PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
TUGAS
DOSEN
NAMA KELOMPOK
JAKARTA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar mahasiswa yamg
memiliki kemampuan personal. Kemampuan personal merupakan kaitan dengan kemampuan
individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masyarakat yang tidak terpisahkan dari
masyarakat itu sendiri.
ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-
dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu
mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan
memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari
berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya
Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi dan paling beradab
dibandingkan dengan ciptaan tuhan lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi
dalam berpikir, dan mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui
proses belajar terus-menerus. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri
untuk hidup dengan lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness. Maniusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia
untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir.
Wujud dari kebudayaan ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan ini sendiri berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan yang menghasilkan
kebudayaan . Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada
hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu menghasilkan
kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia
dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui ini,kita akan melihat seberapa eratnya
masyarakat dengan budayanya,dan budaya dengan masyarakatnya,serta seberapa penting dan
bagaimana kebudayaan itu ada di dalam masyarakat.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa.
Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari kata
Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata
Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari
sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan secara social
(disosialisasikan) tidak sekedar sebuah catatan ringkas, tetapi dalam bentuk perilaku melalui
pembelajaran social ( social learning).
B. Fungsi Kebudayaan
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan
yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam)
yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri
perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat
mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-
manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan
yang akan disalurkan seperti kesenian.
Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu
berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan
hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia,
kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya kebudayaan adalah garis-
garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan
peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:
o Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk,
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai
anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
o Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
o Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran,
perkawinan, kematian, dan lain-lain
Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai
perilaku / makhluk budaya, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan , karena manusia yang
menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar
sesuai dengan kebudayaan tersebut.
Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam bermasyarakat adalah
hal yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa
mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan
di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan
masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada
berbagai dinamika zaman.
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan
harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya.
Tapi perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka
kelestarian kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan
merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat
dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan
sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar
dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini
lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa
tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita
lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan
pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan
penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam
sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup
mereka ditempat yang lama.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang
beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang
menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK
Sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh
nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan
suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang
tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda
menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak
lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak
belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran)
bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
IPTEK adalah ilmu pengetahuan dan teknologi dimana ilmu pengetahua dan
teknologi memilki arti tersendiri. Ilmu dipandang sebagai produk, proses dan paradigma
etika. Ilmu diperoleh melalui kegiatan ilmiah sedangkan pengetahuan didapatkan dengan
proses pemahaman diluar metode ilmiah. Jika ilmu pengetahuan rumus dan teorii,
teknologi merupakan praktek terapan darirumus dan teori ilmu pengetahuan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
berkembang dengan sangat cepat, diberbagai bidang keilmuan yang ada. Dengan
perkembangan IPTEK yang sangat pesat ini tentu kita patut merasa beruntung dan juga
patut merasa kawatir akan dampak yang ditimbulkannya. Patut merasa beruntung, karena
dengan adanya perkembangan IPTEK yang pesat ditengah-tengah kita, tentu kita akan
sangat termanjakan dengan berbagai fasilitas berteknologi modern yang murah dan
praktis, dan hal itulah yang membuat kita harus merasa kawatir, karena dengan
kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, kita akan semakin malas untuk berkreasi dan
merasa masa bodoh dengan lingkungan sekitar kita, karena terlalu terlena dengan
kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi modern saat ini.
Dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat kita didorong untuk ikut mengikuti alur
perkembangan teknologi modern yang ada saat ini, dan ini akan menjadi dilema untuk
kita semua jika kita tidak bisa melawan atau memfilternya, tentu ini akan menjadi
boomerang untuk diri kita sendiri. Untuk itu kita harus bisa mengimbangi kemajuan
IPTEK sekarang ini. Salah satu caranya yaitu dengan ikut berperan aktif didalam
perkembangan IPTEK itu sendiri, melalui sekolah-sekolah, ide-ide baru, dan juga kreasi
yang kita ciptakan, ini akan sangat bermanfaat untuk bisa bersaing dan ikut berpartisipasi
dalam kemajuan IPTEK saat ini. Namum berbeda halnya jika kita hanya pasif dan hanya
menikmati hasil dari perkembangan IPTEK saat ini saja, maka sama saja kita hanya
dianggap sebagai penonton dalam perkembangan IPTEK ini, dan sangat disayangkan
sekali jika hal tersebut terjadi pada diri kita pribadi masing-masing.
SOLUSI PERMASALAHAN
Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan
kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering
mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih jelas,
lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan "bingung" kalau disuruh memikirkan
sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif, atau terlalu abstrak.
2. Konseptualisai
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya,
menyatakannya dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa
organisasi memang telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk
terwujud dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki.
Selain bisa menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan
menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap
penyimpangan dan tidak care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian
orang. Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan:
Jika kita menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung,
kita pun perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan
dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikanpunishment kepada
orang yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita, terkadang, kita
menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada orang yang baik dan lemah ATAU
ignorance (tidak peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran
Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar
hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki
keadaan (mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses)
berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya, kita tidak
melihat penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan
sebagai sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai
penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan perubahan dan pengembangan..
Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan
dan keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong
memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka, dari mulai
yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini misalnya saja,
training, konseling, coaching, teaching, dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung,
pengarahan, dan lain-lain.
BAB V
A. KESIMPULAN
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
B. SARAN
Melalui makaah ini penulis menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini
saja menggali ilmu tentang pengaruh dan problematika kebudayaan di Indonesia. Marilah kita
menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi milik kita tidak
diambil alih oleh Negara lain, karena apa yang menjadi milik kita harus kita jaga dengan
sepenuhnya, jangan setelah di ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
http://yahyadt.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-problematika-kebudayaan.html
https://www.academia.edu/34690826/MAKALAH_PROBLEMATIKA_KEBUDAYAAAN_
BAGI_KEHIDUPAN_MANDIRI_pass.docx
https://id.scribd.com/doc/141279549/Makalah-Isbd-problematika-Kebudayaan
http://ipteksaatini.blogspot.com/
https://ffidrian.blogspot.com/2015/03/dampak-positif-dan-negatif-iptek.html
http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/aneka-ragam-kebudayaan-dan-
masyarakat.html