Anda di halaman 1dari 60

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Annida Dhuhani

NIM : K1020003

Prodi/Kelas : Farmasi A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

1|
DAFTAR ISI

1). PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR 3


2.) KONSEP PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA ........................................................ 14
3.) TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL .......................................................................................................................... 30
4.) HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA ......................................................................................... 43
5.) SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN) ................ 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 60

2|
1). PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
 Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar

Masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai atau sikap mental, pola pikir,
pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi
masyarakat secara keseluruhan, atau dapat dikatakan bahwa masalah budaya adalah
tata nilai yang dapat menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan yang akan
menyebabkan “ dehumanisasi “ atau terjadi pengurungan terhadap seseorang.
Masalah tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya. Ilmu sosial budaya dasar identik
dengan Basic Humanities Humanities berasal dari kata latin Human yang berarti
manusiawi, yang berbudaya dan berbudi halus (refined) diharap seseorang
mempelajari Basic Humanities tidaklah sama dengan the humanities (pengetahuan
budaya) yang menyangkut keahlian filsafat dan seni; seni pahat, seni tari dan lain-lain.
Seperangkat konsep dasar ilmu sosial budaya dasar tersebut secara interdisiplin
digunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan
berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian ilmu sosial budaya dasar
memberikan alternative sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya
dimasyarakat. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari kajian ilmu sosial
budaya dasar, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk selanjutnya mampu
mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus dilakukan.

Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau
multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial.
pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar bersumber dari dasar-dasar ilmu social
dan budaya yang bersifat terintegrasi. ilmu sosial budaya dasar digunakan untuk
mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu
sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial
tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif
ekonomi serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi pula.
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar akan memperluas pandangan bahwa
masalah social, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut

3|
pandang. Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifat
pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu
mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. dewasa ini perkembangan sebuah
masalah semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah membutuhkan berbagai
sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya. Ilmu sosial
budaya dasar sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan budaya, sekaligus pula
member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang
terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan pada
ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang menyangkut ruang
lingkup, metode dan sistematikanya. Demikian pula halnya dengan pendekatan
dalam ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta. Pendekatan dalam ilmu-ilmu
alam dalam mengkaji gejala alamiah juga bersifat subject oriented. Mahasiswa
yang menekuni ilmu-ilmu eksakta akan mengkaji gejala alam menurut sudut pandang
ilmu mereka. Dengan diberikan kajian ilmu sosial budaya dasar diharapkan dapat
member wawasan akan pentingnya pendekatan sosial dan budaya dalam menangani
masalah alam. Misalnya, seorang sarjana teknik sipil dalam upayanya membuat
jembatan harus mempertimbangkan aspek social dan budaya masyarakat dan
sekitarnya. ia semata-mata tidak boleh hanya mempertimbangkan masalah teknis.
Harus dipahami bahwa manusia tidak lepas dari gejala alam dan kehidupan
lingkungan. Alam dan manusia akan saling mempengaruhi. Namun, sebagai subjek
kehidupan, manusia perlu memperlakukan alam secara baik sehingga akan
memberikan manfaat bagi kesejahteraan hidupnya.

ISBD senantisa berfokus pada cara-cara di mana masyarakat dan unsur budaya
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Studi tersebut mengeksplorasi ritual, kepercayaan
dan tradisi budaya dan masyarakat yang berbeda. Selain itu, kita juga dapat belajar
tentang pengaruh perubahan budaya dan politik terhadap masyarakat, pengaruh media
massa, isu dan tren global, serta pembentukan identitas individudan kelompok.

Istilah ISBD pertama kali dikembangkan di Indonesia untuk menggantikan istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu “the Humanities”.
Munculnya istilah humanities itu sendiri asalnya yaitu dari bahasa latin humnus yang
mempunyai arti manusia, berbudaya dan halus.

4|
Ketika belajar tentang the humanities seseorang diharapkan bisa menjadi orang yang
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa the humanities memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya.

Oleh karena itulah Ilmu Sosial Budaya Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, tapi merupakan suatu rangkaian pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-
aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang
berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD), adalah banyaknya kritik yang
ditujukan kepada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan,
terutama sarjana pendidikan, sosial, dan kebudayaan.

Mereka menganggap sistem pendidikan yang sedang berlangsung ini berbau kolonial
dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan
dari “politik balas budi” (erische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore van
Deventer.

Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-


tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang, administrasi, perdagangan, teknik
dan keahlian lain, dengan tujuan eksploitasi kekayaan negara.

Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan


keahlian secara khusus dan mendalam (spesialis), sehingga wawasannya sempit.
Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antar disiplin ilmu
diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian
kompleks.

Sering suatu masalah terasa tuntas pemecahannya menurut suatu disiplin ilmu tertentu,
tetapi ternyata bagi disiplin ilmu yang lain masih merupakan masalah besar. Hal lain
ialah sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri,
kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensidimensi lain
diluar disiplin keilmuannya.

Sebagai upaya untuk mengatasi kegusaran para cendekiawan tersebut, diberikanlah ilmu
sosial dasar sebagai pelengkap pembentukan sarjana paripurna sebagaimana yang

5|
diharapkan. Oleh karena itu, dalam paradigma kuliahnya mempunyai ciri-ciri tersendiri,
banyak menyangkut “problem oriented” yang dirasakan dan nyata di masyarakat

 Tiga jenis kemampuan yang diharapkan dihasilkan di PT


 Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini
para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu
menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan (pancasila), serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan
terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
 Kemampuan akademis adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah,
baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis,
kritis, sistematis dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu
menawarkan alternatif pemecahan.
 Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli
yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan
memilikipengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Latar belakang diberikannya mata kuliah ilmu budaya dasar, selain melihat konteks
budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di perguruan tinggi. Rapat
rektor-rektor universitas / institut negeri se Indonesia yang diselenggarakan pada
tanggal 11 s/d 13 Oktober 1971 di Tugu menyimpulkan pentingnya pemberian mata
kuliah basic social science (ilmu sosial dasar) dan basic humanities (ilmu sosial dasar)
dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana.

Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia karena:

Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaan, yang
biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan

Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan


dampak positif dan dampak negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem
nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.

6|
Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam
kehidupan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi


kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini
merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi
positifnya, juga memiliki segi-segi yang negatif. Akibat dampak negatif teknologi,
manusia ini menjadi resah dan gelisah.

Keresahan manusia tersebut muncul akibat adanya benturan-benturan nilai teknologi


modern dengan nilai-nilai tradisional karena sains dan teknologi berpihak pada suatu
kerangka budaya.

Terjadilah kontak budaya dengan kebudayaan asing yang menimbulkan perubahan


orientasi budaya dan menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat.

Dari segi pandangan politis, Indonesia adalah sesuatu yang utuh. Akan tetapi, di dalam
keanekaragaman kebudayaannya secara jujur diakui masih terdapat jarak komunikasi
diantara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya pada seseorang
yang bergerak dari satu kelompok etnis ke kelompok etnis yang lain.

Konflik budaya tersebut acap kali bertaraf nasional. Oleh karena itu seorang sarjana
calon intelektual harus mampu mengenal dan menyadari adanya masalah semacam ini,
memiliki wawasan yang luas tentang soal-soal kebudayaan, sehingga sanggup dan
mampu memegang peranan dalam usaha-usaha pembangunan dan modernisasi.

• Lingkup ilmu sosial dan budaya dasar

Berbagai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang dapat


ditanggapi dengan pendekatan sendiri maupun sebagai pendekatan gabungan (antar
bidang).

Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang
masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-
pola tingkah laku sendiri, tetapi juga amat banyaknya persamaan kepentingan

7|
kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang
menyebabkan adanya pertentanganpertentangan maupun hubungan setia kawan dan
kerja sama dalam masyarakat kita.

Tegasnya, mata kuliah ilmu sosial dasar itu adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan
penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan sehingga
kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

Ilmu budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities berasal dari kata latin
humanus yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus (refined). Dengan mempelajari
ilmu budaya dasar diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan
lebih halus.

• Pokok bahasan ilmu sosial dan budaya dasar

Mata Kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami konsep
ilmu-ilmu sosial dan Budaya Dasar yang berkaitan dengan pelayanan kebidanan dan
cara-cara pendekatan sosial buidaya dalam praktek kebidanan di masyarakat.

Adapun pokok pokok bahasan yang diberikan meliputi : konsep ilmu sosial budaya
dasar – sosial budaya yang banyak mempengaruhi dalam pelayanan kebidanan dan cara-
cara pendekatan sosial buidaya yang ada di masyarakat sebagai media dalam
peningkatan akses masyarakata terhadap pelayanan kehidupan.

• Masalah-masalah budaya dalam ilmu sosial dan budaya dasar

Masalah-masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai, sikap metal, pola berpikir,
pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga
masyarakat secara keseluruhan.

8|
Atau dapat dikatakan bahwa masalah budaya adalah masalah tata nilai yang dapat
menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan, misalnya terjadinya proses “dehumanisasi”
atau pengurangan arti kemanusiaan seseorang.

Masalah-masalah budaya tersebut mencakup :

Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan


dan budaya.

Hakikat manusia universal. Akan tetapi perwujudannya beraneka ragam. Ada


kesamaan-kesamaan, tetapi juga ketidakseragaman yang diungkapkan secara tidak
seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak
ungkapan pikiran dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

• Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas,


meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya
yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897).

Dari hasil penyelidikan tersebut timbul dua pemikiran tentang munculnya suatu
kebudayaan atau peradaban.

Pertama, anggapan bahwa adanya hukum pemikiran atau perbuatan manusia (baca
kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama
dan penyebabnya yang sama.

Kedua, anggapan bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai taraf
perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya.

Perlu dicatat bahwa kedua pendapat di atas tidak lepas dari kondisi alamnya atau,
dengan kata lain, alam tidak jenuh oleh keadaan yang tidak ada ujung pangkalnya, atau
alam tidak pernah bertindak dengan meloncat. Demikian pula proses sejarah bukan hal
yang mengikat, tetapi merupakan kondisi ilmu pengetahuan, agama, seni, adatistiadat,
dan kehendak semua masyarakat.

9|
Dalil proposisi (Herkovits dalam Man and His Work) tentang teori kebudayaan yaitu

a. Kebudayaan dapat dipelajari.


b. Kebudayaan berasal atau bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis,
dan komponen sejarah eksistensi manusia.
c. Kebudayaan mempunyai struktur
d. Kebudayaan dapat dipecah-pecah kedalam berbagai aspek.
e. Kebudayaan berisifat dinamis.
f. Kebudayaan mempunyai variabel.
g. Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode
ilmiah.
h. Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan
totalnya dan menambah arti bagi kesan kreatifnya.

Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbul-simbul yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok mausia, termasuk didalamnya
perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita
atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai (Kroeber dan Klukhohn
(1950))

Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh
pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum
ialah sesuatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984).

Pendek kata, kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu budaya dasar adalah penciptaan,
penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani.

Tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik
maupun sosial.

Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan sehingga sempurna.

Tidak memisah-misahkan dalam membudayakan alam, memanusiakan hidup, dan


menyempurnakan hubungan insani.

Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungan dirinya.

10 |
• Kerangka kebudayaan

1. Konsep Kebudayaan

Menurut Koentjoroningrat (1980), kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta


budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”.

Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.

Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang
berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari
budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari
cipta, karsa dan rasa.

Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja.

Menganalisis konsep kebudayaan perlu dilakukan dengan pendekaan dimensi wujud


dan isi dari wujud kebudayaan

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud

 Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Wujud ini disebut sistem
budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat kepada kepalakepala
manusia yang menganutnya. Disebutkan bahwa sistem budaya karena gagasan
dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingan-kepingan yang terlepas,
melainkan saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya,
sehingga menjadi sistem gagasan dan pikiran yang relatifmantap dan kontinyu.
 Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat
konkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial.
Sistem sosial ini tidak dapat melepaskan diri dari sitem budaya. Apapun
bentuknya pola-pola aktivitas tersebut ditentukan atau ditata oleh gagasan-
gagasan dan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala manusia.
Karena saling berinteraksi antara manusia, maka pola aktivitas dapat pula
menimbulkan gagasan, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat
diterima dan mendapat tempat dalam sistem budaya dari manusia yang
berinteraksi tersebut.
 Wujud sebagai benda.

11 |
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan
peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas
karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret biasa juga disebut kebudayaan
fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada beda yang bergerak

2. Unsur-Unsur Kebudayaan

Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil,


bersahaja dan terisolasi, maupun yang besar, kompleks, dan dengan jaringan hubungan
yang luas.

Menurut konsep B. Malinowski, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh unsur universal,


yaitu :

a. Bahasa
b. Sistem tekonologi
c. Sistem mata pencaharian
d. Organisasi sosial
e. Sistem pengetahuan
f. Religi
g. Kesenian

Kerangka kebudayaan merupakan dimensi analisis dari konsep kebudayaan yang


dikombinasikan ke dalam suatu bagan lingkaran. Mengapa dengan bagian lingkaran
ialah untuk menunjukkan bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis.

Sistem budaya digambarkan dalam lingkaran yang paling dalam dan merupakan inti,
sistem sosial dilambangkan dengan lingkaran kedua di sekitar inti, sedangkan
kebudayaan fisik dilambangkan dengan lingkaran yang paling luar.

Unsur kebudayaan universal yang tujuh macam itu dilambangkan dengan membagi
lingkaran tersebut menjadi tujuh sektor yang masing-masing melambangkan salah satu
dari ketujuh unsur tersebut.

12 |
Maka terlihat jelas bahwa tiap unsur kebudayaan yang universal itu dapat mempunyai
tiga wujud kebudayaan, yaitu sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan fisik

• Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar

Pengembangan Ilmu Sosial Budaya Dasar memiliki tujuan umum yaitu;

Sebagai Pengetahuan, sebagai ilmu pengetahuan untuk membentuk dan


mengembangkan kepribadian serta memberikan kontribusi secara nyata dalam perluasan
wawasan yang diberikan oleh setiap insan.

Menjadikan mahasiswa agar lebih peka terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka
mudah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru,
terutama beradaptasi dengan hal-hal yang pentin profesi mereka nantinya.

Menjadikan mahasiswa memiliki wawasan yang lebih luas tentang permasalahan-


permasalahana kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka
terhadap persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut melalui kesempatan-
kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa.

Menjadikan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara dengan masing-
masing keahlian sesuai bidangnya, serta menghindarkan diri agar tidak terjatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan dengan disiplin yang ketat. Upaya
tersebut terjadi sebab ruang lingkup pendidikan kita sangatlah sempit dan condong
menjadikan manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan
pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.

Menciptakan wahana komunikasi bagi para akademisi agar mereka memiliki


kemampuan yang lebih baik untuk berdialog satu sama lain, sehingga dengan memiliki
satu bekal yang sama, diharapkan para akademisi tersebut bisa lebih lancar dalam
berkomunikasi

13 |
2.) KONSEP PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA
 Definisi Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke
suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan
tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang sempat
mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat tertentu,
yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu lain. Perubahan sosial dapat
berupa suatu kemajuan (progress) atau sebaliknya dapat berupa suatu kemunduran
(regress). Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi kehidupan
masyarakat, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru, pengetahuan
tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika perubahan sosial
diperlukan sebagai upaya antisipatif dan responsif terhadap perubahan tersebut yang
diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran. Perubahan-perubahan yang
terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin justru suatu kemunduran. Unsur-unsur
kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan
sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-
perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman soemardi bahwa perubahan-perubahan di luar
bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu
lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam
lembaga kemasyarakatan lainnya. Oleh karena antara lembaga-lembaga kemasyarakatan
tersebut selalu ada proses saling mempengaruhi secara timbal balik. Perubahan-
perubahan pada dewasa ini nampak sangat cepat sehingga semakin sulit untuk
mengetahui bidang-bidang manakah yang akan berubah terlebih dahulu dalam
kehidupan masyarakat. Namun demikian secara umum perubahan-perubahan itu
biasanya bersifat berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur
kemasyarakatan yang lainnya.Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan
perubahan sosial itu adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu keadaan yang lain. Dalam penelaahan mengenai
perubahan-perubahan sosial yang relatif kompleks tersebut sering para ahli mengalami

14 |
kekaburan tertentu tentang ruang lingkup, batasan pengertian dan aspek-aspek yang
utama dalam perubahan tersebut. Untuk menghindari kesulitan tersebut, maka faktor
utama yang paling penting untuk diketahui dan dipahami adalah tentang batas
pengertian dari perubahan sosial itu sendiri.

a. William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan


meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besarnya perubahan kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial.
b. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, misalnya timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis yang menyebabkan
perubahan-perubahan hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya
yang menyebabkan perubahan perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
c. Mac Iver lebih suka membedakan antara utilitarian dengan cultural elements
yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang beriman dan
sekunder. Semua kegiatan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori tersebut yaitu primer dan sekunder. Mesin ketik, alat pencetak atau
keuangan merupakan utilitarian elements karena benda-benda tersebut tidak
langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tetapi dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Unilitarian element disebutnya
civilization artinya suatu mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam
upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya termasuk di dalamnya sistem-
sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material, telepon, jalan kereta api,
sekolah, hukum dan seterusnya dimaksudkan ke dalam golongan tersebut.
Culture menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara
hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni,kesusastraan, agama, rekreasi dan
hiburan. Sebuah potret, novel, drama. film,permainan filsafat dan sebagainya
termasuk kultur karena hal hal ini secara langsung memenuhi kebutuhan
manusia. Dengan pernyataan itu, Mac Iver mengeluarkan unsur material dari
ruang lingkup kultur. Perubahan-perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial dan sebagai perubahan terhadap
keseimbangan hubungan sosial.

15 |
d. Gillin dan Gillin menyatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variabel
dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.
e. Samuel Koenig, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab Intern menuju sebab-sebab
ekstern.
f. Selo Soemardjan, rumusannya adalah segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola perilaku di antara kelompok kelompok dalam masyarakat. Tekanan
pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai
bagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan tersebut kemudian
mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.20
g. Bruce Jenner dan Cohem, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial.
Misalnya,perubahan dalam satu segi dari kehidupan sosial menunjukkan
perubahan karena terjadi perubahan dalam struktur sosial dan organisasi sosial,
yang merupakan syarat utama dalam perubahan itu adalah sistem sosial dalam
pergaulan hidup yang menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
h. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
i. Daniel Bell, menyebut adanya masyarakat post industrial dengan ciri
berorientasi pada orang yakni pelayanan jasa meningkatnya pekerjaan
profesional dan teknis misalnya hukum kedokteran konselor dan lain-lain.
j. Karlmax, perubahan sosial terjadi karena perkembangan teknologi atau kekuatan
produktif dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah.
k. Everet M. Rogers , ada tiga macam perubahan sosial: 1. Immament change,
suatu perubahan sosial yang berasal dari sistem itu sendiri dengan sedikit atau
tanpa inisiatif dari luar. 2. Selective contract change. suatu perubahan sosial
yang terjadi apabila outsder secara tidak sengaja dan spontan membawa ide-ide

16 |
baru kepada anggota dari suatu sistem sosial. 3. Direct contract change, suatu
perubahan terjadi bila ide-ide atau cara-cara baru di bawah secara sengaja oleh
outsider. E. M. Rogers, mengatakan perkembangan ekonomi adalah suatu tipe
perubahan sosial yang biasanya menyangkut kepada ketiga bentuk perubahan
sosial di atas.
l. Menurut Munandar, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat.
m. Macionis, perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi
masyarakat, dalam pola pikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu.
n. Ritzer, mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi
kultur dan masyarakat pada waktu tertentu.
o. Laurer, perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial di
berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individu-individu sampai
dengan tingkat dunia.Menurut Harper perubahan sosial didefinisikan sebagai
pergantian atau perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun
waktu tertentu.

Perubahan di dalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan struktur sosial
yaitu:

a. Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan-perubahan


peran dan individu-individu baru dalam sejarah kehidupan manusia yang
berkaitan dengan keberadaan struktur. Perubahan dalam tipe ini bersifat gradual
atau bertahap dan tidak terlalu banyak unsur-unsur baru maupun unsur-unsur
yang hilang. Perubahan ini dapat dilihat misalnya dalam perubahan peran dan
fungsi perempuan dalam masyarakat. Jika sebelumnya perempuan diposisikan
sebagai subjek yang memegang peran dan fungsi di wilayah domestik atau di
dalam rumah, namun sebagaimana dapat dilihat dalam wilayah pabrik yang
sebelumnya hanya diduduki laki-laki. Tentu saja perubahan ini membawa
berbagai konsekuensi seperti dalam masalah pengasuhan anak, harmonisasi
keluarga dan sebagainya.

17 |
b. Perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan. Perubahan ini
misalnya terjadi dalam perubahan alur kerja birokrasi dalam lembaga
pemerintahan. Pada masa dulu cara kerja aparat pemerintah masih manual maka
sekarang dapat dilihat hampir berbagai sistem pelayanan pemerintahan telah
tergantikan secara mekanis menggunakan teknologi canggih sehingga segala
sesuatu menjadi serba online. Hal ini mempengaruhi perubahan cara kerja aparat
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada publik.
c. Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur berkaitan dengan apa yang dilakukan
masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya. Pada masyarakat
tradisional keluarga memegang peran penting dalam menjalankan fungsi
pendidikan karena pada saat itu pendidikan masih berkutat dalam masalah
transfer nilai antara orang tua dengan anak. Seiring perkembangan zaman peran
untuk memberikan pendidikan telah tergantikan lembaga pendidikan di luar
keluarga yaitu sekolah. Sekolah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi
masyarakat modern.
d. Perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda. Lembaga pendidikan dalam
masyarakat industri memiliki fungsi menyiapkan tenaga kerja untuk kepentingan
industri. Hal ini mengakibatkan adanya saling keterkaitan antara lembaga
pendidikan dengan dunia usaha, substansi pendidikan pada saat sekarang lebih
diarahkan untuk menyesuaikan kondisi atau kebutuhan dunia kerja.
e. Kemunculan struktur baru yang merupakan peristiwa, munculnya struktur baru
untuk menggantikan struktur sebelumnya. Perubahan dalam hal ini dapat dilihat
misalnya munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi. Pemberantasan korupsi
pada awalnya menjadi tugas kepolisian namun dengan terbentuknya KPK peran
kepolisian dalam melakukan penyelidikan masalah korupsi telah tergantikan.

 Definisi Perubahan Budaya

Kebudayaan mengalami perkembangan atau dinamis seiring dengan perkembangan


manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi
penyebab perubahan kebudayaan yaitu:

18 |
1. Perubahan lingkungan alam.
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
3. Perubahan karena adanya penemuan atau discovery.
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa
lain di tempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidup dengan
mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.Namun perubahan
kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan
sebaliknya yaitu akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan
tersebut.

 Perubahan Sosial-Budaya

Perubahan sosial-budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirscman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan. Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi
suatu sistem sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Dengan
perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat
diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan
keadaan masyarakat pada masa lampau. Misalnya di beberapa masyarakat Indonesia
umumnya (pada masa lalu), suami merupakan posisi yang sangat dominan dalam
berbagai urusan dalam kehidupan keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja atau
tidak mempunyai penghasilan suatu keluarga secara ekonomi akan mengalami lumpuh.

Dalam perkembangannya, pada masyarakat modern sekarang suami tidak selalu


merupakan posisi yang menentukan jalannya kehidupan keluarga.Laju kecepatan
perubahan sosial tidak selalu sama antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain.

19 |
Misalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat kota. Demikian juga antara
masyarakat yang terisolasi (terasing) dengan masyarakat terbuka mempunyai hubungan
sosial dengan masyarakat lain. Masyarakat terisolasi mempunyai laju perubahan yang
sangat lambat, sehingga sering disebut masyarakat statis. Disebut masyarakat statis
tentu saja bukan berarti tidak mengalami perubahan sama sekali atau mengalami
stagnasi (kemandegan), tetapi perubahan yang terjadi berlangsung dengan lambatnya
sehingga hampir tidak menunjukkan gejala perubahan. Sedangkan masyarakat yang
terbuka hubungannya dengan masyarakat luas mengalami perubahan yang berlangsung
dengan cepat, sehingga sering disebut masyarakat dinamis. Perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur sosial yang ada
dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan mengubah struktur dan
fungsi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan sosial
dalam masyarakat mengandung pengertian ketidaksesuaian di antara unsur-unsur sosial
yang saling berbeda dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Struktur sosial
merupakan bentuk jalinan di antara unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat,
yang menunjukkan pada bentuk seluruh jaringan hubungan antar individu dalam
masyarakat dimana terjalin interaksi dan komunikasi sosial. Sedangkan sistem sosial
menunjukkan pada bagaimana hubungan antara unsur-unsur sosial dalam masyarakat
sehingga membentuk suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi.

a. Perubahan sosial dapat dikatakan bahwa perubahan pada segi struktural


masyarakat seperti, pola pola perilaku dan pola interaksi antar anggota
masyarakat.
b. Perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai sikap-sikap
serta norma-norma sosial masyarakat.
c. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat
individual, keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia.
d. Perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu
sistem masyarakat.

Ahli sosiologi telah mengumpulkan dan menganalisis berbagai studi mengenai


perubahan sosial. Dari berbagai studi tersebut dapat digolongkan penelaahan perubahan
sosial tersebut berputar kepada anak persoalan pokok yaitu:

20 |
a. Apakah sebenarnya yang berubah? Pertanyaan ini tertuju kepada struktur
sosial yang mengalami berbagai perubahan. Struktur sosial misalnya
keluarga, lembaga-lembaga sosial, lembaga-lembaga keagamaan,
lembaga-lembaga politik, dan bermacam-macam jenis lembaga yang ada
di dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut ada yang lambat, ada
pula yang berjalan dengan cepat.
b. Bagaimana hal tersebut itu berubah? Perubahan sosial tersebut tentunya
mengambil berbagai bentuk perubahan sosial dengan kondisi di mana
perubahan terjadi.
c. Apa tujuan perubahan itu? Sudah tentu perubahan sosial yang terjadi
bukanlah suatu perubahan yang otomatis dan mekanistis tetapi tentunya
mempunyai suatu tujuan.
d. Seberapa cepat perubahan itu? Perubahan sosial ada yang secara
revolusioner, mungkin ada yang berjalan secara bertahap. Perubahan
secara bertahap ada yang cepat ada yang lambat.
e. Mengapa terjadi perubahan? Seperti yang telah kita lihat dalam
pertanyaan ketiga perubahan sosial selalu mempunyai tujuan. Oleh sebab
itu, tentunya ada sebab-sebab mengapa terjadi perubahan.
f. Faktor apa saja yang berperan di dalam perubahan? Suatu perubahan
sosial mengenai kehidupan bersama manusia tentunya mempunyai
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan suatu jaringan dari berbagai faktor yang telah menyebabkan
perubahan sosial tersebut. Pertanyaan kedua, ketiga dan keempat
memerlukan tinjauan historis. Dari sini tampak bahwa manusia adalah
faktor utama yang mempengaruhi terjadinya sebuah perubahan. Pada
dasarnya manusia tak lepas dari perkembangan individu baik karena
pergumulan atau interaksi antar sesama maupun proses belajar ataupun
mengajar. Misalnya, ketika seseorang mengenal komputer maka dia
menggunakan komputer sebagai alat menulis yang sebelumnya
menggunakan mesin ketik manual. Dalam hal ini terjadi perubahan
seseorang setelah dia mengenal komputer dia mulai melupakan mesin
ketik manual.

21 |
 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Budaya

Untuk mempelajari perubahan masyarakat perlu diketahui sebab-sebab yang melatari


terjadinya perubahan itu, apabila dilihat lebih mendalam sebab terjadinya suatu
perubahan masyarakat mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi
memuaskan. Mungkin saja karena ada faktor yang lebih memuaskan masyarakat
sebagai pengganti faktor yang lama itu. Pada dasarnya perubahan sosial terjadi oleh
karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan
kehidupan yang lama. Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana
penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang baru. Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi
untuk menyelesaikan satu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami
perubahan terlebih dahulu. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut
mungkin sumbernya ada yang terletak dalam masyarakat itu sendiri, ada yang letaknya
di luar.

Sebab-sebab yang bersumber dari masyarakat itu sendiri antara lain:

1.)Bertambah dan berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya


perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan,
misal orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah,sewa tanah dari tanah bagi
hasil dan selanjutnya sebelumnya tidak dikenal.Berkurangnya penduduk mungkin
disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah-daerah lain
misalnya transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya
dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah berlangsung beratus-ratus tahun
lamanya di dunia ini. Hal itu adalah sejajar dengan bertambah banyaknya manusia
penduduk bumi ini. Pada masyarakat-masyarakat yang mata pencaharian utamanya
berburu. perpindahan seringkali dilakukan terutama bergantung dari persediaan hewan-
hewan buruannya. Apabila hewan tersebut habis maka mereka akan berpindah ke
tempat-tempat lainnya.

22 |
2.) Penemuan-penemuan baruMenurut koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong
individu untuk mencari penemuan baru adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran dari orang-perorangan akan kekurangan dalam


kebudayaannya.
b. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Suatu
proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut
meliputi suatu penemuan baru jalannya unsur kebudayaan baru, yang
tersebar ke lain-lain bagian masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan
baru tadi diterima, dipelajari,dan akhirnya dipakai dalam masyarakat
yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian
discovery atau invention. Discovery adalah penemuan unsur yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui
menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses dari
discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian pencipta-
pencipta. Penemuan mobil misalnya, dimulai dari usaha seorang Austria
yaitu S. Marcus membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem
motor gas tersebut juga merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang
telah dikembangkan sebelum Marcus. Sungguhpun demikian, ialah yang
telah membulatkan penemuan baru tersebut dan yang untuk pertama
kalinya menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat
berjalan tanpa seekor kuda. Itulah soalnya mobil menjadi discovery
kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan-sumbangan dari sekian
banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut, barulah
sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai
sebagai alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman.
Bentuk mobil semacam itu mendapat paten di Amerika Serikat 1911,
dapat disebut sebagai keadaan permulaan dari kendaraan mobil yang
pada masa sekarang menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam

23 |
kehidupan masyarakat manusia. Dengan tercapainya bentuk itu, maka
kendaraan mobil menjadi suatu invention. Pada saat penemuan menjadi
invensi proses inovasi belum selesai. Sungguhpun kira-kira sesudah 1911
produksi mobil dimulai, tetapi mobil masih belum dikenal oleh seluruh
masyarakat. Penyebab alat pengangkutan tersebut masih harus di
propagandakan kepada khalayak ramai. Kecuali itu biaya produksi
mobil, demikian tinggi sehingga hanya satu golongan sangat kecil saja
yang dapat membelinya. Masih diperlukan rangkaian penelitian lain dan
penemuan-penemuan lain yang akan dapat menekan biaya produksi. Satu
persoalan lain yang juga harus dihadapi adalah apakah masyarakat sudah
siap untuk menerimanya oleh karena misalnya diperlukan pembuatan
jalan-jalan raya yang baru. Seluruh proses tersebut merupakan rangkaian
proses inovasi dari sebuah mobil. Di Indonesia banyak dijumpai
persoalan-persoalan yang menyangkut mobil. Walaupun masih ada yang
belum mengenal mobil, tapi pada umumnya masyarakat telah mengenal
mobil dan bahkan sudah merasakan naik mobil. Akan tetapi, mobil
hanya dapat terbentuk oleh golongan tertentu saja kecuali itu masih
dihadapi persoalan-persoalan lain seperti pembuatan jalan raya dan
pemeliharaan. Di samping itu, diperlukan pula pengetahuan yang cukup
tentang peraturan lalu lintas, perparkiran seperti kota besar Jakarta dan
seterusnya.
Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya
kekurangan dalam kebudayaan masyarakat. Di antara orang-orang
tersebut banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai
suatu hal yang harus diterima saja, lain orang mungkin tidak puas dengan
keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka
inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta baru tersebut.
Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya
penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu
karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-kemungkinan
catatan baru. Seringkali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal yang
baru diberikan hadiah atau tanda jasa atau jerih payahnya. Hal ini

24 |
merupakan pendorong bagi mereka untuk lebih baik lagi. Perlu diketahui
bahwa penemuan baru dalam kebudayaan rohaniah dapat pula
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan Khusus mengenai
penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmani atau kebendaan,
menunjukkan adanya berbagai macam pengaruh pada masyarakat.
Pertama-tama pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada
suatu bidang tertentu saja, namun seringkali meluas ke bidang-bidang
lainnya misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan
dalam lembaga,kemasyarakatan seperti pendidikan, agama,
pemerintahan, rekreasi dan seterusnya. Penemuan baru seperti radio akan
memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah dan menyebabkan
perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dan adat
istiadat. Kemungkinan lain adalah perubahan-perubahan yang menjalar
dari satu lembaga kemasyarakatan lembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya. Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap
metode peperangan, yang kemudian memperdalam perbedaan antara
negara-negara besar dengan negara-negara kecil. Pemakaian bom atom
pada media perang dunia IItelah mengubah metode perang yang terbatas
menjadi tidak terbatas.
Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan suatu jenis
perubahan seperti: misalnya penemuan mobil, kereta api dan jalan kereta
api, telepon dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak
pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburb.
Di samping penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur kebudayaan
jasmani terdapat pola penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur
kebudayaan rohaniah, misalnya ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan
baru, sistem hukum yang baru dan seterusnya. Penemuan-penemuan baru
yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan social invention adalah
penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru atau penciptaan
adat istiadat baru ataupun satu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi,
yang terpenting adalah akibatnya terhadap lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan akibat lanjutnya pada bidang-bidang kehidupan lain

25 |
misalnya dengan dikenalnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad
ke-20, melalui mereka yang pernah mengalami pendidikan Barat.
Timbulnya gerakan gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik.
Gerakan mana kemudian menimbulkan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang dikenal dengan partai politik.

3.) Pertentangan

Pertentangan masyarakat mungkin pada dasarnya sebab terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan
kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di
Indonesia bersifat kekeluargaan. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan
masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial.
Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan
kelompoknya yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan,
misalnya di masyarakat-masyarakat batak, terdapat sistem kekeluargaan patrilineal
murni. Terdapat adat istiadat bahwa apabila suami meninggal maka keturunannya
berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses
individualisasi terutama pada orang orang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi
penyimpangan. Anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun hubungan antara si ibu
dengan keluarga almarhum suaminya telah putus karena meninggalnya suami. Keadaan
tersebut membuat perubahan besar pada peranan keluarga batih dan juga pada
kedudukan wanita yang selama ini dianggap tidak mempunyai hak apa-apa bila
dibanding dengan laki-laki

Pertentangan antarkelompok mungkin terjadi antara generasi tua dan generasi muda.
Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap kali terjadi apabila pada masyarakat yang
sedang berkembang dari tradisional ke modern. Generasi muda yang yang bebas
terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing
misalnya Kebudayaan barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih
tinggi. Keadaan demikian menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam
masyarakat. Misalnya, pergaulan yang lebih luas antara wanita dan pria atau kedudukan
mereka yang kian sederajat dalam masyarakat dan lain-lainnya.

26 |
4.) Terjadinya pemberontakan atau revolusi Revolusi yang meletus pada Oktober 1917
di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar negara rusia yang mula-
mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang
dilandaskan pada dokter Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk
negara sampai keluarga mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.

Suatu perubahan sosial budaya dapat bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri, antara lain:

5.) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar dan lain mungkin menyebabkan
masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang
baru tersebut. Kemudian hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Suatu masyarakat yang mula-mula hidup
dari berburu kemudian menetap di suatu daerah pertanian maka perpindahan itu akan
melahirkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tersebut misalnya timbul
lembaga kemasyarakatan baru yaitu pertanian. Sebab yang bersumber pada lingkungan
alam fisik karena disebabkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri, misalnya
penggunaan tanah secara sembrono tanpa memperhitungkan pelestarian tanah,
penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali dan lain sebagainya.

6.) Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-


perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaan pada
negara yang kalah. Contohnya adalah negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II,
banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatan nya. Negara-
negara yang kalah dalam perang dunia ke-2 seperti Jerman dan Jepang mengalami
perubahan-perubahan besar dalam masyaraat.

7.) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Apabila sebab-sebab perubahan bersumber


pada masyarakat lain maka itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain
melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua

27 |
masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik,
artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga
menerima pengaruh dari masyarakat lain itu. Namun apabila hubungan tersebut berjalan
melalui alat-alat komunikasi massa maka ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang
dari satu pihak saja yaitu dari masyarakat pengguna alat komunikasi tersebut. Sedang
pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan
pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena
paksaan maka hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh
kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut akulturasi.

Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang seimbang saling menolak.
Keadaan semacam itu dinamakan cultural animosity yang hingga kini adalah antara
Surakarta dan Yogyakarta yang dapat dikembalikan pada 1755 dan kemudian perjanjian
Salatiga pada 1757. Pertemuan kedua kebudayaan ini mula-mula diawali dengan
pertentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan dalam
segi kehidupan lainnya.

Sampai sekarang corak pakaian kedua belah pihak tetap berbeda, demikian pula tari-
tariannya, seni, musik, karnaval, gelar-gelar kebangsaan dan seterusnya. Padahal
mereka berasal dari sumber dan dasar yang sama yaitu kebudayaan Jawa. Apabila salah
satu dua kebudayaan yang bertemu mempunyai teknologi yang lebih tinggi maka yang
terjadi adalah proses peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-
unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli akan tetapi lambat laun unsur-unsur
kebudayaan aslinya diubah dan diganti dengan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
Menurut Mooris Ginsberg sebab-sebab terjadinya perubahan sosial adalah sebagai
berikut:

a. Keinginan individu dalam masyarakat untuk secara sadar mengadakan


perubahan.
b. Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.
c. Perubahan-perubahan struktural dalam bidang sosial ekonomi dan
politik.
d. Pengaruh eksternal.

28 |
e. Munculnya pribadi-pribadi dan kelompok yang menonjol dalam
masyarakat.
f. Munculnya peristiwa-peristiwa tertentu misalnya kekalahan dalam
perang seperti Kekalahan Jepang terhadap sekutu dalam perang dunia II
menyebabkan terjadinya perubahan ekonomi dan politik di Jepang.
g. Tercapainya konsensus dalam masyarakat untuk meraih suatu tujuan
bersama

29 |
3.) TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL

Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar


pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-
kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.

Pengetahuan yang ada belum menjamin adanya kemampuan untuk dapat digunakan
bagi tujuan-tujuan praktis karena antara toeri dan praktek terdapat sisi-antara (interface)
yang harus diteliti secara tuntas agar dengan pengetahuan yang diperoleh lebih lanjut
dari penelitian yang dilakukan, konsekuensi dalam penerapan praktis dapat dikendalikan
secara ketat. Dengan demikian akan didapat pemahaman tentang prinsip-prinsip dan
konsep-konsep dasar yang melandasi pandangan-pandangan teoritis tentang
kebudayaan.

Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai, (a)Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b)Sistem tanda.(c) Teks,
baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana tekstual,
maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.(d)
Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat.

 Teori Budaya dan Kebudayaan (Culture)


a. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya yang memiliki
akal, budi dan daya untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan hasil
karya yang berupa seni, moral, hukum, kepercayaan yang terus
dilakukan dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat
istiadat yang kemudian diakumulasikan dan ditransmisikan secara sosial
atau kemasyarakatan.
b. Manusia Memiliki Akal dan Budi Akal : kemampuan pikir manusia
sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan
operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan
peningkatan hidup manusia. Fungsi akal adalah untuk berfikir,

30 |
kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa
yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah
dan akhirnya membentuk tingkah laku
Budi : akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi
diartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat
menimbang baik buruk segala sesuatu
c. Manusia Sebagai Animal Simbolicum
Simbol : segala sesuatu (benda, peritiwa, kelakuan, tindakan manusia,
ucapan) yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut kebudayaannya
adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang
dilihat dan dialami, diolah menjadi simbol, dan kebudayaan itu sendiri
merupakan pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol. Fungsi
simbol :
- Faktor pengembangan kebudayaan
- Terbatas pada gugus masyarakat tertentu
d. Manusia Pencipta dan Pengguna Kebudayaan Manusia sebagai pencipta
kebudayaan memiliki kemampuan daya sebagai berikut :
- Akal, intelegensia dan intuisi
- Perasaan dan emosi
- Kemauan
- Fantasi
- Perilaku
Dialektika Fundamental Peter L Berger Tahap eksternalisasi, yaitu
proses pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia
melalui aktifitas fisik dan mental . Tahap obyektivasi, yaitu tahap
aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif, yang berada diluar diri
manusia Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana realitas obyektif hasil
ciptaan manusia dicerap oleh manusia kembali.

 Pengertian Budaya dan Kebudayaan


- K.A Hiding : Pengelolaan agriculture

31 |
- Langevela : Aktivitas yang manusiawi dan rohani sifatnya
- Alfred Whitehead : karya akal, budi, daya
- Edward B Taylor : hasil karya manusia
- Ditjen Kebudayaan : Sistem nilai dan gagasan utama

Komponen utama kebudayaan :

- Individu
- Masyarakat
- Alam

 Definisi Kebudayaan :

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael
Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya :

EB Taylor, Primitive Culture, 1871.

Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,


moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.

Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang
diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau
yang didapat melalui pendidikan formal atau informal Keesing kebudayaan adalah

32 |
totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan
secara sosial

Koentjaraningrat

Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan
dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Rafael Raga Maran

Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara
manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya,
yang dilihat sebagai proses humanisasi.

Fungsi Kebudayaan : Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-


nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada
taraf hidup tertentu :

- Hidup lebih baik


- Lebih manusiawi
- Berperikemanusiaan

 Unsur-Unsur Kebudayaan :
- Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-
alat produksi, transportasi)
- Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, distribusi )
- Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hukum, perkawinan)
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem pengetahuan
- Religi
 Ciri & Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan

33 |
- Ide : tingkah laku dalam tata hidup
- Produk : sebagai ekspresi pribadi
- Sarana hidup
- Nilai dalam bentuk lahir
2. Ciri kebudayaan
- Bersifat menyeluruh
- Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu

 Sifat Kebudayaan
- Beraneka ragam
- Diteruskan dan diajarkan
- Dapat dijabarkan : – Biologi – Psikologi – Sosiologi :
manusia sebagai pembentuk kebudayaan
- Berstruktur terbagi atas item-item
- Mempunyai nilai
- Statis dan dinamis

Terbagi pada bidang dan aspek Benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak
dapat dimasukan kedalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan
pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis
saja, ia selalu berubah. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun
dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-
individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru
dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari
akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek
dalam lingkungankebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan
membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi tersebut.

34 |
 Jenis-jenis interaksi sosial & teorinya menurut para ahli sosiologi

Kehidupan dan aktivitas manusia tidak terlepas dari interaksi sosial. Sebagai makhluk
sosial, setiap manusia akan melakukan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Maka
itu, interaksi sosial pun menjadi salah satu topik pembahasan di sosiologi, bidang ilmu
yang mempelajari masyarakat.

Dalam sosiologi, interaksi sosial didefinisikan sebagai suatu aktivitas pertukaran sosial
antara dua atau lebih individu. Interaksi sosial dapat dilihat dari berbagai jenis ukuran
kelompok seperti, dua, tiga individu, atau kumpulan yang lebih besar lagi.

Peran interaksi sosial di aktivitas masyarakat begitu besar. Munculnya sosialisasi dalam
aktivitas sosial dipicu oleh adanya interaksi sosial. Selain itu, dengan adanya interaksi
sosial, suatu tatanan masyarakat yang dapat membentuk kepribadian setiap individu
juga akan terbentuk.

Jadi, struktur masyarakat dan kedudayaan terbangun karena interaksi sosial. Dengan
berinteraksi satu sama lain, orang merancang aturan, institusi, dan sistem tempat mereka
hidup.

Lewat interaksi sosial pula, simbol digunakan guna mengomunikasikan kesadaran satu
masyarakat kepada mereka yang baru mengenalnya, baik anak-anak maupun orang
asing.

 Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi

Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli
sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George Herbert Mead
dan Erving Goffman.

Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang
dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga
merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan
Dramaturgi.

35 |
1.) Teori Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurut


pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol yang
memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu adanya
interaksi sosial antar individu.

Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu ketika kita sedang
melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan yang menawarkan berbagai
produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan menempatkan diri sebagai seorang
konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan makna atas suatu
peran dan juga aktivitas pada setiap individu.

2.) Teori Dramaturgi

Teori Dramaturgi adalah “teori yang menjelaskan bahwa interaksi social dimaknai sama
dengan pertunjukan teater atau drama di atas panggung. Manusia adalah actor yang
berusaha untuk menggabungkan kartakteristik personal dan tujuan kepada orang lain,
melalui pertunjukan dramanya sendiri( Widodo, 2010:167).

Untuk mencapai tujuan manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang


mendukung perannya. Identitas manusia tidak stabil dan indentitas merupakan bagian
dari kejiwaan psikhologi mandiri. Identitas dapat berubah tergantung interaksi dengan
orang lain. Menurut Ritzer pertunjukan darama seorang aktor drama kehidupannya juga
harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan, antara lain setting, kostum,
penggunaan kata (dialog) tindakan non verbal lain. Tujuannya untuk meningkatkan
kesan yang baik pada lawan interaksi dan meluluskan jalan mencapai tujuan.

Dramaturgi yang dicetuskan Goffman merupakan pendalaman konsep interaksi sosial,


yang lahir sebagai aplikasi atas ide-ide individual yang baru dari peristiwa evaluasi
sosial ke dalam masyarakat kontemporer. Berikut beberpa pendapat kalangan interaksi
simbolik yang dapat menjadi pedoman pemahaman ( Widodo, 2010:168):

a. Manusia berbeda dari binatang, manusia ditopang oleh kemampuan


berpikir.
b. Kemampuan berpikir dibentuk melalui interaksi sosial
c. Dalam interaksi social orang mempelajari makna dan symbol

36 |
d. Makna dan symbol memungkinkan orang melakukan tindakan dan
interaksi khas manusia
e. Orang mampu mengubah makna dan symbol yang mereka gunakan
dalam tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir mereka terhadap situasi

Teori Dramaturgi merupakan dampak atas fenomena, atau sebuah reaksi terhadap
meningkatnya konflik social dan konflik rasial, dampak represif birokrasi dan
industrialisasi. Teori sebelumnya menekankan pada kelompok atau struktur social,
sedang teori Goffman menekankan sosiologi pada individu sebagai analisis, khusunya
pada aspek interaski tatap muka. Sehingga fenomena melahirkan dramaturgi.

Dramaturgi Goffman berada diantara “ interaksi sosial dan fenomenologi”. Interaksi


sosial menyangkut penafsiran makna baik individu kelompok. Masyarakat adalah
sistem proses penafsiran pesan. Interaksi simbolis mengandung inti dasar pemikiran
umum tentang komunikasi dan msyarakat. Esensi interaksi simbolis adalah suatu
aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau pertukaran symbol
yang diberi makna. Interaksi manusia menggunakan symbol, caranya yaitu
mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi. Perhatian
Goffman adalah Ketertiban interaksi (interaction order) yang meliputi : struktur, proses
dan produk interaksi social. Ketertiban interaksi muncul untuk memenuhi kebutuhan
akan pemeliharaan keutuhan diri.

Goffman adalah Diri (Self) Teori Goffman adalah Teori Diri ala Goffman. Menurutnya
diri kita dihadapkan pada tuntutan untuk tidak ragu-ragu melakukan apa yang
diharapkan diri kita. Teori Goffman memusatkan perhatinnya pada kehidupan social
sebagai serangkaian pertunjukan.
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman, interaksi
sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada dua jenis
kehidupan, yaitu

 backstage (belakang panggung) dan juga


 frontstage (depan panggung).

Pemikiran Goffman berawal dari ketegangan yang terjadi antara “I dan Me” (gagasan
Mead). Ada kesenjangan antara diri kita dan diri kita yang tersosioalisasi. Konsep “I”

37 |
merujuk pada apa adanya dan konsep “me” merujuk pada diri orang lain. Ketegangan
berasal dari perbedaan antara harapan orang terhadap apa yang mesti kita harapkan.
Menurut Goffman orang harusmemainkan peran mereka ketika melakukan interaksi
social. Sebagai drama perhatian utama pada interaksi social.

Fokus pendekatan dramaturgi adalah bukan apa yang orang lakukan, atau mereka
melakukan tetapi bagaimana mereka melakukannya. Menurut Burke perilaku manusia
harus bersandar pada tindakan. Tindakan sebagai konsep dasar dalam drama. Burke
membedakan antara aksi dan gerakan. Aksi adalah tingkah laku yang disengaja dan
mempunyai maksud, Sedang gerakan adalah perilaku yang mengandung makna dan
tidak bertujuan. Dramaturagi menekankan dimensi ekspresif aktivitas manusia. Karena
perilaku ekspresif maka perilaku manusia bersifat dramatic.

Pendekatan Dramaturgi Goffman adalah pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi


ia ingin mengelola pesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain. Manusia sebagai
actor yang sedang memainkan peran. Dalam drama aksi dipandang sebagai perform,
penggunaan symbolsimbol untuk menghadirkan sebuah cerita. Sebuah performa arti dan
aksi dihasilkan dalam adegan konteks sosiokultural.

Teori dramaturgi tidak lepas dari pengaruh Cooley tentang the looking glass self,
yangterdiri tiga komponen;

Pertama: kita mengembangkan bagaimana kita tampil bagai orang lain.

Kedua: kita membayangkan bagaimana penilaian mereka atas penampilan kita.

Ketiga : kita mengembangkan perasaan diri, seperti malu, bangga, sebagai akibat
mengembangkan penilaian orang lain. Lewat imajinasi kita mempersepsikannya.

Peran adalah suatu ekspektasi yang didefinisikan secara social yang dimainkan
seseorang. Fokusnya adalah diri kita tersituasikan secara social yang berkembang dan
mengatur interaksi spesifik. Diri adalah ahsil kerjasama, yang harus diproduksi baru
dalam setiap interaksi social. Menurut Goffman orang berinteraksi adalah ingin
menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain, yang disebut sebagai
penegeloalan pesan.

38 |
Kehidupan menurut teori dramaturgi adalah ibarat teater, interaksi social yang mirip
pertunjukan drama, yang menampilkan peran. Dalam memainkan peran menggunakan
bahasa verbal dan perilaku non verbal dan mengenakan atribut tertentu. Menurut
Goffman kehidupan social dibagi menjadi wilayah depan” (front region) yang merujuk
peristiwa social bahwa individu bergaya menampilkan perannya dan wilayah belakang
(back region) yang merujuk tempat dan peristiwa yang memungkinkanmempersiapkan
perannya di wilayah depan. Panggung depan dibagi menjadi dua yaitu ; front pribadi
(personal front) dan setting atas alat perlengkapan. Seperti dokter mengenakan jas
dokter dengan stateschopnya yang menggantung di lehernya. Personal front mencakup
bahasa verbal dan bahasa tubuh sang aktor. Ciri yang relative tetap adalah fisik .Sedang
“setting merupakan situasi fisik yang harus ada ketika actor melakukan pertunjukan,
seperti dokter bedah memerlukan ruang operasi, Sopir memerlukan
kendaraan(Widodo,2010:175).

Goffman mengakui bahwa panggung depan adalah anasir structural artinya


terlembagakan atau mewakili kepentingan kelompok atau organisasi. Meskipun struktur
gaya Goffman terletak pada interaksi. Aspek lain panggung depan adalah aktor sering
berusaha menyapaikan kesan bahwa mereka mempunyai hubungan khusus atau jarak
sosial lebih dekat dengan khalayak daripada jarak sosial yang sebenarnya. Dalam
kenyataan orang enggan akan peran tersebut padahal ia senang. Tetapi apabila hal
semacam itu bukan bermaksud membebaskan diri dari peran sosial, tetapi ada yang
menguntungkan mereka (identitas dan perasaan sosial). Goffman tidak hanya focus
pada individu saja tetapi juga pada kelompok (team) yang disebut “Ti Performa (team
performance)( Widodo, 2010:176). Setiap anggota saling mendukung dan bila memberi
arahan lewat isyarat non verbal. Tim tergantung pada kesetiaan anggota. Setiap anggota
memegang rahasia tersembunyi bagi khalayak yang memungkinkan kewibawaan
terjaga. Unsur lain yang penting adalah bahwa interaksi mirip dengan upacara
keagamaan. Orang yang terlibat menunjukkan pola-pola tertentu yang fungsional.
Disinilah inti dari menghargai diri.

Seorang actor layak berharga sebagai manusia. Penghargaan diri dibalas dengan
penghargaan diri ,sehingga berlangsung upacara kecil tersebut. Kehidupan manusia
akan berjalan normal apabila mengikuti ritual kecil dalam interaksi. Etiket akata lain
dari ritual itu, yaitu seperangkat penghargaan yang sama yang melandasi apa yang

39 |
pantas atau tidak pantas kita lakukan dalam suatu situasi. Kita dikatakan beradap
apabila kiat peduli dengan tata karma sebelum kita melakukan sesuatu. Misal kita
terlambat dalam acara penting. Ada tindakan perbaikan sebagai sesuatu yang mengubah
hal yang opensif menjadi diterima.

Kata kunci dalam Dramaturgi adalah Show, Impression, front region, back stage,
setting, penampilan dan gaya. Proporsinya sebagai berikut ( Widodo, 2010:178):.

a) Semua Interaksi social terdapat bagian depan (front region) yang ada
persamaannya dengan pertunjukan teater. Aktor baik dipentas maupun dalam
kehidupan sehari-hari, sama-sama menarik perhatian karena penampilan kostum
yang dipakai dan peralatan yang dipakai
b) Dalam pertunjukan maupaun keseharian ada bagian belakangnya (back region)
yakni tempat yang memungkinkan bagi actor mundur guna m enyiapkan diri
untuk pertunjukan berikutnya. Di belakang atau di depan actor bisa berganti
peran dan memerankan diri sendiri.
c) Dalam membahas pertunjukan individu dapat menyajikan suatu penampilan
(show) bagi orang lain, tetapi kesan (impression) si pelaku bisa berbeda-beda.
d) Ada panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage)
.Panggung depan adalah penampilan individu, yang secara teratur berfungsi di
dalam mode yang umum, tetap mendefinisikan situasi yang menyaksikan
penampilan itu. Di dlammnya termasuk setting dan personal front yang
selanjutnya dibagi menjadi penampilan (impression) dan gaya (manner).

Dalam teori ini bahwa konstruksi realitas lahir melalui menajeman pengaruh yang
ditimbulkan dari interaksi social. Bila Aristoteles mengacu pada teater maka Goffman
mengacu pada pertunjukan sosiologi. Pertunjukan dalam masyarakat memberi kesan
yang baik untuk mencapai tujuan dengan melakukan komunikasi, yang pada akhirnya
orang lain mengikuti kemauan kita. Oleh karena itu dalam dramaturgi ada konsep
menyeluruh bagaimana kita menghayati peran sehingga dapat memberikan feed back
sesuai yang kita inginkan. Dramaturgi mempelajari konteks perilaku bukan hasilnya.

Lingkup yang dipelajari dalam dramaturgi adalah lingkup skala kecil yang oleh
Goffman “Social Establishment”( Widodo, 2010:180) sebagai sistem yang tertutup yang
memperhatikan pertunjukan yang harus dimainkan pada saat itu saja tanpa

40 |
mempertimbangkan arti penting berbagai lembaga lain. Goffman menjelaskan, apabila
seseroang mengetengahkan sosok yang ideal, seorang pelaku biasanya
mengesampingkan kegiatan, fakta dan motif yang tidak sesuai dengan citra dirinya dan
produk yang ideal. Tampilan peran baru adalah penting daripada tampilan rutin
(tampilan dan gaya) .

Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki perbedaan pola


interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi.

Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam
kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang
bos yang akan bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di
rumah dan menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat
kepada anak-anaknya.

 Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Ada beragam jenis interaksi sosial yang dipelajari dalam sosiologi. Secara umum,
mengutip isi dari penjelasan di publikasi Kemdikbud, jenis interaksi sosial bisa terbagi
menjadi tiga, yakni hubungan orang per-orang, relasi individu dan kelompok, serta
hubungan antar-kelompok. Pembagian jadi 3 jenis ini didasari atas subyek yang terlibat
dalam interaksi. Sementara mengutip situs Lumen Learning, terdapat setidaknya 5 jenis
interaksi sosial. Detailnya adalah sebagai berikut.

1.) Komunikasi Non-Verbal

Proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya aktivitas verbal antar individu. Jenis
interaksi sosial seperti ini banyak ditemukan dewasa ini seperti dalam aktivitas media
sosial. Selain itu, jenis komunikasi ini dapat disampaikan pula melalui pakaian dan gaya
kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan dengan teori interaksionisme simbolik

2.) Pertukaran Sosial

Jenis interaksi sosial ini melakukan aktivitas pertukaran yang mengarah pada hubungan
antar individu. Munculnya pertukaran didasarkan pada kepentingan satu sama lain
dengan membentuk suatu hubungan.

41 |
3.) Kerja sama

Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu secara bersamaan
antara dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu
dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.

4.) Konflik

Dalam sosiologi, konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada dalam suatu
interaksi sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan pribadi atau
perebutan suatu kendali atas sumber daya yang langka.

5.) Kompetisi

Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial. Kompetisi memicu terjadinya
interaksi sosial satu sama lain dalam suatu kelompok, yakni antar-individu, ataupun
antarkelompok.

42 |
4.) HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA

Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham H. Maslow Hirarki merupakan suatu tingkatan


sedangkan kebutuhan adalah segala sesuatu hal yang harus diselesaikan untuk
memenuhi hasrat atau keinginan yang timbul dari dalam diri sehingga membuat diri
merasa sejahtera. Di dalam hirarki kebutuan Maslow ada 5 tingkatan yang harus
terpenuhi

Hierarki kebutuhan dari Maslow merupakan suatu pernyataan luas tentang kebutuhan-
kebutuhan manusia dan menyediakan sebuah kerangka dasar konseptual sebagai
landasan untuk memahami kekuatan-kekuatan yang menyebabkan orang-orang
berperilaku dengan cara tertentu dalam situasi tertentu.

Abraham Harold Maslow merupakan salah seorang tokoh psikologi yang lahir di
Brookolyn New York pada 1 April 1908 dan meninggal pada tahun 1970. Abraham
Maslow mengembangkan model Hierarki kebutuhan (1950) dan sampai saat ini tetap
digunakan dalam memahami motivasi manusia, pelatihan manajemen dan
pengembangan pribadi. Sebagai seorang humanis, Maslow menyadari bahwa sangat
diperlukan suatu teori yang memperhatikan tentang seluruh kemampuan manusia, tidak
hanya melihat dari satu aspek yang dimiliki manusia saja. Namun harus memperhatikan
aspek kemampuan yang dimiliki oleh manusia sebagai ciptaan Allah yang paling mulia.
Abraham Maslow mengkonstruk teorinya berdasarkan hierarki atau yang lebih dikenal
dengan Maslow’s Needs Hierarchy Theory/ A Theory of Human Motivation.Menurut
Maslow seorang yang berperilaku, karena didorong oleh berbagai jenis kebutuhan,

43 |
kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Jika kebutuhan pertama dan kedua
sudah terpenuhi, maka kebutuhan ketiga dan setrerusnya sampai tingkat kelima akan
dikejar. Maslow membagi kebutuhan tersebut ke dalam beberapa jenjang yaitu:
Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan, Kebutuhan Sosial,
Kebutuhan Akan Penghargaan, Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Maslow telah mengemukakan suatu teori tentang motivasi manusia yang membedakan
antara kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) dan metakebutuhan-metakebutuhan
(metaneeds). Dia mengembangkan teori motivasi yang menekankan pada pertumbuhan
diri, yang ia sebut aktualisasi diri (self actualization). Sebagai bapak spiritual dari
psikologi humanistik, Maslow mengembangkan teori motivasi atau teori kepribadian
dengan bertumpu pada sejumlah anggapan dasar mengenai manusia dan tingkah laku
yang khas ajaran psikologi sejumlah anggapan dasar mengenai manusia dan tingkah
laku yang khas ajaran psikologi humanistik, yakni: Pertama; menurut Maslow, teori
motivasi yang komprehensif akan terbentuk hanya apabila manusia dipandang atau
dipelajari sebagai suatu kesatuan utuh, bukan sebagai jumlah dari bagian-bagian.
Anggapan ini juga dikenal dengan sebutan anggapan holistik dan ditegaskan oleh
Maslow melalui sebuah pernyataannya, “Dalam teori yang baik tidak ada namanya
kebutuhan perut, mulut, atau alat kelamin, yang ada adalah kebutuhan individu.

Yang membutuhkan makanan adalah John Smith, bukan perut John Smith. Kepuasan
dirasakan oleh individu, bukan oleh bagian tubuh individu. Makanan memuaskan rasa
lapar John Smith, bukan memuaskan rasa lapar perut John Smith.” Jadi, menurut
Maslow, motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan dan bukan secara bagian.
Kedua; menurut Maslow, selama ini belum pernah ada teori dalam psikologi yang
disusun berdasarkan studi atas individu-individu yang sehat secara psikologis. Tetapi,
yang ada adalah teori-teori yang disusun berdasarkan studi atas individu-individu yang
mengalami gangguan. Menurut Maslow, dengan mempelajari model-model yang kerdil
dan tidak matang hanya akan menghasilkan “psikologi kerdil”. Karena itu, demi
terciptanya psikologi yang universal, Maslow mendesakkan perlunya studi atas orang-
orang yang berjiwa sehat dan matang. Ketiga; menurut Maslow, psikologi selama ini
terlalu menekankan sisi negatif manusia, dan juga mengabaikan aspek-aspek positif dari
keberadaan manusia. dalam hal ini, Maslow terutama mengkritik psikoanalisis Freud.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Freud melalui teori instingnya antara lain

44 |
menyebutkan bahwa naluri kematian yang didalamnyaMaslow telah mengemukakan
suatu teori tentang motivasi manusia yang membedakan antara kebutuhan-kebutuhan
dasar (basic needs) dan metakebutuhan-metakebutuhan (metaneeds).27 Dia
mengembangkan teori motivasi yang menekankan pada pertumbuhan diri, yang ia sebut
aktualisasi diri (self actualization). Sebagai bapak spiritual dari psikologi humanistik,
Maslow mengembangkan teori motivasi atau teori kepribadian dengan bertumpu pada
humanistik, yakni: Pertama; menurut Maslow, teori motivasi yang komprehensif akan
terbentuk hanya apabila manusia dipandang atau dipelajari sebagai suatu kesatuan utuh,
bukan sebagai jumlah dari bagian-bagian. Anggapan ini juga dikenal dengan sebutan
anggapan holistik dan ditegaskan oleh Maslow melalui sebuah pernyataannya, “Dalam
teori yang baik tidak ada namanya kebutuhan perut, mulut, atau alat kelamin, yang ada
adalah kebutuhan individu. Yang membutuhkan makanan adalah John Smith, bukan
perut John Smith.

Kepuasan dirasakan oleh individu, bukan oleh bagian tubuh individu. Makanan
memuaskan rasa lapar John Smith, bukan memuaskan rasa lapar perut John Smith.”
Jadi, menurut Maslow, motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan dan bukan
secara bagian. Kedua; menurut Maslow, selama ini belum pernah ada teori dalam
psikologi yang disusun berdasarkan studi atas individu-individu yang sehat secara
psikologis. Tetapi, yang ada adalah teori-teori yang disusun berdasarkan studi atas
individu-individu yang mengalami gangguan. Menurut Maslow, dengan mempelajari
model-model yang kerdil dan tidak matang hanya akan menghasilkan “psikologi
kerdil”. Karena itu, demi terciptanya psikologi yang universal, Maslow mendesakkan
perlunya studi atas orang-orang yang berjiwa sehat dan matang. Ketiga; menurut
Maslow, psikologi selama ini terlalu menekankan sisi negatif manusia, dan juga
mengabaikan aspek-aspek positif dari keberadaan manusia. dalam hal ini, Maslow
terutama mengkritik psikoanalisis Freud. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Freud
melalui teori instingnya antara lain menyebutkan bahwa naluri kematian yang
didalamnya mencakup dorongan merusak atau menghancurkan adalah salah satu
kekuatan utama yang menggerakkan tingkah laku manusia. Teori Insting Freud menurut
Maslow, secara implisit menganggap manusia memiliki karakter jahat. Apabila impuls-
impuls manusia tidak dikendalikan akan menjurus pada penghancuran sesama dan
pembinasaan diri sendiri. Bertolak belakang dari anggapan ini Maslow menegaskan

45 |
bahwa manusia pada dasarnya baik, atau lebih tepat netral. Menurut Maslow, kekuatan-
kekuatan jahat dan merusak yang ada pada manusia merupakan hasil dari lingkungan
yang buruk, bukan merupakan bawaan. Keempat; menurut Maslow, di dalam diri
manusia terdapat satu ciri umum, yakni potensi kreatif. Potensi kreatif menurut Maslow
adalah ciri yang inheren dan mendorong manusia untuk tumbuh atau berubah. Sama
halnya dengan Rogers, penekanan Maslow pada pertumbuhan dan perubahan manusia
bertitik tolak dari konsep penjadian (becoming). Konsep ini berasal dari salah satu
aliran filsafat modern eksistensialisme.28 Maslow percaya bahwa manusia tergerak
untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Dia menyusun sebuah teori
motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk
hirarki atau berjenjang. Pada umumnya kebutuhan yang lebih rendah mempunyai
kekuatan atau kecenderungan yang lebih besar untuk diprioritaskan. Namun bisa terjadi
pengecualian, akibat sejarah perkembangan perasaan, minat dan pola berpikir sejak
anak-anak, orang kreatif lebih mementingkan ekspresi bakat khususnya alih- alih
memuaskan dorongan sosialnya, orang memprioritaskan kebutuhan kepuasan self
esteem diatas kebutuhan kasih sayang dan cinta, atau orang memprioritaskan nilai-nilai
atau idea tertentu dan mengabaikan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Pengecualian
yang lain, kebutuhan itu tidak muncul berurutan dari rendah ke tinggi, tetapi kebutuhan
yang lebih tinggi muncul lebih awal mendahului kebutuhan yang lebih rendah.
Misalnya pada orang tertentu kebutuhan esteem muncul lebih dahulu daripada
kebutuhan cinta dan afeksi dan mungkin pada orang tertentu kebutuhan kreatifnya
mendahului kebutuhan lainnya. Jika orang tidak pernah kekurangan kebutuhan dasar
mungkin mereka menjadi cenderung menganggap ringan menganggap ringan kebutuhan
itu, sehingga kebutuhan itu tidak menjadi motivator tingkah lakunya. Dia meloncat ke
kebutuhan kasih sayang yang menjadi sangat kuat karena kedua orang tuanya sibuk.

Sebagaimana teori kebutuhan Maslow dalam humanistiknya menjadikan kebutuhan


aktualisasi diri sebagai kebutuhan puncak. Dimana teori kebutuhannya ada lima
tingkatan yang tersusun secara piramida, dari dasar hingga puncak yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan dimiliki dan cinta, kebutuhan harga diri dan
kebutuhan aktualisasi diri.

46 |
1.Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang tidak terpisahkan pada diri setiap manusia.
Kebutuhan ini bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik)
seperti makan, minum, gula, garam, protein serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolute (kelaparan dan kehausan)
semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan ini. Bisa terjadi kebutuhan fisiologis harus dipuaskan oleh
pemuas yang seharusnya (misalnya orang yang kehausan harus minum atau dia mati);
tetapi ada juga kebutuhan yang dapat dipuaskan dengan pemuas yang lain (misalnya
orang minum atau merokok untuk menghilangkan rasa lapar). Bahkan bisa terjadi
pemuas fisiologis itu dipakai untuk memuaskan kebutuhan jenjang yang lebih tinggi,
misalnya orang yang tidak terpuaskan cintanya, merasa kurang secara fisiologis
sehingga terus- menerus makan untuk memuaskannya.31 Maslow mengemukakan
bahwa manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan
yang sempurna, kecuali untuk suatu saat yang terbatas. Apabila hasrat itu telah
terpuaskan, maka hasrat lain akan muncul sabagai penggantinya.

Efek-efek yang luar biasa dari kekurangan makanan yang telah ditunjukkan oleh
sejumlah percobaan maupun oleh kisah nyata, tidak disangkai lagi merupakan bukti dari
kuatnya pengaruh dari kebutuhan fisiologis akan makanan atas tingkah laku. Sebagai
contoh, para tawanan dalam kamp-kamp konsentrasi Nazi selama Perang Dunia II
mengalami kelaparan yang berkepanjangan. Sebagai akibatnya, para tawanan itu
mengalami penurunan standar moral yang sangat drastik, sehingga tindakan-tindakan
yang dalam situasi normal belum pernah dilakukan seperti mencuri atau merebut
makanan dari orang lain menjadi tindakan yang lumrah.

2. Kebutuhan Keamanan (Safety)

Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan,


stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan
cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan
mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka
pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. Kebutuhan
keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan

47 |
karena perlakuan yang kasar atau karena perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya.
Anak akan merasa lebih aman berada dalam suasana keluarga yang teratur, terencana,
terorganisir dan disiplin, karena suasana keluarga semacam itu mengurangi
kemungkinan adanya perubahan dadakan, kekacauan yang tidak terbayangkan
sebelumnya. Pengasuhan yang bebas tidak mengenakan batasan-batasan, misalnya tidak
mengatur interval kapan bayi tidur dan makan, akan membuat bayi bingung dan takut,
sehingga bayi tidak terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatan.

Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja maupun dewasa.
Pada anak, kebutuhan akan rasa aman ini tampak sangat jelas sebab mereka suka
mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan
terhadap anak ini terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi
kebebasan untuk berekspresi. Namun pemberian kebebasan untuk berekspresi atau
berperilaku itu perlu bimbingan dari orang tua, karena anak belum memiliki
kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar. Pada orang
dewasa, kebutuhan ini memotivasinya untuk mencari kerja, menjadi peserta asuransi,
atau menabung uang. Orang dewasa yang sehat mentalnya, ditandai dengan perasaan
aman, bebas dari rasa takut dan cemas.

Sementara yang tidak sehat ditandai dengan perasaan seolah-olah selalu dalam keadaan
terancam bencana besar.

Menurut Maslow, meski kebutuhan akan rasa aman merupakan bawaan dalam urgensi
dan pemuasannya, tetapi faktor belajar atau pengalaman memainkan peranan penting.
Dengan adanya pengalaman, seorang anak pada waktu masih bayi merasa takut kepada
suara keras, akan bisa menetralisir dan tidak merasa terancam oleh suara keras itu.
Sebaliknya, peningkatan atau menguatnya urgensi kebutuhan akan rasa aman juga bisa
dipengaruhi oleh pengalaman. Hal ini sering terlihat pada anak-anak yang pernah
mengalami kecelakaan. Anak-anak yang pernah mengalami kecelakaan banyak
diantaranya yang menjadi penakut dan mengembangkan hasrat dengan kuat untuk selalu
dilindungi. Hal ini merupakan suatu hasrat yang mencerminkan menguatnya urgensi
kebutuhan akan rasa aman.

48 |
3. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (belonging dan love)

Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau
menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang
sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan dan kehilangan
sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini teruspenting sepanjang hidup.

Maslow menolak pandangan Freud bahwa cinta adalah sublimasi dari insting seks.
Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara
sepasang manusia yang melibatkan perasaaan saling menghargai, menghormati dan
mempercayai.36 Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang sama sekali berbeda.
Selanjutnya Maslow menekankan bahwa yang dibutuhkan oleh setiap orang adalah
cinta yang matang, yakni cinta yang dibangun oleh dua orang atau lebih yang
didalamnya terdapat sikap saling percayadan saling menghargai.

Dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga,
sebaliknya tanpa cinta menimbulkan kesia-siaan, kekosongan dan kemarahan. Maslow
menyukai rumusan yang dikemukakan Carl Rogerd tentang cinta yaitu “keadaan
dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati”.

Bagi Maslow cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua
orang termasuk sikap saling percaya. Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit
memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta karena mobilitas kita. Begitu sering kita
berganti rumah, tetangga, kota bahkan partner sehingga kita tidak dapat berakar.

Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan,


percintaan, atau pergaulan yang lebih luas. Melalui kebutuhan ini, seseorang mencari
pengakuan, dan curahan kasih sayang dari orang lain, baik orang tua, saudara, guru,
pimpinan, teman, atau orang dewasa lainnya. Kebutuhan untuk diakui lebih sulit untuk
dipuaskan pada suasana masyarakat yang mobilisasinya sangat cepat, terutama di kota
besar yang gaya hidupnya sudah bersifat individualistik. Hidup bertetangga, aktif di
organisasi, atau persahabatan dapat memberikan kepuasan akan kebutuhan ini.

Kebutuhan akan kasih sayang atau mencintai dan dicintai dapat dipuaskan melalui
hubungan yang akrab dengan orang lain. Maslow membedakan antara cinta dengan
seks, meskipun diakuinya bahwa seks merupakan salah satu cara pernyataan kebutuhan

49 |
cinta. Dia sependapat dengan rumusan cinta dari Rodgers yaitu: keadaan dimengerti
secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati.

Maslow berpendapat bahwa kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan cinta atau
kasih sayang merupakan penyebab utama dari gangguan emosional maladjustment.

Maslow mengibaratkan pentingnya kebutuhan ini bagi manusia seperti pentingnya oli
bagi mesin mobil atau motor.

4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Manakala kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, kekuatan


motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri:

a) Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi,


prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan. Orang membutuhkan
pengetahuan tentang dirinya sendiri bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas
dan tantangan hidup.

b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other): kebutuhan prestise,
penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting,
kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya
dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Menurut Maslow, tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami yang dibawa sejak
lahir. Secara genetik manusia mempunyai potensi dasar yang positif. Disamping itu
manusia juga mempunyai potensi dasar jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai
aktualisasi diri. Orang yang dapat mengembangkan potensi positifnya di jalur yang
sehat adalah orang yang sehat menurut Maslow. Maslow berpendapat bahwa manusia
dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi itu. Walaupun
kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan aktualisasi diri tidak terpenuhi,
tidak mengembangkan atau tidak mampu menggunakan kemampuan bawaannya secara
penuh, maka seseorang akan mengalami kegelisahan, ketidaksenangan, atau frustasi.
Contoh: Jika seseorang memiliki kemampuan potensial dalam bidang musik tetapi dia
harus bekerja sebagai akuntan, atau jika dia sangat berminat dalam studi tetapi disuruh

50 |
bekerja sebagai pedagang, maka dia akan mengalami kegagalan dalam memenuhi
aktualisasi dirinya. Terkait dengan hal ini, Maslow mengemukakan bahwa seorang
musikus harus membuat musik, seorang pelukis harus melukis, dan seorang sastrawan
harus menulis.

Dalam buku Teori Kepribadian karangan Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan
menyebutkan hierarki kebutuhan Maslow itu ada tujuh tingkatan yaitu: physiological
needs (kebutuhan fisiologis), safety and Security needs (kebutuhan rasa aman),
belongingness and love needs (kebutuhan pengakuan dan kasih sayang), esteem needs
(kebutuhan penghargaan), cognitive needs (kebutuhan kognitif), aesthetic needs
(kebutuhan estetika), dan self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri)

Pada tingkatan kebutuhan kognitif, secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu
(memperoleh pengetahuan, atau pemahaman tentang sesuatu). Hasrat ini mulai
berkembang sejak akhir usia bayi dan awal masa anak, yang diekpresikan sebagai rasa
ingin tahunya dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri
maupun lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh
lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini
akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut
Maslow, rasa ingin tahu ini merupakan ciri mental yang sehat. Kebutuhan kognitif ini
diekspresikan sebagai kebutuhan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi,
menjelaskan, mencari sesuatu atau suasana baru dan meneliti. Kemudian pada tingkatan
kebutuhan estetika dijelaskan bahwa kebutuhan estetik (order and beauty) merupakan
ciri orang yang sehat mentalnya. Melalui kebutuhan inilah manusia dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni (lukis, rupa, patung, dan grafis),
arsitektur, tata busana, dan tata rias. Disamping itu, orang yang sehat mentalnya
ditandai dengan kebutuhan keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap
aspek kehidupannya, seperti cara berpakaian (rapi dengan keterpaduan warna yang
serasi), dan pemeliharaan ketertiban lalu lintas. Orang yang kurang sehat mentalnya,
atau sedang mengalami gangguan emosional, dan stress biasanya kurang
memperhatikan kebersihan, dan kurang apresiatif terhadap keteraturan dan keindahan.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa hierarki kebutuhan Abraham


Maslow terdiri dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Kebutuhan dasar wajib

51 |
dipenuhi oleh setiap individu, karena apabila individu tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya maka individu tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan selanjutnya. Adapun
tingkatan kebutuhan secara berurutan menurut Abraham Maslow adalah sebagai
berikut:

1) kebutuhan fisiologis,

2) kebutuhan rasa aman,

3) kebutuhan pengakuan dan kasih sayang,

4) kebutuhan penghargaan,

5) kebutuhan aktualisasi diri, dimana jika seseorang telah sampai pada tingkatan
aktualisasi diri, menurut Maslow orang itu menjadi manusia yang utuh yang
memperoleh kepuasan yang tidak terbayangkan.

52 |
5.) SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Manusia pada umumnya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kelompok sosial.
Sebagai makhluk sosial, kita selalu membutuhkan keberadaan individu yang lain untuk
dapat bertahan hidup ataupun memenuhi kebutuhan kita sehari – hari. Didalam proses
interaksi antara manusia dengan individu yang lainnya, setiap manusia pasti akan saling
bertukar pikiran ataupun informasi melalui berbagai medium. Baik itu secara sadar
maupun tidak sadar. Proses interaksi tersebut didasarkan atas keinginan pokok yang
dapat berupa keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain yang ada di sekeliling
individu tadi, dan juga keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam yang ada di
sekelilingnya. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia maupun dengan alam
sekitar merupakan hal yang esensial dan telah dimiliki oleh setiap manusia sejak mereka
lahir ke dunia ini. Ini merupakan salah satu sifat alamiah yang dimiliki oleh setiap
manusia.

Proses sosial sangatlah bermacam-macam, mulai dari pertemuan sepintas lalu antara
orang-orang asing ditempat-tempat umum sampai ikatan persahabatan yang lama dan
intim atau hubungan keluarga. Tanpa memandang tingkat fariasinya, proses sosiasi ini
mengubah suatu kumpulan individu saja menjadi suatu masyarakat (kelompok atau
asosiasi). Masyarakat ada (pada tingkatan tertentu) dimana dan apabila sejumlah
individu terjalin melalui interaksi dan saling mempengaruhi.

Pembahasan disini terletak pada kata kunci (masyarakat). Diantara masyarakat pedesaan
dan perkotaan atau bisa juga disebut dengan istilah Paguyuban dan Patembayan terdapat
perbedaan.

1. Gemeinschaft (Masyarakat Paguyuban)

Masyarakat yang ditandai hubungan Gemeinschaft berfifat homogeny, sebagian besar


diikat kekerabatan dan hubungan organic, dan memiliki kohesi moral yang didasarkan
pada sentiment keagamaan yang umum.

Gemeinschaft (masyarakat paguyuban) sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu,


Gemeinschaft by blood, Gemeinschaft by place, Gemeinschaft of mind. Gemeinschaft
of blood yaitu ikatan-ikatan kekerabatan, Gemeinschaft by place yaitu ikatan
berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang

53 |
untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama
didaerah pedesaan.

Sedangkan Gemeinschaft of mind yaitu hubungan persahabatan yang disebabkan


karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk
saling berhubungan secara teratur. Konsensus terhadap kepercayaan-kepercayaan serta
pandangan-pandangan dasar selalu merupakan dasar untuk solidaritas dalam
masyarakat. Karena kebanyakan sejarah manusia berada dibawah dominasi cara berfikir
teologis, tidak mengherankan kalau agama dilihat sebagai sumber utama solidaritas
sosial dan consensus. Selain ini isi kepercayaan agama mendorong individu untuk
berdisiplin dalam mencapai tujuan yang mengatasi kepentingan individu dan
meningkatkan perkembangan ikatan emosional yang mempersatukan individu dalam
keteraturan sosial. Begitu juga dengan yang ada di Desa Tebuwung yang mayoritas
orang muslim, dan juga terdapat Pondok Pesantren ditengah-tengah masyarakat, yang
mana itu menjadi panutan seluruh masyarakat Tebuwung dalam hal agama, sehingga
dari sana tercipta solidaritas atau hubungan sosial atas dasar kesamaan agama dan
kesamaan golongan dengan diperkuat oleh adanya seorang Kyai yang berada di Pondok
Pesantren Al-Karimi. Selanjutnya, karena aplikasi dari tradisi merupakan kegiatan yang
dilakukan tidak dengan satu orang tetapi secara bersama-sama, karena yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tradisi masyarakat, dan yang tampak dari masyarakat yakni
kumpulan dari individu, kemudian mengapa individu-indivitu tersebut berkumpul dan
membentuk kelompok masyarakat untuk menjalankan tradisi. Dalam bagian ini akan
diuraikan alasan-alasan mengapa seseorang tertarik kepada lainya, sehingga terjalin
hubungan kelompok. Alasan –alasan itu dapat dikelompokkan sebagai berikut;

Kesempatan untuk berinteraksi: Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antar
individu, dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya
kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat dipahami secara jelas, bahwa
orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Kesamaan
latar belakang: Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu dari
proses daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Kesamaan latar belakang
seperti misalnya usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, ras, kebangsaan,dan status
sosio ekonomis seseorang akan memudahkan mereka untuk menemukan daya tarik
berinteraksi satu sama lain.

54 |
Kesamaan sikap: Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari
kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang
tampaknya mempunyai kesamaan pengalaman, dan orang yang mempunyai kesamaan
pengalaman ini lebih memudahkan untuk berinteraksi dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai kesamaan pengalaman. Kesamaan yang didasarkan dari pengalaman
yang melatarbelakangi itu membawa orang-orang kea rah kesamaan sikap Dari
beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gemeinschaft merupakan
situasi yang berorientasi pada nilai, aspiratif, memiliki peran dan terkadang menjadi
kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial, Gemeninschaft lahir dari dalam
individu, keinginan berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan
tindakan. Kesamaan individu dalam hal ini merupakan faktor penguat hubungan sosial
yang kemudia diperkuat dengan adanya hubungan emosional serta interaksi antar
individu.

Ferdinand Tonnies mengatakan bahwa suatu paguyuban (Gemeinschaft) mempunyai


beberapa ciri pokok, yaitu:

(a) Intimate, hubungan menyeluruh mesra,


(b) Private, hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa
orang saja,
(c) Exlusive, hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja tidak untuk
orang-orang lain diluar “kita”

Selanjutnya Tonnies membedakan gemeinschaft dibagi atas tiga jenis, yaitu:


gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft of mind.

o Gemeinschaft by blood adalah paguyuban yang


mengacu pada kekerabatan, atau di dasarkan pada
ikatan darah atau keturunan.Misalnya keluarga,
kekerabatan atau masyarakat-masyarakat daerah
yang terdapat di Yogyakarta, Solo, dan
sebagaianya.
o Gemeinschaft of place adalah paguyuban yang
mengacu pada kedekatan tempat, sehingga dapat

55 |
saling bekerja sama dan tolong-menolong.
Misalnya masyarakat tingkat RT,RW,Dusun.
o Gemeinschaft of mind adalah paguyuban yang
mengacu pada hubungan persahabatan karena
persamaan minat, hobi, profesi, ideologi atau
pikiran yang sama bisa juga pada keyakinan.
Misalnya kelompok Agama, komunitas, atau
sebagainya. Paguyuban seperti ini biasanya
ikatannya tidak sekuat paguyuban karena darah
atau keturunan.
 Contoh Paguyuban

Secara keseluruhan contoh dari paguyuban dalam kehidupan sehari – hari dapat
berbentuk seperti paguyuban pemuda daerah, paguyuban masyarakat, paguyuban suatu
suku, serta paguyuban – paguyuban lainnya. Paguyuban-paguyuban ini terbentuk karena
adanya ikatan batin di antara sesama anggotanya. Kelompok sosial dalam komunitas
masyarakat juga dapat dikategorikan sebagai contoh dari paguyuban. Contoh kelompok
sosial paguyuban lebih menekankan pada interaksi primer yang terjadi pada setiap
anggota – anggotanya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, inilah yang
membuat ikatan emosional dan ikatan batin yang terbentuk dalam kelompok sosial
paguyuban lebih kuat bila dibandingkan kelompok sosial lainnya.

Kelompok sosial dalam komunitas masyarakat yang merupakan contoh paguyuban


dapat meliputi kelompok paguyuban tani yang dapat terdiri dari kumpulan para petani-
petani disuatu desa ataupun di suatu wilayah. Seperti yang sudah dibahas pada poin
sebelumnya berikut contoh – contoh paguyuban berdasarkan tipe – tipe pembagiannya.

Berdasarkan klasifikasi yang sudah dibahas sebelumnya contoh dari paguyuban karena
tempat dalam lingkungan masyarakat dapat ditemukan pada masyarakat disekitar kita,
yang mana membentuk RT (Rukun Tetangga) dan juga Rukun Warga (RW).
Keterikatan yang mengikat masyarakat ini adalah karena adanya kesamaan tempat para
anggotanya bermukim dalam suatu wilayah.

56 |
Contoh dari paguyuban yang terbentuk karena ideologi adalah partai politik, partai
politik yang berdasarkan agama, serta lembaga sosial masyarakat yang terbentuk karena
kesamaan ideologi dan juga tujuan yang dimiliki para anggotanya.

Yang terakhir contoh jenis paguyuban karena ikatan darah, yang mana memiliki bentuk
seperti keluarga dan juga kelompok kekerabatan. Seperti paguyuban keluarga besar
orang ternama, dan juga keluarga besar yang memiliki marga yang sama.

2. Gesellschaft (Masyarakat Patembayan)

Globalisasi merupakan tahap lanjut dari perkembangan peradaban manusia. Ibnu


Khaldun memandang bahwa kohesi sosial (ashobiyah) begitu kuat dalam masyarakat
tradisional dan primitif. Hal ini sering dijumpai pada masyarakat pedesaan yang
bercirikan paguyuban atau gotong royong, dan berbanding terbalik dengan masyarakat
perkotaan yang bercirikan invidualistik. Untuk kenyataan dijaman sekarang perbedaan
antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan sulit dibedakan, itu karena
peradaban sudah mulai masuk pada wilayah-wilayah pedesaan. Tetapi walau begitu
masih akan tetap bisa kita jumpai perbedaanya melalui kebudayaan, adat kebiasaan
yang masih dipertahankan oleh masyarakat pedesaan. Masyarakat yang kapitalistik
menurut Ibnu Khaldun akan mengalami krisis sosial, dalam kondisi krisis, kohesi sosial
tidak bertambah kuat, tetapi kohesi sosial sangat rapuh akibat terlalu mendewakan
materi dan hidup hanya untuk hidup, tidak ada lagi makna lain dari kehidupan ini
kecuali kesenangan dan kemewahan duniawi.

Hal tersebut hanyalah salah satu ciri dari masyarakat Patembayan (Gesellschaft).
Masyarakat Patembayan (Gesellschaft) Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu pendek, bersifat satu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat di umpamakan dengan sebuah mesin.
Secara historis, retaknya kohesi atau solidaritas sosial dalam masyarakat muslim telah
berlangsung lama26 dan retaknya kohesi sosial ini sulit terhindarkan akibat orientasi
kepentingan dan kekuasan yang mengabaikan etika sosial.

Dalam hal ini, Spencer menggambarkan perkembangan masyarakat dari tipe masyarakat
yang homogeny menuju tipe masyarakat yang heterogen Perbedaan ini dianalogikan
dengan tipe masyarakat primitif (yang homogeny) dan modern (yang heterogen) dan

57 |
juga bisa kita sebut dengan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Masyarakat
patembayan juga ber-cirikan sebgai masyarakat konsumen. Masyarakat konsumen
adalah sebuah suasana dimana segala sesuatu dijual. Tidak hanya itu saja, segala sesuatu
itu adalah komoditas tanda, bahkan semua tanda adalah komoditas. Yang terakhir,
semua “obyek, pelayanan, tubuh, seks, kultur, ilmu pengetahuan dan sebagainya
diciptakan dan dipertukarkan. Masyarakat perkotaan (masyarakat patembayan) identik
dengan dunia modern, yang mana dunia modern adalah sebuah sangkar besi sistem
rasional dimana tiada lubang untuk melepaskan diri darinya, kehidupan perkotaan
melahirkan tipe kepribadian khusus, dalam kehidupan sosial perkotaan orang cenderung
menggunakan berbagai tindakan teatrikal, kohesi moral dunia modern lebih lemah
ketimbang didalam masyarakat sebelumnya.

 Contoh dari Patembayan

Contoh dari kelompok sosial yang berdasarkan patembayan adalah ikatan yang
terjadi antar pedangang, serta organisasi dalam suatu pabrik atau industri. Secara
umum contoh patembayan merujuk kepada semua praktek industri bisnis modern
seperti perusahaan, perbankan, kelompok usaha, kelompok industri, serta asosiasi
pekerja, sebagai berikut:

a.) Contoh – contoh dari patembayan menekankan pada hubungan interaksi


sekunder yang mana para anggotanya tidak diikat dengan ikatan batin, dan
biasanya individual secara umum memiliki loyalitas yang tidak lebih tinggi
dibandingkan kelompok sosial paguyuban.
b.) Hal ini dapat dilihat dari perusahaan, dimana para anggotanya yang merupakan
para karyawan dan yang mempekerjakan memiliki interaksi sekunder dimana
mereka tidak diikat dengan ikatan batin, melainkan diikat dengan suatu ikatan
kontrak yang mana seringkali termuat dalam bentuk tertulis dan juga kadang
tidak tertulis.
c.) Para karyawan perusahaan sebenarnya tidak memiliki paksaan untuk selalu
bekerja pada suatu perusahaan, selama mereka telah memenuhi kewajiban
mereka.

58 |
Selain itu kelompok usaha, dan juga asosisasi pekerja memiliki sifat yang sam sama
dengan kelompok sosial diatas. Para anggota di kelompok sosial patembayan
menekankan sifat individualisme dan juga mementingkan diri sendiri bila dibandingkan
para anggota yang ada di kelompok sosial paguyuban.

59 |
DAFTAR PUSTAKA

Basrun, C.(2014). Pemahaman Dasar Tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar.


https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/
Muhammad, Wasil.(2018).Konsep Ilmu Sosial Dan Budaya || Materi Ilmu Sosial Dan
Budaya (ISBD).
Tabah, Silvia (). Perubahan Sosial Budaya.
https://amp.tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-para-ahli-sosiologi-
f8SZ
Anonim.(). Teori Budaya dan Kebudayaan
Zikrun.(2018). Teori Humanistik Abraaham Maslow Dalam Perspektif Islam.
Anonim.(). Paguyuban dan Patembayan.
Hidayat, Nur.(2017). Pola Kuasi-Solidaritas Sosial Pada Komunitas Podjok.
Sri, Suneki & Haryono.(2012). Paradigma Teori Dramaturgi Terhadap Kehidupan
Sosial. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, No 2

60 |

Anda mungkin juga menyukai