Anda di halaman 1dari 12

DASAR DASAR DAN SEJARAH TIMBULNYA

ILMU KALAM

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


“ILMU KALAM”

Dosen Pengampu : DR. DESI OKTARIYANTI,LC.M.Pd.l

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Al Muklisin
2. Devi Losari
3. Diana Mustika Ayu

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI BATURAJA TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Robbil‟Alamin, atas nikmat yang senantiasa Allah beri kepada
kita. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Junjungan Nabi
Muhammad Saw. Insan yang setiap muslim dibelahan bumi manapun berharap akan
syafaatnya kelak di hari kiamat. Ucapan terima kasih kepada pak dosen dan teman-
teman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kali ini kami menyampaikan materi kuliah Ilmu Kalam dengan tema “
Sebab-sebab dan sejarah timbulnya Ilmu Kalam”. Sebagaimana kita ketahui
bersama Ilmu Kalam adalah boleh dibilang pokoknya ilmu bagi orang Islam. Bagi
seseorang yang mengaku beragama Islam tapi tidak mempunyai pengetahuan tentang
ilmu Kalam adalah ibarat orang yang membeli produk tapi tak tahu tentang produk
knowledge-nya.

Ilmu Kalam adalah pengetahuan tentang Ke-Tuhanan atau dalam dunia barat
sering disebut Ilmu Teologi. Kenapa dibilang pokoknya Ilmu Islam, karena sebelum
kita jauh-jauh mempelajari Islam kita wajib mengetahui dulu tentang Allah, karena
Allah-lah sumber dari Islam. Dengan mempelajari Ilmu Kalam diharapkan seorang
mahasiswa muslim tidak akan tersesat dalam luasnya samudra ilmu keIslaman.

Demikianlah semoga apa yang kami sajikan ini mendapat ridho dari Allah dan
dapat menambah wawasan kita semua. Membawa manfaat bagi penyusun maupun
rekan-rekan sekAlian.

Amin Yaa Robbal „Alamin.


Baturaja, 12 Oktober 2020
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................5
A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KALAM...........................5
1.PADA MASA ROSULULLAH .......................................5
2.MASA KHALIFAH AL-RASYIDIN ...............................5
3.MASA KHALIFAH BANI UMAYYAH.........................5
4.MASA KHALIFAH BANI ABBASIYAH..........................6
B. FAKTOR PENYEBAB LAHIRNYA ILMU KALAM...................7
1.FAKTOR INTERNAL .....................................................7
2.FAKROR EKSTERNAL ..................................................8
C. PRO DAN KONTRAK TERHADAP ILMU KALAM ..................9
BAB III. PENUTUP .................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................11
BAB I.
PENDAHULUAN
Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama
Islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar
kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan, seperti apa
wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan dengan
Tuhan.

Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu


kalam itu sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan kurikulum
pendidikan agama Islam. Dengan begitu diharapkan kita mampu meenguasai dasar
pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya dengan kurikulum pendidikan Islam.

Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan
keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang
beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan
yang ada dalam al-Qur‟an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar langsung
perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun tatkala masalah ini
dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut
tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-Qur‟an dan
beriman kepadanya.

Penyusun berharap dengan ditulisnya materi Ilmu Kalam ini dapat


memberikan efek positif kepada kita yang tengah menjalani mata kuliah Ilmu Kalam
ini. Dengan pembahasan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membantu kita
untuk memberikan suatu motivasi dan pemahaman untuk kita dalam menjalani hidup
dan kehidupan beragama kita sekarang hingga akhir nanti.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KALAM

Ilmu kalam mengelami perkembangan selama beberapa masa yaitu


pada masa Rasulullah, masa Khulafaur Rasyidin, masa Bani Umayah, masa
Bani Abbas dan masa setelah Bani Abbas.

1. Pada Masa Rasulullah

Masa ini adalah masa diamana menyusun peraturan-peraturan, menetapkan


pokok-pokok akidah, menyatukan umat Islam dan membangun kedaulatan Islam. pada
masa ini umat muslim kembali kepada Rasul sendiri untuk melihat dasar-dasar Agama
dan hukum-hukum syariah. Dan tidak dapat diragukan lagi bahwa masalah masalah
akidah adalah sebab utama perpecahan dan pendapat. Kemudian Rasul menyampikan
keterangan-keterangan Agama secara terang dan nyata kepada mata umat Islam. [8]

2. Pada Masa Khulafaur Rasyidin


Setelah Nabi wafat, dalam masa khalifah pertama dan kedua tidak pernah
terjadi perbedaan dalam bidang Akidah. Namun pada masa khalifah ketiga akibat
kekacauan politik yang dikhiri dengan terbunuhnya khalifah usman, umat Islam
terpecah menjadi beberapa golongan yang mana dari stiap golongan berusah
mempertahankan pendiriannya. [9]

3. Pada Masa Bani Umayah


Setelah usaha mempertahankan kedaulatan mulai kendur dan terbuka masa
untuk menilai hukum-hukum Agama dan dasar-dasar Akidah. Serta masuknya
pemeluk Agam lain kedalam Islam yang jiwanya masih, Agama yang tanggapya,
maka lahirlah kebebasan berbicara tentang masalah yang tak pernah dibahas oleh
ulama salaf. Kemudian muncullah tokoh ATAU golongan seperti Qadariyah Yang
Mulai membahas TENTANG masalah qada r Dan masalah Isthitha`ah. Kemudian
diikuti oleh golongan-golongan yang lainnya seperti jabariyah, mu`tazilah, dan
lainnya. Dapat dikatakan juga bahwa pada masa ini pegangan mulai dari usaha untuk
6

menyusun kitab dalam Ilmu kalam, namun kitab-kitab tersebut tidak ada
yang sampai pada kita. [10]

4. Pada Masa Bani Abbas

Pada masa para penguasa Bani Abbas untuk mempergunakan orang-orang


Persia, Yahudi, dan Nasrani untuk bekerja sebagai penerjemah. Namun para
penerjemah malah mengembangkan pendapat mereka yang berkaitan dengan Agama
serta berusaha menengembangkannya ditengah-tengah umat Islam. Kemudian
muncullah beberapa golongan yang tidak dikehendaki Islam, berawal dari hal
tersebut berwujudlah gerakan yang mempergunakan falsafah untuk mendirikan
akidah Islamiyah dan Ilmu kalam yang berwarna baru yang tidak ada pada masa
Rasulullah. [11]

Kesimpulan
Masalah ilmu kalam berawal dari masalah-masalah kepemimpinan setelah wafatnya
nabi Muhammad, Dan setiap kelompok menganggap pemimpin yang berhak
menempati jabatan sebagai khalifah pada masa itu. Hal itu mulai mencolok ketika
pergantian khalifah dari utsman bin affan kepada ali bin abi thalib. Dari setiap
perselisihan pembatasan aliran - aliran baru dan mengaggap merekalah yang paling
benar dengan pemahaman-pemahaman terhadap Al-Qurʻan dan Hadist
7

B. FAKTOR PENYEBAB LAHIRNYA ILMU KALAM


Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-
perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w.
atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi
penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini
muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan eksternal.

Faktor internal lahirnya ilmu kalam


Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak lahirnya ilmu
Kalam:

1)Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan aliran-aliran


penting dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-
Quran menolak perkataan-perkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama telah
mengikuti cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan, di
mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum muslimin juga
memperbaharui cara menolaknya.

2)Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat


Islam di dalam keimanan yang bersih dari semua pertikaian dan perdebatan.
Dan apabila kaum muslimin selesai melakukan penaklukan negeri dan
kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan sehingga
menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan mereka.

3)Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan


mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah partai-partai politik tersebut
sebagai satu aliran keagamaan yang mempunyai pandangannya sendiri.
8

Faktor ekternal lahirnya ilmu kalam


Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak lahirnya ilmu
Kalam:

1)Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah penaklukan beberapa


negeri adalah terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis
dan lain-lain. Kadangkala mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama
lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka yang baru (Islam).

2)Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah, perkara


utama yang mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan menolak
hujah mereka yang menentangnya. Negeri-negeri Islam terdoktrin dengan
semua pemikiran-pemikiran ini dan setiap kelompok berusaha untuk
membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat kelompok lain.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan
senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar mereka
dapat mempertahankan Islam dengan senjata yang telah digunakan oleh
pihak yang menyerang.

3)Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga


memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya dapat menolak kebatilan-
kebatilan (keraguan-keraguan) yang ada di dalam ilmu tersebut.

C. PRO DAN KONTRAK TERHADAP ILMU KALAM

Masalah khilafah (pemerintahan) adalah masalah yang menyebabkan telah


terjadi perselisihan yang kuat antara kaum muslimin. Kesan dari perselisihan ini
ialah, terbentuknya beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu:

1)Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahawa yang lebih


berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. ialah
saiyidina Ali r.a.

2)Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim. Mereka


keluar dari kelompok saiyidina Ali.
9

3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan menjauhi dua


kelompok di atas.

Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan
penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan pemikiran-
pemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam.
Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka
terjadilah perselisihan apabila ada satu golongan yang menafikan kemahuan (iradah)
manusia. Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah
para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad al-Juhni. Aliran ini lahir
ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan asas yang dibentuk oleh setiap kelompok
untuk diri mereka.

Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan


mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempuh oleh al-
Quran. Antara yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri.

Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri dengan muridnya
Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru yang dikenali dengan
Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman yang
mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat.

Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu Mansur
al-Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka
membentuk aliran al-Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan al-Asy'ari yang
telah mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan asas-asas
pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulama dari kalangan fuqahak dan
ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua
kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-kelompok di


dalam Islam adalah kembali kepada dua perkara:
1)Perselisihan mengenai pemerintahan
2)Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.
10

BAB III
PENUTUP

Pembahasan di atas merupakan sebuah pengantar bagi kita untuk lebih


mendalami pembahasan tentang ilmu kalam atau yang biasa disebut teologi Islam.
Ketika kita telah mempelajari pembahasan tersebut besar harapan penyusun untuk
kita lebih tahu lagi tentang arti dari sebuah perbedaan dengan berpegang pada dasar
pengertian yang relevan

Terlebih kita sebagai umat muslim perlu meningkatkan produktivitas


keilmuan kita dengan berfikir seperti apa yang dijelaskan di atas yaitu tetap
menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat agar seimbang apa yang kita
lakukan di mata Allah. Dan juga pembahasan ilmu kalam ini tidak terlepas dari
kritikan tajam dari para ulama sebagai warna perbedaan bagi kita untuk lebih
menyikapinya dengan arif dan bijaksana.

Semoga dengan kita telah memperdalam pembahasan ini kita mendapatkan


khazanah keilmuan yang bermanfaat bagi kita sebagai modal dalam mengarungi
kehidupan yang semakin rumit terutama problema-problema tentang pemikiran antara
kaum tradisionalisme dan rasionalisme mengenai teologi Islam ini
Kritik dan saran yang membangun, penyusun harapkan demi tercapainya
perbaikan kearah yang lebih positif dan bermanfaat.
11

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS,
Bandung: Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999,
h. 18.
M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 8-
9.
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa, 1990, h. 3-
6.

Anda mungkin juga menyukai