Anda di halaman 1dari 19

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Dra.Hj. Nanik Pujiastuti, M.Si

Literatur t
1. Hebib Mustopo : Kumpulen Essay Menusia dan Budaya.
2. Abdul Kadir Muhammad SH : Ilmu Budeya Dasar.
3. Drr. Elly M. Setiadi. M.Si, Dre. H. Krma Hekem. M.Si, Drs. Ridwan
Effendi.M.Pd : Ilmu Sosial den Budeye Drsar.

A. Hakekat Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (ISBD)

Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar sebagai komponen dari Mata Kuliah
Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) mempunyai tema pokok perkuliahan,
yaitu membicarakan mengenai bagaimana seorang ilmuwan dan profesional
yang berpikir kritis, kreatif, sistematik dan ilmiah, berwawasan lrrqs, stis serta

memiliki kepekaan ,lan empati sosial, bersikap demokrasi, berkeadaban serta


dapat ikut b".p".an mencari solusi pemecahan masalah sosial dan budaya.
Dengan danikian mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar merupakan
usaha yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep

yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap,


persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dan

dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya


menjadi lebih besar.
Ilmu Sosial Dan Budaya dasar, sebagaimana halnya dengan Ilmu Alamiah
Dasar, bukanlah pengantar suatu keahlian Ilrnu-Ilmu Sosial tertentu, s€p€rti
p€ngantar Ilmu Politik, Pengantar Sosiologi, Pengantar Antropologi dan
sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian /fakta-fakta, konsep
dan teori yang berasal dari berbagai bidang ilmu sosial, Ilmu Politik, Ilmu
Ekonomi, Psikologi Sosial dan sejarah dengan tujuan untuk menanggapi
masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa mata
kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar diharapkan dapat berftrngsi sebagai
perbekalan pengetahuan dan kesadaran untuk mewujudkan nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat.

I
B. Tujuan Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar.
Sebagai mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat, Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar bertujuan membantu perkembangan wlwrsrn pemikirsn drn
kepribadian mahasiswa ega; memperoleh wrrvrsrn pemikir.n yeng lebih
luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan
terpelajar Indonesia khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku
manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.

C. Latar Belakang Masalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.


Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, dimulai
banyaknya kitik-krtik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan

tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan


kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan yang telah berlangsung

saat ini, berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan
pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari 'politik balas budi' (etische politiek)
yang dianjurkan oleh Conard Theodore Van Deventer, bertujuan
menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi'tukang-tukang' yang
mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan
keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan negara.

Kenyataan sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang

berpengatahuan keahlian secara khusus dan mendalam (spesialisasi), sehingga


orientasi dan wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya
komunikasi ikniah antar disiplin ilrnu, diperlukan dalam memecahkan
berbagai masalah-masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks. Sering
suatu masalah merasa tuntas pemecahaannya menurut suatu disiplin ilmu
tertentu, temyata bagi disiplin ilmu yang lain masih merupakan masalah besar.
Hal lain sistem pendidikan kita menjadi suatu yang'elit' bagi masyarakat
kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali
dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya.
Perguruan tinggi seolah-olah merana gading yang banyak menghasilkan
sarjana-sarjana 'tukang', tidak atau kurang peka terhadap denyut kehidupan,
kebutuhan serta perkembangan masyarakat. Sebagai upaya mengatasi
kegusaran para cendikiawan tersebut diberikanlah Ilmu sosial dasar sebagai

2
pelengkap pembentukan sarjana paripuma sebagaimana yang diharapkan.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajamya (perkuliahan) mempunyai
ciri-ciri tersendiri, banyak menyangkut 'problema orienled' yang dirasakan
dan nyata di masyarakat,

Tenaga ahli yang dihasil\an oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki

tigajenis kemampuan yang meliputi personal, akademis dan profesional.


Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan
kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki p€ngetahuan sehingga
menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian Indonesiq memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan,
kemasyarakatan dan kenegraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan

kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat


Indonesia.

Kemampuan akademik adalah kemampuan unnrk berkomunikasi secara


itmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analis4 mampu
berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis, mempunyai kemampuan
konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi
serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.

Kemampuan profesional adalah kemampun dalam bidang profesi tenaga


ahli yang bersangkuun. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Kemampuan personal ditanamkan kepada rasa mahasiswa sebagai calon
tenaga ahli melalui progarn pendidikan umum atau yang lazim dis€but mata
kuliah Berkehidupan Bemtasyarakat (lvlBB).

D, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Sebagai Komponen Mata Kuliah


Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Menghadapi masalah-masalatr dalam penyelenggaraan tri dharma
perguruan tinggi, demikian pula untuk memnuhi tuntutan masyarakat dan
negara maka diselenggarakan program-progam pendidikan umum.

Tujuan dari pendidikan umum diperguruan tinggi adalah :

a. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar


mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama.

3
b. Untuk membutuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan
kenyataan-kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat.
c. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu
berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran dari ahli-ahli
berbagai ilmu pengetahq3n, sehingga dengan demikian memudahkan
mereka berkomunikasi.

Jadi pendidikan umum yang menitikberatkan pada usaha untuk


mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasamya berbeda dengan
mata kuliah-mata kuliah bantu yang bernrjuan untuk menopang keahlian

mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan


pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mmgrmbangkan keahlian
mahasiswa dalam bidang/disiplin ilmunya.

Pendidikan umum yang diselenggarakannya pada perguruan tinggi,


yang kemudian terkenal dengan nama mata kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat atau disingkat MBB dikelompokkan menjadi dua bagian.
Pada kelompok pertama, diharapkan dapat memberikan dasar pedoman-
pedoman untuk bertindak warga negara yang terpelajar, yang meliputi
mata kuliah :

i. Agama
ii. Pancasila
iii. Kewiraan
Ketiga mata kuliah kelompok pertama tersebut diatas membantu mata
kuliah htra kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa yang
dinilai dan ikut menetukan kenaikan tingka! jenjang pendidikan dan ujian-
ujian.
Pada kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan
mahasiswa berkenalan dengan lingkungan sosial buday4 lingkungan
alamiah, yaitu meliputi mata kuliah :

l. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)


2. Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Kedua mata kuliah dasar tersebut di atas diwujudkan bagi semua
mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan
keahlian berada di dalam ruang lingkup perhatian salah satu mata kuliah
dasar tenebut tidak diwajibkanimengikuti mata kuliah yang bersangkutan.

4
Dewasa ini mata kuliah-mata kuliah pada kelompok pertam4 telah
diselenggarakan pada setiap perguruan tinggi sedang mata kuliah pada
kelompok kedua belum diselenggarakan secala merata. Mata kuliah
kelompok kedua ini dirasakan kelangkaan pengajamya dan tentu saja
sementara tidak diwajibkal bagi mahasiswa.
Tujuan dari mata kuliah berkehidupan bermasyarakat adalah untuk
menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

1. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya


mencerminkan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas
kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan
kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.

2. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, benikap dan bertindak sesuai
dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terbadap pemeluk
agama lain.

3. Merniliki warrasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam


menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan maupun pertahanan keamanan.

4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat


dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan
kualitasnya maupun lingkungan alamiah dan seeara bersama-sama
berperan serta di dalam pelestariannya.

E. Masalah-Masalah Sosial dan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.

a. Masalah Sosial.
Dalam kehidupan manusia sebagai makluk sosial, manusia selalu
diharapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada
hakekatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia itu sendiri karena masalah sosial telah terwujud
sebagai hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari

hubungan-hubungannya dengan sesama manusia lainnya, dan akibat dari


tingkah laku manusia-
Masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat
manusia tidaklah sama antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan -
perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan

I
kebudayaan dan masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya
dimana masyarakat itu hidup. Masalah-masalah tenebut dapat terwujud
sebagai : maslah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah
ekonomi, masalh agama ataupin masalah-masalah lairurya.
Yang membedakal masalah-masalah sosial dari masalah-masalah
lainnya adalah bahwa masalah-masalah sosial selalu ada kaitannya yang
dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada
kaitannya dengan hubungan manusia dan dengan konteks-kontek
normatif dimana hubungan-hubungan manusia itu terwujud (nlsber,
1e6r).
Pengertian masalah sosial ada dua pendefinisian, pertame
pendefinisian menurut umum, kedua menurut para ahli. Menurut umum
atau warga masyarakat bahwa segala sesuatu yang menyangkut
kepentingan umum adalah masalah sosial adalah suatu kondisi atau
perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas

studi mereka mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan

terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan. Contoh :

masalah pedagang kaki lima di kota-kota besar di Indonesia.


Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial,
karena di satu pihak para pedagang kaki lima tersebut dapat memperoleh

nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupaonya; dan di lain pihal para


pembeli yaitu para warga masyarakat dengan mudah memperoleh
pelayanan dan dengan harga yang pantas untr.rk taraf ekonomi mereka

dari para pedagang kaki lima. Sebaiknya para ahli perencanaan kota, ahli
sosiologi dan ahti antropologi akan menyatakan bahwa pedagang kaki
lima di kota-kota menjadi sumber dari berbagai kekacauan lalu lintas dan
menjadi sumber utama dari suatu kondisi dimana kejahatan dengan
mudah dapat terjadi.
Dengan demikiarL sesuatu masalah yang digolongkan sebagai
masalah sosial oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah
sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap
sebagai masalah sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai

masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan mengikuti batasan
yang lebih tegas dikemukakan oleh Leslie (1974), masalah-masalah

6
sosial dapat didefinisikan sebagai : Sesuatu kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai

sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya

dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.

Berdasarkan p€nglrtian di atas, maka masalah-masalah sosial ini


p€ngertiamya terulama ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu
keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masayarakat yang
bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya
merupakan proses hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus


makan, minum, buang air, bemafas, mengadakan hubungan kelamin, dan
sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan omng
lain, membutuhakan bantuan orang lain urh* memecahkan berbagai
masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan (untuk
dapat merasakan aman dan tentram, membutuhkan cinta kasih dan
ssyang, dan sebagainya),

Dalam usaha-usaha utuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan


tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model-model
petunjuk di dalarn menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di
masyarakat. Perwujudan ini adalah suatu kondisi atau keadaan di mana
manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi itu bukan
sesuatu yang tetap tetapi selalu dalam proses perubahan.

Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada

hakekahya tidak bisa berlaku atau cocok dengan kebudayaan mereka.


Sedangkan ukurul-ukuran yang diapakai oleh para warga masyrakat
yang bersangkutan untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka

adalah model-model dari kebudayaan yang telah mereka punyai, yaitu


yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tentu telah
berubah sesuai dengan perubahan kondisi yang mereka hadapi dalam
kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat
ketidakcocokan antara pengetahuan kebudayaan dan kenyataan-
kenyataan objektif yang ada dalam kondisi-kondisi dimana mereka
hidup. Dengan kata lain, ada perbedaan antara kerangka unnrk

7
interpretasi subjektif dari para warga dengan kenyataan-kenyataan
objektif dalam mana mereka itu hidup.

8
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
Dra. Hj. Napik Pujiastuti, M.Si

Materi ISBD
a) Manusia sebagai makhluk budaya
b) Manusia dan peradaban
c) Manusia sebagai mahluk individu, mahluk religius
d) Manusia, keragaman dan kesederajatan
e) Manusia, moralitas dan hukum
0 Manusia, sains dan teknologi

s) Manusia dan lingkungan

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Keterangan
a) manusia sebagai mahkluk budaya
manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan
kebaikan
- kebenaran
- keadilan dan
- bertanggungjawab
sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya

EMPAT MACAM MAKHLUK:


1. Alam
2. Tumbuhan
3. Binatang
4. Manusia

I
Perbedaan Manusia dengan makhluk lainnya adalah : manusia
mempunyai akal budi yang merupakan kemampuan berpikir manusia
sebagai kodrat alami t

Budi berasal dari bahasa sanske(a Budh artinya akal,tabiat, perangai,


dan akhlak.

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana Budi yang menyebabkan manusia


mengembangkan suatu hubungan bermakna dengan alam sekitarnya
dengan jalan memberikan penilaian objektif terhadap objek dan kejadian.
Manusia dengan akal budinya mampu memperbaruhi dan
mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup,

Menurut A.Maslow, Kebutuhan hidup manusia


dibagi menjadi 5 tingkatan ;

1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs)


Kebutuhan primer,dasar dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biatagis dasar
dari manusia : makanan,pakaidn, tempat tinggal, kesembuhan,seks dll.
2, Kebutuhan akan rasa aman dan peflindungan ( satety dan seeuily needs):
bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, terlindung dariancaman penyakit,
dll.
3. Kebutuhan Sosial (Socla/needs): Kebutuhan akan dicintai, diakui sebagai
anggata kelompok, rasa setia kawan,kerjasama, interaksi, dll.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esfeem needs), kebutuhan dihargai
kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat,dll.
5. Kebutuhan akan aktualisasi dti ( self actualization)
Kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan,
bakat, kreativitas,ekspresi diri, prestasi,dll.

2
MANUSIA DAN KEMANUSIAAN

Hakikat dan sifatsifat khas manusid sebagai makhluk yang tinggi harkat
martabatnya
Hakikat manusia berdasarkan pancasila disebut hakikat kodrat monopluralis,
yang terdiri atas :

a. Monodualis susunan kodrat manusia :

- aspek keragaan, meli.puti wujud materi 3ngrgqnis benda mati, vegetatif, dan
animalis
- aspek kejiwaan ,meliputi : ciBta, rasa dan karsa.
b. Monodualis sifat kodrat manusia yg terdiri
- segi individu
- segi social
s, Medualis kedudukan kodrat Manusia $bg makhluk yang berkepribadian
merdeka (berdiri sendiri) sekaligus menunjukkan keterbatasan sebagai
makhluk Tuhan,

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari Euddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal.
Secara umum Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.

JJ. Hoeningman membagi kebudayaan dlm 3


wujud ;

a. gagasan
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan
yang sifatnya
abstrak.

J
b. Aktivitas (tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat., t

sering disebut sebagai system sosiat, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang


saling berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola lertentu.sifatnya konkret dapat diamati.

c. Artefak ( karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat
diraba dan dilihat.

7 unsur kebudayaan bersifat universal :

a, Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknotogi)


b. sistem mata pencaharian
c. sistem kemasyarakatan atau organisasi sosia!
d. bahasa
e, kesenian
f. sistem pengetahuan
g, sislem religi

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

1. Etika manusia dalam berbudaya


Ettka berasal dari bahasa Yuniani, ethos.
Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :

a. Etika dlam adi nilai-nilai alau nerma yang menjadi pcgangan bagi seseorang
atau kelompok orang dalm mengatur tingkahlaku.
b, Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai mora! ( kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)

4
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia
beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika.
Etika berbudyaan mengandun! tuntutan bahwa budaya yang diciptakan
harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal, Meskipun demikian
suatu budaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung
dari paham atau idealogi yang diyakini oleh masyarakat.
2. Estetika manusia dalam berbudaya
Estetika daBat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, ,Estetika
berkaitan dengan nilai indah-jelek

Makna keindahan :

a. secara luas, keindahan mengandung lJe kebaikan


b. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan
warna)
c. secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam
hubungannya dengan segala ssuatu yang diresapinya melalui indera,

Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting


adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

MEMANUSIAKAN MANUSIA

Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi Human
dengan aara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada
dirinya.
Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan
menghormati harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesama,
tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk
lainnya.

5
Manusia dipandang dan dinilai berbeda-beda
o Homo faber; Manusia adalah makhluk yang mempunyai keinginan dalam
berkarya dengan mengguna*an logika.
o Homo sapiens; Manusia adalah makhluk yang mempunyai jiwa, berpikir
serta mempunyai sikap bijaksana.
o Homo creator; Manusia adalah makhluk peneipta nilai; berhasilnya setiap
karya manusia disebabkan idenya.
. Hsmo homini soeius; Manusia adalah makhluk sosial dan selatu ingin
berbagi kepada sesamanya.
o Homo viatsr; Manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu dan tak
pemah merasakan kepuasan, karenanya ia selalu menuju suatu tujuan.
. Homg univ.ersale; Manusia seeara a priori telah ditentukan terlebih
dahulu, sempurna dan lengkap pada dirinya, dan hal tersebut berlaku di
mana pun juga,

PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup


manusia sebagai pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa :

I . Pewarisan kebudayaan
Proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari
generasi ke generasi secara berkesinambungan Pewarisan dapt melalui :
- enkulturasi (Pembudayaan) ; Pr"oses mempelajari dan menyesuaikan pikiran
dan sikap individu dengan syslem norma, adapt dan peraturan hidup dalam
kebudyaan
- Sosialisasi (Proses pemasyarakatan) lndividu menyesuaikan diri dengan
individu lain dalam masyarakat.

6
I

Masalah dalam Pewarisan Kebudayaan :

a. Sesuai/tidaknya budaya waris6n dengan dinamika masyarakat saat


sekarang.
b. Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
c. Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan.
2. Perubahan kebudayaan
Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya kelidaksesuaian diantara
unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana
fungsinya tidak sesuai dengan bagi kehidupan. Contoh : pembangunan ,
modernisasi

Masalah yang muncul :

a. Perubahan bersifat regress (keminduran)


b. Perubahan melalui revolusi
3. Penyebaran Kebudayaan (difusi)
Proses menyebamya unsure-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke
kelompok lain,
Globalisasi : Penyebaran budaya secara meluas.
Amold J. Toynbee, dalam Penyebaran budaya dali! tentang radiasi Budaya
sebagai berikut:
a, Aspck atau unsu!'budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,
melainkan individual.
b. Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilalnya,
makin tinggi aspek budaya, makin sulit diterima.
e, Jika satu unsu!'budaya masuk, maka akan menarik unsure budaya lain,
d. Unsur budaya yg masuk bisa berbahaya bagi masyarakat yang menerima
budaya tersebut,

7
F
F
F
i

Masalah dalam difusi :

Hilangnya nilai-nilai budaya local sebagai akibat masukknya budaya asing,


Selain difusi kontak antar kebudayabn bisa berupa :
a, Asimilasi : Peleburan antar kebudayaan yang bertemu, berlangsung lama dan
intensif..
b,Akulturasi: kontak antar kebudayaan masing-masing masih menunjukkan
unsur-unsur budayanya.

konsep-konsep budaya dasar

1) manusia dan keadilan


keadilan merupakan salah satu modal dasar bagi kehidupan terartur
manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik bagi kehidupan yang
mesti dilakukan oleh setiap manusia

2) manusia dan penderitaan


penderitaan adalah rasa tidak menyenagkan yang $etiap grang secra
kemanusiaan ingin menghindarinya. lni melengkapi ciri paradoksal
yang menandai eksistensi manusia d dunia

3) manusia dan cinta kasih


ainta kasih adalah pera$aan suka kepada seseorang yang dise&i
dengan belas kasih dan kemesraan. Cinta merupakan sikap dasar
ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan
bentuknya yang khas manusiawi

4) manusia dan tanggung jawab


tanggung jawab adalah kewajiban mclakukan keharusan tugas
tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia
sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh
kebahagiaan

I
5) manusia dan pengabdian
pengabdian diaffkan seba$ai prihal prilaku berbakti atau meperhamba
diri kepada tugas yang (dianggap) mulia

6) manusia dan pandangan hidup


pandangan hidpu berkenan dengan eksistensi manusia di duni datam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam
tempql $1. berdiam

7l manusia dan keindahan


eksistensi manusia di dunia ditiputi oleh keindahan. Manusia tidak
hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan

8) manusia dan kegelisahan


kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseo!.ang yang
tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang
dalam tingkah laku, Kegelisahan adalah salah satu ekspresi
kecemasan.

b).manusia dan peradaban


konsep peradaban yang berasa! dari kata "adab' yang intinya
teratur dan dapat berarti ahlak atau kesopanan serta kehalusan
budi pekerti berhubangan erat dengan kansep nilai mo!.a|, norrna,
etika dan estetika yang ada di masyarakat. Oleh karna itu
kebutuhan akan adab dan peradaban berhubungan dengan
kebudayaan dan organisasi sosial

c).manusia sebagai inividu, makhluk sosial dan mahluk religius

9
manusia sejak awal lahirnya adalah sebagai makh;uk
sosial(ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapa! berdiri
sendiri tanpa bantuan orCng lain. Manusia memerlukan mitra untuk
mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta
memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat
dan kepada sang pencipta

d).manusia, keragaman dan kesederajatan


shuktur masyarakat indonesia yang majemuk dan dinamis, ditandai
oleh keragaman suku bangsa, agama dan kebudayaan.
Keragaman tersebut mcrupakan kekayaan budaya yang
membanggakan, tetapi pada sisi lain mengandung potensi masalah
konflik. Jadi keragaman tersebul ha!'uslah dapat dicari solusinya
dengan semangat pluralisme, keterbukaan dan mengambangkan
kesederajatan

e).manusia, moralitas dan hukum


manusia sebagai makhluk social dan berbudaya pada dasarnya
dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Nilai tersebut berupa :

etika yang erat hubungannya dengan moralitas, maupun estetika


yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial,
pengembangan supremasi hukum sangat tergantung pada empat
komponen, yaitu (a) materi hukum, (b) sarana prasarana hukum,
(c) aparatur hukum, dan (sd) antara materi hukum, konflik diantara
penegak hukum, kurangnya sarana dan prasarana hukum, serta
rendahnya budaya hukum masyarakat, maka setiap arang
(masyarakat dan aparatur hukum) harus mengembalikan pada rasa
keadilan hukum masyarakat, artinya haurs mengutamakan
moralitas masyarakat. Demikian pula dalam pengembangan

l0
;1

.l ,,,
.w,..

It estetika yang akan menjadi wujud budaya masyarakat sangan


iii
, ',1. mungkin terjadi dilema dan benturan dengan nilai etika
.r. I

f).manusia, sains dan teknologi


dalam setiap kebudayaan selalu terdapal ilmu pengetahuan atau
l'. sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk
:.;);
-,!i menginterpretasikan dan memahami lingkungan berserta isinya,
serta digunakan sebagai alat untuk mengekspoloitasikan,
mengolah dan memanfaalkan untuk pemenuhan kebutuhan_
kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang
melalui krealivitas penemuan (discovery), penciptaan (invention),
melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata
IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan
!I;
hukum yang mendasarinya. IpTEK tanpa nilai sangat berbahaya
dan manusia tanpa IPTEK meneerminkan keteDelakangan
it
Iltl g).manusia dan lingkungan
secara alamiah manusia berinteraksi dengan !ingkungqnnya,
I'
manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan
,.: tersebut. Perlakuan manusia lerhadap lingkungannya sangat
. r,l
menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya
sendi!'i. Manusia dapa! memanfaatkan lingkungan tetapi perlu
memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatnya bisa
dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi
.- dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan
:
pala-pola peradaban dan kqlu{qyqqn
,,

-;lr.

I
L 11

Anda mungkin juga menyukai