Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan ke-2

Judul: Pendidikan dan Lingkungan Sosial

CP MK:
Mahasiswa dapat memiliki gambaran pendidikan dan lingkungan sosial

Sub CP MK:

 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pendidikan

 Mahasiswa dapat menjelaskan lingkungan sosial

 Mahasiswa dapat memahami pendidikan dan kebudayaan

 Mahasiswa dapat memberikan gambaran tentang pendidikan sebagai daya


pengubah

 Mahasiswa dapat memberikan gambaran tentang pendidikan dan perubahan


masyarakat

Uraian Materi:

Pengertian Pendidikan
Perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan sering
dipergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu: pedagogi, dan pedagogik. Pedagogi
berarti “pendidikan” sedangkan pedagogik artinya “ilmu pendidikan”. Pedagogik
atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari kata “pedagogia” (yunani) yang berarti
pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering digunakan istilah pedagogos
adalah seorang nelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paedagogos berasal
dari paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan mengembangkan potensi-potensi pembawa baik

1
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat
dan kebudayaan. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik,
potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Sedangkan menurut taman siswa
sebagaimana di sebutkan Ki hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai
upaya pemeliharaan manusia guna mengembangkan benih keturunan dari suatu
bangsa agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Manusia harus
dikembangkan jiwa raganya dengan mempergunakan segala alat pendidikan
dengan berdasarkan adat istiadat rakyat.
Jadi pendidikan adalah usaha membimbing dan membina serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah
kedewasaan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan
saling berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. Manusia
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali
oleh penciptanya dengan budaya agar manusia dan budayanya itu dapat
berkembang dengan sempurna, dia harus hidup bersama dengan manusia lain,
yang disebut hidup bermasyarakat (makhluk sosial). Hidup bermasyarakat
merupakan cara teratur antara sesamanya, sehingga kepentingan bersama dapat
terpenuhi secara wajar dan sempurna. Keteraturan itu tercipta karena masing-
masing dari mereka mempunyai persepsi penilaian yang sama terhadap diri dan
ketuhanan yang mereka kehendaki. Dengan demikian, mereka mempunyai nilai
kemanusian yang sama dan saling menghargai.
Dengan demikian berkembangnya ilmu pengetahuan akan memberi
dampak yang besar terhadap perkembangan lingkungan masyarakat tertentu ini
didasari benar bahwa pada masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi
oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

2
sosiologi, pendidikan adalah penyesuaian diri yang tertinggi dari seorang manusia
yang sadar telah berkembang secara jasmani terhadap lingkungan intelektual,
emosional, dan cita-cita sosialnya.

Pendidikan dan Kebudayaan


Kebudayaan berasal dari kata “budaya”. Budaya diserap dari kata bahasa
sanskerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau
akal. Kebudayaan dapat diartikan “segala hal yang bersangkutan dengan budi atau
akal”. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan
perkembangan dari bentuk jamak “budi daya‟”. Artinya daya dari budi, kekuatan
dari akal. Kemudian, beliau merumuskan definisi kebudayaan itu sebagai
“keseluruhan ggasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”. Atau kebudayaan adalah
keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia kerena pemikiran dan
karyanya. Jadi, apabila disimpulkan kebudayaan itu meliputi pemikiran manusia
dan karya atas dasar pemikirannya.
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
hal yaitu kebudayaan ditinjau dari sudut individu dan kebudayaan ditinjau dari
sudut masyarakat. 1) Kebudayaan ditinjau dari sudut individu maka individu
berperan: a) Mempelajari hasil-hasil yang telah diperoleh generasi terdahulu, agar
individu dapat menyadari posisi kedudukannya dan mengetahui perjuangan yang
dilakukan generasi terdahulu. b) Mengembangkan hasil yang diperoleh generasi
terdahulu, apa-apa yang telah diperoleh dianggapnya sebagai asumsi untuk lebih
menyempurnakan perkembangannya yang telah dihasilkan itu. c)
Menghubungkan nilai yang telah dipelajari dan dikembangkan kepada generasi
mendatang mengandung tantangan. Yakni pihak yang terkait harus giat
mempelajari dan mengembangkan hasil yang telah diperoleh generasi sebelumnya
dan menghubungkannya pada generasi yang sedang tumbuh. 2) Kebudayaan
ditinjau dari sudut masyarakat dapat mengambil bentuk hasil pikiran (logika),
norma (etika), dan perasaan (estetika). Masyarakat perlu mempelajari hasil pikiran
yang dikembangkan generasi terdahulu. Dan hasil pikiran itu menggambarkan
bagaimana cara kerja yang dilakukan untuk menuju kearah hasil pikiran yang

3
sempurna. Norma menggambarkan tujuan yang ingin dituju atau gambaran yang
dicita-citakan serta peraturan-peraturan untuk mencapainya. Sedangkan estetika
membantu dalam menyelami dan menyadari kedudukan generasi dalam
hubungannya dengan hasil yang telah diperjuangkan dan dengan nilai-nilai yang
dicita-citakan. Dengan menyadari ini, maka perkembangan kepribadian dan
intervisi manusia akan harmonis, baik dengan manusia, alam maupun dengan
penciptanya.
Karena itu, sistem pendidikan dengan sistem yang lainnya dalam
masyarakat mempunyai hubungan erat. Pendidikan mempengaruhi dan
dipengaruhi sistem sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dll. Hubungan
pendidikan dengan sistem sosial berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua
jenis dan jenjang proses perkembangan sosial, baik dalam mobilitas sosial,
mobilitas goegrafis, penduduk, partisipasi politik dan sistem sosial lainnya.

Pendidikan Sebagai Daya Pengubah


Pendidikan berfungsi menyampaikan, meneruskan atau menstrasmisi
kebudayaan dan diantaranya nilai-nilai nenek moyang, kepada generasi muda.
Dalam fungsi ini sekolah itu konservasi dan berusaha mempertahankan status quo
demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Disamping itu sekolah
juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan
perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang peranan
penting sebagai “agen of change” untuk membawa perubahan-perubahan sosial.
Akan tetapi norma-norma sosial seperti struktur keluarga, agama, filsafat bangsa,
sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian
mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan
kekuasan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak
diharapkan memasuki sekolah dan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih
indah dari pada yang sudah-sudah. Sekolah dapat menskontruksi atau mengubah
dan membentuk kembali masyarakat baru. Dalam dunia yang dinamis ini setiap
masyarakat mengalami perubahan. Tidak turut berubah dan mengikuti pertukaran

4
zaman akan membahayakan ekstensi masyarakat itu. Tiap pemerintah akan
mengadakan perubahan yang diinginkan demi kesejahteraan rakyatnya dan
keselamatan bangsa dan negaranya. Dari pada itu diusahakan adanya
keseimbangan antara dinamika dan stabilitas. Hidup dalam masyarakat, karena
terdapat tata aturan yang beranekaragam sehingga seseorang harus pandai-pandai
menyesuaikan diri dengan aturan yang berkembang didalam masyarakat. Selain
itu kepentingan individu setiap anggota masyarakat itu sendiri selalu mengalami
perkembangan-perkembangan dan perubahan.
Menurut teori sosiologi pendidikan yang dikemukakan Wilbur B.
Brookover, bahwa perubahan masyarakat yang disebut social order terjadi 4 fase
yaitu:
1. Masyarakat tidak mau mengalami perubahan yang datang, baik dipaksakan
atau datang mempengruhinya. Semua perubahan yang datang akan ditolak,
karena masyarakat berpegang teguh kepada norma yang dianggap baik dan
melindungi mereka dari bencana. Bagi masyarakat ini perubahan merupakan
faktor yang merusak tatanan kehidupan sosial. Bila terjadi perubahan justru
akan menimbulkan kegoncangan dan konflik dalam masyarakat, sehingga akan
terjadi ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Pada kelompok ini pendidikan tidak
bisa berkembang dan bersifat status quo, dimana masyarakat berusaha
mengekalkan tradisi dan keadaan yang sudah ada.
2. Masyarakat mengalami kebimbingan dalam menerima perubahan. Masyarakat
ini hanya menerima bila tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka.
Bahkan jika perubahan yang datang dapat mengokohkan budaya mereka, maka
budaya dan perubahan itu akan mereka adopsi.
3. Masyarakat sudah mulai menerima perubahan sosial, sehingga mereka
mempersiapkan generasi penerus mereka melalui pendidikan. Dengan
demikian perubahan yang akan dilakukan telah direncanakan terlebih dahulu,
bahkan dapat dipercepat melalui proses pendidikan. Bagi masyarakat yang
berada pada face social order ketiga ini peranan pendidikan sangat penting bagi
mereka karena “education as an agency of change”. Maka lembaga-lembaga
pendidikan akan memberikan berbagi pengalaman kepada peserta didik

5
masyarakatnya, baik ilmu teknologi maupun keterampilan untuk menghadapi
masyarakat.
4. Masyarakat telah mengalami kemajuan yang sangat tinggi, sehingga
dikelompokkan ke dalam masyarakat yang sudah established, yaitu kelompok
masyarakat yang sudah mapan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya pertahanan dan keamanan. Sehingga tidak disibukkan oleh masalah-
masalah kecil, seperti kesehatan, penyakin menular, kemiskinan, atau
perumahan. Dari gambaran diatas, tampak bahwa masyarakat cepat atau lambat
pasti mengalami perubahan walaupun perubaha yang dilalui masyarakat itu.
Didalam menghadapi perubahan generasi penerus atau peserta didik harus
dipersiapkan agar mereka dapat beradaptasi dengan baik, sehingga tidak
menjadi generasi yang telat menyikapi perubahan dan kemajuan. Disinilah
tugas pendidikan untuk mempersiapkan mereka menjadi orang-orang peka
terhadap perubahan.
Anggota masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: 1) Bersikap statis
yaitu yang selalu ingin mempertahankan yang sudah lama. Orang-orang yang
seperti ini tidak mau melihat perubahan didalam masyarakat tempat hidupnya. 2)
Yang menghendaki adanya hal-hal baru dan maju. Mereka ini termasuk orang
yang kreatif dan dinamis. Yang ingin memajukan cara hidup ingin kemakmuran
dan kesejahteraan. Kelompok kedua inilah yang akan menjadi agen pembangunan
masyarakat untuk maju. Oleh karena itu, tugas pendidikanlah untuk mencetak
individu masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk maju berpikir kreatif,
dinamis, dan inovatif. Sehingga mereka dapat menjadi agen pembangunan
masyarakat bangsanya.

Pendidikan dan Perubahan Masyarakat


Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-
lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem
sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, pola perilaku ataupun sikap-sikap
dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok sosial. Masih banyak faktor
penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses

6
suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian
memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar
tetapi lambat laun menjadi norma-norma bahkan peraturan atau hukum yang
bersifat formal. Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti luas
lagi mengenai nilai sosial, norma sosial, pola keperilakuan, struktur, organisasi,
lembaga, dan sebagiannya. Ada pandangan menyatakan bahwa perubahan sosial
itu merupakan suatu respons ataupun jawaban yang dialami terhadap perubahan-
perubahan tiga unsur utama yaitu:
1. Faktor alam
2. Faktor teknologi
3. Faktor kebudayaan
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan
cepat dan lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan
tidak direncanakan. Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak
pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu
penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Telah
dipahami oleh para pendidik hubungan pendidikan dengan perubahan sosial
masyarakat. Bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain pengetahuan tradisi, dan
nilai-nilai budaya (keberadaban). Secara umum penularan ilmu tersebut telah
diemban oleh orang-orang yang terbeban terhadap generasi selanjutnya. Mereka
diwakili oleh orang-orang yang punya visi kedepan, yaitu menjadikan serta
mencetak generasi yang lebih baik dan beradab. Perubahan sosial budaya
masyarakat bisa kita hindari sehingga akan menuntut lembaga pendidikan sebagai
agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang ada. Dalam
permasalahan ini lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip yang
jelas, baik dari lembaga formal ataupun yang lainnya, demi terwujudnya cita-cita
tersebut, kiranya maka perlulah diadakannya pembentukan kurikulum yang telah
disesuaikan. Diharapkan lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak
kader-kader perubahan ke arah perbaikan dimasyarakat. Selanjutnya mengenai

7
pengembangan kurikulum ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh lembaga
pendidikan yaitu:
1. Relevansi dengan pendidikan lingkungan hidup masyarakat
2. Sesuai dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan akan datang
3. Efektifitas waktu pengajar dan peserta didik
4. Efisien dengan usaha dan hasilnya sesuai
5. Kesinambungan antara jenis, program, dan tingkat kependidikan
6. Fleksibelitas atau adanya kebebasan bertindak dalam memiih program,
pengembangan program, dan kurikulum pendidikan.
Dengan memahami beberapa pembagian dan penjelasan tentang masalah-
masalah yang melingkupi lembaga pendidikan masing-masing diharapkannya
agen yang mampu merubah kondisi negeri ini dari keterpurukan nasional,
tentunya hal ini juga diperlukan adanya langkah nyata serta bantuan dari moril
ataupun materil dari pemerintahan maupun masyarakat terhadap semua undang-
undang yang telah direncanakan agar bisa terlaksana dengan sempurna. Walaupun
dari beberapa undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak luput
dari kritik dari beberapa tokoh liberal karena negara telah memasukkan
pembahasan-pembahasan agama kedalam undang-undang yang berpotensi
menumbuhkan gesekan antar agama. Tentunya sebagai bangsa yang menjunjung
tinggi agama haruslah menganggap bahwa hal itu hanya sebagi salah satu koreksi
kearah yang lebih baik atas peran lembaga pendidikan dimasyarakat.
Sosiologi merupakan studi mengenai masyarakat dalam suatu sistem
sosial. Di dalam sistem sosial tersebut, masyarakat selalu mengalami perubahan.
Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan walaupun dalam taraf
yang paling kecil sekalipun, masyarakat yang didalamnya terdiri atas banyak
individu yang selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang
kecil sampai ke taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan
pengaruh yang besar pula bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat
mencakup aspek yang sempit maupun luas. Aspek yang sempit.
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena
perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Perubahan akan terus terjadi dalam masyarakat selama masyarakat

8
tersebut berkeinginan untuk merubah sistem yang ada, misalnya masyarakat
tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk menunjang perubahan tersebut
masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkannya.
Lingkungan pendidikan yaitu keluarda dan dlingkungan masyarakat akan
mempengaruhi perkembangan sosial yang terjadi, sistem pendidikan formal di
sekolah dan lembaga pendidikan juga akan mempengaruhi pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai