1. Ilmu-Ilmu Sosial
Telah kita ketahui, bahwa sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosophia
(filsafat). Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial ditilik dari pengembangannya
bermula dari ilmu filsafat. Dari filsafat itu kemudian lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan
yaitu :
a. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah) meliputi fisika, kimia, astronomi, biologi dan
lainnya
dan lainnya.
Ilmu-ilmu sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era
ilmu sosial di Indonesia, setelah bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai
berikut :
b. Selang waktu berikutnya, didirikannya balai perguruan tinggi Gajah Mada pada
1946 dan mempunyai dua fakultas yaitu fakultas Sastra dan fakultas Sosial. Balai
perguruan tinggi ini adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh Yayasan.
1
c. Didirikan Akademi Kepolisian
pengisi jabatan tinggi di Pemerintah Republik Indonesia pada saat itu. Namun, dalam
perkembangan selanjutnya dari ketiga lembaga pendidikan tinggi inilah berkembang ilmu-
timbullah paham studi-social (social studies) atau di Indonesia di kenal dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembang dan berpengaruh terhadap
program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun 1940-an sampai
sekarang.
Dari perkembangan ilmu-ilmu sosial timbul paham studi sosial atau disebut Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah ilmu-ilmu yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah ( elementry and secondary
school). Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan
IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan/ fusi dari sejumlah mata pelajaran
sosial. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial
lainnya menjadi bahan baku bagi pelaksanaan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
2
Tetapi tidak semua ilmu-ilmu sosial otomatis dapat menjadi bahan pokok bahasan dalam
IPS karena disesuaikan dengan tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan
pengetahuan anak didik sangat menentukan materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat
menjadi bahan pokok bahasan dalam IPS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata
pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975-
Ilmu sosial dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di
perguruan tinggi. Pengembangan ilmu sosial dasar ini sejalan dengan realisasi
pengembangan ide dan pembaruan sistem Pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif.
ilmu sosial dasar (ISD) adalah ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus
sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah yang berkembang
ISD adalah gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam
pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam
cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam
kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak
Berdasarkan pengetahuan yang di dapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan
masyarakat. Setelah mengorientasikan diri secara mantap, paling tidak ia harus mampu
3
mengetahui kearah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalahan itu harus di tempuh.
Masalah sosial yang berkembang sedemikian kompleks, baik yang bersifat lokal, regional,
ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang terjalin satu sama lain.
Latar belakang munculnya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD) di perguruan tinggi, secara
1. Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi bahwa
sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan
pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang
administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan
Negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian
khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan
adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai
2. Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga
kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta tidak mengenali dimensi-dimensi lain
diluar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menjadi ‘menara gading’ yang
4
menghasilkan tenaga-tenaga ‘tukang’ yang tidak atau kurang peka terhadap denyut
Dengan adanya alasan dan pemikiran seperti itu, maka Pendidikan tinggi diharapkan dapat
a. Kemampuan akademis
menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis.
b. Kemampuan professional
c. Kemampuan personal
pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah uang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia.
menjadi sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu
5
mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada
umumnya. Ilmu Sosial Dasar mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungannya. ISD juga menanggapi masalah-masalah sosial yang dihadapi
bidang)
Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang
tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan maupun hubungan dan kerja
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari
hubungannya dengan sesama manusia lainnya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat
Hal yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah
sosial selalu ada kaitannya dengan nilai moral dan pranata sosial serta kaitannya dengan
hubungan manusia itu terwujud. Contoh pedagang kaki lima. Menurut definisi umum,
pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk
kelangsungan hidupnya dan pelayanan bagi masyarakat pada taraf tertentu. Sebaliknya para
ahli perencanaan kota menyatakan pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas
6
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Tujuan Umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan
mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala
berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran
a. Memahami dan menyadari akan kenyataan dan masalah sosial yang terjadi di
lingkungan masyarakat
c. Menyadari bahwa setiap masalah yang ada di masyarakat bersifat rumit dan hanya
bisa dipelajari
d. Dapat berkomunikasi dengan para ahli sosial dalam menselesaikan sebuah masala
Ilmu sosial dasar sebagaimana halnya dengan ilmu budaya dan ilmu alamiah dasar,
bukanlah pengantar suatu bidang keahlian (disiplin) ilmu- ilmu sosial tertentu. Tidak seperti
pengantar ilmu politik, pengantar pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal
dari berbagai bidang keahlian itu untuk menganggapi masalah-masalah sosial, khususnya
7
Berbagai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang dapat
bidang).
dan pola-pola tingkah laku sendiri, tapi juga amat banyaknya persamaan
Konsursium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar (ISD)
terdiri dari delapan pokok bahasan. Dari kedelapan pokok pembahasan tersebut maka ruang
lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
masyarakat.
8
D. Masalah-Masalah Sosial dan Ilmu Sosial
a. Masalah-masalah sosial
tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya bahwa masalah sosial
selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial. Pengertian
masalah sosial :
keseluruhan.
pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana kota merupakan sumber
Dengan demikian suatu masalah bisa digolongkan sebagai masalah sosial oleh
ahli belum tentu dianggap masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga
9
masalah yang dianggap masalah sosial oleh umum tetapi tidak oleh ahli. Batasan
mengenai masalah sosial ditegaskan oleh Leslie (1974) yang mendefinisikan bahwa
masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
sebagian warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai,
sebagai sesuatu yang menganggu kesejahteraan hidup. Hal itu merangsang masyarakat
mengatasinya. Sebelum ada ahli-ahli ilmu sosial masyarakat yang peka terhadap
masalah sosial adalah ahi filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.
Disamping itu berbagai disiplin ilmu tergolong dalam ilmu-ilmu sosial seperti
sosial sebagai ruang lingkup studi tetapi pusat studinya bukanlah pada masalah
sosial, namun pada usaha memahami hakikat manusia menurut perspektif masing-
masing.
perubahan sosial dan kebudayaan. Sejumlah ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nizbet
(1961) Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodly (1976) merasakan bahwa dengan
masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga
berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggung jawabkan yang
10
berkenaan dengan usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial
Ilmu sosial dasar sebagai suatu mata kuliah menyajikan pemahaman mengenai hakikat
dan teori yang berkenaan dengan hakikat manusia dan masalahnya yang telah
kacamata pengkaji atau mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Ilmu sosial dasar.
kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan rasa tanggung jawab
11