Anda di halaman 1dari 32

1

Ilmu Budaya Dasar sebagai MKDU

BAB 1                                        

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan
tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan,  tentang berbagai macam masalah yang dihadapi
manusia dalam  hidupnya sehari-sehari. Hal ini perlu, karena dirasakan kekurangan pada
sistem Pendidikan kita, baik pada  tingkat menengah,  maupun pada tingkat perguruan tinggi.
Tanpa memungkiri banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan,  salah satu yang penting
adalah sistem pendidikan kita amat sempit condong membuat manusia-manusia spesialis
yang tidak berpandangan luas, Para lulusan perguruan kita kurang mempunyai tempat yang
sama untuk berpijak.
Mereka relatif terlalu mengesampingkan bidang- bidang yang lain, ini tidak berarti, bahwa
mereka harus campur bidang-bidang lain, tetapi agaknya keadaan ini hanya membuat mereka
seakan-akan buta akan bidang lain.

BAB 2
PEMBAHASAN

Ilmu Budaya Dasar Sebagai Bagian Dari Mata Kuliah Dasar Umum

Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang mer upakan mata kuliah wajib disemua perguruan tinggi, baik yang sifatnya
eksakta aupun noneksakta.  Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga
negara sarjana yang berkualitas sebagai berikut:

1.Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman


nilai-nilai  Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan
ke pentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.

2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.

3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi


permasalahan kehidupan baik  sosial,  ekonomi, politik, kebudayaan maupun pertahanan
keamanan.
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara
bersama-sama mampu berperan  serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.

Jadi Pendidikan umum menitik beratkan pada usaha untuk  mengembangkan kepribadian
mahasiswa , pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang  bertujuan
untuk menopang ke ahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda
dengan pendidi kan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa
dalam bidang atau disiplin ilmunya.

Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan


pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk 
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali
di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris  “the Humanities”.  Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humanities yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan  seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-
nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggungjawabnya yang lain bsebagai manusia itu sendiri

Dari pendapat Prof.Dr.Harsya Bacthiar, ilmu dan pengetahuan di bagi kedalam 3 kelompok,


yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam
semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis
untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar
ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100% benar dan 100% salah. Meliputi : Fisika,
Kimia, Astronomi, Biologi dan lain-lain.

2. Ilmu-ilmu Sosial (social science)


Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati
kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat
berubah dari saat ke saat. Meliputi: Sosiologi, Ekonomi, Politik Antropolgi, Sejarah,
Psikologi, Geografidan lain-lain.
3. Pengetahuan Budaya (the humanities)

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan


yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-
peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disilpin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-
pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan
wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia
dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar
dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris 
disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai
manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya  dasar bukan
ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Tujuan Ilmu Budaya  Dasar

Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah ba
hwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli  dalam
salah satu bi dang keahlian yang  termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities)
akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut diri sendir.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat:

1. Mengusahakan penajaman kepekan  mahasiswa terhadap lingkungan, sehingga mereka


lebih  mudah menyesuaikan diri  dengan lingkunagan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.

2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang


masalah kemanusian dan budaya serta mengembangkan daya kritis  mereka terhadap
persoalan-pers oalan yang menyangkut kedua hal tersebut.

3. Mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli
dalam bidang disiplin masing-masing,tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini erjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat
sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan  kurang luas. kedaerahan
dan pengkotaan disiplin ilmu yang ketat.

4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog
satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :

1.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan


dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities),
baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya,

2.Hakekat manusia yang satu atau universal,tetapi yang beragam wujudannya di kebudayaan
masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas
bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai
obyek pengkajian.

Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :


1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu dari MKDU yang wajib dipelajari
guna menghasilkan warga Negara sarjana yang bekualitas.yangmenitik beratkan pada usaha
untuk  mengembangkan kepribadian mahasiswa, sehingga diharapkan mahasiswa dapat
mememiliki pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya.

Daftar Pustaka

http://smartlearn.wordpress.com/2010/02/17/ibd-sebagai-salah-satu-mkdu/
2

Manusia dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah. Makalah ini membahas “Manusia
danKebudayaan” 
 Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang               sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.

BAB  I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah
satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti
manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu
kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut
akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu
disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun
memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna
perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan
berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan
berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan
dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing
daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang
lain.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan
tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.
 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau
badan fisik.
 SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan
lebar.
 KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan
karsa.
 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
 ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah
ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
 PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta
yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya.
Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan
mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi
manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif

1.2  Unsur-unsur Kebudayaan


Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung
terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk
sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah
faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi
mereka.
1.bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi
ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi
     2. sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan
alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu
3. organisasi sosial
 yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan
merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
5. sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dalam konteks kebudayaan
6. kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai
dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebu
7. sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang
berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib

1.3  Wujud kebudayaan


Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan,
Aktivitas, dan Artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran
warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut. 

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang salingberinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul 
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan. 

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan. 

C. Kaitan Manusia Dan Budaya

Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan
sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:
1.      Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya
2.      Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah
dari manusia dan berhadapan dengan manusia
3.      Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia yang
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik

D. Kedudukan Manusia Terhadap Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki  hubungan yang sangant erat kaitannya,
karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan
sebuah kebudayaan. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.

D. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
            Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya
bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan - peraturan

            kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang
dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari
kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun


dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan
dapat dilakukan dengan lebih cermat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia
yang sesuai dengannya
B. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala
disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan
tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia

Daftar Pustaka
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html
3
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya lah sehinggga kami bisa menyelesaikan tugas paper
dengan judul “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan” ini guna
memenuhi tugas mata kuliahIlmu Budaya Dasar.

Seiring dengan terselesaikannya tugas paper ini, maka kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan partisipasinya dalam bentuk apapun dalam proses penyusunan paper ini.

Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Gunadarma. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi materi maupun tata bahasa dalam paper ini. Oleh
karena itu dengan kami menerima segala saran dan kritik dari dosen maupun
pembaca lain agar kami dapat memperbaiki paper ini.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman,
penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni
rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah
memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif
dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam
kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah
kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang
nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu
kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.

BAB II

PEMBAHASAN

Pendekatan Kesusastraan
1. Pengertian sastra

Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas-
yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat
untuk mengajar, buku petunjuk..Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau
karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik
atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan
gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku
yang baik isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat
juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu
sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang
menyebut fenomena yang sederhana dan gampang. Sastra merupakan istilah yang
mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara
secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan
budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati.
Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam
jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan
sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan
model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia
ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui
agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai
gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi
pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :

1. Segala sesuatu yang tertulis


2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi
maupun bentuk kesusastraannya

3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan
bermediumkan bahasa.
Pengertian Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna,
dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi
dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi
segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran
sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di
dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara
seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada
dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu
ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa
lampau.

Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista.
Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan
sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau
kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka
kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.

Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art (Perancis), elarte
(Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi
sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain,
orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang
berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga
mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan
kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat
untuk istilah kegiatan itu).

Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya
sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat
memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan
dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari
masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang
bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.

Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir
dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya
kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan
manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki
kepribadian yang luhur.

Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat


modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat
memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan
mempertajam penalaran seseorang.

Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada
sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan
terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.

Hubungan Antara Sastra, Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar


Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi –
materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya
Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.

Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan masalah sebagai berikut :

1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya
tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .

2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan


dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai
budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi


kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.

 Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa


Prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya “terus terang”, yang merupakan karya
sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai
jenis media lainnya.

Jenis-jenis prosa ;

1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak
mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya

2. Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.

3. Novel
Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan
seseorang atau beberapa orang tokoh.

4. Biografi
Biografi adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.

5. Esai
Esai merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan dengan pola penyajian yang bersifat
santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa.

6. Kritik
Kritik merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya suatu karya (puisi,
cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan analisis dan kesimpulan-kesimpulan.

7. Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran, majalah, atau internet.

Komponen dalam prosa lama ;

1. Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-
dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan.
2. Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik (baris), mempunyai
irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
3. Mantera adalah merupakan satu daripada genra puisi Melayu tradisional yang diwarisi
sejak zaman primitif, prasejarah, animisme.
4. Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,
tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
5. Sage merupakan cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
Komponen dalam prosa baru ;

1. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa italia novella
yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.

2. Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih
kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan
seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami
kejadian-kejadian tersebut.

3. Cerpen adalah cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa
atau deskripsi.
4. Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”.
5. Soneta adalah salah satu bentuk sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta masuk
ke dalam sastra Indonesia baru.

 Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi


Prosa fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang
tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan
untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin
disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan
tnembenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan
menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya
prosa itu.

Nilai-nilai dalam prosa fiksi :

1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau
manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu
karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran
dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
Contoh Karya Sastra:

1. Mahabarata dan Ramayana


2. Siti Nurbaya
3. Salah Asuhan
4. Sengsara Membawa Nikmat

Contoh Prosa:

– Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer,
Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

– Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani,
Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau
Kami oleh A.A. Navis.

– Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.

 Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi


Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur
dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh
di padatkan kata-katanya.

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan:

 Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.


 Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
 Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
 Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa
dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan
hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi pada
perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :

 Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.


 Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
 Puisi dan keinsyafan sosial.
Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:

Puisi baru : Puisi yang muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang
lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
Puisi Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris.

Jenis puisi lama :

 Mantra
 Karmina (Pantun singkat)
 Talibun
 Syair
 Gurindam
Puisi Modern : Puisi bebas yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh
Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi
dan makna dari puisi tersebut.

Kepuitisan atau keartistikan puisi dapat dibangun menggunakan :

 Figura Bahasa (personifikasi, hiperbola, metafora, dll)


 Kata – kata ambigu
 Kata-kata yang mengandung perasaan dan pengalaman penyair
 Kata – kata konotatif
 Pengulangan untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan
Contoh Puisi :

Lagu Siul – Chairil Anwar

Laron pada mati

Terbakar di sumbu lampu

Aku juga menemu

Ajal di cerlang caya matamu

Heran! ini badan yang selama berjaga

Habis hangus di api matamu

‘Ku layak tidak tahu saja

DAFTAR PUSTAKA

http://smoeland.blogspot.com/2011/10/pengertian-sastra-dan-seni-peranan.html
4
Manusia dan Cinta Kasih

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini.
Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya.
Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta
yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita
romantika.

Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak
dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan
dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup
fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang
punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat
erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun
orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan
cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana
cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu,  cinta bisa diibaratkan sebagai
suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan
latihan untuk bisa menggapainya.

Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan
kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia
dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta
Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian  Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :

1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah


rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga
kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara
keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa,
mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang
mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
1. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa
cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang
paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal
yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar
tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
2. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak
ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan
lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga
unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta
itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
3. Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan
belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2 Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta
dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian
dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari
kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan
anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam
kitab suci Al-Qur’an.

 Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai 
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang,  mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit,  penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta
alamiah manusia  terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk  menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang
baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya
dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan
hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai
kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,”
(QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati
batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta
berbuat kebajikan pada mereka.

 Cinta kepada Sesama Manusia

Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri,
seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-
orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan
melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat,
memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi
segala larangan Allah.

Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri
dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa  merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya
terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri
sendiri.

 Cinta Seksual

Cinta erat kaitannya dengan  dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.”  (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis.

 Cinta Keibuan

Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu
akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan
bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

 Cinta Kebapakan

Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak  terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat  bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya
dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak
kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,  kegembiraan baginya , kekuatan,
kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan
tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.

Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia
kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang,
belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :

    “…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil –
: “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya,
asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan
kepentingan mereka sndiri.

 Cinta Kepada Allah

Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta
yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :

         “Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”(QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk
kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

 Cinta Kepada Rasul

Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki
peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

2.3 Pengertian Kasih Sayang


Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka,  sehingga
keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis,
berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang
dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang
tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan
perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.

2.4  Mewujudkan Cinta Kasih

Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan
bahagia dapat dengan cara :

1. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri


Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani
dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.

1 .Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia

Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling
tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang
bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang
menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).

2. Cara mewujudkan cinta seksual

Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak
melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap
perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.

3. Cara mewujudkan cinta keibuan


Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari
sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih
sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan
dari segala kesusahan.

4. Cara mewujudkan cinta kebapakan

Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan
cara mencari nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan
oleh anaknya.

5. Cara mewujudkan cinta kepada Allah

Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain
Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan
menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.

6. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul

Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri
rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih
diberi kehidupan oleh sang maha hidup.

BAB III
PENUTUP
 
3.1 Kesimpulan

     Dari  pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan :


1. Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
2. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan
atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras,
seimbang satu sama lain.
1. Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada
yang dicintai.
1. Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam
angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang
luar biasa.
3.2 Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga  mengharapkan kritik dan saran guna
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

Daftar Pustaka

Alamsyah, M 1987. Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.


Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
5
Manusia dan Keindahan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnya maka kita telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Manusia dan Keindahan. Dalam
pembahasannya, makalah ini membahasa tentang pengertian keindahan, perbedaan antara
keindahan sebagai suatu kualitas abstrak, nilai etektik, perbedaan nilai ekstrinsik dengan nilai
instrinstik.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik
dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan
kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak
terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan
atau lokal.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keindahan

Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan
alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung),
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah
(halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna
dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengankebenaran.

Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak
yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih


disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

 Nilai Etetik

Dalam rangka terori umum tentang  “The Lianh Gie” menjelaskan bahwa


pengertian yang dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya niali
moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estentik. Dalam bidang filsafat, istilah sering kalin
dipakai sebagai kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (wort)
atau  kebaikan (goodness)

Dalam “dictionary of sociology and relate ecience” diberikan rumusan


tentang nilai sebagai berikut.. kemampuan yang dianggap ada pada suatu
benda yang dapat memuaskan keinginan manusia, sifat suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok.

 Nilai ekstrinsik

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai
yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi
yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai
ekstrinsik.
 Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya :
pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda)
puisi itu disebut nilai intrinsik.

 Kontemplasi dan Ekstansi

Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu


yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau
berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat
dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam
diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.

Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan


rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa
terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan
oleh kontemplasi.

2.2 Renungan

Renungan berasal dari kata renung. Merenung artinya dengan diam-diam


memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu secara mendalam.
Renunagn adalah hasil merenung . Orang yang merenungkan setiap
kegiatannya/segenap pengetahuannya yang dia miliki dapat disebut
berfilsafat. Tetapi tidak semua orang mampu berpikir kekilsafan. Dimana
kekilsafan mendasarkan diri pada penalaran.

Renungan atau  pemikiran berhubungan dengan keindahan didasarkan


atas 3 macam teri yaitu:

1. Teori metafisika, plato mendalilkan adanya dunia ide para taraf yang
tertinggi, sebagai realita illahi itu.
2. Teori pengungkapan, dam teori ini dikatakan oleh Benedelto Croce. Bahwa
seni adalah pengungkapan kesan-kesan yang dimiliki seserang

Teori psikolgis, dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah


pemenuhan keinginan bawah sadar dari serang seniman.
Keserasian

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi,
artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai
itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.

Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur


pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus
yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan
dan hati kita pun merasa puas.

Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current


Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif


adanya.

Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah


dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des
Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.

2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif


adanya.

Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu
objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat
hijau.

3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan


pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.

Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara
subjek manusia dan objek substansi.

BAB III PENUTUP

Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan.


Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya.
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah. Selanjutnya The
Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan
hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Selain arti dari kata keindahan, keindahan dibagi lagi menjadi nilai etetik,
dan perbedaan nilai ekstensik dengan nilai instinsik, kontemplasi dan
ekstansi. Nilai etetik Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya puisi. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda
yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-
nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.

Renungan atau  pemikiran berhubungan dengan keindahan didasarkan


atas 3 macam teri yaitu:

1. Teori metafisika, plato mendalilkan adanya dunia ide para taraf yang
tertinggi, sebagai realita illahi itu.
2. Teori pengungkapan, dam teori ini dikatakan oleh Benedelto Croce. Bahwa
seni adalah pengungkapan kesan-kesan yang dimiliki seserang
3. Teori psikolgis, dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan bawah sadar dari serang seniman.

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Keserasian dibagi
juga dalam teori-teorinya yaitu:

1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif


adanya.

Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah


dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des
Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif
adanya.

Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu
objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat
hijau.

3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan


pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif. Artinya
kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek
manusia dan objek substansi.

DAFTAR PUSTAKA

http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/04/manusia-dan-
keindahan/

Anda mungkin juga menyukai