PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) diberikan kepada
mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk
mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan
budaya. Hal ini penting disebabkan oleh dua hal:
1. Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia
yang dialami dan dihadapi seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-
Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan
hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2. Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuan sering
mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Yang
ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak tabir aspek ontologis dan epistemologis demi
mencapai kelezatan hidup materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya (segi
aksiologisnya) sering mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak
“halus”. Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran,
dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Dan juga untuk mejelaskan pentingnya Ilmu
Budaya Dasar sebagai fondasi membangun moral mahasiswa. Agar tercipta manusia dengan
kepedulian tinggi terhadap sesamanya. Dan mengenalkan ilmu budaya dasar serta
hubungannya dengan ilmu eksak. Bahwa kedua ilmu ini adalah memiliki keterikatan satu
sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
“Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah
kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan
telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam
Pengetahuan Budaya.[1]
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara
budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Menurut Dawson dalam bukunya
“Age Of The Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is a common way of
life). Sedangkan menurut E.B Taylor dalam bukunya: “Primitive Culture” kebudayaan adalah
suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh
seseorang sebagai anggota masyarakat. Dan Dr.Moh.Hatta mengatakan kebudayaan adalah
ciptaan hidup dari suatu bangsa.
Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai sistem pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem pendidikan
pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Sistem pendidikan tersebut merupakan
kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer.
Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi,
perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi
kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, sistem pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga
ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang
terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi
pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide
bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan
lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu
menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak
perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya.
Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap
pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam
lingkungan masyarakat.[2]
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai
dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan
pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang
mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :
· Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang
bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
· Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan
menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan
kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam,
sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran
dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di
atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan
bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut
secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10
tema atau 10 topik :
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic,
yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.
1. Kelahiran
9. Penderitaan
11. Kebebasan
15. Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi
7 topik yaitu :
1. Keadilan
2. Tanggung jawab
3. Cinta kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
1. Pandangan hidup
2. Keindahan
3. Cinta kasih
5. Keadilan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
8. Harapan
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah budaya.
Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan
penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan
dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai
makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok
bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :
- Kekeluargaan
- Persaudaraan
- Kontemplasi
- Ekstasi
- Nasib buruk
- Penyesalan
- Rasa keadilan
- Cita-cita
- Kebajikan
- Kesadaran
- Kewajiban
- Pengorbanan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
- Kepercayaan diri
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa orientasi dalam
Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya
termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu
Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-
sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih,
misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain
sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan
mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah
mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal
yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu
pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan
pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi
tempat belajar daerah setempat.
Konsepsi IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik . dapat diartikan sebagai teori
tentang keindahan dan seni . Arti keindahan sudah diurakan dimuka , sedangkan arti seni
adalah keindahan yang diciptakan manusia .pemandangan alam yang paling indah adalah
ciptaan tuhan. Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena
kesemuanya merupakan ciptaan tuhan.
Pada hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa segalanya yang indah
adalah seni .Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk daya inspirasi dan daya
cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai ikatan.
The liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah satu jenis
nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu sendiri ,ada berbagai pembedaan , yaitu :
1. Nilai subjektif
2. Nilai objektif
3. Nilai perseseorangan
4. Nilai kemasyarakatan
5. Nilai intrinsif
6. Nilai ektrinsik
Benedetto croce adalah tokoh ekspirasi yang paling terkenal .dengan karyanya yang telah
diterjemahkan di dalam bahasa inggris. Aesthetics as science of expression and general
linguistic antara lain mengatakan art is expression of impression: seni adalah pengungkapan
kesan-kesan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
v Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah
kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan
telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam
Pengetahuan Budaya.
v Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan
budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
v Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai sistem pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem pendidikan
pemerintahan Belanda pada masa penjajahan dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil
dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha
mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang
terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi
pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide
bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan
lain, dan juga dalam masalah budaya
v Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya,
maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-
ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak
mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan
sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa
yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-
ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Prasetya, Joko. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1991
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. IAD-ISD-IBD. Surabaya : IAIN Sunan
Ampel Pers, 2011
http://www.hanshoppe.com/wp-content/uploads/publications/trans/hoppe_misesian-case-
keynes-indonesian.pdf