Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

TUGAS

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

DOSEN

MARSELLY DWI PUTRI, S.T, M.T

NAMA KELOMPOK

M. FADHIL HIDAYAT (201745500002)

INDAH PERMATASARI (201745500025)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA
2020

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar mahasiswa yamg
memiliki kemampuan personal. Kemampuan personal merupakan kaitan dengan kemampuan
individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masyarakat yang tidak terpisahkan dari
masyarakat itu sendiri.

ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-
dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu
mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan
memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari
berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya

Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi dan paling beradab
dibandingkan dengan ciptaan tuhan lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi
dalam berpikir, dan mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui
proses belajar terus-menerus. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri
untuk hidup dengan lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness. Maniusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia
untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang


merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara istilah, budaya adalah hasil cipta karsa
manusia yang dihasilkan melalui proses belajar dan dijadikan milik bersama. Dan dapat kita
simpulkan makhluk budaya dapat diartikan sebagai makhluk yang memiliki pikiran atau akal
budi.

Wujud dari kebudayaan ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan ini sendiri berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan yang menghasilkan
kebudayaan . Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada
hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu menghasilkan
kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia
dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui ini,kita akan melihat seberapa eratnya
masyarakat dengan budayanya,dan budaya dengan masyarakatnya,serta seberapa penting dan
bagaimana kebudayaan itu ada di dalam masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah


yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian dari kebudayaan?
2. Dalam problematika kebudayaan apa saja hambatan-hambatan kebudayaan yang terjadi?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk memberitahukan pengertian dan fungsi dari kebudayaan


2. Untuk mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk budaya
3. Untuk mengetahui etika dan estetika berbudaya
4. Untuk mengetahui jenis dan ragam kebudayaan di masyarakat
5. Untuk memberitahukan problematika kebudayaan
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KEBUDAYAAN

A. Pengertian

Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa.
Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari kata
Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata
Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).

Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari
sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan secara social
(disosialisasikan) tidak sekedar sebuah catatan ringkas, tetapi dalam bentuk perilaku melalui
pembelajaran social ( social learning).

B. Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan
yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam)
yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri
perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat
mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-
manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan
yang akan disalurkan seperti kesenian.

Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:

1. Melindungi diri dari alam

Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di


dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan teknologi, manusia
dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia
dapat menguasai alam.

2. Mengatur tindakan manusia

Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu
berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan
hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia,
kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya kebudayaan adalah garis-
garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan
peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan.

Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:

o Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk,
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai
anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
o Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
o Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran,
perkawinan, kematian, dan lain-lain

3. Sebagai wadah segenap perasaan

Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan


seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan
adanya seni-seni dalam masyarakat.

2.2 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai
perilaku / makhluk budaya, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan , karena manusia yang
menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar
sesuai dengan kebudayaan tersebut.

2.3 ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam bermasyarakat adalah
hal yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa
mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan
di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan
masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada
berbagai dinamika zaman.

Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan


kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya
budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi
masyarakat yang berbudaya, tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya
2.4 JENIS DAN RAGAM KEBUDAYAAN DI MASYARAKAT
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan masyarakat di
daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap
kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi
oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayaan.
Adapun jenis dan ragam kebudayaan di masyarakat berdasarkan karakteristik umumnya
yaitu gotong royong dan musyawarah mufakat. Dilihat dari kriteria mata pencaharian nya
yaitu kebudayaan peternak, kebudayaan bercocok tanam, kebudayaan petani, kebudayaan
nelayan, dan kebudayaan berburu dan meramu.

2.5 PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan
harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya.
Tapi perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka
kelestarian kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan
merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat
dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.

Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan


merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur
dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus
mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Kebudayaan yang diciptakan
manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman
kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusian (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki
kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain.
Beberapa problematika kebudayaan antara lain yaitu:

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan
sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar
dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini
lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa
tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita
lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan
pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan
penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam
sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup
mereka ditempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.


Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan
masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah
tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.


Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga
menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka
miliki secara turun-temurun.

6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang
beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang
menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.

7. Perkembangan IPTEK
Sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh
nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan
suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang
tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda
menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak
lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak
belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran)
bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

10. Penyebaran kebudayaan.


Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima
akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang
masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era
sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak
negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif,
hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa
seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat
Indonesia.
BAB III

PEMBAHASAN (STUDI KASUS)

3.1 PERKEMBANGAN IPTEK

IPTEK adalah ilmu pengetahuan dan teknologi dimana ilmu pengetahua dan
teknologi memilki arti tersendiri. Ilmu dipandang sebagai produk, proses dan paradigma
etika. Ilmu diperoleh melalui kegiatan ilmiah sedangkan pengetahuan didapatkan dengan
proses pemahaman diluar metode ilmiah. Jika ilmu pengetahuan rumus dan teorii,
teknologi merupakan praktek terapan darirumus dan teori ilmu pengetahuan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
berkembang dengan sangat cepat, diberbagai bidang keilmuan yang ada. Dengan
perkembangan IPTEK yang sangat pesat ini tentu kita patut merasa beruntung dan juga
patut merasa kawatir akan dampak yang ditimbulkannya. Patut merasa beruntung, karena
dengan adanya perkembangan IPTEK yang pesat ditengah-tengah kita, tentu kita akan
sangat termanjakan dengan berbagai fasilitas berteknologi modern yang murah dan
praktis, dan hal itulah yang membuat kita harus merasa kawatir, karena dengan
kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, kita akan semakin malas untuk berkreasi dan
merasa masa bodoh dengan lingkungan sekitar kita, karena terlalu terlena dengan
kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi modern saat ini.

Dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat kita didorong untuk ikut mengikuti alur
perkembangan teknologi modern yang ada saat ini, dan ini akan menjadi dilema untuk
kita semua jika kita tidak bisa melawan atau memfilternya, tentu ini akan menjadi
boomerang untuk diri kita sendiri. Untuk itu kita harus bisa mengimbangi kemajuan
IPTEK sekarang ini. Salah satu caranya yaitu dengan ikut berperan aktif didalam
perkembangan IPTEK itu sendiri, melalui sekolah-sekolah, ide-ide baru, dan juga kreasi
yang kita ciptakan, ini akan sangat bermanfaat untuk bisa bersaing dan ikut berpartisipasi
dalam kemajuan IPTEK saat ini. Namum berbeda halnya jika kita hanya pasif dan hanya
menikmati hasil dari perkembangan IPTEK saat ini saja, maka sama saja kita hanya
dianggap sebagai penonton dalam perkembangan IPTEK ini, dan sangat disayangkan
sekali jika hal tersebut terjadi pada diri kita pribadi masing-masing.

3.2 DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK DALAM KEBUDAYAAN

Segi positif IPTEK terhadap nilai budaya, yaitu:

1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat


Masyarakat memanfaatkan iptek untuk keperluan bisnis mereka. Iptek ini membuat
kepentingan bisnis semain cepat sehingga kesejahteraan meningkat.
2. Terpenuhi kebutuhan hidup manusia
Dengan adanya iptek, kebutuhan hidup dapat tercapai. Sebagai contoh dalam jual beli
online, kita dapat membeli suatu barang tanpa harus bayar ke tokonya langsung dan
dalam pembayarannya tidak harus bertatap muka dengan penjual.
3. Berkembangnya pemikiran rasional
Segala informasi yang ada di dunia ada berkat perkembangan iptek, sehingga
membuat pemikiran rasional dari seseorang dapat berkembang.
4. Memudahkan dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi
Dewasa ini terdapat berbagai sosial media seperti Facebook,Twitter,Instagram,Path
dan messenger seperti BBM,Line,Whatsapp yang dapat memudahkan antar individu
untuk berinteraksi dan berkomunikasi tanpa harus bertatap muka.

Segi negatif IPTEK terhadap nilai budaya, yaitu:

1. Hilangnya budaya tradisional


Dengan banyak bermunculannya toko-toko modern seperti indomaret, alfamart,
dan yang lainnya, berdirinya berbagai gedung mewah seperti mall, perhotelan, dan
apartemen mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam
perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai toko tetangga kini berubah menjadi
mini market. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang
sudah mengarah kepada pergaulan bebas, dan anak-anak cenderung memilih bermain
dengan smartphone merika ketimbang bermain bersama rekan sepantaran mereka.
2. Adanya perubahan tata nilai kehidupan masyaraka
Sebagai contoh, di Indonesia yang tata cara berpakaiannya sopan sekarang
banyak mencontoh barat yang tata cara berpakaiannya cenderung minim.
3. Global warming.
Pengalihan kinerja manusia ke mesin menyebabkan polusi udara sehingga
memperparah pemanasan global.
4. Adanya kekhawatiran terhadap senjata kimia dan nuklir.
Dengan adanya teknologi, manusia dapat menciptakan senjata dari kimia dan
nuklir, tetapi dalam prakteknya banyak negara maju yang menyalahgunakan senjata
ini untuk kepentingan negara mereka.
5. Meningkatnya kenakalan remaja dan kriminalitas.
Dengan adanya iptek, informasi bisa diperoleh dari manapun dan kapanpun. Akan
tetapi karena bebasnya informasi tersebut, remaja dapat mengakses konten yang
berbau kekerasan dan kriminalitas sehingga jiwa remaja yang labil pun
mempraktekkannya.
BAB IV

SOLUSI PERMASALAHAN

Solusi mengatasi problematika kebudayaan yaitu:

1. Prioritas pada masalah

Penyimpangan seperti sudah benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai, asumsi,


keyakinan atau pengalaman hidup kita. Karena penyimpangan itu pasti banyak kalau
dicari apalagi dicari-cari, maka sebaiknya kita perlu membuat prioritas penyelesaian
penyimpangan.

Manfaatnya adalah untuk menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi


dorongan keinginan atau mood sesaat. Terkadang, kita menginginkan situasi atau kondisi
yang langsung baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis seperti firman kitab
suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama persis seperti khutbah para pakar
manajemen di buku-buku. Padahal, secara resource, kita belum mampu ke sana.
Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu menyempurnakan kekurangan /
penyimpangan.

Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan
kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering
mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih jelas,
lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan "bingung" kalau disuruh memikirkan
sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif, atau terlalu abstrak.

2. Konseptualisai

Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya,
menyatakannya dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa
organisasi memang telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk
terwujud dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki.

Selain bisa menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan
menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap
penyimpangan dan tidak care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian
orang. Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan:

Jika kita menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung,
kita pun perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan
dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikanpunishment kepada
orang yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita, terkadang, kita
menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada orang yang baik dan lemah ATAU
ignorance (tidak peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran

Pengalaman kita bersama menunjukkan bahwa untuk membuat orang melakukan


sesuatu, ini membutuhkan effort yang jauh lebih banyak dibanding dengan membuat orang
yang tidak tahu menjadi tahu. Yang terakhir ini cukup dengan diberi tahu melalui mulut
atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita inginkan menjadi budaya,
pasti tidak cukup dengan identikasi masalah prioritas dan konseptualisasi keinginan.

Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar
hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki
keadaan (mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses)
berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya, kita tidak
melihat penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan
sebagai sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai
penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan perubahan dan pengembangan..

Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan
dan keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong
memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka, dari mulai
yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini misalnya saja,
training, konseling, coaching, teaching, dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung,
pengarahan, dan lain-lain.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Problematika Kebudayaan“


maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Problematika itu adalah hambatan-
hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam menggembangkan pola pikir dan pola hidup dalam
masyarakat. Di Negara kita, Indonesia juga sering di jumpai hal-hal yang menghambat atau
hal-hal yang berkaitan dengan problematika kebudayaan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika


atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu, hambatan budaya yang ada kaitannya dengan
pandangan hidup dan sistem kepercayaan, hambatan budaya yang berkaitan dengan
perbedaan sudut pandang atau persepsi, hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan, masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan
masyarakat lainnya, sikap tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang
baru, mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya
suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham etnosentrisme, dan perkembangan
iptek sebagai hasil dari kebudayaan yang sering disalahgunakan.

B. SARAN

Melalui makaah ini penulis menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini
saja menggali ilmu tentang pengaruh dan problematika kebudayaan di Indonesia. Marilah kita
menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi milik kita tidak
diambil alih oleh Negara lain, karena apa yang menjadi milik kita harus kita jaga dengan
sepenuhnya, jangan setelah di ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.
DAFTAR PUSTAKA

http://yahyadt.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-problematika-kebudayaan.html

https://www.academia.edu/34690826/MAKALAH_PROBLEMATIKA_KEBUDAYAAAN_
BAGI_KEHIDUPAN_MANDIRI_pass.docx

https://id.scribd.com/doc/141279549/Makalah-Isbd-problematika-Kebudayaan

http://ipteksaatini.blogspot.com/

https://ffidrian.blogspot.com/2015/03/dampak-positif-dan-negatif-iptek.html

http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/aneka-ragam-kebudayaan-dan-
masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai