Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

DOSEN PEMBIMBING:

Manzulin, S.Ag, M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Febrianti

2. Nuraini

Semester III

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL MULTAZAM

LAMPUNG BARAT

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan. shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang mana berkat beliaulah kita bisa
berada di alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Makalah yang berjudul
“Masyarakat dan Kebudayaan Sekolah” disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Sosiologi Pendidikan Islam”.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi sahabat-sahabat mahasiswa/i dan mudah–mudahan dapat
dijadikan sarana untuk meningkatkan keberhasilan belajar di masa yang akan
datang.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan maupun bahasan materi pada
makalah ini terdapat banyak kekurangan,dengan senang hati kami menanti kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini. Akhir kata,
semoga Rahmat Allah SWT dan berkahnya senantiasa tercurahkan kepada kita.

Liwa, Oktober 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Masyarakat dan Kebudayaan ............................................................... 2

B. Kebudayaan Sekolah ........................................................................... 5

C. Norma – Norma Sosial Dalam Situasi Belajar .................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7

A. Kesimpulan .......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat. Manusia
adalah makhluk sosial. Ia hidup dalam hubungannya dengan orang lain dan
hidupnya bergantung pada orang lain. Karena itu manusia tak mungkin hidup
layak diluar masyarakat.
Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang
disekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang
lain. Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat. Hubungan antar
individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi
individu dengan berbagai cara, akan tetapi individu juga akan mempengaruhi
kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu masyarakat dan kebudayaan?
2. Apa itu kebudayaan sekolah ?
3. Apa saja norma-norma sosial dalam situasi belajar ?

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pengertian masyarakat, kebudayaan dan kebudayaan
sekolah serta norma-norma sosial dalam situasi belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masyarakat dan kebudayaan


1. Pengertian Masyarakat
Dalam kamus lengkap bahasa indonesia, masyarakat adalah sejumlah orang
dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan yang
berbudaya. Masyarakat memiliki pengertian hubungan yang terjalin antar
beberapa kelompok orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Dengan kata lain masyarakat adalah wadah atau segenap hubungan sosial
sekelompok orang yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok dan tiap-tiap
kelompok memiliki kelompok kecil dan sub kelompok, dengan demikian individu
atau penduduk bagian dari masyarakat. Jika diartikan lebih rinci masyarakat dapat
dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut :
 Yang tinggal pada suatu daerah atau wilayah tertentu (ikatan geografis).
 Hidup bersama dalam arti luas.
 Yang mengadakan hubungan atau interaksi satu sama lain secara teratur dan
tetap.
 Sebagai akibat antar hubungan atau interaksi antar manusia.
 Mereka akan terikat satu sama lainnya karena mereka memiliki kepentingan
bersama.
 Mempunyai tujuan bersama, dan oleh karenanya mereka memiliki
kepentingan bersama.
 Mengadakan ikatan/kesatuan atas dasar unsur-unsur sebelumnya.
 Atas dasar pengalaman mereka mempunyai perasaan solidaritas perasaan
untuk membagi sesuatu bersama.
 Sadar akan ketergantungan (interpendensi) satu sama lainnya.
 Berdasarkan sistem yang terbentuk mereka dengan sendirinya membentuk
norma-normanya.
 Atas dasar unsur-unsur diatas akhirnya membentuk kebudayaan bersama
dari hubungan antar manusia.

2
Masyarakat mempunyai arti sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat
manusia. Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok, yang besar maupun kecil
bergantung pada jumlah anggotanya. Dua orang atau lebih dapat merupakan
kelompok.
2. Pengertian Kebudayaan
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia,kebudayaan adalah hasil kegiatan
dan penciptaan akal budi manusia. Kebudayaan (cultuur dalam bahasa belanda),
(culture dalam bahasa inggris), berasal dari bahasa latin “colere” yang berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini maka berkembanglah arti culture yang berarti
“segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam” . Sedangkan dari sudut
bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai
perkembangan dari kata majemuk yaitu budi daya yang berarti daya dari budi,
karena itu dibedakan antara pengertian budaya dengan kebudayaan.
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa,
sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa dan karsa tersebut, dimana
pengertian daricipta itu sendiri ialah merupakan tenaga-tenaga yang dapat
mencipta kan sesuatu dan memecahkan persoalan-persoalan, dapat mencari jalan
yang tepat untuk suatu kegiatan. Rasa meliputi tenaga-tenaga yang memberi sifat
pada kegiatan-kegiatan berupa keharusan , kesenang-senangan, ketidak senangan
dan lain-lain yang ada hubungan erat dengan jasmaniah seperti rasa sakit, rasa
dingin dan sebagainya. Sedangkan karsa ialah meliputi tenaga-tenaga yang
merupakan sumber dorongan (kekuatan) dari suatau kegiatan, termasuk
didalamnya dorongan-dorongan nafsu atau keinginan-keinginan, hasrat-hasrat dan
kemauan. Kebudayaan sendiri berarti keseluruhan yang kompleks yang mencakup
pengetahuan , kepercayaan , kesenangan, social, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan lain seperti kebiasaan-kebiasaan yang diadakan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Budaya juga dapat dipandang sebagai cara untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi. Ada masalah yang universal seperti memenuhi kebutuhan

3
biologis. Namun tiap masyarakat memilih cara yang dianggap paling sesuai
sehingga tidak ada dua masyarakat yang sama kebudayaannya.
Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan fisik, seperti iklim, topografi,
kekayaan alam, dan sebagainya. Kebudayaan juga dipengaruhi oleh kontak
dengan kebudayaan lain yang dipercepat oleh perkembangan komunikasi dan
transport.
Unsur-unsur kebudayaan terbagi atas :
 Cultural universal : misalnya mata pencarian, kesenian agama, ilmu
pengetahuan, kekerabatan dan sebagainya.
 Cultural activitis : kegiatan-kegiatan kebudayaan misalnya dari mata
pencarian tadi trdapat pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian,
perdagangan, dan sebagainya. Dalam cultural universal kesnian trdapat
misalnya seni sastra, lukis, tari, musik, drama, film, dan sebagainya.
 Traits complexes, adalah bagian-bagian dari cultural activis tadi. Dari
petanian terdapat irigasi, pengolahan sawah, masa panen dan sebagainya.
 Traits, adalah bagian-bagian dari traits complexes tadi. Misalnya dari sistem
pengolahan tanah, terdapat bajak, cangkul, sabit, dan sebagainya.
 Items, adalah bagian-bagian dari traits kebudayaan. Dari bajak masih
terdapat bagian-bagiannya, yakni mata bajak, tangkai bajak, kendali, dan
sebagainya. Dari cangkul terdapat doran (tangkai cangkul), bajak,
cangkulnya.
Wujud kebudayaan itu ada tiga, antara lain :
 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan dan sebagainya.
 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

4
B. Kebudayaan Sekolah
Sekolah merupakan suatu system social yang mempunyai organisasi yang
unik dan pola relasi diantara para anggotanya yang bersifat unik, hal ini
dikarenakan tiap-tiap sekolah memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara-
upacara, mars/hymne sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang lain
yang memberikan corak khas kepada sekolah yang bersangkutan.
Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat luas. Namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu
“Subculture”.Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi
baru dan arena itu harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan
umum.
Timbulnya sub-kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang
cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam
situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda
yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-
upacara. Sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas sekolah yang khas
yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap,
terampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik control
tertentu yang berlaku disekolah itu.
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di sekolah
seta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan Kebudayaan
Sekolah. Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur-unsur penting yaitu:
1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah(gedung sekolah dan
perlengkapan lainnya).
2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang
menjadi keseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru-guru,
siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist.
4. Nilai-nilai norma , system peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.

5
C. Norma-Norma Sosial Dalam Situasi Belajar
Norma-norma di sekolah juga harus memperhatikan apa yang diharapkan
oleh masyarakat. Guru harus memanfaatkan harapan-harapan orangtua dan
menerapkannya di kelas dalam bentuk norma-norma. Sedapat mungkin norma-
norma yang dijalankan di sekolah jangan bertentangan dengan norma yang
berlaku dalam keluarga anak-didik. Bila ini terjadi maka terjadi kesulitan dan
salah paham akan timbul antara sekolah dengan orangtua.
Interaksi yang terus-menerus antara guru dan murid mengharuskan masing-
masing memahami norma-norma kelakuan serta isyarat-isyarat yang
melambangkan norma-norma tertentu. Disekolah peserta didik tidak
diperbolehkan bercakap-cakap dalam kelas atau berjalan mondar-mandir karena
mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dengan isyarat-isyarat tertentu guru
dapat menuntut ketentraman kelas dan meminta perhatian penuh akan pelajaran.
Tanpa disiplin kegiatan tak dapat berjalan dengan baik. Pelanggaran akan terjadi
bila isyarat-isyarat itu tidak dipahami atau tidak diterima baik oleh sebab
komunikasi antara kedua belah pihak yang tidak serasi.
Dalam hal ini pribadi guru dan latar belakangnya turut menentukan cara
menginterprestasikan norma-norma masyarakat ke dalam situasi kelas.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masyarakat adalah wadah atau segenap hubungan sosial sekelompok orang
yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok dan tiap-tiap kelompok
memiliki kelompok kecil dan sub kelompok, dengan demikian individu atau
penduduk bagian dari masyarakat.
2. Kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa dan karsa tersebut, dimana
pengertian daricipta itu sendiri ialah merupakan tenaga-tenaga yang dapat
mencipta kan sesuatu dan memecahkan persoalan-persoalan, dapat mencari
jalan yang tepat untuk suatu kegiatan. Rasa meliputi tenaga-tenaga yang
memberi sifat pada kegiatan-kegiatan berupa keharusan , kesenang-
senangan, ketidak senangan dan lain-lain yang ada hubungan erat dengan
jasmaniah seperti rasa sakit, rasa dingin dan sebagainya.
Sedangkan karsa ialah meliputi tenaga-tenaga yang merupakan sumber
dorongan (kekuatan) dari suatau kegiatan, termasuk didalamnya dorongan-
dorongan nafsu atau keinginan-keinginan, hasrat-hasrat dan kemauan.
Kebudayaan sendiri berarti keseluruhan yang kompleks yang mencakup
pengetahuan , kepercayaan , kesenangan, social, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan lain seperti kebiasaan-kebiasaan yang diadakan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
3. Kebudayaan Sekolah
Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat luas. Namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu
“Subculture”.Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada
generasi baru dan arena itu harus selalu memperhatikan masyarakat dan
kebudayaan umum.
Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur-unsur penting yaitu:
 Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah(gedung sekolah dan
perlengkapan lainnya).

7
 Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta
yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
 Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru-
guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist.
 Nilai-nilai norma , system peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.

4. Norma-norma sosial dalam situasi belajar


Norma-norma di sekolah juga harus memperhatikan apa yang diharapkan
oleh masyarakat. Guru harus memanfaatkan harapan-harapan orangtua dan
menerapkannya di kelas dalam bentuk norma-norma. Sedapat mungkin
norma-norma yang dijalankan di sekolah jangan bertentangan dengan norma
yang berlaku dalam keluarga anak-didik. Bila ini terjadi maka terjadi
kesulitan dan salah paham akan timbul antara sekolah dengan orangtua.

8
DAFTAR PUSTAKA

a. Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi.2009.


b. Abu Ahmadi.Sosiologi Pendidikan.1991.
c. Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.

Anda mungkin juga menyukai