Anda di halaman 1dari 6

ILMU BUDAYA DASAR

Nama : Inggrid Anggita Prameswari


NPM : 13218335
Kelas : 1EA23

UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan KH. Noer Ali, Jakasampurna, Bekasi Barat, Jakasampurna, Bekasi Barat,

Kota Bekasi, Jawa Barat 17145


Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan
pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah
Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan
manusiawi, berbudaya dan halus (refined). Dengan mempelajari The Humanities
diandaikan seseorang akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus.

Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah


didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa definisi kebudayaan :

1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam


2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan
sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa,
adat istiadat, budayadaerah dan budaya nasional

Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:

1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial)
kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya
perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya
mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan
kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi,
yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif
akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar


Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha
untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut
dirinya sendiri.

Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah
untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya
berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran
mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya,


sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan
mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan
daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua
hal tersebut.
3. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih
mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama,
para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :

Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan


perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul
dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan
dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan
lingkungan budaya dapat diperluas.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar


Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok
bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian
mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :

1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah


kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing
keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan
(Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka
ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan
tempat

Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya
Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia
dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta
menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah
:

1. Manusia Dan Harapan


 Kepercayaan
 Harapan
2. Manusia Dan Kegelisahan
 Keterasingan
 Kesepian
 Ketidakpastian
3. Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
 Kesadaran
 Pengorbanan
4. Manusia Dan Pandangan Hidup
 Cita-Cita
 Kebijakan
5. Manusia Dan Cinta Kasih
 Kasih Sayang
 Kemesraan
 Pemujaan
6. Manusia Dan Keindahan
 Renungan
 Kehalusan
7. Manusia Dan Penderitaan
 Rasa Sakit
 Siksaan
 Kesengsaraan
8. Manusia Dan Keadilan
 Kejujuran
 Pemulihan Nama Baik
 Pembalasan

KASUS TENTANG AKSI TURIS PANJAT PADMASAMA


Warga di Bali khususnya yang beragama Hindu dibuat geram oleh aksi
turis bernama Bernat Purel Mundo. Turis Spanyol itu nekat menaiki
Padmasana Pura Gelap Besakih di lereng Gunung Agung.

Bernat melakukan aksinya tak pantas itu pada 1 Desember 2017, saat
semua warga di lereng Gunung Agung mengungssi. Praktis, aksi Bernat luput
dari pantauan pecalang dan aparat kepolisian karena kompleks Pura Besakih
saat itu kosong. Bernat diduga berada di kompleks suci itu tanpa panduan
guide.

Kejadian tersebut merupakan perilaku yang tidak sepantasnya di lakukan


oleh seorang turis. Pasalnya seperti yang kita ketahui bahwa pada masanya
adalah tempat suci yang digunakan umat hindu untuk beribadah khususnya umat
hindu bali, kejadian tersebut akan menyinggung umat hindu dimanapun. Wajar
saja kalau warga yang beragama hindu geram, semua itu sama saja menghina
umat hindu sebagaimana yang seharusnya tempat tersebut di buat untuk ibadah
malah di naiki turis tersebut.

Saya juga merasa kurangnya tanggung jawab seorang tourguide atau


pemandu wisata yang mengakibatkan turis tersebut bisa bebas memasuki
wilayah peribadahan. Dan kurangnya rambu-rambu aturan berbahasa inggris
yang tersedia di sekitar wilayah tersebut.

Saya berharap kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti itu dan saya
berharap untuk setiap turis diberikan buku panduan yang berisi tentang
peraturan yang harus di lakukan seorang turis.

Anda mungkin juga menyukai