Anda di halaman 1dari 103

KONSEP ILMU SOSIAL BADAYA DASAR I

1.Pengertian Ilmu Budaya Dasar


Secara sederhana Ilmu Sosial Budaya Dasar
(ISBD) adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
dan kebudayaan.Istilah ISBD dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris
“The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu
sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang
bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus
(fefined).
1
Dengan mempelajari The Humanities diandaikan
seseorang ‘akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. dengan demikian bisa
dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan
masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
The Humanities di samping tidak meninggalkan tanggung
jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic
Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik
dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa
Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya). 2
2.Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD).
Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikem-
bangkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan
kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini
tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah
satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam
pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-
mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitar­nya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.

3
Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan
kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan
dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan
penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat
menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut
di atas, diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:
a.Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap
lingkungan budaya, sehingga mereka akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama
untuk kepentingan profesi mereka.
b.Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat
memperluas pandangan mereka tcntang masalah
kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
4
c.Mengusahakan agar mahasiswa sebagai caion
pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam
bidang disiplin ilmu masing-masing, tidak jatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotaan
disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang
lingkup pendidikan kita amat dan condong mem-
buat manusia spesialis yang berpandangan
kurang luas. Matakuliah ini berusaha menambah
kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-
nilai dan masalah dalam masyarakat lingkungan
mereka khususnya dan masalah seria nilai-nilai
umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin
mereka.
PAU-PPAI-UT 5
d.Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi,
agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau
cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih
memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam
bcrbagai bidang keahlian. Meskipun spesialisasi sangat
penting, spesialisasi yang terlalu sempit akan membuat
dunia seorang mahasiswa/sarjana menjadi terlalu
sempit. Masyarakat yang percaya pada pentingnya
modernisasi tidak akan dapat memanfaatkan secara
penuh sarjana-sarjana demikian, sebab proses
modernisasi memerlukan orang yang berpandangan
luas

6
Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan
keperibadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan
pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam
lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan
dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran
berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci,
maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1.Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan
budaya, scrta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah
tersebut.
2.Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih
mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang
hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan
kebudayaan.
5.Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang
kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan minat untuk mendalaminya. 7
7.Mendukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri
dengan kreatif.
8.Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan
pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk
mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh
disiplin mereka.
10.Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat
berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan
kebudayaan.
11.Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda
keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
12.Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya
dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan
budaya. 8
SEJARAH PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN II
1. China
Sebagian besar wilayah negeri Cina terdiri dari pegunungan.
Disebelah utara mengalir Sungai Hoang Ho atau Sungai Kuning. Di
sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang. Di lembah Sungai
Hoang Ho inilah berkembang kebudayaan Cina Kuno.Nama Tiongkok
berasal dari kata Chung Kuo yang berarti “Negeri Tengah“. Orang Cina
Kuno mengenggap negerinya berada di tengah-tengah dunia.
Penduduknya disebut Chung Hua yang berarti “Penduduk Negeri
Tengah“. Dari kata  Chung kuo berubah menjadi Tiongkok, sedangkan
dari kata  Chung Hua menjadi Tionghoa.Kehidupan masyarakat Cina
Kuno dapat dilihat dari dua sisi kehidupan, yaitu kehidupan ekonomi
dan sosial. Kehidupan Ekonomi Pada masa Dinasti Shang, mata
pencaharian penduduk Cina Kuno sebagai petani. Para petani saat itu
sudah menggunakan bajak untuk mengolah tanah. Selain itu, ada juga
yang beternak, berburu dan menangkap ikan. Pada masa Dinasti
Chou, kehidupan masyarakat semakin berkembang. Ada yang menjadi
pedagang, penenun, pengrajin, penebang kayu dan buruh. Pada masa
Dinasti Chin, mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan
penenun
2. Aprika
Pola hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi
Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan bercocok tanam dan
apabila musim kemarau mereka tidak bercocok tanam ini bertahan lama
sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan mengharuskan
  bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan bisa
dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk
sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang
memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur. Bangsa Mesir
mengenal banyak dewa (politheisme), juga mengenal kepercayaan
bahwa roh orang mati tidak akan meninggal. Malah mereka mengenal
hewan-hewan suci yang dianggap sakral, seperti terlihat dalam beberapa
lukisan dan patung hewan berkepala manusia dan manusia berkepala
hewan.
Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
(a) Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi
(b) Dewa Ra sebagai dewa matahari
(c) Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
(d) Dewa Horus, anak Dewa Osiris
(e) Dewa Amon sebagai dewa bulan
3. Eropa
Peradaban kuno Eropa yang bersumber pada peradaban Yunani dan
Romawi ini menjadi tiang utama perkembngan peradaban Eropa Modern.
Dasar dari perkembangan peradaban kuno Eropa dimulai dari
perkembangan peradaban masyarakat diPulau Kreta.Peradaban Pulau
Kreta. Pulau Kreta terletak di daerah perairan Laut tengah bagian timur.
Letaknya sangat strategis, sehingga menjadi pusat aktivitas di daerah
perairan Laut Tengah bagian timur. Pulau Kreta merupakan daerah
penghubung antara daeah-daerah pusat Perdagangan di pulau Sicilia,
Mesir, Pantai Levant, Bizantium, dan Yunani. Sumber-sumber berita tentang
sejarah Kerajaan Kreta ini diperoleh dari :
1.Syair-syair pujangga Homerus terutama dalam kitab Illyas dan Odyssea
2.Cerita-cerita rakyat di Yunani yang lebih bersifat mitologi
3.Hasil-hasil penggalian arkeologi yang menemukan sisa-sisa bangunan
kota kuno seperti ibu kota Knossos.
Pulau Kreta terletak di persimpangan jalan pelayaran antara Mesir dan
yunani, serta antara daerah-daerah di Italia dan Punisia. Masyarakat pulau
Kreta adalah masyarakat maritime dengan kehidupan pokok berdagang dan
berlayar di Laut Tengah
4. Pra Sejarah Kebudayaan di Nusantara
1.Kerajaan Tarumanagara di Jawa
2.Kerajaan Sailengra Jawa
3.Kerajaan Mulawarman Kalimantan
4.Kerajaan Kutai Kalimantan
5.Kerajaan Bambapuang Sulawesi
6.Kerajaan Nagur Sumatra
7.Kerajaan Melayu Sumatra
8.Kerajaan Kutai Sumatra
5. Sejarah Kebudayaan Islam di Nusantara
1.Perdagangan
2.Penyiaran Islam di Nusantara
3.Kejayaan Islam di Nusantara
6. Kejayaan Budaya di Nusantara
1.Kerajaan Sriwijaya
2.Kerajaan Majapahit
7. Sejarah Kebudayaan Islam di Nusantara
1.Perdagangan
2.Penyiaran Islam di Nusantara
3.Kejayaan Islam di Nusantara
8. Sejarah Penjajahan budaya di Nusantara
1.Penjajahan Inggres
2.Penjajahan Pertugis
3.Penjajahan Belanda
4.Penjajahan Jepang
9. Sejarah Awal Kemerdekaan Budaya Indonesia
1.Pengaruh budaya Eropa
2.Budaya Asia (Jepang dan Cina)
MANUASIA DAN KEINDAHAN III
1. Hakekat Seni.
Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui
pemahaman, penghayatan dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu karya seni sebagai salah satu bagian dari kebudayaan.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran,
perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan pranata budaya
untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif,
maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap
seni seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni
sebagai karya seni yang nampak rupa seolah-olah hanya dapat dihayati
dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu disamakan
dengan seni visual, yakni seni yang aktifitasnya erat sangkut pautnya
dengan visi indrawi (mata) Tetapi sebenarnya seni itu lebih dari yang
hanya bersifat lahiriah semata, yakni lebih dalam lagi dan meliputi pula
visi bathiniah
Seni sebagai karya yang kasat mata, perwujudannya itu adalah
merupakan wadah pembabaran idea yang bersifat bathiniah Dalam
mengadakan pendekatan terhadap seni seluruh pancaindra kita,
khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan
asyiknya terhadap bentuk seni itu yang terdiri dari aneka warna, garis,
bidang, tekstur dan sebagainya yang bersifat lahiriah itu untuk seterusnya
menguak alam kesadaran jiwa kita untuk lebih jauh menghayati isi yang
terbabar dalam karya seni itu serta idea yang melatar belakangi
kehadirannya.
Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap karya seni kita
tidak cukup hanya bersimpati terhadap karya seni itu, tetapi lebih dari itu
yaitu secara empati (empathy). Empati berasal dari kata Yunani yang
berarti Terasa di dalam, sedangkan simpati yang juga berasal dari kata
Yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu karya seni
secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
Dengan kesediaan kita mempelajari suatu karya seni secara empati,
yaitu mencoba memahami apa yang sebenarnya terbabar dalam karya
seni itu, baik terhadap karya seni yang berasal dari jaman lampau
maupun dari masa kini dari daerah yang sama atau berjauhan,berarti kita
telah terbuka untuk memahaminya.
Memang, pada dasarnya manusia bersifat sukar memahami manusia
lainnya, termasuk bersifat sukar menerima karya seni bentuk-bentuk
asing. Pemahaman terhadap karya seni bentuk-bentuk asing seperti
karya seni rupa prmitif atau karya seni rupa kuno, bahkan juga terhadap
karya seni rupa modern tidaklah mudah, Satu syarat yang masih dituntut
oleh seni modern yang bahkan merupakan ciri khasnya, ialah kreativitas.
Dari sebuah perkataan ini tercantumlah beberapa sifat yang merupakan
gejala-gejalanya. Oleh karena itu untuk menghindarkan istilah modern
yang bermuka banyak itu tadi, ada yang menamai seni modern itu
dengan “seni kreatif”. Contoh, karya-karya seni rupa modern adalah
karya-karya seniman :
MANUSIA DAN PENDERITAAN IV
Dr. Orison Swctt Marden dalam bukunya, Menindas wasangka
dan rasa takut, peperangan, kejahatan, penyakit, kemelaratan
ataupun kelaparan sebagai musuh besar kita, meski bagaimanapun
hebatnya belumlah boleh kita namakan musuh terbesar manusia,
karena menurut ahli ini ada sesuatu yang lebih merupakan musuh
utama manusia yaitu      “ RASA TAKUT ” .
Gangguan seperti penyakit, bencana kelaparan ataupun
peperangan itu tidak setiap hari datangnya pada kita. Mereka tidak
bisa begitu saja merajalela dan merusak ketentraman hidup manusia.
Justru rasa takutlah yang setiap saat menghinggapi diri kita. Memang
bila kita selidiki maka sebenarnya kita jusru lebih banyak mendenita
karena takut gagal, takut merasa sakit dan sebagainya, daripada
menderita karena kegagalan atau menderita karena sakit itu sendiri.
Kita takut pada sesuatu lama sebelum malapetaka itu sendiri datang
mengganggu kita.
Kadangkala demikian kuatnya daya khayal itu merasuk
pada diri seseorang sehingga dapat menyebabkan
gangguan jiwa yang disebut dcngan PHOBIA. Perkataan
ini berasal dan bahasa Yunani yang artinya takut,
sedangkan rasa takut itu sendiri merupakan suatu yang
sangat penting bagi kita dalam kehidupan ini. Rasa takut
atau kuatir membuat kita berhati-hati dan membuat kita
merasa perlu memanggil ambulance jika ada kecelakaan,
jadi rasa takut memperingatkan kita setiap ada bahaya.
Tetapi phobia adalah rasa takut yang terlalu dibesar-
besarkan, di mana sebenarnya tidak ada perlu di takuti.
Akibatnya akan menjadi penyakit psikis dalam ilmu medis,
sehingga harus ditangani oleh dokter.dan bila hal itu
dibiarkan terus-menerua akan menjadi penyakit kejiwaan.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP V
Manusia dan pandangan hidup adalah merupakan satu di
antara beberapa materi pokok ilmu yang terkandung dalam
Ilmu Budaya Dasar. Ilmu Budaya Dasar atau yang identik
dengan istilah Basic Humanities itu sendiri dimaksudkan agar
dengan kondisi kehidupan masyarakat kita yang demikian
heterogen diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya, dan lebih halus.
Menurut Koentjoroningrat, sebagai salah satu pokok
bahasan dalam Ilmu Budaya Dasar, pandangan hidup
mengandung pengertian yang mendasar yakni bahwa
Pandangan Hidup adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan
golongan di dalam masyarakat.
Sistem nilai budaya sering juga merupakan pandangan
hidup atau world view bagi manusia yang menganutnya.
Apabila “sistem nilai” merupakan pedoman hidup yang
dianut oleh sebagian besar warga masyarakat, “pandangan
hidup” merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh
golongan-golongan atau, lebih sempit lagi, oleh individu-
individu khusus di dalam masyarakat. Oleh karena itu,
hanya ada pandangan hidup golongan atau individu
tertentu, tetapi tidak ada pandangan hidup pada
keseluruhan masyarakat.
Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia,
tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup
meskipun pada tingkatan yang berbeda-beda. Pandangan
hidup mencerminkan citra diri seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau
aspirasinya.
Dalam kehidupanya manusia tidak akan terlepas dan 3
hal pokok, yakni:
– Cita-cita,
– Kebajikan, dan
– Sikap hidup
Karena itu pula, wajarlah apabila cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup merupakan bagian hidup manusia. Dan itu
pulalah sebabnya cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup
banyak menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil
seth yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup
seseorang.
Klasifikasi Pandangan hidup
•Pandangan Hidup yang berasal dari Agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
•Pandangan hidup berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma-norma yang terdapat dalam
Negara tersebut.
•Pandangan hidup yang berasal dari renungan adalah
pandangan hidup yang relative kebenarannya, karena sifatnya
individu dan diyakini oleh persepsi diri sendiri.
Langkah – Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau
bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan
pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu
sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang
memperlakukan sebagai sarana kesejahteraan, ketenteraman
dan sebagainya.
Maka kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita
dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik. Maka dari itu di bawah ini beberapa
langkah-langkah dalam berpandangan hidup yang baik, sebagat berikut:
1.Mengenal.
Mengenal ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu
merupakan tahap pertama dan setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal
ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar
bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup.
2.Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang balk adalah mengcrti.
Mengerti di sini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka
dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagairnana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagi yang berpandangan hidup pada agama islam, hendaknya kita
mengerti apa itu Al Qur’an, hadits dan ijmak itu dan bagaimana
ketiganya itu mcngatur kehidupan baik di dunia niaupun di akherat.
MANUSIA DAN KEADILAN VI
1. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya
memiliki 3 jenis gejala, yaitu:
1. Akal menyatu menjadi manunggalnya jiwa menghasilkan pikiran
(derajat tinggi)
2. Rasa
3. Kehendak
2.Pengertian Adil atau Keadilan adalah :
1. Keadilan ialah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak
dan kewajiban.
2. Keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau
keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewa jibannya
3. Keadilan bisa berjalan dengan baik jika dilandasi oleh cinta kasih,
karena tanpa cinta kasih keadilan hanya dilaksanakan atas dasar hak
dan hukum saja, sehingga berlaku kejam dan mungkin bisa terjadi
kecurangan atau penipuan
3.Pendapat para Tokoh dan Filosof tentang arti keadilan:
1.Khong Hu Tsu (filosof China) berpendapat: “Bila anak sebagai anak,
bila ayah sebagai ayah, bila raja sehagai raja, masing-masing telah
melaksanakan kewajibannya, maka itulah keadilari”. Artinya menyadari
akan peran masing-masing dan suatu fungsi merupakan suatu
keharusan bagi tercapainya suatu keadilan.
2.Aristoteles berpendapat: keadilan adalah suatu kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan di sini diartikan sebagai titik tengah di
antara kedua ujung yang terialu ke kanan atau terlalu ke kin dan suatu
masalah.
3.Plato berpendapat: keadilan itu merupakan kewajiban tertinggi dalam
kehidupan negara yang baik, sedangkan orang yang adil adalah orang
yang mampu mengendalikan din, perasaannya dikendaljkan oleh akal
sehat.
4.Soekarno > Keadilan = Kesejahteraan (tidak akan ada kemiskinan di
dalam Indonesia Merdeka).
5.Moh. Hatta > Cita-cita Keadilan Sosial adalah dapat mencapai
kemakmuran yang merata.
4.Keadilan Komulatif
Keadilan bertujuan memelihara pertalian dan ketertiban masyarakat
dan kesejahteraan umum. Tindakan yang bercorak ujung ekstrim (Dyadic)
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak/menghancurkan pertalian
dalam masyarakat, misalnya dokter “ada main” dengan pasiennya.
Usaha untuk mencapai keadilan sosial ada 8 jalur pemerataan, yaitu:
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya
pangan, sandang, dan peruniahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pcmerataan kesempatan usaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya
bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilanPE
5. Keadilan Legal/Keadilan Moral.
1. Plato: Keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.
2. Kong Hu Cu: Keadilan terwujud jika setiap anggota masyarakat
menjalankan fungsi dan peranannya masing-masing. Ketidakadilan
terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain.
6. Keadilan Distributif.
1. Aristoteles: Keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama, dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan
secara tidak sama pula (justice is done when equals are treated equally).
Misalnya:
1. Upah buruh lama dan yang baru harus beda.
2.Uangjajan anak SD dan SMP harus berbeda
3. Pengadilan tidak memihak, tanpa pandang bulu.
4. ukuman bagi anak di bawah umur
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB VII
Pengertian Tanggung Jawab
 Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajibmenanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasaIndonesia adalah kewajiban
menanggung, memikul jawab, menaggung segala sesuatunya,
ataumemberikan jawab dan menaggung akibat.Tanggung jawab adalah
kesadarn manusia akan tinggkah laku atau perbuatannya yangdisengaja
maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudankesadaran dan kewajibannya.Seorang mahasiswa
mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti iatelah
memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas
kewajibannya. Sudahtentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa,
itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila padaujian ia mendapat nilai
A,B, atau C itulah kadar pertanggung jawabannya.Bila si mahasiswa
malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau belajar
dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi
ujian. Ini berarti bahwa simahasiswa tidak memenuhi kewajibannya,
berarti pula ia tidak bertanggung jawab.Seorang mau bertanggung jawab
karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertianatas segala
perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain
Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, antara
sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungan.Tanggung
jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
 Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang me
maksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu da
pat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi ke
pentinganpihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat
perbuatannya itu, dengan demikian iasendiri pula yang harus
memulihkan kedalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si
pembuattidak mau bertanggung jawab, phak lain yang akan
memulihkan baik dengan cara individualmaupun dengan
cara kemasyarakatan. Apabila dikaji, dan menyadari pula bahwa
tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang
harus dipikul ataudipenuhi sebagai akibat dari perbuatan
pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan
pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada
pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukanuntuk
kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain.
Dengan keseimbangan, keserasian,keselarasan ntara
sesama manusia, antar manusia dan lingkungn, antara
manusia dan Tuhan selaludipelihara dengan
baik.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruknya
perbuatannya itu
MANUSIA DAN HARAPAN VII
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan
masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan –
pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing –
masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak
mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai
harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan
orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”,
walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan
berkehandak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan
sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan
itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup,
yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota
masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari
interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun
mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang
hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan
alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak
manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa
manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan
atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving
and love)
d)      Diakui linkungan (status)
e)      Perwujudan cita – cita (self actualization
C. PENGERTIAN DOA
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya
memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti
"Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon
terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1 33
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai
berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat
kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu
termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah
demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai
tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan
sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan
menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila
mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
(al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada
dalam neraka berkata kepada penjaga penjaga jahannam: “
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal –
hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita
perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang
dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal
dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran
E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan
atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia.
Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang
Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau
dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,
orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu
sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai
dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya
pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua,
guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya
ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan,
terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh
Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.
Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat
menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada
Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat
pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab
Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya
merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada
zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka   
menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki
MANUASIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU IX
A. Habitat manusia sebagai makhluk individu dan sosial
    Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup
atau makhluk individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya
sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah
subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya
melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis
kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui
tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi
universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing
individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran
tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang
akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini
berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi.  Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya
demi kelangsungan hidup sejenisnya
B. Peranan manusia sebagai mahluk individu dan sosial
     Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan
tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik
tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya,
melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala
maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek
yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah,
dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan
membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta
habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-
kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi
lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana
hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan
pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan
lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga
kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan datang.
C. Dinamika Interaksi Sosial
     Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan
antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang
satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap
pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya
komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat
terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala
sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis
kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik,
bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana
D. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat
      Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau
golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan
rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari
diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan
suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi
lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan
dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya
korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia
jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat. Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan,
kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat
tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan
individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh
suatu kelompok masyarakat.
MANUSIA DAN LINGKUNGAN X
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial
dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan,
lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia
dan lingkungannya secara menyeluruh.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan mati, dan seterusnya, serta
terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.
manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,
rohani, dan istilah kebudayaan, atau  secara campuran. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens  (bahasa  latin  untuk 
manusia)  sebuah spesies  primata dari  golongan  mamalia  yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran
tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia
ambil. Dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan
keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
•Pengertian manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan dan mati dan seterusnya. Serta terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan
timbal balik itu positif maupun negative.
•Pengertian lingkungan.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya,dan  memiliki  karakter  serta fungsi  yang  khas  yang
mana terkait secara timbal balikdengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya,   terutama   manusia   yang   memiliki   peranan   yang  
lebih kompleks dan rill.
•B.     Korelasi Antara Manusia Dengan Lingkungan
•Pengertian ekologi.
Ekologi terdiri atas rumah tangga dan logos yang berarti firman atau ilmu.
Jadi secara harfiah ekologi adalah ilmu kerumah tanggaan.ilmu ini mirip
dengan ekonomi.
•Lingkungan hidup manusia.
Manusia hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-
budayanya.Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten
yakni,suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya
merupakan factor lingkungan yang mempengaruhi makhluk- makhluk hidup
diantaranya:
•Tanah.
•Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer.
•Air.
•Cahaya .
•Suhu atau temperature.
Sedangkan komponen biotic di antaranya adalah:
•Produsen.
•Konsumen.
•Pengurai .
Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor Selain itu di dalam lingkungan
terdapat faktor-faktori berikut ini:
•Rantai makanan.
•Habitat .
•Populasi.
•Komunikasi.
•Biosfer .
•D.    Sumber Alam
Sumber alam dapat di golongkan ke dalam dua bagian yakni:
•Sumber alam yang dapat di perbaharui(renewable resources)atau di sebut pula
sumber-sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua
makhluk hidup, hutan, hewan-hewan dan tumbuhan- tumbuhan.
•Sumber  alam  yang  tidak  di  perbaharui(nonrenewable  resources)  atau  di sebut
pula sebagai golongan sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber abiotik
adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral dan bahan- bahan tambang lainnya.
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah,misalkan
tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora dan hewan-hewan
menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber
daya alam tersebut di katakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat di
perbaharui. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat 
memperbahrui dirinya. Bila sumber minyak,  batu bara atau bahan- bahan lainnya
telah habis di gunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.
Sumber alam biotik   dapat   terus di gunakan atau di manfaatkan oleh manusia,bila
manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti
memerhatikan siklus hidup sumber alam tersebut dan   di usahakan jangan sampai
sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu  jenis species di bumi musnah, jangan
berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali. Seyogianya  manusia 
menggunakan  baik  sumber  daya  biotik  dan  abiotik secara tepat dan
bertanggung jawab.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA XI
Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu
pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan
dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan
LOGIKA. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu
kesenian adalah ETIKA dan ESTETIKA.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai
problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak
semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga sebagai mahluk social,
ekonomi, politik dan mahluk budaya.
Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta “budhayah” (jamak), budhi
= budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai
kesempurnaan . EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai : “keseluruhan
kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang di dapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu yang
diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui aka”l. Budaya itu
tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi melalui belajar
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat
mempengaruhi cara berfikir dan gerak social. Dengan memfungsikan akal budinya
dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bias mempertimbangkan dan
menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan perlu dikaji agar kita bias mengembangkan kepribadian dan wawasan
berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraannya. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula
penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH
KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan adalah segala system/tata nilai, sikap mental,
pola berfikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak
memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat
menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : DEHUMANISASI, artinya
pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat Dehumanisasi terjadi
akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan tujuan
pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus
dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias
memaknai tentang etika, estetika dan logika
Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban
dan pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam
lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya
dan lingkungannya, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup
dan menyempurnakan hubungan insane.
Etika dan Estetika budaya
Secara historis perkembangan zaman boleh saja mengalami perubahan yang dahsyatmun,
peran kesenian tidak akan pernah berubah dalam tatanan kehidupan manusia. Sebab, melalui
media kesenian, makna harkat menjadi citra manusia berbudaya semakin jelas dan nyata…
Bagi manusia Indonesia telanjur memiliki meterai sebagai bangsa yang berbudaya. Semua itu
dikarenakan kekayaan dari keragaman kesenian daerah dari Sabang sampai Merauke yang
tidak banyak dimiliki bangsa lain. Namun, dalam sekejap, pandangan terhadap bangsa kita
menjadi ”aneh” di mata dunia. Apalagi dengan mencuatnya berbagai peristiwa kerusuhan,
dan terjadinya pelanggaran HAM yang menonjol makin memojokkan nilai-nilai kemanusiaan
dalam potret kepribadian bangsa.
Padahal, secara substansial bangsa kita dikenal sangat ramah, sopan, santun dan sangat
menghargai perbedaan sebagai aset kekayaan dalam dinamika hidup keseharian.
Transparansi potret perilaku ini adalah cermin yang tak bisa disangkal. Bahkan, relung
kehidupan terhadap nilai-nilai etika, moral dan budaya menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Namun, kenyataannya kini semuanya telah tercerabut dan ”nyaris” terlupakan.
Barangkali ada benarnya, dalam potret kehidupan bangsa yang amburadul ini, kita masih
memiliki wadah BKKNI (Badan Koordinasi Kebudayaan Nasional Indonesia) yang mengubah
haluan dalam transformasi sosial, menjadi BKKI (Badan Kerja sama Kesenian Indonesia) pada
Februari lalu. Barangkali dengan baju dan bendera baru ini, H. Soeparmo yang terpilih
sebagai ”bidannya” dapat membawa reformasi struktural dan sekaligus dapat memobilisasi
aktivitas kesenian sebagaimana kebutuhan bangsa kita. Sebab, salah satu tugas dalam peran
berkesenian adalah membawa kemerdekaan dan kebebasan kreativitas bagi umat manusia
sebagai dasar utama.
Negara Berkebudayaan
KEBUDAYAAN dapat dilihat bagaimana warga berbuat sesuatu yang bermakna (sebagai
proses) dan hasil perbuatan (produk). Manakala perbuatan dan hasilnya ini dicitrakan
melekat pada kolektivitas suatu bangsa, maka disebut sebagai kebudayaan bangsa
(nasional). Persoalan kebudayaan nasional perlu ditempatkan dalam arus besar kebudayaan
global yang didorong oleh spirit neoliberalisme. Pengadopsian budaya global tidak terelakkan.
Umumnya rezim negara yang korup didukung oleh kekuatan global, sepanjang negara
terjamin menjadi pasar. Bagi kebanyakan penguasa, keadaan ini lebih menguntungkan sebab
tanpa perlu membangun budaya bangsa, toh, dapat menjadi konsumen baik budaya warisan
(heritage) maupun global.
Kebudayaan memang praktik warga sehari-hari. Namun, peranan penyelenggara negara
sangat penting mengingat proses menyiapkan warga agar dapat berpraktik budaya
(berbudaya) merupakan tugas utama negara. Makna kebudayaan yang pada hakikatnya
mengandung nilai positif bagi kehidupan dikembangkan dalam tiga dimensi, yaitu keilmuan,
etika, dan estetika. Dimensi keilmuan dilihat dari capaian-capaian pengetahuan dan
teknologi, etika dengan penghayatan kebaikan universal dan multikultural dalam kehidupan
nasional, serta estetika dengan apresiasi keindahan yang meningkatkan harkat kehidupan.
Begitulah kegiatan budaya pada hakikatnya bagaimana warga berkiprah dan menghasilkan
sesuatu yang bermakna dalam ketiga dimensi tersebut. Maka, persoalan kebudayaan adalah
bagaimana menghadirkan warga dengan kapasitas tertentu untuk dapat terlibat di dalamnya.
Penyiapan warga inilah disebut sebagai proses pendidikan.
Definisi “mencerdaskan kehidupan bangsa” ini setelah hampir 80 tahun merdeka
diartikan dalam kerangka sempit sebagaimana pemikiran tahun 1940-an. Bukalah Bab
Pendidikan, Pasal 31: “1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; 2.
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan Undang-undang.” Pendidikan diartikan sebagai pengajaran, sedang
kebudayaan, dalam Pasal 32: “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.”
Dalam penjelasan tercermin kebudayaan dilihat sebagai produk.
CARA pandang yang mempersempit pendidikan sebagai pengajaran, dan kebudayaan
sebagai produk, menjadi pangkal dari pengabaian suatu strategi kebudayaan dalam
kehidupan negara. Strategi kebudayaan menyangkut pengembangan budaya melalui
berbagai institusi negara dan masyarakat. Untuk itu dilihat dalam dua cara, pertama,
institusi yang perlu memiliki budaya yang menggerakkannya secara internal. Ini berlaku
untuk institusi yang berkaitan dengan kehidupan publik, baik institusi negara maupun
korporasi bisnis dan organisasi masyarakat sipil. Kedua, institusi yang secara eksternal
memiliki fungsi dalam penumbuh kembang budaya warga, yaitu institusi pendidikan
(persekolahan) dan media massa.
Pengabaian aspek pertama tercermin dari anomali dalam berbagai penyelenggaraan
kehidupan publik. Birokrasi negara sepanjang Orde Baru mengadopsi tata cara dan etiket
bertindak, termasuk istilah-istilah dari produk budaya Jawa, tetapi tidak berusaha
mengembangkan budaya birokrasi untuk menggerakkan institusi ini. Pasca-Orde Baru,
anomali ditunjukkan melalui perbuatan menyimpang yang meluas oleh anggota parlemen
daerah.
MANUSIA DAN PERUBAHAN SOSIAL XII

1. Pengertian Perubahan Sosial – Manusia merupakan makhluk sosial


yang hidupnya tidak bisa terlepas dari manusia lainnya. Sebagai makhluk
sosial, manusia pastinya melakukan interaksi antar sesama dengan
bahasa komunikasi yang bermacam-macam. Hal itu kemudian menjadi
faktor adanya perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat.
Kebanyakan manusia yang hidup di dunia ini pastinya ingin adanya
perubahan baik untuk dirinya sendiri maupun kelompok masyarakatnya.
Hal itu lantas membuat manusia terus berpikir, bergerak, dan bertindak
agar bisa berubah baik dari segi sosial, ekonomi, dan hingga politik.
Khususnya di bidang sosial manusia cenderung mudah untuk berubah
baik karena pengaruh luar maupun dalam.
Berikut ini penjelasan lengkap seputar perubahan sosial. Mulai dari
Pengertian perubahan sosial secara umum, pengertian perubahan sosial
menurut parah ahli, teori perubahan sosial, faktor pendorong perubahan
sosial, faktor penghambat perubahan sosial, ciri ciri perubahan sosial,
dampak perubahan sosial, bentuk perubahan sosial, dll.
PERUBAHAN SOSIAL SECARA UMUM
Pengertian Perubahan Sosial Menurut Ahli
Sebenarnya ada banyak pengertian mengenai perubahan sosial. Banyak ahli yang
mengemukakan mengenai pengertian perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
Meskipun demikian, pengertian perubahan yang dikemukakan oleh beberapa ahli
mempunyai hakekat yang sama.
Berikut adalah pengertian perubahan sosial menurut berbagai ahli:
1. KARL MARX
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkembangan
teknologi atau kekuatan produktif suatu masyarakat dan hubungan antara elas-kelas sosial
yang berubah.
Mengingat bahwa Karl Marx ini merupakan pencetus teori kapitalisme, sehingga ia
mengaitkan perubahan sosial dengan kelas-kelas sosial dan aktifitas perekonomian.
2. SELO SOEMARDJAN
Perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada berbagai lembaga masyarakat
dalam suatu lingkungan termasuk dalam hal nilai sosial, sikap, dan pola perilaku antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Jadi, menurut Selo Soemardjan perubahan sosial
itu cakupannya cukup luas dan menyeluruh.
3. EMILE DUKHEIM
Perubahan sosial bisa terjadi sebagai hasil faktor-faktor ekologis dan demografis, yang
dapat merubah kehidupan masyarakat dari kondisi yang tradisional yang masih sangat
kental dengan nilai-nilai solidaritas mekanis ke dalam kondisi masyarakat modern yang
kental dengan nilai solodaritas organik.
4. GILLIN
perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima sebab
adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun melalui difusi atau pertemuan-pertemuan baru dalam masyarakat.
5. MAC IVER
Beliau mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
6. RAJA
Beliau mengatakan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada
lembaga masyarakat yang kemudian dapat mempengaruhi suatu sistem sosial.
7. KINGSLEY DAVIS
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi suatu
masyarakat.
8. SAMOEL KOENIG
Perubahan sosia merupakan modifikasi dari pola kehidupan masyarakat.
9. WILLIAM F. OGBURN
Perubahan sosial sebagai kebudayaan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun non-material yang menekankan adanya pengaruh yang besar dari unsur-
unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur non-material.
1. FAKTOR EKSTERNAL
Diantara faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan sosial adalah
peperangan. Suatu kelompok masyarakat atau daerah yang terjadi peperangan
akan merubah tatanan sosial dalam lingkungan masyarakat tersebut. Peperangan
yang terjadi akan banyak merusak fisik maupun nonfisik suatu masyarakat.
Selain itu juga ada bencana alam yang mempengaruhi perubahan sosial. Bencana
alam secara langsung dapat merusak fisik lingkungan masyarakat bahkan nonfisik
seperti mental masyarakat. Hal itu kemudian membuat suatu masyarakat
menjadi trauma yang harus memperbaiki fisik dan tatanan sosial kembali.
Kebudayaan asing yang masuk ke dalam lingkungan suatu masyarakat akan
berpengaruh terhadap perubahan sosial. Secara sengaja maupun tidak dan
disadari ataupun tidak masyarakat sering menyerap kebudayaan luar, terlebih
lagi pada masyarakat yang terbuka.
Perkembangan teknologi yang begitu canggih serta informasi yang cepat juga
membuat perubahan sosial yang terjadi di suatu masyarakat terjadi sangat
cepat.
Hal itu disebabkan karena memang cenderung masyarakat kini selalu ingin
update dan eksis di tengah perkembangan teknologi dan informasi. Jadi, hal itu
tidak bisa dipungkiri lagi oleh masyarakat sekarang.
2. FAKTOR INTERNAL
Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi perubahan sosial di
suatu masyarakat diantaranya adalah sistem pendidikan yang maju.
Pendidikan yang maju dan semakin berkualitas membuat semakin banyak
penduduk yang terjamin kualitas hidupnya. Mereka bisa memperbaiki
taraf hidup setelah menempuh pendidikan yang cukup tinggi.
Sikap toleransi dapat mendorong terjadinya perubahan sosial karena
seorang yang mempunyai sikap tersebut cenderung terbuka dan saling
menghargai. Toleran terhadap kebudayaan luar membuat masyarakat
lebih mudah menerimanya sehingga bisa mempengaruhi lingkungan sosial
masyarakat.
Orientasi hidup ke masa depan menjadi pedorong terjadinya perubahan
sosial. Kelompok masyarakat ataupun individu pastinya mempunyai
orientasi hidup yang baik. Oleh sebab itu mereka berusaha dengan keras
baik melalui pendidikan maupun ekonomi agar tercapai orientasi
tersebut.
Kondisi masyarakat yang majemuk membuat suatu kelompok mayarakat
mudah mengalami perubahan sosial. Keragaman masyarakat tersebut
saling bersentuhan sehingga akan menghasilkan suatu tatanan baru dari
hasil percampuran kebudayaan masyarakat yang majemuk.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Di dunia ini masih ada beberapa masyarakat yang sulit mengalami
perubahan sosial karena beberapa hal. Diantara faktor penghambat
terjadinya perubahan sosial adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
kental.
Suatu mayarakat yang masih memegang teguh adat istiadat yang berlaku
cenderung sulit mengalami perubahan sosial. Kemudian ditambah lagi
dengan prasangka buruk terhadap kebudayaan luar. Jadi, mereka lebih
menolak kebudayaan luar yang berusaha masuk di lingkungan masyarakat.
Begitu pula dengan masyarakat yang masih tradisional sangat sulit untuk
berubah. Mengingat mereka cukup jauh dengan perkembangan teknologi
dan informasi. Kehidupan masyarakat tradisional sangat kental dengan
kebiasaan lama dan tidak cukup banyak mengetahui tentang
perkembangan dunia luar.
Sementara itu ideologi yang kuat di suatu masyarakat membuat perubahan
sosial menjadi terhambat. Kelompok ataupun individu yang memegah
teguh suatu ideologi cenderung berpikir sempit
MANUASIA DAN PERUBAHAN BUDAYA XIII
Hubungan Manusia Dengan Perubahan Budaya

A. Manusia
Dalam ilmu eksakta,manusia dipandang sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang
dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari
bebagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan
kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan makhluk
biologis yang tergolong dalam golongan dalam golongan makhluk
mamalia (biologi). Dalam ilmu – ilmu sosial ,manusia merupakan
makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut economicus (ilmu
ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi). Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik). Makhluk yang berbudaya , sering disebut homo- humanus
(filsafat).
Dua pandangan yang menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia .
1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang terkait, yaitu :
a. Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan
difoto dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c. Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual
dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta
yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
 
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id, merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alamiah yang
irrasional dan terkait dengan sex, yang secara
instingual menentukan proses – proses ketidaksadaran (unconcious).
b. Ego, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar – standar moral yang diterima dari ego
kesejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam
lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan – pandangan
orang tua.
B. Hakekat Manusia
•Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
•Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
•Makhluk biokulturan, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
•Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Francis L.K Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah – olah seperti lingkaran – lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
•Nomor 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
•Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious).
•Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).
•Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib.
•Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna.
•Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh.
Nomor 0 disebut lingkungan
D. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang
berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang
berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai
“segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk
mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha
manusia untuk dapat melangsungkan serta mempertahankan hidupnya di dalam
lingkungannya”. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang
dipelajari, mengavu pada pola – pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang
merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid 1, 1989; hal 68). Berikut
pengertian kebudayaan menurut para ahli yaitu :
1. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski
Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki    masyarakat itu.
2. E.B.Tylor (1871)
Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan –
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
3. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
4. Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir
H. Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah.
Tidak ada kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak
kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi
oleh karena ia mengadakan hubungan – hubungan dengan manusia
lainnya. Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam
sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau
sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan –
aturan, norma – norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan, seni juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan
bahasa.
Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
a. Sebab – sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri, misalnya perubahan jumlah,komposisi penduduk dan difusi
kebudayaan, penemuan -penemuan baru khususnya teknologi dan inovasi.
b. Sebab – sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka
hidup.Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur –
jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk
berubah lebih cepat.
MANUSIA DAN NILAI MORAL XIV
A. Hakikat Nilai Moral Dalam Kehidupan Manusia
•Nilai dan Moral Sebagai Materi Pendidikan
Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara manusia
mencari hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat nilai) yang
mempunyai dua kajian utama yakni estetika dan etika. Keduanya berbeda karena
estetika berhubung dengan keindahan sedangkan etika berhubungan dengan baik
dan salah, namun karena manusia selalu berhubungan dengan anmasalah
keindahan, baik, dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan layak atau
tidaknya sesuatu, maka pembahasan etika dan estetika jauh melangkah ke depan
meningkatkan kemampuannya untuk mengkaji persoalan nilai dan moral tersebut
sebagaimana mestinya.
Jika persoalan etika dan estetika ini diperluas ke kawasan pribadi, maka
muncullah persoalan apakah pihak lain atau orang lain dapat mencampuri urusan
pribadi orang tersebut? Seperti halnya jika seseorang menyukai masakan China,
apakah orang lain berhak menyangkal jika masakan China adalah masakan yang
enak untuk disantap dan melarang orang tersebut untuk mengkonsumsinya
•Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia
Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila
dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua,
memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantung
pada subjek yang menilainya.
Dua kategori nilai itu subjektif atau objektif:
Pertama, apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau
kita mendambakannya karena objek itu memiliki nilai
Kedua, apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai pada
objek, atau kita mengalami preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut
memiliki nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organis kita
(Frondizi, 2001, hlm. 19-24).
•Pengertian Nilai
Walaupun begitu banyaknya pakar yang mengemukakan pengertian nilai,
namun ada yang telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai
berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai
yang telah dikemukakan oleh setiap pakar pada dasarnya upaya memberikan
pengertian secara holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik pada
bagian bagian yang “relatif belum tersentuh” oleh pemikir lain.
Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat
pada pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value Is
Object Of Social Interest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya.
•Makna Nilai bagi Manusia
Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik
manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai
lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin
diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.
B. Problematika Pembinaan Nilai Moral
•Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta
terputusnya komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anak,
mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai
moral anak. Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk
memperjelas nilai yang harus dipegang bahkan sebaliknya menambah
kebingungan nilai bagi si anak.
•Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan
kebiasaan yang dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak
positif jika isu dan kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan
berpengaruh negatif jika sikap dan tabiat yang ditampikan memang
buruk, jadi diperlukan pula pendampingan orang tua dalam tindakan
anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang memiliki anak yang
masih di bawah umur.
•Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin
hubungan dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka:
memberi tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk
melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan,
dan juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas
(bisa juga seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan
nilai moral.
•Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai
anak-anak. Oleh karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan
mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan
stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,
maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta
didiknya dengan pendekatan klarifikasi nilai.
•Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir
dan lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral
sangat dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan
nilai itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan
nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.
Manusia Dan Hukum XV
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat.
Maka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa
dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini
bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan
mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the
living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas
ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam
setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat,
maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas
berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai
“semen perekat” tersebut adalah hukum.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa
dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium
yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana
ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa
dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial
yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan
bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai
komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula
manusia membentuk suatu struktur tatanan (organisasi) di
antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial
(social order) yang bernama: m a s y a r a k a t. Guna
membangun dan mempertahankan tatanan sosial
masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan
pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum)
dan si pengatur(kekuasaan).
Hubungan Hukum Dan Moral
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan
kosong tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu
diukur dengan norma moral dan perundang-undangan yang immoral
harus diganti.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum
dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada
hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang
yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum
dengan moral.
K. Bertens menyatakan ada setidaknya empat perbedaan antara
hukum dan moral, pertama, hukum lebih dikodifikasikan daripada
moralitas (hukum lebih dibukukan daripada moral), kedua, meski
hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum
membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral
menyangkut juga sikap bathin seseorang, ketiga, sanksi yang
berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan
dengan moralitas, keempat, hukum didasarkan atas kehendak
masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara sedangkan moralitas
didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan
masyarakat
PRANATA BUDAYA SEBAGAI
KEMAPANAN EMOSIONAL
Dari Basic Cultural , akan dapat diketahui kemapanan emosi
dan sosialnya. Dan ini akan berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya
sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia
lain, pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu adalah
ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-
menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu
itu selama-lamanya. Seperti bunyi pepatah “ Lain lading lain
belalang-lain lubuk lain pula Ikannya “ artinya disuatu tempat
akan beda cara dan kebiasaanya sehari-hari dengan tempat
lain.

72
Maka seringkali kita saksikan, sebuah perilaku sosial yang
menyimpang dari adat kebiasaan yang lazim, Dan itu terjadi 1
orang dari 10 orang yang lain yang memiliki sikap yang
berbeda. Namun kita tidak bisa menjustifikasi atau menghakimi
tindakan dia salah, karena fenomena yang terjadi pada diri
seseorang berasal dari kejadian yang ditimbulkan sebelumnya.
Sikap-sikap tersebut adalah :
1.Angkuh
2.Sombong
3.Mau menang Sendiri
4.Egois
5.Sektarian
6.Acuh tak acuh
Sikap-sikap tersebut akan terbawa pada saat mereka memiliki
kepandaian atau pengetahuan, sehingga akan menjadi lain
manakala
PAU-PPAI-UT
ilmu tersebut digunakan pada hal-hal yang buruk 73
Berkesenian dapat membentuk sikap dan pribadi yang baik, hal ini
dapat dilakukan apabila seseorang memahami proses sebuah
penciptaan karya seni, dimana dari awalnya ada proses : “ CIPTA –
RASA – KARSA
1.CIPTA : Adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan dengan
kontemplasi, yang dalam hal ini didasarkan dari kedalaman ilmu
seseorang dari olah batin, pengetahuan, wawasan serta ketajaman
intuisi seseorang hingga tercipta sebuah karya seni.
2.RASA : Setelah proses pertama selesai, maka selanjutnya dari hasil
penciptaan hingga menghasilkan karya seni tersebut sebelum di
edarkan atau diinformasikan pada orang  lain, dirasakan terlebih dahulu
oleh sang pembuatnya. Dari proses ini terjadi perpaduan antara pikiran
dan perasaan sehingga terjadi dialog yang kemudian bisa memutuskan
layak dan tidaknya karya ini ditampilkan.
3.KARSA : setelah selesai dalam proses pengkombinasian tersebut,
maka kemudian dilakukan proses tahapan terakhir yaitu mengkarsakan
atau memvisualisasikan dalam bentuk gerakan, lukisan, tulisan atau
bentuk lain yang diinginkan.
4. Proses – proses tahapan tersebut terjadi begitu cepat, tergantung
dari kemampuan seseorang dalam memadukan segala potensi yang
dimilikinya 74
MANUSIA
manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhlik lainnya. Karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan
dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya
itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka
sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
1.Pengembangan manusia dari segi Susila aspek kehidupan susila
adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia
dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena
hanya manusia yang dapat menghayati norma-
norma dalam kehidupannya.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi
membawa identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh
karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam akan
terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing
pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain,
membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-
aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih
beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang
akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan
pendidikan yang dapat digunakan sebagai sarana mencapai
kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat
menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia
dapat mengerti dan memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan
manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan
kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan
pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan
sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat
melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma
yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan
yang tepat.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat
tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu
pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma,
nilai dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia
akan melakukan penyimpangan terhadap norma-norma
yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.
2. Pengembangan Manusia dari segi Religius atau Agama
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini
sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa
berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang
benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia
memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada
kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh
sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia
mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur
seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur
Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang
sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan.
Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan
untuk beribadah kepada Tuhannya.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi
makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang
dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat
mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-
tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas
tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan
utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila,
maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat
menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi
derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan
yang lain.
MANUSIA DAN KERAGAMA
A. Kebudayaan
Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting
dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih
jika bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih
serasi dengan tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan,
pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi
hidup manusia yang lebih baik. Mencip­takan lingkungan hidup yang lebih
serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih
nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam
lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial
budaya.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat
dan lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju perkembangan dunia,
terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-
nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya
yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di
dalam masyarakatnya
80
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan
suatu masya­rakat adil dan makmur yang merata, materiil
dan spirituil berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat
pembangunan Nasional adalah pembangunam manusia
Indonesia seutuhnya dan pcmbangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu
pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya
menempatkan manusia scbagai pusat intcraksi kcgiatan
pcmbangunan spiritual maupun material. Pembangunan
yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai
sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa
pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai
bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan
berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial
yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang
Mahasa
PAU-PPAI-UT
Esa. 81
Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang
saling berkaitan, yaitu
1). Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku
bangsa, dengan latar belakang sosial budaya yang beraneka ragam.
Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh
karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikata-ikatan
primordial, yaitu kesukuan dan kedaerahan.
2). Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat.
Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya,
penyikapan yang berubah pada anggota masyarakat tcrhadap nilai-nilai
budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti
oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kclompok
masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan
antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai
itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
3). Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan
transportasi, yang membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya
antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Khusus dengan
terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing itu bukan hanya
itensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya bcrlangsung
dengan cepat dan luas jangkauannya.
PAU-PPAI-UT 82
B. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang
kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku
yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan
lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam kehidupanan masyarakat

83
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan
manusia, yang meliputi:
a.kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-
benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan
lain-lain.
b.Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang
tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan sebagainya.
2.Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis),
melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk
kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia
(secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan
kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari.

84
SISTEM BUDAYA DAN SISTEM SOSIAL
Sistem sosial dan sistem budaya merupakan bagian dari kerangka
budaya. Ketiga sistem tersebut secara analisis dapat dibedakan. Sistem
sosial lebih banyak dibahas oleh ilmu sosiologi, sementara itu sistem
budaya banyak dikaji dalam ilmu budaya. Sistem diartikan sebagai
kumpulan bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan
suatu maksud. Sistem mempunyai sepuluh ciri, yaitu:
1.fungsi,
2.satuan,
3.batasan,
4.bentuk,
5.lingkungan,
6.hubungan,
7.proses,
8. masukan,
9.keluaran, dan
10.pertukaran.

85
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan.
Sistem budaya a tau kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan
manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut
tidak dalam keadaan berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dan menjadi
suatu sistem. Dengan demikian, sistem budaya adalah bagian dari
kebudayaan yang diartikan pula adat-istiadat. Adat-istiadat mencakup
sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata
yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma
agama.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-
tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini
dilakukan melalui proses pembudayaan atau institutionalization
(pelembagaan). Dalam proses ini, individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan
peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil,
dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, mula-mula meniru berbagai
macam ilmu n. Setelah itu menjadi pola yang mantap, dan mengatur apa
yang dimilikinya.

86
Sedangkan, sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh
Talcott Parsons. Konsep struktur sosial digunakan untuk
menganalisis aktivitas sosial sehingga sistem sosial menjadi
model analisis terhadap organisasi sosial.
Konsep sistem sosial adalah alat bantu untuk menjelaskan
tentang kelompok-kelompok manusia. Model ini bertitik tolak
dari pandangan bahwa kelompok manusia merupakan suatu
sistem.
Parsons menyusun strategi untuk menganalisis fungsional
yang meliputi semua sistem sosial, termasuk hubungan
berdua, kelompok kecil, keluarga, organisasi sosial, termasuk
masyarakat secara keseluruhan. terdapat empat unsur dalam
sistem sosial, yaitu: dua orang atau lebih, terjadi interaksi di
antara mereka, interaksi yang dilakukan selalu bertujuan, dan
memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang
dipedomaninya tunduk pada sistem sosial lainnya yang mungkin terlibat.
87
Lebih lanjut, suatu sistem sosial akan dapat berfungsi
apabila empat persyaratan di bawah ini terpenuhi.
Keempat persyaratan itu meliputi:
1.Adaptasi, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem
sosial untuk menghadapi lingkungannya.
2.Mencapai tujuan, merupakan persyaratan fungsional
bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya.
3.Integrasi, merupakan persyaratan yang berhubungan
dengan interelasi antara para anggota dalam sistem sosial.
4.Pemeliharaan pola-pola tersembunyi, merupakan konsep
latent (tersembunyi) pada titik berhentinya suatu interaksi akibat
kejenuhan sehingga

88
2. BEBERAPA GAYA, CORAK, ATAU ISME SENI RUPA.
Di muka telah di singgung, bahwa kclahiran karya-karya seni rupa
yang berbeda-beda pada liap-liap jaman dikarcnakan masing-masing
jaman itu mcmiliki aliran-aliran pikiran yang berbeda-beda. Masing-
masing jaman mclahirkan karya-karya scni rupa dengan ciri-cirinya
masing-masing. Ada kalanya pada satu jaman lahir aliran-aliran pikiran
yang berbeda-beda, schingga melahirkan pula corak karya seni rupa
yang berbeda.
Jadi yang dimaksud dengan gaya dalam seni rupa adalah corak
atau isme yang dikarenakan aliran-aliran pikiran yang mendorong alau
mclatar belakangi kelahiran karya scni rupa itu.
Karena adanya perbedaan-perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing
jaman, maka masing-masing jaman mclahirkan kcsenian yang mem-punyai ciri-
ciri yang khusus. Adanya bermacam gaya, corak atau isme.itu mempunyai
pesona-pesona sendiri yang khusus dan khas. Di samping itu, tiap-tiap aliran
corak, gaya atau ismc itu mempunyai tujuan tcrtcntu atau fungsi sendiri-sendiri.
Atau tiap-tiap aliran itu mempunyai cita-cita seni sen­diri, sesuai dengan pikiran
jamannya.
89
Kesenian Primitif
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mutu suatu ciptaan terutama
pada sifatnya yang khas, yang tak ada pada ciptaan lain untuk mencari
karya yang khas, unik dan tidak ada duanya itu, maka orang menoleh ke
masa seni primitif.
Kesenian primitif kesederhanaannya menimbulkan kesan yang
mengagumkan. Kesenian primitif tidak di buat atas dasar sadar artistik
tctapi dibuat atas dasar sadar magis. Benda yang dibuat tidak ditujukan
sama sekali untuk benda seni yang menarik (artistik), tapi sebagai benda
sakti. Contoh : patung-patung suku Asmat dari Irian sungguh menarik
pesona seni orang-orang modern, meskipun karya-karya itu tidak
memiliki keindahan menurut pesona seni klasik.
Kita sering keliru menilai suatu karya seni dan menilai tidak dari
karya scni itu sendiri pada jamannya, melainkan dengan kriteria dari luar
jaman karya scni itu. Biasanya kita menggunakan ukuran masa kini atau
masa klasik untuk menilai karya seni primitif. Gaya klasik semula
dimaksudkan ialah kesenian Yunani kuno.

90
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Manuasia
manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran
untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa
membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang
baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara
umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja
tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka
sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus
makhluk sosial
91
B. Cintah Kasih
Cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan
merupakan bagian hidup diri manusia. Bentuk-bentuk kehidupan yang
dipenuhi rasa cinta kasih dan kasih sayang dapat membangkitkan
kreativitas manusia. Untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta
kasih dapat melalui beberapa media. Melalui media bahasa, lahirlah seni
sastra; dengan media garis, warna, dan bentiik, lahirlah seni rupa;
dengan media nada, irama, dan suara, lahirlah seni musik, dan lain-lain.
Pengkajian makna seni budaya sebagai manifestasi cinta kasih, kasih
sayang, dan belas kasihan terutama yang berkaitan dengan norma,
moral dan nilai dimaksudkan untuk mengembangkan kepnibadian dan
wawasan pemikiran. Hal mi. berarti akan memperluas daya tanggap,
persepsi, dan penalaran mengenai fakta seni budaya yang dihadapi
keseharian.
Menurut Purwodarminto, cinta kasih adalah perasaan sayang, perasaan
cinta, dan perasaan suka pada seseorang. Secara sederhana cinta dapat
dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa
simpati ini tidak hanya berkembang di antara pria dan wanita, akan tetapi
dapat pula di antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita.
Dalam kehidupan keluarga, kasih sayang atau cinta kasih merupakan
kunci kebahagiaan.
PAU-PPAI-UT 92
Agar dapat memahami cinta kasih secara mendalam, berikut akan
diuraikan tentang cinta dalam kehidupan sehari-hari yang selalu menjadi
masalah hangat untuk diperbincangkan. Dalam membina gerakan cinta,
yang pertama perlu cepat disadari bahwa yang disebut cinta sama sekali
bukan nafsu. Sulit dihindari bahwa atas dasar cinta murni yang dirasakan
seseorang terhadap orang lain yang berlawanan jenisnya, akhirnya akan
bermuara pada perkawinan, yang akan berlanjut pula pada hubungan
seksual. Oleh karena itu, rasanya sulit diterima bahwa seseorang
menyatakan cinta sejati. Perbedaan cinta dengan nafsu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a.cinta bersifat manusiawi. Pada manusia cinta dapat tumbuh dan
berkembang, sedangkan pada binatang hanya terbatas pada nalurinya
untuk melindungi.
b.cinta bensifat rohaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah.
Luapan cinta seseora memberikan semangat dalam hidupnya dan bagi
yang menerimanya dirasakan sebagai kebahagiaan. Sementara nafsu
yang jasmamah cenderung untuk memuaskan dorongan seksual.
c.cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung
menuntut. Pemberian cinta dilakukan secara halus karena rohaniab
sifatnya, sedangkan dorongan nafsu mudah dilakukan sebagai paksaan.93
PAU-PPAI-UT
Menurut Erich Fromm (1983), cinta itu terutama memberi bukan
menerima dan memberi merupakan ungkapan paling tinggi dan
kemampuan. Hal yang paling penting dalani memberi adalah yang
sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur unsur
dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan
pengenalan. Dalam pengasuhan, contoh yang paling sederhana adalah
cinta kasih seorang ibu dalarn mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang benar benar berdasarkan
atas suka rela, seperti hubungan antara ayah dengan keluarganya.
Tanggung jawab biasanya wujud penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
Perhatian merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkait prihadi orang lain, terutama agar mau membuka
dirinya, memperhatikan sebagaimana seharusnya.
Dalam cinta yang sejati selalu ada kesungguhan untuk mem bangun
hubungan cinta yang ideal dalam mewujudkan kehidupan yang terbaik.
Cinta itu bersifat timbal balik. Cinta itu sebenarnya praktis, cinta
memperbolelikan satu sama lain memperoleh kemajuan dan kesalahan-
kesalahannya. Sebagai ekspresi cinta antara seorang pria dan wanita,
tindakan seksual memperbarui dan menguatkan, membangkitkan
kembali kesadaran insting mereka berdua,
PAU-PPAI-UT 94
Menurut Sarlito W Sarwono (dalam Supartono,1996)
bahwa cinta ideal memiliki tiga unsur, yaitu keterikatan,
keintiman, dan ikatan adalah adanya perasaan untuk bersama
dia, secara totalitas untuk dia, tidak mau bersama orang lain
kecuali dengan dia. Keintiman, yaitu adanya kebiasaan-
kebiasaan dari lingkungan yang menunjukkan bahwa antara
anda dan dia sudah stidah nyaris tak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti Ibu, Saudara telah
digantikan dengan memanggil sebutan, seperti sayang.
Makan dan minum dalam satu piring atau cangkir tanpa rasa
risi, saling memakai uang tanpa rasa berutang, tidak saling
menyimpan rahasia, dan sebagainya. Kemesraan, yaitu
adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika lama tak ketemu, ungkapan-
ungkapan yang mengungkapkan rasa sayang, saling mencium, merangkul, dan sebagainya.

95
BENTUK CINTA KASIH
1. Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan (agape dalam bahasa Yunani) diwujudkan manusia
dalam tingkah laku atau perbuatannya. Cinta per saudaraan tidak
mengenal adanya batas-batas manusia yang berdasarkan suku bangsa,
bangsa, ataupun agama. Dalam cinta mi semua manusia sama, yaitu
sebagai makhluk ciptaan Allah.Cinta persaudaraan pada umumnya
melekat dengan sikap tanpa pamrih. Secara filosofis dibuatkan dengan
jargon “cintailah sesamamu sepertiengkau mencintaidirimu sendiri”.
2. Cinta Keibuan (Keluarga)
Kasih sayang yang bersumber pada cinta keibuan yang paling ash
adalah yang terdapat pada seorang ibu terhadap anak kandungnya.
Seorang ibu yang memperoleh benih anak dan suaminya tercinta akan
memeliharanya secara hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah anak
lahir melalui penderitaan yang hebat dan ibu, dirawat dan diasuhlah
anak dengan penuh kasih sayang. Dalam proses pengasuhan itu
terdapat serangkaian tugas yang harus dilakukan ibu, yaitu menyusui,
merawat, menemani, memandikan, membelai, dan sebagainya. Bagi
seorang ibu tidak ada harta yang paling berharga kecuali kehadiran
anak, yang dianggap sebagai buah hati.
PAU-PPAI-UT 96
3. Cinta Erotis (Cinta antar pria dan wanita)
Kasih sayang yang bersumber dan cinta erotis (sifat membirahikan),
memang merupakan suatu yang sifatnya eksklusif sehingga sering
memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal mi terjadi karena antara cinta
dan nafsu dipersepsikan secara sama. Padahal jika dicermati secara
seksama, keduanya memihiki pengertian yang berbeda bahkan bertolak
belakang. Kasih sayang dalam cinta erotis merupakan kontak seksual yang
ash dan yang ideal bersumber dan cinta. Kasih sayang erotis dapat menjadi
perekat hubungan suami istri dalam membina hidup berkeluarga.
4. Cinta Diri Sendiri
Pada din individu, di samping harus mencintai sesama juga ada
keharusan mencintai din sendiri (self love). Banyak orang menafsirkan
bahwa cinta kepada din sendiri identik dengan & Jika hal mi yang terjadi
maka cinta pada din sendiri int nilai negatif. Namun esensi mencintai din
sendiri Incrigurus din sendiri sehingga kebutuhan jasmani dan rohaninya
terpenuhi secara wajar. Setiap individu wajib niencintai dininya sendiri.
5. Cinta pada Allah
Cinta pada Allah merupakan perwujudan pengabdian manusia ketika
hidup di dunia. Orang yang cinta pada Allah umumnya disebut religius atau
taat beragama.
PAU-PPAI-UT 97
Hakikat Cinta
Eksistensi manusia adalah koeksistensi. Tidak ada
manusja yang bisa hidup sendirian tanpa adanya orang
lain, dan kekuatan yang menyatukan manusia dengan
manusia lain ialah cinta. Relasi antara manusia tidak
akan berarti tanpa didasarkan atas cinta.
Cinta membuat “aku” dan “kamu” menjadi “kita”.
Dan “kita” adalah communion (kebersamaaan). Untuk
mencapai kebersamaan yang ideal diperlukan
keterbukaan dan kesediaan tiap manusia untuk
membangun relasi antar pribadi yang bersifat kreatif,
maka jelaslah bahwa cinta merupakan kebutuhan
dasar bagi perkembangan hidup manusia.
Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka orang akan
mengalami gangguan serius. Manusia membutuhkan
cinta seperti halnya makanan, karena itu cinta harus
diupayakan terus agar tidak punah. Caranya orang
harus saling memberikan cinta 98
Keadilan > “keadilan”, kondisi kebenaran yang ideal
secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
materi maupun non materi, (seorang pimpinan berbuat
adil kepada bawahannya, orang tua berbuat adil kepada
anak-anaknya).
Cinta Sejati > Ada pandangan yang menyebutkan bahwa
cinta sejati dapat diwujudkan oleh manusia. yaitu:
1.Cinta sejati bukan objek statis, tetapi situasi yang terus
berkembang ke kehidupan yang lebih bahagia. Ini tidak
mungkin diupayakan dengan sekali langkah, melainkan
melalui proses panjang (Cinta sejati Habibi dan Ainum).
2.Karena manusia memiliki dimensi rohani yang bersifat
tak terbatas. Dengan terbuka terhadap daya rohani itulah
dapat diwujudkan suasana damai dan bahagia. Contoh
cinta sejati adalah cinta ibu kepada anaknya

99
CITA-CITA DAN PANDANGAN HIDUP
Di samping itu juga pandangan hidup yang
teguh ini akan mampu memperbaiki segala
tingkah lakunya, baik dalam bermasyarakat
ataupun dalam menyelesaikan segala masalah
hambatan, gangguan dan tantangan sehingga
nantinya akan terwujud cita-cita yang
didambakannya.
Oleh karetia itu scbagai makhluk yang
mempunyai Cita-cita terutama cita-cita yang
akan memimpin kepada kebaikan dan
keselamatan baik pribadi maupun orang lain
dan lebih-lebjh keselamatan di akherat kelak.
100
Bila kita kaji lebih datam maka dalam
berpandangan hidup yang baik itu tentu terdapat
keyakinan yang teguh. Pandangan hidup yang
demikian ini merupakan dasar akan adanya cita-
cita artinya bila adanya cita-cita ini didasari oleh
pandangan hidup ini maka cita-cita ini akan lebih
besar kemungkinannya dan bila berhasil maka
berarti cita-citanya itu merupakan hasil petunjuk
dan Allah sebagai pencipta seluruh makhluk yang
ada. Dengan demikian besar kemungkinannya
untuk selamat dalam menjalankan tugas dan
keberhasilan cita-citanya itu dengan syarat yang
bcrsangkutan selalu berpegang teguh pada
pandangan hidupnya dimanapun berada.
101
HAK DAN KEWAJIBAN
Manusia adalah makhluk sosial yang dibatasi oleh norma
norma.  Hak adalah suatu kekuasaan yang secara sah dimiliki
seseorang, baik atas pribadi, atas orang lain maupun atas harta
atau benda yang di luar dirinya:
“Hak-hak Asasi Manusia”:
1. Hak untuk hidup.
2. Hak untuk kemerdekaan hidup.
3. Hak untuk mendapat perlindungan hukum.
4. Hak untuk memiliki sesuatu.
5. Hak untuk memperoleh nama baik.
6. Hak untuk berpikir dan mengeluarkan pendapat.
7. Hak untuk menganut aliran kepercayaan atau agama.
8. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
9. Hak untuk memperoleh pekerjaan.

PAU-PPAI-UT 102
Kewajiban adalah sesuatu tugas yang harus dijalankan
oleh setiap manusia untuk mempertahankan dan membela
haknya.  Empat macam kewajiban, yaitu:
1.Kewajiban terhadap diri sendiri.
2.Kewajiban terhadap orang lain (individu dan
golongan).
3.Kewajiban terhadap negara.
4.Kewajiban terhadap Tuhan.
Pada dasarnya pembalasan positif dilakukan
berdasarkan saling menjaga dan menghargai hak dan
kewajiban masing masing. Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan.
PAU-PPAI-UT 103

Anda mungkin juga menyukai