Anda di halaman 1dari 11

RESUME

“ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : INDRA WIJAYA


NIM : A421 18 174
KELAS :F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020/2021
1. Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan
Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide
dan pembaruan sistem pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial
Dasar adalah Ilmu sosial dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan
keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Ilmu Sosial Dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial
kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta mampu menghadapi
dan memberi alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat.
Dengan pengetahuan yang didapat melalui ISD, para mahasiswa diharapkan akan
mampumengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam
masyarakat. Setelah mengorientasikan diri secara maantap, paling tidak ia harus mampu
mengetaahui ke arah mana pemecahan jalan keluar suatu masalah itu harus ditempuh.
Masalah-masalah sosial yang berkembang sedemikian kompleks, baik yang bersifat lokal,
regional, nasional maupun internasional seperti pengangguran, urbanisasi,
penyelundupan, dan kriminalitas, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkotika.

Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum disetiap
perguruan tinggi negeri khususnya, tidak berarti pengantar-pengartar ilmu sosial harus
hilang dari kurikulum perguruan tinggi. Pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial haus
dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan pengetahuan teoritis ilmiah pada
ilmu tertentu yag bersifat subject-oriented. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu dan ilmu-ilmu sosial dasar tidak terdapat perbedaan
yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar
ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di mana
ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang
terintegritas. Dilain pihak, pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial disajikan secara subject
oriented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial itu secara teoritis, yang menyangkut
ruang lingkup, metode dan sistematikanya. Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial
Dasar dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan dipeguruan
tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan.
Mereka menganggap sistem pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial
dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintahan Belanda, yaitu kelanjutan
dari «politik balas budi» yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Devender, bertujuan
menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi «tukang-tukang» yang mengisi
birokrasi mereka dibidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan
eksploitasi kekayaan negara. Kita telah mengetahui bahwa sumber semua ilmu
pengetahuan adalah filsafat. Baik ilmu ilmu alam maupun ilmu ilmu sosial, bila ditilik
dari perkembanganya, bermula dari ilmu filsafat. Dari filsafat itu kemudian lahirlah tiga
cabang ilmu pengetahuan yaitu : Natural Sciences , meliputi : fisika, kimia, astronomi,
biologi, botani dan lain lain. Sosial Sciences , sosiologi, ekonomi, politik, antropologi,
sejarah, psikologi geografi, dan lain-lain.Humanitas meliputi: bahasa, agama,
kekusastraan, kesenian, dan lain-lain.

Ilmu-ilmu sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era
pembangunan khususnya di Indonesia. Wujud perkembangan sosial di Indonesia setelah
bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan. Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan
Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata,
material dan spritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional
adalah pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia.
Dalam pengertian ini maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi
yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek pembangunan. Untuk itu perlu
dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban pembangunan,
tetapi menjadikan manusia modal atau asset bagi pembangunan dalam jangka panjang,
yang ingin dicapai bukan hanya kuliatas teknis yang sangat diperlukan untuk mendukung
proses lepas-landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang
berkembang menjadi manusia utuh, yaitu manusia yang memiliki sikap hidup yang
selaras, serasi dan seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Namun upaya-upaya
pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini khususnya pada negara-negara sedang
berkembang menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang abad lalu relatif lebih
dibandingkan dengan abad 20, terutama akhir-akhir ini.
2. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Sifat-sifat yang dimiliki makhluk tersebut sebagai berikut. Dengan akal budi, manusia
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta
meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila dibanding dengan makhluk
yang lainnya. Kelebihan manusia dibanding makhluk lain terletak pada akal budi.manusia
mampu menciptakan kebudayaan, mengkreasikan, memperlakukam, memperbarui,
memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan
hidup manusia, baik dengan alam maupun manusia lainnya.

Manusia Dan Kemanusiaan


Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan/tuntutan untuk
berkesusaian dengan hakikat dari manusia. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya
penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat yang luhur.

Etika Manusia Dalam Berbudaya


Etika pada umumnya membahas membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan
predikat nilai sosial, atau tidak asusila, baik dan buruk. Namun, etika memiliki makna
yang bervariasi. Etika dalam nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.

Estika Manusia Dalam Berbudaya


Bahwa segala sesuatu yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung
ide kebaikan adalah indah. Secara sempit, yaitu indah yang terbataspada lingkup persepsi
penglihatan c. Secara setetik murni, menyangkut pengalaman estetika seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran,
perabaan, dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi indah. Sesuatu yang
estetik berati memenuhi unsur keindahan. Namun sekali lagi, bahwa suatu produk
budaya yang dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi
masyarakat budaya lain. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya
manusiauntuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya. Untuk itu
manusia dalam berbudaya berkewajiban bersikap dan berperilaku yang halus, serasi, serta
tepat dalam mengamalkan nilai idea, aktivitas sosial, kebudayaan materi, dibidang
keyakinan, ilmu dan keterampilan, peralatan hidup, berorganisasi, bertutur kata dan
berkomunikasi, yang hidup dalam masyarakat pendukung kebudayaan itu.

Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah peroses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya
bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan ke generasi yang akan datang.

Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses penyebarannya unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat kemasyarakat
yang lain.

3. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial


Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi,
jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan.
Individualitas manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh berkembang sebagai
sosok pribadi yang khas atau berbeda dengan lain. Setiap manusia memiliki keunikan dan
ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Faktor genotip adalah faktor
yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak
lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan Faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman,
dan kelompok sosial yang lebih besar. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita
sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling berinteraksi terus-
menerus. Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai
peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia.
Seringkali pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas
dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga
masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai
bagian dari perilaku sosial masyarakatnya.

Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang


sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Menurut kodratnya, Manusia adalah
makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Aktivitas-aktivitas
semacam itu merupakan bentuk- bentuk dari interaksi sosial. Yang dimaksud sugesti di
sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang
lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Bedanya ialah bahwa imitasi
orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang
memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
Adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Suatu keadaan
dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari
interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu
dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak
menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Gilin and Gilin pernah
mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Disosiatif, mencakup persaingan yang
meliputi «contravention» dan pertentangan pertikain.
Akulturasi, Proses Social Terjadi Kerjasama Sehingga Menimbulkan Sebuah
Kebudayaan Yang Sama

Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang
bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan.
Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak
suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi
gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Pertentangan
adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk
mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat . Dalkam teorinya
yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society . Menurut Mead pada tahap pertama,
play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada
di sekitarnya. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan
yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain
dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah
mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu
mampu mengambil peran generalized others. Diri yang berkembang melalui interaksi
dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self. Pada tahap ketiga
seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang
lain terhadapnya itu.

Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

Masyarakat dan Komunitas

Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar
hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama,
serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.

Masyarakat Multikultural

Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan
masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu
pluralitas, keragaman, dan multikultural. Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-
hal yang lebih dari satu . Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari
satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu,
konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Realitas
keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan
antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial,
oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman
yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman sebagai
kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang
beraneka ragam.

Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Keadaan positif dan negatif ini
adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang
diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-
hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin
dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki
sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan
salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Jadi jika manusia tidak dididik
maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.

4. Manusia, Sains, Teknologi Dan Seni


Manusia
Manusia merupakan makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk lain. Dikatakan
paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu.Meskipun manusia
mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal.
Sains
Ilmu yang dapat diuji kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-
kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang
dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan
ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-sistem ciptaan
tersebut.Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang
berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga.
Seni
Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu , seperti
tari, lukis, ukir, dll. Merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan,
pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu
activity. Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang
berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi serta tenaga seniman
itu sendiri.

Oleh karena itu agar sains, teknologi dan seni dapatmemberikan pengaruh yang positif
bagi manusia dan budaya, maka sains, teknologi dan seni seharusnya mampu
mengkolaborasikan antara nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai moral dan menyesuaikan
dengan nilai-nilai religius, keagamaan, dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Bahkan padakehidupan masyarakat purba atau pada zaman prasejarah sekalipun, tentunya
pada tingkatan yang sangat sederhanaatau primitif sekali. Kemudian, pada saat itu
manusia purba juga telah mengenal adanya sistem kepercayaan yang sekaligus
menunjukkan adanya nilai seni serta sistem mata pencaharian hidup manusia purba, yakni
sebagaimana terpotret pada gambar-gambar mistis berupa lukisan telapaktangan serta
lukisan babi rusa yang terkena panah pada bagian perutnya, yang ditemukan di gua-gua
tempat tinggal mereka.
Dalam sejarah perkembangannya, berbagai bentuk kemajuan sains, teknologi, dan seni
memiliki dampak tersendiri bagi kehidupan manusia baik itu yang bersifat positif
maupun negatif sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Dampak dari perkembangan
IPTEK tersebut memang perlu kita akui telah banyak mendatangkan kemakmuran di
bidang materi bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya perkembangan
sains, teknologi, dan seni memberi arti tersendiri bagi kehidupan manusia. Manusia
sebagai makhluk Allah yang istimewa, ia diberi akal untuk mengelola dan mengolah
alam semesta ini sebagai tempat tinggal sekaligus tempat berbudaya. Dengan
demikian, kebudayaan pada dasarnya adalah segala bentuk hasil cipta, karsa, dan karya
manusia dalam mengatasi segala bentuk persoalan hidup yang sedang dihadapinya.
Manusia sebagai subjek selalu melakukan penelitian dan percobaan dalam bidang sains
dan menggunakan teknlogi dan seni yang maju untuk memperoleh penemuan-penemuan
baru untuk mengubah dunia, sedangkan manusia sebagai objek mudah tergiur dengan
hal-hal baru tersebut dengan minat yang tinggi menggunakan penemuan-penemuan baru
tersebut sehingga mempermudah proses pengubahan dunia.

Semestinya, semakin tinggi penguasaan terhadap IPTEKS, harusnya manusia semakin


kritis dalam berpikir, semakin disiplin dalam bekerja, dan semakin efisien dalam
bertindak. Akan tetapi, pada kenyataannya kebanyakan manusia justru semakin merasa
dibuai dengan semua fasilitas dan produk yang dihasilkan oleh IPTEKS sekarang ini.
Dampak langsung dari kemajuan IPTEKS adalah kemudahan-kemudahan dalam
beraktifitas. Namun di sisi lain, seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan, dan
pemanfaatan IPTEKS itu juga telah membawa dampak negatif atau membawa laknat
dalam bentuk munculnya masalah lingkungan, seperti
pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global. 

Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan
kehatihatian dalam menerapkan dan memanfaatkan IPTEKS, yakni yang sesuai dengan
asas-asas keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian.  Namun demikian, pemanfaatan
Ipteks oleh manusia dapat pula berdampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup
manusia itu sendiri. Gejala negatif itu sebagai akibat dari penyalahgunaan dalam hal
pemanfaatannya, berlebihan dalam penggunaannya, ataupun tidak mempunyai manusia
dalam mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri. Bangsa Indonesia dari dulu sudah
menyadari akan pentingnya peranan ilmu pengetahuan teknologi dalam pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai