Anda di halaman 1dari 17

Nama : Aldi Septiadi Abdilah Tugas : Rangkuman Wawasan Budaya

NIM : 651419004 Semester : 2


Jurusan/Kelas : Ilmu dan Teknologi Pangan/A Angkatan : 2019
Prodi : S1-Teknologi Pangan Dosen : Dr. Fatma AR Umar M. Pd
Fakultas: Pertanian Mata Kuliah : Wawasan Budaya

BAB 1
ISTILAH-ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUDAYAAN
A.Pengertian Ras
Ras merupakan sebuah system pengklasifikasian yang dipakai untuk mengkategorikan
manusia ke dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda dengan ciri tenotipe, asal-usul
geografis, fisik, dan suku yang diwarisi.
Ras secara umum yaitu pengelompokan berdasarkan ciri biologis, tidak menurut ciri-ciri
sosiostruktural.
B. Jenis-Jenis Ras di Indonesia
1) Melanesoid (Negro Malaysia)
Suku bangsa yang termasuk dalam ras ini yaitu Papua dan orang Maluku.
2) Mongoloid Melayu
Jenis ras Indonesia ini terletak di wilayah Indonesia bagian tengah dan barat.
3) Penduduk Orang Asing
Yang masuk di dalam kelompok ini adalah orang China (ras mongoloid induk) dan
keturunan Arab, Pakistan dan India (Ras Kaukasoid).
C. Pengertian Etnosentris
Etnosentris adalah suatu persepsi yang dimiliki tiap individu yang menganggap bahwa
kebudayaan yang mereka miliki lebih baik dari budaya lainnya atau dapat dikatakan
etnosentrisme itu adalah fanatisme suku bangsa.
D.Etnik
Etnik adalah kelompok manusia yang anggotanya mengaitkan diri melalui sesuatu
warisan serupa, baik warisan yang dianggap maupun yang benar.
E. Prasangka Multikulturisme
Multikulturisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideology yang
menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status social
politik yang sama dalam masyarakat modern.
F. Komunikasi Antar Ras
Komunikasi antar etnik yaitu berkaitan dengan keadaan sumber komunikasinya sama ras/
suku bangsa tetapi berbeda asal etnis dan latar belakangnya.
G. Etnography
Etnography didefinisikan sebagai catatan ilumatif tentang kehidupan social dan budaya
dalam system social tertentu berdasarkan pada beberapa pengamatan terperinci tentang apa
sebenarnya dilakukan orang dalam lingkungan social yang diamati.
BAB II
MENDESKRIPSIKAN TUJUAN ATAU ALASAN MEMPELAJARI WAWASAN
BUDAYA
A. Definisi Tujuan atau Alasan Berwawasan Budaya
1) Wawasan budaya dalam membuka diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, dan kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Sedangkan menurut Beck, William dan Rawlin menyatakan bahwa konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh,baik fisikal, emosional, intelektual,
social dan spiritual.
2) Meningkatkan Kesadaran Diri
1) Penyesuaian Biologis
Kondisi alam yang telah berubah seiring dengan perusakan lingkungan sebagai
akibat dari global ekonomi, membuat manusia sulit untuk menyesuaikan dirinya
secara biologis terhadap budaya yang berkembang.
1) Penyesuaian Sosial
Pengembangan budaya yang bertele-tele dan terlalu di luar ambang batas norma
dan nilai social yang ada sebelumnya, akan terasa sedikit sulit untuk disesuaikan
dengan kondisi social masyarakatnya.
2) Sosialisasi
Proses sosialisasi ini tidak sempurna dilakukan oleh generasi sebelumnya
sehingga membuat budaya yang lama terkadang diambil bagian yang sesuai
dengan kondisi sekarang.
3) Wawasan Budaya dalam Etika/Etnis
Meta-ethical cultural relativis merupakan cara pandang secara filosofis yang
menyatakan bahwa tidak ada kebenaran moral yang absolut, kebenaran harus selalu
disesuaikan dengan budaya dimana kita menjalankan kehidupan social kita karena setiap
komunitas social mempunyai cara pandang yang berbeda-beda terhadap kebenaran etika.
4) Wawasan Budaya dalam meredam konflik
Melihan menyatakan bahwa dunia saat ini telah menjadi “Global Village” yang
mana kita mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi di negara lain hampir sama seperti
layaknya seorang warga negara dalam sebuah desa kecil yang menjadi tetangga negara-
negara lainnya.
Tujuan komunikasi antar budaya:
 Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhipraktik komunikasi
 Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya.
 Menjadikan mampu berkomunikasi secara efektif.
BAB III
TIPE DAN JENIS BUDAYA

A. Pengertian Budaya
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang dan
diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi. Budaya adalah gaya hidup holistic budaya
terdiri dari banyak unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, Bahasa, adat-istiadat,
bangunan, alat, pakaian dan karya seni.
B JenisJenis Budaya Menurut Sifatnya
1) Etnosentris
Etnosentris cenderung memandangrendah orang-orang yang dianggap asing dan mengatur
budaya asing dengan budayanya sendiri.
2) Universal
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang muncari jawabatas problematika
masyarakat bukan apalagi terhadap kesenian an.sich tidak pula apriori terhadap politisi massa.
3) Alkuturasi
Alkuturasi adalah suatu proses social yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudyaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudyaan asing.
4) Integratif (Integrasi)
Integrasi adalahsuatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing.
C.Jenis-Jenis Budaya Menurut Wujudnya
Menurut J.J Hoenigman, wujud budaya dapat dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.
1) Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudyaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
disentuh.
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat
dan didokumentasikan.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen
utama, yaitu:
1) Kebudayaan Material
Kebudyaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret, termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu pemanggilan
orkeologi.

2) Kebudayaan Non Material


Kebudayaan Non Material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
D. Jenis Budaya Menurut Wilayahnya
1) Rumah Adat
2) Pakaian Adat
3) Upacara Adat
4) Seni Musik
5) Seni Tari Tradisional
6) Seni Rupa Tradisional
7) Suku Bangsa
8) Bahasa Daerah
BAB IV
HUBUNGAN BUDAYA DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA

A. Hubungan Budaya Dengan Masyarakat


Kebudayaan hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alam, sehingga kebudyaan memiliki
peran sebagai berikut:
1) Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2) Wadah untuk menyalurkan perasaan atau kemampuan-kemampuan lainnya.
3) Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4) Pembeda manusia dan binatang.
5) Sebagai modal dasar pembangunan.
Kebudayaan memiliki fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam
kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam,
maupun kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak terlalu baik baginya. Selain itu
manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik spiritual maupun material.
B. Hubungan Budaya Dengan Agama
Agama ini bertujuan untuk memelihara atau mengatur hubungan seseorang atau
sekelompok orang terhadap realitas tertinggi yaitu tuhan, sesame manusia dan alam sekitar.
Seperti halnya kebudayaan, agama sangat menekan makna dan signifikan sebuah tindakan.
C. Hubungan Budaya dengan Bahasa
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan
kompleks karena di dalamnya tersimpan pemilikan. Menurut Koentjaningrat, kebudyaan
memiliki tiga wujud, antara lain:
1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan , nilai, norma, peraturan.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
D. Hubungan budaya dengan filsafat
Dengan adanya filsafat, kita dapat mengetahui hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
alam dan lingkungannya sehingga memiliki peran:
1) Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2) Wadah untuk menyalurkan persamaan dan kemampuan lain.
3) Sebagai modal dasar pembangunan.
4) Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan.
BAB V
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A. Konsep-Konsep dan Konsepsi-Konsepsi Khusus Masyarakat Pergeseran Masyarakat dan


Budaya
Untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakatdan kebudayaan termasuk
lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika social. Diantara konsep-
konsep yang terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan akulturasi.
B. Pemahaman terhadap masa lalu yang hilang
1) Sejarah sebagai kisah
Sejarah dikatakan kisah karena sejarah adalah kejadian-kejadian pada masa lalu yang
kemudian dibangun kembali. Sejarah itu gambaran masa lalu kalian sebagai individu maupun
sebagai makhluk social.
2) Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah merupakan sebuah fakta yang hadir dari masa lalu merupakan sebuah kejadian
yang nyata dan benar-benar terjadipada masanya. Sejarah menyajikan penggambaran tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu lebih spesifiknya yang dialami manusia.
3) Budaya Pembangunan Masyarakat dan lainnya masyarakat modern
Konsep pembangunan mengandung makna sebuah perubahan positif yang direncanakan,
terarah dan dilakukan dengan sadar atau disengaja.
Modernisasi ditandai dengan ciri-ciri modern yaitu:
1) Naturalis kebutuhan material dan persaingan kebutuhan manusia.
2) Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan
Akulturasi.
3) Modern banyak memberikan kemudahan bagi manusia.
4) Modernisasi menghasilkan teori baru.
C. Proses Pengenalan Kebudayaan Asing
1) Akulturasi
Akulturasi adalah proses social yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-
unsur asing itu lambat laun diterima.
2) Asimilasi
Asimilasi adalah proses social yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara insentif, sehingga kebudayaan
golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran.
3) Inovasi
Inovasi adalah suatu asas pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,energy dan
modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga
terbentuksuatu system produk dari produk-produk baru.
BAB VI
PERBEDAAN BUDAYA

A. Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil dari daya cipta, rasa dan karsa manusia, yang diperoleh dari
belajar dan melalui proses secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Budaya adalah suatu alat yang berguna untuk memahami perilaku manusia di seluruh
bumi, juga di negeri kita sendiri.Pandangan-pandangan mengenai konsep budaya terutama
berasal dari ilmu-ilmu perilaku manusia ( behavioural sciences) Sosiologi, Psikologi,
Antropologi.
B. Parameter-Parameter Budaya
1) E.B. Taylor, Bapak Antropologi Budaya, mendefinisikan budaya sebagai, “keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat,dan
kemampuan-kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-anggota suatu
masyarakat”.
2) Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah suatu
yang dimiliki sebagian orang, budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian
merupakan faktor pemersatu.
C.Karakteristik-Karakteristik Budaya
Menurut Taylor (1989), karakteristik manusia mencakup manusia mempelajari budaya
sepanjang pengalaman hidupnya, orang tua menularkan budaya kepada anak-anak mereka,
interaksi dengan manusia lain dapat mengembangkan budaya, budaya selalu mengalami adaptasi
setiap saat, elemen-elemen budaya memiliki kecenderungan yang bersifat konsisten setiap saat
dan terintegrasi secara sistematis (seperti system kepercayaan dan perilaku yang
memepengaruhinya).
1. Komunikasi dan Budaya
System komunikasi verbal dan non verbal membedakan suatu kelompok dari kelompok
lainnya. Meskipun Bahasa tubuh mungkin universal, perwujudannya berbeda secara local.
Subkultur-subkultur, seperti kelompok militer, mempunyai peristilahan dan tanda-tanda yang
menerobos batas-batas nasional ( seperti gerakan menghormat, atau system kepangkatan).
2. Pakaian dan penampilan
Ini meliputi adanya kimono Jepang, Penutup kepala Afrika, paying Inggris, sarung
Polynesia, dan ikat kepala Indian Amerika.
3. Makanan dan kebiasaan makan
Cara memilih ,menyiapkan,menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara
budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Orang-orang Amerika menyenangi daging Sapi,
tapi daging sapi terlarang bagi agama Hindu, sedangkan makanan yang terlarang bagi orang
Islam dan orang-orang Yahudi adalah daging Babi, tapi daging Babi dimakan orang-orang Cina
dan orang lainnya.
4. Waktu dan kesadaran waktu
Kesadaran waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Dalam
beberapa budaya, kesegaran ditentukan oleh usiadan status, maka di beberapa negeri orang-orang
bawahan diharapkan datang tepat pada waktunya ketika menghadiri rapat staf, tapi bos adalah
orang yang terakhir tiba.
5. Penghargaan dan pengakuan
Misalnya adalah pengakuan bagi prajurit perang adalah dengan membolehkan mereka
nebtato tubuh mereka.
6. Hubungan-hubungan
Budaya mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi
berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
Dalam satu rumah tangga beragama hindu, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak-anak,
orang tua, paman-paman, bibi-bibi, dan saudara-saudara lainnya.
7. Nilai dan Norma
8. Rasa Diri dan Ruang
9. Proses Mental dan Belajar
Antropolog Edward Hall berpendapat bahwa pikiran adalah budaya yang
terinternalisasikan, dan prosesnya bekenaan dengan bagaimana orang mengorganisasikan dan
memproses informasi.
10. Kepercayaan dan sikap
D. Pendekatan Sistem Terhadap Budaya

1) Sistem Kekeluargaan
Ini menyangkut hubungan keluarga dan cara bagaimana sekelompok orang
memperanakan, melatih dan mensosialisasikan anak-anak mereka.Bentuk keluarga di Amerika
pada umumnya adalah keluarga inti dan merupakan keluarga yang agak independen; dalam
budaya-budaya lain mungkin terdapat keluarga luas (extended family) yang terdiri dari beberapa
generasi yang dipersatukan menurut garis perempuan (matrilineal).
2) Sistem Pendidikan
Ini berkenaan dengan cara bagaimana anggota-anggota muda atau anggota-anggota baru
masyarakat memperoleh informasi, keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai.
3) Sistem Ekonomi
Ini menyangkut cara masyarakat menghasilkan dan menyalurkan barang-barang dan jasa
pelayanannya.
4). Sistem Politik
Ini merupakan alat utama pemerintah untuk memelihara keteraturan dan melaksanakan
kekuasaan atau wewenang.
5) Sistem Agama
Sistem keagamaan berkenaan dengan cara memberi makna dan motivasi pada kehidupan
selain aspek-aspek kehidupan material, yaitu aspek kehidupan spiritual atau pendekatannya
terhadap hal-hal gaib.
6) Sistem Asosiasi
Ini menyangkut jaringan pengelompokan social yang dibentuk orang-orang. Kelompok-
kelompok masyarakat ini bisa merupakan kelompok persaudaraan (fraternal), kelompok-
kelompok rahasia dan asosiasi-asosiasi profesi/pedagang.
7) Sistem Kesehatan
Sistem kesehatan berkenaan dengan cara suatu budaya menghindari dan mengobati
penyakit, atau merawat para korban bencana alam atau kecelakaan.
8) Sistem Rekreasi
Ini menyangkut cara-cara suatu bangsa untuk bergaul, atau menggunakan saat santai
mereka. Apa yang dianggap “bermain” dalam suatu budaya mungkin dianggap “ kerja” dalam
suatu budaya lain.
BAB VII
KECERDASAN BUDAYA

A. Pengertian Kecerdasan Budaya


Kecerdasan adalah keunggulan atau kesempurnaan perkembangan akal budi, seperti
kepandaian, kecermatan dan ketajaman pikiran.
Kata kebudayaan, berasal dari terjemahan kata kultur. Kata kultur dalam Bahasa latin
cultura berarti memelihara, mengolah dan mengerjakan.
Budaya mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lainnya dari
kelompok masyarakat tertentu yang diwariskan dari satu generasi (Santrock,2009). Cultural
intelligence berarti, menjadi terampil dan fleksibel tentang pemahaman budaya, belajar lebih
banyak tentang hal itu dari interaksi yang sedang berlangsung dengan anda, dan secara bertahap
membentuk kembali pemikiran anda menjadi lebih simpatik dengan budaya dan perilaku anda,
menjadi lebih terampil dan tepat ketika berinteraksi dengan orang dari budaya lain
(Thomas,2003).
Livermore (2011) mendefinisikan kecerdasan budaya sebagai kemampuan untuk
berfungsi secara efektif dalam berbagai konteks budaya yang bervariasi.
Komponen kecerdasan budaya (CQ) menurut Early dan Ang (Ebrahim Khodadady dan
Shima Ghahari, 2011:5) terdiri dari komponen meta-kognitif, kognitif, motivasi dan perilaku.
Sebagai komponen pertama, CQ meta-kognitif mencerminkan proses digunakan individu untuk
memperoleh dan memahami pengetahuan budaya. CQ kognitif, sebagai komponen kedua,
mengacu pada pengetahuan seseorang dan pemahaman tentang bagaimana budaya mirip dan
berbeda satu sama lain. Sebagai komponen ketiga, CQ motivasi menunjukan kemampuan
seseorang tentang motivasi dalam belajar dan berfungsi dalam situasi lintas budaya. Komponen
terakhir, CQ perilaku, mengacu pada kemampuan seseorang untuk menunjukan perilaku verbal
dan non verbal yang tepat ketika berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda.
Kecardasan meta-kognitif adalah kesadaran budaya individu dan kesadaran selama
berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.
Kecerdasan kognitif adalah kecerdasan yang lebih memusatkan pada pengetahuan budaya
individu norma, praktik, dan konvensi dalam pengaturan budaya yang berbeda.
Kecerdasan motivasi adalah kecerdasan atau kemampuan individu untuk mengarahkan
perhatian dan energy terhadap perbedaan budaya.
Kecerdasan perilaku adalah kemampuan individu untuk menunjukan tindakan verbal dan
non verbal yang tepat ketika berinteraksi dengan orang-orang berlatar belakang budaya yang
berbeda.
B. Karakteristik Kecerdasan Budaya
Ciri atau karakteristik kecerdasan budaya meliputi:
1. Religius dan Spiritual
2. Sikap, Perilaku, dan Motivasi diri
3. Sikap terhadap keluarga
4. Sikap dan perilaku di masyarakat
C. Integritas
Secara umum, integritas adalah kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri
seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh.
Seseorang dianggap memilikikepribadian dan karakter sebagai berikut:
1. Jujur dan dapat dipercaya
2. Memiliki komitmen
3. Bertanggung jawab
4.Menepati ucapannya
5. Setia
6. Menghargai waktu
7. Memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup
Kata “ Integritas” berasal dari Bahasa latin, yaitu intreger, yang mengandung arti:
1. Keteguhan sikap dalam mempertahankan prinsip yang menjadi landasan hidup dan melekat
pada diri seseorang sebagai nilai-nilai moral.
2. Mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
D. Keterbukaan
Keterbukaan berasal dari kata terbuka. Kata terbuka secara harfiah berarti jernih, tembus
cahaya, nyata, jelas, dan mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada keraguan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterbukaan berarti perasaan toleransi terhadap
sesama dan hati merupakan merupakan dasar dalam menjalin komunikasi.
E. Ketabahan
Ketabahan adalah menggambarkan bagaimana kemampuan seeorang untuk tetap pada
tujuan dan kuat menghadapi berbagai tantangan dan cobaan.
F. Kearifan Lokal
Kearifan local memiliki ciri ciri yaitu:
1. Mempunyai kemampuan mengendalikan
2. Mempunyai banteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar
3. Mempunyai kemampuan untuk mengakomodasi budaya luar
4. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya
5. Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatuakan budaya luar dan budaya asli.
BAB VIII
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

A. Pengertian Pendidikan Multikultural


Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 1,
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, mqasyarakat, bangsa dan negara.
Multikultural berarti beranekaragaman kebudayaan. Multikulturisme adalah berbagai
pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status social
ekonomi, jenis identitas budaya, Bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus.
Pengertian pendidikan multicultural menurut para ahli:
1. Andersen dan Cusher (1994:320) dalam choirul mahfud: 167. Pendidikan multicultural dapat
diartikan sebagai pendidikanmengenai keragaman kebudayaan.
2. Jamesh Bank (1933:3) dalam choirul mahfud: 167. Pendidikan multicultural ingin
mengeksplorasi perbadaan sebagai keniscayaan (anugerah) Tuhan.
3. (HAR Tilaar,2004) Multikulturisme adalah “konsep pembudayaan, dan oleh karena proses
pendidikan adalah proses pembudayaan, maka masyarakat multicultural dapat diciptakan melalui
prosespendidikan”.
4. Tobroni dan kawan-kawan dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan (2007) menyatakan
bahwa pendidikan multicultural dapat dilihat dalam 3 hal yaitu:
 Pendidikan multicultural sebagai sebuah konsep atau idea.
 Pendidikan multicultural sebagai suatu gerakan, dan
 Pendidikan multicultural sebagai sebuah proses.
B. Alasan Pendidikan Multikultural
Indonesia adalah negara yang terdiri dari beragam masyarakat yang berbeda seperti
agama, suku, ras, kebudayaan, adat-istiadat, Bahasa dan lain sebagainya menjadikan masyarakat
Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk.
C. Tujuan Pendidikan Multikultural
Tujuan Utama pendidikan multicultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik,
respek,apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.
D. Wujud Pendidikan Multikultural
1. Menghargai keberagaman Bahasa
2. Menghargai Sensivitas
3.Membangun Keadilan dan kesamaan status
4. Membangun sikap anti diskriminasi etnis
5. Menghargai Perbedaan Kemampuan
6.Menghargai Perbedaan Umur
7. Makna Tradisi Lisan Dalam Pendidikan
BAB IX
BUDAYA DAN MODERNISASI
A. Pengertian Modernisasi
Modernisasi ini artinya ialah proses perubahan keadaan dari cara-cara tradisional ke cara-
cara yang lebih baru yang dengan harapan dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Modernisasi adalah bentuk perubahan social dan terencana.
B. Syarat-syarat modernisasi
Menurut Sarjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cara berpikir ilmiah (Scientific thinking)yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam
kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2. Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Sistem pengumpulan data yang baik, terorganisir, dan terpusat di lembaga atau badan tertentu
seperti CPM (Badan Pusat Statistik).
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media
massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi,terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan.
C. Gejala Modernisasi
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan
manusia berikut ini.
1. Bidang budaya, yang ditandai oleh kemunduran budaya tradisional oleh masuknya pengaruh
eksternal, telah membuat budaya asli memudar.
2. Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya negara yang lepas dari penjajahan,
munculnya negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya negara-negara demokrasi, lahirnya
lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak asasi manusia.
3. Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-
barang dan jasa sehingga sector industry dibangun secara besar-besaran untuk memproduksi
barang.
4. Bidang social,ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti
kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas
menengah dan kelas atas).
D. Persamaan dan perbedaan Modernisasi, Westernisasi dan Sekularisasi
a. Persamaan Modernisasi, Westernisasi dan Sekularisasi
1) Memiliki kepentingan keduniawian
2) Merupakan suatu proses perubahan dari sesuatu yang dianggap kurang menjadi
sesuatu yang lebih bagi penganutnya
3) Mempunyai unsur-unsur dari negara-negara barat
4) merupakan hasil perbandingan dari suatu aspek kehidupan manusia yang dirasionalkan
b. Perbedaannya
1) Modernisasi
 Tidak mutlak sebagai westernisasi atau sekularisasi
 Tidak mempersoalkan atau mengesampingkan nilai nilai keagamaan
 Proses perkembangannya bersifat umum daripada westernisasi dan sekularisasi
 Modernisasi mutlak bagi setiap negara
2) Westernisasi
 Mutlak meniru budaya barat
 Tidak mempersoalkan atau mempertentangkan kebudayaan barat dengan
kebudayaan negeri sendiri
3) Sekularisasi
 Berorientasi semata-mata pada masalah keduniawian
 Tidak terikat dengan nilai-nilai keagamaan
E. Faktor-faktor yang mendorong perubahan
Masyarakat menjadi masyarakat yang modern
1. Perkembangan ilmu
2. Perkembangan Teknologi
3. Perkembangan Industri
4. Perkembangan Ekonomi
F. Pengertian Budaya
a) Pengertian Budaya secara umum
Budaya merupakan suatu cara untuk hidup yang berkembang, menjadi milik bersama
sebuah kelompok manusia, serta diteruskan setiap generasi.
b) Pengertian Budaya Secara Istilah
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Inggris di sebut dengan kata culture, kata
tersebut berasal daribahasa latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan.
c) Pengertian Budaya Menurut Kamus Besar Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan budaya sebagai suatu pemikiran,
adat-istiadat, dan akal budi. Sedangkan turunan kata budaya yakni kebudayaan memiliki arti cara
berpikir.
BAB X
MENGIMPLEMENTASIKAN KONSERVASI BUDAYA GORONTALO DALAM
PERKEMBANGAN IPTEK

A. Konsep dan Hakikat Kebudayaan Daerah Gorontalo


Hakikat budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat-istiadat, Bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Namun membahas tentang budaya atau kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat daerah
Gorontalo saat ini tentu telah ada banyak perubahan dan pergeseran mengikuti perkembangan
zaman, dibandingkan pada zaman dahulu dimana masing-masing individu masih
mempertahankan nilai-nilai leluhur yang berlaku di dalam masyarakat.
B. Ragam Kebudayaan Daerah Gorontalo
a. Adat-istiadat
1. Adat penyambutan tamu
Hakikat adat penyambutan tamu di daerah Gorontalo dijabarkan dengan semboyan
“aadati maa dili-dilito, bolo mopoqaito, aadati maahunti-huntingo, bolo mopodembingo, aadati
maa dutu-dutu, bolo mopohutu”,yang artinya adat telah dipolakan, tinggal menyambungkan, adat
telah digunting, tinggal menempelkan, adat telah ada, tinggal melaksanakan. Penghormatan
diberikan tidak hanya kepada orang tua atau yang dituakan, penghormatan juga diberikan kepada
orang yang berkedudukan atau orang yang diberikan amanah dalam memerintah, yang
merupakan perwujudan tatakrama dan sopan santun (Daulima,2006).
2. Adat Penobatan
Penobatan merupakanupacara adat yang dilaksanakan secara resmi dan terkait bila
dibandingkan dengan upacara adat lainnya di daerah Gorontalo.
3. Adat Perkawinan
Dalam pelaksanaan acarav perkawinan adat daerah Gorontalo sangat dipengaruhi oleh
tata cara islam, baik dari segi gerak maupun dalam pengambilan keputusan. Hakekat perkawinan
dalam adat Gorontalo dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang
keluarga, kedua mempelai, keturunan yang akan dihasilkan, agama, pandangan masyarakat dan
adat itu sendiri.
C.Makna dan Nilai Kebudayaan Daerah Gorontalo Dalam Pembangunan
Dulohupa merupakan rumah adat yang difungsikan untuk musyawarah. Interior dulohupa
berupa aula lebar tanpa kamar ataupun ruang-ruang yang disekat tembok kayu. Ada kursi
singgasana di atas panggung dengan hiasan kain-kain merah, kuning dan hijau. Semuanya
berkilau karena corak keemasan.
D. Kebudayaan Daerah Gorontalo dalam Multikultural
Masyarakat Gorontalo sangat menjunjung tinggi adat, karena inti dari adatnya adalah
ajaran-ajaran agama. Sehingga manakala warga Gorontalo meninggalkan adat, berarti ia telah
meninggalkan ajaran-ajaran agamanya. Sumber nilai adat piñata masyarakat Gorontalo tersimpul
dalam ideology local yang berbunyi adati hula-hula’a to sara’a, syara’a bersendikan al-qur’an.
E. Kebudayaan Daerah Gorontalo Dalam Integrasi Nasional
Gorontalo atau Sulawesi sebagai bagian dari structural kesukuan Indonesia timur,
memiliki keberagaman agama, budaya, Bahasa, adat-istiadat dan kekayaan alam.

Anda mungkin juga menyukai