Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP KEBUDAYAAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Wawasan Budaya

Dosen Pengampu: Prof. Noviyanti Djafri S.Pd.I, M.Pd.I

Di susun oleh:

HENDRO (131422069)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya layak untuk Allah SWT


tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Konsep Kebudayaan”

Dalam penyusunan, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi Manajemen Pendidikan (ibu Prof.
Novriyanti Djafri S.Pd.I, M.Pd.I ) yang telah memberikan dukungan.

Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun


pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

Gorontalo, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.............................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................iii
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................iii
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
2.1 Pengertian Kebudayaan.................................................................................1
2.2 Fungsi Kebudayaan.......................................................................................4
2.3 Tujuan Kebudayaan.......................................................................................5
2.4 Manfaat Kebudayaan.....................................................................................8
2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan.............................................................................9
2.6 Hubungan Manusia dan Kebudayaan..........................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan tak terpisahkan, secara bersama-sama menyusun
kehidupan. Manusia menghimpun diri menjadi satuan sosial-budaya, menjadi
masyarakat. Masyarakat manusia melahirkan, menciptakan, menumbuhkan, dan
mengembangkan kebudayaan: tak ada manusia tanpa kebudayaan, dan sebaliknya
tak ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat. Di antara mahluk- mahluk ciptaan Al-Khaliq,
hanya masyarakat manusia yang meniru-niru Sang Pencipta Agung merekayasa
kebudayaan. Kebudayaan adalah reka-cipta manusia dalam masyarakatnya.

Kesadaran manusia terhadap pengalamannya mendorongnya menyusun


rumusan, batasan, definisi, dan teori tentang kegiatan-kegiatan hidupnya yang
kemudian disebut kebudayaan, ke dalam konsepsi tentang kebudayaan. Kesadaran

ii
demikian bermula dari karunia akal, perasaan dan naluri kemanusiaannya, yang
tidak dimiliki oleh mahluk lain, seperti hewan atau binatang. Dalam sementara
pemahaman, secara biologis manusia pun digolongkan sebagai binatang, namun
binatang berakal (reasoning animal).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kebudayaan?
2. Apa saja Fungsi Kebudayaan?
3. Apa Tujuan dari Kebudyaan?
4. Apa saja Manfaat dari Kebudayaan?
5. Apa Unsur dari Kebudayaan?
6. Apa Hubungan Manusia dan Kebudayaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Kebudayaan
2. Menjelaskan fungsi kebudayaan
3. Menjelaskan tujuan kebudayaan
4. Menjelaskan manfaat kebudayaan
5. Menguraikan unsur-unsur kebudayaan
6. Menjelaskan hubungan manusia dan kebudayaan
1.4 Manfaat Penulisan
1. Untuk memenui tugas mata kuliah Wawasan Budaya
2. Sebagai sumber pengetahuan akan budaya nusantara dan pentingnya
pemahaman budaya nusantara bagi pembaca
3. Untuk mendorong mahasiswa untuk lebih mengenal bangsa Indonesia dan
meningkatkan budaya nusantaranya agar bangsa Indonesia tetap terjaga
keutuhannya.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep awal kebudayaan yang bersumber dari studi tentang
masyarakatmasyarakat primitif tersebut mengandung sisi praktis, sebagai sumber
kekuatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi rangkaian gagasan-gagasan dan
tindakan-tindakan moderen. Menyusun suatu hubungan antara apa yang
manusiamanusia purbakala tak-berbudaya pikirkan dan lakukan, dan apa yang
manusiamanusia moderen berbudaya pikirkan dan lakukan, bukanlah masalah
ilmu pengetahuan teoretik yang tak-dapat-diterapkan, karena persoalan ini
mengangkat masalah, seberapa jauh pandangan dan tingkah-laku moderen
berdasarkan atas landasan kuat ilmu pengetahuan moderen yang paling masuk
akal.

Lebih dari setengah abad kemudian, Ralph Linton (Philadelphia,


Pennsylvania, 27 Februari 1893 – New Haven, Connecticut, 24 Desember 1953),
Profesor Antropologi pada Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat,
menawarkan rumusan tentang kebudayaan yang menekankan pada faktor integrasi
yang dicapai melalui tingkah laku belajar. Kebudayaan bisa dicapai dengan belajar
dan sebagai hasil belajar yang dibiasakan antar anggota suatu masyarakat.

Menurut Linton, “A culture is the configuration of learned behavior and


results of behavior whose component elements are shared and transmitted by the
members of a particular society” (Linton, 1945). (Kebudayaan merupakan
konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang
unsurunsurnya digunakan bersama-sama dan ditularkan oleh para warga
masyarakat).

2.1 Pengertian Kebudayaan


Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi, yang diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.(Burhan, 2006 dalam (Zamrodah, 2021).
Edward B. Taylor menyebutkan bahwa budaya adalah keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, tradisi dan semua kemampuan yang dibutuhkan manusia sebagai anggota
masyarakat. Karenanya, istilah kebudayaan ada kalanya digunakan untuk
menerangkan semua kreatifitas manusia dalam semua bidang kehidupannya. Ia
adalah penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani, yang secara istilah
berarti peradaban (civilization) (Ibrahim, 2017 dalam (Zamrodah, 2021). Menurut
Koentjaningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi (2015: 146 dalam
(Mathew & Nurani, 2019), Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia

1
dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu
tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku Bagian Kedua Kebudayaan
(1994 dalam (Mathew & Nurani, 2019), kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kebudayaan
adalah sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola
pikir manusia (Noor, 2018).
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan melipui sebagai berikut:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat rumah tangga,
dan lain-lain).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (perrtanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
dan sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tulisan).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan dan ritual).(Burhan, 2006 dalam (Zamrodah,
2021).
Kebudayaan adalah hasil semua karya, rasa, dan cipta. Maksudnya adalah:
a) Karya, manusia menghasilkan suatu materi budaya seperti teknologi dan karya
yang berwujud kebendaan atau budaya materi (material culture) yang digunakan
manusia untuk menundukkan alam sekitarnya, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
manusia. b) Rasa, berupa spritual culture, meliputi unsur mental dan kejiwaan
manusia. Rasa menghasilkan kaidahkaidah, nilai-nilai sosial, hukum, dan norma
sosial atau bisa juga disebut pranata sosial. Hal yang dihasilkan rasa digunakan
untuk mengatur kemasyaarakatan, misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian,

2
dan lainnya. c) Cipta, berupa immaterial culture, yaitu seperti gagasan, berbagai
teori, wawasan, dan semacamnya yang bermanfaat bagi manusia. d) Karsa, adalah
kemampuan untuk menempatkan ketiga hal yaitu karya, rasa dan cipta, pada
tempatnya agar sesuai dengan kegunaan dan kepentingan.(Burhan, 2006 dalam
(Zamrodah, 2021).
Menurut Geert Hofstede dari sudut pandang psikologi, budaya tidak hanya
sekedar pemikiran manusia atau “Programming of the mind”, melainkan juga
sebagai jawaban atau respon dari interaksi antarmanusia yang melibatkan polapola
tertentu sebagai anggota kelompok dalam merespon lingkungan tempat manusia
itu berada.(Rulli, 2012 dalam (Zamrodah, 2021). Maksudnya di sini karakter
manusia berbeda-beda sesuai dengan apa yang dialaminya dari kecil di keluarga
sampai memasuki lingkungan yang lebih besar yaitu di masyarakat. Apa yang ada
di lingkungan dan yang dialaminya inilah yang membentuk karakter seseorang.
Dengan demikian, makna budaya di sini menekankan pada upaya manusia untuk
merespon lingkungan, menjawab persoalan hidup, dan memenuhi kebutuhan.
Sedangkan Gerry Philipsen melihat budaya dari pendekatan etnografi
sebagai konstruksi sosial maupun historis yang mentransmisikan pola-pola
tertentu melalui simbol, pemaknaan, premis, bahkan tertuang dalam aturan.
Marvin Harris juga mendefinisikan kebudayaan sebagai berbagai pola tingkah
laku yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas dari kelompok masyarakat tertentu,
misalnya adat istiadat (Rulli, 2012 dalam (Zamrodah, 2021).
Sementara dalam perspektif semiotika, budaya diartikan sebagai persoalan
makna. Menurut Thwaites et al., budaya adalah sekumpulan praktik sosial yang
melaluinya sebuah makna diproduksi, disirkulasikan, dan dipertukarkan. (Rulli,
2012 dalam (Zamrodah, 2021). Maksudnya di sini kita bisa memaknai sesuatu dari
simbol-simbol yang membudaya dalam komunikasi antarindividu maupun
komunikasi kelompok. Namun makna tersebut tidaklah baku, karena dipengaruhi
oleh aspek-aspek sosial, seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Misalnya emoji atau stiker yang biasa kita kirimkan dalam pesan whatsapp. Kita
dapat memahami ekspresi orang lain walaupun tidak saling bertemu.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
seseorang atau kelompok. Budaya bisa hasil dari warisan orang terdahulu ataupun
diadopsi dari luar. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk

3
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Budaya merupakan salah satu aspek yang
menentukan perilaku seseorang. Namun suatu budaya juga dapat berubah sesuai
dengan pengalaman dan pengetahuan seseorang tersebut. Perubahan budaya juga
dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru,
dan kontak dengan kebudayaan lain. Budaya juga menampakkan diri dalam
polapola bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku; gaya komunikasi; objek
materi, seperti rumah, alat dan mesin yang digunakan dalam industri dan
pertanian, jenis transportasi, dan alat-alat perang. (Sihabudin, 2011 dalam
(Zamrodah, 2021).

Dari definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan


adalah sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, serta meliputi sistem ide
atau gagasan yang ada di dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Kebudayaan merupakan sesuatu yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya, berupa perilaku dan
bendabenda yang bersifat nyata, contohnya pola perilaku, peralatan hidup, bahasa,
organisasi sosial, seni, religi, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk membantu
kehidupan manusia. (Devianty, 2017 dalam (Zamrodah, 2021).

Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, melainkan hanya mungkin


diperoleh dengan cara belajar dan kebudayaan tersebut diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan.
Luasnya bidang kebudayaan menimbulkan adanya telahan mengenai apa
sebenarnya isi dari kebudayaan itu. Pandangan para ahli tentang kebudayaan
berbeda-beda, namun sama-sama memahami bahwa kebudayaan adalah suatu
keseluruhan yang terintegrasi.(Mahdayeni et al., 2019).

2.2 Fungsi Kebudayaan


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Soekanto (2010: 155 dalam (Desi, 2019) menjelaskan bermacam
kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti
kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu
sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan
pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada maayarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena
kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Soekanto

4
menambahkan bahwa hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi
masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. (Desi, 2019).
Antropolog pertama yang memperkenalkan istilah "kebudayaan", E.B.
Tylor, meringkas fungsi kebudayaan bagi individu dan bagi kelompok.
Bagi Individu
1. Kebudayaan membuat manusia sebagai individu perindividu berubah dari
sekedar "hewan sosial" menjadi manusia dengan kepribadian sesungguhnya.
2. Kebudayaan memberikan solusi bagi individu ketika dia menghadapi situasi
yang sederhana sampai ke situasi yang sulit sekalipun.
3. Kebudayaan membantu individu untuk memberikan interpretasi berdasarkan
warisan/tradisi yang dia terima, termasuk berdasarkan mitos sekalipun.
4. Kebudayaan membentuk kepribadian individu, tidak ada seorangpun dapat
mengembangkan kualitas dirinya tanpa lingkungan kebudayaan.
Bagi Kelompok
1. Kebudayaan membuat hubungan sosial antara personal menjadi utuh.
Kebudayaan tidak hanya memenuhi fungsi yang dikehendaki individu tetapi
fungsi bagi kelompok. Solidaritas kelompok bertumpuh pada fondasi
kebudayaan.
2. Kebudayaan telah memberikan visi baru bagi individu, kebudayaan telah
memberikan visi baru bagi individu untuk bekerjasama antar personal.
Kebudayaan mengajarkan setiap individu untuk menganggap dirinya sebagai
bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Dengan konsep ini lahirlah
kesadaran akan keluarga, komunitas suku bangsa, bangsa dan negara.
3. Kebudayaan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, kebutuh an tersebut
dapat lahir dan drive sebagai pendorong terjadinya perubahan kelompok (Ajay
Bhatt, 2012 dalam (Liliweri, 2018).

2.3 Tujuan Kebudayaan


Menurut Dood (1998 dalam (Liliweri, 2018), kebudayaan bertujuan;
1. Mengajarkan bagaimana cara kita berpikir dan melakukan hal-hal untuk
mengatur dunia.

5
2. Menciptakan keuntungan bersama dan mengidentifikasi keunikan dari
sekelompok orang.
3. Memperkuat nilai-nilai, kebudayaan membantu kita memutuskan apa yang
tepat, apa yang kita inginkan dan yang kita butuhkan, apa yang patut kita
terima dan yang harus kita tolak.
4. Mengajarkan kita cara-cara membangun interaksi dan relasi serta komunikasi
dengan orang lain, serta pelbagai aspek yang perlu diperhatikan untuk
membentuk dan memelihara komunikasi tersebut.
5. Menjelaskan bagaimana sebuah kelompok menyaring informasi tentang
budaya atau kebiasaan hidup; kebudayaan juga mengajarkan dan mendorong
gaya komunikasi kita; kebudayaan mempunyai kekuatan untuk membentuk
persepsi, mengembangkan perasaan, menggambarkan diri dan keberadaan kita
dan orang lain, bahkan membentuk stereotip kita terhadap orang-orang lain di
sekitar kita.
Kebudayaan mengajarkan kepada kita aturan-aturan yang signifikan, misalnya
aturan untuk melakukan ritual, atau prosedur menjalankan hidup, mulai dari
prosedur yang paling mudah hingga yang paling sulit sekalipun. Kebudayaan juga
menentukan pakaian apa yang kita harus pakai, jenis makanan apa yang kita harus
makan, kata dan kalimat apa yang harus diucapkan, bagaimana melayani tamu,
hingga kepada apa yang harus dilakukan di sebuah pesta.
Menurut Herbig (1998 dalam (Liliweri, 2018), tujuan kebudayaan antara
lain;
1. Menyediakan sarana untuk memuaskan kebutuhan pribadi, kelompok, maupun
kebutuhan sosial, mulai dari kebutuhan fisiolo gis, sosiologis hingga ke
kebutuhan psikologis.
2. Memungkinkan kita sebagai manusia dan anggota masyarakat untuk
berkomunikasi menggunakan sistem verbal dan nonverbal sebagai wujud
perilaku komunikasi yang ekspresif secara tepat.
3. Sebagai alat bagi setiap generasi baru untuk memperoleh kapasitas tertentu
sehingga mereka dapat menjembatani jarak sosial dan psikologis yang
memisahkan satu kehidupan dengan kehidupan yang lain.

6
4. Mengidentifikasi keunikan-keunikan dari unit sosial tertentu, ter masuk
keunikan nilai-nilai dan keyakinan. Para anggota dari sebuah unit sosial selalu
berbagi pemikiran budaya berupa pengalaman pengalaman yang sama.
Ingatlah bahwa norma-norma budaya ber sama ternyata mampu memberikan
kepada anggota rasa identitas bersama.
5. Membantu kita membangun cara berperilaku, standar kinerja, dan cara
menangani hubungan antarpersonal, juga hubungan dengan lingkungan di
sekitarnya sehingga kita dapat mengurangi situasi ketidakpastian,
meningkatkan prediktabilitas, dengan demikian dapat meningkatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan di antara setiap anggota unit sosial
khususnya maupun masyarakat pada umumnya.
6. Menunjukkan cara bagaimana setiap orang dan sekelompok orang seharusnya
menjalani kehidupan. Kebudayaan mempengaruhi perilaku dan menentukan
bagaimana seharusnya seseorang dan sekelompok orang berperilaku,
bagaimana harus menghargai orang lain, juga mencegah perilaku yang
dianggap berbahaya, atau memperingatkan kita untuk tidak harus berkecil hati.
7. Kebudayaan menentukan ide dan menetapkan aturan bahwa mayoritas
masyarakat mematuhi sebuah aturan. "Kebudayaan menciptakan kode hirarki
untuk mengatur interaksi manusia yang menawarkan ketertiban, arahan dan
bimbingan".
Menurut Jandt (1998) dalam (Liliweri, 2018) kebudayaan bertujuan;
1. Kebudayaan memampukan kita untuk membuat keputusan lebih mudah
terhadap setiap masalah yang kita hadapi. Aturan dan norma-norma budaya
membantu kita untuk mencapai harmoni dalam masyarakat. Tanpa kebudayaan
maka masyarakat kita akan berada dalam kekacauan.
2. Membantu kita untuk mendefinisikan siapakah orang lain, ini terjadi karena
kebudayaan memberikan kepada kita semacam. kesadaran untuk mengenal
kebudayaa kita sendiri. Pada umum nya orang menjadi lebih sadar ketika
mereka "terkena pengaruh" budaya asing yang membuat dia merasa tidak
nyaman di dalam kebudayaan tersebut. Ketika menghadapi situasi semacam
ini, orang menjadi sadar akan budaya dia sendiri setelah dia melihat betapa
perbedaan kebudayaan dia dengan kebudayaan orang lain.

7
2.4 Manfaat Kebudayaan
Kebudayaan memiliki manfaat bagi kehidupan. Berikut beberapa manfaat budaya
bagi manusia adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan sikap nasionalisme. Budaya bangsa Indonesia beragam.
Keragaman ini hendaknya dipandang sebagai sebuah kekayaan bangsa,
sehingga dengan keberagaman budaya meningkatkan semangat nasionalisme.
Kebudayaan bangsa Indonesia menyimpan nilai-nilai luhur yang mempunyai
keunikan di mata dunia.
b. Identitas bangsa di mata Internasional. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk, kemajemukan itu karena adanya kemajemukan etnik, atau suku
bangsa. Dengan kemajemukan dan keragaman budaya yang ada dapat menjadi
identitas dari suatu bangsa, dimana dalam membedakan budaya kita dengan
budaya dari bangsa lainnya. Salah satunya budaya yang mendunia adalah batik
yang merupakan bagian dari budaya asli Indonesia, sebagai identitas bangsa
Indonesia, sehingga negara lain akan mengenal budaya bangsa Indonesia.
c. Alat pemersatu bangsa. Keanekaragaman budaya tidak membuat bangsa kita
terpecah belah, keragaman budaya Indonesia adalah suatu kenyataan
meningkatkan semangat nasionalisme. Kebudayaan bangsa Indonesia
menyimpan nilai-nilai luhur yang mempunyai keunikan di mata dunia.
d. Sebagai ikon dalam bidang pariwisata. Keragaman kebudayaaan bangsa
Indonesia beserta tinggalan dan warisan budayanya dapat menjadi penarik
minat para wisatawan manca negara, hal ini akan berdampak dalam bidang
pariwisata.
e. Meningkatkan pendapatan nasional. Dengan keanekaragaman kebudayaaan
serta peninggalan masa lalu yang berdampak pada bidang pariwisata, yang
dikelola oleh negara tentunya akan menambah keuntungan dan menambah
pendapatan bagi negara.
f. Memelihara rasa saling menghormati dan menghargai. Dengan
keanekaragaman budaya pada suatu negara dapat menumbuhkan rasa saling
menghormati dan saling menghargai antar masyarakatnya.
g. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki dalam suatu masyarakat dan
dilembagakan berupa artefak atau benda-benda budaya yang digunakan
sebagai sumber pengetahuan, yang bernilai tinggi.

8
Berdasarkan uraian di atas, manusia sebagai makhluk berbudaya karena manusia
dikaruniai Tuhan dengan akal dan budi. Dengan akal dan budi manusia
menciptakan dan mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah
hasil interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Sistem pengetahuan
sebagai salah satu unsur kebudayaan yang diciptakan oleh manusia sebagai
ekspresi eksistensi manusia dan hasil interaksi manusia dengan segala isi alam
raya ini, sehingga manusia dapat melanjutkan kehidupan di muka bumi ini agar
menjadi lebih baik. Sehingga sistem pengetahuan itu dapat berupa segala sesuatu
yang ada di sekitar seperti benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, situasi, dan
juga manusia serta tingkah lakunya. Untuk itu dalam proses pembelajaran peserta
didik diberikan pengetahuan tenang budaya yang perlu diintegrasikan dalam
setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga nilai-nilai budaya akan selalu
diwariskan sehingga tidak punah. Bentuk kegiatan pembelajaran yang bisa
dilakukan adalah dengan menggunakan benda-benda budaya sebagai hasil karya
manusia. Hasil karya manusia itu antara lain adalah dengan menggunakan
permainan yang berunsur budaya dalam hal ini adalah permainan rakyat yang
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. (Noge, 2021).

2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan


Seperti sastra atau filsafat, ada banyak sekali pandangan mengenai kebudayaan.
Kebudayaan sering diartikan sebagai “teks” yang merupakan semua hal dalam
realitas yang dapat ditangkap. Koentjaraningrat (1994:2) dalam (Indrastuti, 2018)
selain memberikan pengertian lain mengenai kebudayaan, juga
mengklasifikasikan unsur-unsur kebudayaan universal menjadi tujuh unsur. Tujuh
unsur tersebut sebagai berikut.
1. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan
Sistem religi dan upacara keagamaan mencakup seluruh aspek keagamaan,
baik nilai-nilai yang terkandung dalam agama maupun ritual-ritual dalam
agama, dan lain sebagainya. Di Indonesia, sistem religi sering mewarnai
budaya masyarakat, baik yang masih asli karena belum adanya asimilasi
budaya atau yang sudah mengalami asimilasi. Sebagai contoh, upacara adat
yang masih mempertahankan tradisi Hindu atau Budha, tetapi karena agama
terbesar di Indonesia adalah Islam, nilai-nilai Islam masuk di dalamnya.

9
2. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial
Dalam sebuah kehidupan kemasyarakatan terdapat cara, gaya, dan model
interaksi sosial antarmasyarakat. Suatu masyarakat, meskipun tidak secara
tertulis, menetapkan nilai-nilai dan normanorma dalam berkehidupan sosial.
Nilai-nilai tersebut menjadi tolok ukur baik tidaknya interaksi sosial dan cara
mereka bermasyarakat. Di Indonesia, dikenal berbagai istilah dan nilai
kultural, seperti gotong royong, tenggang rasa, dan sebagainya. Sistem
kemasyarakatan dan organisasi sosial mencakup semua aspek kehidupan
dalam masyarakat.
3. Sistem Pengetahuan
Sejak peradaban manusia dimulai, manusia-manusia pertama yang ada di
bumi telah dipaksa untuk hidup dengan alam. Proses pengenalan dengan alam
dan kehidupan tersebut menuntut manusia yang dikaruniai akal untuk
menggunakan akalnya dengan suatu tujuan yang paling sederhana, yaitu untuk
dapat bertahan hidup. Dari proses itulah manusia sedikit demi sedikit mulai
mengetahui dan memiliki pengetahuan. Sistem pengetahuan mengacu kepada
seluruh pengetahuan manusia, baik tentang alam, flora, fauna, kepribadian,
tubuh manusia, dan segala hal yang merupakan hasil interaksi sosial, interaksi
dengan alam, dan warisan turun-temurun dari nenek moyang manusia.
4. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan instrumen paling utama dan fundamental dalam
kehidupan manusia. Tanpa bahasa, kebudayaan mustahil akan terbentuk
karena bahasa merupakan alat utama yang menjadikan manusia menjadi
berbudaya. Selain itu, Indonesia dapat dikatakan sebagai gudang dari bahasa.
Hal tersebut disebabkan banyaknya bahasa daerah yang tersebar di Indonesia
dan akhirnya menjadikan manusia Indonesia tidak kekurangan bahan untuk
menjadikan dirinya sebagai manusia yang berbudaya.
5. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Dalam berkehidupan dan meneruskan kehidupan, manusia terbiasa mengolah
alam dengan menggunakan berbagai alat. Alat yang dimaksud dapat dimaknai
sebagai teknologi, yaitu segala instrumen yang digunakan oleh manusia atau
suatu masyarakat untuk dapat melangsungkan hidup. Instrumeninstrumen

10
tersebut bisa berupa alat produksi, alat transportasi, senjata, perhiasan, dan
lain sebagainya.
6. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Setiap manusia dan masyarakat, sejak manusia pertama telah mengenal
aktivitas keseharian yang dijadikan sebagai pekerjaan untuk dapat
melangsungkan hidupnya. Aktivitas tersebut dalam bahasa kekinian bisa
diartikan sebagai mata pencaharian. Mata pencaharian yang dimaksud adalah
segala upaya yang dilakukan oleh manusia dan masyarakat untuk dapat
memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
7. Kesenian
Manusia dilahirkan dengan sebuah kemampuan estetik, yaitu sifat dasar
manusia untuk menyenangi segala bentuk keindahan. Dengan akal dan hasrat
akan keindahan tersebut manusia menciptakan sebuah aktivitas yang disebut
dengan kesenian. Kesenian merupakan hasil dari kerjasama antara akal yang
kemudian menjadi sebuah daya imajinatif dengan berbekal hasrat akan
keindahan tersebut. (Indrastuti, 2018).
2.6 Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang
berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan
mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya. (Mahdayeni et al., 2019).
Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia, hal ini
dapat terlihat dari kondisi sosiol budaya maupun geografis Indonesia yang begitu
kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok
etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang masing- masing plural (jamak) dan
sekaligus juga heterogen “aneka ragam”. Sebagai negara yang jamak dan beraneka
ragam, Indonesia memiliki potensi kekayaan multietnis, multikultur, dan multi
agama yang kesemuanya merupakan potensi untuk membangun negara
multikultur yang besar “multikultural nation-state”. Keragaman masyarakat
multikultural sebagai kekayaan bangsa di sisi lain sangat rawan memicu konflik

11
dan perpecahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasikun bahwa
keberagaman masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya
yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya
kesatuankesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta
perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
(Mahdayeni et al., 2019).
Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat
dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal dengan semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung makna meskipun Indonesia
berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Hal ini merupakan sebuah
keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan
kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar.
Namun, kemajemukan terkadang membawa berbagai persoalan dan potensi
konflik yang berujung pada perpecahan.
Hal ini menggambarkan bahwa pada dasarnya, tidak mudah mempersatukan suatu
keragaman tanpa didukung oleh kesadaran masyarakat multikultural.Terlebih,
kondisi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling majemuk di dunia,
selain Amerika Serikat dan India. Sejalan dengan hal tersebut, Geertz dalam
Hardiman, mengemukakan bahwa Indonesia ini sedemikian kompleksnya,
sehingga sulit melukiskan anatominya secara persis. Negeri ini bukan hanya
multietnis (Jawa, Batak, Bugis, Aceh, Flores, Bali, dan seterusnya), melainkan
juga menjadi arena pengaruh multimental (India, Cina, Belanda, Portugis,
Hindhuisme, Buddhisme, Konfusianisme, Islam, Kristen, Kapitalis, dan
seterusnya). (Mahdayeni et al., 2019).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan adalah sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, serta
meliputi sistem ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran manusia sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Kebudayaan membantu individu untuk memberikan interpretasi berdasarkan
warisan/tradisi yang dia terima, termasuk berdasarkan mitos sekalipun.

12
Kebudayaan membuat hubungan sosial antara personal menjadi utuh. Solidaritas
kelompok bertumpuh pada pondasi kebudayaan..
Kebudayaan mengajarkan kepada kita aturan-aturan yang signifikan, misalnya
aturan prosedur menjalankan hidup, mulai dari prosedur yang paling mudah
hingga yang paling sulit sekalipun. Kebudayaan juga menentukan pakaian apa
yang kita harus pakai, jenis makanan apa yang kita harus makan, kata dan kalimat
apa yang harus diucapkan, bagaimana melayani tamu, hingga kepada apa yang
harus dilakukan di sebuah pesta.
Kebudayaan memiliki manfaat bagi kehidupan yaitu; menumbuhkan sikap
nasionalisme, identitas bangsa di mata Internasional, alat pemersatu bangsa,
sebagai ikon dalam bidang pariwisata, meningkatkan pendapatan nasional,
memelihara rasa saling menghormati dan menghargai, dan budaya merupakan
nilai-nilai yang dimiliki dalam suatu masyarakat dan dilembagakan.
Unsur-unsur Kebudayaan; Sistem Religi dan Upacara Keagamaan, Sistem
Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial, Sistem Pengetahuan, Sistem Bahsa,
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, Sistem Mata Pencaharian Hidup, dan
Kesenian.
Hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur
kehidupan manusia yang sesuai dengannya.

DAFTAR PUSTAKA

Desi, S. (2019). PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA ADAT


DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN ADAT DAYAK LUNDAYEH DI
KECAMATAN KRAYAN BARAT KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI
KALIMANTAN UTARA. 4(2), 381–388.

Indrastuti, N. S. K. (2018). Representasi Unsur Budaya dalam Cerita Rakyat


Indonesia: Kajian Terhadap Status Sosial dan Kebudayaan Masyarakat.
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJ - SSH), 3(3),

13
192. https://msocialsciences.com/index.php/mjssh/article/view/124/101

Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan


Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam
Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber
Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–
165. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125

Mathew, D., & Nurani, F. (2019). Upaya Melestarikan Kebudayaan Indonesia


Demi Menjaga Persatuan Dan Kesatuan.

Noor, M. A. (2018). Kebudayaan Dalam Kependidikan Makna Pendidikan dan


Kebudayaan. 1–9.

Zamrodah, Y. (2021). Pengatar Ilmu Komunikasi (S. Sunarno (ed.); Bandung, Vol.
15, Issue 2). MEDIA SAINS INDONESIA.

Liliweri, A. (2018). Pengentar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media.

Noge, D. N. (2021). Desain Pembelajaran Berbasis Budaya. Pekalongan: PT.


Nasya Expanding Management.

14

Anda mungkin juga menyukai