Anda di halaman 1dari 55

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu :
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh :
Nama : Baiq Dian Apriliani
NIM : K1A020008
Prodi/Kelas : Farmasi/A

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...i
A. Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar……………...….1
1. Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar………………………………………..…1
2. Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar…………………………………………...…5
3. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar………………………………………......…10
B. Perubahan Sosial dan Budaya : Pengertian Serta Faktor-Faktor
Penyebabnya………………………………………………………………………11
1. Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya ……………………………………..11
2. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya……………………….12
3. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan…………………………...16
4. Hakekat Perubahan Sosial Budaya………………………………………….…18
5. Perubahan dan Hubungan Perubahan Sosial dan Budaya………………….….19
6. Perilaku Kritis Adanya Pengaruh Perubahan Sosial Budaya…………….……20
7. Perubahan Sosial Budaya…………………………………………………..….21
C. Teori-Teori Kebudayaan dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial………....23
1. Pengaruh Kebudayaan…………………………………………………………23
2. Struktur Kebudayaan…………………………………………………………..26
3. Fungsi Teori-teori Kebudayaan………………………………………………..28
4. Pengertian Interaksi Sosial…………………………………………………….30
5. Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial…………………………………………..32
D. Hirarkhi Kebutuhan Manusia dan Kaitannya dengan Kemunculan
Budaya……………………………………………………………………………..39
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Maslow Theory)…………………………………..39
E. Solidaritas Sosial Kota dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-Gesselchaft,
Paguyuban-Patembayan)………………………………………………………...44
1. Gemeinschaft (Masyarakat Paguyuban)……………………………………….44
2. Gesselchaft (Masyarakat Patembayan)………………………………………...46
3. Solidaritas Mekanis dan Organis ……………………………………………...47
4. Prinsip-Prinsip Soldaritas……………………………………………………...50
DAFTAR PUSTAKA

i
A. Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
1. Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar
Kata ilmu dalam bahasa Arab yaitu “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Secara sederhana ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Ilmu lebih
mengkhususkan diri pada kejelasan konsep yang dikajinya secara khusus, lebih sempit
dan mendalam.
Pada dasarnya ilmu bukan sekedar pengetahuan saja akan tetapi ilmu merupakan
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji kebenarannya menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan
bidang yang dikaji. Pada dasarnya ilmu itu bersumber pada filsafat. Filsafat ini kemudian
berkembang lagi sejalan dengan perkembangan zaman menjadi beberapa ilmu-ilmu
pokok, yaitu ilmu sosial, ilmu kebudayaan dan ilmu kealaman.
Ilmu merupakan hasil olah fikir manusia secara mendalam sehingga
menghasilkan suatu konsep yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu
merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu
sangatlah penting di dalam kehidupan manusia. Jika seorang manusia tidak memahami
akan pentingnya ilmu, maka akan berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang
lain.
Selain pengertian diatas secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun,
diklasifikasikan, diorganisasikan, disistematisasi dan diinterpretasi yang menghasilkan
kebenaran objektif yang sudah diuji ulang secara ilmiah. Sementara pengetahuan adalah
segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan panca indra, rasio, firasat,
intuisi, insting dan pengetahuan sikap. Oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah
ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.
Adapun sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia). Plato
menjelaskan bahwa filsafat adalah tidak lain daripada usaha mencari kejelasan dan
kecermatan secara gigih yang dilakukan secara terus-menerus. Kattsoff menjelaskan
bahwa filsafat adalah suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran
mengenai suatu masalah dan penyusunan secara sengaja serta sistematis atau sudut
pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan, dan hendaknya diingat bahwa yang

1
dinamakan kegiatan kefilsafatan itu sesungguhnya merupakan perenungan atau
pemikiran.
Pemikiran filsafat ini meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan,
menghubungkan gagasan yang satu dengan yang lainnya, menanyakan “mengapa”,
mencari jawaban yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang tersedia pada
pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keruntunan,
dan keadaan memadainya pengetahuan agar kita dapat memperoleh pemahaman.
Kegiatan filsafat adalah merenung, perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk
menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami
dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Secara sederhana,
filsafat berasal dari dua kata yunani, yaitu Filo dan Sophia yang berarti mencintai
kebijakan.
Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada empat hal yang dikaji
dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui (metafisika); apa yang seharusnya
diketahui manusia (etika); sampai dimana harapan manusia ( agama); dan apakah
manusia itu (antropologi).
Sebagai integrasi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) memberikan dasar-dasar
pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada manusia sehingga mampu
mengkaji masalah sosial dan budaya secara arif. ISBD sebagai kajian masalah sosial,
kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi dasar yang bersumber dari dasar-dasar
ilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud
daripadanya. Ilmu Sosial Budaya dasar (ISBD) adalah sebagai integrasi ISD dan IBD
yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial dan kemanusiaan dan budaya,
selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan
masalah sosial dan dan budaya secara arif.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang asal mula Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsya Bactiar

2
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar
yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Dengan cara
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, kemudian
dibuat analisis untuk menentukan suatu kulitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
2. Ilmu-ilmu Sosial (Sosial Science)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Dalam mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil dari pengkajian tersebut lebih
bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola periaku dan tingak laku manusia di
masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
3. Pengetahuan Budaya ( The Humanities)
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Dalam mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-
peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) ini dibatasi untuk pengetahuan yang
mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini juga dapat dibagi-bagi lagi ke
dalam berbagai bidang keahlian lain, seprti seni tari, seni rupa, seni musik dan lain-lain.
Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar adalah usahar yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk memgkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan.
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas
inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial
dan budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.

3
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah
ISBD. Kedua masalah pokok itu adalah :

1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah


kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan
budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya
2. Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.

Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah ISBD, nampak
dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak
hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan
sesama, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang
pencipta menjadi tema sentral dalam ilmu sosial dan budaya dasar ini.
Berikut pengertian ilmu sosial budaya dasar menurut para ahli :
1. Menurut Edward Burnett Taylor
Ilmu budaya dasar adalah aspek menyeluruh yang bersifat komplek dalam kehidupan
manusia yang menyangkut tentang pengetahuan, kajian kepercayaan, kesenian, nilai,
norma, moral, hukum, adat istiadat dan hal lain yang berkaitan erat dengan kegiatan
manusia dalam masyarakat.
2. Menurut Herskovits
Ilmu budaya dasar adalah kajian ilmu sosial secara terus menerus dilanjutkan dalam
generasi satu ke yang lainnya. Hal ini didasari pada IBD kajian yang sangat dekat
dengan kehidupan masyarakat. Mulai dari adat, budaya dan lainnya. Sehingga dalam
penyebutannya ahli ini mengatakan bahwa IBD adalah ilmu superorganic.
3. Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
Ahli sosiologi di Indonesia ini menjelaskan bahwa sitem ilmu kebudayaan dasar ialah
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang dilakukan kajian dengan sangat serius
sehingga apa yang dilakukan manusia dalam masyaralay selanjutnya dapat
diramalkan.

4
4. Menurut Koentjaraningrat
Arti Ilmu budaya dasar ialah hasil keseluruhan sistem gagasan yang ada dalam pikiran
manusia sebagai klain bahwa manusia sendiri diwajibkan untuk dapat belajar dengan
semua golongan dan semua aktivitas yang dilakukannnya.
5. Menurut Andreas Eppink
Menurutnya, ilmu budaya dasar adalah sekumpulan pernyataan-pernyataan ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan secara inteletual dari kondisi masyarakat dan
lingkungan yang ada di dalam kehidupannya.
Itulah beberapa pengertian dari ilmu sosial budaya dasar menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa tujuan umum dilakukan kajian ialah untuk proses pengembangan
kepribadian serta perluasan wawasan terhadap kebudayaan yang berkembang.

Ilmu adalah pengetahuan sehingga seseorang itu akan mengetahui penyebab


terjadinya dan apa alasannya. Contohnya ilmu alam hanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang badani (materil saja) atau ilmu psikologi hanya
bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi
umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu
alam misalnya, mampu menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi
dengan akurat.

Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua pengetahuan dapat dijadikan
suatu ilmu. Akan tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku agar ilmu tersebut
dapat dipertanggung jawabkan, berguna dan mampu digunakan untuk memprediksi.
Untuk itu dibuat suatu metodologi ilmiah yang disesuaikan berdasarkan ruang lingkup
ilmu tersebut, beserta syarat-syarat ilmiah sebagai berikut:

2. Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar


Konsep ilmu sosial budaya dasar sebagai berikut :
a. Manusia dan Tanggung Jawab
Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk yang
mau menjadi baik dan memperoleh kebahagian.

5
b. Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihala perilaku berbakti atau memperhamba diri
kepada tugas yang (dianggap) mulia.
c. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya
dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan tempat kita berdiam.
d. Manusia dan Keindahan
Manusia tidak hanya peneriman pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
e. Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan adalah gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati maupun
perbuatannyaa), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku.

Pada dasarnya ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan


manusia yang berlangsung dalam proses kehidupannya serta menjelaskan mengapa
manusia berkelakuan seperti itu. Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah
masalah-masalah sosial khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat
(fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang ilmu pengetahuan keahlian dalam
lapangan ilmu-ilmu sosial. Bagaimana seseorang mampu bersosialisasi dengan baik antar
sesama manusia sesuai dengan ilmu-ilmu dasar sosial tersebut.

Ilmu ini mencakup dalam segala hal yang menyangkut perilaku manusia di dalam
kehidupannya, oleh karena itu ilmu ini dibagi-bagi lagi dalam beberapa sub ilmu yaitu:
Antropologi, Ekonomi, Geografi, Ilmu politik, Sejarah, dan Sosiologi. Perilaku manusia
ketika bersosial dilihat dari bagaimana seseorang tersebut berkomunikasi dengan baik,
karena ilmu-ilmu sosial tersebut haruslah menggunakan etika-etika yang berlaku. Ilmu
sosial ini merupakan suatu usaha dalam memberikan pengetahuan umum dan
pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-
gejala sosial, sehingga kepekaan terhadap sosialnya menjadi lebih besar.

Struktur ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari
yang paling sempit ke yang paling luas yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Secara garis
besar fakta adalah kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Yang dimaksud

6
konsep yaitu sesuatu yang tersimpan dalam suatu pemikiran, ide atau gagasan. Sedangkan
generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

Budaya merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia. Seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwa dari filsafat telah lahir tiga cabang ilmu salah satunya adalah
ilmu-ilmu budaya (humanistik). Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”.

Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diharapkan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia
sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus,
mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang


mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke
dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik dan lain-lain.
Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain ilmu budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta
kepekaan dalam mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.

Alam adalah sebuah benda yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yang
terdiri dari semua makhluk yang ada didalamnya baik itu benda hidup maupun benda mati
yang menjadi sebuah kesatuan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Alam tidak dapat

7
berdiri sendiri karena alam adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu
kelangsungan hidup alam itu tergantung pada kehidupan yang ada di dalamnya.

Di alam terdapat berbagai unsur-unsur kehidupan dimulai dari unsur yang terkecil
hingga kepada unsur yang besar. Manusia termasuk dalam unsur yang terkecil sama
seperti halnya binatang, dan tumbuhan, serta makhluk lainnya yang ada di alam semesta
ini. Pada dasarnya, ilmu kealaman ini mempelajari tentang berbagai gejala-gejala alami
yang ada di sekitar manusia. Seperti mengapa manusia bisa tumbuh dan berkembang?,
mengapa ada air, tanah, batu, dan udara?, itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang
sering timbul pada manusia-manusia yang hidup pada zaman dahulu, yang kemudian
melahirkan konsep tentang ilmu kealaman. Dengan berkembangnya zaman, ilmu inipun
berkembang menjadi beberapa bagian yang mengkaji tentang gejala alam dari sudut
pandang yang berbeda. Bagian dari Ilmu ini antara lain adalah Fisika, Kimia, Biologi,
Astronomi dan Matematika.

Persyaratan Ilmu
1. Objektif
Sesuatu dapat disebut ilmu jika dicari dan diteliti secara mendalam sehingga
menghasilkan suatu keputusan yang kebenarannya bersifat objektif dan dapat diterima
oleh semua orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu kebenarannya dapat diuji
secara ilmiah. Jadi bukan hanya kesimpulan yang diambil secara subjektif oleh peneliti
atau subjek penunjang penelitian saja.
2. Metodis
Metodis berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos yang berarti cara atau jalan.
Dalam menentukan suatu ilmu, harus memiliki cara yang valid dalam kemungkinan-
kemungkinan adanya penyimpangan dalam ilmu yang telah teruji kebenarannya tersebut.
Secara umum metodis adalah metode ilmiah untuk menguji kebenaran sutau ilmu.
3. Sistematis
Suatu ilmu harus bersifat sistematis. Hal ini dimaksudkan agar objek dari suatu
ilmu tersebut dapat terurai secara teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, serta mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat yang menyangkut objek ilmu itu sendiri.

8
4. Universal
Jelas dalam menemukan suatu ilmu tertentu harus memiliki sifat universal. Hal
ini untuk menentukan ilmu tersebut dapat dipergunakan secara luas atau tidak. Seperti
ilmu matematika dan ilmu fisika yang memiliki rumus-rumus yang valid sehingga
dibelahan dunia manapun, ilmu tersebut dapat digunakan dan dapat diterima secara luas.
5. Memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau pakar ilmu tersendiri.
Selain syarat ilmu diatas, berdasarkan pandangan filsafat ilmu, sesuatu dikatakan
ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut
penjelasan dari syarat-syarat tersebut :
a. Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila ilmu tersebut
memiliki objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan bahan studi hendaknya
dapat diidentifikasi, dapat diberi batasan-batasan, dan dapat diuraikan sifat-
sifatnya yang esensial. Objek studi itu hendaknya tidak identik dengan objek studi
dari ilmu lain, bukan pinjaman dari ilmu lain. Ia haruslah mandiri, tidak
bergantung pada ilmu lain.
b. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistimologi, bila ilmu tersebut mempunyai
pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara
apa ilmu itu disusun, dibina, dan dikembangkan. Sudah sepantasnya bahwa
pendekatan dan metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat hakiki dari objek
studinya sendiri.
c. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu tersebut dapat
menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan
umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis, dan saling
berkaitan. Di dalam teoriatau konsep itu tidak terdapat kekacauan pikiran, atau
pertentangan kontradiktif diantara satu dengan yang lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam merumuskan suatu ilmu
tidak dapat dilakukan secara instan dan apa adanya, tetapi harus dikaji terlebih dahulu
apakah ilmu tersebut benar-benar suatu ilmu atau hanya pengetahuan untuk diri sendiri
saja.

9
3. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Berikut beberapa tujuan ilmu sosial budaya dasar :
Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragam dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman
kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk
sosial dan beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan
keahliannya.
Fungsi ilmu sosial budaya dasar yaitu memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-
gejala sosial kebudayaan agar tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam
menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa
kepada lingkungan lebih besar.

10
B. Perubahan Sosial dan Budaya : Pengertian Serta Faktor-Faktor Penyebabnya
1. Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya
Menurut Harper perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian (perubahan)
yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan dalam
struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan struktur sosial sebagai berikut :
a. Pertama, perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
peran dalam individu baru dalam sejarah kehidupan manusia yang berkaitan dengan
keadaan struktur.
b. Kedua, perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan. Perubahan
ini misalnya terjadi dalam perubahan alur kerja birokrasi dalam Lembaga
pemerintahan.
c. Ketiga, perubahan dalam fungsi struktur berkaitan denga apa yang dilakukan
masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya.
d. Keempat, perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda.
e. Kelima, kemunculan struktur baru yang merupakan peristiwa munculnya struktur
baru untuk menggantikan struktur lainnya.
Menurut Himes dan Moore perubahan sosial mempunyai tiga dimensi, yaitu
dimensi structural, kultural dan interaksional, penjelasannya sebagai berikut :
a. Pertama, dimensi structural mengacu pada perubahan-perubahan dalam struktur
masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru,
perubahan dalam stuktur kelas sosial dan perubahan dalam Lembaga sosial.
b. Kedua, dimensi kultural mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat.
Perubahan ini meliputi inovasi, difusi dan integrasi.
c. Ketiga, dimensi interaksional mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial
dalam masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dikarenakan adanya
ketidaksesuaian terhadap unsur-unsur bduaya. Perubahan kebudayaan biasanya terjadi
karena adanya ketidakserasian terhadap fungsi yang ada pada kehidupan. Seiring dengan
berkembangnya zaman maka perubahan kebudayaan akan terus terjadi, hal ini
dikarenakan perubahan kebudayaan terjadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
` Perubahan kebudayaan merupakan cara baru dalam upaya perbaikan terhadap
bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya. Perubahan kebudayaan

11
mencakup berbagai hal mulai dari kesenian, teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan sistem
kemasyarakatan. Para ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian perubahan
kebudayaan. Berikut ini pengertian perubahaan kebudayaan menurut para ahli.
1. Samuel Koening
Samuel Koening mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu
suatu cara untuk memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia.
Adapun terjadinya sebuah modifikasi disebabkan karena faktor internal maupun
eksternal.
2. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah
semua perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang dapat
mempengaruhi suatu sistem sosial, baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku
seseorang yang ada diantara kelompok dalam masyarakat.
3. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin
Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah
cara hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi
geografis termasuk ideologi , komposisi penduduk.
Itulah beberapa pengertian perubahan kebudayaan secara umum dan menurut para
ahli. Perubahan kebudayaan terjadi disebabkan karena adanya beberapa faktor.
Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

2. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya


Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya antara lain sebagai berikut :
1) Perubahan dari dalam Masyarakat
Perubahan dari dalam masyarakt sebagai berikut :
a. Perubahan Penduduk
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dikarenakan bertambah dan
berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan

12
perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tingal yang semulanya terpusat
pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan.
Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya.
b. Pemberontakan atau Revolusi
Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya
pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam
sistem pubik politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia
ini.
c. Peranan Nilai yang Diubah
Perubahan juga dapat disebabkan berubahnya peranan nilai di masyarakat.
Misalkan, sosialisasi program keluarga berencana mampu utnuk menghambat
pertambhan penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencan dari
pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga akan terkuhat cenderung
meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah ada sosialisasi program
keluarga berencana masyarakat tumbuh kesadaran untuk membatasi kelahiran
anak demi masa depan dan kesejahteraan anak itu sendiri.
d. Peranan Tokoh Kharismatik
Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani, dihormati dan diteladani oleh
masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan
kehidupan masyarakat. misalnya Presiden Soekarno sebagai Presiden RI memiliki
kharismatik dihadapan rakyat karena keahliannya dapat berpidato dengan baik.
e. Penemuan Baru
Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu berupa ilmu
pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan dalam
masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa
perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk
status sosial / berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki
mobil bisa dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang
yang memiliki mobil.

13
2) Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti
faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal
yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar
masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam
Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial
budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga
masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani. Kebudayaan di
tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga
kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
b. Kebudayaan Masyarakatan Lain
Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai dampak yang positif dan
negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat
(Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebaratbaratan (westernis)
sekelompok anak muda.
c. Peperangan
Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek
kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma
berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selaian disebabkan oleh beberapa hal di atas,
suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang
menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas
faktor pendorong dan penghambat.

3) Faktor Pendorong Perubahan Sosial dan Budaya


Berikut faktor pendorong perubahan sosial dan budaya :
a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru
Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami penimbunan dan penumpukan,
yaitu budaya masyarakat semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan
beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam
masyarakat.

14
b. Perubahan jumlah penduduk
Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan
perubahan struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatannya.
c. Pertentangan atau Konflik
Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan
perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih
lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal
sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk
memperebutkan segala sumber kebutuhan mendorong masyarakt untuk berkreasi
menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari luar masyarakat itu sendiri
diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia,
seperti bencana alam dan peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat
Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah
mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan
selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia - manusia yang
potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Sikap masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat
orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan
menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju
Kualitas pendidikan yang tinggi maupun mengubah pola pikir. Masyarakat yang
memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.
h. Orientasi ke masa depan
Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik akan mendorong
perubahan sosial budaya masyarakat.
i. Akulturasi
Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan
saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terusmenerus.

15
Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua
akan berubah.
j. Asimilasi
Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara
berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.

4) Faktor Penghambat Perubahan Sosial dan Budaya


Adapun beberapa faktor penghambat perubahan sosial dan budaya antara lain sebagai
berikut :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Hubungan yang bersifat idiologis
g. Adat atau kebiasaan
h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah, dan
tidak mungkin diperbaiki.

3. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan


Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarkat atas beberapa bentuk sebagai
berikut:
1) Perubahan Evolusi dan Revolusi
a. Perubahan evolusi adalah perubahan - perubahan sosial yang terjadi dalam
proses yang lambat dan dalam waktu yang cukup lama tanpa ada kehendak
tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan ini terjadi karena
adanya dorongan dari usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan - kebutuhan hidup terhadap perkembangan masyarakat pada waktu
tertentu, misalnya, adanya modernisasi mengakibatkan perubahan pada sistem
transportasi, dan sistem perbankan.
b. Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak
ada kehendak atau direncanakan sebelumnya. Perubahan ini terjadi bisa

16
karena sudah direncanakan sebelumnya atau tidak sama sekali. Revolusi
biasanya diawali oleh ketegangan-ketegangan atau konflik dalam masyarakat.
Misalnya, peristiwa terjadinya revolusi industri di inggris, dimana terjadi pada
tahap produksi yang awalnya tanpa mesin, kemudian berubah menjadi tahap
produksi menggunakan mesin.
2) Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki perubahan yang dikehendaki
ialah disebut dengan perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki disebut perubahan yang tidak direncanakan.
a. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi karena adanya
perkiraan atau perencanaan oleh pihakpihak yang menghendaki perubahan
tersebut (agen of change). Misalnya, perubahan yang dilakukan pemerintah
melalui perundang-undangan untuk melarang anggota dewan merangkap
sebagai pegawai negeri sipil.
b. Perubahan yang tidak direncanakan ialah perubahan yang berlangsung di luar
kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan ini biasanya menimbulkan
pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya, kecenderungan untuk mempersingkat prosesi adat pernikahan yang
memerlukan biaya besar dan waktu lama, meskipun perubahan ini tidak
dikehendaki masyarakat tetapi tidak sanggup untuk menghindarinya.
3) Perubahan kecil dan Besar
Perubahan kecil dan besar memiliki batas-batas yang sangat relatif.
Perubahan kecil diartikan perubahan yang terjadi pada unsur struktur sosial yang
tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya,
perubahan model pakaian, rambut, sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap masyarakat keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan
pada lembaga kemasyarakatan. Perubahan besar adalah sebuah perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat.
Contohnya, pengelolaan pertanian dengan pemakain alat pertanian dari
mesin (traktor) pada masyarakat agraris merupakan perubahan yang membawa
pengaruh besar, perubahan sosial budaya tidak mungkin terjadi dengan
sendirinya. Perubahn sosial budaya dapat terjadi karena ada penyebabnya.

17
Kemungkinan perubahan terjadi karena adanya sesuatu yang baru dan sesuatu
yang lama dianggap tidak berfungsi lagi.

4. Hakekat Perubahan Sosial Budaya


Mengingatkan manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Dalam
kehidupan, seperti:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup, yaitu mencakup pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat produksi dan transportasi. Contoh, pada zaman nenek
moyang kita memasak makanan dengan cara membakarnya, pada zaman sekarang
(zaman modern) memasak makanan menggunakan alat modern seperti oven atau
membeli makanan yang diawetkan.
b. Mata pencarian, seperti dalam sistem ekonomi meliputi pertanian, peternakan dan
sistem produksi, sebagai contoh, kaum laki-laki bekerja dengan cara berburu atau
pekerjaan lainnya. Sedangkan kaum perempuan tinggal dirumah mengurus rumah
tangga dan mengasuh anak. Tetapi sekarang kaum perempuan dapat juga bekerja
seperti pencaharian untuk kaum laki-laki.
c. Sistem kemasyarakatan, mencangkup sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hukum dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan
belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu
hidup bersama dalamsatu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya
berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang
sama, seperti ikatan motor gede (MOGE), dll.
d. Bahasa, dahulu disampaikan secara lisan, sekarang bahasa dapat disampaikan
melalui beragam media, seperti tulisan, sandi dan sebagainya.
e. Kesenian, mencakup seni rupa, seni suara, dan seni tari. Sebagai contoh, orang
jawa menganggap bahwa rumahnyalah yang indah jika bernuansa gelap, sekarang
masyarakat jawa banyak menyukai rumah yang bernuansa terang /pastel.
f. . Sistem pengetahuan, berkaitan dengan teknologi. Contohnya, dahulu orangorang
berpedoman pada alam atau peristiwa alam. Tetapi sekarang orangorang lebih
cenderung menggunakan alat-alat modern,seiringnya berkembeng pengetahuan
dan teknologi.

18
g. Serta religi/keyakinan, contohnya meyakini tentang adanya roh halus (roh leluhur)
yang dapat dipercaya, namun sekarang manusia lebih berpikir logis dengan akal.
Perubahan-perubahan di atas sering disebut sebagai perubahan sosial dan
perubahan budaya, karena proses berlangsungnnya dapat terjadi secara bersamaan,
meskipun demikian perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat perbedaan. Ada
yang berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah transformasi
budaya dan institusi sosial yang merupakan hasil dari proses yang berlangsung terus-
menerus dan memberikan kesan positif atau negatif. Perubahan sosial juga diartikan
sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan prilaku manusia dalam masyarakat dari
keadaan tertentu ke keadaan lain.

5. Perbedaan dan Hubungan Perubahan Sosial dan Budaya


Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Sesuai
perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu
perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari
kehidupan sosial manusia dalam masyarakat.
Tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan
budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak
mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakt. Dengan kata
lain, perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang
cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang
erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan
budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi
struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam
segi budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur,
jenis pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk.
Perubahan budaya meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan
konsep nilai susila dan mortalitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender. Terkadang
perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh saat ini

19
masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahan yang
seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan perempuan secara sosial.
Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering kita gunakan istilah perubahan
sosial budaya untuk mencakup kedua perubahan tersebut. Dengan demikian, suatu
perubahan dikaitkan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap masyarakat
mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan
pada lembaga sosial yang ada.
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan
sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena
keduanya saling berkaitan.
Itulah beberapa karakteristik dari prubahan sosial budaya.

6. Perilaku Kritis Adanya Pengaruh Perubahan Sosial Budaya


Penerimaan masyarakat pada perubahan sosial budaya dilihat dari perubahan
sikap masyarakat yang bersangkutan. Jika perubahan sosial budaya tersebut tidak
mempengaruhi keberadaan nilai dan norma yang sudah ada di masyarakat maka sikap
masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budayanya tersebut menyimpang
atau mempengaruhi nilai dan norma yang benar maka sikap masyarakat akan negatif.
1. Aksi protes adalah pergolakan massa yang bersifat umum sebagai perwujudan
rasa tidak puas terhadap keputusan-keputusan dan kejadian di masyarakat.
2. Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan antisosial yang dilakukan oleh anak
remaja. Dimana kenakalan remaja muncul dari keluarga yang tidak harmonis
karena disebabkan kurangnya pengawasan dalam keluarga. Bentukbentuk
kenakalan remaja adalah membolos sekolah, berkelahi, minumminuman
keras, dan mengebut di jalan raya.
3. Kriminalitas adalah pelangaran norma hukum yang dilakukan seseorang dan
dapat diancam sangsi pidana. Kriminalitas adalah disebabkan oleh

20
pertentangan kebudayaan, perbedaan ideologi politik, perbedaan pendapat
dari mental yang tidak stabil.
Jadi, perubahan sosial dan budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap
kehidupan. Kita harus waspada terhadap hal-hal yang menimbulkan perubahan yang
mengarah ke hal negatif. Oleh sebab itu kita harus mempunyai sikap tegas menolak
terhadap perubahan yang membawa ke arah negatif. Kita dapat mengambil pengaruh
positifnya dengan tepat berpedoman pada nilai dan norma masyarakat. Adapun hal-hal
yang dapat dilakukan terhadap pengaruh dari luar. Antara lain sebagai berikut:
1. Mengambil pengaruh positif budaya Barat, seperti tepat waktu (disiplin),
bekerja keras, dan rajin belajar berbagai ilmu pengetahuan.
2. Membentengi diri dengan ilmu agama
3. Mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri serta berusaha melestarikannya.

7. Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau karena
terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, dikarenakan berubahnya sistem komposisi
penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun
perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan ini menyangkut pada seluruh
segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu. Perubahan sosial dalam
masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses.
Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh
anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik
untuk memahami perubahan sosial. Berdasarkan besar kecilnya pengaruh yang terjadi
pada masyarakat, perubahan sosial dibagi menjadi 2, yakni perubahan sosial yang besar
dan perubahan sosial yang kecil. Perubahan sosial yang besar pada umumnya adalah
perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya,
terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini
lembagalembaga kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja,
sistem pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan lainnya. Sedangkan perubahan sosial
yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial
yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat. Misalnya, perubahan

21
bentuk potongan rambut pada seseorang, tidak akan membawa pengaruh yang langsung
pada masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Dalam kehidupan nyata, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti
akan terjadi. Setiap segmen masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang
akan terjadi baik cepat maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan
mengurangi tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun
dapat berasal dari dalam maupun luar. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor perubahan
sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal Faktor: Internal faktor (faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam masyarakat itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu
sendiri baik secara individu, kelompok ataupun organisasi. Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern).
b. External Faktor: Selain internal factor, pada masyarakat juga dikenal external factor.
External factor atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat
yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat.

22
C. Teori-Teori Kebudayaan dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial
1. Pengertian Kebudayaan
Pengertian kebudayaan menurut para ahli sebagai berikut :
a) Menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
b) Menurut Paul B. Horton
Kebudayaan merupakan segala sesuatu, baik berupa materi maupun non materi,
yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.
kebudayaan yang berupa materi selalu merupakan hasil perkembangan kebudayaan
non materi (norma atau nilai).
c) Menurut S.T. Alisjahbana
Kebudayaan merupakan penjelmaan hasil aktivitas akal budi manusia yang
tersusun dalam suatu pola/konfigurasi nilai-nilai, yaitu nila teori (suatu ilmu yang
berusaha merumuskan identitas tiap-tiap benda atau peristiwa), nilai ekonomi (yang
berusaha mendapatkan utilitas atau kegunaan segala sesuatu), nilai agama
(penjelmaan kekudusan), nilai seni (penjelmaan paham suatu keindahan), nilai
kekuasaan (merupakan penjelmaan dari poros vertikal dari organisasi sosial dalam
hubungan politik), nilai solidaritas (merupakan poros horizontal dari organisasi sosial
dan terjelma dalam kasih sayang, persahabatn maupun gotong royong).
d) Menurut Sir Edward Taylor
Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks dari pengetahuan, keyakinan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, peralatan kerja, bangunan dan semua
kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota
masyarakat. keseluruhan elemen kompleksitas itu terutama ditujukan untuk
melindungi dan mempertahankan hidup.
e) Menurut Max Weber
Kebudayaan merupakan rangkaian dialektis antara kehidupan sosial dan ide atau
nilai. Kehidupan sosial itu meliputi struktur sosial dan kebendaan hasil dari perbuatan
manusia sedangkan ide atau nilai meliputi sistem nilai, sistem kepercayaan, ideologi
maupun pandangan hidup (world view). Ideologi dapat dibedakan dalam 3 tingkat
yaitu magis, religion dan science. Perwujudan nyata dari magis meliputi simbol-
simbol, cara-cara oemujaan dan orangnya senidir (magician) yang menimbulkan

23
otoritas kesucian pada perseorangan sehingga kekuatan magis termanipulasi menjadi
tujuan duniawi. Agama mereorintasikan kehidupan pemeluknya agar sesuai dengan
tujuan-tujuan salvasi ( keselamatan). Seluruh legitimasi kekuatan agama diturunkan
dari sumber-sumber yang transcendental yang boleh jadi munculnya dari interpretasi
subjektif. Science menawarkan suatu perhitungan hubungan antara “cara dan tujuan”
dalam mencapai sesuatu atau memahami dunia. Oleh karena itu realitas dapat
diketahui, diamati, dihitung, diperkirakan bahkan dimanipulasi sejalan dengan
kepentingan manusia.
f) Menurut Ignas Kleden dan Kuntowijoyo
Dapat diinterprestasikan bahwa kebudayaan merupakan rangkaian dari satu
kesatuan (sistem) dari elemn pengetahuan, perilaku, normatif dan simbolik.
Rangkaian elemen itu selalu mengalami perubahan, baik dalam proses interaktif
maupun dialektik.
g) Menurut Van Peursen
Kebudayaan merupakan endapan kompleksitas dari kegiatan dan karya manusia
yang terus berubah dan dinamis, baik dengan proses penolakan maupun penerimaan
pada setiap elemen-elemen kegiatan dan karya manusia.
h) Menurut C. Kluckhohn dan Kotjaraningrat
Kebudayaan merupakan kepercayaan dan hasil karya manusia yang meliputi 7
unsur yaitu :
1. Perakatan dan perlengkapan hidup manusia seperti : rumah, alat pertanian, alat
transportasi, alat produksi dan lain-lain.
2. Sistem perekonomian atau mata pencaharian seperti : berburu, Bertani, nelayan,
cara produksi, distribusi dan sebagainya.
3. Sistem kemasyarakatan yang meliputi sistem perkawinan, sistem hukum, sistem
politik maupun sistem kekerabatan
4. Bahasa sebagai simbol dapat berupa seni rupa, seni patung, ucapan dan lain-lain.
5. Kesenian yang merupakan karya ekspresi keindahan seperti : lukisan, tarian,
nyanyian dan sebagainya.
6. Sistem pengetahuan
7. Agama

24
i) Menurut R. Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur
pembentuknyaannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
j) Menurut Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang bersifat bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam
arti yang seluas-luasnya.
k) Menurut Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengeatahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang,
konsep yang luas dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan
dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
l) Menurut Levo-Henriksson
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama
pandangan hidup-apapun bentuknya-baik itu mitos maupun sistem nilai dalam
masyarakat.
m) Menurut William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
n) Menurut Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah Sebagian perulangan keseluruhan tindak atau aktivitas
manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial
dan bukan sekedar di alihkan secara generikal.
Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar
pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-
kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.
Pengetahuan yang ada belum menjamin adanya kemampuan untuk dapat
digunakan bagi tujuan-tujuan praktis karena antara teori dan praktek terdapat sisi-antara
(interface) yang harus diteliti secara tuntas agar dengan pengetahuan yang diperoleh lebih
lanjut dari penelitian yang dilakukan, konsekuensi dalam penerapan praktis dapat
dikendalikan secara ketat. Dengan demikian akan didapat pemahaman tentang prinsip-

25
prinsip dan konsep-konsep dasar yang melandasi pandangan-pandangan teoritis tentang
kebudayaan.

2. Struktur Kebudayaan
Berikut beberapa struktur dari kebudayaan :
1. Bagian terkecil dari kebudayaan adalah unsur (trait) yang menurut Hoebel adalah
suatu kesatuan corak perilaku/benda yang dipeljari dan dianggap tidak dapat
diperkecil lagi oleh perilaku/benda tersebut. Misalnya : paku atau pensil (material)
dan berjabat tangan mengemudi mobil (non-material).
2. Kebudayaan memiliki unsur yang sangat banyak karena itu berada pada tingkat
kompleks kebudayaan yaitu sekelompok unsur yang saling berhubungan dan
membentuk lembaga tersendiri. Contoh : tarian, terdiri dari banyak unsur : warna
pakaian, hiasan, nilai, bunyi, gerakan, etika tari maupun musiknya dan lain-lain.
3. Menurut Howell, Liebow yang dikutip oleh Paul B. Horton bahwa dari kompleksitas
itu dapat dibedakan 2 kategori yaitu kebudayaan khusus, yaitu suatu unsur budaya
(misalnya pola perilaku, pikiran, bahasa, pakaian) yang berada di luar kebudayaan
induk/lembaga pada umumnya. Meskipun tidak menolak seluruh unsur kebudayaan
induk, Contohnya : budaya anak sekolah, budaya pesantren dan lain-lain. Sedangkan
budaya tandingan yaitu akumulasi unsur kebudayaan khusu yang menjadi penentang
atau berlawanan dengan kebudayaan induk. Biasanya kebudayaan tandingan ini
tercermin pada kelompok remaja versus kelompok usia tua; kelompok masyarakat
bawah versus masyarakat menengah. Contoh nyata misalnya sekelompok orang
Amerika Yang menentang budaya materialistik dengan mengembangkan budaya
agama Asia.
4. Relativisme kebudayaan menurut Paul B. Horton berarti bahwa fungsi, nilai dan arti
dari suatu unsur yang berhubungan dengan lingkungan/keadaan kebudayaannya.
Contohnya, balas dendam bagi orang eskomp adalah baik tetapi tidak baik dan
terlarang bagi komunitas lainnya.
5. Local genius menurut Quaricth Wales yang dikutip oleh Soerjanto P. adalah sejumlah
kesamaan karakteristik kebudayan sebagian pengalaman hidup yang dimiliki oleh
kebudayaan Sebagian pengalam hidup yang dimiliki oleh Sebagian kelompok orang.
Kesamaan itu boleh jadi berasal dari satu sumber yang sama tetapi dapat diterima

26
dengan positif oleh beberapa komunitas yang satu sama lain berbeda kebudayaan
induknya.
6. Ada beberapa varian dari struktur kebudayaan sebagai berikut :
➢ Ethnocentrism
➢ Temporerism
➢ Exnosentrism
➢ Conflict Cultura

Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a)
perspektif perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena
aspek-aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan
(b) perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan
permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Untuk
memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure
merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami
kebudayaan, yaitu:

1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda) dan
yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah citra bunyi sedangkan
petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya konsep
bunyi terdiri atas tiga komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang
keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar.

2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak
adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk
memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan
oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara
kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam
ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan
signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.

3. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan


adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure

27
ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah pengetahuan dan
kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga
masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu
direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif, karena
kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar.

3. Fungsi Teori-Teori Kebudayaan


Berikut penjabaran fungsi teori-teori kebudayaan :
➢ Budaya sebagai Sistem Adaptif
Satu perkembangan penting dalam teori kultural berasal dari aliran yang
meninjau kebudayaan dari sudut pandangan evolusionari. Satu jembatan antara kajian-
kajian tentang evolusi makhluk hominid (seperti Australopithecus dan Pithecanthropus)
dan kajian-kajian tentang kehidupan sosial makhluk manusia telah membawa kita kepada
pandangan yang lebih jelas bahwa pola bentuk biologis tubuh manusia adalah "open
ended", dan mengakui bahwa cara penyempurnaan dan penyesuaiannya melalui proses
pembelajaran kultural (cultural learning) memungkinkan manusia untuk membentuk dan
mengembangkan kehidupan dalam lingkungan ekologi tertentu.
Penerapan satu model evolusionari seleksi-alam atas dasar biologis terhadap
bangunan kultural telah membuat ahliahli antropologi bertanya dengan kearifan yang
makin tinggi tentang cara bagaimana komuniti manusia mengembangkan pola-pola
kultural tertentu.
➢ Budaya sebagai Sistem Kognitif
Budaya dipandang sebagai sistem pengetahuan. Menurut Ward Goodenough:
Kebudayaan suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus diketahui atau
dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku dalam cara yang dapat diterima oleh
anggota-anggota masyarakat tersebut. Budaya bukanlah suatu penomena material: dia
tidak berdiri atas benda-benda, manusia, tingkah laku atau emosi-emosi. Budaya lebih
merupakan organisasi dari hal-hal tersebut.
Budaya adalah bentuk hal-hal yang ada dalam pikiran (mind) manusia, model-
model yang dipunyai manusia untuk menerima, menghubungkan, dan kemudian
menafsirkan penomena material di atas (32, him. 167).
Goodenough mempertentangkan pandangan ideasionalnya tentang kebudayaan
dengan pandangan yang digunakan oleh orang-orang adaptionist yang telah didiskusikan

28
dalam bagian terdahulu, yang melihat kebudayaan sebagai "pola kehidupan dalam satu
komuniti, yaitu: kegiatan yang terjadi berulang kali secara ajeg dan susunan materi dan
sosial" (33, him. 521; 34-37). Maka kcsimpulannya, Goodenough memandang budaya
secara epistemologi berada dalam alam yang sama dengan bahasa (langue dari Sassure
atau competence dari Chomsky), sebagai aturan-aturan ideasional yang berada di luar
bidang yang dapat diamati dan diraba.
➢ Budaya sebagai Sistem Struktural
Di daratan Eropa, Levi-Strauss terus memperdalam pandangannya tentang dunia
simbolik manusia dan proses pikiran yang menghasilkan dunia simbolik ini. Pada
dasawarsa terakhir, pendekatan strukturalis ini telah memberi dampak yang kuat terhadap
banyak sarjana yang belajar dalam tradisi Anglo- Amerika.
Tulisan-tulisan Levi-Strauss tentang buANTROPOLOGI NO. 52 daya dan
pikiran (mind) tidak hanya makin menjalar pengaruhnya; bagaikan buku-buku suci,
tulisan-tulisan tersebut telah melahirkan buku-buku tafsiran yang terus makin besar
jumlahnya.7 Saya tidak akan menambahkan satu tafsiran lagi terhadap aliran ini. Di sini
hanya akan diungkapkan beberapa butir untuk menempatkan posisi pandangan
LeviStrauss dalam hubungannya dengan hal-hal yang mendahului dan yang
mengikutinya.
➢ Budaya sebagai Sistem Simbolik
Jalan lain dalam membahas kebudayaan adalah dengan cara memandang
kebudayaankebudayaan sebagai sistem makna dan simbol yang dimiliki bersama (13).
Pendekatan ini masih berhubungan, meskipun berbeda, dari pendekatan kognitif Amerika
dan strukturalis Eropa daratan yang telah dibicarakan diatas. Di daratan Eropa jalan ini
telah dirambah oleh Louis Dumont.11 Di AS pelo - por yang paling menonjol adalah dua
ahli antropologi pewaris tradisi Parsons: Clifford Geertz dan David Schneider.
Pandangan yang kuat dari Geertz terhadap budaya, yang ditunjang satu aliran
kemanusiaan yang luas, makin lama makin menjadi sistematis. Seperti Levi-Strauss,
Geertz berada pada puncak pemikirannya ketika dia menciptakan grand theory dalam
menafsirkan bahan-bahan etnografi yang khusus.
Namun berbeda dari Levi-Strauss, dia menemukan kekhususan tersebut dalam
kekayaan kehidupan manusia yang sesungguhnya: dalam satu persabungan ayam, dalam
satu upacara kematian, dalam satu peristiwa pencurian biri-biri. Bahan analisisnya

29
bukanlah mitologi atau adat istiadat yang tcrlepas dari konteks dan akar masyarakatnya.
Bahan tersebut terikat dengan manusia-manusia didalam tingkah laku simbolik mereka .
Geertz melihat pandangan kognitif Goodenough dan para ahli '"etnografi baru"
sebagai pandangan reduksionis dan formalistik yang kabur. Bagi Geertz, makna tidak
terletak di "dalam kepala orang". Simbol dan makna dimiliki bersama oleh anggota
masyarakat, terletak di antara mereka, bukan di dalam diri mereka. Simbol dan makna
bersifat umum (public), bukan pribadi (private).1 " Sistem kultural adalah ideasional.
Sama seperti ideasionalnya kwartet Beethoven. Sistem itu berada di luar atau di antara
manifestasinya dalam pikiran individu atau penampilan konkrit. Pola-pola kultural,
katanya, tidak reified atau metafisikal. Seperti batu dan mimpi, "mereka adalah benda
dalam dunia nyata".

4. Pengertian Interaksi Sosial


Sebelumnya teori interaksi sosial melihat pola tindakan dan reaksi individu dalam
menanggapi orang lain. Hal tersebut dilandasi dari focus sosiologi yaitu gagasan bahwa
manusia berperilaku berbeda ketika berada dalam kelompok. Adapun pengertian interaksi
sosial menurut para ahli :
1. Menurut Georg Simmel
Georg Simmel adalah seorang sosiolog dan filsuf Jerman menyatakn
masyarakat muncul di mana sejumlah orang melakukakn interaksi dan
membentuk kesatuan baik sementara maupun permanen.
Dikutip dari buku Georg Simmel (2002) karya David Frisby, Georg
Simmel menyatakan tugas sosiologi adalah penyelidikan bentuk-bentuk menjadi
bagian dari masyarakat, yaitu bentuk sosiasi.
2. Menurut Max Weber
Max Weber dalam Basic Sociological Terms (1968) menyatakan focus
kajian sosiologi adalah tindakan sosial. Menurutnya setiap tindakan individu yang
ditujukan kepada individua tau kelompok lain memiliki makna yang bersifat
subjektif.
3. Menurut Hubert Bonner
Hubert Bonner dalam Social Psychology (1953) menjelaskan interaksi
sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu.

30
4. Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Menurutnya dalam Cultural Sociology, a Revision of An Introduction to Sociology
(1954), interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.
5. Menurut Kimbali Young dan Raymond, W. Mack
Dalam Sociology and Social Life (1954) menerangkan interaksi sosial
adalah kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama.
6. Menurut Soerjono Soekanto
Menurut beliau dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar (1994),
menjelaskan interaksi sosial adalah sebuah proses sosial yang mempunyai
hubungan dengan berbagai cara berhubungan.
Adapun beberapa syarat-syarat terjadinya suatu interaksi sosial yaitu sebagai berikut :
1) Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (baik itu pesan, ide
maupun gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain untuk saling memengaruhi
satu sama lain. Proses komunikasi dapat terjadi dengan du acara, yaitu komunikasi
verbal (bentuk komunikasi secara lisan dan tulisan) dan komunikasi non verbal
(bentuk komunikasi memakai simbol-simbol.
2) Kontak Sosial
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar orang
perorangan, antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia dan
sebaliknya, antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif
adalah kontak sosial yag mengarah pada kerja sama. Kontak sosial negatif
mengarah pada pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak
sosial. Kontak sosial juga dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer
terjadi bila yang mengadakan hubungan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka. Sedangkan kontak sekunder memerlukan perantara.

31
5. Teori-Teori tentang Interaksi Sosial
Berikut teori tentang interaksi sosial :
1. Teori Dramaturgi
Teori dramaturgi sebagai teori sosiologi memahami dunia sosial melalui interaksi
sosial. Dalam proses interaksi sosial, konsep diri (the self) dibentuk melalui interaksi
sengan orang lain dalam situasi sosial tertentu. Pendekatan dramaturgis membagi dunia
menjadi dua: depan panggung dan belakang panggung. Interaksi sosial kebanyakan
terjadi di depan panggung. Diri bukan dimiliki oleh aktor, melainkan produk dari interaksi
dramaturgis antara aktor dan audiens.
Audiens bisa berupa lawan bicara, orang sekitar, atau dunia sosial secara lebih
luas. Ketika berinteraksi di depan panggung, aktor mengatur tampilan dirinya sedemikian
rupa agar diterima oleh audiens. Pengaturan ini disebut manajemen impresi, yaitu
menciptakan kesan agar diterima secara sosial. Dalam interaksi sosial di kehidupan
sehari-hari, aktor senantiasa menampilkan dirinya. Diri di luar manajemen impresi akan
tampak ketika aktor berada di belakang panggung.
Gagasan inti: Dunia ini panggung sandiwara
Tokoh: Erving Goffman

2. Teori Interaksionisme Simbolik

Prinsip dasar teori interaksionisme simbolik adalah manusia memiliki kapasitas


untuk berpikir dan pemikirannya dibentuk oleh interaksi sosial. Dalam proses interaksi,
manusia mempelajari makna dan simbol-simbol yang mengarahkannya pada kapasitas
menjadi berbeda dengan lainnya. Makna dan simbol memungkinkan manusia untuk
bertindak dan berinteraksi secara berbeda, misalnya cara orang memaknai kesuksesan
berbeda-beda atau perbedaan bahasa yang digunakan setiap suku juga berbeda. Manusia
mampu memodifikasi atau mengubah makna yang mereka gunakan dalam proses
interaksi sesuai interpretasi atas situasi sosial. Mengubah makna dan simbol dilakukan
dengan pertimbangan untung rugi, kemudian memilih salah satunya. Perbedaan pola
tindakan dan interaksi menciptakan perbedaan kelompok dalam masyarakat.

Gagasan inti : Pemikiran seseorang dibentuk oleh interaksi sosial


Tokoh : Herbert Blume

32
3. Teori Pertukaran
Teori pertukaran merupakan teori perilaku sosial (behavioral). Teori ini
mengangap perilaku manusia (aktor) membentuk pola hubungan antara lingkungan
terhadap aktor. Perilaku manusia disambut reaksi dari lingkungan yang kemudian
memengaruhi balik perilaku setelahnya. Jadi, hubungannya adalah dari aktor ke
lingkungan, balik lagi ke aktor. Lingkungan, baik sosial atau fisik dimana perilaku aktor
eksis, memengaruhi balik perilaku aktor. Reaksi lingkungan bisa positif, negatif, atau
netral. Jika positif, aktor cenderung akan mengulangi perilakunya di masa depan pada
situasi sosial yang serupa. Jika negatif, aktor cenderung akan mengubah perilakunya.
Contoh sederhana adalah siswa yang datang ke sekolah pakai seragam. Reaksi
lingkungan menerima, apalagi diperkuat oleh aturan. Maka siswa tersebut cenderung
berpakaian seragam lagi keesokan harinya.
Gagasan inti : Perilaku manusia adalah hasil pertukaran dengan reaksi
lingkungannya.
Tokoh : Georg Homans, Peter Blau

4. Teori Fungsionalisme Struktural


Teori fungsionalisme struktural menganggap stratifikasi sosial atau hierarki
sebagai sebuah keniscayaan. Setiap masyarakat bekerja dalam sebuah sistem yang
terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai kebutuhan sistem sosial. Singkatnya,
stratifikasi merupakan kebutuhan dari sebuah sistem.
Perlu digarisbawahi bahwa stratifikasi bukan tentang seseorang yang menempati
’jabatan’ tertentu, tapi tentang posisi sosial dalam sebuah sistem. Setiap posisi bisa
diibaratkan organ tubuh, maka ada jantung, hati, ginjal, dan sebagainya. Semua organ
bekerja memenuhi kebutuhan fungsional bagi tubuh. Jika salah satu posisi sosial tidak
berfungsi, sistem sosial akan kacau. Masyarakat mengalami disorganisasi.
Gagasan inti : Sistem sosial ibarat organ tubuh
Tokoh : Emile Durkheim, Talcott Parsons

33
5. Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme menekankan pada pentingnya struktur dalam memengaruhi
atau bahkan menentukan tindakan manusia. Stuktur merupakan elemen tak kasat mata
yang mengatur tindakan seseorang. Terdapat perdebatan mengenai dimana sebenarnya
struktur berada. Struktur bisa berada di tempat yang dalam seperti pada pemikiran
manusia. Ada pula yang mengatakan, struktur berada di luar individu seperti struktur
sosial berupa norma dan nilai. Pendapat lain mengatakan struktur terdapat dalam bahasa
seperti pada studi-studi linguistik. Tidak menutup kemungkinan pula struktur berada
dalam relasi antara individu dengan struktur sosial. Teori strukturalisme meletakkan
struktur sebagai faktor determinan dari tindakan sosial.
Gagasan inti : Tindakan manusia ditentukan oleh sistem struktur
Tokoh : Karl Marx, Sigmund Freud, Claude Levi Strauss

6. Teori Poststrukturalisme
Sebagaimana halnya teori neomarxian yang merupakan reaksi dari ide-ide
marxian, teori poststrukturalisme merupakan reaksi dari teori strukturalisme. Saat teori
strukturalisme berkembang dalam disiplin sosiologi, teori poststrukturalisme muncul dari
luar disiplin sosiologi.
Teori poststrukturalisme menerima pentingnya struktur tetapi melampaui
penjelasan bahwa tindakan sosial dipengaruhi oleh struktur sosial. Teori
poststrukturalisme menjelaskan lebih jauh bahwa diatas struktur terdapat relasi kuasa
yang berhubungan dengan pengetahuan. Ada pendapat bahwa asumsi ini menjadi pijakan
lahirnya postmodernisme, meskipun sebenarnya sangat sulit menarik garis besar dan
menjelaskan relasi antara keduanya
Gagasan inti : Diatas struktur ada relasi kuasa
Tokoh : Michel Foucault

7. Teori Modernisme
Teori modernisme dapat dideskripsikan melalui jargon-jargon yang muncul pada
era filsafat modern seperti, kemajuan, rasionalitas, dan kesadaran. Teori modernisme
selalu berorientasi pada kemajuan dan apapun yang mendapat label kemajuan atau
progres selalu dianggap lebih baik. Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur sebagai

34
proses modernisasi cenderung dilihat sebagai periode historis yang lebih baik dibanding
sebelumnya. Kondisi kekinian yang mengalami proses pembaruan senantiasa berada
dalam tahap kemajuan.
Teori modernisme percaya pada perkembangan sejarah yang linier, dari primitif
menuju modern, dari keterbelakangan menuju kemajuan. Pada poin ini, terdapat pengaruh
positivisme pada teori modernisme. Modernisme membawa peradaban umat manusia
pada era modern yang saat ini sering disebut oleh para ilmuwan sebagai era ’modernisme
tingkat lanjut’, ’modernitas sebagai projek yang belum kelar’, ’masyarakat resiko’, dan
lain sebagainya.
Gagasan inti : Kita sedang berada di era modern
Tokoh : Jurgen Habermas, Anthony Giddens, Zygmun Baumann

8. Teori Postmoderinsme
Teori postmodernisme berpijak pada pertanyaan apakah kondisi dunia saat ini
masih relevan disebut sebagai era modern, sedangkan dunia tampak memperlihatkan
karakter-karakter yang berbeda dari era sebelumnya. Munculnya teori postmodernisme
secara simbolik menandai akhir dari modernisme, bagitu setidaknya pendapat para
pendukung postmodernisme. Teori postmodernisme tidak hanya muncul sebagai kritik,
tetapi juga menyudahi, mendeklarasikan era baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Terdapat perbedaan pendapat apakah era baru ini keberlanjutan dari modernitas
atau era yang benar-benar baru. Teori postmodernisme sering diebut pula sebuah gerakan
intelektual radikal karena membongkar topeng-topeng kepalsuan modernisme. Misalnya,
modernisme mengatakan kemajuan adalah penanda peradaban yang lebih baik.
Postmodernisme menolak pandangan seperti itu. Teori postmodernisme meletakkan
ketidakpercayaan mada metanarasi modernisme.
Gagasan inti : Modernisme telah mati
Tokoh : Jean Francois Lyotard, Jean Boudrillard, Fredric Jameson

9. Teori Kritis
Teori kritis dicetuskan olek kelompok intelektual neomarxist yang belakangan
dikenal dengan nama The Frankfurt School. Ide-ide teori kritis dipengaruhi oleh Karl
Marx, namun sekaligus mengkritik balik fondasi teori marxisme yang menurutnya tak

35
pernah memuaskan. Teori kritis mengritik determinisme ekonomi, positivisme,
modernisme, dan bahkan sosiologi.
Teori kritis juga mengklaim melakukan autokritik sebagai bagian dari
operasionalisasi teorinya. Terhadap marxisme, menurut teori kritik, teori marxian
mendistorsi ide-ide orisinal Karl Marx karena menginterpretasi dengan cara yang
mekanistis. Teori sosiologi marxian mereduksi analisis sosial kedalam penjelasan yang
sifatnya ekonomistik dan mengabaikan aspek lain dalam hidup yang tidak kalah penting
yaitu kultural.
Gagasan inti : Kritik teori atas teori
Tokoh : Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse

10. Teori Konstruksi Sosial


Teori konstruksi sosial melihat realitas dalam sistem sosial diciptakan melalui
interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai dan keyakinan. Sistem nilai dan
keyakinan tersebut dipraktikkan dan diperankan berulang-ulang oleh aktor sosial
sehingga melekat dalam sistem yang kemudian dianggap sebagai realitas. Realitas
tersebut masuk kedalam individu-individu melalui proses internalisasi, dipraktikkan
berulang melalui proses yang disebut eksternalisasi hingga melekat dalam institusi sistem
sosial.
Proses institusionalisasi membawa pengetahuan dan konsepsi manusia tentang
realitas melekat dalam struktur masyarakat yang telah diciptakan. Realitas tersebut
dianggap sudah demikian adanya padahal diciptakan. Oleh karena itu, teori konstruksi
sosial melihat realitas disebut sebagai produk dari konstruksi sosial.
Gagasan inti : Kenyataan adalah konstruksi sosial
Tokoh : Peter L. Berger, Thomas Luckmann

11. Teori Globalisasi


Teori globalisasi menekankan pentingnya melihat relasi timbal balik atara lokal
dan global dalam menganalisis fenomena sosial. Secara garis besar, globalisasi dapat
dikategorikan ke dalam tiga dimensi teori: ekonomi, politik dan kultural. Dimensi
ekonomi mengkaji fenomena ekonomi pasar global di era neoliberalisme serta

36
perlawanannya dari perspektif marxian. Dimensi politik globalisasi melihat peran negara
bangsa di era globalisasi.
Dimensi kultural mengkaji implikasi kultural globalisasi pada tataran lokal dan
sebaliknya. Dalam sosiologi, dimensi kultural teori sosiologi globalisasi melahirkan
beberapa konsep utama, seperti penyatuan, penyebaran atau hybrid, dan pembedaan
kultur antar masyarakat atau negara bangsa.
Gagasan inti : Relasi timbal balik antara lokal dan global
Tokoh : Antonio Negri, Michael Hardt

12. Teori Konsumsi


Teori konsumsi muncul pada era Revolusi Industri namun tidak berkembang
secara signifikan dalam disiplin sosiologi. Baru pada kelahiran postmodernisme, teori
konsumsi menjadi populer. Teori postmodernisme sering melihat masyarakat
kontemporer sebagai masyarakat konsumsi. Berkembangnya teori konsumsi berimplikasi
pada menurunnya analisis sosial pada aspek produksi dalam melihat kelas, kultur, dan
fenomena sosial.
Kelas sosial, dalam perspektif teori sosiologi konsumsi tidak lagi ditentukan oleh
moda produksi, proses produksi, kepemilikan alat produksi, melainkan oleh moda
konsumsi dan gaya hidup. Memasuki era digital, teori konsumsi semakin mendapat
panggung, seperti munculnya konsep Prosumer dimana perilaku manusia seakan tak henti
dalam dalam proses produksi dan konsumsi.
Gagasan inti : Masyarakat kontemporer adalah masyarakat konsumsi.
Tokoh : Jean Baudrillard

13. Teori Sistem


Asumsi dasar teori sistem adalah dunia secara keseluruhan merupakan sebuah
sistem dan dunia sosial memiliki sistemnya sendiri yaitu komunikasi. Komunikasi
diproduksi oleh masyarakat. Salah satu kata kunci dalam teori sistem adalah
kompleksitas. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa sistem selalu berada di lingkungan
dan sistem selalu lebih sederhana ketimbang lingkungannya. Dengan kata lain,
lingkungan selalu lebih kompleks ketimbang sistem.

37
Teori sistem sebagai teori sosiologi mengatakan semua dimensi kehidupan
merupakan sebuah sistem, dari sel biologis, ekonomi pasar, sampai kehidupan sosial
secara keseluruhan. Apa yang membuat sistem bekerja adalah nilai yang diproduksi oleh
elemennya. Misalnya, sebuah sistem ekonomi pasar, memiliki elemen dasar yaitu uang.
Uang menjadi bernilai dalam sebuah sistem ekonomi pasar karena sistem memproduksi
nilai. Sulit membayangkan bahwa uang bernilai pada dirinya sendiri karena uang tanpa
sistem hanyalah secarik kertas.
Gagasan inti : Dunia berada dalam sebuah kompleksitas sistem
Tokoh : Niklas Luhmann

38
D. Hirarkhi Kebutuhan Manusia dan Kaitannya Dengan Kemunculan Budaya
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Maslow Theory)
Teori Hierarki kebutuhan ini diajukan oleh Abraham Maslow, seorang tokoh
psikologi aliran humanistic, pada tahun 1943 dalam karyanya, A Theory of Human
Motovation. Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-
kebutuhan di tingkat tinggi menjadi hal yang memotivasi. Berbagai kebutuhan tersebut
oleh Maslow dikelompokkan secara hierarki menjadi lima bentuk kebutuhan sebagai
berikut :
a. Kebutuhan fisiologis (Phsylogical Needs) ;
b. Kebutuhan rasa aman (Safety Needs) ;
c. Kepemilikan sosial (Social Needs) ;
d. Kebutuhan akan penghargaan diri (Esteem Needs) ; dan
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self-actualization Needs).
Berikut dipaparkan lebih jelas dengan menggunakan gambar :

Adapun penjabaran dari tiap-tiap kebutuhan sebagai berikut yang :

39
a. Keburuhan fisiologis (Psysiological Needs)
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis
yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-
kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan
oksigen (sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi
paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang
lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai.
Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah
sebuahn gaya hidup. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli
dengan rasa bau, temperature ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologi berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal
sebagai berikut :
Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan
cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan
akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar
dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk
membuatnya mual.
Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologu adalah hakikat pengulangannya.
Setelah manusia makan, mereka akan menjadi lapar lagi dan akan terus-menerus
mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi
tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi
Sebagian kebutuhan mereka akan dicintai dan dihargai alam tetap merasa yakin
bahwa mereka dapat memoertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut
tanpa harus mencari-carinya lagi.
Itulah beberapa penjelasan dari kebutuhan fisiologis (phsylogical needs).
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan kedua setelah yang pertama
terpenuhi. Pada kebutuhan tahap kedua ini seorang individu menginginkan
terpenuhinya rasa keamanan. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya
adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari
daya-daya mengancam seprti kriminilats, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,

40
bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuham secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stress dan
lain sebagainya.
Menurut Maslow, orang-orang tidak aman akan bertingkah laku sama
sperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu
dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan
akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras
menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
c. Kepemilikan sosial (Social Needs)
Social needs adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan kedua terpenuhi.
Pada kebutuhan ini mencakup perasaan seseorang seperti memiliki cinta, sayang,
keluarga yang bahagia dan tergabung dalam organisasi sosial. Bagi Maslow, cinta
menyangkut suatu hubungan sehat dan penuhi kasih mesra antar dua orang, termasuk
sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasan
jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan
bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.
Kita harus memahami cinta harus mampi mengajarkannya, menciptakannay dan
meramalkannya.
d. Kebutuhan Akan Penghargaan Diri (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia
akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestasi. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua
kategori mengeani kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan pengharagaan yaitu
kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.
Kebutuhan rendah adalah kebuutuhan untuk menghormati orang lain,
kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi,
apresiasi, martabat, bahkan dominasi kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan
harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestais, penguasaan,
kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhu kebutuuhan untuk
dihargai, mereka sudah siap untuk memasukin gerbang akutualisasi diri, kebutuhan
tertinggi yang ditemukan Maslow.

41
e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Self-actualization adalah kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada
tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang
dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapu melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Maslow meluksiskan kebutuhan ini sebagai Hasrat untuk semakin menjadi
diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Awalnya, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung
munvul setelah kebutuhan untuk harga terpenuhi. Akan tetapi selam tahun 1960-an,
ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka
belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.

Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh


dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi
perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi
masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan
motivasi pertumbuhan berdasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan
berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.

Pendapat – pendapat Maslow juga terbukti sangat bermanfaat untuk


memahami pengalaman manusia dalam berbagai situasi. Contoh: Bentley (1994)
menerapkan teori hierarki kebutuhan untuk membantu merasakan pengalaman
tunawiswa. Kebutuhan dasar manusia seperti makan, tempat tinggal, dan rasa aman
pada tunawisma tidak selalu terpenuhi. Inilah yang menyebabkan upaya penyediaan
bantuan psikologi bagi tunawisma biasanya menemui kegagalan, jelas Bantley.
Kecuali jika penanganan itu dikombinasikan dengan penyediaan tempat tinggal.

Adapaun dalam realita teori kebutuhan Maslow memiliki permasalahan.


Menurut E. Mulyasa bahwa “ada dua masalah berkenanaan dengan asumsi yang
spesifik terhadap teori Maslow:

1. Kebutuhan individu tidak selalu mengikuti tatanan yang berjenjang. Sebagai


contoh seseorang dengan arahan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan

42
telah melakukan suatu upaya walaupun belum memenuhi untuk mencintai, atau
kebutuhan-kebutuhan untuk menyatu dalam kelompok.

2. Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda muncul ke dapan, manakala musim kerja


meningkat. Dalam tata kehidupan ini sering orang memperoleh setiap
kebutuhannya bukan secara bertahap seperti yang pendapat Maslow, karena
kadang tidak bersifat urutan. Serta pada saat seseorang masuk dan berada di suatu
organisasi itu bukan atas dasar sikap aktualisasi diri, namun lebih karena
keinginan untuk memiliki rasa aman.

43
E. Solidaritas Sosial Kota dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-Gesselchaft,
Paguyuban-Patembayan)

Gemeinschaft dan Gesellschaft (dalam bahasa Indonesia dipadankan


menjadi paguyuban dan patembayan) adalah istilah yang diperkenalkan oleh sosiolog
berkebangsaan Jerman, Ferdinand Tönnies, untuk membedakan dua ikatan sosial menjadi
dua dikotomi tipe sosiologis.

Hubungan gemeinschaft mudah ditemui pada masyarakat rural yang rata-rata


masih bekerja sebagai petani. Tipikal masyarakat ini masih tradisonal dengan sistem
kekeluargaan dan kekerabatan yang masih sangat kuat yang masih memegang tradisi
yang mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama. Komposisi masyarakat
bersifat homogen dengan interaksi sosial bersifat emosional. Pembagian kerja masih
sederhana dan tatanan sosial dibentuk oleh tradisi. Peran agama dalam pengorganisasian
sosial masih dominan dan hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.

Sedangkan pada hubungan gesellschaft mudah ditemui pada masyarakat urban.


Tipikal masyarakat ini sudah mulai modern dan berorientasi ke industri yang ditandai
dengan melemahnya tradsi. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan melemah, tindakan
sosial berdasarkan komando dan mengedepankan prinsip efisiensi. Komposisi
masyarakat bersifat heterogen, dengan interaksi sosial bersifat rasional. Pembagian kerja
bersifat kompleks dan tatanan sosial dibentuk oleh birokrasi. Pada
masyarakat gesellschaft peran ilmu pengetahuan ilmiah dalam pengorganisasian sosial
lebih dominan. Hubungan sosial masyarakat gesellscahft didominasi oleh kompetisi.

1. Gemeinschaft (Maysarakat Paguyuban)

Masyarakat yang ditandai hubungan Gemeinschaft bersifat homogeny, sebagian


besar diikat kekerabatan dan hubungan organic, dan memiliki kohesi moral yang
didasarkan pada sentiment keagaam yang umum. Gemeinschaft atau dikatakan
masyarakat Paguyuban sendiri terbagi dalam tiga bagian yaitu :

a. Gemeinschaft by blood

Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan,

44
b. Gemeinschaft by place

Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat


tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim
satu sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.

c. Gemeinschat of mind

Gemeinschat of mind yaitu bhubungan persahabtan yang disebabkan


karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk
saling berhubungan secara teratur.

Dalam hal ini juga diuraikan alasan-alasan mengapa seseorang tertarik


kepada lainnya, sehingga terjalin hubungan kelompok. Alasan-alasan itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

▪ Kesempatan untuk berinteraksi

Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik individu dan pemebtukan
kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama
lain. Hal ini dapat dipahami secara jelas, bahwa orang yang jarang meolhat atau
berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik.

▪ Kesamaan latar belakang

Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu dari proses
daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Kesamaan latar belakang seperti
misalnya usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, ras, kebangsaan dan status sosio
ekonomis seseorang akan memudahkan emreka untuk menemukan daya tarik satu
sama lain.

▪ Kesamaan sikap

Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari kesamaan latar
belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang tampaknya
mempunyai kesamaan pengalaman dan orang yang mempunyai kesamaan
pengalaman ini lebih memudahkan untuk berinteeaksi dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai kesamaan pengalaman. Kesamaan yang didasarkan dari

45
pengalaman yang melatarbelakangi itu membawa orang-orang ke arah kesamaan
sikap.

Dari penjelsan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

✓ Gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi pada nilai aspiratif, memiliki


peran dan terkadang menjadi kebiasaan asal yang mendominasi kekudatan sosial.

✓ Gemeinschaft lahir dari dalam indovidu, kaingin berhubungan didasarkan atas


kesamaan dalam keinginan dan tindak.

✓ Kesamaan individu dalam hal ini merupakan faktor penguat hubungan sosial yang
kemudian diperkuat dengan adanya hubungan emosional serta interaksi antar
individu.

2. Gesselchaft (Masyarakat Patembayan)

Globalisasi merupakan tahap lanjut dari perkembangan manusia. Ibnu Khaldam


memandang bahwa kohesi sosial (ashobiyah) begitu kuat dalam masyarakat tradisional
dan primitive. Hal ini sering dijumpai pada masyarakt pedesaan yang bercirikan
paguyuban atau gotong royong dan berbanding terablik dengan maysarakt perkotaan yang
bercirikan invidualistik. Untuk kenyataan di zaman sekarang perbedaan antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan sulit dibedakan, itu karena peradaban
sudah mulai masuk pada wilayah-wilayah pedesaan. Tetapi walau begitu masih akan tetap
bis akita jumpai perbedaannya melalui kebudayaan, adat kebiasaan yang masih
dipertahankan oleh masyarakat pedesaan.

Masyarakat Gesselchaft (Patembayan) ikatan lahir yang bersifat pokok untuk


jangka waktu pendek, bersifat satu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat di umpamakan dengan sebuah mesin.

Masyarakat Patembayan atau Gesselchaft juga bercirikan sebagai masyarakat


konsumen. Masyarakat konsumen adalah sebuah suasan dimana segala sesuatu dijual.
Tidak hanya itu saja, segala sesuatu itu adalah komoditas, bahkan semua tanda adalah
komoditas. Secara historis, retaknya kohesi atau solidaritas sosial dalam masyarakat
muslim telah berlangsung lama dan retaknya kohesi sosial ini sulit terhindarkan akibat
orientasi kepentingan dan keuasaan yang mengabaikan etika sosial.

46
Gesellschaft merupakan sebuah ikatan yang lemah, terkadang antar individu tidak
saling mengenal, nilai norma dan sikap menjadi kurang berperan dengan baik. Gesellchaft
disebut dengan konsep kurwille yang merupakan bentuk-bentuk kehendak yang
mendasarkan pada akal manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifstnya
rasional dengan menggunakan alat-alat dan unsureunsur kehidupan lainya atau dapat pula
berupa pertimbangan dan pertolongan.

3. Solidaritas Mekanis dan Organis

Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian solidaritas. Adapun


pengertian solidaritas menurut para ahli antara lain sebagai berikut :

❖ Menurut Robbert M. Z Lawang (1985 : 262)

Solidaritas adalah dasar pengertian solidaritas sosial tetap kita berpegang yakni
kesatuan, persahabtan, slaing percaya yang muncul dari tanggung jawab dan
kepentingan bersama diantara para anggota.

❖ Menurut Emile Durkheim (1858)

Solidaritas merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok


yang dapat didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang diikuti bersama dan
diperjelas oleh suatu pengalaman emosional bersama.

❖ Menurut KKBI (Depdiknas, 2007)

Solidaritas adalah suatu sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib), perasaan
setia kawan yang terdapat pada suatu kelompok anggota wajib yang memilikinya.

❖ Menurut Soerjono Soekanto (1987)

Definisi solidaritas sosial ialah suatu ketertarikan individu antar individu akan
suatu kelompok, serikat, perhimpunan, strata, kelas sosial, yang membentuk
masyarakat dengan bagian-bagiannya berdasarkan derajat-derajat yang sama.

Masyarakat selalu berkembang dan selalu mengalami perubahan. Salah satunya


ialah, perubahan dalam kegiatan pembagian kerja telah membawa dampak yang sangat
besar bagi kondisi struktur masyarakat. Teori sosiologi dan tokohnya, yaitu Emile

47
Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara diaman solidaritas sosial dalam
masyarakat terbentuk, dengan istilah lain, ialah perubahan cara di mana masyarakat
bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka sebagai bagian yang utuh.
Sehingga untuk menyimpulkan bagian-bagian ini, Emile Durkheim membagi dua tipe
solidaritas, yaitu mekanis dan solidaritas organis.

a. Solidaritas Mekanis

Sementara dalam masyarakat yang memiliki tipe solidaritas mekanis, ia memiliki


kecenderungan mempunyai kesadaran kolektif yang lebih tinggi dan kuat. Keasadarn
kolektif tersebut ialah; norma, pemahaman, dan kepercayaan bersama.

Tidak adanya persaingan dan pembagian keraja yang cukup ketat.


Mengedepankan kesamaan perilaku dan sikap yang telah ada dalam tengah-tengah
masyarakat. Sikap individualitas masyarakatnya cenderung lemah dan tidak bisa
berkembang pesat, dikarenakan memiliki orintasi pada kepentingan bersama.

Kehidupan masyarakat pada tipe ini masih sangat sederhana. Ketidakhadiran


individu sebagai anggota masyarakat tidak mempengaruhi keberlangsungan suatu
kelompok. Kesadaran bersama yang dibangun dalam masyarakat yang mencakup
keseluruhan nilai-nilai dan kepercayaan bersifat eksternal dan memaksa individu.

Adapun contoh solidaritas sosial yang terbentuk pada masyarakat dengan mekanis
yaitu dalam solidaritas mekanis, tipe solidaritas ini identik dengan masyarakat yang hidup
di pedesaan. Hal ini disebabkan karena solidaritas mekanik hanya akan muncul
kepermukaan pada kelompok masyarakat yang masih memiliki pola kehidupan sederhana
atau masyarakat yang masih mempunyai tigkat kolektifitas nilai yang tinggi dan kuat,
hal-hal semacam ini tadi bisa kita jumpai di desa.

Pada kehidupan sehari-hari, contoh solidaritas mekanik bisa kita jumpai. Missal;
tetangga kita lagi tertimpa musibah akibat adanya bencana alam maupun sebab lainnya,
maka seluruh warga secara sukarela akan bahu- membahu untuk memberikan
pertolongan.

48
Walaupun disini hampir tidak ada pembagian kerja,namun beberapa warga bisa
melakukan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan menjadi menjadi ringan dan cepat selesai.

b. Solidaritas Organis

Pada solidaritas organik, memiliki tingkat persaingan antar individu tinggi dan
kompleks dalam berkompetisi, hal ini diakibatkan akan adanya kehidupan masyarakatnya
yang lebih kompleks. Sehingga dalam tipe solidaritas ini, salah satunya ialah
dalam bentuk diferensiasi sosial (pembagian kerja yang teratur dan ketat sudah
digunakan) yang tinggi memungkinkan orang untuk selalu bekerjasama serta didukung
dengan sumber daya manusia yang sama.

Oleh sebab itu, diferensiasi justru menciptakan suatu kondisi ikatan yang lebih
erat dibandingkan dengan persamaan. Ikatan dibentuk atas kesepakatan diantara
kelompok profesi yang memiliki spesialisasi kerja. Selain itu,masyarakat yang terbentuk
atas dasar solidaritas organis menuju pada bentuk yang lebih solid dan lebih individual
jika dibandingkan dengan masyarakat yang terbentuk atas ikatan solidaritas mekanik.

Namun individualitas yang tercipta dalam solidaritas organis bukannya


menghancurkan, melaninkan mempererat ikatan sosial, dan sangat dibutuhkan untuk
memperkuat ikatan tersebut.

Adapun contoh solidaritas sosial yang terbentuk pada masyarakat dengan mekanis
yaitu solidaritas tipe ini berkembang dan banyak terjadi di daerah perkotaan yang relative
kehidupan sosila masyarakat yang kompleks yang dipersatukan atas dasar adanya
perbedaan. Pada masyarakat dengan solidaritas tipe ini, banyak pembagian kerja dan
spesialisasi pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja sudah jelas dan kerja lebih
terorganisir.

Contoh ini bisa kita lihat pada perkotaan dengan beragam pabrik dan perusahaan,
dimana setiap perusahaan membagi setiap bagian dengan departemen-dpartemen yang
masing-masing sudah mempunyai tugas dan wewenang tersendiri. Ada yang menjadi
ketua di perusahaan yang memiliki tanggung jawab penuh untuk mengorganisir timnya.
Ada yang diberi posisi menjadi sekretaris yang mengurus semua kebutuhan perusahaan

49
perihal surat-menyurat. Bendahara yang bertugas mengelola keuangan perusahaan atau
organisasi.

Bagian penjualan yang bertugas memasarkan produk dari sebuah perusahaan.


Semua bagian di tiap departemen-departemen bekerja sebagaimana tugasnya untuk
menjalankan roda organisasi perusahaan.

4. Prinsip Solidaritas
1. Diungkapkan Sesuai Dengan Porsinya
Solidaritas akan timbul karena adanya perasaan senasib dan seperjuangan,
pengungkapan rasa solidaritas sebaiknya dapat diungkapan sesuai dengan
porsinya atau tidak diungkapkan atau dijelaskan secara berlebihan.
2. Bentuk Ungkapan Timbal Balik
Bentuk dari ungkapan timbal balik itu terjadi ketika diri seseorang ini bisa
lewat sebuah ungkapan dalam bentuk suatu usaha seseorang untuk dapat merawat
kemajemukan yang ada pada kegiatannya sehari-hari.
3. Rasa Senasib Sepenanggungan
Rasa senasib sepenanggungan adalah suatu dasar yang timbul karenna
memunculkan suatu rasa solidaritas dalam diri seseorang untuk diri sendiri
maupun kelompok.

50
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, M. S., Daulay, M. N., Susanti, N., & Syam, S. (2015). ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR. Depok, Jakarta, Indonesia.
Huda, F. A. 2016. Ilmu Sosial Budaya dasar (ISBD). Dalam :
https://fatkhan.web.id/ilmu-sosial-budaya-dasar-isbd/. Diakses pada 5 Juni 2021.
Admin. 2018. 7+ Pengertian Ilmu Budaya Dasar Menurut Para Ahli Lengkap. Dalam :
https://www.ilmubudaya.com/2018/07/pengertian-ilmu-budaya-dasar.html.
Diakses 5 Juni 2021.
Santoso, Y. 2018. Pengertian, Konsep dan Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar. Dalam :
https://slideplayer.info/slide/13722530/. Diakses 5 Juni 2021.
Wijaya, Y. P. 2014. ESENSI DAN KONSEP DASAR ILMU-ILMU SOSIAL,
BUDAYA, DAN KEALAMAN. Dalam :
https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/05/15/esensi-dan-konsep dasar-
ilmu-ilmu-sosial-budaya-dan-kealaman/. Diakses pada 5 Juni 2021.
Nova. 2011. Pengertian, Tujuan & Fungsi ilmu sosial budaya dasar. Dalam :
http://nova32bhsaindo2c.blogspot.com/2011/03/pengertian-tujuan-fungsi-ilmu
sosial.html. Diakses pada 5 Juni 2021.
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011),
hal. 5
Ibid, hal. 6.
Syifa. 2017. Pengertian Perubahan Kebudayaan dan Faktornya. Dalam :
https://materiips.com/pengertian-perubahan-kebudayaan. Diakses pada 5 Juni
2021.
Baharudin. Tanpa Tahun. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN
KEBUDAYAAN. 180-189.
Noor, A. M. Tanpa Tahun. Teori Kebudayaan. Dalam :
https://www.academia.edu/14056635/Teori_Kebudayaan. Diakses pada 5 Juni
2021.
Pramusinta, A. 2013. DEFINISIN KEBUDAYAAN MENURUT BEBERAPA AHLI.
Dalam : https://coretanandrea.wordpress.com/2013/11/03/definisi-kebudayaan-
menurut-beberapa- ahli/. Diakses pada 5 Juni 2021
Arif. 2008. Teori Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Budaya. Dalam :
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu-
pengetahuan-budaya/amp/. Diakses pada 5 Juni 2021.
Keesing, R. M. Tanpa Tahun. Teori-Teori Tentang Budaya. 2-10
Putri, A. S. 2019. Interaksi Sosial : Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya. Dalam:
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/10/161818569/interaksi-sosial-
pengertian-syarat-ciri-jenis-dan-faktornya?page=all. Diakses pada 5 Juni 2021.
Universitas Negeri Jakarta. Tanpa Tahun. TEORI SOSIOLOGI : DAFTAR LENGKAP
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL. Dalam : http://fis.unj.ac.id/labs/sosiologi/teori-
utama-sosiologi/http://fis.unj.ac.id/labs/sosiologi/teori-utama-sosiologi/. Diakses
pada 5 Juni 2021.
Para Kontributor Wikipedia. ‘PHP’, Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. 13 Februari 2021,
10.58, https://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow [diakses pada 6
Juni 2021]
Irwan, G. 2019. Maslow’s Hierarchy of Needs: 5 Kebutuhan Dasar Manusia. Dalam :
https://www.glngirwn.com/blog/hierarki-kebutuhan-maslow/. Diakses pada 6
Juni 2021.
Sinta. Tanpa Tahun. Bab II Kajian Pustaka. Dalam :
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/3bcf8f4e3827567b3f49f719768a0
533.pdf. Diakses pada 6 Juni 2021.
Para Kontributor Wikipedia. ‘PHP’, Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, 9 November 2020,
15.43, https://id.wikipedia.org/wiki/Gemeinschaft_dan_Gese llschaft [diakses
pada 6 Juni 2021]
Nicholas Abercrombie, Kamus Sosiologi, (Yokyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Hal 229.
Syahrial Syarbaini Rusdianta, Dasar-dasar Sosiologi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
Hal 44.
Mifta Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), Hal 93-98.
Ibnu Khaldun.
Nicholas Abercrombie, Kamus Sosiologi, (Yokyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Hal 595.
George Ritzer, Teori Sosial Postmodern, (Bantul: Kreasi Wacana, 2010), Hal 144.
Syarifuddin Jurdi, Awal Mula Sosiologi Modern Kerangka Epistemologi Metodologi dan
Perubahan Sosial Perspektif Ibnu Khaldun, (Bantul: Kreasi Wacana, 2012), Hal
9.
Syarifuddin Jurdi, Awal Mula Sosiologi Modern Kerangka Epistemologi Metodologi
dan Perubahan Sosial Perspektif Ibnu Khaldun, (Bantul: Kreasi Wacana, 2012),
Hal 8.
Guru Ekonomi. 2020. Jenis-Jenis Solidaritas. Dalam : https://sarjanaekonomi.co.id/jenis-
jenis-solidaritas/. Diakses pada 6 Juni 2021.
Dosen Sosiologi. 2020. Pengertian Solidaritas Mekanik dan Organik, Perbedaan, Serta
Contohnya. Dalam : https://dosensosiologi.com/solidaritas-mekanik-organik/.
Diakses pada 6 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai