Anda di halaman 1dari 34

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : Baiq Saopi Nadiawati
NIM : C1G020059
Prodi/Kelas : Agribisnis/B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN.
UNIVERSITAS MATARAM
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas ini
dengan tepat waktu. Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW atas Perjuangan beliau untuk mengeluarkan umat islam dari zaman
kegelapan kezaman terang-terangan seperti saat ini. Terima kasih saya sampaikan atas
bimbingan Bapak Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M sebagai dosen pengampuh mata Kuliah
Pendidkan Agama Islam atas bantuan dan bimbingannya dalam penyelesaian tugas ini dengan
tepat waktu. Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi kita semua

Penyusun,Mataram 31 Mei 2021

Nama: Baiq Saopi Nadiawati


Nim: C1G020059

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .................................................................................................................1


KATA PENGANTAR.................................................................................. .............................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ....................3
BAB I. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR……………………………………………………………………………………....4
BAB II. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA……………………………………………………………....11
BAB III. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL.....................................................................................................................................20
BAB IV. HIRARKI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA …………………………………………………………….27
BAB V. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)……………..30
DAFTAR PUSTAKA ….......................................... ....... .......................................................34

3
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

1.1 Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial,
logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian
lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai
disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu
yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan
kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah
basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah
humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai
homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya
yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Sebagai integrasi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) memberikan dasar-dasar


pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada manusia sehingga mampu mengkaji
masalah sosial dan budaya secara arif. ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan
kebudayaan sekaligus pula memberikan dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial
yang terintegrasi.

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud dari padanya.

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah sebagai integrasi isbd dan EBD yang memberikan
dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga
4
mampu mengkaji masalah sosial dan kemanusiaan dan budaya, selanjutnya mahasiswa peka,
tanggap, kritis serta berempati atau solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.

ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya sekaligus pula memberi
dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sesuai yang terintegrasi. ISBD
bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan
mengenai aspek-aspek paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial, yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

1.2 Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar

1. Manusia dan Tanggung Jawab

dasar tanggung jawab adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau
menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan.

2. Manusia dan Pengabdian

pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau memperlambat diri kepada
tugas yang dianggap mulia.

3. Manusia dan Pandangan Hidup

pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya


dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam.

4. Manusia dan Keindahan

Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.

5. Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati
maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku.

1.3 Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar

Adapun tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan umum

5
a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan budaya.
b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah-masalah
sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
c. Kemampuan menyelesaikan secara kritis, analitis, responsif, arif dan
manusiawi masalah-masalah tersebut.
2. Tujuan khusus

Di samping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk:

a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya


terutama untuk kepentingan profesi.
b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut.
c. menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak (bersifat primordialisme) oleh disiplin
ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai
dalam lingkungan sosial budaya.
d. Membina kemampuan berpikir dan bertindak obyektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
e. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.

1.4 Pokok Bahasan Ilmu Sosial Budaya Dasar


A. Manusia dan Cinta Kasih
1. Seorang yang mempunyai cinta mendalam pada sesuatu maka akan
diungkapkan kasih sayangnya dengan perilaku.
2. Cinta kasih tercipta dengan sempurna apabila kedua belah pihak sama-sama
saling menerima dan memberi
3. Cinta dan Nafsu berbeda karena cinta bersifat memberi sedangkan nafsu
cenderung menuntut .
4. Unsur-unsur dasar cinta
a.Pengasuhan : seorang ibu mengasuh anaknya dengan tulus
b.Tanggung jawab : suatu tindakan yang benar-benar berdasarkan sukarela
c.Perhatian : suatu perbuatan yang yang bertujuan untuk mengembangkan
pribadi orang lain agar mau membuka diri

6
d.Pengenalan : keinginan mengetahui rahasia orang lain apabila terdapat satu
kesatuan dari unsur-unsur tersebut maka akan tercipta
keserasian,keseimbangan, dan kedamaian.Pengurangan nilai kemanusiaan
(dehumanisasi) disebabkan karena pada diri manusia tersebut tidak terdapat
dasar agama, nilai, moral, dan norma dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari.
Cinta menimbulkan kreatifitas dalam bentuk produk keindahan/seni.
5. Macam-macam cinta :
Agaphe (Yunani) : Manusia dengan Tuhan
Philia : Orang tua dengan Anak (dalam keluarga)
Eros (bisa dinalar)/ Amor (tidak bisa dinalar) : Antar lawan jenis
Agaphe + Philia : Antar sesama manusia, antar manusia – lingkungan
6. Cinta juga memiliki tiga tingkatan :
a.Cinta tingkat tinggi adalah cinta kpd Allah, rasulullah dan berjihad di jalan
Allah.
b.Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dst.
c.Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga,
kerabat,harta dan tempat ttinggal.
B. Manusia dan Keindahan
1. Pengertian keindahan :
Leo Tolstoy: “Menyenangkan bagi yang melihat”
Sulzer: “Yang indah itu hanyalah yang baik”
Alexander Baumgarten: “Keseluruhan yang merupakan : susunan yang
teratur,terdiri atas bagian-bagian yang erat hubungannya satu sama lain, juga
dengan keseluruhan”
Immanuel Kant :
Arti subjektif : sesuatu yang tanpa direnungkan, dikaitkan dengan kegunaan
praktis yang dapat mendatangkan rasa senang
Arti Obyektif : Adanya keserasian dari objek terhadap tujuan yang
dikandungnya dan tidak ditinjau dari segi kegunaannya
The Liang Gie:
Arti luas : Keindahan mengandung ide kebaikan

7
Arti estetik murni : Keindahan terkait dengan pengalaman estetik seseorang
yang melalui persepsi penglihatan, pendengaran, dan perasaan
Arti sempit : keindahan terbatas pada persepsi penglihatan
2. Sifat-sifat umum keindahan :
a.Unity (Kesatuan)
b.Balance (Keseimbangan)
c.Contrast (Kebalikan)
3. Perasaan Keindahan mempunyai watak yang tetap/ statis dan mempunyai
ekspresi dinamis (dipengaruhi keadaan lingkungan).
4. Kontemplasi : Dasar untuk menciptakan sesuatu yang indah.
5. Ekstasi : Dasar untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang
indah
6. Kontemplasi dan Ekstasi pada manusia derajatnya berbeda-beda
C. Manusia dan Penderitaan
1. Pengertian
Asal kata dhra: menahan; menanggung.
Franklien JM : keadaan yang berhubungan dengan rasa sakit, tak
menyenangkan, dan rugi.
2. Macam Penderitaan
Disengaja: melawan kesenangan untuk tujuan tertentu (ex. Puasa, bertapa, mati
raga,menyakiti diri sendiri)
Tidak sengaja : kelaparan, wabah, bencana, kecelakaan
3. Sumber Penderitaan : Akibat perbuatan manusia, akibat penyakit, akibat
siksaan/azab Tuhan.
4. Penderitaan mengandung : rasa sakit, siksaan, dan neraka
5. Rasa Sakit : sakit fisik, sakit rohani, sakit psikosomatik
6. Siksaan : berasal dari orang lain : fisik/ psikis
7. Neraka : akibat dosa, sudah dapat dirasakan di dunia
8. Cara manusia menghadapi penderitaan
- Sikat negatif: antipati terhadap penderitaan, sehingga akan timbul prustasi
seperti agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, identifikasi, narsisme dan autisme.
- Sikap positif: ketabahan, penyesalan, pertobatan dan lain sebagainya.
D. Manusia dan Keadilan
1. Pengertian
Aristoteles: kelayakan tindakan manusia

8
Plato: orang yang mampu mengendalikan diri dengan perasaan dan akal nya
Prof. Pujo Wiyoto: pengakuan dan dan perlakuan terhadap hak yang sah
2. Hak ( Austin Fagothey): wewenang moral untuk mengerjakan, memiliki,
menuntut, ,mempergunakan, dan meninggalkan sesuatu.
3. Hak objektif: sesuatu di mana orang mempunyai hak atas nya.
4. Hak subjektif: wewenang moral yang bukan kekuatan dan dapat dihalangi oleh
suatu kekuatan.
5. Macam-macam keadilan
Plato: keadilan legal/moral, distribusi dan komutatif.
Aristoteles: keadilan distributif dan komutatif.
E. Manusia dan Pandangan Hidup
1. Pengertian berdasarkan sumber
Agama: kebenaran mutlak berdasarkan Wahyu
Ideologi: Pancasila, kapitalisme dan liberalisme
Hasil pemikiran: kebenaran sangat relatif
2. Macam-macam pandangan hidup
Liberalisme
Sosialisme
Komunisme
Sosio religius
3. Unsur-unsur pandangan hidup: cita-cita, kebajikan dan kepercayaan
F. Manusia dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
1. Pengertian: kewajiban dalam melakukan tugas tertentu sehingga harus ada
kesanggupan untuk menentukan sikap dan resiko dari suatu perbuata
2. Unsur-unsur tanggung jawab: kesadaran, kecintaan, dan keberanian
3. Macam-macam tanggung jawab: terhadap diri sendiri, manusia atau
masyarakat, lingkungan dan Tuhan
4. Pengabdian merupakan perbuatan baik berupa pikiran, pendapat, tenaga
sebagai wujud kesetiaan. Dasarnya adalah tanggung jawab
G. Manusia dan Kegelisahan
1. Pengertian: suatu perasaan tidak tentram dan tidak tenang dan lain-lain
2. Kegelisahan berasal dari perasaan dan pemikiran
3. Macam-macam kecemasan yaitu kecemasan objektif, neurotik dan moral
4. Ketidakpastian adalah tidak dapat ditentukan

9
5. Keterasingan adalah tersisih
6. Kesepian adalah merasa tidak berteman
H. Manusia dan Harapan
1. Pengertian: harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi
2. Persamaan harapan dan cita-cita adalah keduanya menyangkut masa depan
3. Harapan manusia yaitu keberlangsungan hidup, keamanan, hak dan kewajiban
mencintai dan dicintai serta perwujudan cita-cita
4. Macam-macam kepercayaan
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Kepercayaan pada orang lain
- Kepercayaan pada Tuhan
5. Tiga teori kebenaran
- Teori koherensi/ konsistensi
- Teori korespondensi
- Teori pragmatis

10
BAB II
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-FAKTOR
PENYEBABNYA

2.1. Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya


Perubahan sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi pada tata kehidupan
masyarakat meliputi perubahan budaya dimana di dalamnya terjadi pula perubahan nilai-nilai
sosial kehidupan masyarakat. Adapun pengertian perubahan sosial dan budaya menurut para
ahli yaitu:
A. Max Weber
Menurut buku Sociological Writings, perubahan sosial budaya menurut Max Weber adalah
perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
di dalamnya.
B. Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.
C. William Kornblum
Perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya secara bertahap dalam jangka waktu
yang lama.
D. J.L Gillin dan J.P Gillin
Perubahan sosial merupakan variasi dari cara-cara atau mode hidup yang telah diterima, bisa
karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk atau ideologi, dalam kebudayaan
materil, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan baru dalam kelompok.
E. Kingsley Davis
Pendapat Davis mengenai perubahan Budaya adalah perubahan yang mencakup segenap cara
berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang bersifat komunikatif.

2.2. Ciri-Ciri Perubahan Sosial Budaya.


1. Berkelanjutan
Perubahan sosial sifatnya berkelanjutan dan ini merupakan ciri-ciri yang paling utama.
Maksudnya, masyarakat di manapun akan mengalami perubahan, bisa secara cepat bisa juga
secara lambat. Perubahan sosial sudah pasti terjadi pada masyarakat dan akan terus
berkembang. Hal ini adalah konsekuensi dasar karena manusia merupakan makhluk sosial.

11
2. Imitatif
Perubahan sosial juga bersifat imitatif, apa maksudnya? Misalnya perubahan terjadi pada
suatu kelompok masyarakat, nah hal tersebut akan diikuti oleh kelompok masyarakat lainnya.
Kok bisa? Ya, hal itu terjadi karena masing-masing kelompok akan saling mempengaruhi,
mereka tidak dapat mengisolir diri dari perubahan-perubahan yang ada.
3. Disorganisasi Sementara
Disorganisasi adalah sebuah keadaan yang kacau, hal ini merupakan akibat dari adaptasi
bagian-bagian masyarakat terhadap perubahan sosial yang terjadi. Perubahan sosial yang
sifatnya cepat, biasanya akan menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara. Contoh
disorganisasi sementara pada perubahan sosial itu seperti disorganisasi politik pasca reformasi
yang dialami oleh Indonesia pada tahun 1998.
4. Hubungan Kausalitas (Timbal Balik)
Perubahan sosial tidak terbatas pada bidang material atau immaterial saja. Akan tetapi,
perubahan sosial itu dapat terjadi pada keduanya. Kenapa begitu? Karena antara aspek
material dan immaterial memiliki satu hubungan kausalitas (timbal balik)
5. Penggolongan Watak (Tipologis)
Secara tipologis perubahan sosial dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, antara lain
proses sosial, perubahan struktur, perubahan struktur kelompok, dan segmentasi.

2.3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Budaya


Untuk mempelajari perubahan masyarakat perlu diketahui sebab-sebab yang melatari
terjadinya perubahan itu, apabila dilihat lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan
masyarakat mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan.
Mungkin saja karena ada faktor yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor
yang lama itu. Pada dasarnya perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada
waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupan yang lama. Norma-norma
dan lembaga-lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru.
Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk
menyelesaikan satu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan
terlebih dahulu. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut mungkin
sumbernya ada yang terletak dalam masyarakat itu sendiri, ada yang letaknya di luar. Sebab-
sebab yang bersumber dari masyarakat itu sendiri antara lain:
1. Bertambah dan berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan, misal orang lantas
mengenai hak milik individu atas tanah,sewa tanah dari tanah bagi hasil dan selanjutnya

12
sebelumnya tidak dikenal.Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dari daerah-daerah lain misalnya transmigrasi. Perpindahan
penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja
dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan
penduduk telah berlangsung beratus-ratus tahun lamanya di dunia ini. Hal itu adalah sejajar
dengan bertambah banyaknya manusia penduduk bumi ini. Pada masyarakat-masyarakat yang
mata pencaharian utamanya berburu, perpindahan seringkali dilakukan terutama tergantung
dari persediaan hewan-hewan buruannya. Apabila hewan tersebut habis maka mereka akan
berpindah ke tempat-tempat lainnya.
2. Penemuan-penemuan baru
Menurut koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk mencari penemuan
baru adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran dari orang-perorangan akan kekurangan dalam kebudayaannya.
b. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru jalannya
unsur kebudayaan baru, yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat dan cara-cara unsur
kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari,dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang
bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan
dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery atau invention. Discovery adalah
penemuan unsuryang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui menerima serta
menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses dari discovery sampai ke invention
membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Penemuan mobil misalnya, dimulai dari
usaha seorang Austria yaitu S. Marcus membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem
motor gas tersebut juga merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan
sebelum Marcus. Sungguhpun demikian, ialah yang telah membulatkan penemuan baru
tersebut dan yang untuk pertama kalinya menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta
sehingga dapat berjalan tanpa seekor kuda.
Itulah soalnya mobil menjadi discovery kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan-
sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut,
barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai sebagai alat
pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu
mendapat paten di Amerika Serikat 1911, dapat disebut sebagai keadaan permulaan dari
kendaraan mobil yang pada masa sekarang menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat manusia. Dengan tercapainya bentuk itu, maka kendaraan mobil
menjadi suatu invention.

13
Pada saat penemuan menjadi inovasi proses inovasi belum selesai. Sungguhpun kira-kira
sesudah 1911 produksi mobil dimulai, tetapi mobil masih belum dikenal oleh seluruh
masyarakat. Penyebab alat pengangkutan tersebut masih harus dipropagandakan kepada
khalayak ramai. Kecuali itu biaya produksi mobil, demikian tinggi sehingga hanya satu
golongan sangat kecil saja yang dapat membelinya. Masih diperlukan rangkaian penelitian
lain dan penemuan-penemuan lain yang akan dapat menekan biaya produksi. Satu persoalan
lain yang juga harus dihadapi adalah apakah masyarakat sudah siap untuk menerimanya oleh
karena misalnya diperlukan pembuatan jalan-jalan raya yang baru. Seluruh proses tersebut
merupakan rangkaian proses inovasi dari sebuah mobil.
Di Indonesia banyak dijumpai persoalan-persoalan yang menyangkut mobil. Walaupun
masih ada yang belum mengenal mobil, tapi pada umumnya masyarakat telah mengenal
mobil dan bahkan sudah merasakan naik mobil. Akan tetapi, mobil hanya dapat terbentuk
oleh golongan tertentu saja kecuali itu masih dihadapi persoalan-persoalan lain seperti
pembuatan jalan raya dan pemeliharaan. Di samping itu, diperlukan pula pengetahuan yang
cukup tentang peraturan lalu lintas, perparkiran seperti kota besar Jakarta dan seterusnya.
Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam
kebudayaan masyarakat. Di antara orang-orang tersebut banyak yang menerima kekurangan-
kekurangan tersebut sebagai suatu hal yang harus diterima saja, lain orang mungkin tidak
puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah
yang kemudian menjadi pencipta-pencipta baru tersebut. Keinginan akan kualitas juga
merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk
mempertinggi kualitas suatu karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-
kemungkinan catatan baru. Seringkali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal yang baru
diberikan hadiah atau tanda jasa atau jerih payahnya. Hal ini merupakan pendorong bagi
mereka untuk lebih baik lagi. Perlu diketahui bahwa penemuan baru dalam kebudayaan
rohaniah dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan. Khusus mengenai
penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmani atau kebendaan, menunjukkan adanya
berbagai macam pengaruh pada masyarakat.
Pertama-tama pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada suatu bidang
tertentu saja, namun seringkali meluas ke bidang-bidang lainnya misalnya penemuan radio
menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan,
agama, pemerintahan, rekreasi dan seterusnya.Penemuan baru seperti radio akan
memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah dan menyebabkan perubahan-perubahan dalam
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan adat istiadat. Kemungkinan lain adalah perubahan-
perubahan yang menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya. Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap metode
peperangan, yang kemudian memperdalam perbedaan antara negara-negara besar dengan
negara-negara kecil. Pemakaian bom atom pada media perang dunia II telah mengubah
metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas.
Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan suatu jenis perubahan seperti:
misalnya penemuan mobil, kereta api dan jalan kereta api, telepon dan sebagainya
menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang

14
dinamakan suburb. Di samping penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur kebudayaan
jasmani terdapat pola penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur kebudayaan rohaniah,
misalnya ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan baru,sistem hukum yang baru dan
seterusnya. Penemuan-penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan social
invention adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru atau penciptaan adat
istiadat baru ataupun satu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi, yang terpenting adalah
akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan dan akibat lanjutnya pada bidang-
bidang kehidupan lain misalnya dengan dikenalnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad
ke-20, melalui mereka yang pernah mengalami pendidikan Barat. Timbulnya gerakan gerakan
yang menginginkan kemerdekaan politik. Gerakan mana kemudian menimbulkan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan partai politik.
3. Pertentangan
Pertentangan masyarakat mungkin pada dasarnya sebab terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok,
dan antar kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat
kekeluargaan. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan
individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan
antara kepentingan individu dan kepentingan kelompoknya yang dalam hal-hal tertentu dapat
menimbulkan perubahan-perubahan, misalnya di masyarakat-masyarakat batak, terdapat
sistem kekeluargaan patrilineal murni. Terdapat adat istiadat bahwa apabila suami meninggal
maka keturunannya berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses
individualisasi terutama pada orang orang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi
penyimpangan.
Anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun hubungan antara si ibu dengan keluarga
almarhum suaminya telah putus karena meninggalnya suami. Keadaan tersebut membuat
perubahan besar pada peranan keluarga batih dan juga pada kedudukan wanita yang selama
ini dianggap tidak mempunyai hak apa-apa bila dibandingkan dengan laki-laki. Pertentangan
antarkelompok mungkin terjadi antara generasi tua dan generasi muda. Pertentangan-
pertentangan demikian itu kerap kali terjadi apabila pada masyarakat yang sedang
berkembang dari tradisional ke modern. Generasi muda yang yang bebas terbentuk
kepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing misalnya Kebudayaan
barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian
menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat. Misalnya, pergaulan yang
lebih luas antara wanita dan pria atau kedudukan mereka yang kian sederajat dalam
masyarakat dan lain-lainnya.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-
perubahan besar negara rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah
menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada dokter Marxis. Segenap lembaga
kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga mengalami perubahan-perubahan
yang mendasar.

15
Suatu perubahan sosial budaya dapat bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri, antara lain:
5. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar dan lain mungkin menyebabkan masyarakat-
masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, maka
mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut. Kemudian hal
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatannya. Suatu masyarakat yang mula-mula hidup dari berburu kemudian menetap
di suatu daerah pertanian maka perpindahan itu akan melahirkan perubahan-perubahan dalam
diri masyarakat tersebut misalnya timbul lembaga kemasyarakatan baru yaitu pertanian.
Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik karena disebabkan oleh tindakan para
warga masyarakat itu sendiri, misalnya penggunaan tanah secara sembrono tanpa
memperhitungkan pelestarian tanah,penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali
dan lain sebagainya.
6. Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaan pada negara yang kalah.
Contohnya adalah negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II, banyak sekali mengalami
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan nya. Negara-negara yang kalah dalam perang
dunia ke-2 seperti Jerman dan Jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam
masyarakat.
7. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain maka itu mungkin terjadi
karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang
dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan
pengaruh timbal balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya,
tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain itu. Namun apabila hubungan tersebut
berjalan melalui alat-alat komunikasi massa maka ada kemungkinan pengaruh itu hanya
datang dari satu pihak saja yaitu dari masyarakat pengguna alat komunikasi tersebut. Sedang
pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh
balik. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan maka
hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di
dalam antropologi budaya disebut akulturasi.
Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses saling mempengaruhi.
Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang seimbang saling menolak. Keadaan semacam
itu dinamakan cultural animosity yang hingga kini adalah antara Surakarta dan Yogyakarta
yang dapat dikembalikan pada 1755 dan kemudian perjanjian Salatiga pada 1757. Pertemuan
kedua kebudayaan ini mula-mula diawali dengan pertentangan fisik yang kemudian
dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan dalam segi kehidupan lainnya.

16
Sampai sekarang corak pakaian kedua belah pihak tetap berbeda, demikian pula tari-
tariannya, seni, musik, karnaval, gelar-gelar kebangsaan dan seterusnya. Padahal mereka
berasal dari sumber dan dasar yang sama yaitu kebudayaan Jawa. Apabila salah satu dua
kebudayaan yang bertemu mempunyai teknologi yang lebih tinggi maka yang terjadi adalah
proses peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut
ditambahkan pada kebudayaan asli akan tetapi lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya
diubah dan diganti dengan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
Menurut Mooris Ginsberg sebab-sebab terjadinya perubahan sosial adalah sebagai
berikut:
a. Keinginan individu dalam masyarakat untuk secara sadar mengadakan perubahan.
b. Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.
c. Perubahan-perubahan struktural dalam bidang sosial ekonomi dan politik.
d. Pengaruh eksternal.
e. Munculnya pribadi-pribadi dan kelompok yang menonjol dalam masyarakat.
f. Munculnya peristiwa-peristiwa tertentu misalnya kekalahan dalam perang seperti
Kekalahan Jepang terhadap sekutu dalam perang dunia II menyebabkan terjadinya perubahan
ekonomi dan politik di Jepang.
g. Tercapainya konsensus dalam masyarakat untuk meraih suatu tujuan bersama.

2.4. Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan


Di dalam masyarakat dimana terjadi suatu perubahan terdapat faktor-faktor yang
mendorong jalannya perubahan faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang yang menyangkut hal ini adalah difusi. Difusi adalah proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain dan dari masyarakat
ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut masyarakat mampu untuk menghimpun
penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi suatu penemuan
baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat
luas, sampai umat manusia di dunia dapat menikmati penggunaannya. Proses tersebut
merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-
kebudayaan masyarakat manusia. Ada dua tipe difusi, pertama, difusi intra masyarakat;
kedua, difusi antar masyarakat.
Difusi intra masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
a. Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan.
b. Ada atau tidak adanya unsur-unsur kebudayaan yang yang menyebabkan diterimanya atau
tidak diterimanya unsur-unsur yang baru.

17
c. Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar tidak akan
diterima.
d. Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan
mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak.
e. Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
Difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor pada yaitu:
a. Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut.
b. Kemampuan untuk mendemonstrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut.
c. Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
d. Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyayangi unsur-unsur penemuan baru
tersebut.
e. Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
f. Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
Pertemuan antara individu dari satu masyarakat dengan individu dari masyarakat lainnya
juga memungkinkan terjadinya difusi. Misalnya, hubungan antar individu dimana bentuk
masing-masing kebudayaannya hampir-hampir tidak berubah. Hubungan demikian
dinamakan juga hubungan simbiotik. Cara lain yang mungkin pula dilakukan adalah dengan
pemasukan secara damai. Umpamanya, unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh para
pedagang untuk kemudian dimasukkan ke dalam kebudayaan penerima dengan tidak sengaja
dan tanpa paksaan. Akan tetapi, kadang-kadang penetration pacifique juga dilakukan dengan
sengaja misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh para penyiar agama. Cara lain adalah
paksaan, misalnya menaklukkan masyarakat lain dengan peperangan.
Sebenarnya antara difusi dan akulturasi terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya
adalah bahwa kedua proses tersebut memerlukan adanya kontak. Tanpa kontak tidak mungkin
kedua proses tersebut berlangsung. Akan tetapi, proses difusi berlangsung dalam keadaan di
mana kontak tersebut tidak perlu ada secara langsung dan kontinu seperti difusi dari
penggunaan tembakau yang tersebar di seluruh dunia. Lain halnya dengan akulturasi yang
memerlukan hubungan yang dekat, langsung, serta kontinu atau ada kesinambungan.
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan karena difusi memperkaya
dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan-perubahan
dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan atau bahkan pergantian lembaga-lembaga
kemasyarakatan lama dengan yang baru.
2. Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan
memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta
menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan
mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif, hal tersebut akan memberikan

18
kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakat yang akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, maka masyarakat akan menjadi
pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel misalnya, dorongan untuk
menciptakan hasil-hasil karya yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan
tertentu walaupun masih dalam ruang lingkup kecil dan terbatas serta belum merata.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang yang merupakan delik
5. Sistem terbuka lapisan masyarakat
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial secara luas atau berarti memberi
kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan
demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang
mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian rupa
sehingga seseorang yang merasa berkedudukan sama dengan orang atau golongan lain yang
dianggap lebih tinggi dengan harapan agar diperlakukan sama dengan golongan tersebut.
Identifikasi terjadi dalam hubungan superordinasi, subordinasi. Pada golongan yang
berkedudukan lebih tinggi acapkali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial
sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status anxiety yang menyebabkan seseorang
berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.
6. Penduduk yang heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang
kebudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, ideologi yang berbeda, dan seterusnya
mempermudah terjadinya pertentangan pertentangan yang mengundang kegoncangan-
kegoncangan. Keadaan demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan
dalam masyarakat.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
Ketidakpuasan yang berlangsung selama dalam sebuah masyarakat berkemungkinan besar
akan mendatangkan revolusi.
8. Orientasi ke masa depan
9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

19
BAB III
TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL

3.1. Pengertian Teori Kebudayaan

Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia


menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok,
mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam dan memelihara
keseimbangannya dengan dunia supranatural.

Definisi Kebudayaan:

1. Menurut EB Taylor, Primitive Culture, 1871

Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,


hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.

2. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

3. Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat
melalui pendidikan formal atau informal.

4. Keesing

Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang
ditransmisikan secara sosial.

5. Koentjaraningrat

20
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

6. Rafael Raga Maran

Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara
manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang
dilihat sebagai proses humanisasi.

3.2. Fungsi Kebudayaan

Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat
bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu :

– Hidup lebih baik

– Lebih manusiawi

– Berperikemanus

3.3. Unsur-Unsur Kebudayaan

• Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat

produksi, transportasi)

• Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian,

peternakan, sistem produksi, distribusi )

• Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem hukum, perkawinan)

• Bahasa

• Kesenian

• Sistem pengetahuan

• Religi

3.4. Ciri & Wujud Kebudayaan

Wujud kebudayaan

• Ide : tingkah laku dalam tata hidup


21
• Produk : sebagai ekspresi pribadi

• Sarana hidup

• Nilai dalam bentuk lahir

Ciri kebudayaan

• Bersifat menyeluruh

• Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu

• Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

3.5. Sifat Kebudayaan

• Beraneka ragam

• Diteruskan dan diajarkan

• Dapat dijabarkan :

– Biologi

– Psikologi

– Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan

• Berstruktur terbagi atas item-item

• Mempunyai nilai

• Statis dan dinamis

• Terbagi pada bidang dan aspek

Benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan
lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus diingat
bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis saja, ia selalu berubah. Tanpa adanya “gangguan”
dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak
dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan
memperkenalkan variasi-variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik
bersama dan di kemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi
karena beberapa aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan

22
pada akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi tersebut.

3.6. Pengertian Interaksi Sosial

Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu
dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya,
sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang
mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan
kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan,
persaingan, pertikaian dan sejenisnya.

Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi menjalin
berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok
dengan kelompok, atau individu dengan kelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa
interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan
antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan
dengan kelompok manusia. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosial adalah proses
individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu yang lain, dimana
dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri
secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh
dirinya yang pertama.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
perilaku yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok.

3.7. Aspek-Aspek Interaksi Sosial

Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila memiliki
beberapa aspek berikut : a) adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan

23
akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung; b) adanya jumlah
pelaku lebih dari seorang; c) adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang
dipikirkan oleh pengamat.

Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :

a. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu satu
dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti senyum,
jabat tangan. Kontak sosial dapat positif atau negatif. Kontak sosial negatif mengarah pada
suatu pertentangan sedangkan kontak sosial positif mengarah pada kerja sama.

b. Aspek komunikasi. Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsep, pengetahuan


dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai atau komunikator
maupun penerima atau komunikan. Tujuan utama komunikasi adalah menciptakan pengertian
bersama dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku seseorang menuju ke
arah positif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi sosial yang
digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak sosial dan komunikasi, dengan alasan
kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat
mewakili teori-teori yang lain.

3.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi sosial secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam
seseorang, terkhusus lagi dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya,
sehingga ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan
interaksi sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi interaksi sosial yaitu :

a. Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat


lebih besar daripada perempuan.

b. Kepribadian ekstrovert. Orang-orang ekstrovert lebih komformitas daripada introvert.

c. Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok
semakin bertambah.

d. Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang
menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan kekuatan

24
dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu
pekerjaan.

e. Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua
menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.

f. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu
untuk berinteraksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan
pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.

Menurut Gerungan (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial


yaitu :

a. Imitasi, mempunyai peran yang penting dalam proses interaksi. Salah satu segi positif dari
imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku. Tetapi imitasi juga dapat menyebabkan hal-hal negatif, misalnya yang ditirunya
adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi seseorang.

b. Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberikan suatu pandangan atau sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima pihak lain. Berlangsungnya sugesti bisa terjadi
pada pihak penerima yang sedang dalam keadaan labil emosinya sehingga menghambat daya
pikirnya secara rasional. Biasanya orang yang memberi sugesti orang yang berwibawa atau
mungkin yang sifatnya otoriter.

c. Identifikasi, sifatnya lebih mendalam karena kepribadian individu dapat terbentuk atas
dasar proses identifikasi. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun disengaja
sebab individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.

d. Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam
proses ini perasaan individu memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada
simpati adalah keinginan untuk kerjasama.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial yaitu intensitas bertemu dengan orang lain, jenis kelamin,
kepribadian ekstrovert, besar kelompok, keinginan untuk memperoleh status, interaksi dengan
orang tua, pendidikan, imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

3.9. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

25
Interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau orang dengan kelompok
mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya kontak sosial dan
komunikasi yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi sosial.

Sarwono dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk-bentuk interaksi sosial itu meliputi :

a. Kerjasama, adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan dan ada unsur saling membantu satu sama lain. b. Persaingan, yaitu suatu tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan
atau dimiliki oleh orang lain.

c. Konflik, merupakan suatu ketegangan yang terjadi antara dua orang atau lebih karena ada
perbedaan cara pemecahan suatu masalah.

d. Akomodasi, suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi ketegangan,


perbedaan, dan meredakan pertentangan dengan melakukan kompromi sehingga terjadi suatu
kesepakatan dengan pihak lain yang bersangkutan. Akomodasi ini memiliki berbagai bentuk,
yaitu : (1) Coercion, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan secara paksaan,
terjadi bila individu yang satu lemah dibandingkan dengan individu yang lain dalam suatu
perselisihan; (2) Compromise, yaitu pengurangan tuntutan dari pihak-pihak yang terlibat
pertentangan agar tercapai suatu penyelesaian; (3) Arbitration, adalah suatu penyelesaian
pertentangan dengan menghadirkan individu lain yang lebih tinggi kedudukannya untuk
membantu menyelesaikan suatu perselisihan; (4) Meditation, yaitu penengah yang berfungsi
hanya sebagai mediator, tapi tidak berwenang untuk memberi keputusan penyelesaian; (5)
Conciliation, yaitu suatu usaha mempertemukan pihak yang berselisih agar tercapai
persetujuan bersama.Conciliation sifatnya lebih lunak bila dibandingkan dengan Coercion; (6)
Toleration, atau sering pula dinamakan toleration – participation, yaitu suatu bentuk
akomodasi tanpa persetujuan formal, terkadang timbul secara tidak sadar dan tanpa
direncanakan; (7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangan; dan (8) Adjudication,yaitu penyelesaian sengketa di pengadilan.
Bentuk-bentuk interaksi tersebut akan timbul tergantung dari stimulus yang diberikan pada
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

26
BAB IV
HIRARKI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN
BUDAYA

1.1. Teori Hirearki Kebutuhan (Maslow Theory)

Teori Hierarki kebutuhan ini diajukan oleh Abraham Maslow, seorang tokoh psikologi
aliran humanistik, pada tahun 1943 dalam karyanya, A Theory of Human Motivation. Maslow
menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat berbagai macam kebutuhan dalam diri seseorang
yang bisa dilihat secara berjenjang (hierarchical). Berbagai kebutuhan tersebut oleh Maslow
dikelompokkan secara hierarki menjadi lima bentuk kebutuhan, yakni: (1) kebutuhan
fisiologis; (2) kebutuhan rasa aman; (3) kepemilikan sosial; (4) kebutuhan akan penghargaan
diri; dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti berikut. Rivai (2009:840) dalam hal ini
menerangkan bahwa bagan teori hierarki kebutuhan Maslow di atas merupakan penanda
rangkaian kebutuhan seseorang yang selalu mengikuti alur hierarki tersebut.

Semakin tinggi tingkat kebutuhan seseorang, atau semakin bergerak ke atas tingkat
kebutuhan seseorang, maka semakin sedikit kebutuhannya, karena kebutuhan yang lain
dianggap sudah terpenuhi, serta semakin sedikit juga orang yang memang mencapai level atas
tersebut. Kebutuhan fisik seperti terdapat pada gambar di atas, berada pada dasar hierarki
kebutuhan. Hal tersebut merupakan kebutuhan dasar yang menopang hidup manusia. Seperti
makanan, pakaian, perlindungan. Sampai kebutuhan ini terpenuhi kebutuhan lain akan
menunjukan angka yang kecil. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Aktualisasi Diri Kebutuhan
untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

Penghargaan Diri Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang
lain Kepemilikan Sosial Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan
lingkungan hidup Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum,
perlindungan fisik, sesksual, sebagai kebutuhan terendah. Ketika suatu kebutuhan terpenuhi,
maka kebutuhan lain akan muncul yang berada di hierarki bawah. Jika kebutuhan fisik telah
terpuaskan, safety atau keamanan merupakan kebutuhan yang kemudian muncul, kebutuhan
ini pada dasarnya adalah kebutuhan untuk bebas dari ketakutan secara fisik maupun
perampasan kebutuhan psikologis dasar.

27
Dengan kata lain ini adalah kebutuhan untuk penjagaan diri. Ketika kebutuhan fisik dan
keamanan telah hampir terpuaskan, kebutuhan sosial atau affiliasi merupakan kebutuhan yang
akan muncul, karena manusia merupakan makhluk sosial. Individu mempunyai kebutuhan
untuk menjadi dan menerima bermacam kelompok, ketika kebutuhan sosial lebih dominan
individu akan berusaha berhubungan dengan orang lain. Setelah individu mulai puas akan
kebutuhan tersebut, mereka biasanya ingin lebih dari sebatas anggota dari kelompok mereka,
mereka lalu merasa butuh akan penghargaan seperti penghargaan diri atau pengakuaan dari
orang lain. Kepuasan dari kebutuhan penghargaan diri ini dihasilkan oleh perasaan seperti
kepercayaan diri, wibawa, kekuatan ataupun kontrol. Hal ini dimulai ketika individu merasa
berguna dan mempunyai pengaruh di lingkungan.

Setelah kebutuhan akan penghargaan diri dirasa terpenuhi, kebutuhan aktualisasi akan
muncul. Aktualisasi adalah kebutuhan untuk memaksimalkan potensi dirinya. Jadi aktualisasi
adalah hasrat yang muncul ketika satu keahlian telah dikuasai. Individu memuaskan hal ini
dengan cara yang berbeda sesuai dengan potensi dan keahliannya. Alur dari aktualisasi ini
dapat berubah dengan cepat dalam lingkaran hidup sampai berakhir. Pemenuhan kebutuhan
yang satu akan menimbulkan keperluan kebutuhan yang lain. Setiap orang mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang berbeda, adakalanya seseorang untuk mencapai kebutuhan
aktualisasi diri harus melewati pemenuhan kebutuhan mulai dari fisik, dan terus merangkak
pada aktualisasi diri.

Salah satu teori motivasi kebutuhan yang merangkum kebutuhan dasar hidup manausia
adalah teori motivasi kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow
mengklasifikasikan kebutuhan manusia kedalam lima hierarki yang mana pemenuhannya
28
bersifat berjenjang dalam artian ketika kebutuhan dasar itu terpenuhi maka ia akan naik ke
kebutuhan selanjutnya hingga mencapai kebutuhan pada tingkat tertinggi. Teori kebutuhan
Maslow ini telah menerima pengakuan luas diantara manajer pelaksana karena teori ini logis
secara intuitif. Selain itu teori Maslow telah banyak digunakan secara luas dalam dunia
industri untuk menunjukkan adanya hubungan antara pekerja dengan performansi kerja
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh motivasi
terhadap prestasi kerja karyawan dan faktor kebutuhan apa yang paling dominan memotivasi
prestasi kerja karyawannya dengan menggunakan pendekatan teori hierarki kebutuhan
Maslow. Pendekatan teori ini pun bisa menciptakan budaya perusahaan yang makin baik,
terlebih dikaitkan dengan strategi hijau dimasa yang akan datang (Rokhyadi, Haryono, &
Untoro, 2015).

29
BAB V
SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu yang
hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur. Kelompok sosial
dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, sosiolog
Jerman, Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft atau Community and
Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua yaitu Gemeinschaft dan
Gesellschaft. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara kehidupan
perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam masyarakat massa.
5.1 Pengertian Gemeinschaft

Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat komunal.
Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah asosiasi sosial di mana
individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada keinginan dan kebutuhan
individu mereka. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan
rasa persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu
ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan
didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.

Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian diperkuat
dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu. Di pedesaan, masyarakat tani yang
melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan
sosial tradisional. Orang-orang memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung
satu sama lain yang ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan
spontan serta ekspresi sentimen. Nicholas Abercrombie, menjelaskan masyarakat yang
ditandai dengan hubungan paguyuban bersifat homogen. Sebagian besar terikat kekerabatan
dan hubungan organik dan memiliki kohesi moral yang didasarkan pada sentimen keagamaan
yang umum.

Dalam Encyclopaedia of the Social Sciences Vol. 3 (1968), Horace Miner


menggambarkan Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan, semacam kesatuan
ide dan emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup bersama. Orang sering
berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun hubungan yang dalam dan jangka
panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara informal seperti
30
persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh (gestur). Dikutip dari Dasar-dasar Sosiologi
(2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta, Gemeinschaft atau masyarakat paguyuban dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu Gemesinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan
Gemeinschaft of mind.

Berikut ini penjelasan lengkapnya:

1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.

2. Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta
tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan
mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.

3. Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan karena persamaan


keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk saling berhubungan secara
teratur.

5.2 Pengertian Gesellschaft

Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat asosiasi
dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft adalah masyarakat sipil di
mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada asosiasi sosial. Baca juga:
Sosiolog: Hukuman Mati Membawa Dampak Negatif bagi Masyarakat Patembayan
merupakan konsep yang merujuk pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan
yang lemah. Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi
kurang berperan dengan baik. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana
anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran
yang sama.

Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh


msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri besar.
Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan penghitungan
melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan kata lain,
Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft. Dalam patembayan, hubungan manusia lebih
bersifat impersonal dan tidak langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi
atau pertimbangan ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal
kehidupan perkotaan modern. Seringkali dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat

31
atau massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok
asosiasi.

Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas, pengejaran


kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi. Nilai-nilai bersama
dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder. Singkatnya, Gesellschaft
adalah logika pasar, di mana hubungan bersifat kontraktual, impersonal dan sementara
(temporer). Ada sedikit kesamaan dan hubungan sosial sering tumbuh dari tugas-tugas segera
seperti membeli produk. Kebanyakan, hasil industrialisasi, urbanisasi, revolusi teknologi,
pembagian tenaga kerja dan pertumbuhan populasi, Gesellschaft telah menggantikan
masyarakat tradisi dengan masyarakat kontrak. Dalam masyarakat, keterikatan pribadi
maupun hak dan kewajiban tradisional tidak penting. Hubungan antara laki-laki ditentukan
oleh tawar menawar dan didefinisikan dalam perjanjian tertulis.

5.3 Perbedaan Gemeinschaft dan Gemeinschaft

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara Gemeinschaft (paguyuban) dan
Gemeinschaft (patembayan):

1. Gemeinschaft (paguyuban)

Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban) adalah sebagai berikut:

1) Ikatan sosial bersifat personal.

2) Tipikal masyarakat rural.

3) Tipikal masyarakat tradisional.

4) Tipikal masyarakat petani.

5) Tradisi masih kuat.

6) Hubungan sosial bersifat tradisional.

7) Hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.

8) Sistem kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat.

9) Tindakan sosial berdasarkan keyakinan. Mengedepankan prinsip berdasarkan nilai


bersama.

10) Komposisi masyarakat bersifat homogen.

32
11) Tatanan sosial dibentuk oleh tradisi. Interaksi sosial bersifat emosional.

12) Pembagian kerja sederhana.

13) Peran agama dominan dalam pengorganisasian sosial.

2. Gesellschaft (patembayan)

Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai berikut:

1) Ikatan sosial bersifat impersonal.

2) Tipikal masyarakat urban.

3) Tipikal masyarakat modern.

4) Tipikal msayarakat industri.

5) Tradisi lemah. Hubungan sosial bersifat kontraktual.

6) Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.

7) Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.

8) Tindakan sosial berdasarkan komando.

9) Mengedepankan prinsip efisiensi. Komposisi masyarakat bersifat heterogen.

10) Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi. Interaksi sosial bersifat rasional.

11) Pembagian kerja bersifat kompleks.

12) Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.

33
DAFTAR PUSTAKA
Sihotang, Amri P. 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Semarang University Press.
Semarang.
Mumtazinur, MA. 2019. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI). Aceh.
Sukri Albani Nasution, Muhammad, dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Rajawali Press.
Jakarta.
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). https://fatkhan.web.id/ilmu-sosial-budaya-dasar-isbd/
Perubahan Sosial Budaya Pengertian Menurut Ahli dan Contohnya.
https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-contohnya/
Hierarki Kebutuhan Maslow. https://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/140134369/teori-hierarki-kebutuhan-
abraham-maslow?page=all

Pengertian dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft.


https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/pengertian-dan-
perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft?page=all

34

Anda mungkin juga menyukai