Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MODUL 7 PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan


Kemasyarakatan)
Dosen Pengampu : Herlinawati M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Apria Ananda BS (859911356)
2. Lydia Anggraeni (859911711)
3. Windi Apriandani (859912032)

KELAS 1 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang “Modul 7 Pembelajaran Multikultural” dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang berkat partisipasinya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta kami ucapkan terima kasih juga kepada dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan maupun keterbatasan sumber pengetahuan kami. Kami telah berusaha untuk
menyempurnakan penulisan makalah ini namun sebagai manusia kami menyadari akan
keterbatasan maupun kekhilafan dan kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan
kritik untuk perbaikan makalah ini akan sangat dinantikan. Akhir dari pengantar ini penulis
berharap semoga dari makalah ini kita dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Bandar Lampung, 14 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. Konsep Pembelajaran Multikultural................................................................................
B. Strategi Pembelajaran Multikultural................................................................................
C. Prosedur Pembelajaran Multikultural..............................................................................
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran multikultural mencakup berbagai budaya dan tradisi, sehingga modul


ini menjabarkan latar belakang dari segi sejarah, filosofi, dan nilai-nilai dari berbagai
budaya dan tradisi di dunia.

Sejarah merupakan bagian yang sangat penting dalam pengenalan budaya dan tradisi
lainnya. Sejarah membantu kita mengetahui bagaimana budaya dan tradisi tersebut telah
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Sejarah juga membantu kita mengetahui
bagaimana budaya dan tradisi tersebut telah terkait dengan sejarah politik, ekonomi, dan
sosial dari negara dan komunitas tersebut.

Filosofi merupakan bagian yang sangat penting dalam pengenalan budaya dan tradisi
lainnya. Filosofi membantu kita mengetahui bagaimana budaya dan tradisi tersebut telah
dibangun dari nilai-nilai yang sangat kuat dan menjadi bagian dari identitas dan kebudayaan
dari negara dan komunitas tersebut. Filosofi juga membantu kita mengetahui bagaimana
budaya dan tradisi tersebut telah terkait dengan filosofi politik, ekonomi, dan sosial dari
negara dan komunitas tersebut.

Nilai-nilai merupakan bagian yang sangat penting dalam pengenalan budaya dan tradisi
lainnya. Nilai-nilai membantu kita mengetahui bagaimana budaya dan tradisi tersebut telah
dibangun dari nilai-nilai yang sangat kuat dan menjadi bagian dari identitas dan kebudayaan
dari negara dan komunitas tersebut. Nilai-nilai juga membantu kita mengetahui bagaimana
budaya dan tradisi tersebut telah terkait dengan nilai-nilai politik, ekonomi, dan sosial dari
negara dan komunitas tersebut.

Dalam modul ini, kita akan membahas berbagai budaya dan tradisi lainnya di dunia, seperti
budaya India, budaya China, budaya Jepang, budaya Korea, budaya Arab, budaya Afrika,
dan budaya Amerika. Kita akan membahas latar belakang dari segi sejarah, filosofi, dan
nilai-nilai dari berbagai budaya dan tradisi di dunia. Kita juga akan membahas bagaimana
budaya dan tradisi tersebut telah terkait dengan sejarah politik, ekonomi, dan sosial dari
negara dan komunitas tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep pembelajaran multikultural?


2. Bagaimanakah strategi pembelajaran multikultural?
3. Bagaimanakah prosedur pengelolaan pembelajaran multikultural?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran Multikultural


Proses pembelajaran tidak terlepas dari keragaman budaya yang dimiliki oleh
peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat. Hal ini sebagaimana diungkapkan
oleh Taylor (Tilaar: 2000), bahwa "budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks
dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat".
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam proses pembelajaran tidak dapat
lepas dari unsur kebudayaan, karena:

1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti bahwa
kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan bukan jumlah dari bagian-bagian.
2. Keseluruhannya mempunyai pola-pola atau desain tertentu yang unik. Setiap
kebudayaan mempunyai mozaik yang spesifik.
3. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang material artinya
berupa bentuk-bentuk prestasi psikologis seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan,
seni, dan sebagainya.
4. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-
kelompok keluarga.

Berdasarkan rumusan kebudayaan di atas, dapat kita analisis bahwa kebudayaan


memberikan petunjuk atau menjadi pengarah dari proses humanisasi. Kebudayaan
memberi arah bagi perkembangan pribadi dalam bentuk struktur dan arah dari
kebudayaan tersebut di dalam lingkungan sesama manusia.
Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks dan tidak dapat
diredusir hanya dalam satu atau beberapa nilai saja (misalnya nilai iptek saja, seni saja)
tetapi merupakan suatu kompleks dari nilai-nilai sebagai keseluruhan.
Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang beragam, kompleks, dan terintegrasi
maka dalam proses pembelajaran tidak dapat dipandang dari satu titik pandang saja,
tetapi harus menggunakan pandangan yang multi disipliner, seperti filsafat,
antropologi,sosiologi, biologi, priskologi, komunikasi, dan sebagainya.

Menurut Ki Hadjar Dewantoro, kebudayaan berarti buah budi manusia yang


merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan
zaman. Rumusan tersebut mengandung makna:

1. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hukum,


adat istiadat yang berkesinambungan.
2. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif yang dapat dilihat.
3. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing
4
tetapi hidup di dalam suatu masyarakat tertentu.
4. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) dan mewujudkan sifat atau
watak kepribadian bangsa.

Tiap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan


pada hidup masing-masing bangsa yang memilikinya. Keseluruhan dan kehalusan
hidup manusia tersebut selalu dipakainya sebagai ukuran. Dengan beranekaragamnya
budaya yang ada di masyarakat kadang-kadang dapat menimbulkan konflik. Untuk
menangani konflik secara efektif, kita harus memahami nilai-nilai sosial, norma-norma,
praktik-praktik yang dapat diterima dan lembaga-lembaga masyarakat dari pihak-pihak
dan kelompok tertentu yang terlibat dalam situasi tertentu.
Berbagai cara dan pola komunikasi dibentuk dan dipengaruhi oleh budaya. Jika
pihak-pihak yang berada dalam suatu konflik berasal dari latar belakang kebudayaan
yang bertolak belakang, maka mereka memiliki cara komunikasi yang berbeda.
Dalam menangani konflik lintas budaya, kita perlu memahami perbedaan
cara yang digunakan oleh setiap budaya untuk mengungkapkan penolakan. Untuk
meningkatkan komunikasi, diperlukan berbagai dinamika dan nilai-nilai dari berbagai
gaya komunikasi.

B. Strategi Pembelajaran Multikultural


Dalam kegiatan pembelajaran multikultural tidak lepas dari hakikat
pendidikan yang mendasarinya, yaitu bahwa hakikat pendidikan adalah suatu proses
menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya
dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global.

1. Pembelajaran Perdamaian
Javier Perez (Tilaar: 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus
dimulai dari diri kita masing-masing. Melalui pemikiran yang tenang dan sungguh-
sungguh tentang maknanya, maka cara-cara baru dan kreatif dapat ditemukan untuk
mengembangkan pengertian, persahabatan dan kerja sama antara semua manusia.
Suatu kebudayaan perdamaian diperlukan untuk kehidupan bersama yang bermakna,
Di dalam kehidupan yang beragam dalam tata cara pribadi, sosial dan budaya
tentang keberadaan dan kehidupan, maka pemilikan nilai-nilai manusia yang
penting dapat mengatasi perbedaan-perbedaan untuk menjamin perdamaian dan
solidaritas. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran perdamaian di dalam
kelas adalah strategi introspektif dan interaksi sosial yang positif.
2. Pembelajaran Hak Asasi Manusia
Semua hak manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen dan saling
terkait. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk pengembangan nilai-nilai
yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia. Pendidikan hak-hak asasi
manusia haruslah mengembangkan kemampuan untuk menilai kebebasan
pemikiran, kata hati dan keyakinan, kemampuan untuk menilai kesamaan, keadilan
dan cinta, dan suatu kemauan untuk mengasuh dan melindungi hak-hak anak, kaum
wanita, kaum pekerja,minoritas etnik, kelompok-kelompok yang tidak beruntung.
Di dalam mengembangkan pengertian dan mewujudkan nilai-nilai terkait hak-hak
asasi manusia adalah membelajarkan peserta didik tentang apa hak-hak dan
5
kebebasan yang dimiliki bersama sehingga hak-hak itu dihormati, dan kemauan
untuk melindung pembelajaran harus difokuskan pada nilai-nilai untuk hak-hak
orang lain dipromosikan.
3. Demokrasi
Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya adalah untuk
mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam pengertian
martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada
kepercayaan dan kebudayaan orang lain, penghormatan pada individu, peran serta
aktif dalam semua aspek kehidupan sosial, kebebasan berekspresi, kepercayaan dan
beribadah. Apabila hal-hal tersebut sudah ada, maka dapat digunakan untuk
mengembangkan pengambilan keputusan yanng efektif, demokratis pada semua
tingkatan yang akan mengarah pada kewajaran, keadilan, dan perdamaian.

C. Prosedur Pembelajaran Multikultural


Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah
melalui tahapan-tahapan, antara lain: 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan utama,
3) analisis, 4) abstraksi, 5) penerapan, dan 6) kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran
multikultural harus menciptakan suasana yang kondusif sehingga setiap peserta dapat
saling membelajarkan diri dan menerima perbedaan sebagai suatu kebersamaan.
Pembelajaran multikultural akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat
mengkondisikan suasana harmoni di antara peserta didik.
2. Kegiatan Utama
Kegiatan utama atau kegiatan instruksional pada dasarnya merupakan
kegiatan pelaksanaan pembelajaran multikultural yang menekankan pada penciptaan
pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta didik dengan penuh
toleransi yang didasarkan atas keanekaragaman budaya.
3. Analisis
Analisis dalam kegiatan pembelajaran multikultural adalah memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu
yang sudah dipelajarinya.
4. Abstraksi
Abstraksi dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah merupakan
upaya pendidik untuk memberikan materi inti dari pembelajaran yang sudah
dibicarakan bersama selama proses pembelajaran.
5. Penerapan
Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah upaya pendidik dalam
memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat catatan tersendiri tentang
penerapan berbagai materi dalam aplikasi kehidupannya.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, peserta didik harus sesuai dengan kata
hatinya masing-masing.
6. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran multikultural dapat dilakukan dengan
mengadakan penilaian baik secara lisan maupun tulisan, atau ungkapan langsung dari
6
peserta didik tentang pengalamannya selama mengikuti pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan multikultural, atau pengajaran mengenai perbedaan budaya, merupakan hal
yang essential dalam dunia sekarang yang sangat beragam dan globalisasi. Mereka membantu
siswa menghasilkan pemahaman dan penyukaran yang lebih dalam terhadap budaya-budaya
lain, yang meningkatkan toleransi, respek, dan aksepasi. Pendidikan multikultural juga
menghasilkan keterampilan kritis, komunikasi, dan solusi masalah, karena siswa belajar
menemukan perbedaan dan perhitungan antara budaya. Selain itu, ia juga menyediakan
peluang untuk siswa untuk belajar tentang budaya mereka sendiri, yang meningkatkan
identitas dan kegembiraan budaya mereka. Akhirnya, pendidikan multikultural
mempersiapkan siswa untuk menjadi warga global yang dapat tumbuh dan berkontribusi
dalam suatu masyarakat multikultural dan menjadi lebih damai.

B. Saran
Kami tentunya menyadari banyak kesalahan penulisan tentunya, kepada para pembaca,
kami harap dapat memahami penjelasan yang tertulis disini. Demikian makalah yang dapat
kami buat kami menerima kritik dan saran agar kedepannya lebih baik lagi dalam penulisan
makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jalal, F. Dan Supriadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan Ekonomi Daerah.


Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Koenjaraningrat. (1990). Pengantar Antropologi. Jakarta: UI Press
Tilaar, H.S.R. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai