebagai ilmu dengan segala sifat yang dimilikinya,
pertanyaan berikutnya adalah apakah implikasi pengakuan Pendidikan sebagai Ilmu
tersebut bagi praktek pendidikan baik terhadap para ilmuwan pendidik maupun siapa
saja yang bergerak dalam bidang pendidikan. Beberapa implikasi dapat disebut
sebagai berikut.
1. Bahwa ilmu pendidikan atau siapapun yang bekerja dalam bidang pendidikan,
hendaknya memahami secara konseptual mengenai hakekat pendidikan
sebagai ilmu beserta sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pendidikan.
Pemahaman akan hal itu akan mambantu mereka dalam menjalankan tugas
kependidikannya secara baik.

2. Berdasarkan pemahaman yang benar atas konsep dan sifat-sifat yang dimiliki
oleh ilmu pendidikan, diharapkan orang lalu mempunyai kesadaran dan
kemauan untuk ikut mengembangkan ilmu pendidikan tersebut ke arah yang
diidealkan.

3. Pengembangan ilmu pendidikan ke arah yang diidealkan, mensyaratkan


pentingnya ilmuan pendidikan dan siapapun yang bekerja di bidang
pendidikan memiliki “kata hati akademik”, untuk sunguh-sungguh
menggembangkan ilmu pendidikan dengan berdasarkan pada asas-asas moral
keilmuan dan etika keilmuan yang berlaku, seperti bahwa pengembangan ilmu
pendidikan hendaknya dilakukan dalam rangka mencari kebenaran, dilakukan
dengan penuh kejujuran, mengandalkan argumentasi yang rasional, tidak
merendahkan kodrat dan martabat manusia dan lain sebagainya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Pendidikan secara etimologi adalah paedagogie (Bimbingan kepada anak) yang
berasal dari dua kata Pais (anak) dan Again (membimbing)
 Tujuan pendidikan adalah menjadikan individu yang berwawasan, berkarakter, dan
bermoral
 Lembaga pendidikan sangat penting untuk memberikan fasilitas ketika peserta
didik menerima pendidikan
 Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting dimasa yang akan dating ketika
konsep pendidikan diterapkan dalam kehidupan
Daftar Pustaka

Ahmadi Abu, Nur Uhibiyati. 1991. Imu Pendidikan. Jakarta :PT. Milton Putra.
Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta.
Fiqri, A.,2016.Pendidikan sebagai solusi dalam menghadapi MEA [online]
Hasbullah. 1999. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rajawali Press
Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1998
Tirtarahardja, Umar, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai