Disusun Oleh:
1
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
A. Pengertian
Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok
pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya.
Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehinggan mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat
yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:
sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.
2
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau
multidisiplin, khususnya ilmuilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. pendekatan
dalam ilmu sosial budaya dasar bersumber dari dasar-dasar ilmu social dan budaya yang
bersifat terintegrasi. ilmu sosial budaya dasar digunakan untuk mencari pemecahan
masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-
ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subjek
oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut. Misalnya, ilmu
ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah
pun dari sudut pandang ekonomi pula.
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar akan memperluas pandangan bahwa
masalah social, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang.
Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifat pengotakan ilmu
secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan. dewasa ini perkembangan sebuah masalah semakin kompleks. Kajian
atas suatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula
dengan solusi pemecahannya.
Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan budaya,
sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial
yang terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan
pada ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang menyangkut ruang
lingkup, metode dan sistematikanya.
B. Konsep
1. Manusia dan Tangung Jawab
Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang
mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.
2. Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri
kepada tugas yang (dianggap) mulia.
3. Manusia dan Pandangan Hidup
3
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita
berdiam.
4. Manusia dan Keindahan
Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi
kehidupan
5. Manusia dan Kegelisahan.
Manusia dan Kegelisahan.Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan
seseorang yang tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak
tenang dalam tingkah laku.
C. Tujuan
4
5. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Menumbuhkan sikap kritis, peka dfan arif dalam memahami keragaman
kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat
7. Menciptakan wahana komunikasi bagi para akademisi agar mereka memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk berdialog satu sama lain, sehingga dengan
memiliki satu bekal yang sama, diharapkan para akademisi tersebut bisa lebih
lancar dalam berkomunikasi.
8. Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk
sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan
keahliannya
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar yaitu sebagai berikut:
2. Ilmu Sosial
Ruang lingkup lainnya dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar ialah tentang
beragam tujuan ilmu sosial dan manfaat ilmu sosial yang mempengaruhinya,
diantaranya yaitu ilmu psikologi, sosiologi, ilmu sejarah, yang semuanya itu dianggap
mampu untuk memberikan peran nyata dalam mengkaji kebudayaan yang ada.
3. Humaniora
5
Humaniora merupakan ilmu pengetahuan yang dianggap mampu untuk mengajarkan
bagaimana manusia menjadi manusia atau dengan kata lain memanusiakan manusia
sesuai dengan posinya masing-masing. Dengan kenyataan tersebut tentu saja tujuan
Ilmu Sosial Budaya Dasar dianggap bisa memberikan kontrbusi pengetahuan yang luas
pada perkembangan kembudayaan yang ada.
6
BAB II
7
c. Pengertian perubahan sosial menurut: Robert M MacIver
Faktor penyebab perubahan sosial adalah bagian dari cara interaksi dan
hubungan manusia mengubah institusi budaya dan sosial dari waktu ke waktu. Sebagian
besar perubahan tidak terjadi secara instan. Dalam masyarakat, faktor
penyebab perubahan sosial seringkali timbul sangat lambat. Sosiolog Soerjono
Soekanto merumuskan beberapa faktor penyebab perubahan social budaya yang bisa
terjadi pada masyarakat. Faktor penyebab perubahan ini di antaranya adalah:
8
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, maka masyarakat akan
menjadi pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel misalnya,
menciptakan dorongan untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru.
Adanya toleransi terhadap hal ini akan berakibat perbuatan menyimpang tersebut
akan melembaga, dan dapat menjadi kebiasaan terus menerus yang dilakukan
masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial secara luas atau berarti memberi
kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam
keadaan demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-
warga yang mempunyai status lebih tinggi.
9
Perubahan sosial budaya merupakan suatu hal yang wajar terjadi di masyarakat.
Masalah yang sering dihadapi yaitu banyak dari masyarakat yang tidak menyadari
apakah perubahan tersebut berdampak positif atau berdampak negatif. Perubahan sosial
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut pengamatan.
Terciptanya keseimbangan atau kegoncangan, konsensus atau pertikaian, harmoni atau
perselisihan, kerja sama atau konflik, damai atau perang, kemakmuran atau krisis dan
sebagainya, berasal dari sifat saling memengaruhi dari keseluruhan ciriciri sistem sosial
yang kompleks (Sztompka: 2008: 4).
Proses dari perubahan sosial yaitu perubahan yang berproses secara cepat
maupun perubahan yang berproses secara lambat, perubahan yang direncanakan
maupun perubahan yang tidak direncanakan. Salah satu contoh perubahan yang tidak
disengaja atau tidak direncanakan adalah perubahan yang disebabkan oleh konflik dan
pertentangan. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya.
Setiap manusia yang hidup dalam bermasyarakat, selama hidupnya sudah pasti
mengalami perubahan. Baik perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
perubahan yang lambat maupun yang berjalan dengan cepat. Perubahan yang mencolok
maupun yang samar-samar. Perubahan-perubahan tersebut hanya akan dapat ditemukan
oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat
tersebut pada waktu yang lampau.
10
BAB III
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1990: 180). Salah satu unsur kebudayaan adalah sistem religi yang di
dalamnya terkandung agama dan kepercayaan.
11
Terlepas dari itu semua, maka kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu fenomena
sosial dan tidak dapat dilepaskan dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang
mendukung atau menghayatinya. Sebaliknya, keteraturan, pola, atau konfigurasi yang
tampak pada perilaku dan tindakan warga suatu masyarakat tertentu dibandingkan
perilaku dan tindakan warga masyarakat yang lain, tidaklah dapat dipahami tanpa
dikaitkan dengan kebudayaan.
Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai :
Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif
perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-aspek
tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b)
perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan
permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam
memahami kebudayaan tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure
merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami
kebudayaan, yaitu:
12
2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah
tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak
mempunyai nomenclature. Untuk memahami makna maka terdapat dua cara,
yaitu, pertama, makna tanda ditentukan oleh pertalian antara satu tanda
dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara kedua karena
merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam
ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif
diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.
13
dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu
yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama.
a) adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan
datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung
c) adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh
pengamat
14
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi
sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak sosial dan komunikasi,
dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta
dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain.
Dalam ilmu sosiologi, terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang interaksi
sosial. Interaksionisme Simbolik, Definisi Situasi dan Dramaturgi.
a. Interaksionisme simbolik
Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurutnya interaksi yang
dilakukan manusia adalah dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda yang
memiliki makna. Ada 3 pokok pikiran dalam interaksionisme simbolik
• Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning).
Contohnya ketika upacara, kita berdiri tegak menghormati (act) sang saka merah
putih (thing) atas dasar rasa nasionalisme (meaning).
• Makna yang dimiliki berasal dari interaksi sosial antar individu.
• Makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran yang
digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya
c. Teori Dramaturgi
Teori ini yang dikemukakan oleh Erving Goffman ini melihat bahwa kehidupan
sosial itu seperti pertunjukan dalam pentas seni. Menurut teori ini interaksi sosial
berlangsung secara belakang panggung (backstage) dan depan panggung (front stage).
15
Interaksi yang terjadi akan berbeda ketika manusia berada di belakang panggung dan
depan panggung. Dramaturgi adalah teori yang menjelaskan bahwa adanya perbedaan
interaksi ketika seseorang berada di depan dan di belakang panggung.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial. Dimana, faktor
interaksi sosial ada untuk saling mempengaruhi satu sama lain baik yang bersifat
individu maupun kelompok. Adapun beberapa faktor interaksi sosial antara lain :
• Motivasi
Motivasi yaitu dorongan kepada pihak lain baik individu maupun kelompok untuk
menuruti atau melaksanakan apa yang diinginkan dengan sadar dan penuh rasa
tanggung jawab. Pihak yang memberi motivasi dinamakan motivator
• Sugesti
Sugesti merupakan pengaruh kepada pihak lain untuk mengikuti dan melaksanakan apa
yang diinginkan karena rasa percaya. Pemberi sugesti biasanya kalangan yang
berpengaruh, dipercaya, dan berwibawa, entah karena jabatan, kepintaran, dan
kemampuan lainnya.
• Simpati
Simpati merupakan perilaku peduli kepada pihak lain karena kesukaan ataupun
kedukaan yang dialami pihak lain tersebut. Simpati menunjukan sikap perhatian dan
menghargai sesame.
• Empati
16
Empati adalah perilaku ikut merasakan dan terlibat dengan apa yang dirasakan atau
dialami pihak lain. Rasa empati ditunjukan dengan sikap mau berbagai dalam kesukaan
dan kedukaan.
• Imitasi
Imitasi merupakan perilaku meniru pihak lain, baik dari tingkah laku, penampilan,
maupun gaya hidup. Kalangan yang ditiru disebut idola, entah dibidang musik, film,
fashion, bahkan politik.
• Identifikasi
Identifikasi merupakan perilaku menjadikan diri sama atau serupa dengan pihak lain
yang ditiru. Identifikasi merupakan tindak lanjut dari proses imitasi, namun imitasi
masih dalam batas tertentu.
Bentuk-bentuk interaksi sosial ini dibagi menjadi dua, ada yang asosiatif dan ada pula
yang disosiatif.
Bentuk interaksi sosial yang tergolong asosiatif adalah yang dapat mendukung
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Macam-macam interaksi
social yang bersifat adosiatif adalah sebagai berikut:
a. Kerjasama (cooperation) adalah usaha antar individu atau antar kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi (accommodation) adalah proses penyesuaian diri individu/kelompok
manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya mengatasi ketegangan.
c. Asimilasi (assimilation) adalah perubahan yang dilakukan (umumnya) secara
sukarela dan ditandai oleh upaya untuk mengurangi perbedaan dalam
masyarakat dengan mempercepat kesatuan untuk mencapai tujuan bersama.
17
d. Akulturasi (acculturation)adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok.
a. Persaingan adalah proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba
dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
b. Kontraversi adalah suatu pertentangan atau perbedaan pendapat terhadap suatu
masalah yang bertentangan dan memiliki pandangan yang bersebrangan
c. Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Disini
perselisihan semakin terbuka, pertikaian makin tajam, jadi muncul amarah,
benci, dan berbagai emosi negatif.
18
BAB IV.
Tidak bisa dimungkiri bahwa seluruh manusia pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan
muncul sebagai upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan manusia
memang bermacam-macam, tapi ada satu teori terkenal yang bisa menjelaskan konsep
kebutuhan manusia. Teori tersebut adalah teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Abraham Maslow sendiri merupakan tokoh psikologi asal
Amerika Serikat.
19
a. Kebutuhan Fisiologis (Faali)
Kebutuhan ini adalah tingkatan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan paling
jelas antara kebutuhan manusia adalah kebutuhannya untuk mempertahankan hidup
secara fisik, yaitu yaitu kebutuhan akan makan, minum, tempat berteduh, seks, tidur,
oksigen dan pemuasan terhadap kebutuhan- kebutuhan itu sangat penting dalam
kelangsungan hidup. Begitupun dengan seorang anak, anak adalah seorang manusia,
dan setiap manusia membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga jika semua
kebutuhan fisiologis itu terpenuhi atau terpuaskan maka anak akan ada dorongan untuk
memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Jika anak yang kekurangan makanan,
keamanan, kasih sayang, dan penghargaan besar kemungkinannya akan lebih banyak
membutuhkan makan dari pada yang lainya.31 Apabila semua kebutuhan itu kurang
terpenuhi, dan organisme itu didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan pokok, kebutuhan-
kebutuhan lainnya tidak akan ada sama sekali atau terdorong ke belakang. Dengan kata
lain anak yang kurang terpenuhi (melarat) kebutuhan pokoknya akan selalu terbayang
akan kebutuhan satu ini.
Anak pada umumnya dan orang dewasa dalam masyarakat kita, lebih menyukai
dunia yang aman, tertib, teramalkan, taathukum, teratur, yang dapat diandalkannya dan
20
dimana tidak terjadi hal-hal yang tidak di sangka-sangka, tidak dapat di atur, kalut, atau
lainnya yang berbahaya, dan dimana, bagaimanapun, ia mempunyai orang tua atau
pelindung yang kuat yang melindunginya terhadap bahaya. Masyarakat yang damai-
tentram, berjslsn lancar, mantap dan baik biasanya memberikan kepada anggotanya rasa
yang cukup aman terhadap hewan liar, suhu yang ekstrem, tindak kejahatan,
pembunuhan, kekalutan, tirani, dan sebagainya. Karenanya, dalam arti yang sebenarnya,
kebutuhan akan keselamatan tidak lagi motivator yang aktif padanya. Setiap orang
kenyang tidak akan merasa lapar lagi, demikian pula orang yang merasa aman tidak
merasa dirinya dalam bahaya lagi.
21
Satu hal yang harus di tekankan mengenai hal ini bahwa cinta tidaklah sinonim
sex. Sex dapat diteaah sebagai sutu kebutuhan fisik yang murni. perilaku seksual biasa
di tentukan oleh banyak hal, yakni, bukan hanya di tentukan oleh kebutuhan-kebutuhan
seksual tetapi juga oleh kebutuhankebutuhan lainnay, dalam hal man yang paling utama
ialah kebutuhan-kebutuhan akan cinta dan kelembutan hati. Yang juga tidak boleh di
lupakan adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan akan cinta mencangkup baik yang
memberi maupun yang menerima
Menurut Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih
mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Dalam hubungan yang sejati
tidak akam ada rasa takut, sedangkan berbagai bentuk pertahanan pun akan runtuh.
sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut kalau-kalau
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya terungkap.
22
perasaan-perasaan rendah-diri, kelemahan, dan tidak berdaya. Pada gilirannya peasaan-
perasaan ini melahirkan keputusasaan yang mendasar atau, jika tidak demikian berbagai
kecendrungan kompensatif atau neorotis. Makin lama makin banyak kita pelajari
tentang bahaya dari sikap menyerahkan harga-diri pada pendapat orang lain dan bukan
pada kapasitas, kompetensi, dan kelaikan yang sebenarnya terhadap tugas.
Harga-diri yang paling mantap dan karenanya paling sehat dilandaskan pada
pada penghargaan yang di peroleh dari orang lain dan bukan pada ketenaran atau
kemasyhuran faktor-faktor luar dan pujian yang berlebihan dan tidak mendasar. Dalam
hal ini pun perlu di bedakan antra kompetensi dan prestise yang sebenarnya yang hanya
di landaskan pada kemauan keras, ketetapan hati dan tanggungjawab, daipada hal yang
datangnya secara alami dan dengan mudah dari dalam sifat seseorang yang
sesungguhnya, konstitusi seseorang, nasib atau takdir biologis seseorang, atau, yang
seperti dikatakan oleh Horney, datang dari Diri Sejati dan bukan dari diri yang semu
yang dicita-citakan.
e. Aktualisasi Diri
Suatu perasaan puas dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang itu
melakukan apa yang secara individual, sesuai baginya. Seorang musisi harus
menciptakan musik, seorang artis harus melukis, seorang musisi harus bersyair, jika
pada akhirnya ia ingin tenterem. Orang yang dapat menjadi sesuatu, harus menjadi
sesuatu
23
BAB V
SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Manusia adalah makhluk sosial yang secara kodrati tidak dapat hidup tanpa orang
lain dan saling memiliki ketergantungan satu sama lainnya. Namun adakalanya, dalam
hubungan sosial tersebut memiliki perbedaan-perbedaan sehingga memunculkan
adanya jenis kelompok sosial di tengah masyarakat yang diantaranya membawa
kepentingan masing-masing. Secara umum kelompok-kelompok sosial ini muncul
karena adanya kedekatan, interaksi, atau kesamaan geografis, maupun kepentingan.
Ada beberapa jenis kelompok kepentingan sosial yaitu klasifikasi menurut Emile
Durkeim, klasifikasi menurut Ferdinand Tonnies, Klasifikasi menurut Charles H.
Cooley dan Ellsworth Farris, klasifikasi W. G. Sumner, dan klasifikasi menurut
Soerjono Soekanto.
• Solidaritas mekanik
Ini terjadi dalam kehidupan masyarakat yang ditandai dengan ciri masyarakat
sederhana, belum mengenal pembagian kerja, semua anggota kelompok diikat
oleh kesadaran kolektif, dan sanksi terhadap pelanggaran bersifat represif atau
hukuman pidana.
• Solidaritas Organik
24
• Gemeinschaft atau paguyuban
Ini adalah hubungan yang dilakukan baik antar individu maupun antar kelompok
yang memiliki ikatan kuat, dan mengikat akibat adanya ikatan darah, ideologi
maupun kesamaan daerah asal. Ikatan darah atau ikatan kekerabatan adalah
ikatan paling kuat karena didasarkan pada ikatan darah yang tidak terputus.
Ini adalah suatu kelompok sosial yang terbentuk sebagai akibat adanya
kepentingan bersama. Umumnya, merupakan ikatan untuk jangka waktu yang
pendek, bersifat formal, mekanis, ibarat kerja mesin. Contohnya adalah
hubungan dalam dunia instri atau organisasi.
• Kelompok primer
Ini merupakan hubungan yang terjalin karena keakraban atau interaksi yang
bersifat intensif. Kelompok ini ditandai dengan pergaulan, kerjasama dan tatap
muka yang intim. Contohnya; keluarga, teman bermain masa kecil dan rukun
warga.
• Kelompok sekunder
d. Klasifikasi W. G. Sumner
Pada umumnya ini didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai
perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompoknya. Kelompok dalam muncul
ketika para anggota suatu kelompok merasa bahwa mereka mempunyai suatu
tujuan dan cita-cita yang sama, menaati norma-norma yang sama dan nasib yang
sama.
25
• Out-group (kelompok luar)
Berdasarkan hal ini maka kelompok sosial dibagi kedalam 4 bagian yaitu primer,
sekunder, Gemeinschaft (paguyuban), dan Gesellschaft (patembayan).
Dalam hal ini kelompok sosial dibagi menjadi 3, yaitu komunitas, asosiasi, dan
kerumunan.
Dalam hal ini kelompok sosial dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu kelompok
yang saling mengenal satu sama lain, dan kelompok yang tidak saling mengenal
atau memiliki hubungan akrab.
Berdasarkan hal ini, kelompok sosial dibagi menjadi 2 bagian, yaitu in group
dan out group.
26
Berdasarkan hal ini maka kelompok sosial dibagi menjadi 2 bagian yaitu
kelompok yang terorganisasi, dan kelompok yang tidak terorganisasi.
B. Mekanis-Organis
1. Mekanis
2. Organis
27
Solidaritas mekanik, yaitu bentuk solidaritas yang menandai masyarakat yang maih
sederhana, dalam mana kelompok-kelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidup
terpisah satu dengan yang lainya. Solidaritas organik, yaitu bentuk solidaritas yang
mengikat masyarakat komplek yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan
dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Solidaritas Mekanik adalah
solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh
kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota
kelompok. (Masyarakat Pedesaan). Solidaritas Organik adalah solidaritas yang
mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang
teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota. (Masyarakat
Perkotaan). Berikut adalah ciri-ciri solidaritas mekanik dan organik dilihat dari
penjelasan diatas:
Solidaritas Mekanik merujuk kepada ikatan sosial yang dibangun atas kesamaan,
kepercayaan dan adat bersama. Disebut mekanik, karena orang yang hidup dalam unit
keluarga suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua
kebutuhan hidup tanpa tergantung pada kelompok lain. Solidaritas Mekanik, relatif
berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja, terjadi di
Masyarakat Sederhana, ciri dari Masyarakat Tradisional (Pedesaan), kerja tidak
terorganisir, beban lebih berat, tidak bergantung dengan orang lain.
28
C. Gemeinschaft- Gesellschaft
Selanjutnya, karena aplikasi dari tradisi merupakan kegiatan yang dilakukan tidak
dengan satu orang tetapi secara bersama-sama, karena yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah tradisi masyarakat, dan yang tampak dari masyarakat yakni kumpulan dari
individu, kemudian mengapa individu-indivitu tersebut berkumpul dan membentuk
kelompok masyarakat untuk menjalankan tradisi. Dalam bagian ini akan diuraikan
alasan-alasan mengapa seseorang tertarik kepada lainya, sehingga terjalin hubungan
kelompok. Alasan –alasan itu dapat dikelompokkan sebagai berikut;
29
dapat dipahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau
berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik.
• Kesamaan latar belakang: Latar belakang yang sama merupakan salah
satu faktor penentu dari proses daya tarik individu untuk berinteraksi satu
sama lain. Kesamaan latar belakang seperti misalnya usia, jenis kelamin,
agama, pendidikan, ras, kebangsaan, dan status sosio ekonomis seseorang
akan memudahkan mereka untuk menemukan daya tarik berinteraksi satu
sama lain.
• Kesamaan sikap: Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih
lanjut dari kesamaan latar belakang. Orangorang yang mempunyai
kesamaan latar belakang tampaknya mempunyai kesamaan pengalaman,
dan orang yang mempunyai kesamaan pengalaman ini lebih
memudahkan untuk berinteraksi dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai kesamaan pengalaman. Kesamaan yang didasarkan dari
pengalaman yang melatarbelakangi itu membawa orang-orang kea rah
kesamaan sikap.
30
peradaban sudah mulai masuk pada wilayah-wilayah pedesaan. Tetapi walau begitu
masih akan tetap bisa kita jumpai perbedaanya melalui kebudayaan, adat kebiasaan
yang masih dipertahankan oleh masyarakat pedesaan. Masyarakat yang kapitalistik
menurut Ibnu Khaldun akan mengalami krisis sosial, dalam kondisi krisis, kohesi sosial
tidak bertambah kuat, tetapi kohesi sosial sangat rapuh akibat terlalu mendewakan
materi dan hidup hanya untuk hidup, tidak ada lagi makna lain dari kehidupan ini
kecuali kesenangan dan kemewahan duniawi. Hal tersebut hanyalah salah satu ciri dari
masyarakat Patembayan (Gesellschaft).
Secara historis, retaknya kohesi atau solidaritas sosial dalam masyarakat muslim
telah berlangsung lama dan retaknya kohesi sosial ini sulit terhindarkan akibat orientasi
kepentingan dan kekuasan yang mengabaikan etika sosial. Dalam hal ini, Spencer
menggambarkan perkembangan masyarakat dari tipe masyarakat yang homogeny
menuju tipe masyarakat yang heterogen.Perbedaan ini dianalogikan dengan tipe
masyarakat primitif (yang homogeny) dan modern (yang heterogen) dan juga bisa kita
sebut dengan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
31
D. Paguyuban-Patembayan
1. Paguyuban
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni serta bersifat nyata dan organis. Kelompok paguyuban
sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan
kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.Berikut ini Ciri-ciri masyarakat paguyuban
menurut F. Tonnies :
a. Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk kita dan tidak untuk orang-
orang di luar kita.
Dalam suatu masyarakat, tipe paguyuban bergantung dari bentuk masyarakat itu
sendiri. Misalnya, di Jakarta, terutama di daerah elite, paguyuban karena tempat tinggal,
seperti RTdan RW, tidak begitu banyak kegunaannya, tetapi Iebih besar manfaatnya
paguyuban karena ikatan darah. Orang mempunyai kecenderungan untuk tolong-
menolong dengan keluarganya.
2. Patembayan
32
DAFTAR PUSTAKA
33
• https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-solidaritas-
dari-mekanik-hingga-organik
• https://dosensosiologi.com/solidaritas-mekanik-organik/
• https://materiips.com/ciri-ciri-solidaritas-organik
• https://fatkhan.web.id/ilmu-sosial-budaya-dasar-isbd/
• https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/
• https://www.ilmubudaya.com/2018/07/pengertian-ilmu-budaya-dasar.html?m=1
• https://www.laporan-praktikum.com/2018/01/konsep-ilmu-sosial-dan-budaya-
materi.html?m=1
• http://fachryys.blogspot.com/2014/12/tujuan-mempelajari-ilmu-sosial-
dan.html?m=1
• http://nova32bhsaindo2c.blogspot.com/2011/03/pengertian-tujuan-fungsi-ilmu-
sosial.html?m=1
34