Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

DISUSUN OLEH
NAMA : RIVALDI AINUL ISLAM
NIM : B1D016244
KELAS : SNT-44

UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang terdiri dari berbagai suku
bangsa. Berbagai perbedaan suku bangsa ini mulai dari bahasa, adat, keadaan
social, dan kebudayaan telah menyatu dan berlindung dibawah Negara
Kesatuan Republik Indonesai. Hal inilah yang memperkaya khasanah
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Tak heran,
Negara Kesatuan Republik Indonesia ini kemudian menjunjung tinggi kalimat
yang berbunya Bhineka Tunggal Ika, yang juga berarti berbeda-beda tetapi
tetap satu. Istilah ini telah menggambarkan dengan jelas bahwa bangsa kita
merupan bangsa yang jamak, penuh dengan perbedaan, namun pada intinya
didalam setiap perbedaan itu hanya terdapat satu tujuan bersama yaitu bersatu
dalam NKRI.
Keberagaman budaya serta kehidupan social yang dimiliki oleh bangsa
ini kemudian dipelajari dan dikaji dalam sebuah mata kuliah umum dalam
lingkup Universitas atau perguruan tinggi khususnya Universitas Negeri
Makassar (UNM) yakni Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar merupakan mata kuliah yang wajib di program dagi
setiap mahasiswa UNM. Dalam pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar mahasiswa akan mendapati berbagai pendalaman-pendalaman teori dan
berbagai teori itu akan di tuangkan dalam bentuk praktek lapangan. Seperti
yang telah kita pelajari dalam ruang kuliah bahwa ilmu sosial dan budaya dasar
adalah pengetahuan mengenai keadaan sosial dan kebudayaan-kebudayaan
dalam lingkungan masyarakat. Dalam ilmu sosial dan budaya dasar akan
dipelajari hubungan sosial antar manusia dan hubungan manusia dan alam
sekitarnya. Ilmu sosial dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk menkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi ,

2
dan penalaran mahaiswa dalam menghadapi lingkungan sosialna dapat
ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkugnan sosialnya dapaat
menjadi lebih besar. Sementara secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan
kebudayaan.
Dari berbagai alasan-alasan itulah, maka diadakan penelitian yang
dilakukan dalam praktek lapang Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) dengan
tujuan untuk mengamati interaksi sosial dalam masyarakat yang akan di
kalkulasi melalui proses wawancara pada daerah yang akan dituju dimana
daerah itu adalah Desa Kanreapia, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten
Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini pada dasarnya banyak
menjanjikan berbagai hal yang bisa kita pelajari dan kita kaji yang akan
dijadikan sebagai bahan pengetahuan, selain itu, daerah ini juga sangat
didukung oleh kondisi masyarakat dengan kultur yang berbeda dibanding
dengan daerah-daerah yang lain. Selain desa Kanreapia yang menjadi tempat
utama, kami juga mengunjungi beberapa lokasi lain yang akan dijadikan
sebagai perbandingan, lokasi-lokasi itu antara lain, BTN Bumi Batara Gowa,
perumahan Industri pabrik kertas Gowa, serta Desa Bili-bili.

B. Tujuan Penulisan
Dari berbagai alasan-alasan yang melatar belakangi praktek lapang
ISBD yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diperoleh beberapa
tujuan dari pelaksanaan praktek lapangan ini, yakni sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan observasi langsung tentang keadaan social dan
budaya masyarakat di Desa Kanreapia Kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa.
2. Mahasiswa mengetahui tentang kondisi geografis Desa Kanreapia
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

3
3. Mahasiswa mengetahui tentang keadaan sosial budaya masyarakat di Desa
Kanreapia Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.
4. Mahasiswa mengetahui tentang hubungan kondisi geografis dengan
keadaan sosial budaya masyarakat di Desa Kanreapia Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan dalam laporan ini
ialah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengobservasi serta menganalisis peristiwa sosial dalam
obyek penelitian.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi geografis di Desa Kanreapia
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi sosial budaya mayarakat di Desa
Kanreapia Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.
4. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan kondisi geografis dengan kondisi
sosial budaya mayarakat di Desa Kanreapia Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manusia sebagai Makhluk Individu


Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai
manusia individu manakala unsur-unsur tesebut menyatu dalam dirinya. Jika
unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi
sebagai seorang individu.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau
biologisnya. Sifat, karakter, perangai atau gaya dan selera atau orang juga
berbeda-beda. Misalnya saja, orang yang tingal di daerah pantai akan memiliki
sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah
pegunungan. Orang yang tinggal di daerah pantai biasanya berbicara dengan
suara keras, berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pegunungan yang
berbicara dengan suara agak lunak.
Selain individu, terdapat kelompok sosial yang lebih besar, seperti
keluarga, tetangga dan masyarakat, yang tentu saja memiliki ciri-ciri dan
kebiasaan dan karakter yang berbeda-beda pula. Keluarga yang terbiasa dengan
suasana yang demokratis dan religius misalnya, berbeda dengan keluarga yang
otoriter dan kurang religius. Begitu pula lingkungan tetangga yang familiar dan
gotong royong, akan berbeda dengan yang kurang akrab dan individualistis.

B. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia tidak kepas dari
pengaruh manusia lain yang ada di sekitarnya. Misalnya, ketika seorang
mahasiswa pergi ke kampus atau ke tempat lain, ia tidak bisa seenaknya
berpakaian menurut kehendaknya sendiri. Ia harus tunduk pada aturan dan
kebiasaan wajar yang ada di dalam masyarakat.

5
Manusia dikatakan sebagai makluk sosial, karena manusia tidak dapat
menjalani kehidupannya sebagai manusia jika tidak berada di tengah-tengah
kehidupan manusia-manusia lainnya.
Karena manusia adalah makhluk sosial, mereka melakukan interaksi
antara satu dengan yang lain. Namun, interaksi itu terkadang menimbulkan hal-
hal lain yang membawa dampak negatif. Dalam hubungan antara anggota dan
kelompok masyarakat, kita sering dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan.
Misalnya orang jawa memilik kebiasaan dan sifat-sifat yang khas demikian
juga orang Makassar dan Kanreapia. Terkadang ada sikap negatif yang
diperlihatkan satu kelompok kepada kelompok masyarakat lainnya. Sikap khas
yang sering ditampilkan ini disebut prasangka (prejudice).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial karena beberapa alasan, yakni sebagai berikut:
1. Manusia tunduk dan patuh pada aturan dan norma-norma sosial yang ada di
dalam masyarakatnya.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penialian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk bertinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila hidup ditengah-tengah masyarakat.
(Ahira, 2011).

C. Manusia dan Kebudayaan


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sendiri sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa

6
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Pendapat lain, dikemukakan oleh M. Jacobs dan B.J. Stern, mereka
berpendapat bahwa kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk
teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya
merupakan warisan social.
Sedangkan Koentjaraningrat memandang kebudayaan sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi

7
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya perwujudan kebudayaan inilah yang akan melahirkan suatu
sistem kebuadayaan yang berlaku untuk suatu masyarakat tertentu di daerah
tertentu pula.
1. Perwujudan kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibedakan
atau digolongkan menjadi tiga wujud ;
a. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan wujud tersebut menunjukan wujud ide dari
kebidayaan, sifat abstrak, tidak dapat diraba, dipegang atau difoto, dan
tempatnya ada dalam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan
bersangkutan hidup.
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dan
kelakukaan berpola dari manusia itu sendiri.
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud
kebudayaan terakhir ini disebut pula budayaan fisik. Dimana wujud
budaya ini hampir seluruhnya merupaqkan hasil fisik (aktivitas,
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).
2. Substansi utama kebudayaan
Substansi atau isi dari kebudayaan merupakan wujud abstrak dari
segala macam, ide dan gagasan manusia bermunculan dalam masyarakat
yang memberi jiwa masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk, maupun
berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan.
a. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai mahluk
sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hudupnya dalam hal
berusaha memahami

8
1) Alam sekitar
2) Alam flora didaerah tempat tinggal
3) Alam fauna didaerah tempat tinggal
4) Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
5) Tubuh manusia
6) Sifat dan tingkah laku sesama manusia
7) Ruang dan waktu
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia
melakukan tiga cara,yaitu :
1) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial
2) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan
formal/resmi (di sekolah), maupun dari pendidikan non-formal
(tidak resmi), seperti kursus-kursus, penataran-penataran dan
ceramah.
3) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering juga
disebut sebagai komunikasi simboliks.
b. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu di inginkan, dicita-
cita dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota
masyarakat. C.Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan
orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat
universal, yaitu :
1) Hakikat hidup manusia (HM)
2) Hakikat karya manusia (HK)
3) Hakikat waktu manusia (HW)
4) Hakikat Alam manusia (HA)
5) Hakikat hubungan antar manusia (MM)

9
c. Pandangan hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi semua bangsa atau
masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah
dihadapinya.
Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas dari agama dan
kepercayaankepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia
memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang maha tinggi,
yaitu dimensi lain diri lingkungannya, yang dianggap mampu
menendalikan hidup manusia.
1) Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran
yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan
Persepsi atas terdiri atas tiga macam,yaitu :
a) Persepsi Sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa
menggunakan salah satu undera manusia.
b) Persepsi telepati, yaitu kemampuaan pengetahuaan kegiatan
mental individu
c) Persepsi clairvoyyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa
atau kejadian ditempat lain,jauh dari tempat orang yang
bersangkutan.
2) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan ( dalam antropologi ) berasal dari
bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya
perilaku warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil
hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing.
3. Sifat sifat kebudayaan
Kendati Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak
sama, seperti di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama.

10
Sifat hakiki kebudayaan tersebut antara lain :
a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b. Budaya itu telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
c. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku .
d. Budaya mencakup aturan aturan yang berisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-
tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
4. Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat
abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan
dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan
yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
Unsur-unsur pokok kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski :
a. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga pendidikan
d. Organisasi kekuatan
Jenis-jenis kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kebudayaan material.
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karya, karsa yang
berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik,
jalan, rumah, dan sebagainya.
b. Kebudayaan Non Material
Merupakan hasil cipta, Karsa, yang berwujud kebiasaan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

11
Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya adalah :
a. Sistem Budaya
b. Sistem Sosial
c. Sistem Kebendaan
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang
bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta
keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari
kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut dengan
adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan dari
situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta
menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling
berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia
yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Manusia sebagai makhluk berbudaya, dikatakan demikian karena
manusia dibekali dengan oleh penciptanya dengan perangkat akal.
Perasaan kehendak dan kalbu. Sebagai makhluk berbudaya manusia
memerlukan kebutuhan-kebutuhan baik kebutuhan fisik jasmani
maupun kebutuhan non fisik. (Anonim, 2011).
5. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebgai hasil
intetraksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Kebudayaan
mempunyai keguanaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alam:
a. Suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya.
b. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
c. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
d. Pembeda manusia dan binatang.

12
e. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
f. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaiman seharusnya,
bertindak, berbuat , menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
g. Sebagai modal dasar pembangunan.
Selain itu Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia
dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan
masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.
6. Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan
bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
a. Tekanan kerja dalam masyarakat
b. Keefektifan komunikasi
c. Perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan
lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan
lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya
sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya
dalam kebudayaan.
7. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada
lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar,

13
artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu
akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan budaya yang
berbeda pula.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan
dan lingkungan, antara lain:
a. Physical Environment, menunjukkan pada lingkungan natural seperti :
temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografi, floran dan fauna.
b. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta
proses sosialisasi seperti norma. Adat istiadat, dan nilai-nilai.
c. Out Carries Product, meliuputi hasil tindakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia
dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti Budaya Pertanian iklim.
8. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang
bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan
memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan
terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan
adanya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu
kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilaman
kebudayaan tersebut berguan untuk mengatasi atau memnuhi tuntutan yang
dihadapinya.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplit
ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut sekedar
memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan. Dari waktu
kewaktu kebudayaan berkembang seiring dengan majunya tehnologi yang
sangat berperan dalam kehidupan setiap manusia.

14
Perkembangan jaman mendorong terjdinya perubahan-perubahan
disegala bidang termasuk kebudayaan. Namun perubahan kebudayaan ini
kadangkala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
9. Perubahan Kebudayaan
Ada lima faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
kebudayaan, yaitu:
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak langsung dengan kelompok
lain.
c. Perubahan karena adanya penemuan.
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa
mengadopsi bebrapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara
hidupnya dengan cara mengadopsi suatu pengetahuan dan kepercayaan
baru. (Ahira)

D. Manusia dan Peradaban


Peradaban merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan
bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah, dan maju.
Misalnya perkembangan IPTEK, Kesenian, Kepandaian manusia dan
sebagainya.
Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual,
keindahan, tehnologi, spiritual yang telihat pada masyarakatnya. Dengan
demikian peradaban tidak lai adalah perkembangan kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu yang dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan,
tehnologi, dan spiritual yang diperoleh manusia pendukungnya.

15
1. Hakikat Hidup Manusia
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai
Makhluk Tuhan, Individu, dan sosial-budaya. Yang saling berkaitan
dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban sama untuk mengabdi kepada
Tuhan . Sebagai individu harus memenuhi kebutuhan pribadinya dan
sebagai mahluk sosial-budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain
dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.
Sebagai mahluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia
yang lain yang akan melahirkan suatu bentu Kebudayaan. Karena
Kebudayaan itu sendiri diperoleh manusia dengan proses belajar pada
lingkungan juga hasil pengamatan langsung.
2. Peradaban dan Perubahan Sosial
Peradaban sosial merupakan gejala yang melekat di setiap
masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan
menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam
masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak sesuai dengan
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Namun perubahan sosial
tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan . Hal ini disebabkan
kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan
ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan
tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan
Jadi, perubahan sosial yaitu Perubahan yang terjadi dalam
masyarakat atau dalam hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek
kehidupan.
3. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a. Teori sebab akibat (Causation problem)
1) Analisis Dialektis
2) Teori Tunggal mengenai Perubahan sosial
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
1) Teori Evolusi Uniliner (garis lurus tunggal )

16
2) Teori Multiliner
4. Teori-teori Mengenai Pembangunan Keterbelakangan dan Ketergantungan
a. Teori Dependensi ( Ketergantungan )
Pada umumnya memberikan gambaran melalui analisis dialektis
yaitu suatu anlisis yang menganggap bahwa gejala-gejala sosial yang
dapat diamatai pasti mempunyai penyebab tertentu.
1) Penyebab Perubahan
Faktor Interen
a) Bertambah dan berkurangnya penduduk
b) Adanya penemuan baru
c) Konflik dalam masyarakat
d) Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
Faktor Ekstern
a) Faktor alam yang ada disekitar masyarakat
b) Pengaruh kebudayaan lain melalui adanya kontak kebudayaan
antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan
yang berbeda.
5. Keseimbangan
Keseimbangan sosial adalah syarat yang harus dipenuhi agar
masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya. Kesimbangan sosial
merupakan situasi diamana segenap lembaga masyarakat berfungsi dan
saling menunjang.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan
ketidakseimbangan hubungan-hubungan sosial. Ketidakseibangan ini terjadi
karena unsurur dalam masyarakat yang berubah cepat, tetapi ada juga
unsur-unsur dalam masyarakat yang terkait dengan unsur-unsur yang
berubah dengan cepat namun tetap berubah menjadi lambat.

17
6. Modernisasi
a. Konsep Modernisasi
Modernisasi dimulai dari Italia abad ke -15 dan tersebar
disebagian besar ke dunia barat dalam lima abad berikutnya. Kini
gejala modernisasi telah menjalar pengaruhnya ke seluruh dunia.
Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan
meletusnya Revolusi Industri pada abad ke-18, yang mengubah cara
produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang
mengubah :
1) Di bidang Ekonomi, Modernisasi berarti tumbuhnya kompleks
industri yang besar, dimana produksinya barang konsomsi dan
sarana dibuat secara massal.
2) Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern
memerlukana masyarkat nasional dengan integrasi yang baik.
b. Syarat-syarat modernisasi
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat yaitu :
1) Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa
maupun masyarakat
2) Sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar
mewujudkan birokrasi.
3) Adanya sistem pengumpulan data yang teratur dan berpusat pada
suatu lembaga tertentu.
4) Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap
modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa.
5) Tingkat organisasi yang tinggi.
6) Sentralisasi wewenang dan pelaksanaannya.
c. Ciri-ciri modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan :
1) Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia

18
2) Kemajuan tehnologi dan industrialisasi , individualisasi,
sekulerisasi, diferensiasi ,dan akulturasi.
3) Modernisasi banyak membawa kemudahan bagi manusia.
4) Berkat jasanya , hampir semua kebutuhan manusia terpenuhi.
(Miradi, 2011).

E. Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum


1. Hakikat Nilai Moral dalam Kehidupan Manusia
Karena bervariasinnya pengertian nilai, sulit untuk mencari
kesimpulan yang komprehensif agar mewakili setiap yang disepakati dari
semua pengertian nilai tersebut, bahwa nilai berhubungan dengan manusia
dan selanjutnya nilai itru penting. Untuk melihat sejauh mana variasi
pengertian nilai tersebut , terutama bagaimana hubungan antara setisp
pengertian itu dengan pendidikan, di bawah ini akan dikemukakan
beberapa defenisi tentang nilai :
a. Menurut Cheng (1955) : Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam
arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif , sehingga
berfungsi untuk menyempurnakan manusia , sedangkan kualitas
merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki.
b. Menurut Lasyo (1999, hlmn.9) : Nilai bagi manusia merupakan
landasan dan motivikasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c. Menurut Dardji Darmowiharjo ( 1986, hlmn.36 ) : Nilai adalah yang
berguna bagi jasmani dan rohani manusia.
Upaya mereduksi nilai dengan kondisi psikologis terjadi apabila
nilai dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Sesuatu yang menyenangkan dan kenikmatan
b. Identik dengan yang diinginkan
c. Merupakan sasaran perhatian

19
Karena kesenangan, kenikmatan, keinginan, dan perhatian
merupakan kondisi kewajiban, maka pereduksi nilai dengan kondisi
psikologis ini hanya menetapkan diri sebagai pengalaman pribadi semata.
a. Makna Nilai Bagi Manusia.
Upaya menjelaskan nilai dengan kondisi psikologis , dengan
objek yang ideal dengan status benda, bukan berarti ingin mengurangi
hakikat nilai, akan tetapi mencoba mengisi relung-relung kosong yang
belum tersntuh, sehingga dapat menjelaskan sisi nilai yan lain. Yang
menjadi persoalan, ketika relung-relung diisi sering memperkecil maka
niali yang dijelaskannya, sehingga nilai itu seolah-olah hanya
merupakan kondisi psikologis, atau hanya merupakan objek yang ideal,
hanya status benda saja, sebenarnya nilai itu dapat dan harus menyentuh
seluruhnya, akan tetapi sudut pandang berbeda akan menimbulkan
pandangan yang berbeda dan akan menghasilkan kesimpulan berbeda
pula. Oleh karena itu pendefenisian nilai itu bervariasi , namun ada yang
dapat disimpulkan dari penjelasan di atas, nilai itu penting bagi
manusia.
b. Nilai, Moral, sebagai Materi Pendidikan
Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara
manusia mencari hakikat sesuatu, salah satu itu diantaranya adalah
aksikologi, bidang ini disebut filsafat nilai, memiliki dua kajian utama
yaitu Estetika dan Etika . Estetika berhubungan dengan keindahan
sedangkan Etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar
salah.
Ketika persoalan etika dan estetika semakin diperluas tentu
semakin kompleks, sebab menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan
eksistensi manusia, apakah jasmaninya, rohaninya, fisiknya, mentalnya,
pikirannya bahkan perasaannya. Namun tema Etika memiliki makna
yang bervariasi, Bertnes (2001, hlmn 6) menyebutkan ada 3 makna
etika :

20
1) Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah laku.
2) Etika juga berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud
disini adalah kode etik.
3) Etika mempunyai arti lagi, ilmu tentang yang baik dan yang buruk.
Etika disini artinya sama denga filsafat moral.
Dalam bidang pendidikan, ketiga pengertian di atas menjadi
materi pembahasan, oleh karena itu bukan hanya nilai moral individu
yang dikaji , tetapi juga membahas kode-kode etik yang menjadi
patokan individu dalam memahami apa yang diyakini tanpa
menggunakan aturan main yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat.
c. Nilai Moral diantara Pandangan Objektif dan Subjektif bagi Manusia
Nilai erat hubungannya dengan manusia, baik dalam bidang
etika yang mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari,
maupun bidang estetika yang berhubungan dengan persoalan
keindahan, bahkan nilai masuk ketika manusia memahami agama dan
keyakinan beragama.
d. Nilai di antara Kulitas Primer dan Kualitas Sekunder
Menurut Frondizi ( 2001, hlmn. 7-10 ) kualitas dibagi menjadi
dua :
1) Kualitas Primer : yaitu kualitas dasar tanpa itu objek tidak akan
menjadi ada , seperti panjang dan beratnya batu sudah ada
sebelum batu itu dipahat (menjadi patung misalnya). kualitas
primer ini merupakan bagian dari eksistensi objek, objek
tidak akan ada tanpa adanya kualitas primer.
2) Kualtas Sekunder, yaitu kualitas yang boleh ditangkap oleh panca
indra seperti warna, rasa, bau , dan sebagainya. Kualitas ini
dipengaruhi oleh tingkat subjektifitas.

21
Perbedaan yang mendasar antara kualitas primer dan kualitas
sekunder bukan pada bersatu tidaknya kualitas tersebut pada objek,
melainkan pada keniscayaannya.
1) Problematika Pembinaan Nilai Moral
2) Pengaruh Kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral.
3) Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral.
4) Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu.
5) Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral.
6) Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nialii moral.
7) Pengaruh informasi terhadap perkembngan nilai moral.
2. Manusia dan Hukum
Disepakati bahwa manusia adalah mahluk sosial, adalah makhluk
yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya.
Dalam konteks hubungan dengan sesama seperti itulah perlu adanya
keterangan sehingga setiap individu dapat berhubungan secara harmonis
dengan individu lain disekitarnya. Untuk terciptanya keteraturan tersebut
diperlukan aturan yang disebut dengan hukum. Hukum dalam masyarakat
merupakan tuntutan bahwa manusia tidak mungkin menggambarkan
kehidupan manusia tanpa atau di luar masyarakat.
Hukum diciptakan dengan tujuan berbeda-beda. Ada yang
menyatakan bahwa tujuan hukum adalah keadilan, ada juga yang
menyatakan keagunan , adanya yang menyatakan kepastian hukum, selain
itu ketertiban juga merupakan defenisi dari hukum. Untuk mencapai
ketertiban dalam masyarakat-masyarakat ini diperlukan adanya kepastian
dlam pergaulan antarmanusia dalam masyarakat.
Banyak kaidah yang berkembang dan dipatuhi masyarakat, seperti
kaidah agama, kaidah susila, kesopanan, adat kebiasaan, dan kaidah moral.
Kaidah hukum sebagai salah satu kaidah susila tidak meniadakan kaidah-
kaidah lain tersebut bahkan antarkaidah hukum dengan kaidah yang lainnya

22
saling berhubungan yang satu memperkuat yang lainnya, meskipun
adakalanya kaidah hukum tidak serasi dengan kaidah-kaidah tersebut.
3. Hubungan Hukum dan Moral
Meskipun hubungan hukum dengan moral begitu erat, namun
hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin
ada hukum yang bertentangan dengan moral ada atau undang-undang
informal, yang berarti terdapat keidakcocokan antara hukum dengan
moral. K. Bertens yang menyatakan bahwa ada empat perbedaan antara
hukum dan moral . Pertama Hukum lebih dikondifikasikan daripada
moralitas, artinya dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-
undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki kepastian dan
objektif dibandingkan dengan norma moral, sedangkan norma moral lebih
bersiafat subjektif. Kedua , meski hukum dan moral mengatur tingkah laku
manusia , namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahirnya saja,
sedangkan moral menyangkut batin seseorang. Ketiga, Sanksi yang
berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan
moralitas. Keempat Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan
akhirnya kehendak negara. Meskipun hukum tidak berasal langsung dari
negara seperti hukum adat, namun hukum itu harus diketahui negara
sebagai berlaku sebagai hukum (Ahira, 2011).

23
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar
kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri
manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus
saling melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh
kerja sama bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai
makhluk yang berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan
memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya
miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam
kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan
yang ada di mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah
budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan akibat tingkah laku
seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya
perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya
dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga kita harus menempatkan diri
dengan sebaik baiknya berbaur dengan yang bak agar dapat berfikir dan
mengarjakan sesuatu denga cara positif.

B. Saran
Adapun saran yang diajukan penulis setelah pelaksanaan praktek
lapangan ini adalah:
1. Diharapkan agar masyarakat atau pemerintah memberikan perhatian khusus
terhadap keberagaman suku bangsa dan kebudayan yang ada di Indonesia
agar keberagaman budaya dapat tetap lestari.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah setempat agar lebih memperhatikan
keadaan penduduk khususnya terkait masalah tingkat pendidikan.

24
3. Diharapkan agar setiap komponen masyarakat khususnya mahasiswa
memiliki wawasan serta sudut pandang yang komprehensif dengan
menggunakan pendekatan kolaborasi dalam menyikapi kehidupan sosial,
politik, dan ekonomi yang dikaitkan dengan masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat.
4. Diharapkan agar pelaksanaan praktek lapangan ke depannya dilaksankan
sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah ditetapkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar : UNM.


Mawardi dan Nur Hidayati. 2007. IAD, ISD, IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Salim, A.M. Agus. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar: UNM.
Universitas Negeri Makassar. 2011.Modul Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar:
UNM.

25
26

Anda mungkin juga menyukai