Anda di halaman 1dari 16

ADAT BUDAYA JAMBI

Sosial dan Budaya Masyarakat Jambi

Dosen Pengampu: Dr. Wahyudi M. Pd

Disusun Oleh: Kelompok Satu

Nanda Indriani(401220002)

Husnan Kamil(401220001)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah “ Adat dan Budaya Jambi”

Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Adat dan Budaya
Jambi di program studi Bahasa dan Sastra Arab pada Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada selaku dosen pembimbing mata kuliah Adat dan Budaya Jambi dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 10 November 2023

Nanda indriani dan Husnan kamil

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sosiologi, Kebudayaan dan Masyarakat................................5

2.2 Sosial dan Budaya Masyarakat Jambi..................................................7

2.3 Etos Kebudayaan.................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................15

3.2 Saran....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA…………………..…………………………………….16

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang
terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan
dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubkan karena biarpun
Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat
hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak
mengetahui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya
mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia,
itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-
itu saja.
Sejak ratusan tahun lalu provinsi Jambi dihuni oleh etnis melayu, seperti suku Kerinci,
Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu, dan suku Anak dalam. Namun juga ada
etnis pendatang. Perjalanan sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya
melayu di Jambi.
Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan bahkan mungkin hilang sama
sekali. Penyebabnya adalah perkembangan kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya
kesadaran masyarakat, dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus
nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi Jambi.
Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan melayu Jambi
yang dibatasi pada unsur budaya, mata pencaharian, kerajinan dan seni masyarakat melayu
Jambi. Setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kebudayaan melayu Jambi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi sosial?


2. Apa definisi kebudayaan?
3. Apa definisi masyarakat?
4. Bagaimana bentuk sosial dan kebudayaan masyarakat Jambi?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sosiologi, Kebudayaan dan Masyarakat

A. Definisi Sosiologi
1. Definisi Etismologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti
kawan atau teman. Sedangkan, logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi,
sosiologi memiliki arti berbicara mengenai masyarakat.1

Definisi Konseptual

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.2
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaah pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan
kelompok tersebut.3 Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social, proses
social termasuk perubahan social.4 Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala
ekonomi, agama, keluarga, dan moral.
b. Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial, misalnya
gejala geografis dan biologis.
c. Ciri-ciri umum semua jenis gelaja sosial yang lainnya.5
A. Definisi Operasional

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan
cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam
lingkungan tersebut.

1
Menurut Augustu Comte
2
Menurut William Komblum
3
Menurut Paul B. Horton
4
Menurut Selo Soemardjan dan Soelarman
5
Menurut Pitrim

5
B. Definisi Kebudayaan
1. Definisi Etimologis

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi dan akal). Sedangkan, dalam bahasa Inggris, kebudayaan berarti culture yang
berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.

2. Definisi Konseptual

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat pengetahuan,


kepercayaanm kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.6

Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. 7 Kebudayaaan adalah
keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan
diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.8 Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar.9

3. Definisi Operasional

Kebudayaan adalah sekumpulan adat, tradisi, nilai, norma, dan tata cara hidup yang dijalankan
oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya adat dari orang
tua ke anak-anaknya; setiap hari sabtu minggu adalah hari untuk keluarga berkumpul. Tidak ada
kegiatan yang tidak dilakukan bersama-sama. Pergi, makan, dan lain-lain dilakukan bersama-sama.

C. Definisi Masyarakat
1. Definisi Etimologis

Masyarakat sebagai terjemahan dari istilah society (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari
bahasa Latin, yaitu societas yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan
dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara
implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki perhatian dan kepentingan
yang sama dalam mencapai tujuan.

6
7
8
9

6
2. Definisi Konseptual

Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-


anggotanya.10 Menurut11 Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan
oleh harapan dan nilai-nilai dominan dalam warganya.

Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun


perkembangan adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis.12

Masyarakat adalah hidup yang terorganisir di dalam kelompok. 13 Sedangkan menurut


14
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu, bicara dalam bahasa yang
sama yang tidak secara umum dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya.

3. Definisi Operasional

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan
cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam
lingkungan tersebut

2.2 Sosial dan Budaya Masyarakat Jambi

Unsur Kebudayaan

1. Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian disusul dengan
agama Budha dan Kristen protestan. Mungkin ini juga karena dipengaruhi oleh warga pendatang yang
datang ke Jambi yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina atau TiongHoa.

2. Bahasa

Bahasa Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang digunakan khususnya di
wilayah Jambi bagian selatan, Provinsi Riau. Ada dua kontroversi mengenai bahasa Jambi dengan
Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap ini sebagai dialek melayu karena banyaknya kesamaan

10
Menurut Emile Durkhem
11
Menurut max weber
12
Menurut Karl max
13
Menurut Conrad Kottack
14
Menurut Charol dan Melvin ember

7
kosakata dan bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justru beranggapan, bahasa ini
merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu.

Orang Jambi senang menggunakan kata-kata arif serta pepatah-pepatah. Kata-kata kiasan
umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian martabat seseorang juga dapat ditandai
dengan kemahirannya menggunakan kata-kata arif dan kiasan. Mereka tidak mengenal adanya
perbedaan bahasa yang menunjukkan stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir serupa dengan bahasa
Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal ini mungkin dikarenakan suku Jambi dan suku
Padang terletak dalam satu pulau yang sama, yaitu Kepulauan Sumatra.

3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut. Di Jambi sendiri
kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi oleh para
petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-
kota lainnya yang terletak di dataran rendah adalah bertanam padi pada lahan kosong.
Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan,
begitu juga dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil
menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya.
Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHoa, maka di zaman
sekarang ini banyak pula warga masyarakat keturunan Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui
proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-
bahan material.
4. Busana Tradisional Melayu Jambi

Suku Melayu Jambi adalah sebutan bagi orang-orang Melayu yang mendiami daerah sepanjang
sungai Batang Hari, provinsi Jambi. Dalam berbusana kaum wanita sehari-hari pada awalnya hanya
dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan. Sedangkan kaum prianya mengenakan celana setengah ruas
yang melebar pada bagian betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga lebih leluasa geraknya
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Pakaian untuk pria ini dilengkapi dengan kopiah sebagai
penutup kepala. Pada perkembangan berikutnya dikenal adanya pakaian adat. Pakaian adat ini lebih
mewah daripada pakaian sehari-hari yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan pemakaian
perhiasan sebagai pelengkapnya.

a) Pakaian Adat Pria


Laki-laki suku Melayu Jambi dalam berpakaian adat mengenakan lacak di kepalanya. Lacak
ini terbuat dari kain beludru warna merah yang diberi kertas tebal di dalammnya agar menjadikannya
keras. Tutup kepala ini memiliki dua bagian yang menjulang tinggi, dengan julangan yang lebih tinggi

8
pada bagian depannya.Sebagai hiasan terdapat lukisan flora dari daun, tangkai clan bunga yang akan
mekar. Bagian pinggir sebelah kanan diberi lukisan tali runci, yang diimbangi oleh penempatan bungo
runci di sebelah kiri. Bungo runci ini berwarna putih dirangkai dengan benang, dapat berupa bunga asli
atau tiruannya. Bajunya disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut tanggung karena
panjangnya hanya sedikit di bawah siku tidak sampai ke pergelangan tangan.

b) Pakaian Adat Wanita


Busana untuk perempuan terdiri dari kain sarung songket clan selendang songket warna merah.
Bajunya disebut baju kurung tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga melati,
kembang tagapo, dan pucuk rebung.Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat dari kain beludru
merah dengan bagian dalam diberi kertas karton agar keras.
Ada juga yang menyebut duri pandan karena pada bagian depan tutup kepala ini diberi hiasan
dari logam berwarna kuning berbentuk duri pandan. Untuk lebih memperindah diberi sulaman emas
dengan motif bunga melati pecah.Kelengkapan busana perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
yang dikenakan oleh pria. Pada perempuan dikenakan anting-anting atau antan dengan motif kupu-kupu
atau gelang banjar. Kalungnya terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung
bertingkat dan kalung rantai sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dan cincin
kijang atau capung.

5. Kesenian

Ada berbagai kesenian tradisional di Provinsi Jambi. Kesenian tradisional ini bersumber dari
suku-suku bangsa yang menetap di Jambi. Ada sekitar 220 jenis kesenian, sebagian besar berupa tari-
tarian. Kesenian lainnya yaitu seni musik, lagu daerah, seni pahat atau ukir, dan seni bela diri. Dari
sekian jenis kesenian ini, sekitar 60% sudah tidak dijumpai lagi di masyarakat. Ini berarti punah.
Kesenian yang masih ada pun perkembangannya tidak menggembirakan. Beberapa diantaranya hanya
sebagai pelengkap rangkaian upacara adat. Kondisi ini perlu disikapi bersama oleh pemerintah,
masyarakat, dan para pecinta seni daerah terutama warga provinsi Jambi.

• Tarian Tradisional Jambi

Provinsi Jambi sangat kaya akan beragam kesenian tarian tradisional. Kesenian tari Jambi
diperkirakan mencapai 98 jenis tari yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa nama tarian tradisional
Jambi tersebut antara lain seperti Tari Selampit Delapan, Tari Rangguk, Tari Joged Batanghari, Tarian
Sekapur Sirih, Tari Serentak Satang, Tari Iyo-Iyo, Tari Ntok Kuda, dan lain sebagainya. Penjelasan
lengkap tarian tradisional Jambi silahkan klik Tarian Tradisional Jambi Lengkap Penjelasannya

9
• Seni Musik dan Teater Tradisional Jambi

Setiap daerah memiliki seni musik dan teater tradisional. Sumbernya berasal dari suku-suku
bangsa yang bermukim di daerah itu. Kesenian tradisional ini biasanya dipertontonkan pada beberapa
acara, seperti pesta perkawinan, menyambut tamu, atau pesta adat lainnya. Dalam setiap pertunjukan
kesenian tradisional ini diiringi seperangkat alat musik. Alat musiknya pun berbeda sesuai dengan jenis
kesenian yang diiringinya. Berikut contoh jenis seni musik dan teater yang berkembang di Provinsi
Jambi.

Kelintang kayu merupakan alat musik pukul khas Provinsi Jambi. Alat musik ini terbuat dari
kayu. Dalam memainkannya, alat musik ini dipukul seiring dengan alat musik pengiring lainnya, seperti
talempong, gendang, dan akordion. Pada zaman kejayaan kerajaan Melayu, alat musik ini hanya
dimainkan untuk kalangan bangsawan. Dalam pertunjukannya didendangkan syair lagu-lagu bertuah
dan tari-tarian khas Jambi. Kelintang kayu juga disebut senandung julo karena para pemainnya sering
menjulurkan kaki (julo = menjulur) sambil memangku kelintang saat memainkannya.

Hadrah merupakan jenis kesenian Jambi yang bernuansa Islami. Kesenian ini menggunakan
terbang atau rebana sebagai alat musiknya. Alat-alat tersebut ditabuh disertai nyanyian dalam bahasa
Arab (barjanji). Hadrah sering digunakan untuk mengiringi pengantin pria, menyambut tamu, dan
acara-acara perayaan agama Islam.

Dul muluk merupakan seni teater yang berkembang di Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari.
Kesenian ini sudah jarang ditampilkan sehingga keberadaannya mendekati kepunahan. Alat musik
pengiringnya terdiri atas biola, gendang, gong, dan beberapa alat lain sesuai kebutuhan cerita. Sumber
cerita dul muluk berasal dari Sahibul Hikayat yang sudah diadaptasikan dengan kondisi sosial
masyarakat setempat. Satu yang khas dari pertunjukan ini yaitu pada bagian tengah panggung
ditempatkan satu meja. Di sinilah para pelakon beradegan. Setelah pelakon atau tokoh melakukan
dialog atau nyanyian, mereka memukul meja menggunakan sebatang tongkat seiring irama musik.
Gerak-gerik pelakon atau tokoh seperti menari. Pada bagian tertentu ada tarian yang mengikutsertakan
penonton sehingga suasana semakin meriah. Kesenian ini dipertunjukkan dan malam sampai menjelang
pagi.

Selain itu, masih dapat dijumpai jenis kesenian yang lain seperti orkes melayu lesung emping,
balawat, dan ambung gilo. Alat musik tradisional Jambi lainnya yaitu talempong, serunai, katet
sekorong (dibuat dari batang padi), saluang (suling), dan gong.

10
• Lagu Daerah Jambi

Jenis lagu daerah Provinsi Jambi sangat beragam, mulai dari jenis lagu anak-anak sampai lagu
orang dewasa. Tema dan isinya juga bermacam-macam, seperti tema perkenalan, percintaan, nasihat,
dan keindahan alam Jambi. Lagu daerah biasanya didendangkan dalam upacara adat, permainan anak-
anak, dan pementasan musik atau teater tradisional. Corak lagu tergantung dari mana lagu itu berasal.
Ada yang bercorak Melayu Jambi, Kerinci, Batin, atau Orang Rimba. Contoh lagu daerah Provinsi
Jambi, yaitu Injit-Injit Semut, Melayu, Pinang Muda, Batanghari, dan Selendang Mayang.

• Kerajinan Rakyat Jambi

Ada beberapa jenis kerajinan rakyat yang berkembang di Provinsi Jambi. Kerajinan-kerajinan
ini bersumber dari budaya suku-suku bangsa setempat. Sebagian masyarakat menggantungkan
hidupnya dari hasil penjualan kerajinan ini. Skala produksinya pun sebagian hanya untuk pasar lokal.
Namun, ada juga yang menembus ke luar daerah Jambi. Berikut beberapa kerajinan tradisional yang
terdapat di Provinsi Jambi.

Batik Jambi merupakan batik khas yang hanya terdapat di Jambi. Awalnya kerajinan ini berasal
dari Jawa. Pertama kali kerajinan batik ini masuk ke Provinsi Jambi pada tahun 1857. Kerajinan batik
ini dibawa oleh Haji Muhibat. Kemudian, kerajinan batik ini berkembang dengan sentuhan khas daerah
Jambi. Satu ciri khas yang membedakan batik Jambi dengan batik Jawa adalah warnanya. Warna batik
Jambi lebih cerah dan tegas. Ada empat warna yang dominan, yaitu merah, kuning, biru, dan hitam.
Bahan pewarna batik merupakan bahan alami dari kayu dan tumbul-tumbuhan. Warna alami batik Jambi
sangat spesifik, tidak cerah, tetapi mempunyai daya tarik yang kuat.

Ciri khas yang lain yaitu motifnya satu-satu yang biasa disebut ceplokan. Motif ini berbeda
dengan motif batik Jawa yang bersambung atau menyatu. Motif batik Jambi yang terkenal, di antaranya
motif kapal sanggat, merak ngeram. Tampok manggis, kuau berhias dan durian pecah.

Ukir kayu betung merupakan kerajinan ukir kayu yang terdapat di Desa Kabupaten Batanghari.
Para pengrajin memanfaatkan produk kayu hutan yang banyak terdapat di Jambi. Jenis kayu yang biasa
dipakai sebagai bahan baku, yaitu kayu rengas, meranti, dan jelutung. Sebelum diukir, kayu rengas
harus diolah terlebih dahulu. Getah kayu ini menyebabkan gatal dan kulit melepuh. Kayu rengas dibakar
sampai getahnya hilang, baru kemudian dilakukan proses ukir. Ada berbagai jenis ukir betung. Sebagian
besar berupa perabot rumah tangga yang berukuran besar, seperti meja, kursi, dan tempat tidur. Ada
juga kerajinan ukir betung yang berukuran kecil untuk hiasan dinding dan meja tamu.

Jenis kerajinan lain, meliputi kerajinan bambu, mebel, rotan, dan anyaman. Hasil kerajinannya
seperti perabot rumah tangga, alat-alat dapur, tas, sepatu, dan produk anyaman. Pusat-pusat seni
kerajinan ini tersebar di berbagai wilayah. Sebagian besar hasil kerajinan ini untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Jambi. Namun, ada juga yang sudah dijual ke luar daerah Jambi.

11
• Seni Sastra

Hasil karya seni sastra mencakup karya tulisan dan karya lisan yang dihasilkan dan berkembang
di wilayah Provinsi Jambi. Masyarakat Jambi yang berlatar belakang Melayu dan Minangkabau tidak
bisa lepas dari pengaruh dua unsur seni suku bangsa tersebut. Seni sastra dapat berupa kitab-kitab kuno,
puisi, prosa, dongeng,atau cerita rakyat.

Salah satu seni sastra yang berkembang di Provinsi Jambi yaitu sastra lisan Kerinci. Seni sastra ini
berkembang dalam budaya masyarakat Kerinci. Bentuk-bentuk sastra lisan Kerinci, antara lain puisi,
pantun, prosa, prosa liris, dan kunaung. Kunaung merupakan bentuk kesenian khas Kerinci berupa
perpaduan cerita, lagu, dan disertai ekspresi penceritaannya. Penceritanya dinamakan tukang kunaung.
Alat musik pengiringnya terdiri atas rebana, gendang, gong, dan alat musik lainnya. Namun, ada pula
tanpa iringan alat musik. Pada umumnya cerita Sastra Kerinci berisi nasihat, pendidikan moral, petuah,
kisah-kisah rakyat, dan pelipur lara.

Dalam kehidupan masyarakat Orang Rimba juga berkembang seni sastra. Orang Rimba mengenal
pantun, seloka, dongeng, dan cerita rakyat. Syair pantun dan seloka sering mereka dendangkan saat
melakukan upacara adat. Seni sastra ini dilantunkan dengan bahasa Orang Rimba yang khas. Ada
beberapa cerita atau dongeng yang berkembang dalam masyarakat Orang Rimba. Cerita atau dongeng
ini berasal dari cerita kuno, seperti Hantu Benor, Manusia Jadi Gejoh, dan Biawak Jadi Menantu Raja.
Cerita-cerita ini sangat populer di kalangan anak-anak suku Orang Rimba.

6. Rumah Adat Jambi

Rumah adat yang mewakili Provinsi Jambi yaitu bernama Rumah Adat Sepucuk Jambi
Sembilan Lurah. Bentuk rumah adat ini merupakan bentuk rumah adat masyarakat suku Melayu, Jambi
yang dinamakan rumah Betiang. Rumah adat ini memiliki ciri khas berbentuk rumah panggung yang
terbuat dari kayu. Selain rumah adat Betiang di Provinsi Jambi juga masih terdapat beberapa rumah
adat lain yang menjadi ciri khas suku bangsa di daerah jambi. Masyarakat suku Batin, Jambi memiliki
rumah adat bernama Kajang Lako, dan masyarakat suku Kerinci, Jambi memiliki rumah adat yang
disebut rumah larik.

12
7. Senjata Tradisional Jambi
Senjata tradisional masyarakat Jambi yaitu keris. Keris merupakan lambang perjuangan rakyat
Jambi melawan penjajah yang disimbolkan dengan keris bernama Keris Siginjai. Ada juga keris yang
bernama keris Singa Marjaya, dan Badik Tumbuk Lada. Selain senjata tradisional keris, masyarakat
Jambi juga mengenak senjata tradisional lainnya seperti belantik, umban, kujur, dan serampangan.
8. Upacara Tradisional Jambi
Masyarakat Provinsi Jambi mengenal beberapa jenis upacara adat lingkaran hidup serta upacara
yang berhubungan dengan aktifitas hidup sehari-hari masyarakat dengan lingkungannya. Upacara adat
yang berhubungan dengan lingkaran hidup masyarakat Jambi juga mengenal upacara masa kehamilan,
kelahiran, dewasa, perkawinan, dan masa kematian.
Sedangkan upacara adat yang berhubungan dengan aktifitas hidup sehari-hari dengan
lingkungan alam, masyarakat Jambi mengenal beberapa upacara adat yaitu upacara Kenduri Seko,
upacara Minta Ahi Ujan, upacara Mandi Shafar, dan upacara Kumau.
9. Makanan dan Minuman Khas Jambi
Seperti halnya di daerah-daerah lain, makanan dan minuman tradisional juga terdapat di
wilayah Provinsi Jambi. Bahan baku pembuatannya berasal dari sumber daya alam Jambi. Oleh sebab
itu, masakan dan minuman yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang berbeda dengan daerah lain. Ada
begitu banyak makanan dan minuman tradisional Jambi, di antaranya sebagai berikut:

13
• Burgo

adalah masakan khas Provinsi Jambi yang saat ini sudah sulit ditemukan. Masakan ini terbuat
dari campuran tepung beras dan sagu. Adonan kedua bahan ini dibuat semacam dadar yang agak tebal.
Kemudian, digulung memanjang. Cara penyajiannya dipotong pendek-pendek dan disiram kuah santan.
Kuah santan ini dibuat khusus. Bahan dasar kuah berasal dari kaldu udang dan ikan. Untuk menambah
cita rasa, biasanya ditaburi bawang goreng. Rasa khas burgo adalah kekenyalannya yang berpadu
dengan gurih kuah santan.

• Rambutan goreng dan selai nanas goreng

adalah camilan khas Jambi. Proses pembuatan selai nanas goreng membutuhkan waktu yang
agak lama. Nanas dikupas, dicuci, lalu dilumatkan. Hasilnya dimasak dengan gula selama 4-5 jam, lalu
dijemur sampai agak kering. Selai ini dipotong kecil-kecil dan dimasukkan dalam adonan tepung, lalu
digoreng. Jadilah, selai nanas goreng yang siap disantap. Untuk rambutan goreng pembuatannya hampir
sama dengan selai nanas goreng. Hanya untuk rambutan goreng diolah tanpa membuang bijinya.
Hasilnya mirip sekali dengan kurma. Pusat produksi kedua jenis camilan ini terletak di Tangkit Baru,
Muaro Jambi

2.3 Etos Kebudayaan


Etos kebudayaan adalah suatu kebudayaan yang seringkali memancarkan suatu watak yang
khas tertentu yang tampak dari luar, seperti yang tampak oleh orang dari kebudayaan lain. Watak khas
tersebut seringkali terlihat dari gaya tingkah laku, kegemaran, dan berbagai benda budaya hasil karya
masyarakat tersebut. Di Jambi sendiri etos kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang
tinggal di Pulau Sumatra, bisa kita lihat dari etos kebudayaan suku Batak, yaitu cenderung keras,
berbahasa kasar (kencang), dan berparas sangar. Tapi terkadang ada juga yang mirip dengan etos dari
suku padang, yaitu raut wajahnya angkuh, dan tidak ramah, dan suka perhitungan (pelit).15

15
Dewi Liastuti, 2015, Sosial Budaya provinsi Jambi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Baiklah dari pembahasan materi di atas dapat kita simpulkan bahwasanya definisi sosial adalah
segala sesuatu mengenai masyarakat, definisi kebudayaan adalah sekumpulan adat, tradisi, nilai, norma,
dan tata cara hidup, yang dijalankan oleh satu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Kemudian definisi masyarakat sendiri adalah sekumpulan manusia yang hidup di dalam
kelompok. Kita juga telah membahas unsur kebudayaan Jambi dari sistem agama, sistem bahasa, sistem
mata pencaharian, sistem teknologi, Busana tradisionl melayu Jambi, kesenian Jambi, rumah adat
Jambi, senjata tradisional Jambi, upacara tradisional Jambi, makanan dan minuman khas Jambi,

3.2 SARAN

Budaya masyarakat Jambi harus terus dilestarikan agar tetap ada dan tidak hilang pada
zaman modern seperti sekarang ini dan diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan pembahasan ini agar pengetahuan kita semakin luas.

Demikianlah makalah yang telah penulis buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf sebesar-
besarnya dan penulis mengharapkan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
ini.

15
Daftar Pustaka

Afria, Rengki, and Ade Kusmana. "EKSISTENSI KOSAKATA BUDAYA JAMBI SEBAGAI
PEMERTAHANAN IDENTITAS SOSIAL." Prosiding Seminar Nasional Humaniora. Vol.
1. 2021.
Anugrahi, Sania Riza. "KESENIAN KOMPANGAN SEBAGAI KEBUDAYAAN ISLAM
MELAYU DI PROVINSI JAMBI." KRINOK| Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah 1.3
(2022): 191-201.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3907/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5
&isAllowed=y
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3907/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5
&isAllowed=y
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=SOSIAL+BUDAYA+PROVINSI+JAMBI+LENG
KAP+WORD
https://www.senibudayaku.com/2018/05/mengenal-kebudayaan-daerah-jambi.html?m=1
Karmela, Siti Heidi, Ferry Yanto, and Malynda Ayu Aprilia. "Lembaga Olah Seni Budaya
Jambi Kota Seberang Mengenal Kompangan Dan Hadrah Sebagai Seni Tradisional
Melayu Jambi 1995-2017." Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 20.3 (2020): 926-
931.
Sinurat, Desri Yanti, and Reka Seprina. "PERKEMBANGAN SOSIAL-BUDAYA
TIONGHOA DI KOTA JAMBI MASA REFORMASI (1999-2021)." KRINOK| Jurnal
Pendidikan Sejarah dan Sejarah 2.1 (2023): 76-84.
Sudjatnika, Tenny. "Tinjauan kognisi sosial terhadap sosial budaya." Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah
Peradaban Islam 13.01 (2016): 159-176.
Wijaya, Ahmad Alim, Syarifuddin Syarifuddin, and Aulia Novemy Dhita. "Nilai-Nilai
Kearifan Lokal Rumah Adat Kajang Lako di Jambi." Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah
10.1 (2021): 60-69.
Islamiyah, Y. N. (2012-2013). Kebudayaan Provinsi Jambi. pp. 01-11.

16

Anda mungkin juga menyukai