http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MASJID AL-IRSYAD
PROFIL RIDWAN KAMIL
Setelah lulus S2 dari University of California, Berkeley, Ridwan Kamil melanjutkan pekerjaan
profesional sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Sebelumnya Ridwan Kamil
memulai karier bekerjanya di Amerika sesaat setelah lulus S1, akan tetapi hanya berkisar
empat bulan ia pun berhenti kerja karena terkena dampak krisis moneter yang melanda
Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum
akhirnya mendapat beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S2 di
Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perancanaan Kota
Berkeley. Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua
tahun kemudian mendirikan Urbane, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan
perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipa
l PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung,
serta Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SA
A (Singapura).
KARYA-KARYA RIDWAN KAMIL
MASJID AL-IRSYAD
Proses Perancangan
KONSEP Minimalis
Masjid Minimalis Berbentuk Kubus Di Bandung
Yang membuat masjid ini terkesan begitu unik adalah bentuknya yang lain dari
masjid pada umumnya. Tentu saja demikian karena masjid ini berbentuk kubus.
Tentu saja karena di sebut kubus, masjid tersebut tidak memiliki kubah. Inilah
yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri.
Sedangkan dari bentuk ini, masjid Al Irsyad di Bandung memiliki 3 buah pintu
yakni masing-masing berada di sebelah utara, selatan dan timur. Dengan ukurann
ya yang cukup luas, 3 pintu ini di buat berbentuk sama untuk memudahkan
akses keluar masuk para jama’ah. Nah, meski memiliki ukuran yang cukup luas,
tentu saja bentuk kubus yang ada membuatnya tetap terlihat sebagai bangunan
minimalis di Bandung.
MASJID AL-IRSYAD
Proses Perancangan
BERTEMA Unik dan Futuristik
Sederhana namun tetap elegan. Unik dan terkesan futuristik. Begitulah gambaran
masjid yang satu ini. Masjid yang memiliki nilai seni dan filofosi tinggi. Bahkan
namanya fenomenal sampai ke mancanegara. Masjid Al Irsyad namanya. Masjid
ini jadi kebanggaan masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk bangunan Kubah
di Arab Saudi. Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur
dinding masjid. Bangunannya unik, megah, dan kokoh.
DATA LOKASI MASJID AL-IRSYAD
Lokasi penelitian adalah sebuah bangunan masjid yang terletak di daerah
Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Indonesia berada pada iklim tropis
dimana masalah utama yang dominan adalah panas, dengan suhu rata-ra
ta per tahun pada wilayah ini tidak kurang dari 20 Co (Lippsmeier, 199
4). Iklim tropis Indonesia berada di zona (panas lembab), warm-humid
climate yang memiliki kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi serta
curah hujan yang cukup besar. Sedangkan untuk kota Bandung,
meskipun terletak di iklim tropis Indonesia, tetapi iklim kota ini dipenga
ruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk dengan temperatur
rata-rata 23,5 C, hal ini disebabkan karena kota Bandung o berada pada
ketinggian 768 meter di atas permukaan laut (Badan Pusat Statistik
Propinsi Jawa Barat). Masjid Al Irsyad berada di wilayah Kota Mandiri
Padalarang Kabupaten Bandung Barat, masjid ini berdiri di atas lahan
seluas 1100 m . Masjid ini dapat menampung ± 1500 jamaah.
Proses Perancangan
IDE GAGASAN
Mengenai bentuk masjid yang seperti kubus besar, Emil
mengaku terinspirasi bentuk Kabah di Masjidil Haram, Mekkah
, Arab Saudi.
Arah kiblat Masjid Al Irsyad diciptakan dengan konsep terbuka
langsung menghadap ke pemandangan alam.
Bagi orang yang memperhatikan pola lubang di dindingnya,
akan tampak terbaca lafaz Arab bertuliskan Laailaha Ilallah
Muhammad Rasulullah, yang berarti tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah.
Itulah yang menjadi salah satu ciri khas tempat ibadah tersebut,
sekaligus disebut sebagai kaligrafi berukuran raksasa.
Proses Perancangan
Denah Masjid
Denah dasar bangunan Masjid Al Irsyad ini berbentuk bujur
sangkar berukuran 28,47 x 28,5 m dengan pintu masuk di
sisi utara dan timurnya. Pada area sirkulasi di sekitar bangun
an utama mengambil konsep filosofi dari kegiatan mengelili
ngi Ka'bah, atau yang biasa disebut tawaf.
Proses Perancangan
Organisasi Ruang
Proses Perancangan
Pada interior, tampak 99 lampu, simbol Asmaul Husna (99 nama-nama
Allah). Masing-masing tulisan pada lampu tersebut dapat dibaca jelas,
dimulai dari sebelah kanan depan hingga nama-Nya yang ke-99 yang
terdapat di sebelah kiri belakang ruangan masjid. Hal ini bukan semata-
mata mempercantik interior, melainkan juga – terutama – mengingatkan
pengunjung kepada sifat-sifat Allah yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta.
Ruangan tempat imam shalat ini tampak didesain bukan hanya untuk memperlihat
kan orang yang hadir di ruangan ini terhadap pemandangan (view) alam yang
indah, akan tetapi juga – bersamaan itu – kepada ciptaan Allah Yang Maha Besar.
Dengan kata lain, ruangan mihrab dirancang sebagai tempat menghadap Allah.
Sebab, mihrab ini merupakan ruangan tanpa dinding dan benar-benar terbuka,
sehingga tidak menghalangi pandangan mata orang yang ada di dalamnya ke arah
gunung dan langit di sekitar Masjid Al-Irsyad.
Proses Perancangan
Sirkulasi Ruang
Sementara itu pada sisi barat atau bagian kiblat terdapat bukaan yang lebar
pada bagian tengahnya. Untuk menghadirkan nuansa sejuk dan alami
dibuatlah kolam kecil di sana dengan sebuah batu berbentuk bola
berukuran besar yang berada di atasnya.
Pemilihan dan peletakan batu-batu hitam di dinding masjid ini bertujuan sebagai sirkulasi udara dan sinar
matahari yang masuk. Pada malam hari cahaya dari dalam masjid akan keluar melalui celah batu sehingga
membentuk siluet berbentuk syahadat.