ILMU
SOSIAL DASAR
EDISI REVISI
KATA PENGANTAR
Buku ini disusun dengan berpedoman pada Silabus Perkuliahan fimu Sosial Dasar, yang merupakan hash rumusan
Konsorsium antar Bidang fimu Alamiah Dasar, fimu Budaya Dasar, dan ilmu Sosial Dasar. Isi buku ml disesuaikan
dengan mateii fimu Sosial Dasar yang diberikan pada penatarandosen-dosen fimu Sosial Dasar se wilayah Indonesia
Tengah dan Timur padabulan Agustus 1982, hasil lokakaiya penyusunan bahan minimal Ilmu Sosial Dasar yang
diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, bulan Januari 1985, dan penataranpenataran dosen Ilmu Sosial
Adapun tujuan Ilmu Sosial Dasar ialah agar tercapai wawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kehidupan, baik pada tingkat individual maupun sosial. Oleh karena itu
tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran agar daya tangkap,
persepsi dan penalaran yang berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam. Secara lebth terinci ISD adalah
Minat dan kebiasaan memperhatikan dan memahami peristiwa peristiwa atau gejala-gej ala sosial yang teijadi di
seJcitarnya;
Kesadaran kritis akan adanya sebab-sebab dan akibat-akibat berbagai peristiwa yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari,
Kemampuan menyesuaikan din dengan lingkungan sosial yang harus dibenarkan, dan sebaliknya, mengubah
keadaan-keadaan
sosial yang tidak dapat dibenarkan dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian diharapkan dapat memperluas
cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak hanya terbatas pada bidang keahlian yang
dipilihnya, tetapi membantu para mahasiswa menemukan dirinya sendin dalam arus perkembangan masyarakat dan
kebudayaan yang sedangberlangsung. Kepadapenerbit PT Bina Aksara yang telah bersedia menerbitkan buku mi
kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga buku mi ada manfaatnya bagi para mahasiswa yang sedang mempelajari
Penyusun
KATA PENGANTAR
Edisi Revisi
Setelah rnempertimbangkan saran-saran dan para pembaca untuk Iebih dipadatkan lagi materinya, maka penyusun
perlu mengadakan revisi. Revisi mi meliputi pencantumanfool-nole (catatan kaki) pada halaman-halaman yang
dipandang perlu. Di samping itu juga perubahan materi disesuaikan dengan sub-bab agar lebih tepat dan lebih
berbobot. Sebingga secara keseluruhan buku menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan harapan pembaca serta sesuai
pula dengan silabi. Namun demikian penulis tetap menyadari adanya kekurangan dan kekhilafan dalam buku mi
mengingat terbatasnya kemampuan sebagal seorang makhluk. I(arena itu penulis tetap menerima saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi sempurnanya buku pada terbitan yang akan datang. Atas saran-saran tersebut
Cetakan pertama diterbitkan oleh PT Bina Aksara. Untuk cetakan kedua dan seterusnya hak penerbitannya kami
limpahkan kepada PT Rineka Cipta Semoga buku mi benar-benar akan bermanfaat bagi para mahasiswa serta
Penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar
BAB I : PENGERTIANILMUSOSIALDASAR
Dasar
Rangkuman
Latihan
Perkembangan Kebudayaan
Rangkuman
Pertumbuhan Individu
Fungsi-Fungsi Keluarga
Pelapisan Sosial
Kesamaan Derajat
Pembagian Pendapatan
PEDESAAN
MasyarakatPedesaan
INTEGRASI MASYARAKAT
Perbeda.an Kepentingan
Integrasi Nasional
BAB IX : ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISK1NAN
DafiarKepustakaan
BAB I
SOSIAL DASAR.
a. Ilmu-ilmu Sosial.
Telah kita ketahui, bahwa sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Balk ilmu-ilmu
alain maupun ilmu-ilmu sosial ditifik dan pengembangannya bermula dan ilmu filsafat. Dan filsafat itu kemudian
1. Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi, botani dan lainain.
2. Social Sciences, (Ilniu-ilmu Sosial), terdiri dan: sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi,
3. Humanities (fimu-ilmu Budaya) meliputi: bahasa, agama, kesusasteraan, kesenian dan lain-lain.
Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya
di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adanya perkembangan Ilmuilmu Sosial di Indonesia, setelah bangsa
1. Pertaina-tama didirikan di Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsor-sponsor yang mendirikan
akademi mi terdin dan tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negara Belanda.
2. Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari
1946, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 Maret 1946, mempunyai 2 fakultas, ialah Fakultas
Sastra dan Fakultas Sosial. Balai Perguruan Tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh
yayasan.
Sesungguhnya latar belakang berdirinya ketiga pendidikan tinggj tersebut lebih menekankan pada
pembentukan lembagalembaga pendidikan untuk mencetak kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintah
Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun selanjutnya dan ketiga lembaga
Dewasa mi di Indonesia terdapat 40 universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi-sosial
(social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembang dan
berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun l940-an sampai
sekarang.
Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidik. an dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin
Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanalcan untuk tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school)
Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan
disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atai bagi kelompok belajar lainnya. yang sederajat.
Materi dan berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial,
Ekonorni, Ilrnu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program
Ihnu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dan sejumlah mata pelajaran
sosial.
Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dan IPS. Akan tetapi perlu
dicamkan bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahanlpokok bahasan dalam IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmu-
ilmu sosial rnana yang tepat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IFS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata
pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975 — 1976, dan masih
Pengembangan Ilmu Sosial Dasar mi sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan
yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmuilmu sosial dipergunakan dalam
pendekatan, sekaiigus sebagai sarana jalan keluar untuk mencani pemecahan masalah-masalah sosial yang
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin
dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problemaproblema yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat.
ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta
mampu menghadapi dan rnemben alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masy arakat.
Berdasarkan pengetahuan yang di dapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri
berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan din secara mantap, paling
tidak ia harus mampu mengetahui ke arah inana peniecahan jalan keluar suatu permasalahan itu hams ditempuh.
Masalah-masalah sosial yang berkenibang sedemikian kompleks, balk yang bersifat lokal, regional, nasional maupun
intemasianal seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan
penyalahgunaan narkotika. Pertentar.gan ras dan pergolakan politik merupakan masalahmasalah sosial yang harus
diihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang tezjalin satu sama lam.
Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi
negeri khususnya, tidak bérarti pengantar-pengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi.
Pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial masih harus dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan
pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat sub ject-oriented.
Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu
menuju ke arah spesialisasi keahlian telah herlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara ilmu-ilmu
sosial dan ilmuilmu sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsep-
konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di
mana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi. ISD
itu secara teoritis, yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematik any a.
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada
sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutarna sarjana pendidikan, sosial dan
kehudayaan. Mereka rnenganggap sistern pendidikan yang tengah berlangsung saat mi, berhau kolonial dan masih
merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dan ―politik balas budi‖ (etische
politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkn tenaga-tenaga trampil untuk
menjadi ―tukang-tukang‖ yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dharapkan memiiki tiga jenis kemampuan yang meliputi
Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kern ampuan mi para tenaga ahli diharapkan
memiiki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerrniñkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta
merniiki pandangan luas dan kpekaan terhadap berbagai rnasalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kernampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis,
menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis,sistematis dan analitis, mernpunyai kemampuan
konsepsional untuk mengiden tifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mamPu menawarkan alternatif
pemecahannya.
Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan
kemampuan mi para tenaga ahli diharapkan memiiki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian mi maka manusia
bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek
pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban pembangunan, tetapi
menjadikan manusia modal atau asset (terpenting) bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran mi
menjadi jelas:
bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban
pembangunan.
Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk
mendukung proses lepas-landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi
manusia utuh, yaitu manusia yang memiiki sikap hidup yang selaras, serasi dan Seimbang antara kebutuhan jasmani
dan rohani.‘
Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini –khususnya pada negara-negara sedang
berkembang – menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan
di abadabad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir – akhirini.
Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang
berkembang saat mi, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk
menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial dan ekonomi.
Kedua, sebagai pioneers, negara-negara Barat tidak menghadapi masalah pemilihan teknologi, apalagi
pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat mi. Dalam kondisi di mana
kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah Sedemikian majunya, membawa
pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dan luar. Di sini terjadi perobahan
orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang Sedang
Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas daripada keadaan sosial dan kulturalnya,
sedangkan negara-negara sedang berkembang saat mi terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit,
sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat Indonesia adalah
merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosio-
kultural yang beraneka ragam, seperti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang
mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional tetap
terpelihar.
Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman -pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang
2) Pancasila
4) Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama terse but merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan
kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan alamiah,
Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa
mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dásar tersebut,
Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang
a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan
b. Memiiki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan,
mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi
memiliki integritás kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan
d. Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-€ama mampu
berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama
e. Memiiki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan balk
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tndharma perguruan tinggi, demikian pula untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.
1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota
2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang
3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner dan
mampu memahami pikiran dan ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian
Jadi pendidikan umum yang menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepnibadian mahasiswa, pada
dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam
disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan
Sebagai mata kuliah dasar urnurn, limu Sosial Dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar rnemperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang
diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tin gkah laku
manusia dalarn menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku nianusia terhadap manusia yang
bersangkutan.
Tegasnya Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah -masalah sosial, khususnya masalah-
masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep,
teori) yang berasal dan berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi
sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).
Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar inerupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan
pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-
gejala sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan
sosial dapat ditingkatkan, Sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.2
Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 rnasalah yang dapat dipakai sebgai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang Iingkup pembahasan mata kuliah ilmu Sosial Dasar, yaitu:
1. Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial,
sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang-
bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendin, maupun gabungan (antar
bidang).
2. Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai
kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendini, tetapi juga adanya
amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola
Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran Iebih
lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.‘
Berdasarkan Konsonsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasan dibagi ke dalam 8 (delapan)
Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dan perkuliahan tersebut kepada mahasiswa
diharapkan :2
1. Mempelajani dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan
3. Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadani identitasnya sebagai pemuda dan
mahasiswa.
6. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi
rnasyarakat.
8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan
Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satu
dengan lainnya. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan
masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup. Masalahmasalah tersebut dapat
terwujud sebagai : masalah sosial, masalah moral, rnasalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, ataupun
masalah-masalah lainnya.
Yang membedakan masalah-masalah sosial dan masalahmasalah lainnya adalah bahwa masalah-masalah
sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya
dçngan hubunganhubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif di mana hubungan-hubungan manusia itu
1. Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala Sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah
masalah sosial.
2. Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat
yang her.. dasarkan atas studi mereka mempunyai sif at yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap
kehidupan warga masvarakat secara keseluruhan. Contoh : masalah pedagang kaki lima di kota-kota besar
di Indonesia.
Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima
terse- but dapat memperoleh nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu
para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomi
mereka dan para pedagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan
menyatakan bahwa pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dan suatu kondisi di mana kejahatan
Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagal masalah sosial oleh para ahli belum tentu
dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah
sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan
mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah-masalah sosial dapat di definisikan
sebagai: Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau
diperbalki.
Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masaláh sosial liii pengertiannya terutama ditekankan pada
adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi
atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dan prôses kehidupan manusia yang berusaha untuk
menienuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan
hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan
bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan
(untuk dapat merasakan aman dan tenteram, mernbutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).
sebagai model- model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat.
Perwujudan mi adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi
itu bukan sesuatu yang tetap tetapi Selalu dalam proses perubahan.
Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak biasa berlaku atau cocok
dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran-ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan
untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dan kebudayaan yang telah mereka punyai,
yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tntu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi
yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu ketidakcocokan
antara pengetahuan kebuday a- an dan kenyataan-kenyataan obyektif yang ada dalam kondisikondisi di mana mereka
hidup. Dengan kata lain, ada perIedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dan para warga dengan
Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap warga masyarakat secara sama.
Sesuatu kondisi yang dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleb sejumlah warga masyarakat,
belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dan masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan
oleh yang lainnya, sebagai Sesuatu yang mengiantungkan. Misalnya masalah sampah : Sampah yang bertebaran di
mana-mana di sebagian kota dirasakan Sebagai merugikan kebersthan, kesehatan, keindahan dan ketertiban oleh
sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan oleh misalnya para
Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap
sebagai mengganggu kesejahteraan hidup mereka. Sehingga merangsang para warga masyarakat untuk
mengidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Di masa lampau, pada
waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalah-
rnasalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.
Di samping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial, seperti
antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang
lingkup studi mereka masingmasing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial
tersebut bukanlah pada masalah-masalah sosial itu sendiri, tetapi pada usaha untuk memahami hakikat manusia
menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial diihat sebagai hasil atau akibat dan adanya
proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah proses-
proses yang secana tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung
Brodley (1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalahmasalah sosial sebagai kerangkanya
maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka,
berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usah a
fimu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia
sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pndekatan yang meithat
sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif. Dengan
menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan
masalah-mäsalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedangkan dengan
menggunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan clikaji menurut perspektif
masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif in
akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disetai dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
RANGKUMAN:
1. Sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah phiosophia (filsafat), apakah itu ilmu-ilmu sosial alainiah
(natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau ilmu-ilmu budaya (humanities).
2. Social Studies atau fimu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah paham studi sosial; ia bukan merupakan satu
disiplin ilmu pengetahuan. Materi IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
3. Basic Social Sciences atau ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah gabungan dan bermacam-macam disiplin
ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan ke
luar dalam pemecahan masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-
ilmu sosial dan ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS
diprogramkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah;ISD
4. Pengantar-pengantar Ilmu Sosial mengemban tugas untuk memberi bekal pengetahuan teoritis ilmiah pada
bidang ilmu tertentu yang bersifat subject oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented
tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju spesialisasi! keahlian telah berlangsung.
5. Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tin ggi di Indonesia, dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara
Agama
Pancasila
Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah intra‘kurikuler yang
diwajibkan kepada Semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang
pendidikan dan ujian-ujian. Kelompok kedua dtharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa berkenaan
dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:
6. Tujuan ilmu Sosial Dasar ialah membantu perkembangan wawasan pernikiran dan kepribadian mahasiswa
agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap
anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam
menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang
bersangkutan.
7. Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial dan masalahmasalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai pengertian yang
menunjukkan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka berpikir dan penalaran, maka istilah ilmu
pengetahuan telah digunakan karena mencakup suatu pengertian mengenai suatu sistem berpikir dan
penalaran yang mempunyai suatu kerangka pendekatan men genai masalah-masalah yang menjadi sasaran
perhatiannya.
BAB II
Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 jutajiwajumlahnya(lihat
tabel 1). Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang.
Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih
terjam m. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang lahir menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan
Akan tetapi pada galibnya tidak semua negara di dunia mengalarni pertumbuhan penduduk yang demikian pesat.
Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 mi cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat
cenderung memiliki Iebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa.
Dengan begitu negara mi lncrnpunyai masalah penduduk bukan pertumbuhannya, tetapi, kekurangan penduduk
berusia muda sebagai generasi penerus. Kemungkinan menambah penduduk berusia rnu da sebagai generasi penerus
bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar
praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dan Indonesia.
TABEL I
DUNIA
1. 250 juta
Peluang untuk mengadopsi anak-anak/bayi Asia disalahgunakan oleh sindikat-sindikat gelap, laksana zaman
1) Pendidikan
Penduduk pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan Amerika
Latin sebagaian besar tidak rnemperoleh kesempatan rnencmpuh jenjang pendidikan di sekolah, akibat dan kondisi
kcrniskinannya.
Suatu hasil survei UNICEF mernbukt,ikan bahwa 58% anak-anak pedesaan miskin di Delhi India, tidak hersekolah
karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekoIah, dan 31% terikat dalam kerja rumah tangga,
termasuk merawat adik yang masib kecil. Hasil survei yang sama di karnpung miskin di kota Madras India,
mengungkapkan bahwa 45% dan orang tua penghuni kampung miskin, menyatakan anakanaknya tidak bersekolah
karena alasan tidak mampu membayar uang sekolah; dan 20% lainnya karena anakanak mereka hams menolong
Di samping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sening kekurangan bangunan sekolah dan
guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.
Di negara-negara berkembang terdapat variasi sanak-anak usia sekolah yang mendapat kesempatan dalam
pendidikan formal. Di Honduras (Amerika Latin), 72% dan anak-anak usia 7 sampai 14 tahun dapat bersekolah. Di
Karachi (Pakistan) 50% anak usia sekolah berumur antara 5 - 10 tahun terdaftar pada sekolah dasar, persentase mi
Di pedesaan sekitar Dakar ihukota Senegal (Afrika Barat), persentase kanak-kanak untuk rnasuk sekolah sebesar
38%. Sedangkan suatu studi di Abijan ibukota Republik Pantai Ga- ding (Afrika Barat) mencatat gradasi persentase
anak-anak sekolah bergantung pada fungsi pekenjaan ayah seorang anak. Semakin tinggi status/jabatan pekerjaan
semakin tinggi pula jumlah persentase anak-anak yang masuk sekolah. Data lapang menunjukkan 73% anak-anak
usia sekolah berasal dari kelompok ayah sebagai staf menengah; 43% berasal dan anak-anak pedagang; 27% lainnya
2) Kesehatan
Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan menderita kurang vitamin A, kasus-
kasus- pendenita kekurangan vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia
Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan
Penyakit-peny akit menular seperti tuberkulosis, bany ak menyerang penduduk di daerah pemukiman kampung-
kampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkua (India) dan di Ibadan di Nigeria bagian barat (Afrika Barat).
Parasit-parasit usus penyebab penyakit cacingan (Askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan iniskin
di Lagos (ibukota Nigeria). Lap oran-laporan UNICEF j uga men gungkapkan bahwa penyakit polioyelitis banyak
diderita oleh anak-anak di Srilangka dan Kenya (Afnika Timur). Sebanyak 58% dan anakanak cacat di Kenya
sebagai akibat polioyelitis, dimungkinkan oleh fasiitas injeksi yang tidak memadai.
Bersumber dan pada konsultan kesehatan dari World Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983)
ditemukan kurang lebih sejuta penderita penyakit lepra atau kusta di seluruh wilayah Zimbabwe. Penyakit itu
menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun. Terdapat indikasi-indikasi bahwa penyakit mi
telah merambat pada anak-anak usia 7 tahun. Keistimewaafl penyakit mi penularannya tidak diketahui pasti. Baru
ada tanda-tanda bisul kecil atau koreng, biasanya pada kaki, pada saat itulah disadari oleh seseorang bahwa ia telah
Beberapa survei konsumsi makanan dilakukan di Asia menunjukkan bahwa pemakaian kalori rata-rata penduduk
berada di bawah tingkat yang dibutuhkan di beberapa negara. Pemakaian protein total sangat rendah seperti yang
dialami penduduk di India, Malaysia, Pakistan, Fiipina dan Thailand. Faktafakta di lapangan membuktikafl bahwa
penduduk negara-negara berkembang kekurangan makanan berkadar protein hewani. Salah satu sebab membuktikan
bahwa di beberapa kalangan masyarakat pedesaafl masih berlaku ―tabu‖ yang melarang memakan ikan, buah-buahan
dan sayur – mayor. Hal semacam itu berlaku di kalangan masyarakat di beberapa daerah di Burma, Indonesia,
Malaysia dan Fiipina. Tabu dan pantangan seperti itu berlaku mulai dan kehamilan 7 bulan sampai 50 han sesudah
kelahiran. Resiko dan melakukan tabu dan pantangan seperti itu para ibu hamil harus menanggung kekurangan
protein hewani, dan boleh jadi akan melahirkan bayi-bayi cacat dan lahir, atau lahir dengan ketahanan tubuh yang
rapuh. Laporan UNICEF tahun 1983 mengungkapkan bahwa hanya 1% saja dan anak-anak di dunia yang tegas-tegas
menderita kurang gizi. Akan tetapi lebih dan 25% anak-anak di negaranegara berkembang menderita kekurangan gizi
yang tidak ketahuan, justru terhadap mereka yang menderita kurang gizi tidak ketahuan itu, sebagai penyebab
3) Perhatian para negarawan dan ilmuwan terhadap masalah pen duduk dunia
Para negarawan dan ilmuwan sungguh-sungguh menyadani dan telah memperhitungkan betapa besar bencana yang
ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia. Berdasarkan estimasi perkembangan penduduk dunia yang sangat
mencemaskan itu lahirlah Kelompok Roma (Club of Rome). Sidang pertama kalinya diselenggarakan di Accademia
dei Lincei di Rorna, pada tahun 1968, sidang kedua diselenggarakan di Wina, pada tahun 1969, atas undangan
Kanselir Austria, Sejalan dengan itu pada tahun 1969, Sekretaris Jenderal PBB (pada waktu itu U Than) menyatakan
bahwa bagi anggota PBB ―barangkali hanya tinggal sepuluh tahun lagi untuk menekan pertikaianpertikaian lama
mereka, serta melancarkan suatu kerjasama semesta untuk mengekang perlombaan senjata, memperbaiki alam
lingkungan manusia, memadamkan eksplosi penduduk, dan membeni daya gerak yang diperlukan bagi usaha-usaha
pembangunan.‖ Sidang-sidang berikutnya: tahun 1970 di Swiss, tahun 1971 di Jouy, dekat Paris, Perancis dan bulan
Kelompok Roma melakukan studi internasional selama 18 bulan dengan biaya dan Yayasan Volkswagen di Jerman.
Tim Studi inteinasional itu beranggotakan 17 orang, diketuai oleh Dr. Dennis L. Meadow dan Massachusetts
Institute of Technology (MIT). The Limits to Growth (Batas-batas Akhir Pertumbuhan Dunia) merupakan gerakan
Metode kerjanya menggunakan jasa komputer, yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah suatu
model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk memahami kelakuan dinamis dan sistem-
sistem yang kompleks. Pengetahuan bahwa struktur setiap sistem banyaknya hubungan yang bersif at berputar, kait-
mengkait.
Metodologi sistem dinamik itu sebagai karya rintisan Prof. Jay Forrester dan MIT. Model dunia mi secara khusus
(5) dan makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam
jangka panjang.
Dan studi tersebut dapat ditanik kesimpulan bahwa apabila kondisi-kondisi yang berlaku sekarang mi dibiarkan
kadaluwarsa, maka dalam waktu 100 tahun saja, daya tahan dan keseimbangan bumi kita akan mencapai batas
kemampuan terakhir. ml berarti akan lumpuhlah sistem-sistem pendukung dan pembangkit tatanan kehidupan di
sandang pangan dan papan/penumahan harus bertambah. Peningkatan produksi pangan akan berkait dengan
penyediaan lahan dan tata air/irigasi teknis yang mamadai, di samping modal yang cukup.
Bumi kita mempunyai kira-kira 3,2 milyar hektar tanah yang potensial baik untuk pertanian. Separuh dan luas tanah
itu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun temurun dan terus
menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan pemukiman, akan semakin
terasa pula ―Ia- par lahan‖ baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
Dan segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahanitu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun
temurun dan terus menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan
pemukiman, akan semakin terasa pula ―Ia- par lahan‖ baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
Dari segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahan galian sebagai bahan baku industri alam Iebih cepat terkuras. Satu contoh, betapa haus manusia
akan sumber-sumber alam, pada tahun 1950 penduduk Amerika Serikat mengkonsumsi 7 bilyun kaki kubik gas
alani. Pada tahun 1971 mereka melahap gas alam sebanyak 23 bilyun kaki kubik.
Berapa banyak konsumsi BBM oleh umat manusia di dunia pada tahun 1983? Berapa banyak pula konsumsi barang
tambang dan bahan galian untuk memenuhi kebutuhan industn setiap tahun? Tidak dapat disangkal lagi, memang
cabangcabang kehidupan di bumi mi akan mempunyai batas akhir. Apalagi bila umat manusia lupa akan sifat-sifat
alami. Alpa untuk melestarikan lingkungannya, terutama hutan, air dan tanah.
Andaikata kelima variabel pokok berkembang seterusnya dengan ukuran seperti selama 70 tahun terakhir, apakah
yang akan terjadi pada sistem dunia kita bila mencapai batas-batas maksimumnya? Karena persediaan sumber-
sumber alam yang tak tergantikan sudah semakin habis, maka daya pikul dunia akan dilampaui, dan terjadiiah
Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin, mendorong
usahausaha bersama negara-negara di dunia untuk .segera menentukan langkah-langkah kongkret dalam
Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penduduk djstabilisasi/diseimhaflgkan
2. Konsumsi sumber alam dan pembangkitan polusi narus dikurangi sampai seperempat dan tingkat konsumsi
tahun 1970-an.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pengadaan fasilitas kesehatan lebih diutamakan.Ada 4 macam teknik
3. Imunisasi
5. Penekanan lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan, sehingga akan cukup tersedia untuk
Prioritas besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan clan perlindungan tanah untuk mencegah erosi.
Masalah penduduk atau Population Problem merupakan masalah yang bersegi banyak, dan pemecahan masalahnya
itu tidak dapat dilakukan dengan cara satu segi dan secara sesaat dengan cepat.
Masalah penduduk timbul sebagai akibat dan perubahan penduduk, antara lain
Pertanibahan atau pengurangan penduduk. Keduanya dapat mengakibatkan perubahan bahan dalam humas welfare
Kerapatan/kepadatan, dan penyeharan penduduk, yang akan dapat mempengaruhi tata ekonomi, tata pergaulan, tata
Pertumbuhan penduduk satu belun: merupakan masalah penduduk yang vital. Sebenarnya perwmbuhan penduduk
saja tidak akan menimbulkan masalah penduduk, bilamana mi cia- pat ditimbangi penambahan kebutuhan hidup dan
penyebarannya yang merata. Justru dengan kasus pada negara-negara tertentu. Seperti di Jerman, Prancis, setelah
Perang Dunia II kurangnya penduduk merupakan masalah sebab menimbulkan gejala semakin kurangnya tenaga
kerja (man power). Tetapi untuk negara-negara sedang berkembang dan terbelakang, jumlah penduduk yang besar
menjadi masalah.
Beberapa masalah penduduk yang erat hubungannya dengan manusia dan lingkungan alam.
Untuk mi dapat anda pelajari beberapa masalah kependudukan yang disebahkan karena :
daerah urban (kota), di mana orang sudah banyak yang hidup dalam gedung bertingkat, satuan luas dinyatakan dalam
meter persegi.
Tersebarnya penduduk dalam beberapa wilayah sangat tergantUng dan faktor-faktOr: lokasi, iklim, sumber alam
Di Indonesia penyebarafl penduduk tidak merata dan penyebaran yang tidak merata mi meninibulkan masalah
kelebihan, kekurangan penduduic untuk beberapa daerah tertentu. Untuk mi dapat anda lihat tabel sebagai berikut :
Tabel 4 : Jumlah Penduduk, luas tanah dan kepadatan Penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk 1971.
No. Daerah Jumlah Penduduk Luas tanah Kepadatan
(x 1000)
Tabel 5: Kepadatan Penduduk Jawa, Luar Jawa dan Indonesia tahun 1973 dan 1978.
(1000 km2) 1973 (Juta) 1978 (Juta) 1973 per km2 per km2
Luar Jawa
1.892 46 53 24 28
Indonesia
Akibat langsung dengan adanya kelebihan penduduk ialah timbulnya pengangguran. Di daerah pedesaan di mana
unsur gotong royong masih sangat kuat, maka adanya pengangguran tidak nampak, sehingga sering disebut
Sedang akibat dan under population ialah kurangnya tenaga kerja di sektor-sektor yang sangat memerlukan tenaga
manusia misalnya pada saat akan diadakan ekstensifikasi pertanian dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak mempersoalkan masalah kelebihan penduduk daripada kekurangan
penduduk. Hal mi disebabkan karena pada umumnya negra – Negara sedang berkembang dijatuhi dengan akibat
yang lang- sung maupun tidak langsung dengan adanya pertambahan penduduk yang cepat. Untuk ini ada dua
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu, telah tidak dapat memberikan kebutuhan hidup kepada manusia
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu kebutuhan hidup yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
Penggunaan angka kerapatan penduduk sebagai ukuran ada tidaknya kelebihan penduduk. Sering kita menggunakan
angka kerapatan penduduk sebagai ukuran untuk mengetahui ada tidaknya kelebihan penduduk. Hal yang demikiar
Di daerah-daerah di mana penduduk masih melaksanakan shifting Cultivation atau sistem ladang; angka rapat
ini berarti apabila di daerah yang mempunyai rapat dan penduduk lebih besar dan 501km2, maka gejala kelebihan
penduduk akan dialami.Sebaliknya di daerah pertanian yang intensif, kerapatan penduduk 200/km2, mungkin belum
menimbulkan masalah penduduk. Di Indonesia beberapa daerah telah mengalami kelebihan penduduk, penduduk
relatif, seperti di Jawa dan Madura, dengan angka kepadatan penduduk 447/km2. Sedang di luar Jawa dan Madura
beberapa daerah masih kekurangan penduduk seperti Kalimantan 9/km2 , Maluku ± 11/km2 dan sebagainya. (Lihat
tabel 4 di muka).
Mengingat negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum
dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga-tenaga ahli atau terdidik. Akibatnya fasilitas
secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan
yang tinggipun masih sedikit sekali. Yang hal mi disebabkan antara lain
Pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidup primer pada
Tingkat Pendidikan yang dapat dicapai oleh masyarakat Indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 6 : Penduduk Indonesia, umur 10 tahun ke atas yang telah dapat mencapai tingkat pendidikannya tahun 1971
TidakSekolah 41.01
Universitas 0,14
Dan tabel tersebut ternyata banyaknya penduduk yang masih buta huruf maupun putus SD (Drop-out SD) adalah
besar prosentasenya. Oleh karenanya masalah Pendidikan menjadi problem Nasional yang cukup gawat, di mana
dikatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menggambarkan tinggi rendahnya kemajuan
bangsa.
China 90 1.8
Birma 70 2.2
Sumber Majalah Geres — FAO — Riview, Sept. Okt. 1972 Hal 10—11.
Dengan adanya berbagai masalah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang relatif cepat tersebut maka
Maksud diadakannya Kebijaksanaan Kependudukan adalah untuk dapat lebih tercapainya kesejahteraan
penduduk/niasvarakat dalarn arti yang luas, terutama terjadinya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan basil
pembarigunan baik melalui pertanian, industn, impor dan ekspor dan sebagainya (pidato kenegaraan Presidn RI 16
Agustus 1969).
Pada prinsipnya kebijaksanaan suatu negara yang me nyangkut kernakmuran penduduknya dapat digolongkan dalarn
kebijaksanaan kependudukan. Tetapi pada uniurnnya yang dimaksud hanyalah kebinaan yang menyangkut
perubahan kuantita dan kualita penduduk pemancaran penduduk, atau jumlah jiwa dan pemukiman dalam
Dalam melaksanakan kebijaksanaan kependudukan untuk penyelesaian masalah penduduk dapat ditempuh beberapa
usah yang dapat diiaksanakan sendiri-sendiri, berturut-turut atau secara bermacam-macam sekaligus tergantung
Kebijaksanaan kependudukan di negara maju dan di negara-negara berkembang, lihat buku Pendidikan Ke•
Dalani usaha mengimbangi pertanibahan penduduk perlu hasil-hasil pertanian dan peternakan dipelihara,
Preservasi : dalam hal mi diusahakan agar kualitas dan kuantitas hasil bumi diperbaiki untuk rnasamasa yang akan
datang.
Restorasi: agar berhasil, hasil bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara sumber-sumber biotik dengan
Benefisiasi : Sumber-sumber alam tetap dipelihara Kelangsungan fungsinya beserta perkembangannya, agar makin
produktif.
Ekstensitikasi Pertanian L untuk menambah basil bumi, areal pertanian harus diperluas dengan jalan rnembuka hutan
Intensifikasi pertanian.
Untuk perhaikan-perbaikan dalam bidang bercocok tanarn meliputi pemupukan, pengairan, pemilihan bibit unggul,
pembuatan teras sawah rotasi tanaman dan lain-lain, dapat menambah kualitas dan kuantitas prod uksi pertanian.
Intensifikasi mi dilakukan pada daerah-daerah yang sudah tidak memungkinkan terjangkaunya perluasan areal
Transmigrasi:
Pernindahan penduduk daerah padat ke daerah yang tidak atau kurang padat dapat mengurangi populations pressure
di daerah pengirim, dan dapat menimbulkan daerah-daerah pertanian baru di daerah yang menerima.
Untuk di Indonesia, daerah-daerah yang padat penduduknya (daerah pengirim) terutama dad Jawa, Madura dan Bali.
transmigrasi umum
transmigrasi spontan
transmigrasi sektoral
transmigrasi ABRI
transmigrasi Bedol Desa.
Jndustrialisasi:
Industrialisasi mi diusahakan agar kebutuhan penduduk dapat dilayani secukupnya dengan cepat dan merata tetapi
tidak mengurangi kualitas produksi, sehingga dapat mengurangi penderitaan, menaikkan taraf hidup mengurangi
masalah-masalah sosial ekonomi. Penyebaran Industrialisasi: pembangunan industri sebaiknya dapat menyebar ke
seluruh wilayah Indonesia sehingga dengan desentralisasi industri mi akan mendorong pembangunan di masing-
masing daerah.
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana telah diprogramkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1968, yang secara efektif baru
Sifat Pelaksanaan Program Keluarga Berencana adalah sukarela bagi pengikut/pesertanya. Tidak boleh ada paksaan
dan Pemerintah maupun Petugas. Sebab mi diselaraskan dengan Falsafah Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Adalah Masyarakat seluruh Indonesia/terutama rnereka pasangan suami isteri/keluarga baik di kotakota rnaupun di
desa – desa.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak, ibu dengan cara menjarangkan kelab iran.
Mengurangi laju pertambahan penduduk, agar dapat seimbang antara pertambahan penduduk dengan produksi
nasional.
Menjarangkan kelahiran
Pengobatan Kemandulan
Nasihat Perkawinan.
Dengan Program Keluarga Berencana tersebut diharapkan agar Keluarga Berencana dapat membudaya bagi seluruh
masyarakat Indonesia dengan mencintai keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Small family Size). Yakni jumlah
anak sekitar 3 orang. Untuk mi maka perlu meningkatkan Program Keluarga Berencana Secara integral melalui
berbagai pendidikan formal maupun non formal, dan organisasi-organisasi baik pemerintah maupun swasta.
(5) Pendidikan Kependudukan:
Peningkatan dan perluasan Pendidikan Kependudukan dapat melalui berbagai lembaga Pendidikan formal maupun
non formal (di luar sekolah) dengan menggunakan dan memanfaatkan secara efisien dan efektif semua jenis saluran
Maksud pelaksanaan Pendidikan Kependudukan adalah agar masyarakat ,iapat mengubah cara berpikir dan cara
berpikir tradisional statis menuju cara berpikir yang rasional dinamis dan bertanggung jawab terhadap besar kedllnya
keluarga dalam memanfaatkan masa produktifnya yakni dengan mencintai keluarga kecil yang berhahagia, sejahtera,
Tujuan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Kependudukan, secara garis besar adalah agar inasyarakat/ anak didik
dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat, serta tepat, serta segala
akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka mereka diharapkan
dapat menyesuaikannya hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya.
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tern- pat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan,
melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten, kota atau negara.
Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dan satu unit geografis ke unit geografis Iainnya. Unit
Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan ke rumah sebelah yang jarak beberapa meter dan
rumah lama, tetapi juga mencakup perpindahan ke negara lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer (dalam Sunarto,
1985). Selanjutnya PBI3 menyatakan bahwa migrasi ialah suatu perpindahan tempat tinggal dan suatu unit
Konsep migrasi di atas mengandung pengertian sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak
memberikan batasan pada jarak maupun sifat kepindahan tersebut. Usaha mengernbangkan konsep migrasi ternyata
tidak menghasilkan suatu rumusan yang seragam. Satu hal yang tampaknya disepakati bersama adalah migrasi
Di Indonesia konsep migrasi yang dipergunakan di antaranya yang dikemukakan oleh Biro Pusat Statistik dalam
serisus penduduk tahun 1971 dan tahun 1980. Migrasi dalam hal mi diartikan sebagai perpindahan seseorang
melewati batas propinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Namun demikian dijelaskan pula bahwa
seseorang dikatakan telah melakukan migrasi apabila ia telah melakukan perpindahan kurang dan 6 bulan tetapi telah
secara resmi pindah atau sebelumnya telah ada niatan untuk menetap di daerah tujuan.
Teori Migrasi.
Terdapat beberapa teoni secara khusus menjelaskan fenomena migrasi. Dua di antaranya dapat dikemukakan sebagai
benikut
1) Teori Gravitasi
Ravenstain pada tahun 1889 telah menguraikan pendapatnya tentang fenomena migrasi yang disusun dalam hukum-
Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori mi kemudian dikenal dengan nama ―distancedecaY
theory‖.
Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik sebagai gantinya.
Pendapatan Ravenstein yang hampir satu abad yang lalu ternyata sampai sekarang masih relevan. Ravenstein dengan
teon yang dikemukakannya, kemudian mendapatkan julukan ―bapak migrasi‖. Dan teori yang dikemukakannya
kemudian berkembang berhagai teori gravitasi lainnya, dan pada dasarnya teori-teori migrasi yang lainnya
mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi
yaitu:
c. Faktor-faktor rintangan
d. Faktor pribadi.
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal maupun di daerah tujuan dapat bersifat positif artinya mempunyai daya
Faktor-faktor yang bisa menjadi daya dorong, seperti : kerusakan sumber daya alam (erosi tanah, banjir, kekeringan,
goncangan-goncangan iklim, pertentangan sosial, politik, agama). Adapun faktor-faktor yang mempunyai daya tank
ialah penemuan sumber daya, misalnya: pertambangan, pendirian industri-industri, keadaan iklim dan lingkungan
yang menyenangkan (kota peristirahatan di daerah pegunungan). Di sam- ping itu ada berbagai variabel yang
mengakibatkan mignasi tarik dan migrasi dorong. Perubahan teknologi misalnya, menggalakkan bangkitnya industri
di kota-kota besar yang menanik banyak buruh dan tenaga; sebaliknya hasil teknologi baru Seperti mekanisme
pertanian, akan menyebabkan banyak pengangguran yang mendorong migrasi ke luar daerah pedesaan.
Banyaknya orang pindah ke kota karena di desa tidak krasan, merasa kesepian, sedang di kota banyak hiburan dan
kegiatan yang merupakan daya tank mereka, yang membuat mereka senang dan mendapat kepuasan batin.
Sebaliknya banyak juga orang yang pindah dan kota, karena suasana kota tidak menenteramkan, terlalu banyak
orang, terlalu gaduh terlalu bising. Mereka tergolong migrasi psikososial. Ada orang sakit-sakitan di daerah dingin,
sering kambuh penyakit asmanya, 1a pergi pindah ke daerah pantai yang hawanya panas demi kesehatan jasmaninya.
Orang yang dengan kehendak sendiri dan dengan motif tertentu, misalnya ingin mengembangkan bakat dan
kemampu annya, pindah ke daerah lain, disebut migran primer. Jika isterinya dan anak-anaknya juga ikut pindah,
Selain jenis-jenis migrasi di atas, dikenal pula migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal terjadi
antara dua unit geograf is da.Iani suatu negara. Jeni-jenis migrasi di atas pada dasarnya termasuk ke dalani migrasi
internasional dipandang dan negara asal atau penginim; pelakunya disebut emigran. Imignasi adalah migrasi
internasional dipandang dan negara penerima atau negara tujuan; pelakunya disebut imigraSi.
Jelasnya besar kecilnya angka yang disebabkan oleh terjadinya perpindahan penduduk dan suatu negara/daerah ke
Rumusnya adalah :
Jumlah penduduk
Contoh:
Misalnya Negara Indonesia tahun 1979, terdapat perpindahan penduduk ke negara Malaysia sebanyak 690.000
orang.
Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun itu 138.000.000 orang. Maka tingkat Migrasi adalah :
690.000 X 1000 = 5.
138.000.000
Jeni/Macam Migrasi
Antar negara, disebut emigrasi atau imigrasi. Kalau keluar ke negara lain disebut emigrasi, tetapi kalau masuk atau
datang dan negara lain adalah iinigrasi. Untuk ini dapat dicari migrasi Nettonya yakni terjadi Emigrasi atau migrasi
Antar daerh (dalam satu negara), untuk mi apabila terjadi antar pulau dan akan bertempat tinggal larna (menetap)
disebut : Transmigrasi. Antar daerah (dalam satu pulau dan Desa ke Kota) dise.. but: Urbanisasi.
Tetapi apabila perpindahan tersebut hanya antar daerah kota yang agak berdekatan dan hanya untuk beberapa han
Alasan ekonomi.
Perpindahan suatu bangsa mi disebabkan karena daerah atau negaranya sendiri sudah tidak memberikan
kemungkinan kehidupan yang baik. Oleh karena itu kepergiannya dalam usaha untuk mencani kehidupan yang lebih
baik. Dalani hal mi ada yang bersifat sernentara dan ada yang bersifat lama (mungkin menetap) yang mi pada
Alasan politik.
Pada suatu negara sering terdapat pergolakan politik kenegaraan. sehingga banyak penduduk yang tak setuju dengan
Misalnya: perpindahan pendud uk (pengungsi) Vietnam pada akhir tahun 1979 – 1980.
Alasan agama
Karena alasan kehidupan beragama yang tidak bebas menyebabkan terjadinya gerakan penduduk ke daerah lain
untuk mencari kesesuaian dan ketenteraman hidupnya. Dalam hal perpindahan penduduk tersebut pada urnumnya
menimbulkan masalah baru yaitu dalam penyesuaian daripada tempat yang baru, baik itu yang bersif at internasional
maupun nasional/lokal.Dan uraian-uraiafl di atas dapat dirumuskan pertambahan penduduk sebagai berikut
P = Pertambahan Penduduk
f = fertilitas
m = mortalitas
e = emigrasi
i = imigrasi.
Meskipun teknologi baru di bidang pertanian, seperti:pupuk, bibit unggul, insektisida, dan lain-lain telah memperluas
kesempatan kerja kepada masyanakat tetapi belum juga mampu menyerap pertambahan tenaga kerja, akibat
pertumbuhan pendduk melaju dengan cepat. Dengan demikian dapat dimengerti, mengapa anus urbanisasi berjalan
terus menerus dan tak mungkin dapat dihindani. Dalam anus urbanisasi yang paling banyak terlibat ialah golongan
usia muda, karena secara obyektif mereka mencita-citakan perbaikan hidup di masa mendatang yang panjang dan
disertai dengan keberanian mengambil resiko. Menurut catatan sensus 1971, penduduk yang tinggal di desa ada
82,6%, sisanya yakni 17,4% ada di perkotaan. Namun akumulasi modal dalam pembangunan mi bertumpuk di
perkotaan; niisalnya sampai Maret 1974, 34% sendiri ada di Jakarta (Said Rush dan Dakljoeni, 1981).
Dengan adanya komunikasi dan transportasi yang lancar menjadikan orang desa peka terhadap perkembangan kota
dan mi mendorong urbanisasi. Angka-angka tentang pembagian kerja (mata pencarian) menurut statistik erhihat
Angka-angka di atas akan berubah bersarna lajunya pertam. bahan penduduk dan pembangunan. Demikian pula
persaingan ketat akan terjadi dalam upaya memperoleh kesempatan kerja. Bagaimanapun dalam memperoleh
kesempatan kerja kita tidak bisa mengelak dan persaingan atau pertentangan-pertentangan, sebab kesempatan kerja
yang diperoleh itu merupakan modal hidup untuk masa kini dan akan datang. Setiap orang berusaha mencari suatu
pekerjaan pada hakikatnya adalah tintuk memperoleh kelayakaxi hidup di dalam keluarganya. Oleh sebab itu
pertumbuhan keseinpatan kerja dalam masyarakat akan senant lasa beruFhh-ubah. Sebagai contoh pertumbuhan
Pembagian kerja dalam masyarakat ml akan terjadi masalah besar lagi, apabila perkembangan dalam bidang
pertanian lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan penduduk. Sebab masyarakat Indonesia sebagian besar dan
tenaga kerjanya terhihat dalam bidang pertanian, sedanglcan dalam sektor-sektor lainnya hanya sebagian kecil saja.
Di samping itu belum lagi terhitung angka pengangguran. Para pengangguran yang tercatat sekarang mi, di tingkat
Konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan akibat bertambahnya jumlah penduduk adalah lahirnya tenaga kerja.
Besar kecilnya angkatan kerja sangat tergantung pada tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortahitas).
Semakin tinggi tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian maka ketersediaan tenaga kerja cenderung
meningkat.
Masalahnya, sejauh mana kesempatan kerja tersedia untuk menampung tenaga kerja yang melimpah. A.pa yang
terlihat selama in perluasan kesempatan kerja itu berjalan seret, tidak dapat mengimbangi Iajuriya kenaikan jumlah
tenaga kerja sehingga tidak dapat dihindarkan munculnya kaum penganggur, bila yang sifatnya terbuka maupun
tersembunyi.
Dan hasil Sensus Penduduk di indonesia tahun 19711 diketahui bahwa besarnya angkatan kerja (labor face) adalah
41,3 juta orang yang terdiri dan 27,6juta laki-laki dan 13,7ju- ta perempuan. Dan angkatan keija mi 37,6 juta sedang
bekerja dan 3,6 juta persen dan seluruh angkatan kerja atau 4,5 per- Sen dan seluruh penduduk berumur 10 tahun ke
1971).
Dalam Repelita Ill angkatan kerja Indonesia diperkirakan meningkat antara 2,5 —- 2,6 persen tiap tahun. Laju
pertumbuhan penduduk pada waktu itu sekitar 2,3 — 2,4 persen tiap tahun, berarti berada di bawah angka
Sensus penduduk tahun 1980 ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dan keadaan di atas, bahwa laju pertumbuhan
Dan tabel berikut terlihat bahwa angkatan kerja meningkat dan 41,26 juta pada tahun 1971 menjadi 52,43 juta pada
tahun 1980. Berarti selama selang waktu 9 tahun terjadi kenaikan sebesar 27 persen angkatan kerja, atau dihitung
menurut angka eksponensial terdapat pertumbuhan sebesar 2,7 persen per tahun, melebihi pertumbuhan penduduk
Tidak tertampungnya angkatan kerja secara penuh dapat terlihat dan besarnya jumlah pengangguran terbuka pada ma
sing-masing tahun serisus tersehut, yaitu 2,2 juta tahun 1971 dan 1,7 juta tahun 1980.
Sumber : Hananto Sigit, Perkembangan Sektoral dan Cr1 Informal Kesempatan Kerja di Indonesia, Forum Siatistik
KurangnYa kesempatan kerja tersedia tidak lepas dan struktur perekonomian Indonesia yang untuk sebagian besar
masib tergantung pada sektor pertanian. Sektor mi nyatanya tidak dapat tumbuh dengan cukup pesat untuk dapat
menyerap angkatan kerja yang besar itu. Akibat timbulnya kekurangan kesempatan kerja secara umum, rendahnya
produktivitas serta rendahnya pendapatan masyarakat. Gambaran ml lebih jelas terjadi di pulau Jawa — Madura, di
mana pertambahan penduduk memberikan tekanan yang cukup berat terhadap sektor pertanian, sehingga Geertz
Sumber : Hananto Sigit, Perkembangan Sektoral dan Cr1 Informal Kesempatan Kerja di Indonesia, Forum Siatistik
KurangnYa kesempatan kerja tersedia tidak lepas dan struktur perekonomian Indonesia yang untuk sebagian besar
masib tergantung pada sektor pertanian. Sektor mi nyatanya tidak dapat tumbuh dengan cukup pesat untuk dapat
menyerap angkatan kerja yang besar itu. Akibat timbulnya kekurangan kesempatan kerja secara umum, rendahnya
produktivitas serta rendahnya pendapatan masyarakat. Gambaran ml lebih jelas terjadi di pulau Jawa — Madura, di
mana pertambahan penduduk memberikan tekanan yang cukup berat terhadap sektor pertanian, sehingga Geertz
Untuk memecahkan tantangan tekanan angkatan kerja mi diperlukan usaha-usaha penciptaafl kesempatan kerja yang
Permasalahan kepend udukan Indonesia selalu dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan
penyebarannya tidak merata. Pulau Jawa yang luasnya hampir 7 persen dan luas seluruh daratan Indonesia,
memberikan lebih dan dua pertiga penduduk Indonesia. Hanya 17 persen penduduk tinggal di Sumatera yang luasnya
25 persen dan Luas Indonesia, Sedang Kalimantan dengan luas 28 persen hanya didiami 4 per- sen penduduk
Indonesia.‘ Pada tahun 1971, Jawa saja menampung penduduk sebesar 76 juta jiwa dengan kepadatan penduduk
pedesaan yang lebih dan 500 orang tiap kilo meter per segi. Lebih dan 25 persen dan seluruh kabupaten di Jawa
punya kepadatan pedesaan yang melampaui 700 orang tiap kilo meter persegi. Di beberapa daerah di Jawa Timur
Angka-angka di atas cIapat menjelaskan sern pitnva ruang gerak di daerah pedesaan yang dapat menjamin
kelangsungan hidup penghuninya. Tingkat pemilikan tanah tiap keluarga di pedesaan Jawa sangat rendah, hahkan di
beberapa daerah tidak ada sama sekali. Untuk mempertahankan din agar tetap hidup mereka terlibat sehagai burub
tani yang mengandalkan upah dan basil mengerjakan sawah orang lain. Pendapatan yang diterima dan usaha seperti
mi begitu rendah, tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak sebab tidak ada alternatif lain yang lebih menguntungkan
Akibat dan kelebihan tenaga kerja di daerah pedesaan dapat menimbulkan 2 kemungkinan yaitu :
Tetap tinggal di desa, sehingga menyebabkan ―disguised unemployment‖, yakni jumlah tenaga kerja lebih banyak
dan sumber daya alam dan faktor produksi, sehingga kebanyakan tenaga kerja pertanian rnenjadi setengah
menganggur. Tenaga kerja itu teiah dihoroskan atau digunal:an dengan tidak rasional.
Mereka akan masuk ke dalam bidang-bidang yang masib bisa mendukung pendapatan yakni huan di kota.
Kemungkinan kedua mi pendukungnya terhitung hesar juga di mana kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung di
sekitar pertanian mencari usaha lain di daerah perkotaan. Kelompok inilah pelaku proses urbanisasi, suatu arus lintas
3. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN.
Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab); berasal dan perkataan
Latin ―Colere‖ yang artinya mengolah, mengerjakan, menyw burkan dan mengembangkan, terutarna mengolah tanah
atau bertani. Dan segi arti mi berkembanglah arti culture sebagai ―segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah
Ditinjau dan sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dan bahasa Sanskerta ―Budhayah‖ yakni bentuk jamak dan
budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalab hasil budi atau akal manusia untuk mencapai
kesempurnaan hidup.
Selanjutnya E.B. Tayor dalam bukunya ―Primitive Culture‖ merumuskan definisj secara sistematis dan ilrniah
tentang kebudayaan sebagai berikut: ―Kebudayaan adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dilaku kan manusia sebagai anggota masyarakaL‖ (Culture is that complex whole and
Pada umumnya orang mengartikan kebudayaan dengan kesenian, seperti seni tan, seni suara, seni lukis dan
sebagainya. Dalam pandangan sosiologi, kebudayaafl mempunyai arti yang lebib luas daripada itu. Kebudayaan
meliPUti semua basil cipta, karsa, rasa, dan karya manusia baik yang 1natenal maupun nonmaterial (baik yang
Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau barang-barang atau alat-
alat pengolahan alam, seperti : gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, rumahrumah, alat-alat komunikasi, alat-alat
hibura, mesin-mesin dan sebagainya. Kebudayaan material mi sangat berkembang setelah lahir revolusi industni
Kebudayaan nonmatenial adalah : hash cipta, karsa yang berwujud kebiasaafl-kebiaSaafl atau adat istiadat,
Misalnya : orang Eropa yang beriklim dingin terpaksa hams membuat pakaian tebal. Jadi jelasnya ―kebudayaan‖
adalah suatu basil cipta daripada hidup bersama yang berlangsung berabad-abad. Kebudayaan adalah suatU basil,
dan basil itu dengan sengaia atau tidak sesungguhnya ada dalam masyarakat. Jadi pada pokoknya tiap-tiap manusia
itu pasti mempunyai kebudayaafl yaitu gejala—gejala jiwa yang dimiliki oleh manusia, dan yang membedakan
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pola kehidupan, dan pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup
bersama dan dengan pola kehidupan mi pula dapat meinpengaruhi cara berpikir dan gerak sosial. Contoh kehidupan
umat Islam di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera berlainlainan bentuknya, sebab pola kehidupan iereka juga
Manusia hidupnya selalu di dalam masyarakat. Hal mi bukan hanya sekadar ketentuan (konstateren) semata-mata,
melainkan mempunyal arti yang lebih dalain, yaitu bahwa hidup bermasyarakat itu adalah perlu bagi rnanusia, agar
benarbenar dapat mencapai taraf hidup kemanusiaan. Tegasnya dapat mengembangkan kebudayaan dan mencapai
kebudayaannya. Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjuk. kan sifatsifat kemanusiaan. Misalnya:
Caspar Hauser yang herumur 18 tahun, adalah anak yang ditemukan di Neurenburg (Jerman) belum pernab hidup
bermasyarakat. Ta tidak dapat berjalan dan berbahasa, setelah dibawa ke dalam kehidupan masyarakat. Demikian
pula Kala dan Kamala, 2 orang anak perempuan yang ditemukan dalam sarang serigala di India, juga inempunyai
Sebagai makhluk biologi, manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai makhluk sosio-budaya
manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki eIuruh cara hidup manusia,
bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah Iingkungan berdasarkan
pengalamannya. Juga memahami dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa masalah-masajah hidup sosial-
kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata mernberi gambaran kepada kita bahwasanya hanya manusialah
yang mampu berkebudayaan. Sedang pada hewan tidak memiliki kernampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja
yang memiiki kebudayaan? Hal mi dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya
Kesimpulannya: bahwa manusialah yang dapat menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanp
adanya manusia.
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah tukup lama, dan
mempunyai aturan-aturan yang mangatur mereka, untuk menuju kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat
tersebut manusia selalu memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru, sehingga penimbunan (petandon)
itu dalam keadaan yang sehat dan selalu bertambah isinya. Memang kebudayaan itu bersifat komulatif, bertimbun.
Dapat diibaratkan, manusia adalah sumber kebudayaan, dan masyarakat adalah satu dunia besar, ke mana air dan
sumber-sumber itu mengalir dan tertampung. Manusia mengangsu (mengambil) air dan danau itu. Malta dapatlah
dikatakan manusia itu ―mengangsu apikulan wanih‖ (ambil air berpikulan air). Sehingga tidaklah habis air dalam
danau itu, melainkan bertambah banyak karena selalu ditambah oleh orang yang mengambil air tadi. Jadi erat sekali
hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan. Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan
Dengan melihat uraian tersebut di atas, malta ternyata, hahwa manusia, masyanakat dan kebudayaan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena kepada ketiga unsur inilah kehidupan
Masyarakat tidak dapat dipisahkan danipada manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat. Yaitu
hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak.
Sebaliknya manusia pun tidak dapat dipisahkan dan masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami
hidup bermasyarakat, tidak dapat menunaikan bakat-bakat kemanusiaannya yaitu mencapai kebudayaa. Dengan kata
Dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar sekali pada individu-
individu, baik daxi sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, di dalam melatih dirinya memperoleh dunianya
yang baru. Dan setiap generasi manusia, tidak lagi memulai dan rnenggali yang baru, tetapi menyempurnakan bahan-
bahan lama menjadi yang barü dengan berbagai macam cara. Kemudian sebagai anggota generasi yang baru itu telah
menjadi kewajiban meneruskan ke generasi selanjutnya segala apa yang mereka telah pelajari dan masa yang lampau
dan apa yang mereka sendiri telah tambahkan pada keseluruhan aspek kebudayaan itu.
Setiap kebudayaan adalab sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-
pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah kebudayaan itu tak dapat dilepaskan dengan individu dan
masyarakat.
Karena pengertian kebudayaan itu arnat luas, maka Koentjaraningrat merumuskan bahwa sedikitnya ada 3 wujud
kebudayaan
Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada di dalam kepala kita masing-
masing. Wujud ide mi baru nampak bila dibuat dalam karangan atau buku-buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan
ide banyak tersimpan dalani tape, arsip, koleksi micro film, kartu komputer, dan lain-lain.
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dan manusia dalam masyarakat, misalnya manusia melakukan kegiatan
berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut senantjasa berpola menurut pola-pola
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud mi sifatnya paling kongkrit, nyata, dapat diraba, dilihat dan difoto.
Wujud ketiga mi tidak perlu banyak keterangafl lagi, sebab Setiap orang bisa melihat, meraba dan merasakaflflYa.
Ketiga wujud kebudayaafl di atas, apabila dirinci secara khusuS ke dalam unsur-uflSUrflYa, maka kebudayaafl itu
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
Wujud kebudaYaafl di atas mempUflYai kegunaafl yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
BermacammaCam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotaaflgg0 ta masyarakat, misalnYa kekuatan
alam, kekuatan di dalam masyarakat sendiri, yang tidak selalu balk bagi masyarakat. Kebudayaafl yang merupakafl
hasil karya, nasa dan cipta masyarakat dapat digunakan untuk ehndungi manusia dan ancamall atau bencana alam. Di
samping itu kebudaYaafl dapat dipergunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap manusia sebagai
anggota masyarakat. Kemudian, tanpa kebudayaafl, manusia tidak bisa membentuk peradaban seperti apa yang kita
Pranata (lembaga kemasyarakatan) merupakan terjemahan langsung dan istilah asing ―Social Institution‖ karena
pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertiaflPengertn yang
penterjemahafl istilah social institution ke dalam jstjlah Indonesia, pant sanjana belum ada kata sepakat sehingga ada
yang menterjemahkan dengan istilah ―pranata sosial‖ karena dianggap sebagai pengatur perikelakuan masyarakat.
Ada juga yang memberi istilah ―bangunan sosial‖ yang mungkin merupakan terjemahan dan istilah ―Soziale-
Gebilde‖.
a. Prosespertumbuhan lembaga kemasyarakatan
Norma-norma dalam masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antar manusia di dalam masyarakat agar
terlaksana sebagaimana yang mereka harapkan. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja,
namun lama kelamaan norma-norma tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya perihal perjanjian tertulis atau yang
menyangkut pinjam meminjam uang yang dahulu tidak pernah di1aki.kan. Norma- norma yang ada dalam
masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang
terkuat daya pengikatnya, di mana anggotaanggota masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya.
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat daripada norma-norma tersebut maka secara sosiologis dikenal adanya
em pat pengertian
Cara (usage)
Kebiasaan (folkways)
Keempat pengertian tersebut di atas merupakan norma- norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bakat
yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan memaksa untuk dilaksanakannya.
1) Cara (usage)
Cara atau usage mi banyak menunjuk pada suatu perbuatan antara individu ciengan individu lainnya dalam hubungan
bermasyarakat. Norma mi mempunyai kekuatan yang Iemah karena penyimpangan terhadapnya tak akan
mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekadar celaan saja dan individu yang dihubunginya.
Misalnya orang mernpunyai cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu, ada minum tanpa mengeluarkan
bunyi, ada pula yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda rasa kepuasannya menghilangkan kehausan. Apabila
perbuatan mi dilakukan maka orang lain hanya merasa tersinggung dan ia hanya akan mendapat ejekan saja.
Kebiasaan atau folkways mi mernpunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara atau usage, karena
kebiasaan mi dilakukan berulang-ulang yang rnenunjukkan bahwa banyak orang yang menyukainYa.
Pelanggaran atau penyimpangan dan kebiasaan mi akan mengakibatkan seseorang dianggap menyimpang dan
kebiasaan umum dalam masyarakat. Contoh kebiasaan menghormati kepada orang yang lebih tua, kebiasaan saling
bertanya bila saling bertemu dan lain-lain. Maka setiap orang akan menyalahkan penyimpangan terhadap kebiasaan
tersebut.
Menurut Mac Iver dan H. Page, tata kelakuan adalah hebiasaan-kebiaSaafl yang ada di dalam masyarakat yang
diterima sebagai nama-nama pengatur dalam masyarakat itu. Tata kelakuan merupakan pencermiflan dan sifat-sifat
yang hidup dalam kelompok manusia sebagai alat pengawas, alat pemaksa, alat untuk rnelarang sesuatu terhadap
Tata kelakuan memberikan batas-batas pada kelakuankelakuan mndividu. Tata kelakuari juga merupakan alat yang
memerintahkafl dan sekaligus melarang seseorang anggota melakukan suatu perbuatan. Setiap masyarakat
mempunyai tata kelakuan yang berbeda-beda karena tata kelakuan timbul dan pengalaman yang berbeda-beda
Tata kelakuan mengidentifikasi individu dengan kelompoknya. Di sini tata kelakuan memaksa orang agar
menyesualkan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan masyarakat yang menyimpang seseorang melakukan
kejahatan maka masyarakat akan menghukumnya dengan maksud agar mereka mau rnenyesuaikan dengan tata
Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota.anggota masyarakat. Tata kelakuan yang dimiliki oleh masyarakat
yang berkenaan dengan masalah hubungan di antara mereka, mi akan menjaga keutuhan dan kerjasama antara
anggota anggota masyarakat itu misalnya cara hubungan antara pria dan wanita.
Adat kebiasaan atau custom mi bisa terjadi dan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola
perikelakuan masyarakat.
Anggota masyarakat yang melanggar adat kebiasaan akan menderia sanksi yang keras yang kadang-kadang secara
tidak langsung diperlakukan. Adat kehiasaan mi masih banyak ditemui di negara Indonesia, terutama di daerah-
daerah yang masih memegang teguh adat kebiasaan. Misalnya hukum adat yang melarang bercerai antara suami dan
isteri, di Lampung.
Norma-norma tersebut di atas setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dan
lembaga kemasyarakatan.
Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan caracara untuk
mengatur pelaksanaan kepentingan anggota-anggotanya satu sama lain. Bentuk aturan-atUran inilah yang disebut
institusi (lembaga), yang berbeda dengan asosiasi. Misalnya : keluarga termasuk asosiasi, tetapi sistem mengatur
pewarisan, perkawinan disebut Institusi. Setiap asosiasi yang sehubungan dengan kepentingan khusus tentu
Keluarga : mempunyal lembaga (institusi) khusus, misalnya perkawinan, warisan dan lain-lain.
Negara mempunyai 1ernbagaIembaga yang khusus pula seperti : bentuk pemerintahan yang berbentuk parlementer
Serikat Buruh juga mempuflYal iembagalembaga yang khusus seperti : pemogokan, persetuiuafl kolektif dan lain-
lain.
Ketiganya termasuk dalam asosiasi, bukan institusi. Jadi kita merupakan bagian daripada keluarga dan bukan bagian
dad perkawinan.
Kadang-kadang memang timbul kekacauafl antara instituSi dan asosiasi karena istilah yang sama dengan itu dapat
berarti salah satu dan padanya. Misalnya: kita sukar untuk menentukan kedudukan rumah sakit, parlemen, penjara,
(1) Bila kita memikirkan hospital sebagai suatu gedung untuk orang-orang sakit, sistem pengobatan, badan yang
didirikan oleh pemerintawpartike r untuk memenuhi kebutuhankebutuhan sosial tertentu, maka dia adalah suatu
institusi. Tetapi dapat juga kita lihat rumah sakit itu sebagai asosiasi, yaitu kalau kita melihatnya sebagai suatu
Jadi kalau kita mernandangnya sebagai suatu group yang terorganiSir, maka ia adalah suatu asosiasi. Dan kalau kita
mernandangflya sebagai bentuk prosedur, maka dia adalah institusi. Asosiasi menunjukkan keanggotaafl, sedang
maka kita melihat aspek asosiasinya. Sedang kalau kita memandangnya sebagai suatu sistem pendidikan, maka kita
Jadi tegasnya : Lembaga lebih banyak dinyatakan oleh adanya tata cara. Sedang persekutuan/asosiasi lebih banyak
Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara send in atau bersama-sama
Yaitu berusaha untuk menyelidiki pertumbühan dan perkembangannya di dalam waktu/usianya, Atau dengan kata
Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan. Pada pokoknya membanding-
Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional antara berbagai institution approach, mi seringkali menyangkut
analisis kesejahteraan dan sering-sering juga menggunakan penyelidikan secara komparatif, misalnya: studi terhadap
perkawinan harus meliputi hubungan antara perkawinan dan lembagalembaga hukum, kinship (kekerabatan),
Istilah asing dan pranata adalah institution, tetapi pemakaian istilah mi membutuhkan perhatian yang khusus.
institute berarti badan orgarlisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan
masyarakat. Demikian rnisalnya penyelidikan sebagai suatu aktivitas ilmiah disebut: institution, tetapi suatu badan
untuk mengorganisasi penyeiidikan ihniah dalam lapangan ekononhi disebut institute. Dengan kata lain Institution
Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship) atau domestic insitutions. Contoh :
Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions),
Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions). Contoh : metodik ilmiah,
Pranata yang bertujuan meménuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions). Contoh : TK, SD, SMP, SMA,
Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and
recreational institutions) Misalnya : seni rupa, seni suara, seni drama dan lain-lain.
Pranata yang bertujuan rnemenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius
Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusja Untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara
(political institutions). Contoh : pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan lain-lain.
Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions). Contoh pemeliharaan
c. Inslitusionalisasi (‘pelernbagaan)
Dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan, kita mengenal pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan,
misalnya : lembaga kekeiuargaan, ekonomi, penclidikan, ilmiah, keindahan dan rekreasi, keagarnaan, pemerintahan,
dan kesehatan jasmaniah. Adanya lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memenuhi berbagai keperluan
pokok dan kehidupan manusia. Lembaga-lembaga itu ada di dalam setiap rnasyarakat tanpa memperdulikan apakah
masyaràkat tersebut memp nyai taraf kebudayaan sederhana atau modern. Len‘ibagalembaga tersebut stabil, sah dan
sudah diakui oleh masyarakat. Tapi di pihak lain ada juga individu atau kelompok yang melakukan aksi-aksi
pembaruan yang dipimpin oleh pejUaflgpejuang revolusioner, yang belum sah dan belum diakui masyarakat, tetapi
barangkali akan diakui juga dan mengenal perkembangan institusi (lembaga) di kelak kemudian han.
bilamanasesuatu kelompok memutuskan bahwa seperangkat norma, nilaini lai dan peranan tertentu dianggap sangat
penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga diminta agar para anggota maSyarakat tersebut mematuhinya. Proses-
proses demikian teriadi dimana-mana dan terumuskan dalam masyarakat. Proses-proses di atas sepanjang mengenai
soal-soal kebutuhan penting dan sepanjang nielahirkan sistein yang stabil dan universal, kita namakan lem baga-lem
baga.
Cohen (1.983) rnenyatakan bahwa institusionalisasi adalab perkembangan sistem yang teratur dan norma-norma,
perananperanan yang ditetapkan dan diterima oleh masyarakat. Loomis (1960) menyatakan bahwa proses
institusionalisasi menyangkut semua unsur dan proses sosial yang ada maka untuk normalah dianggap lebih penting
(utama), Soejono Soekanto (1983) menyatakan bahwa institusionalisasi (pelembagaan) adalah proses di mana unsur
norma menjadi bagian dan suatu lembaga. Demikian, bahwa unsur norma merupakan unsur yang paling dasar dan
suatu lembaga. Norma mempunyai hubungan yang erat dengan unsur sistem sosial lainnya, norma mempengaruhi
rangkaian pemilihan tujuan, status-peranan (kedudukan), sanksi dan fasilitas dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya:
kekuasaan pada seseorang diatur oleh norma yang ada; berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif atau
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikemukakan bahwa institusionalisasi belum merniliki unsur-unsur sistem sosial
yang sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi (lembaga); akan tetapi institusionalisasi baru merupakan
tahaptahap menuju perkembangan sistem yang teratur dan sistem sosial dan diterima oleh masyarakat.
Suatu perkumpulan baru dinyatakan sebagai institusi (lembaga) bila di dalarnnya ada unsur-unsur sistem sosial yang
teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960) sebagai benikut
Kepercayaan
Sentimen
Tujuan
Norma
Ranking
Power
Sanksi
Fasilitas.
Adanya komunikasi
Adanya sosialisasi
Suatu kelaziman yang hidup, bisa saja bahwa suatu lembaga menjadi tidak lembaga lagi, apabila orang-orang yang
ada di dalam lembaga itu tidak mematuhi norma atau peraturan-peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama
oleh semua anggota-anggota. Dernikian, bah wa institusionalisasi pada hakikatnya merupakan proses yang meliputi
pula pelembagaan kembali (reinstitutionalization), di m ana lembaga-lembaga lama runtuh dan diganti lembaga-
lembaga baru, atau simbulsimbulnya tetap dipertahankan dan diteruskan, tetapi isinya baru.
RANGKUMAN.
Pada prinsipnya pertambahan penduduk dunia yang meningkat sedemikian cepat merupakan suatu ancaman bagi
kehidupan umat manusia itu sendiri, walaupun percepatan pertambahan penduduk di setiap negara di dunia satu
sama lain berbeda-beda. Sedemikian bertambah anak manusia, sedemikian pula harus bertambah fasilitas hidup,
termasuk di antaranya lahan untuk pemukiman dan pertanian. Dengan begitu semakin padatlah penduduk planet
bumi, seiring dengan itu, semakin sempit pulalah lahan buat pemukiman dan pertanian. Selain lahan, mereka juga
akan membutuhkan berbagai sumber alam lainnya, untuk menunjang kebutuhan hidupnya.
Semakin banyak sumber-sumber alam yang dikonsumsikan oleh umat manusia, semakin cepat terkuras pula
berkembang dan semakin pekatlah unsur-unsur polutan di darat, di perairan bahkan di udara.
Pendek kata, pertumbuhan penduduk dunia secara eksponensial tidak saja akan menguras potensi lahan dan
sumbersumber alam, di luar itu masih menambah beban berjuta, bahkan bermilyar ton zat-zat polutan terhadap
sistem ekologi di planet bumi mi. Dengan demikian keseimbangan dan kelestarian Iingkungan hidup di bumi
Daya upaya untuk mencegah kehancuran yang lebih cepat peradaban umat manusia di planet bumi mi, salah satu di
antaranya lahir dan grup studi Kelompok Roma. Kelompok mi menitik beratkan program studinya pada lima variabel
Baik pertambahan penduduk yang meningkat dengan cepat, atau berkurangnya penduduk secara drastis dalam jangka
pendek ataupun jangka panjang, akan menanggUng resiko yang berat bagi negara-negara di dunia. Oleh karena itu
jalan ke luar imbangan dinamis. Konsep keseimbangan dinamis berarti pertambahan populasi penduduk dapat
terkontrol, terukur, di samping dapat terpenuhi berbagai kebutuhan hidup yang menyangkut kebutuhan material
maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan material berkaitan dengan konsumsi sumbersumber alam yang terpaut pada
kegiatan sosial ekonomi. Sedangkan kebutuhan-kebUtuhan yang menyangkut spiritual menyangkut tentang religi,
a) Pendidikan
Kurang lebih 50% anak-anak usia sekolah di pedesaan-pedesaan negara-negara Afrika, Asia, Amerika Latin tidak
dapat mengenyam kesempatan pendidikan formal, karena tekanan ekonomi dan kemiskjnan yang melilit. kehidupan
mereka. Berkaitan dengan itu, penduduk yang. sudah tidak buta huruf masih sangat terbatas jumlahnya. Misalnya di
India haru 28% saja, di Pakistan antara 16 — 18%, di Guatemala dan Bolivia (Amerika Latin) masing-masing 38
clan 32% saja dan seluruh jumlah pendud uk negara-negara yang bersangkutan. Dengan sarana komunikasi yang
masih sangat terbatas, penduduk pedesaan-pedesaan pedalaman Afrika praktis masih terisolasi dan dapat dipastikan
persentase jurnlah buta huruf akan lebib tinggi dan jumlah penduduk buta huruf di negara-negara berkem bang
lainnya.
b) Kesehatan
UNICEF memberjkan prioritas pelayanan kesehatan kepada anak-anak balita, yang terbagi dalam 4 program, yaitu:
mengikuti pertumbuhan anak, AS!, imunitas, dan ORT. Dalam penelitjan di lapangan ternyata 25% anak-anak di
negara-negara berkembang menderjta kurang gizi yang tidak ketahuan. Flanya 1% saja anak-anak di dunia yang
jelas-jelas ketahuan menderita penyakit kurang gizi. Tingkat kematian akibat kurang gizi di Indonesia mencapaj
tingkat tertinggj, pada kelompok anak-anak unur 0 — 1 tahun adalab 100 orang di antara 1000 anak. Di negara-
negara lain angka kematian penderita kurang gizi di antara 1000 anak aalah sebagai berikut: Filipina 50, Thailand 50.
Srilangka 43, Malaysia 30, Singapura 11, di Swedia, Jepang dan Finlandia masing-masing 7. Program bagi anak-
Program penggunaan AS! mendapat tanggapan positif tidak saja oleb kaum ibu di negara-negara berkembang, tetapi
juga oleh ibu-ibu di negara-negara maju. UNICEF mencatat, pada tahun 1973, ibu-ibu yang menyusui anaknya di
negaranegara Skandinavja (Eropa Utara) hanya 30% saja; pada tahun 1983 melonjak menjadi 90%. Kejadian yang
mirip sama terjadi di Australia, Selandia Baru, Perancis, Amerika Serikat, Spanyol, Jepang.
Program imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5 juta anak dan kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas
dan cacat tubuh yang disebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat dikebalkan setiap tahun.
Program OTR dapat menekan angka kematian 2,5 juta anak, di antara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun
Fokus usaha-usaha pengawetan tanah dan air lebih dititikberatkan kepada usaha-usaha melestarikan hutan, antara
Di luar kawasan hutan usaha penghijauan pekarangan, kebun jalur hijau dan taman-taman di lingkungan pada
umumnya, Menjaga kelestarian lahan pertanian di kaki dan lereng pegunungan digunakan sistem sabuk lingkar
gunung.
Program Bank Dunia periode 1985 — 2000 diharapkan akan menaikkan produksi pertanian sebesar 5 %. Kredit
Investasi 1975 — 1977 dalam program peningkatan produksi pangan di negara-negara berkembang dialokasikan
sebesar 7 muyar dolar, terbagi dalam 2 program yaitu Proyek Pembangunan Pedesaan dan Pembangunan Pertanian.
Dan tahun ke tahun alokasi kredit investasi Bank Dunia cenderung meningkat terus, sejajar dengan perkembangan
Yang menjadi faktor dasar terhadap perkembangan jumlab penduduk dengan berbagai akibatnya adalah :
tingkat kelahiran kasar atau Crude Birth Rute (CBR) dengan rumus:
Jumlah Penduduk
(2) tingkat keahiran khusus pada kelompok urnur terten. tu = Age Specific Birth Rate (ASBR) misalnya kelompok
Jumlah kelahiran 1 tahun pada kelompok unsur per atau dibagi jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu
Dan tingkat kelahiran penduduk dapat digolongkan menjadi : a. Termasuk tinggi; lebih 30 orang/1000 penduduk.
b) Kematian, yaitu besar kecilnya jum!ah kematiar, disebut tingkat kernatian. Untuk menghitung tingkat kematian mi
(1) tingkat kematian kasar atau Crude Death Rate yang rum usnya
Jumlah penduduk
(2) Tingkat kematian khusus atau tingkat kematian pada kelornpok umur tertentu, misalnya: kelompok umur di
tergolong tinggi : 75 - 125 orang!1000 kelahiran. (c) tergolong sedang : 35 - 75 orang/l000 kelahiran.
Tingkat keinatian kelompok umur tertentu tersebut, di samping pada kelompok di bawah 1 tahun, juga dapat dihitung
tingkat kernatian pada kelompok umur tertentu yang lain misainya: 5 —9 tahun, 10- -19 tahun dan sehagainya.
Rumusnya
Jumlah kematian pada kelonipok amur tertentu tersebut dalarn 1 tahun per jumlah penduduk pada kelompok umur
tertentu tersebut kali 1000. Tingkat kematian pada kelompok tertentu tersebut Age Specific Death Rate.
Jumlah penduduk
Untuk Migrasi ini dapat dihitung Migrasi Netto (migrasi bersih), yaitu jumlah dan selisih Emigrasi dengan imigrasi
per jumlah penduduk kali 1000. Dan Migrasi Netto inilah yang mempengaruhi pertarnhahan penduduk.
Transmigrasi umum
Transmigrasi spontan
Transmigrasi sektoral
Transmigrasi ABRI
Perpindahan dan desa ke kota disebut urbanisasi yang hat mi sebagian besar lebih banyak menimbulkan masalah
kependudukan untuk daerah kota misalnya karena kurangnva lapangan pekerjaan maka timbul:
Sebab-sebab perpindahan :
8) Perkembangan Penduduk
Berhubung semakin tahun semakin besar tingkat kelahiran penduduk pada khususnya maka ha! terse- but akan
menimbulkan berbagai problema atau masalah penduduk. Hal mi terutama sangat dirasakan oleh negara-negara yang
Rendahnya income perkapita penduduk, karena helum sernua sumber alam dapat diolah sendiri, dan belum semua
RendahflYa tingkat pendidikan masyarakat, karena untuk penyeleflggaraan pendidikan dipenlukafl biaya. Dalam hal
mi pemerintah beium dapat mencukupi semua fasilitaS pendidikan, baik gedung, guru-guru, alat-alat sekolah dan
sebagainya. Untuk mi penn masyarakat berpartiSiPasi, padahal income perkapita masyarakat relatif rendah maka tak
Penyebaran penduduk yang tak merata: Untuk mi antara pulau yang satu dengan pulau yang lain tak sama padatnya.
Kepadatan terasa pada daerah perkotaan dan daerah yang subur, untuk Indonesia kepadatan yang sangat terasa di
Tempat tinggal penduduk yang kurang memenuhi ukuran kehidupan yang layak dan higienis.
b) Bagi negara yang modern/maj u
Masalah kependudukan yang timbul tersehut bagi berbagai golongan negara adalah tidak sama.
Contoh :
Bagi negaraflegara yang sudah maju dengan berbagai eknologiT1Ya itu maka masalah kependUdUkan yang
Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dan perkembangan penduduk tersebut di atas, maka setiap pemerintah
yang bertanggUflg jawab terhadap kesejahteraan rakyatnYa akan mengambil dan melakukan berbagai
Untuk kebijaksanaan-kebijaksanaan itu antara berbagai negara dan berbagai golongan tingkatan perkembangan
Bagi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, kebijaksanaan mi pada umumnya disesuaikan
dengan falsafah/ pandangan hidup danpada bangsa di negara itu sendiri. Khususnya pada negara-negara yang sedang
berkembang melakukan kebijaksanaan dengan berbagai program, misalnya untuk Indonesia dengan melaksanakan :
Program Transmigrasi.
Tiap negara pada saat mi bekerja sama di dalam mengatasi masalah kependudukan yang pelaksanaannya menunjang
1. PERTUMBUHAN 1NDIVIDU
Pengertian individu
―Individu‖ berasal dan kata latin, ―individuum‖ artinya ―yang tak terbagi‖. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil clan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu
menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup
manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan.kenyataan hidup yang istimewa,
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan ―orang-seorang‖ atau
―manusia perseorangan‖. Sifat dan fungsi orang-orang di sekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri
sendiri; dalam pcibagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak ha banyak pula perbedaannya. Sejenis
tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak pula perbedaannya. Pada setiap anggota suatu bangsa
yang bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi diferensiasi dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.
Timbulnya diferensiasi bukan hanya pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah
dengan peradabannya. Hal mi memherikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa, agama, adat istiadat dan
kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Semuanya telah ditata dan dipakai oleh
generasi sebelumnya. Akan tetapi, betapapun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap
mempunyai watak dan sifat tertentu, yang aktif di tengah-tengah sesama manusia lainnya. Insyaf akan ―aku‖ nya dan
sadar, serta mengumpulkan kekuaLan rohani untuk bertindak sendiri. Bahkan individu yang mempunyai aktivitas
sadar lebih dan ukuran rata-rata kebanyakan orang, disebut orang yang mempunyai kepribadian istimewa.
Dan uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiiki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga menpunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan
ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-
rohaniah, dan aspek-sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, kegoncangan pada satu aspek
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah Iakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang
bersangkutan Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut
proses mdividualisasi atau aktualisasi din. Individu dibebani berbagai peranan yang berasal dan kondisi kebersamaan
hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan menentukan kemantapan masyarakat. Konflik mungkin terjadi
karena pola tingkah laku spesifik dirinya bercorak bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat dan
sekitarnya.
Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: menyimpang dan norma kolektif
kehilangan individualitasnya atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh
pahiawan atau pengacau. Mencari titik optimum antara dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat) dalam situasi yang senantiasa berubah, memberi konotasi ―matang‖ atau ―dewasa‖ dalam konteks sosial.
Sebelum ―baik‖ atau ―tidak baik‖ pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif. 01)
b. Pengertian Pertumbuhan
Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat di antara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan mi pada lazimnya disebut dQngan istilah proses. Untuk selanjutnya timbul beberapa pendapat mengenai
pertumbuhan dan berbagai aliran yaitu asosiasi, aliran psichologi Gestalt dan aliran Sosiologi.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses
asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian mi terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap
demi tahap karena pengaruh baik dan pengalaman atau enipiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan
s?nsations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
Kedua macam kesan (sensation dan reflexions) merupakan pengertian yang sederhana yang kemudian dengan proses
asosiasi membentuk pengertian yang lebih kompleks. Lain halnya dengan pendapat dan aliran psikologis Gestalt
tentang pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran ml bahwa pertumbuhan ad alah proses d iferensiasi.
Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya rnempunyai arti sehagai
bagian dari keseluruhan dalarn hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses mi
keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Jadi dan pendapat aliran psikologi
Gestalt mi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan itu ad,ilah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yang Semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian
Kemudian kita mengenal konsepsi aliran sosiologi di mana ahli dan pengikut aliran mi menganggap bahwa
pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dan sif at mula-mula yang asosial atau juga sosial
Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada ganis besarnya dapat digolongkan ke
a) Pendirian nativistik.
Menunut para ahli dan golongan mi berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleli
Para ahli dan golongan mi menunjukkan berbagai kesempatan atau keminipan antara orang tua dengan anaknya.
Misalnya seorang ayah merniliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi
pelukis. Tetapi hal mi akan menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaan yang ada antara orang tua dan anaknya
benar-benar disehabkan oleh pembawaan sejak lahir ataukah mungkin karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal
Pendirian mi herlawanan dengan pendapat nativistik. Para abli berpend apat, bahwa pertuni )uh an individu semata
mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berpera nan sania sekali,
Jadi menurut pendirian mi menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih rnenekankan pada lingkungan dan
konsekuensinya hanya lingkunganlah yang hanyak dibicarakan. Pendirian semacam mi biasa disebut pendirian yang
environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian mi pada hakikatnya adalah kelanjutan dan faham
emperisme.
Apabila konsepsi mi dapat tahan uji (benar) akan dihasilkan manusia-manusia ideal asalkan dapat disediakan kondisi
yang dibutuhkan untuk usaha itu. Tetapi dalam kenyataannya sering dijumpai lain, banyak di antara anak-anak orang
kaya atau orang pandai mengecewakan orang tuanya, karena tidak berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang
diperlukan telah tersedia secara lengkap dan sebaliknya pada anakanak dan orang tua yang kurang mampu sangat
berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas belajar yang dimiliki sangat minimal, jauh dan mencukupi.
Menurut faliam mi di dalam pertumbuhan individu itu haik dasar maupun lingkungan kedua-duanya memegang
peranan penting. Bakat atau dasar sebagai kernungkinan ada pada masing-masing individu namun bakat dan dasar
yang dipunyai itu perlu diserasikan dengan lingkungan yang dapat tumbuh dengan baik. Misalnya pada anak yang
normal memiliki dasar atau bakat untuk herdiri tegak di atas kedua kaki, bila anak mi diasuh dalam lingkungan
masyarakat manusia. Tetapi apabila anak yang normal mi kebetulan terlantar di sebuah hutan hemudian diasuh oleh
serigala sudah harang tentu anak itu tidak dapat berdiri tegak pada kedua kakinya dan dia akan merangkak seperti
Di samping harus adanya dasar, juga perlu dipertimbangkan masalah kematangan (readiness), misalnya anak yang
normal berusia enam bulan, walaupun anak tersebut hidup di antara manusia-manusia lain ada kemungkinan juga
anak itu tak akan dapat berjalan karena belum matang untuk melakukan hal itu,
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang
terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi
interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan statis yaitu
menganggap pertumbuhan individu itu ditentukan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
d) Tahap pert urnbuhan individu berdasarpsikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sehagai
berikut:
Masa estetik dan umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun.
Masa intelektual dan kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun.
Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun.
a) Masa Vital
Pada masa vital mi individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu itu Sebagai masa oral, karena mulut dipatidang sebagai
Pendapat semacam mi mungkin beralasan Kepada kenyataan, bahwa pada masa mi mulut memainkan peranan
terpenting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam rnulutnya itu tidak
karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama
untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai
pula belajar rnenguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan
itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dan dalam dirinya.
b) Masa Estetik
Masa estetik mi dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada
masa mi pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi paxcaindera. Dalam masa mi pula tampak munculnya gejala
kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 5,0 tahun. Anak sering menentang kehendak
orang tua, kadangkadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia-usia tersebut adalah sebagai berikut
Berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka
sampailah anak pada penyadaran ―aku‖nya atau tahap menemukan ―aku‖-nya yaitu suatu tahap ketika anak
Kalau pada masa-masa sebelumnya anak masih merasa satu dengan dunianya belum mampu mengadakan pemisahan
secara sadar antara dirinya sendiri sebagai subyek dan yang lain sebagai obyek maka kemampuan itu kini
dimilikinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. Sebagai subyek dia mempunyai
kebebasan untuk menghendaki sesuatu, mempunyai pula kebebasan untuk menolak sesuatu. Karena jarang
menemukan kenyataan tersehut maka anak seakan-akan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subyek yang bebas
Pada masa mi terjadi apa yang kita sebut deman menghendaki, dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-
tahan; akan tetapi kalau dia telah rnemperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikan, dan menghendaki benda yang
lain dan seterusnya. Dalam hal mi kadang-kadang dia melanggar apa yang dilarang dan tidak mengerjakan hal yang
diharuskan. Hal yang demikian itu dilakiikannya bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya karena ingin
mengalami dan ingin rnenyaksikan akibatnya. Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi anak yang sedang
mengalami masa kegoncangan mi yaitu‘yang paling bijaksana mengambil jalan tengah tidak terlalu menekar dan
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka rose sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih
efektif, sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masamasa sebelum dan sesudahnya.
Ada beberapa sifat khas pada anak-aak pada masa mi antara lain
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting.
Senang 1bandingbafldiflgkan dirinya dengan anak lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hubungan mi ada
kecenderungan anak tidak lagi terikat kepada aturan permaman tradisional, mereka membuat aturan-aturan sendiri,
Masa keserasjan bersekolah diakhjrj dengan suatu rnasa puera! Masa mi dernikian khasnya sehingga menarjl
perhatjan. Sifatsifat. khas anakanak masa pueral itu dapat. diringkas ke da!am dua ha! yaitu
Ditujukan untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah laku dan perbuatan yang ditujukan berkuasa; apa yang
diinginkan, yang dijadikan idam-idaman adalah sekuat, sejujur, sernenang dan seterusnya.
Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasj ke luar dirinya, yang dapat mendorong untuk meyaksikan
keadaan-keadaan dunia d luar dirinya dan untuk mencarj teman sebaya untuk men enuhi kebutuhan psikisnya. Pada
mereka dorongan bersajn besar sekali sehingga dalam persaingan itulah anak-anak pier mendapatkan sosialisasj lebih
lanjut. Dan nampak anak puer dapat melakukan mi dan itu (si tukang jual aksi) tetapi di samping itu tidak berani
berbuat begini atau begitu (si pengecut), sehingga pada anak puer seringkalj dijulukj si ―tukang jual aksi‖. Sementara
Suatu hal yang penting pada niasa mi anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena
itu pada anak-anak mi mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua Jan guru sebagai
pemegang otoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah rnenimbul kan problem di kalangan mereka.
d) Maca Remaja
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarjk perhatian masyarakt karena mempunyaj sifat-sifat khas dan
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Karena manusia dewasa harus hidup dalam alam
kultui- dan hatus dapat rneuempatkajj dirinya di antara nilai-nilaj (kultur) itu maka perlu mengenal dirinya sebagai
pendukung maupun pelaksana nilai-nilai. Untuk inilah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan
din, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada
Penggunaan istilah pra remaja mi hanya untuk menunjukkan satu masa yang mengikuti masa pueral yang
benlangsung secara singkat. Masa mi ditandai oleh sifat-sifat negatif Sehingga disebut juga masa negatif.
Pada masa mi terdapat beberapa gej ala yang dianggap sebagai gejala negatif misalnya tidak tenang, kurang suka
bekerja, kurang suka bergerak, lekas lelah, kebutuhan untuk tidur besar, hati sering murung, pesimistik dan non
sosial. Atau dapat dikatakan secara ringkasnya sifat-sifat negatif meliputi sikap negatif dalam prestasi, baik prestasi
jasmani maupun prestasi mental. Negatif dalam sikap sosial balk dalam bentuk pasif maupun dalam bentuk apresif
terhadap masyarakat.
Terjadinya gejala-gejala negatif itu pada umumnya berpangkal pada biologis yaitu mulai bekerjanya kelenjar-
kelenjar kelamin, yang dapat membawa perubahan-perubahan cepat dalam din si remaja yang seringkali perubahan-
perubahan yang cepat mi belum mereka fahami sehingga dapat menimbulkan rasa ragu-ragu kurang pasti dan
bersifat malu.
Sebagai gejala pada masa mi adalah merindu puja. Dalam fase mi (masa negatif) untuk pertama kallnya remaja sadar
Kesejukan di dalam penderitaan yang nampaknya tidak ada orang yang dapat mengerti dan memaharninya dan
menerangkannya. Sebagai reaksi pertama-tama terhadap gangguan Icetenangan dan keamanan batinnya ialah protes
terhadap sekitarnya yang dirasanya tiba-tiha bersikap menter!antarkan dan memusuhinya. Sebagai tingkah
berikutnya ialah kebutuhan akan ternan yang dapat memahami dan menolongnya serta yang dapat merasakan suka
dan dukanya.
Di sinilah rnulai tirniul dalam din remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup vaitu mencari sesuatu yang
dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi, dan dipuja-puja, Pacla masa remaja mi mereka mengalarni
kegoncangan batin, sebab pada masa mi mereka sudah tidak mau mernakai pedoman hidup kekanak-kanakan, tetapi
juga belum mempunyai pedonmn hidup yang baru. Oleh karena itu maka si remaja itu merasa tidak tenang, banyak
kontradiksi di dalam dirinya, mengeritik karena merasa diririya mampu, tetapi mereka mi jilga masih mencari
Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati tiga langkah, yaitu
Karena tiadanya pedoman hingga mereka merindukan sesuatu yang dapat dianggap hernilai, pantas hidupnya. Padi
taraf mi sesuatu yang dipuja itu belum mempunyai bentuk tertentu, sehingga seringkali mereka hanya tahu hahwa
merka itu menginginkan sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang diiiiginkan itu.
Obyek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai
tertentu. Dalam pemujaan terhadap orang-orang tertentu mi umurnnya terdapat perhedaan antara anak laki-laki dan
anak wanita. Pada anak laki-laki sering nampak aktif meniru sedang anak wanita kehanyakan pasif. mengagumi dan
mernuja dalam khayal. Schingga pada masa mi pulalab umumnya rasa kehangsaan tumhuh dengan subur.
Para remaja lebih dapat rnenghargai nilai-nilai lepas dan pendukungnya, nilai dapat ditangkap dan difahaminya se
bagai sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu pada saat mi para remaja mulai dapat menentukan pilihan atau pemikiran
hidupnya.
Penentuan pilihan dan pemikiran hidup mengalami jatuh bangun, tidak dapat satu kali. Jadi karena mereka mi harus
Setelah diketahui bahwa nilai-nilai yang dipilihnya itu tahan uji, maka mreka pilihlah pendirian hidupnya. Pendirian
tersebut tiap kali dimodifikasi agar dapat rnengikuti perubahan dan perkembangan niasyarakat dalam lingkungan
remaja mi berada. Setelah mereka dapat menemukan pendiian hidup dan telab terpenuhi tugas-tugas pertumbuhan
masa remaja maka berarti mereka telah mencapai masa remaja akhir dan mulailah individu mi memasuki masa
dewasa awal.
Masa umur mahasiswa dapat digolongkan pemuda-pemuda yang herusia sekitar 18,0 tahun sampai 30,0 tahun.
Mereka dapat dikeiompokkan pada masa remaja akhir sampai dewasa awal atau dewasa madya.
Pada masa usia mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang perlu untuk diperhatikan, antara lain yaitu Bila dilihat
dan segi pertumbuhan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa mi adalah pemantapan pendirian hidup, yaitu
pengujian lebih lanjut pendirian hidup serta penyiapan din dengan ketrampilan dan kemampuan-kemamPUan yang
digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya. Mahasiswa mi termasuk kelompok khusus
dalam suatu masyarakat maka mereka mulai mempersiapkan din untuk menerima tugas-tugas pimpinan di masa
mendatang. Oleh karena itu mereka mulai mempelajani berbagai aspek kehidupan. Sebagai remaja pimpinan
dipelajani dan dipersiapkan selama usia mahasiswa mi, misalnya kebudayaan berkeluarga, kemampuan memimpin,
Mahasiswa akan mengalami perubahan secara perlahan demi sikap hidup yang idealistik ke sikap hidup yang
realistik. Dengan demikian keinginan-keinginan yang kurang realistik dalam dirinya dan realitas dalam
lingkungannya telah diganti dengan yang lebih berdasar kepada realistis. Tetapi hal mi tidak berarti bahwa di
kalangan mahasiswa tidak ada idealisme, justru pada mahasiswa mi banyak terdapat idealisme tetapi idealisme yang
Dengan uraian-uraian mi diharapkan adanya suatu pemahaman mengenai manusia sebagai individu. ―Manusia
merupakan makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa-raga, melainkan juga dalam arti
bahwa tiaptiap itu merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapannya sendiri.‖
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar keberadaannya. Karena dan
sinilah kita akan baru bisa memahami seseorang individu seperti kata Johnson.2
person are what they are always in social context the solitary person is unreal, abstract artifical, abnormal
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha menempatkan
dirinya di hadapan individu-individu lainnya yang telah mempunyai pola-pola perilaku yang sesuai dengan norma-
norma dan kebudayaan di tempat ia merupakan bagiannya. Di sini individu akan berusaha mengambil jarak dan
memproses dininya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada. Perilaku
yang telah ada pada dirinya. bisa adjustable, artinya ia bisa menyesuaikan din. Namun ia bisa juga mengalami
maladjustment, yaitu gagal menyesuaikan din. Mengapa terjadi kegagalan2 Kita bisa menelusuri kembali bentukan
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk
menjadi pribadi. Proses dan individu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi
Keluarga adaiah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam
masyarakat. Kelompok mi, dalam huhungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan
primary group. Kelompok inilah yang meiahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepnibadiannya dalam
masyarakat. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas
selaku penerus keturunan saja.3 Banyak halhal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dan keluarga, yang pada
saat-saat sekarang mi sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu
seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga Hal-hal semacam inilah yang sering
menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali tenlihat kehilangan
peranannya. Oleh karena itu adalah bijaksana kalau diiihat dan dikembalikan peranan keluarga dan proporsi yang se
benarnya dengan skala prioritas yang pas. Keluarga, pada umumnya, diketahui terdiri dan seorang individu (suami)
individu lainnya (isteri) yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketenteraman ketika menghadapi segala suka
Keluarga biasanya terdiri dan suami, isteri dan anak-anaknya. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan
mulai bisa melihat dan mengenal aPi din sendiri, dan kemudian belajar melalui pengenalan itu. Apa yang dilihatnya,
pada akhirnya akan memberinya suatu pengalaman indivithal. Dan sinilah ia mulai dikenal sebagai individu.
Individu ml pada tahap selanjutnya mulai merasakan bahwa telah ada individu-individu lainnya yang berhubungan
secara fungsional. Individuindividu tersebut adalah keluarganya yang memelihara cara pandang dan cara
menghadapi masalah-masalahnya, membinanya dengan cara menelusuri dan meramalkan han esoknya,
mempersiapkan pendidikan, ketrampilan dan budi pekertinya. Akhirnya keluarga menjadi semacam model untuk
mengidentifikasikan sebagai keluarga yang broken home, moderate dan keluarga sukses.
Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara Iangsung terhadap
perkembangan individu sebelum maupun sesudab ter;un langsung secara individual di masyarakat.
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan
atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci ke dalam beberapa fungsi,
yaitu :
Fungsi Biologis
Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Ekonomi
Fungsi Keagamaan
Fungsi Sosial
a) Fungci Biologis
Dengan fungsi mi diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-
anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada
hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orangorang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain
pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri,
tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Persiapan mi dilakukan sejak
anak menginjak kedewasaan. Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima keadaan baru dalam
Dengan persiapan yang cukup matang mi dapat mewujudkan suatu bentuk kehidupan rumah tangga yang baik dan
harmonis. Kebaikan rumah tangga mi dapat membawa pengaruh yang baik pula bagi kehidupan bermasyarakat.
b) Fung.ci Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dan gangguan-gangguan sebagai
berikut:
gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata. pagan tembok dan lain-lain.
Bila dalam keluarga fungsi mi telah dijalankan dengan Sebaik-baiknya sudah barang tentu akan membantu
terpeliharanya keamanan dalani masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang teriepas terhindar dan
c) FungsiEkonomi
Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhani pokok mi maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras
agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
Sehubungan dengan fungsi mi keluarga juga berusaha nielengkapi kebutuhan jasmani di mana keluarga (orang tua)
diwajibkan berusaha agar anggotanya mendapat penlengkapan hidup yang bersifat jasrnaniah baik yang bersifat
urnurn maupun yang bersifat individual. Perlengkapan jasrnaniah keluarga yang sifatnya umurn misalnya meja kursi,
tern pat tidur, lampu dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jasmani yang bersifat individual inisalnya alat-alat
Juga dapat termasuk ke dalam golongan perlengkapar) jasmani adalah permainan anak. Permainan anak mi memiliki
nilai bagi anak-anak untuk mengembangkan daya cipta di samping sebagai alat-alat rekreasi anak.
d) Fungsi Keagamaan.
Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati,
mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalarn perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat
Dengan dasar pedoman mi keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran
agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan
tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga mi.
e) FungsiSosial
Dengan fungsi mi keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan
memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang
diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah
sosialisasi.
Dengan fungsi mi diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai
kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah diniiliki okh generasi tua yaitu ayah dan
ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran
Dengan melalui nasihat dan larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah laku
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga
a) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-clasar kepribadian kepada
anak-anaknya, dengan tujuan untuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan
keturunannya. Mulai sejak anak-anak bertatih-tatih belajar berjalan sampai dengan usia sekolah dengan penuh
kesadaran dan asa tanggung jawab, lingkungan keluarga yang bertitik sentral pada ayah dan ihu secara intensif
Contoh pada keluarga suku Jawa atau suku Sunda, seorang anak yang menerima sesuatu pember-ian dan orang tua
atau kerabat-kerabat keluarga, harus menerima dengan tangan kanan. Bila anak menerima dengan tangan kin,
pernberian itu ditanik surut, dan baru setelah anak menerima dengan tarigan kanan pemberian itu benar-benar
diberikan. Tindakan semacam mi merupakan suatu proses mendidik dan membentuk kepribadian dengan penuh
kesadaran dan berencana. Secara bertahap anak-anak juga diajari dan diberi pengertian mendasar, bagairnana harus
bersopan santun, bertingkah laku serta bertutur kata yang baik dan tepat terhadap teman-teman sebaya, orang tua,
dan kepada mereka yang patut dihormati. Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan yang telah digariskan, orang
tua akan langsung menegur dan spontan memberitahu anaknya bahwa hal-hal yang menyimpang dan tata cara yang
Demikianlah lingkungan keluarga, khususnya orang tua membentuk kepribadian anak-anaknya secara sadar dan
terencana sesuai dengan kepribadian suku Jawa atau suku Sunda khususnya. Dan sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia pada umumnya. Pengalamanpenga1aman dalam interaksi sosial dalam lingkungan keluarga adalah suatu
modal dasar dalam membentuk kepnihadian seseorang, dan turut menentukan pula tingkah laku seseorang terhadap
b) Erat kaitannya dengan butir a, keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang
berakar dan etika, estetika. moral keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur
masyarakat tertentu.
Contoh Dan keluarga seniman tan Bali, diwariskan ketrampilan seni patung atau seni tan Bali kepada anak
keturunannya, trampil pula sebagai seniman patung atau sebagai seniman tan Bali, sebagai hasil reproduksi seni
Akan berlaku serupa proses reproduksi dan materi-materi kebudayaan dan keluarga lain dan berbagai suku
bangsa di Republik Indonesia khususnya. dan masyarakat dunia pada umum nya.
c) Keluarga merupakari eksponen dan kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci. Keluarga
Pada kelompok masyarakat pnimitif, peranan keluarga adalah maha penting sehagai transmisi kehudayaan, sekalipun
sudah ada pula perantara-Perantara lain. Namun demikian, pada masyarakat l)rlmitit, peranan keluarga sebagai
penyaluran (transrnisi) kebudayaan sudah tidak memadai lagi. Lembaga-lembaga nonformal ataupun formal seperti
sekolah-sekolah adalah perantara-Perantara dalam bentuk lain dalam transmisi kebudayaan. Semakin maju dan
dinamis suatu kelompok masyarakat makin banyak memerlukan sekolah-sekolah. Sej alan dengan itu semakin hesar
pula fungsi seholah sebagai perantara dalam transmisi kebudayaan. Sebaliknya fungsi keluarga sebagai lembaga
Contoh : Televisi sebagai produk teknologi modern sudah sedemikian besar berperan sebagai transmisi kebudayaan.
Bahkan menurut Margaret Mead (antropolog dan Amerika Serikat) menyatakan bahwa peranan televisi sebagai
transmisi kebudayaan sudah melebihi peranan transmisi kebudayaan lainnya. (Mayor Polak, 1979: 108).
d) Keluarga berfungsi sehagai lembaga perkumpUlafl perekonomian. Dalam masyarakat primitif biasanya terdapat
sistem kekeluargaafl yang sangat luas. Akan tetapi kehidupan perekonomian rnasih belum berkembang. Pada
kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kompleks tetapi belum masuk pada era masyarakat industri,
perekonomian mereka sud‘ah mulai berkembang. Namun begitu ikatan-ikatan kekeluargaafl masih terjalin kuat dan
sering mempengarubi atau menguasal bidang perekonomian mereka. Contoh : Dalam lingkungan
―keluarga besar‖ suku Batak Karo maupun Simalungun di Sumatera Utara, huta atau kuta yang memegang hak
ulayat atas penguasaan tanah pertanian, baik beTupa sawah atau ladang. ‗ranahtanah pertanian yang dikuasai huta
atau kuta dapat diolah anggota-anggota keluarga Iaki4aki. Mereka dapat menggarap tanah pertanian itu seperti tanah
milik send iri. Akan tetapi tidak dapat menjual tanpa persetujuan dan huta yang diputuskan dengan musyawarah adat.
T)alani lingkungan suku Batak Karo dan Simalungun, ada perbedaan antara golongan keturunan dan para pendiri
huta atau kuta dengan penduduk pendatang kemudian. Para pendiri huta atau kuta disebut marga tanah memiliki
tanah paling luas. Sedangkan golongan lainnya rnemiliki tanah hanya cukup untuk hidup (Koentjaraningrat, 1979 :
101). Kendatipun demikian, tanah pertanian yang dimiliki setiap inclividu juga ada. Pada keluarga suku Batak Toba
misalnya, ada tanah panjaen, tanah yang dimiliki seorang laki-laki atas pemberian orang tuanya, segera sesudah
berumah tangga. Sebaliknya dalam masyarakat yang berindustrialisasi, perekonomiannya berkembang pesat.
Perkembangan perekonornian itupun tidak rnutlak sepenuhnya didukung oleh para pengelola dan sanak keluarga,
e) Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan. Dalam lingkungan masyarakat primitif,
untuk keperluan pengasuhan dan pendidikan anak-anak (baik anak lakilaki ataupun perempuan) dibangun balai
pendidikan. l3alai pendidikan akan dimiliki oleh ―keluarga besar‖ (terdini dan beberapa keluarga batih) atau juga
dirniliki oleh keluarga batih. Dalam masa pendidikan, anak laki-laki atau perempuan mempunyai tempat sendiri-
sendiri, namun harus tetap tinggal di balai pendidikan yang terpisah. Pelaksanaan pendidikan anak laki-laki ditangani
oleh ayah atau paman dan pihak ayah. Untuk anak perempuan biasanya ditangani oleh bibi dan pihak ibu. Materi-
mateni pendidikan harus diketahui dan harus dikuasai oleh seorang anak laki-laki dalam inasa pendidikan dan
seterusnya hingga dewasa, misalnya membuat api, menebang pohon, membuat kapak, inemperbail:i peralatan,
termasuk alat-alat herburu, menangkap ikan, herdagang bahkan pengetahuan rnengenai seks juga harus diketahui dan
Pada umumnya, pendidikan diawali dengan pengetahuan kerohanian, antara lain tentang initologi nenek moyang
yang keramat. Lebih lanjut diajarkan pengetahuan ilmu-ilmu gaib berupa mantera-mantera penolak bala, penolak
sihir, dan mant era-mantera untuk melern ahkan musuli (Koentjaraning. rat, et. al., 1963 187).
Pengasuhan dan pendidikan anak-anak Derempuan Iebih dititikberatkan kepada penguasaari tata cara kehidupan
dalarn rumah tangga. Selain dan itu diajarkan pula hagaimana hekerja mencari dan rnengambil air dan hekerja di
ladang.
Sistem pendidikan semacam mi herlaku dalam lingkungan masyarakat suku pedalaman atau pesisir di Irian Jaya.
seielun tahun 1960-an. Dalam peradaban modern dewasa mi, sistem pendidikan yang berlangsung di balai
pendidikan (lali..laki atau perempuan) seperti itu sudah jarang di dapat.. Secara merata 3istem pendidikan serupa itu
1) Pengertian Individu
Individu berasal dan kata latin, ―individuum‖ yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang
dapat untuk inenyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tenbatas.
Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena
adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis.
Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah
Perlu kita ketahui bahwa nafsu seksual memang harus dijuruskan dengan cara-cara yang dapat diterirna oleh norma
hidup. Namun hidup seksual itu tidak langgeng sebab seksualitas manusia akan mati sebelum manusia itu sendiri
mati. Kehidupan seksual manusia itu beruhahubah dan masa ke masa, dan umur ke umur dan keadaan yang satu
Oleh karena itu apabila keluarga mi benar-benar dibangun atas dasar hidup seksual, maka keluarga itu akan lebih
akan goyah terus dan akan segera pecah setelah kehidupan seksual suami isteni itu hilang, Hal mi kurang realistis.
Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa.
Tetapi inipun tidak realistis sebab menurut nalar keluarga yang dibangun di atas dasar nafsu rnenguasai itu tidak
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lernbaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan
lingkungan.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena tenikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak
dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
3) Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas
banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompol:-kelornpok lebih baik
Kemudian pendapat dan Prof. M.M. Djojodiguno tentang Masyarakat aclalah suatu kebulatan daripada segala
perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa
masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup betsaina.
Jelasnya: Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat
Tatanan kehiclupan, norma-norma yang mereka miiki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dala‘n lingkungan
mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiiki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam
lingkungan iti, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaurn laki-laki
atau sesama kaurn wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan
Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
Contoh yang disebüt masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya berakar dan bernenek moyang dan
berbagai suku. Salah satu di antaranya adalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannya dengan itu tatanan kehidupan,
norma-norma dan adat istiadat yang memberi warna kepnibadian orang Betawi, salah satu di antaranya berakar dan
berasal dan kebudayaan dan kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat. Dalam pertunibuhan dan perkembangan suatu
masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern) -
a) Masyarakat sederhana, Dalarn linghungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja
cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas,
sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat pnimitif atau belum sedemikian rupa seperti pada
tnasyarakat maju.
Fembagian kerja berdasarkan jenis .kelamin, nampaknya berpangkal tolak dan latar belakang adanya kelemahan dan
keniampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas pada saat
itu. Berburu atau menangkap ikan di laut misainya. merupakan pekerjaan berat yang menuntut keberanian,
ketrampilan serta kemampuan daya tahan fisik yang kuat. Oleb karena itu, kedua bidang pekerjaan mi tercatat
sebagai monopoli pekcrjaan kaum lelaki, di sam ping pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya menebang pohon,
niempersiapkan serta membersihkan lahan pertanian untuk berladang, dan memelihara ternak besar, Mengurus
rurnah tangga, menyusui, dan mengasuh anak-anak, merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam adalah
pekerjaan orang perempuan. Demikian maka kaum wanita tidak saja mengurus anak-anak tetapi juga membuat
barang-barang anyaman, seperti keranjang, dan mengumpulkan sayuran liar, buah-buahan, dan binatang-binatang
Kalaulah pada saat mengolah tanah pertanian (lad ang atau kebun) dikerjakan bersama-sama, maka pekerjaan yang
berat seperti: membuka lahan, menyingkirkan pohon-pohon yang tumbang, dikerjakan oleh orang laki-laki. Kaum
wanita mengerjakan yang ringan-ringan, misalnya. menyebar benih, menyiangi rumput (Raymond Firth, et. al., 1961
; 107). Karena dirasakan perlu menambahkan tenaga kerja, ada kalanya pada beberapa masyarakat primitif, seorang
isteri meminta kepada suaminya supaya mengambil seorang isteri lain untuk meringankan pekerjaan rurnah
tangganya (Raymond Firth, 1961 : 120). Pada suku Nehe, jika seorang laki-laki mempunyai lebih banyak isteri, dia
Dengan latar belakang seperti itu, jelas bahwa antara sang suami dengan sang isteri, dan antara sesama isteri, terjadi
pembagian kerja dengan kesepakatan yang dapat diteritna satu sama lain.
b) Masyarakat maju. Masyarakat m.aju memiiki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan
sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai Organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas
sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakat non industri dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekundet (secondary group).
Dalarn kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer mi
disebut juga kelompok ―face to face group‖, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena
itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-keloinpok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelcmipok menerima serta
menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan
lain sebagainya.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan talc langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena itu, sif at interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggoLa kelompok diatur
Para anggota menerima pembagian kerja/pemhagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, di samping
dituntut dedikasi. 1-lal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang t€Iah di flot
dalam program- program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai
politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dan pengertian
resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan
sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok
tidak resmi (informal group) tidair berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rurnah Tangga 4ART) seperti yang Jazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu,
norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal mi tidak
dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Seringkali dalam tubuh kelompok resmi juga terbentuk kelompok tak resmi. Anggota-anggota terdiri atas beberapa
individu atau beberapa keluarga saja. Sifat interaksinya berlangsung saling mengerti yang lebih mendalam, karena
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai
dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi Ia lebih cenderung mempergunakan dua traf kiasifikasi, yaitu yang
sederhana dan yang kompleks.— Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua ekstrem tadi diabaikannya
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompokkelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dan bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi
sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka
dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian Semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak
timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang
serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolak dan berkembang pesatnya industrialisasi, terutama di daratan Eropa. Hal tersebut
telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Semula pembagian kerja antara majikan dan
buruh atau mereka yang magang bekerja berjalan serasi, sehingga konflik jarang texjãdi.
Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata.
Majikan Sebagai pemiik modal monopoli posisi-posisi tertentu, sehingga menimbulkan konflik. Sejalan dengan
kompleksitas pembagian kerja, pekerjaan menjadi tambah rumit dan terlalu khusus. Akibat terjadi konflik-konflik
yang tak dapat dihindari, kauin pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh. Awal perjuangan tersebut
ditandai dengan keinginan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Perjuangan kaum buruh semakin meningkat,
terutama cli perusahaan-perusahaan besar. Ketidak-puasan kaum buruh terhadap kondisi keija dan upah semakin
meluas. Akumulasi ketidak puasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia
oleh mesin-mesin. Hal mi berakibat membawa stagriasi mental para buruh, lambat laun menjadi luntur, kebanggaan
memiliki ketrampilan dan spesialisasi semakin meningkat. Dengan dem.ikian, pembagian kerja semakin timpang dan
tidak adil.
a. Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk mdividu berarti rnakhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat
Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya
sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegi atan keseluruhan jiwa raganya.
Bukan hanya kegiatan alatalat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dan kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu
Contoh Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya.
Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat
mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Suatu rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya. Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmatj melalui indera mata
Tegasrlya, apabila kita mengarnati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja,
melainkan juga seluruh minat, dan perhatin yang kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian
mi sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu objek tersebut
keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu, dan tidak hanya indera mata saje.
Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
melainkan juga dalam anti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak
merumuskan kepnibadian manusia sebagai xnakhluk individu adalah sebagai benikut : kepnibadian adalah organisasi
dinamis danipada- sistem-sistem psycho-physik dalam individu yang turut menentukan caracaranya yang unik (khas)
Kenyataan-kenyataan yang kita dapati dalam kehidupan sehari-hani setiap individu berkembang sejalan dengan ciri-
ciri khasnya, walaupun dalam kehidupan lingkungan yang sama. Contohnya yang sangat tepat adalah anak kernbar.
Dua individu inanusia yang berasal dan satu keturunan yang sama. Bersumber d.ri satu indung telur, tetapi toh-tetap
memiliki karakter ramah tamah, periang, dan mudah hergaul dengan teman-teman sebaya dalam lingkungannya.
Anak yang satu lagi bersifat tertutup, peinalu, sukar bergaul dengan teman-teman sebaya dan linkungannya.
Untuk menjadi suatu individu yang ―mandini‖ harus rnelalui pnoses. Proses yang dilaluinya adalah pro.
pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam
lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan
moral agama. Sejak anak manusia dilahirkan ia membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk
memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, superego pribadi
manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A Gerungan, 1980 : 29).
b. Makna keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah
group yang terbentuk dan perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama
untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan
sosial mi mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Hubungan mi mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Ada yang berbentuk
monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat ―group married‖, yaitu sekelompok
Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwa calon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orang tua mereka. Sedang
pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan mi ada yang
berbentuk indogami (yakni kawin di dalam golongan sendiri, ada pula yang berbentuk exogami (yaitu kawin di luar
golongan sendiri).
Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : Di batak. mi disebut patrilineal.
Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. mi disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak pada wanita.
Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan
Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya.
c. Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat
yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu
persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari
sesuatu pengertian.
Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti
misalnya
R. Linton Seorang ahli antropologi mengemu.. kakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja.. sama, sehingga mereka itu clapat mengorganisasjk dirinya dan berfikir tentarLg
M,J. Herskovjst : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan meng-ikuti satu
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelom
S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar, yang meliputi penge] ompokan-pengelompokan manusi a yang lebih kecil, yang mempurlyai perhubungan
Hasan Shadily mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dan beherapa manusia, dengan atau
karena sendirinya, bertaijan secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kalau kita mengikuti definisi Linton, masyarakat itu timbul dan setiap kumpulan vidu, yang telah cukup lama hidup
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu :
Proses mi biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial and error.
Dan uraian tersebut di atas dapat kita lihat bahwa masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan dalam arti yang
sempit. Dalam arti yang luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubunganhubuiigan dalam hidup bersama tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain : kebulatan dan semua perhubungan daiam
hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspekaspek
tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Umpamanya : ada masyarakat mahasiswa,
masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, masyarakat Minang, masyarakat tani dan sebagainya, dipakailah kata
Mengingat defi nisi-definisi masyarakat tersebut di atas, maka dapat ambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus
Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
Adanya aturan-aturan atau Undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan
bersama.
Di dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain, yang penting ialah reaksi sebagai akibat dan hubungan tadi.
Reaksi mi yang menyebabkan hubungan manusia bertambah luas. Misalnya seorang yang menyanyi ia memerlukan
reaksi berupa pujian atau celaan guna mendorong tindakan seianjutnya. Di dalam memberikan rekasi tersebut ada
— Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat), milieu sosial.
Untuk dapat menyesuaikan din dengan kedua lingkungan tersebut manusia menggunakan pikiran untuk dapat
menghadapi udara dingin, alam yang kejam, dan sebagainya manusia menciptakan rumah, pakaian dan lain-lainnya.
Manusia juga harus makan, agar tetap sehat ; untuk itu ia mengambil makanan sebagai hasil dan alam sekitarnya
dengan menggunakan akal. Untuk mencari makanannya, manusia di laut mencari ikan sebagai nelayan, di hutan
manusia terbaru.
Kesem uanya itu ditimbulkan kelompok-kelompok sosial (Sosial groups) dalam kehidupan manusia, karena manusia
Dorongan untuk mencari makan ; penyelenggaraan untuk mencani makanan itu lebih mudah dilakukan dengan
bekerjasama.
Dorongan untuk mempertahankan din ; terutama pada keadaan pnimitif ; dorongan mi merupakan cambuk untuk
kerjasama.
Manusia sebagai makhluk sosial manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta mi menunjukkan manusia
mempunyai sosial akan pembawaan kemasyarakatan (sejumlah sifat-sifat dapat berkembang dalam pergaulan dengan
Kecenderungan sosial merupakan keanehan, yaitu perasaan yang lain. Mis&flYa harga din, Rasa harga din tampak
sebagai jiginan untuk berharga tetapi juga kelihatan berharga. Orang yang gila hormat rnisalnya sebetu]nya bertindk
karena dorongan penghargaan orang lain. rasa harga din berhubungan juga dengan suatu kelompok sosial tertentu,
misalnya seorang anggota Parpol akan bangga kalau Parpolnya dapat menunjukkan prestasi yang baik. Kerapkali
Ada suatu faktor yang dm1liki bersama, sepenti nasib yang sama, kepentir3gafl yang sama, tujuan yang sama,
Jadi masyarakat itu dibextuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individuindividu yang
hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu.indiVidU type pertapa tidak dapat menjadi anggota
masy1rakat yang permanen, melainkan hanyalah kepada ,ereka yang benar-benar saling mengikatkan dininya engan
individu-individu lainnya. Membentuk satu kesatuan dapat disebut individu sebagai anggota maYarakat.
Dapatlah kita membedal(an pengertian antara individu sebagai perseorangafl dan individu sebagai makhluk sosial.
Individu perseorangan berarti individu berbeda dalam keadaan tidak berhubungan dengan individu lainnya. Atau
dengP‘ kata lain : individu yang sedang dalam keadaan mernutuskan hubungannya dengan alarn sekitarnya,
khususnya masyarakat.
Sedang individu sehagai rnakhluk sosial berarti individu yang sedang mengadakari hubungan dengan alam
sekitarnya,khususnya masyarakat. Di sini kita dapati manusia dengan sadar rnenghubungkan sikap tingkah laku dan
perbuatannya dengan individuindividu lainnya. Sehingga terbentuklah suatu kelompok yang besar ; dan apabila
Sesungguhnya telah kita bedakan dua pengertian individu tersebut sebagai dua pengertian yang contras, namun
kodratnya manusia itu adalah ―makhluk sosial‖ bukan makhluk individual. Kenyataan mi sesuai dengan rurnus
Aristoteles : man is by nature a political animal, yang artinya : manusia pada kodratnya adalah makhluk yang
Bila rumusan tersebut kita terima dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kenyataannya, maka tak ada jalan lain
untuk mengatakan, bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah sudah pada kodratnya. Auguste Comte tersendiri
di dalam ilmu pengetahuan sosiologi berpendapat bahwa : Kehendak berkumpul itu memang terkandung di dalam
sifat manusia. Nyatalah bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang bertindak
RANG KUMAN
Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Pertumbuhan itu antara lain dapat ditinjau dan tiga aliran yaitu
Asosiasi
Psikologi Gestalt
Sosiologi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dilihat dan tiga pendirian, yaitu
Nativistik
Tahap pertumbuhan berdasar psikologi. Pertumbuhan ini dividu dan saat lahir sampai dewasa melalui rnasarnasa:
Vital
Estetik
Intelektual
Remaja
Usia mahasiswa.
Furigsi-fungsi keluarga
Sebagai tempat atau wahana pembentukan kepribadian anak-anak dan anak keturunan keluarga tersebut.
Sebagai eksponen dan perantara (transmisi) kebudayaan masyarakat, sebab keluarga menempati posisi kunci.
Pembagian kerja pada kelompok-kelompOk masyarakat sedërhana lebih dititikberatkan pada keterbatasan dan
kemampuan fisik (antara orang wanita dan pria). Oleh karena itu pekerjaan-pekriaan yang memerlukan kekuatan
phisik dilakukan oleh orang laki-laki. Sebaliknya pekeniaan-pekerjaan yang lebih ringan dikerjakan oleh orangorang
wanita.
Dalam lingkungan kelompok masyarakat maju, yang terbagi menjadi masyarakat non industri dan masyarakat
industri, pembagian kerja menjadi lebih kompleks, lebih rumit dan lebih khusus.
Sejalan dengan berkembangnya industri, lahirlah kelompok masyarakat pemijk modal (disebut majikan) dan
keloinpok pekerja. Berpangkal tolak dan penggolongan kelas-kelas pekerja, dapat dibedakan : pekerja kasar, pekerja
Sigmund Freud berpendapat bahwa keluarga adalah perwujudan dan adanya perkawinan antara pria dan wanita,
Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga itu adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu
turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, eksensial enak dan berkehendak
Drs. JBAF. Mayor Polak berpendapat bahwa masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri. dan
Prof. M.M. Djojodiguno berpendapat bahwa rnasyarakat adalah suatu kebulatan dan segala perkembangan dalam
Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adaIah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup
bersama.
Individu mempunyai makna langsung apabila konteks situasional adalah keluarga atau lembaga sosial; sedangkan
individu dalam konteks lingkungan sosial yang lebih besar, seperti masyarakat atau nasion, posisi dan peranannya
semakin abstrak.
BAB IV
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja, akan
tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia beriman, dan
norma kesusilaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai
tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian
hidup.
a. Masalah-masalah Kepemuduan
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh 8etiap generasi dalam hubungannya dengan
generan yang lebih tua. Problema mi disebabkan karena sebagai aid- bat dan proses pendewasaan seseorang,
penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbuflah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang
(kalau bisa) lebih balk daripada orang tuanya. Proses perubahan terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) atau
dengan besar-besaran sehingga orang sukar mengendalikan perubahan yang terjadi, bahkan seakanakan tidak diberi
Di negara-negara berkembang anak-anak yang hingga beberapa waktu yang lalu memperoleh pendidikan tradisional
yaitu pendidikan berupa penerusan kebiasaan dan nilai-nhlai budaya dan orang tuanya, dewasa mi mengalami suatu
situasi di mana mereka sebanyak mungkin harus menemukan jalannya untuk dirinya sendiri.
Sebagian besar pemuda mengalami/menikmati suatu pendidikan yang lebih tinggi dan orang tuanya hal mana
merupakan inti berkurangnya pengertian antara orang tua dengan anak. Dalam masyarakat tradisional maka orang
tua dan para sesepuh sebagai peer group memberikan bimbingan pengarahan kepada anak-anaknya, merupakan
norma-norma masyarakatnya sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya dalam zaman perubahan masyarakat
seringkali orang tua sendiri tidak dapat memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Banyak masalah tidak terpecahkan
oleh mereka karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami oleh siapa pun dalam lingkungannya dan
karena itu anak-anak juga dapat menikmati bimbingan yang akan memudahkan masa depan mereka seperti sedia
kala.
Dewasa ini umum diketemukan bahwa secara biologi, p0- litis dan fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi
secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Seringkali diketemukan pemudapemuda telah menikah,
mempunyai keluarga menikmati hak poiitiknya sebagai warga negara tetapi dalam segi ekonominya masih
tergantung dan orang tua yang tinggal agak jauh dan tempat belajan/studinya.
Masalah antar generasi merupakan masalah suatu masyarakat yang dikenal sejak dahulu kala. Yang dipermasalahkan
adalah nilai-nilai masyarakat. Bagaimana serasi atau kurang Serasi hubungan mi akan tampak dalam saat-saat knitis.
Pada uniumnya dapatlah dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan masyarakat
itu sendini. Dengan demikian, bagaimana masalah itu dipecahkan juga mencerminkan kebudayaan masyarakat itu.
Sehubungan dengan mi, para ahli paedagogi sosial berpendapat bahwa masalab antar generasi kurang dan hampir
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa masalah antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Adapun inti pokok adalah bahwa dalam masyarakat dengan sistem tertutup/tradisional, pembinaan dan proses
Suatu masyarakat akan mengalami stabilitas sosial apabila ―proses reproduksi generasi‖ berjalan dengan baik,
sehingga terbentuklah personifikasi, identitas-identitas dan solidanitas sebagaimana diharapkan oleh generasi
sebelumnya.
b. Hakikat Kepemudaan
Kiranya disadani bahwa ada berbagai tafsiran yang bisa diberikan terhadap pemuda/generasi muda. Untuk itu
kiranya penlu diperjelas bahwa pengertian pemuda di sini adalah mereka yang berumur di antara 15 - 30 tahun. Hal
mi sesuai dengan pengertan pemuda/generasi muda sebagaimana yang dimaksudkan dengan pembinaan generasi
Pendekatan kiasik tentang pemuda melihat bahwa masa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan
menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertuinbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika, dan
sekali waktu akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum blobgis itu sendiri: manusia tidak dapat nielawan
proses ketuaan. Maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya
usia.
Menurut pendekatan yang kiasik mi, pemuda dianggap sebagai suatu kebompok yang mempunyai aspirasi sendiri
yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi tua. Selanjutnya
muncul persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan
dengan kenyataan (keinginan) generasi tua. Dalam huhungan mi kemungkinan timbul konflik dalam berbagai bentuk
protes, baik yang terbuka maupun yang terselubung. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
Dalam hal mi hakikat kepemudaan dicari atau ditinjau dan dua asumsi pokok:‘Pertama, Penghayatan mengenai
proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu kontinum yang sambung-menyambung tetapi fragmentaris,
terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dan anak dan orang tua
Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan dinilai dan masa itu sendiri. Masa
kanakkanak hanya dapat diresapi karena keanakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan
masa orang tua yang diidentikkan dengan stabiitas hidup dan kemapanan.
Tidak mengherankan kalau romantisme akan tumbuh subur dalam pendekatan mi. Karena ―mahkota hidup‖ adalah
masa tua yang disamakan dengan hidup bermasyarakat, maka tingkah laku anak dan pemuda tidak lebih dan riakriak
Dinamika pemuda tidak lebih dan usaha untuk menye.. suaikan din dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia,
dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicap sebagai sesuatu yang anomalis, yang tak sewajarnya. Dan
jika itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan terjelma dalam bentuk adanya
Seyogyanyalah penilaian bertolak dan suatu asumsi ke.. hidupan yang bersifat kontinum, yang melihat pemuda dan
kepemudaan sebagai suatu tonggak dan ―wawasan kehidupan‖, yang dengan sendininya mempunyai potensi serta
Pendekatan kiasik melihat potensi dan rornantisme pe- muda sebagi sesuatu yang berdini sendini, balk pemuda
sehagai perorangan maupun pemuda sebagai anggota kelompok dan anggota dan suatu masyarakat. Demikian pula
usaha-usaha untuk menyalurkan potensi pemuda kerapkali bersifat fragmentaris, karena potensi itu dilihat bukan
menupakan sebagian dan aktivitas dalam wawasan kehidupan, tetapi tidak lebih sebagai penyaluran tenaga yang
berlebihan dan
pemuda itu.
Asumsi pokok yang kedua yang merupakan tambahan dan asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam
arah kehidupan itu sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola
yang banyak sedikitnya sudah tertentu dan ditentukan oleh mutu pemikiran yang diwakili oleh generasi tua yang
bersembunyi di balik tradisi. Dinarnika pemuda tidak dilihat sebagai sebagian dan dinamika kehidupan atau lebih
Hal mi disebabkan oleh suatu anggapan bahwa pemuda tidak mempunyai andil yang berarti dalam ikut mendukung
proses kehidupan bersama dalaxn masyarakat. Pemuda dianggap sebagai obyek dan penterapan pola-pola kehidupan
Dua asumsi yang mendasari pandangan di atas, kinanya tidak akan memberi jawaban terhadap ―kebinalan‖ pemuda
dewasa mi. Balk gagasan mengenai ―wawasan kehidupan‖ maupun konsep mengenai tata kehidupan yang dinamis,
akan menggugurkan pandangan kiasik, yang menafsirkan kelakuan pemuda dan hidup kepemudaan sebagai sesuatu
yang abnormal.
Pemuda sebagai suatu subyek dalarn hidup, tentulah mempunyai nilai sendini dalam mendukung dan menggerakkan
hi dup bersama itu. Hal mi hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi
terhadap lingkungannya dalam arti luas. Penafsiran mengenai identifikasi pemuda seperti mi disebut sebagai sauatu
pendekatan ekosferis.‘
Ciri utama dan pendekatan mi melingkupi dua unsur pokok yaitu unsur lingkungan atau ekologi sebagai keseluruhan;
dan kedua, unsur tujuan yang menjadi pengarah dinamika dalam iingkungan itu. Yang dimaksud dengan
―lingkungan‖ dalam konsep mi melingkupi seluruh aspek dan totalitas lingkungan yang dapat diidentifisir dalam
unsur-unsur lingkungan fisik, sosial dan budaya, termasuk nilai-nilai kehidupan. Tingkah laku manusia merupakan
interaksi antara manusia dengan lingkungannya itu. Manusia yang hidup dalam lingkungan pesisir pantai akan
bertingkah laku yang berbeda dengan yang hidup di pegunungan. Yang hidup di kota metropolitan hingarbingar akan
Hubungan antara manusia sebagai suhyek dengan lingkungannya adalah hubungan timbal balik yang aktif. Artinya,
bukan saja manusia itu mengubah, memperbaiki atau merusak lingkungannya, tetapi lingkungan juga akan ikut
menentukan, mengubah atau merusak manusia sebagai akibat pengrusakan manusia atas lingkungannya.
Keseimbangan antara manusia dengan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dmamis, suatu interaksi yang
bergerak. Arah gerak itu sendiri mungkin ke arah perbaikan mungkin pula ke arah kehancuran. Hal itu tergantung
pada tingkat pengelolaan manusia terhadap lingkungannya, serta jawaban yang kreatif terhadap potensi
Dua hal yang menonjol dan pendekatan ekosferis mi. Pertama, kepemudaan dan kehidupan orang dewasa dan anak-
anak merupakan suatu totalitas. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara pemuda, orang dewasa (generasi
tua) dan anak-anak, secara fundamental. Kalaupun perbedaan dalam kematangan berfikir, dalam menghayati makna
hidup dan kehidupan mi semata-mata disebabkan oleh tingkat kedewasaannya. Dengan demikian maka dalam
pendekatan mi tidak ditemukan adanya ―jurang generasi‖, dalam arti adanya perbedaan yang fundamental antara
Di sinilah terletak makna kedua dan pendekatan ekosferis bahwa balk apa yang menggolongkan din generasi tua
maupun generasi muda dan anak-anak, semuanya berada dalam status yang sama ialah menghadapi atau berada
dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Sebagai konsekuensinya, maka tidak ada generasi yang menganggap
dirinya pelindung generasi sekarang atau yang akan datang. Semuanya bertanggung jawab atas keselamatan
kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang. Perbedaan antara kelompok-kelompok yang
ada, antara generasi tua dan pemuda misalnya, hanya terletak pada derajat dan ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai ―angkatan yang berlalu‖ (passing generation), berkewajiban untuk membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang makin kompleks.
Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinarnika hidup, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang
makin melemah, di sam- ping memetik buah-buah pengalamannya yang telah terkumpul oleh pengalaman.
Dalam hubungan mi, generasi tua tidak dapat menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan
dunia, dan melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan. Sebalilcnya, generasi muda
tidak bisa melepaskan din dan kewajiban untuk memelihara dunia — yang hanya satu mi — bersama-sàma dengan
generasi tua.
Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua sebagai ahli wanis
dan segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, dan karena itu menghakimi para pemuda yang cenderung
menyelewenang dan ukuran dan nilai tersebut, kiranya tidak dapat ditenima.
Bertolak dan suatu kenyataan bahwa dalam masyarakat modern di mana perubahan sosial terjadi begitu cepat, maka
semua kelompok, termasuk generasi tua perlu mencari dan menginternalisasikan atau menghayati ukuran-ukuran
standar yang ternyata bersifat dinamis. Pendekatan ekosferis mengenai tingkah laku manusia memperkuat dugaan di
atas. Lingkungan hidup manusia dalam arti yang luas, seperti yang telah dijelaskan, merupakan suatu totalitas yang
dinamis. Hal mi berarti, bahwa bukan saja pemuda, juga generasi tua hanuslah sensitif terhadap dinamika lingkungan
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, menempatkan masalah
pemuda pada horizon yang lebih luas. Segala jenis ―kelainan‖ yang hingga kini seolah-olah telah menjadi hak paten
pemuda, akan lebih dapat dimengerti sebagai suatu keresahan dan masyanakat sendiri sebagai keseluruhan. Hal mi
juga berarti bahwa keresahan pemuda adalah juga suatu refleksi dan keresahan masyarakat secara keseluruhan.
Secara lebih spesifik, gejolak hidup pemuda dewasa mi, adalah respons terhadap lingkungan yang kini berubah
dengan cepat. Kerapkali unsur-unsur manusiawi dengan lingkungan sosial ekonomis ataupun fisik, tidak berjalan
seirama. Secara ideal irama mi hendaknya hanmonis, narnun kerapkali dalarn kenyataannya hal mi sukar dicapai
Telah kita ketahui bahwa ―pemuda atau generasi muda‖ merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan
masalah ―nilai‖, hal mi sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kaltural danipada pengertian irniah.
Misalnya ―pemuda harapan bangsa‖, ―pemuda pemilik masa depan‖ dan lain Sebagainya yang kesemuanya
merupakan beban moral bagi pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda rnenghadapi persoalanpersoalan seperti
kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram,
keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya, kesemuanya akibat adanya jurang antara keinginan dan harapan
Di atas telah dikemukakan bahwa pemuda sening disebut ―generasi muda‖, merupakan istilah demografis dan
sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bahwa yang
Bayi : 0 – 1 tahun
Anak : 1 – 12 tahun
Remaja : 12 – 15 tahun
Pemuda : 15 – 30 tahun
Anak : 12 – 15 tahun
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa. Untuk tugas-tugas negara 18 tahun sening
diambil sebagai batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun dan ada
yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dan segi psikologis dan budaya, maka pematangan
Diihat dan angkatan kerja, ada istilah t.enaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat
Dilihat dan perencanaan modern, digunakan istilah sumber-sumber daya manusia muda (young human resources)
Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya manusia muda adalah dan 0 18 tahun.
Dilihat dan ideologis-politis, maka generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu, dalam hal mi berumur
Dilihat dan umur, lembaga dan ruang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori.Siswa, usia antara 6 - 18 tahun, masih
dibangku sekolah Mahasiswa, usia antara 18- 25 tahun, masih ada di Universitas atau perguruan tinggi.Pemuda, di
dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ―moratorium‖. Moratorium merupakan masa persiapan yang
diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda yang bersangkutan dalam jangka waktu tertentu
mengalami perubahan, dengan sekalian kesalahan yang mereka buat dalam mengalarni perubahan itu (Hansja W.
Hanya dengan melalui perjuangan identitas dalam upaya meningkatkan kualitas generasi muda, dapat diperjelas ide
serta pikiran mereka, sehingga ide dan pikiran itu menjadi suatu konsep yang berguna.
Lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) di tengah-tengah kemelut masyarakat yang sedang dilanda
kekalutan sebagai akibat goncangan-goncangan sosial dan tragedi nasional yang diintroduksikan oleh PM dengan G
30 S-nya, telah menjawab suatu tantangan yang tengah mengancam mar tabat manusia dan kemanusiaan di tnah air
mi (Abdul Gafur
1982 172).
Lahirnya KAMI di tengah-tengah kemelut masyarakat sebagai akibat tragedi nasional itu, merupakan
identitas dan pola pikiran dan sumbangsih generasi muda, khususnya pana mahasiswa dalam mengisi kemerdekaan
dan pembangunan bangsa. Generasi muda tidak tinggal diam melihat bangsanya mengalami depresi mental sebagai
akibat teror kaum revisionis, kaurn ekstrimis PM yang dimanifestasikan dalam bentuk teror G 30 S-nya. Demonstrasi
dan aksi-aksi KAMI, mendorong mempercepat berhasilnya Tnitura, dan dua hulan kemudian lahirlah Surat Perintah
11 Maret (Superseman) yang amat bersejarah itu. Tritura dan Supersemar tidak lain dan suatu kemenangan pertama.
Orde Baru, Supersemar itu sendiri lahir bukanlah karena kemurahan hati atau hadiah dan rezim Orde Lama kepada
Bahwa dalam perjuangan itu andil dan peran generasi muda/mahasiswa sebagai ―pressure group‖ yang meyakinkan
sebagai suatu fakta sejarah, memang benar. Tetapi tidak benar kalau ada anggapan seolah-olah hanya mahasiswa
(generasi muda) yang benjuang. Generasi mudaJmahasiswatanpa bantuan ABRI dan dukungan seluruh rakyat, tidak
akan berhasil dalam waktu yang begitu singkat mematangkan situasi dan mempercepat tangan Bung Karno untuk
menandatangani Supersemar dengan hati yang enggan, tetapi tetap ditongkrongi oleh tiga perwira tinggi ABRI: Amir
173 — 1974).
Marilah kita merenung sejenak, untuk introspeksi dan retrospeksi, agar kita tidak bersikap seperti orang mabuk
kemenangan. Hadapilah kenyataan-kenyataan yang ada dengan tabah dan sikap dewasa. Pembangunan, eksistensi
generasi muda penerus bangsa dan masa depan adalah sebagai satu kesatuan, dan harus direalisasi agar menjadi
kenyataan. Pembangunan dan pembaruan adalah tekad seluruh bangsa, tekad nasional, dami kesejahteraan seluruh
rakyat indonesia. Pelaksanaan pembangunan dan pembaruan harus merupakan suatu proses aktivitas dan kreativitas
n1s
Memang tidak dapat dipungkiti, fakta-fakta menunjukkan di sana-sini rnasih terdapat kelemahan dan kekurangan.
Namun, sebagal eksponen generasi muda penerus bangsa, tentu kita semua belum puas dengan kondisi seperti itu
Bahkan kadang-kadang rnerasa kecewa. Tetapi, haruskah mandeg sampai di situ saja? Secara ideal realita, generasi
muda harus terus turut berperan aktif dalam derap langkah pembangurian. Bukankah generasi muda penerus bangsa
Justru harus disadari penuh oleh generasi muda, bahwa generasi muda tidak boleh berpangku tangan, menjadi
penonton derap langkah dan deru deramnya motor pembangunan. Anda semua harus menjadi perencana dan pelaku
pembangunan mi. Angkatan muda harus turut dalani ants utania (mainstream) pembangunan. Bukan berdiri dan
berada pada bingkai luar pembangunan. Hal-hal itu semua jelas menjadi tant.angan generasi muda dan menjadi
Dengan demikian kiranya sudah jelas, bahwa generasi muda harus sungguh-sungguh mempersiapkan din.
Sekolahsekolah, Akademi dan Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal, di samping pendidikan
informal tempat menempa din bagi generasi muda. Dengan begitu, generasi muda diharapkan dalam turut aktif
mengisi kemerdekaan dan sebagai pelaku peinbangunan bana, dapat tampil dengan kesiapan yang mantap. Dapat
bertindak dan berpikir rasional, demokratis dan pragmatis. Selalu taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, cinta
bangsa, cinta tanah air serta cinta kesatuan dan persatuan dalam kebersaniaan menyonong han esok yang lebih cerah.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa penmasalahan generasi muda dapat dilihat
1) Sosial Pcihologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan keprihadian sera penyesuaian din secara jasmaniah dan rohaniah selak dan
masa kanak-kanak sarnpai usia dewasa dapat (hpengaruh oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan jasmali i dan
merit al, salah asuh oleh orang tua/keluarga maupun guru-guru di lingkungan sekolah, pengaruh negatif dan
lingkungari pergaulan sehari-hani oleh ternan sebayanya. Hambatan-hambatan tersebut di atas memungkinkan
tirnbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua dan guru, kecanduan pada narkotika dan lain-lain
yang kesemuanya itu merupakan gejalagejala yang perlu rnemperoleh perhatian dan semua pihak.
2) Sosial budaya
Kaum muda perkernbangannya ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala akibat sampingnya
yang bisa mempengaruhi proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas, maka corak
dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain danpada yang dicita-citakan. Benturan antara nilai-nilai
budaya tradisional dengan nilai-nilai baru yang cenderung menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda
dan generasi sebelumnya yang pada gilirannya akan menimbulkan perbedaan sistem riilai dan pandangan antara
Hal tersebut dapat menyebabkan terputusrrya kesinambungan nilai-nilai perjuangan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan, kegotongroyongan sebagai salah satu ciri kehidupan
masyarakat Indonesia, makin bergeser ke arah kehidupan individualistis. Keadaan seperti itu bila berlangsung terus
akan mempengaruhi perkembangan generasi muda. Akan timbul rasa tidak aman, penolakan, keterasingan di
kalangan mereka. Hal seperti mi memungkinkan mereka lalu menjauhkan din dan masyarakat, mengelornpokkan din
dalam gang-gang dengan sikap dan cara berpikir yang lepas dan norma-norma dan system nilai yang berlaku.
Meremehkan ajaran-ajaran agama dan memudarkan kesadaran berbangsa dan berpribadian nasional, pada akhirnya
akan mempunyai pengaruh dalam rangka pendidikan moral Pancasila, Sebabnya, barangkali dapat dicari dan
pengaruh-pengaruh daya pamer budaya asing yang lebih bersifat pemuasan kenikmatan duniawi semata-mata seperti
kiub malam, mandi uap, pola-pola konsumsi mewah, majalah dan film yang lebih menampilkan adegan-adegan
porno daripada cerita-cerita yang bermutu yang mengandung unsurunsur pendidikan. Keadaan mi akan menimbulkan
muda.
3) Sosial Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
mengakibatkan makin bertambahnva pen gangguran di kalangan pemuda, karena kurangnya lapangan kerja.
Kurangnya lapangan kerja mi menimbulkan herbagai problema sosial serta frustasi di kalangan kaum iiuda.
Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan saranasarana pendidikan, makin
bertambahnya jumlah pemudapemuda putus sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas
mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan ketrampilan. Demikian juga sistem pendidikan tidak mampu
4) Sosial Politik
Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infra struktur politik
yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin dirasakan bahwa di kalangan pemuda
masih ada hamhatan-hambatan untuk menumbuhkan satu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau
kepentingan nasional dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya. Dirasakan belum terarahnya pendidikan politik
di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi Pancasila maupun lembagalembaga
konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, hal mana merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi
Dan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa mi
adalah:
Dirasakan menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk
generasi muda.
Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun
nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan
Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan
generasi muda dapat mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju
perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problema sosial lainnya.
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan cli
kalangan generasi muda disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya pengertian tentang gizi dan menu
Adanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial yang memerlukan usaha-üsha yang lebih
sungguhsungguh, agar mereka dapat berkembang menjadi warga negara yang produktif biarpun ada ketunaan.
Pergaulan behas yang membayakan sendi-sendj perkawin an dan kehidupan kehidupan keuarga.
Penanggulangan rnasalah-niasajalj tersebut di atas memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah dan terencana
dan seluruh potensi nasional dengan rnelibatkan generasi muda sebagai subvek pengembangan. Belum dilihatnya
secara menye!uruh potensi yang ada mi meniyebahkan penyelesaian masaiah te ebut helum berjalan secepat yang
dbnginkan, Organisasi oyganjsasj generasi muda/pemuda yang tclah berjalan balk adalah merupakan potensi yang
Keherhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ber bagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia,
tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang knat dan efisien, dan sebagainya.
Namun dernikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya rnanusia merupakan faktor yang sangat
menentukan dalarn proses pernbangunan. Hal mi karena rnanusia bukan sernata-niata menjadi obyek pembangunan,
tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka setiap orang harus
terlibat secara aktif dalam proses pembangunan, sedangkan sebagal obyek, rnaka hasil pembangunan tersehut harus
D sinilah terletak arti pen ting dan pendidikan sebagai upava ntuk toremianya kualitas sumber daya manusia, sebagai
masyarakat utarna dalam pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalani pembaiigunannya secara ―self
prospelling‖ dan turn buh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasilmemenuhi minimum jumlah dan mutu
(termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Modemisasi Jepang agaknya merupakan
Indonesia demikian pula menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras ―mencerdaskan kehidupan bangsa.‖
Dewasa mi sudah sekitar 80% dan usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) dapat ditampung oleh fasilitas pendidikan dasar
yang ada. Persentasejumlah penduduk yang masih huta huruf diperkirakan sebesar 40%.‘
Tetapi masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk manusia-manusia
membangun. Dan untuk itu dipenlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan
mi. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknyajurnlah pencari kerja, ―under utilized population‖,
kurangnya semangat kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh. Sebab
hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dan belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana
diharapkan. Pendidikan yang dapat mengembangkan semangat ―Inner will atau peninkatan kemampuan din dan
bangsa‖ yang terpancar dalam pembangunan pendidikan mental, intelektual dan profesional bagi seluruh penduduk
Di sinilah diperlukan suatu sistem pendidikan-pendidikan nasional yang mampu menyadarkan manusia Indonesia
akan potensi-potensi mereka, akan kepercayaan kepada din sendin, akan moral dan harkat pembangunan, serta akan
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka
pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam
implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembang-dnan, satu pendidikan yang akan
rnembina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendiclikan itu
diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan din dan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui
suatu alternatif pembangunan yang lebih balk, serta menghargai kemajuan yang aiitara lain bercirikan perubahan
yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi,
konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila. Dalam hal mi
kiranya Pernenintah telah cukup berhasil dalarn menegakkan landasan-landasan ideal serta landasan konseptual
terhadap pembaruan pendidikan menuju suatu sistein pendidikan nasional yang tepat arab dan tepat guna.
Bila dibandingkan dengan sektor-sektor pembangunan lainnya, sektor pendidikan termasuk sektor yang cukup pesat
kemajuannya, kalau tidak dalam aspek kualitatif, sedikitnya dalam aspek kuantitatif, sekWr tersebut telah mencapai
hasil yang dapat dibanggakan. ?da saat mi bukan saja jumlah para remaja yang dapat ditampung dalani pendidikan
formal melonjak tinggi, tetapi juga semakin besar jurnlah mereka yang berkesempatan mendapatkan pendidikan non
formal dengan berbagai keahiian dan keterampilan. Tidak benlebihan kiranya apabila prestasi keseluruhan mi dinilai
sebagai suatu permulaan yang akan merupakan pra kondisi yang subur menuju terciptanya satu masyarakat belajar
secara menyeluruh.
Akan tetapi, tanpa mengecilkan arti dan semua yang telah dicapai selama mi, berbagai masalah telah timbul, yaitu
rnasalah obyektif yang baru, yang tidak pernah ada sebelumnya. Setidk-tidaknya dua faktor yang dapat kita amati
sebagai faktor yang sangat pentirig dalam pembangunan dewasa ini:semakin ba‘iyaknya manusia yang
membutuhkan pendidikan dan seniakin bervariasinYa mutU pendidikafl yang diharapkan oleh mereka itu.
a. Pendidikan Formal.
UsahaUSaha dalani pendidikan dasar dapat memberik 5bangan dalam jangka paniang, bukan saja bagi produktiV tas,
akan tetapi uga bagi tuuan terakhit pembanguftan sepetti kualitaS keluarga dan kehidUPan masyarakat, serta memper
Sejalan dengan pendapat UmenlOtO tersebut di atas, dan menyadari investaSi aga4efla terdidik dalani ptograflR
jangka pendek enengah ataU jangka panjaflg, akan memberikan 5urnbangan positif bagi pembaflgUflun maka
pemenintah Indonesia telah melakukun 1angkah43flg pembarUali dalani bidang pendidikan formal maupun
nonformal.
Basic Memorandum dalarfl bidang Pendidikan adalah tanggapan Menteni Pendidikan dan KebudaYaan Republik
Indonesia dalani kaitannYa dengan Tahun Pendidikan InterflaSi01, tahuil 1970. Basic Memora11d1m itu meniuat
Sekolah itu hendakflYa merupakan bagian integral dan masyarakat sekitarnya. Sesuai dengalL asas pendidikan
seumur hidup, sekolab itu hendakflYa memPUflY dwifun i; mamPU membenil pendidikan formal dun juga
pendidikat‘ nonfoflfl8l, balk untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa, pnia dan wanita.
Sekolah itu hendaknYa beronienta5‖ kepada pembangunafl dan kemajUan 5hingga dapat menyiapkan tenaga kenla
yang memiliki watak, pengetahua1i dan ketramPilan untuk pembafl bangsa clan negara di berbagai bidang.
Sekolah itu hendaknya mempunyaj kurikulum, metode mengajar dan program yang menyenangkan, menantang dan
Basic Memorandum mi dikembangkan lebih lanjut dengan eksperimen-eksperimen di bidang pendidikan. Sejalan
dengan itu keluarlah Surat Keputusan Menteri P dan K No. 172/1971, tanggal 21 September 1971, tentang Sekolah
Pembangunan, Perkembangan lebih lanjut, sekolah pembangunan menjadi model inovasi dalam bidang pendidikan
Sekolah Menengah, di samping pembinaan terus-menerus pada sekolah-seko]ah kejuruan. Senafas dengan jalur
Arus inovasi juga meram bat ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sistem Kredit Semester (SKS) diberlakukan
di semua perguruan tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri atau pun perguruan tinggi swasta. Pada tahun 1985
diwajibkan menggunakan SKS tanpa kecuali, baik perguruan tinggi negeri atau swasta. Dengan sistem SKS, lama
pendidikan di perguruan tinggi menjadi lebih singkat. Berdasarkan program lama, program serjana semula
berlangsung selama 5 — 6 tahun. Dengan sistem SKS, program sarjana (Si) hanya berjangka waktu 4 tahun.
Selain dan itu dalam sektor pendidikan tenaga kependudukan, diintroduksi paket-paket program Di, D2 dan D3
untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan mulai dan tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas.
Pembaruan-pembaruan dalam bidang pendidikan itu, heAtujuan untuk mempercepat pemenuhan tenaga-tenaga
terdidik pada aspek lain. Aspek lain yang tidak kalah pen. tingnya adalah untuk meningkatkan mutu lulusan pada
Pendidikan n onformal adalah pendidikán yang dilakukan secara teratur, dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu
ketit mengikuti peraturan-peraturan yang tepat, seperti pada pendidikan formal di sekolah. Karena pendidikan
nonformal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam Iingkungan fisik seklah, maka pendidikan nonformal
diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah. Oleh karena pendidikan nonformal dilakukan di luar sekoiah, maka
sasaran pokok adalah anggota-anggota masyarakat. Sebab itu program-program pendidikan nonformal harus dibuat
sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat para konsumen pendidikan.
Berdasarkan penelitian di lapangan, pendidikan nonformal sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat yang belum
sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal karena sudah terlanjur lewat umur atau. terpaksa
putus sekoiah, karena suatu hal. Akhirnya tujuan terpenting dan pendidikan nonformal adalah program- program
yang didasarkan kepada masyarakat harus sejalan dan terintegrasi dengan program-program pembangunan yang
Di kalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sening dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan Masyarakat. Tim Penggerak Pembinaan ICesejahteraan Keluarga (Tim Penggerak PICK) pada
tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/kepala desa. Di. luar itu organisasi-organisasi wanita seperti Dharma Wanita
dalam program bakti sosial kepada masyarakat acapkali melaksanakan program-program dalam bentuk paket
Untuk lebih menjamin fungsionalnya program pendidikan nonformal, perlu kiranya Badaniendidikarr yang
mempunyai kewenangan policy pendidikan tadi disatukan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang
Program pembangunan di pedesaan adalah sebagai salah satu garapan pokok pemerintah dengan tujuan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat pedesaan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Oleh
karena karakteristik masyarakat pedesaan akan berlainan dengan kondisi dan karakteristik masyarakat perkotaan,
maka metode dan teknologi yang akan dipergunakan harus sejalan dengan kemampuan para pelaksana pembangunan
di pedesaan. Berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yang cukup mendesak bagi pelaksanaan pembangunan di
pedesaan, maka oleh para perencana pembangunan pedesaan diintroduksi Teknologi Tepat Guna (VI‘G). Apa itu
TTG? TIG adalah seperangkat model- model teknologi yang sederhana, dirancang sedemikian rupa untuk
penggunaan-penggunaan di pedesaan. Teknologi yang dibicarakan ialah sarana meningkatkan taraf hidup masyarakat
beban sehari-hari, khususnya bagi kaum wanita (Drs. Moerdiyono, dkk., 1982 : 13).
Contoh-contoh:
TTG yang serupa, telah dilaksanakan di negara-negara anggota ASEAN, terutama di Filipina, Di luar negara-negara
anggota ASEAN, PIG seperti itu dilaksanakan di pedesaan India, Pakistan dan Bangladesh.
Dengan sistem TI‘G, akselerasi pembangunan di pedesaan Indonesia diharapkan dapat lebih cepat. Dengan begitu
harapan untuk mencapai masyarakat adil makmur akan Segera terwujud, menjadi kenyataan, terutama bagi
masyarakat pedesaan
c. Pendidikan Informal.
Pendidikan informal yakni pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari
dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke hang kubur, di dalam lingkungan keluarga, masyarakat
Apakah ada pendidikan formal bagi pengemudi becak? Jelas tidak ada. Jika seorang pertama kali mencoba
mengemudi, atau lebih tepat dikatakan mengendalikan becak, ia akan menemui kesulitan. Kalaupun ada temannya
yang baik hati, temannya pun akan mengatakan lebih kurang; cara memegang kemudi begini, kalau akan membelok
harus bersikap begini dan begitu. Seterusnya si calon pengemudi becak itu akan berjalan sendiri. menjalankan becak
di suatu tanah lapang atau di jalan yang lengang. Berdasarkan naluri dan pengalaman yang didapat dan kegiatan
sehari-hari ia merasakan lebih man- tap mengendalikafl becak. Atas dasar itu sebenarnya abang becak tadi telah
Hal yang serupa berlaku pada calon tukang saclo. Tentu tidak ada pula sekolah pengemudi sado, dokar atau delman.
Mereka akan mendapatkan pendidikan informal berkat ketajaman naluri, keberanian bertindak dan ketekunan dalam
kegiatan sehari-hari sebagai tukang sado. Hanya akan terjadi perbedaan antara tukang sado dengan tuang becak.
Kalau tukang sado, dengan menghadapi makhluk yang bernyawa seperti kuda, lebih dahulu ia harus mengadakan
―pendekatan baLm‖ dengan kuda sebagai partnernya. ―Kontak batin‖ dengan kudanya itulah Ia akan mendapatkan
nila-nilai pendidikan informal yang sangat membantu kehidupannya sehari-hari. Mustahil ia akan dapat menjadi
tukang sado yang balk, jika lebih dulu tidak nngetahUi secara pasti sifat-sifat buruk atau baik dan kudanya dengan
cara pendekatan batin, atau lebih tepat kalau disebut pendekatan naluriah aau intuisi. l3agairriana ia harus menarik
tali kendalj ketika akan berangkat atau berhenti, selern but atau sekeras apa? Tidak pasti. Bagaimana kalau ia ingin
mernacu sado dengan muatan penuh pada jalan mendak] atau menu- run? Tentu diperlukan ―pehdekatan batin‖ serta
trik-trik Lertentu agar kudanya tidak tersungkur, atau ía tidak akan menyentak tali keridali agar kudanya tidak terlalu
tegak mendongak ketika jalan naik mendakj. Pendeknya dan pengan.pengalarn dalam aktivitas sehari-hari itulah sang
tukang sado akan mereguk ese.nsi pendidjkan infornal dan sektor persadoan. Apakali anda pernah mendapatkan
Lembaga.lembaga Pendidikan yang bersifat tekriis dan sangat teknjs di bawah naungan suatu departemen
bertanggung jawab Iangsung kepada Menterj yang mernbawahj departemen tersebut. Lembaga.lembaga pendidikan
yang her. naung di bawah suatu departemen atau nondeparterne lazim disebut Pusat Pendjdjkan dan Latihan (bersifat
teknis).
Departeen Keuangan dengan lembaga pendidikan Sekolab Tiziggi Akuntansj Negara (STAN).
Lembaga-lembaga Pendidikan dan Latihan nondepartemen dimiliki oleh LIPI, Batan, Lapan, Pertamjna, PT.
Nurtanjo, Badan Koordjnasj Survey Tanah Nasiona] (Bakosurtanal) dan lain-lain. Semuanya itu bertujuan untuk
meningkatkan skill insan-insan pelaksana pembangunan, agar dalam fungsinya sebagai abdi negara dan abdi
Peranan pemuda di dalam masyarakat dapat kita bedakan atas dua hal, yaitu
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan din dengan tuntutan lingkungan.
Peranan pemuda sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi mendukung tradisi dan yang oleh sebab itu
dengan sendininya berusaha mentaati tradisi yang berlaku, kebudayaan yang berlaku dalam tingkah laku perbuatan
masing-masing. Dalam hubungannya dengan persoalan mi menjadi kewajiban bagi pemuda untuk melestarikan
kebudayaan bangsa.
Peranan pemuda sebagai individu-individu yang berusaha menyesuaikan din, baik dengan orang-orang atau golongan
yang berusaha mengubah tradisi, dengan demikian akan teijadi perubahan dalam tradisi dalam masyarakat.
Kedua jenis peranan pemuda di atas bisa mengakibatkan sumbangan pada usaha pembangunan maupun merupakan
hambatan terhadap usaha pembangunar. Pemuda yang berusaha untuk menjadi pendukung tradisi, pendukung
kebudayaan bisa merupakan bantuan dalam usaha-usaha pembangunan, tapi juga bisa menjadi
penghambatlpenentang pembangunan. Begitu juga pemuda yang berusaha mengubah tradisi belurn tentu mengur
tungkan pembangunan.
Yaitu jenis pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan-perubahan d.alam masyarakat, tidak ingin untuk
mengadakan-perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk
Kebudayaan seniman dan sastrawan tergolong dalam jenis mi Misalnya Chairil Anwar dan sebagainya.
Pemuda-pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam
masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dan masyarakat dengan melakukan
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tak bisa
menenima kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun
dalam tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
Asas edukatip
(a) Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luargenerasi muda, didasarkan pada asas
(b) Pembinaan dan pengembangan oleh sesama generasi muda, didasarkan pada asas
Silih asih
Silih asah
Silih asuh
Berdasarkan atas asas mi pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dapat menumbuhkan, membantu dan
mengembangkan kemauan dan kemampuan generasi muda untuk membina dan mengembangkan dirinya sendiri dan
lingkungannya.
Pembinaan dan pengembangan secara swakarsa itu dilaksanakan selaras dan terpadu dengan berbagai aspek
kmampuan manusia yang seutuhnya dan sekaligus dengan berbagai bidang pembangunafl lainnya.
5) Asas pendayagunaafl dan fungsionalisaSi Mengingat banyaknya dan beranekaragafllnya organisasi pemuda yang
ada dewasa mi, maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi pelaksanaan
b. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
ditujukan pada pembangunan yang memiliki kesek‘rasan dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya,
yakni
Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian yang luhur dan falsafali hidup
Pancasila.Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke atas ialah pengembangan
insan ber-Ke Tuhanan Yang Maha Esa, yang bertakwa kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya, berbudi
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke dalam ialah pengembangan sebagai
insan biologis, insan intelek serta insan kerja guna mengembangkan bakat-bakat dan kern ampuan jasmaniah dan
rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang semaksimal mungkin dengan rnengembangkan faktorfaktor
dorongan) sehingga diperlukan kekuatanlkem ampuan untuk mempertahankan kepribadian dirinya (agama, adat dan
moral).
3) Orientasi ke luar terhadap lingkungan (budaya, soaial, dan moral) dan masa depannya.Pembinaan dan
Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk di sini adalah sebagai insan keija dan insan profesi yang
memiliki kemampuan untuk menggali,memanfaatkan, dan mendayagunakan sumber alam serta menjaga
kelestanannya.
pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depannya akan menumbuhkan
kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis serta menumbuhkan kesadaran bagi kesinambungan nilai-nilai luhur
Tujuan ycmg hendak dicapai dalam Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda/Pemuda adalah
Mernantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda Tahun 1928 dalam
Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berpegang
teguh kepada Pancasila sebagai satu-satunya idiologi dan pandangan hidup bangsa.
Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
Mewujudkan warga negara Indonesia di masa depan yang memihki kreatifitas kebudayaan nasional yang maju tetap
Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasionai,
pengembangan dan penerus nilai-nilai serta citacita Prokiamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jalur Pembinaan dan
Kelompok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda lewat jalur utama mi meliputi :
Jalur Keluarga
Dalam jalur keluarga mi pe]aksanaan pembinaan dan pengembmgan adalah orang tua serta anggota keluarga terdekat
yang merupakan lingkungan pertama dalam rangka pelaksanaan konsepsi pendidikan seumur hidup.
Pembinaan dan pengembangan melalui jalur mi termasuk di dalam organisasjorganj85j pemuda yang telah ada
selama mi.
Jalur kepemudaan melaluj KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Kelompok Pecinta Alam .... dan sehagainya.
ini bisa dilakukan melalui organisasi orang tua murid sedangkan untuk jalur pra sekolah bisa dilakukan dengan jalan
peningkatan penataan maupun pembakuan mutu dan para pendidiknya serta sarananya.
Jalur masyarakat
Jalur masyarakat yang nielembaga : lembaga penbadatan, organisasi sosial kemasyai.alcatan dan sebagainya.
Jalur masyarakat yang tidak melembaga : pergaulan sehari-hari, tempat rekreasj dan sebagainya.
Yang dimaksud denganjalur koordinatif di sini adalah jalur pemerintah.Sesuai dengan ayat 3 tentang generasi muda
Sistem pengkoordinasian tunggal melalui badan pembina kebijakan yang bernama Badan Koordinasi
Penyelenggaraan Pembinaan Generasi Muda di mana Departmen-departemen Pemerintah yang mempunyai program
kepemudaan/generasi muda duduk bersama dalam badan mi dengan maksud agar secara lintas sektoral kebijakan-
Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui satuan pengendali pembinaan generasi
Pengisian masa depan seperti yang dicita-citakan oleh Prokiamasi Kemerdekaan itu dengan sendininya menuntut
keterlibatan generasi muda. Sebab, apabila kita ingin membangun han esok yang lebih balk, maka di dalamnya telah
tercermin kepentingan yang sekaligus peranan generasi muda. Pembangunan yang tengah dikerjakan saat mi secara
keseluruhan tetap merupakan tugas, tanggung jawab dan milik kita bersama.
Untuk menjaga dan memelihara kesinambungan dan kelestarian sejarah bangsa kita, perlu menekankan pentingnya
keikutsertaan generasi muda dalam kegiatan pembangunan.Kesinambungan dan keiestarjan sejarah bangsa kita akan
dapat dipelihara, kalau generasi muda tidak duduk sebagai penonton, melajnkan naik ke atas pentas sejarah
bangsanya, ikut aktif mernegang peranan pelaksana pe!nbangunan bangsanya. OIeh karena itu untuk pernberj bentuk
dan isi masa depan sejarah bangsanya, maka pupuklah semangat kepeloporan, keberanjan memikul tanggung jawab
dan resiko. Wujud nyatanya hams dilakukan dalarn perbuatan dan pengabdian dan sekali-kali bukan dalam arigan-
Dalam hubungannya dengan sosialisa.sj generasi rnuda khu. Susnya mahasiswa telah nielaksanakan proses
sosiajjsasj dengan balk dan dapat dijadikari eontoh untuk generasi muda, mahasjswa pada khususnya pada saat mi.
Prokiamasi Kemcrdekaan 17 Agustus 1945 ternyata perlu ditebus dengan pengorbanan yang tinggi. OIeh karena
segera setelah prokiamasi Pemuda Indonesia niembentuk organisasj, balk yang bersifat politik maupun militer.
Dekrjt Presiden 5 JuJi 1959 rnenetapkan bahwa Republik Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
landasan konstjtusjonai Kemudian Presiden Soekarrju mencarnkan Idenya yang kemudian terkenal dengan
Demokrasj Terpirnpin, yang bertujuan untuk mengendaijkan kekuatan-kekuatan politik yang saling bertentangan.
Keadaan Yang dernikian dimanfaatkan oleh golongan komunis (PKI) untuk lebib memantapkan peranannya dalam
dunia politik.
Timbulnya ide NASAKOM, yang berdasarkari atas pengkotakan golongan masyarakat dalam 3 goongan, ialah
golongan Nasional, golongan Agama dan goongan Komunis. Kenvataan demikjan juga rnempengaruh i kehi dii pan
peni uda i‘m ahasisWa, yang tidak terlepas adanya pengkotakan-pengkotakan tersehut. Dengan pengkotakan tersebut
yang terjadi bukannya persatuan dan kesatuan, tetapi justru perpecahari yang dialami. Perpecahan inilah yang selalu
dinanti-nantikan oleh golongan Komunis. Sebab golongan Komunis bisa Iebih memantapkan peranannya di bidang
politik, keadaan mi berlangsung sampai pada puncaknya adalah meietusnya 0 30 SIPKI pada tahun 1965.
Aksi-aksi pengganyangari terhadap PM timbul secara spontan dan masing-masing golongan, kemudian
Front Pancasila mi mengilhami lahirnya kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang merupakan unsur penting
KAM1 menjadi pelopor pendobrak ke arah kehidupan baru yang kemudian dikenal dengan nama Orde Baru
(ORBA).
Barangsiapa menguasai generasi muda, berarti menguasal masa depan suatu bangsa, demikianlah bunyi suatu
pepatah. Dengan mengkaji lebih dalam arti apa yang tersirat dalam pepatah itu, berarti bahwa rnasa depan suatu
bangsa itu terletak di tangan generasi muda. Generasi mudalah yang harus menggantikan generasi sebelumnya
memimpin bangsanya.
Jumlah yang sedikit tersebut, bagi pemuda yang sempat duduk di perguruan tinggi, mempunyai kewajiban untuk
menyumbangkan tenaganya kepada masyarakat. Kalau tidak Iebih mendalarn, maka mahasiswa pada garis besarnya
Agent of change
Agent of development
Agent of modernization.
Sebagai Agent of change mahasiswa bertugas untuk mengadakan. perubahan-perubahan dalam masyarakat, ke arah
perubahan dalam masyarakat, ke arah perubahan yang lebih balk. Perubahan yang bersifat kemanusiaan, di mana
pengetahuan yang diterhna dalam pendidikan dipakai demi pengabdian manusia, agar dapat hidup bermartabat.Hal-
hal yang tidak sesuai dan menghambat kemajuan haruslah diganti dengan hal-hal yang baru yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Dalam mengadakan perubahan harus memperlihatkan situasi dan kondisi di mana mereka berada.
Perubahan yang membawa kemajuan di negara lain belum bisa cocok untuk dilaksanakan di Indonesia. Sebagai
agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang yang bersifat fisik
maupun bersifat non fisik.Demi suksesnya pembangunan, peranan mahasiswa tidak bisa diabaikan, justru
mempunyai peranan yang besar sekali. Mahasiswa diharapkan bertindak sebagai pelopor-pelopor dalam
pembangunan. Pembangunan tidak akan bisa berjalan dengan lancar bila.manusia-manusianya tidak giat bekerja.
Sebagai agent of modernization, mahasiswa dalam fungsi mi bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam
pembaruan. Dengan sendirinya macam pembaruan yang bagaimana yang harus dijalankan tidak terlepas dengan
lingkungan masyarakat selcitarnya. Tidak semua yang telah hidup yang berurat dan berakar di Indonesia dengan
begitu diubah dengan hal-hal yang baru. Belum tentu bahwa hal-hal yang baru itu bisa membawa kebahagiaan
kepada bangsa Indonesia, bahkan tidak jarang hal-hal yang baru itu justru menjerumuskan bangsa Indonesia ke
jurang kesengsaraan. Mahasiswa sebagai manusia yang mengalami pendidilcan cukup tinggi harus dapat memiih
mana yang perlu diubah dan mana yang masih tetap dipertahankan. Untuk suksesnya pembaruan yang hendak
dijalankan, mahasiswa tidak boleh meninggalkan masyarakat yang akan diadakan pembaruan.
RANGKUMAN
1. Bila dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki ciri-ciri khas
corak atau watak pergerakan/perjuangannya. Sehubungan dengan itu, sejak Kebangkitan Nasional, di
Indonesia pernah turnbuh dan berkembang tiga generasi yaitu Generasi 20-an,
Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya regenerasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelorn
pok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi mi berjalan sebagai hiasa-biasa saja, berlangsung secara
masyarakat suku-suku primitif, proses regenerasi dibakukan dalarn lembaga adat yang disebut Inisiasi. Oleh
karena itu sislem regenerasi seperti mi lebih tepat disebut sistem Regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya,
sistem regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat pada kader pimpinan para suku atau bangsa digemhieng
serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya, menggantikan generasi tua.
Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa, diperlukan u iltu k mem pertahankan kelangsungan eksistensi
serta keinambungan suatu generasi atau bangsa, di samping diharapkan terjaminnya kelestarian nilainilai
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa, Pemerintah Singapura telah menetapkan suatu
persyaratan-persyaratan yang ketat dan ―berat‖ untuk memilih calon-calon kader pimpinan bangsanya.
Dengan pola pikir dan tujuan yang hampir sama, Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah-
wadah forum komunikasi dan tempat menggembleng, menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan
bangsa yang tangguh dan merakyat. Hal semacam mi berlaku tidak Saja berlaku di Singapura dan di
4. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam pencaturan aksi-aksi Tritura, dan turut berperan dalam
mematangkan situasi lahirnya Supersemar. Namun demikian, setelah era Tritura Supersemar berlaku,
sebagian kecil dan mereka cenderung menempatkan din sebagai oposisi ―tidak resmi‖ dan Orde Baru yang
justru mereka juga turut memberi andil dalam rnenegakkan Orde Baru. Sikap oposisi yang diperlihatkan
oleh sebagian kalangan generasi muda itu, nampaknya berlatar belakang pada kurang diberi kesempatan
5. Dalam program pengembangan potensi tenaga usia muda di negeri-negeri Barat, antara lain di Amerika
Serikat, telah memberi kesempatan luas kepada generasi muda untuk mengembangkan ketrampilan dan
potensi dirinya, melaIui lembaga-lembaga negara-matipun swasta dengan fasilitas yang tersedia serba
6. Bangsa Indonesia tidak mau ketinggalan dalam program pembinaan potensi tenaga muda, agar menjadi
intelektual yang cakap, tangguh dan berbudi pekerti luhur di kemudian han. Cara yang ditempuh, mulai dan
generasi muda yang masih duduk di SLTP/SLTA dipancing dan dirang— sang kreativitasnya dalam Lomba
Karya Ilmiah Remaja secara Nasional. Acara itu diasuh dan dikoordinasi lang- sung oleh LIPI. Ternyata
setiap tahun peserta lomba Semakin bertambah jumlahnya, dengan peserta-peserta dan seluruh propins di
Republik Indonesia.
7. Bidang-bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-ntenaga trampil
dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang, yaitu: Pendidikan Formal,
sendini mengalami hambatan, karena mereka sendiri belum pernahmengalaminya, hingga tidak dapat
9. Dalarn rangka rnenegakkan kemerdekaan, para pemuda Sebagal pelopor, dan berdiri di garis paling depan
10. Dalam perjalanannya, bangsa dan negara Indonesia mengalami bermcam-macam hambatan, gangguan,
11. Menyadari akan tugasnya sebagai generasi penerus, maka para pemuda/mahasiswa tampil ke depan untuk
meluruskan kembali cita-cita nasional yang telah diselenggarakan oleh perrierintah Orde Lama serta
menggantinya dengan pemerintah Orde Baru yang sesuai dengan Pancasila danUUD 1945.
12. Setelah tegaknya pemerintah Orde Baru para pemuda berperan serta dalam pembangunan di segala bidang,
demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan IJUD 1945.
BABV
a. Hukurn
Sukar kiranya untuk memberikan suatu definisi tentang hukum. Beberapa perumusan yang ada, masing-masing
menonjolkan segi tertentu dan hukum. Di dalam bukunya ―Pengantar Dalam Hukum Indonesia‖, Utrecht
niembenikan batasan hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan (penintah.penintah atau larangan4arangan) yang
mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
Selain Utrecht beberapa Sarjana Hukum Indonesia lainnya telah pula merurnuskan definisi hukum. Di antaranya
adalah JCT. Simorangkir SH. dan Woerjono Sastropranoto SH. yang mendefinisikan hukum sebagai peraturan-
peraturan yang memaksa, yang menentukan tingkah Iaku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh
Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu. — perintah atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang.
Agar tata tertib dalarn masyarakat dapat dilaksanakan dan tetap terpelihara dengan balk, perlu ada peraturan yang
mengatur dan memaksa tata tertib itu untuk ditaati yang disebut kaidah hukum. Dan kepada barangsiapa yang
melanggar balk disengaja atau tidak, dapat dikenai sani yang berupa hukuman.
Akan tetapi ternyata tidak setiap orang mau menaati kaidah hukum tersebut, oleh karena itu agar peraturan hidup itu
benar-benar dilaksanakan dan ditaati, maka penlu dilengkapi dengan unsur memaksa. Dengan demikian hukum
mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Sehingga hukum menjadi peraturan hidup yang dapat rnemaksa orang
untuk menaati serta dapat memberikan sangsi tegas terhadap setiap orang yang tidak mau mematuhinya.
b) Sumber-surnber Hukum
Ialah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang memaksa, yang kalau
Sumber hukum dapat ditinjau dan segi formal dan segi material.
Sumber hukum material dapat kita tinjau lagi dan berbagai sudut, misalnya dad sudut politik, sejarah, ekonomi dan
lain-lain.
Ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh
penguasa negara;
2) Kebiasaan (costum)
Ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulangulang dalani hal yang sama dan dit.enima oleh masyarakat.
3) Keputusan-keputusan hakim (Yurisprudensi) Ialah keputusan hakim terdahulu yang sering dijadikan dasar
4) Traktat (treaty)
Ialah perjanjian antara dua orang atau lebih mengenai Sesuatu hal, sehingga masing-masing pihak yang bersangkutan
Ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim dalam menyelesaikan suatu masalah.
c) Pembagian Hukum
-— Hukum Traktat, ialah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara dalarn suatu perjanjian antar negara. Hukum
— hukum tertulis yang dikodifikasikan ialah hukum tertulis yang telah dibukukan jenis-jenisnya dalam kitab
anggota-anggotanya.
Menurut ―waktu berlakunya‖ hukum dibagi dalam: lus Constitutum (hukum positif) ialah hukum yang berlaku
lus Constituendum ialah hukum yang diharapkan akan berlaku di waktu yang akan datang.
Hukum Asasi (hukum alam) ialah hukum yang berlaku dalam segala bangsa di dunia.
Hukum material ialah hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang ber wujud
Contoh: Hukum Perdata, dan lain-lain. Oleh karena itu, bila kita berbicara Hukum Pidana atau Perdata, maka yang
Hukum Formal (Hukum ProseS atau Hukum Acara) ialah hukum yang memuat peraturan yang mengatur bagaimana
cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau peraturan yang mengatur bagai mana cara-
caranya mengajukan sesuatu perkara ke muka pengadilan dan bagaimana caranya hakim memben putusan.
Hukum yang memaksa ialah hukum yang dalam keadaan bagaimana harus dan mempunyai paksaan mutlak.
Hukum yang mengatur (pelengkap) ialah hukum yang dapat dikesampingkan, apabila pihak yang bersangkutan telah
Hukum Obyektif ialah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan
tertentu.
Hukum Subyektif ialah hukum yang timbul dan hubungan obyektif dan berlaku terhadap seseorang tertentu atau
Hukum Privat (Hukum Sipil) ialah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya,
Hukum Publik (Hukum Negara) ialah hukum yang mengatur hubungan antara negara dan alat perlengkapan atau
Negara sebagai organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan dan warganegaranya, serta menetapkan cara-cara dan batasbatas sampai di mana kekuasaan dapat
digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh warga negara, golongan atau oleh negara sencliri. Oieh karena itu
Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan asosial, artinya bertentangan satu sama lain supaya tidak
Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan
Pengendalian mi dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan perantaraan pemerintah beserta lembaga-
lembaganya. Kekuasaan negara mempunyai organisasi yang teratur dan paling kuat, oleh karena itu semua golongan
atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menetapkan din dalam rangka in Pentingnya sistem
hukum mi sebagai perlindungan, bagi kepentingan-kepentingan yang telah melindungi kaidah agama, kaidah
kesusilaan dan kaidah kesopanan. Meskipun kaidah-kaidah tersebut ikut berusaha menyelenggarakan dan
perlindungan kepentingan orang dalam masyarakat, tetapi belum cukup kuat untuk melindunginya mengingat
terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur. Bahkan berarti kepentingan warga masyarakat tidak terpenuhi
oleh kaidah agama, kesusilaan dan kesopanan, tetapi tidak cukup terlindungai atau terjamin. Sebab mungkin saja
terlaksana dengan kaidah tersebut, untuk melindungi lebih lanjut kepentingan yang telab dilindungi kaidah-kaidah
tadi perlu sistem hukum. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat disebut
hukurn positif. Istilah hukum positif dimaksudkan untuk menandai ―differentie‖ dan hukum terhadap kaidah-kaidah
lain dalam masyarakat, tampil lebih jelas, tegas dan didukung oleh perlengkapan yang cukup agar diikuti anggota
masyarakat. Sebagai atnibut posi. tif mi adalah: Pertama, bukanlah kaidah sosial yang mengambang atau tidak jelas
bentuk dan tujuannya. Sehingga dibutuhkan lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dengan jelas tujuan yang
hendak dicapai oleh hukum. Kedua, dihutuhkan staf (personalia) yar‘g menjaga berlakunya hukum, seperti posisi,
Sifat dan peraturan hukum tersebut adalah memaksa dan menghendaki tujuan yang lebih dalam, pengertian memaksa
bukanlah senantiasa dipaksakan apabila tindakan sewenangwenang. Sebab hukum itu sebagai kongkretisasi danipada
sistem nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, yang perlu mempertimbangkan tiga hal yaitu: Sistem norma,
sebagai sistem kontrol dan sebagai sistem engineering (pemegang kekuasaan mernelopori proses pengkaidahannya).
Sehingga hukum diartikan sebagai serumpunan peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk melindungi
Hukum tidak lain hanyalah merupakan sarana bagi pemerintah atas tangan-tangan yang berkuasa untuk mengerahkan
cara berpikir dan bertindak dalam rangka kebijakan tujuan nasional. Dalarn kediniannya secara intern tidak ada
sangkutpaut dengan ―kaidah‖ dan ―kebenaran‖ dalam makna dan hakiki yang sebenarnya, dalam rangka
konseptualisasi hokum selalu berpihak, selalu berwarna dan memang yang terpancang dalam kamus hukum hanya
dirasakan dan dialami, bermakna dan berwujud relatif serta karakter dan sosial, budaya, struktural dan agama
sekalipun.
Agar masyarakat siap memakai hukum positif, perlu mempelajari manajemen hukum dan kultur hukum. Sebab
(2) Struktur dan (3) Kultur. Manajemen hukum memikirkan bagaimana mendayagunakan sumber daya dalam
masyarakat untuk mengatur masyarakat melalui hukum. Kultur hukum adalah nilai dan sikap dalam masyarakat
mengenai hukum.
Untuk menganalisa lebih tajam apa sebenarnya hukurn, maknanya, peranannya, dampaknya dalam proses interaksi
3) Hukum tetap mengabdikan din untuk menjamin kegiatan masa sistem dan bentuk pemerintahan.
4) Meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan tidak selamanya disambut dengan tangan terbuka.
7) Jangan apriori bahwa hukum adat lebih baik dan hukum tertulis.
8) Jangan mencampur-adukkan substansi hukum dengan cara atau proses sampai terbentuk dasar diundangkannya
hukum.
9) Jangan mencampur-adukkan ―law in activis‖ dengan ―law in books‖ dan aparat penegak hukum.
10) Jangan menganggap sama aspek terjang penegak hukum dengan hukum.
Oleh karena itu hukum tidak dapat dipahaini tanpa memperhatikan faktor sosial budaya dan struktur negara, dan
masyarakat tidak mungkin bermakna dan berada tanpa hukum, mulai bayi sampai dewasa, menikah dan meninggal
dunia perlu ketentuan perundang-undangan yang mengaturnya, bahkan ―masuk surga‖ sekalipun.
Bagi masyarakat modern atau masyarakat primitif, hukum akan selalu berfungsi, sebab hukum dapat diartikan
sebagai hukum tertulis dan tidak tertulis. Tidak tertulisnya hukum dalam hentuk peraturan perundang-undangan tidak
mengurangi keheradaan dan kehadiran hukum. Hanya bentuk, perwujudan dan penampilannya yang tidak dapat
dibayangkan seperti pada masyarakat sekarang. Apakah hukum itu dalam embrionya bertumbuh dan cara (usage)
menuju ke kebiasaan (folk-ways), terus ke kelakuan (costum), untuk kemudian ke hukum adat, dan entah dan tahap
mana dan kapan hukum tertulis menampakkan din. Dalam menganalisa adanya pencampur-adukan menganalisir
hukum sampai diungkapkannya hukutn, perlu dirniliki pengetahuan sosial, budaya dan struktur masyarakat Indonesia
Dalam pemahaman sosiologis, hadirnya hukum adalah untuk diikuti atau dilanggar. Tetapi ada penilaku yang tidak
sepenuhnya digolongkan kepada mematuhi liukum atau melanggar hukum yaitu penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial lebih luas daripada pelanggaran hukum, yaitu perbuatan yang tidak sesuai dengan kaidah yang
ada sebagai unsur yang membentuk tatanan sosial. Penyimpangan sosial tidak segera mempunyai arti pelanggaran
hukum, dapat pula mengandung arti suatu penafsiran terhadap kaidah hukum yang formal. Hukum sebagai kerangka
luar, lebih banyak memuat stereotip perbuatan danipada diskripsi mengenai perbuatan itu sendiri; akan berhadapan
dengan tatanan di dalam danipada kehidupan sosial yang lebih substansial sifatnya, sehingga orang (enaerung untuk
memberikan penafsirannya sendiri terhadap hukum, dan yang demikian lalu hanya berfungsi sebagai pe(loman saja.
Penafsiran itu membuat hukum menjadi terang terhadap keadaan kongknit dalam masyarakat. Antara penyimpangan
sosial dan hukum terdapat hubungan yang erat, di mana hukum diminta bantuan untuk mencegah dan menindak
terjadinya penyimpangan. Ancaman pidana terhadap pencurian, pembunuhan, penggelapan dan sehagainya adalah
contoh-contoh dan pengangkatan perilaku sosial yang menyim.. pang ke dalain hukum. Tetapi tidak semua bentuk
penyimpangan sosial dapat diangkat menjadi hukum, sebab ada persyaratan minimum etis, artinya ada ambang batas
bagi pencantumannya ke dalam hukum seperti perilaku kebenaran ada anak-anak muda. Akhirnya, dapatlah
dikatakan mudah untuk menilai hukum, perlu waktu panjang, bertahap dan hukum ingin memanusiakan manusia itu
sendiri.
b. Negara
Negara merupakan alat dan masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam
masyarakat.
Oleh karena itu, sehagai organisasi, negara dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan
kekuasaan serta dapat menetapkan tujuan hidup bersama. Dengan perkataan lain, negara mempunyai 2 tugas utama,
yaitu:
1) Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu dengan lainnya.
2) Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakalA tujuan bersama yang disesuaikan
Dengan demikian, sebagai organisasi, negara mempunyai kekuasaan yang paling kuat dan teratur.
a) Sifat-sifat Negara.
Sebagai organisasi kekuasaan tertinggi, negara mempunyai sifat khusus yang tidak melekat pada organisasi lain.
Sifat tersebut melekat pada negara karena penjelmaan (manifestasi) dan kedaulatan yang dimiliki. Adapun sifat
tersebut adalah:
1) Sifat memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal agar
2) Sif at monopoli, artinya negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dan masyarakat.
3) Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan mengenai semua orang tanpa terkecuali.
b) Bentuk Negara
Dan erat tidaknya serta sifat hubungan suatu negara ke dalam maupun ke luar, dapat kita bedakan antara bentuk
negara dan bentuk kenegaraan. Disebut bentuk negana jika hubungan suatu negara ke dalam (dengan daerah-
daerahnya) maupun ke luar (dengan negara lain) ikatannya merupakan suatu negara. Sedang bentuk kenegaraan ialah
jika hubungan ke dalam maupun ke luarnya, ikatannya bukan merupakan suatu negara.
Dalam teori modern sekarang mi, bentuk negara yang terpenting adalah: Negara Kesatuan dan Negara Serikat.
(a) Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi. Di dalam sistern in segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan
diurus Pemenintah Pusat. Dengan kata lain, Pemerintah Pusat memegang seluruh kekuasaan dalam negara.
Keuntungannya:
luruh negara.
Kerugiannya:
— rakyat kurang mendapat kesempatan untuk turut serta dan bertanggung jawab terhadap daerah.
(b) Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi. Di dalain sistem mi, derah diberi kewenangan untuk mengatur dan
Adalah negara yang terjadi dan penggabungan beberapa negara yang semula berdiri sendiri sebagai negara yang
merdeka, berdaulat, ke dalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk melaksanakan urusan secara bersama.
Setelah menggabungkan din, masing-masing negara itu melepaskan sebagian kekuasaan dan menyerahkan kepada
Negara Federalnya. Kekuasaan yang diserahkan disebutkan secara satu persatu (iimitatif) dan hanya kekuasaan yang
disebut itulah yang diserahkan. Dengan demikian, kekuasaan asli ada pada Negara Bagian. Dan biasanya yang
diserahkan adalah urusan luar negeni, pertahanan negara dan keuangan. Perbedaan antara Negara Kesatuan yang
didesentralisir dengan Negara Senikat Negara Kesatuan yang dide- Negara Serikat sentralisir Asal usulnya:
Ada 2 pembuat UUD yaitu Pemerintah Federal dan Pcmerintah Negara Bagian. Sehingga ada 2 UUD yang betlaku.
Ada negara kesatuan dahulu banu kemudian dibentuk daerah otonom. Ada negara bagian terlebih dahulu, banu
membentuk negara senikat. Kewenangan membuat UUD Hanya ada satu pembuat UUD yaitu Pemerintah Pusat.
Setiap negara mesti mempunyai suatu wilavah tertentu. Wilayah itu terdiri dan wilavah daratan, wilayah perairari
(yang ditentukan dengan perjanjian) dan wilayah udara (di atas darat dan lautan).
Batas-batas wilayah suatu negara ditentukan dalam perjanjian dengan negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian
Antar Negara (Intern asional). Apabila dilakukan antara dua negara disehut Perjanjian Bilateral, dan apabila
Yang termasuk suatu negara adalah semua orang yang ada di dalam wilayah negara. Déngan demikian rakyat suatu
negara dapat terdiri dan herbagai macam golongan. Namun demikian, setiap orang yang ada dalarn wilayah negara
itu harus patuh kepada hukum dan Pemerintah negara tersehut. Tentang rakyat mi akan diuraikan tersendiri dalam
uraian warganegara.
Sebagai suatu organisasi, maka negara harus mempunyai badan yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan
serta melaksanakan peraturan yang mengikat warganya, yang disebut Pemerintah. Tentang Pemerintah mi
Bahwasanya negara itu mempunyai tujuan adalah merupakan hal yang jelas, bahkan tujuan negara itu merupakan
suatu hal yang sangat penting, karena segala sesuatu dalam negara itu akan diarahkan untuk mencapai apa yang
menjadi tujuan tersehut. Atau dapat pula dikatakan bahwa negara itu merupakan alat yang digunakan untuk
Negara yang mempunyai tujuan perluasan kekuasaan Semata disehut Negara Kekuasaan. Ajaran mi memberikan
suatu anggapan hahwa kekuasaan itu berarti kebenaran. Di dalam mencapai tujuan mi, maka negara dan rakyat
dipisahkan dengan tegas. Rakyat hanya merupakan alat dan menjadi korban helaka.
Tujuan lain dan perluasan kekuasaan adalah untuk mengatur keamanan dan ketertiban negara. Walaupun nanti dalam
prakt3knya keadaan negara tidak berbeda dengan Negara Kekuasaan. Dengan perluasan kekuasaan negara, maka
kehebasan dan kemerdekaan rakyat menjadi terbatas. Hal mi karena semua lapangan kehidupan diawali, dijaga dan
dicampuri oleh alat-alat kekuasaan negara. Sehingga negara dengari tujuan mi disebut juga Negara Kepolisian.
Di sini negara mempunyai tujuan ketertiban hukum dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Dalam hal mi
Pemerintah hanya menjaga jangan sampai ketertiban itu terganggu, dan agar segala sesuatunya berjalan sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu negara mi disebut Negara Hukum.
Walaupun kalau kita lihat, tujuan negara hukum adalah juga untuk kesejahteraan umum, tetapi negara yang bertujuan
menyelenggarakan kesejahteraan umum yang disehut Negara Kesejahteraan (Welfare State) mi ternyata lebih tegas
merumuskan daripada negara hukum. Dalam negara kesejahteraan, negara hanyalah merupakan alat dan manusia
Walaupun ada beberapa teori tujuan negara, namun yang menjadi tujuan dan Pemerintah Negara Republik Indonesia
adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 ―Kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu pe merintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan hangsa, dan ikut melaksanakan
(a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, berarti hahwa Negara Indonesia tidak
mengadakan pembedaan terhadap suku, agama, ras dan golongan dalam membawa rakyatnya ke arah tujuan yang
dicitacitakan.
mi berarti bahwa negara Republik Indonesia menghendaki agar semua warga dapat mengenyarn kesejahteraan,
bukan hanya dinikmati oleh beherapa orang atau segolongan orang tertentu saja.
lapangan pendidikan.
Sejak Indonesia mencapai kemerdekaannya, maka tidak henti-hentinya Pemerintah dan bangsa Indonesia membantu
perjuangan bangsa-bangsa yang dijajah. Di samping itu juga turut berusaha dengan aktif meredakan ketegangan
Kedaulatan merupakan unsur penting dalam suatu negara, karena kedaulatan mi yang akan membedakan organisasi
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. OIeh karena itu negara mempunyai kekuasaan tertinggi untuk memaksa
Di samping itu, negara juga harus mempertahankan kernerdekaaannya yang tetah dimiliki serta mempertahankan
kedaulatan ke luar (external sovereighnity). Untuk itu negara menuntut kesetiaan yang mutlak dan warganya.
(1) Permanen
Artinya walau badan yang memegang kedaulatan itu berganti, kedaulatan negara masih tetap ada. Kedaulatan hanya
(2) Absolut
Artinya di dalam negara tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi dan kekuasaan negira.
Walaupun kekuasaan pemenintahan memang dapat dibagi-bagi, tetapi kekuasaan tertinggi dan negara tetap tidak
dapat dibagi-bagi.
Berarti kedaulatan suatu negara itu rneliputi setiap orang dan setiap golongan yang ada dalam suatu negara tanpa
terkecuali.
kehendak Tuhan. Oleh karena itu Pemerintah wajib menggunakan kedaulatan tersebut sesuai dengan kehendak
Tuhan.
Teori mi menyatakan bahwa negara terbentuk karena sekelompok marnisia yang semula hidup sendiri-sendiri dan
mengadakan perjanjian untuk membentuk suatu badan yang diserahi kekuasaan menyelenggarakan ketertiban dalam
masyarakat. Jadi bila masyarakat tunduk kepada Pemerintah, sebenarnya masyarakat tunduk kepada kemauannya
sendiri!kemauan umum. Dengan kata lain, Pemerintah diberi kekuasaan oleh rakyat yang berdaulat itu, dan
Teori mi mengatakan bahwa negara terjadi karena kodrat alam, demikian pula kekuasaan yang ada. Karena itu
kedaulatan dianggap ada sejak adanya/lahirnya negara. Sehingga, negaralah yang dianggap sumber kedaulatan.
Hukum ada karena dikehendaki negara, oleh karena itu negara tidak dapat dibatasi hukum karena hukum adalah hasil
Teori mi merupakan kebalikan teori kedaulatan negara. Teori mi menganggap bahwa kedudukan dan martabat
hukum lebih tinggi dan negara. Dengan demikian hukumlah yang berdaulat. Karena arti hukum tidak hanya terbatas
pada peraturan-peraturan tertulis saja, tetapi juga segala kebiasaan yang ditaati masyarakat.
Sampai sekarang tidak ada kesepakatan di antara para ahli sendiri tentang apa arti sebenarnya daripada hukum. Hal
mi dapat dimengerti, bila disadari betapa luasnya lingkup hukum, yang meliputi semua bidang kehidupan
masyarakat.
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto mencoba menghimpun berhagai pengertian yang diberikan oleh
1) Hukum sehagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemik
iran.
2) Hukuni sehagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenvataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
3) flukum sehagai kaidah, akni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan.
4) Hukum sehagai tata hukurn, yakni struktur dan proses perangkat kaidahkaidah hukum yang berlaku pada suatu
5) Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan
6) llukum sehagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut ― decision-making not strictly
governd by legal rules, but rather with significant element of personal judgement‖ (Wayne Laa Favre, 1964) oleh
karena itu yang dimaksudkan dengan diskreksi adalah ―authority conferred by law to act in certain conditions
situations in accordance an official‘s or an agency‘s own conside red judgement and conscience. It is an idea of
morals, belong in to the twilight zone between law and morals (Rescoe Pounds, 1960).
7) Hukum sebagai proses pemerintah, yaitu proses sehuhungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dan sistem
kenegaraan. Artinya, hukum dianggap sebagai ―a command or prohibition emanating from the authorized agency of
the state and backed up by the authority and the capacity to exercise force which is characteristic of the state (Henry
Pratt, et.al., 1976). Dengan demikian yang dimaksudkan dengan hukum adalah‖
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Sendi-sendi flmu Hukum dan Tata 1-lukurn, Penerbit Alumni,
Bandung, 1979, h. 12 – 14
the normative live of a state and its citizens, such as le.. gislation, litigation, and adjudication (Donald Black,
• 1976).
8) Hukum sebagai sikap — tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yaitu perikelakuan yang diulang-ulang
9) Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dan konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan
Pentingnya mengadakan identifikasi terhadap pelbagai arti hukum adalah untuk mencegah terjadinya
Lagi pula anti hukum pada suatu kurun waktu tertentu tidak akan lepas; dan pemikiran-pemikiran lain yang hidup
pada zaman tersebut. Terutama sekali, hukum mempunyai hubungan yang erat dengan negara, sehingga setiap telaah
terhadap negara akan ikut menentukan tentang apa yang dimaksud dengan hukum. Sedangkan pandangan terhadap
hukum dan negara berkaitan erat dengan pemikiran tentang semua gejala yang ada, yaitu suatu sistem filsafat
tertentu.
Pendapat para sarjana rnengenai hubungan antara negara dan hukum pada garis besarnya dapat disederhanakan
a) bahwa negara lebih tinggi danipada hukum, mi merupakan pandangan yang bersumber pada teori absolutisme
negara;
h) negara, sebenarnya adalah identik atau sama dengan hukum, mi adalah pandangan yang menolak setiap dualisme
c) negara harus tunduk pada hukum, pendapat mi dikemukakan oleh penganut teoni kedaulatan hukum.
Salah seorang di antara berpendapat bahwa negara mempunyal kedudukan yang lebth tinggi daripada hukum adalah
Puchta, munid seorang pemikir terkenal di bidang hukum yang bernama Friednick Von Savigny. Savigny
berpendapat bahwa hukum tumbuh bersama pertumbuhan bangsa (rakyat), menjadi kuat bersama dengan kekuatan
bangsa dan akhirnya mati (punah) ketika suatu bangsa kehilangan kebangsaan.‘ Puchta menenima pendapat gurunya
bahwa hukum bersumber dan jiwa bangsa (volkgeist). Lebih jauh lagi Puchta berpendapat bahwa hukum timbul dan
jiwa bangsa secara langsung dalam pelaksanaannya (dalam adat-istiadat orang-orang); secara tidak Iangsung hukum
timbul dan jiwa bangsa melalui undangundang (yang dibentuk oleh negara) dan melalui ilmu pengetahuan hukum
(yang merupakan karya ahli-ahli hukurn). Keyakinan hukum yang hidup jiwa bangsa harus disahkan melalui
kehendak umum masyarakat yang terorganisasi dalam negara. Bahkan adat-istiadat bangsa maupun hasil pemikiran
ahli-ahli hukum hanya berlaku sebagai.hukum sesudah disahkan oleh negara. Teoni inilah yang sebenarnya berakar
dan t.eori absolutisme negara dan positivisme yunidis.2 Pandangan Puchta mi senada dengan pendapat Theodor
Geiger, yang menelaah hukum melalui teori-teoni sosiologi. Geiger berpendapat bahkan satu-satunya hukum yang
Hans Kelsen, yang mencoba untuk menyusun suatu teoni murni tentang hukum, menolak pandangan dualisme
terhadap negara dan hukum. Menurut pendapatnya hukum dan negara adalah identik, karena negara tidak lain
daripada sistem sikap tindak manusia dan ketaatan dan paksaan sosial. Ketaatan pemaksa mi tidak beda dengan tata
hukum, karena dalam masyarakat hanya ada satu, dan bukan dua ketaatan pemaksa yang sah pada satu waktu. Jadi
negara tidak lebih tinggi danpada hukum, karena bila demikian berarti pendewaan terhadap negara dan hukum tidak
lebih tinggi dan negara, seperti penLihat dapat penganut aliran hukum alam yang ditentang ofeh Ke2)sen.
Di atas sudah diuraikan hahwa Krabhe berpendapat. mentaati peraturan negara bukan karena paksaan (oleh
kekuasaan) negara, tetapi karena mereka merniliki kesadarari hukum. Kesadaran hukum rakyatlah yang merupakan
surnher kekuasaan negara. Dengan deriikian negara bukanlah pernegang kedaulatan tertinggi karena negara pun
harusjuga tunduk kepada hukum. Jadi dalam menjalankan kehijaksanaan, negara terikat pada norma-norma keadilan.
Teori kedaulatan hukurn inilah yang menjiwai prinsip negara hukum. Negara hukum dalam arti sempit, yakni negara
berikut:
2) Pemisahan kekuasaan;
4) Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri, untuk aparat pemerintah yang melanggar batas-batas
kewenangannya.
A.V. Dicey juga mengembangkan teori kedaulatan hukum di Inggris yang sedikit berbeda dengan prinsip negara
hukum yang berkembang di Eropa Kontinental. Menurut sistem Anglo Saxon, dikenal the rule of law yang memiliki
tiga unsur:
1) Supremasi dan hukum, artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam negara hukum (kedaulatan
hukum);
1 Lihat Purnadi Purbacaraka dan Chaidir Mi, Disiplin Hukum, Penerbit Alumni Bandung,1980,hal. Persamaan
3) Konstitusi bukan rnerupakan (satu-satunya) sumber bagi hak-hak asasi manusia. Jika hak-hak asasi manusia
dirumuskan dalam konstitusi, hal mi hanya sebagai penegasan bahkan hak asasi tersebut harus dilindungi.
c. Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang
rnengatur. Karena Pemerintan merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah.
Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pernerintahan, seakan-akan keduanya
Untuk rnembedakan kedua istilah tersehut, maka istilah tersebut harus kita bedakan dalam anti luas dan dalam arti
sempit.
Segala kegiatan atau usaha yang terorganisir, hersumber pada kedaulatan dan herlandaskan dasar negara, mengenai
— Segala tugas, kewenangan, kewajiban negara yang harus dilaksanakan menurut dasar-dasar tertentu (suatu negara)
Kalau kita mengikuti pemisahan kekuasaan Montesquieu, maka meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif. Kalau
kita mengikuti Vollenhoven maka meliputi bidang wetgeving, rechtspraak, politie, bestuur. Persamaan kedudukan di
3) Konstitusi bukan rnerupakan (satu-satunya) sumber bagi hak-hak asasi manusia. Jika hak-hak asasi manusia
dirumuskan dalam konstitusi, hal mi hanya sebagai penegasan bahkan hak asasi tersebut harus dilindungi.
c. Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang
rnengatur. Karena Pemerintan merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah.
Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pernerintahan, seakan-akan keduanya
Untuk rnembedakan kedua istilah tersehut, maka istilah tersebut harus kita bedakan dalam anti luas dan dalam arti
sempit.Pemerintahan dalam cirti luas Segala kegiatan atau usaha yang terorganisir, hersumber pada kedaulatan dan
herlandaskan dasar negara, mengenai rakyat/penduduk dan wilayah (negara itu) demi tercapainya tujuan negara.
Segala tugas, kewenangan, kewajiban negara yang harus dilaksanakan menurut dasar-dasar tertentu (suatu negara)
Kalau kita mengikuti pemisahan kekuasaan Montesquieu, maka meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif. Kalau
kita mengikuti Vollenhoven maka meliputi bidang wetgeving, rechtspraak, politie, bestuur. dapat penganut aliran
kekuasaan) negara, tetapi karena mereka merniliki kesadarari hukum. Kesadaran hukum rakyatlah yang merupakan
surnher kekuasaan negara. Dengan deriikian negara bukanlah pernegang kedaulatan tertinggi karena negara pun
harusjuga tunduk kepada hukum. Jadi dalam menjalankan kehijaksanaan, negara terikat pada norma-norma keadilan.
Teori kedaulatan hukurn inilah yang menjiwai prinsip negara hukum. Negara hukum dalam arti sempit, yakni negara
Negara hukum dalam arti formal, lebih luas daripadanegara hukum liberal, mengandung empat unsur sehagaiberikut:
2) Pemisahan kekuasaan;
4) Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri, untuk aparat pemerintah yang melanggar batas-batas
kewenangannya.
A.V. Dicey juga mengembangkan teori kedaulatan hukum di Inggris yang sedikit berbeda dengan prinsip negara
hukum yang berkembang di Eropa Kontinental. Menurut sistem Anglo Saxon, dikenal the rule of law yang memiliki
tiga unsur:
1) Supremasi dan hukum, artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam negara hukum (kedaulatan
hukum);
3) Konstitusi bukan rnerupakan (satu-satunya) sumber bagi hak-hak asasi manusia. Jika hak-hak asasi manusia
dirumuskan dalam konstitusi, hal mi hanya sebagai penegasan bahkan hak asasi tersebut harus dilindungi.
c. Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang
rnengatur. Karena Pemerintan merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah.
Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pernerintahan, seakan-akan keduanya
sempit.
Segala kegiatan atau usaha yang terorganisir, hersumber pada kedaulatan dan herlandaskan dasar negara, mengenai
— Segala tugas, kewenangan, kewajiban negara yang harus dilaksanakan menurut dasar-dasar tertentu (suatu negara)
Kalau kita mengikuti pemisahan kekuasaan Montesquieu, maka meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif. Kalau
kita mengikuti Vollenhoven maka meliputi bidang wetgeving, rechtspraak, politie, bestuur.Pemerintahan dalam arti
sempit
-- Kalau kita mengikutj Montesquieu, maka hanyalah tugas, kewajiban dan kekuasaan negara di bidang eksekutif.
Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut, maka:
Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara) sebagai badan yang melaksanakan
Seluruh tugas! kekuasaan negara atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas.
Pemerintah dalam arti sempit adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan negara yang melaksanakan
Di dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan dengan tegas, bahwa Presiden adalah penyelenggara pemerintahan yang
tertinggi di bawah Majelis (MPR adalah pemegang kekuasaan tertinggi). Hal mi berarti bahwa Presiden bertanggung
jawab dan berkuasa menjalankan pemerintahan negara. Untuk itu Presiden menunjuk para Menteri sebagai
pembantunya. Para Menteri mi mempunyai pengaruh yang besar terhadap Presiden dalam menentukan politik negara
mengenai departemennya. Presiden dan para Menterj inilah Pemerintah dalarn arti sempit.
Walaupun demikian, teori Montesquieu mengenai pemisahan kekuasaan mi tidak sepenuhnya dianut di Indonesia.
Karena teori mi mengajarkan bahwa masing-masing bidang kekuasaan mi berdiri sendiri-sendiri dan tidak
mencampuri urusan bidang lainnya. Sedangkan menurut UUD 1945, Indonesia menganut istem pembagian
kekuasaan (bukan pemisahan), sehingga dapat terjadi satu bidang tugas dilakukan oleh lebih dan satu alat
perlengkapan negara. Atau sebaliknya, satu alat perlengkapan negaia melaksanakan lebih dan satu bidang tugas
2. WARGANEGARA DAN NEGARA
Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tan- pa rakyat, maka negara itu hanya ada dalam angan-angan.
Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi semua orang yang hertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan
negara tensebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan mi rakyat diartikan sehagai kumpulan
manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat dibedakan menjadi
a. Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
1) Penduduk Warga Negara atau Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
2) Penduduk bukan Warga Negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan warga negara.
b. Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak
1) Asa.s Kewarganegaraan
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warganegara, digunakan 2 kriteria, yaitu
(1) Kniterium kelahiran. Berdasarkan kniterium mi, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu
(a) Kniterium kelahiran menurut asas keibuhapaan atau disebut. pula ―lus Sanguinis‖. Di dalam asas mi, Seseorang
mernperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, dia dilahirkan.
(b) Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau ―his Soli‖. Di dalam asas mi, seseorang memperoleh
kewarganegaraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya hukan warga negara
Kedua prinsip kewarganegaraan mi digunakan secara hvsarna dengan mengutamakan salah satu, tetapi tanpa
meniadakan yang satu. Konflik antara lus Soli dan lus Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan
rangkap (bipatride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali (a-patnide). Berhubung dengan itu, maka
untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas)
yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelsel mi kita bedakan dalam
— hak opsi, yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
— hak repudiasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel pasif).
(2) Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-
Di Indonesia, siapa-siapa yang menjadi warganegara telah disebutkan di dalam pasal 26 UUD 1945, yaitu
(1) Yang menjadi warganegara ialah orang-orang angsa Indonedia ash dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
Pelaksanaan selanjutnya dan pasal 26 UUD 1945 mi di. atur dalam UTJ Nomor 62 Tahun 1958 tentang
karena pewarganegaraan
karena pernyataan.
b, c, d dan e.:Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana telah diterangkan di atas
dalam Bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan ataupun selama tidak diketahui
kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang menentukan status anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara
ibu dan anak selalu ada; kalau ayahnya mengadakan hukum secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan
ayahnya, setelah ayah itu mengadakan hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru
diadakan set1ah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan aya!rya.f,gdanh.
Menjalankan ius soli supaya orang-orang yang lahir di Indonesia tidak ada yang tanpa kewarganegaraan.
Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang Iayak bagi kemanusiaan. Tiap-tiap warga
negara berhak . . * . ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
Selain pasal-pasal yang inenyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa pasal yang
Pasal 29 (2) : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. (hak untuk beragama dan beribadat menurut
kepercayaan masing – masing, selama agama dan kepercayaan itu di akui Pemerintah).Pasal 28 : Kemerdekaan
bersenikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang. (hak bersama dan mengeluarkan pendapat).Di samping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang
kewajiban warga negara:Pasal 27 (1) : Segala warga negara.. . . wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara... . wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.Pembedaan penduduk suatu negara menjadi warga negara dan orang asing tersebut, pada hakikatnya adalah
Orang asing di Indonesia tidak mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana warga negara Indonesia. Mereka tidak
mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, hak dan kewajiban mempertahankan dan membela negara, namun
mereka mempunyai kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan, dan berhak mendapatkan perlindungan atas
din dan harta bendanya.Walaupun hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945 hanya dirumuskan dalam
beberapa pasal saja, namun Semuanya yang telah disebut di atas hal-hal yang pokok. mi Sesuai dengan sifat UUD
1945 yang hanya mengatur hal-hal yang pokok saja. Karena UUD 1945 hanya mengatur hal-hal yang pokok, maka
untuk pelaksanaan selanjutnya harus ada undangundang yang akan menentukan lebih jauh, bagaimana hak-hak dan
kewajiban tersebut di atas harus dilaksanakan. Tanpa adanya undang-undang semacam in maka ketentuan-ketentuan
yang ada pada pembukaan, batang tubuh maupun penjelasan UUD 1945 akan kehilangan artinya dan hanya tinggal
tulisan dan lisan. Ketiga hak mi adalah suatu negara demokrasi. Kebebasan berserikat tidak akan ada artinya hila
tidak ada hak untuk mengeluarkan pendapat. Dalam UUD sendiri telah disebutkan bahwa hal tersebut harus diaturr
lehih lanjut dengan undang-undang. Sebagai pelaksanaan hak atas kebebasan berserikat, pemerintah bersama-sama
dengan Dewan Perwakilan Rakyat telah menyusun Undang-Undang nomor 3 tahun 1975. Sedangkan kebebasan-
kebehasan lain yang juga diatur pada pasal 23 sampai sekarang belum diatur lebih jauh, sehingga sering
menimbulkan berbagai penafsiran. Kebebasan berserikat tersebut terutama adalah kebebasan untuk mendirikan partai
politik. Pengakuan terhadap partai tersebut oleh pemerintah tidak boleh sama sekali dikaitkan dengan program partai
tersebut apakah mendukung program pemerintah atau tidak. Jadi suatu partai politik bebas untuk menentukan
sikapnya, apakah akan menjadi pendukung setia atau akan beroposisi terhadap Pemerintah.
Kebebasan mi berarti pula bahwa pemerintah sama sekali tidak memiliki hak untuk melarang berdirinya suatu partai
politik baru, karena larangan semacam mi jelas bertentangan dengan asas kebebasan berserikat yang dijamin oleh
pasal 28 tersebut. Jadi sesuai dengan tingkatan/hierarki perundangundangan, suatu undang-undang isinya tidak boleh
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar yang kedudukannya lebih tinggi, dan menjadi sumber bagi undang-
undang tersebut. Tentu saja ada pembatasan bahwa partai yang didirikan harus tidak bertentangan dengan nilai
Pasal 27 ayat I menetapkan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. ni berarti bahwa
tidak ada warga negara yang memiliki hak lebih banyak atau lebih sedikit daripada warga negara lainnya. Ayat 2
pasal mi menghendaki bahwa warga negara berhak atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Karena itu
pernerintah berkewajiban untuk menyediakan lapangan kerja baru dengan syarat-syarat yang sesuai dengan
kemanusiaan.
Pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing, dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. ―Penduduk‖ yang dimaksud di sini adalah siapa
saja yang
berdomisili di wilayah Indonesia, baik ia warga negara ataupun orang asing. Tentu saja pasal mi harus dihubungkan
dengan ayat satunya, sehingga kebebasan tersebut adalah dalam hubungannya dengan agama yang mempercayai
keesaan Tuhan.
Begitu pula pasal 31, 32, 33, dan 34 menjamin hak-hak terhadap pengajaran, perlindungan kultural, ekonomi dan
kesejahtera.an sosial.
Jadi meskipun ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945 tidak terlalu banyak, tetapi karena hal-hal tersebut meliputi
pokok-pokok saja yang kemudian pelaksanannya diatur lebih lanjut dengan undang-undang, maka pengaturan
Tetapi yang lebih penting lagi adalah apa yang dinyatakan dalam penjelasan UUI) 1945 bahwa:―Yang penting adalah
semangat para penyelenggara negara semangat para pemimpin pernerintahan meskipun UUD itu tidak sempurna,
akan tetapi jikalau semangat para penyelenggara pemerintah baik, UUD itu tentu akan merintangi jalannya negara.‖
Sebaliknya, meskipun dalam UUD dicantumkan perumusan hak-hak dan kewajiban warga negara yang se‗Lihat
banyak-banyaknya, hal tersebut akan menjadi sia-sia bila penyelenggara negaranya, para pemimpin pemerintahannya
memang tidak baik, dalam arti mernang tidak mempunyai itikad untuk memberi kesempatan kepada warga negara
untuk menikmati halc-haknya maupun melaksanakan kewajibannya. rneskipun hakhaknya maupun melaksanakan
kewajibannya, meskipun hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebut jelas sudah disebutkan dengan cukup rnemadai
dalamUUD 1945.
a. Arti sistem
Berbicara soal sistem, maka di dalamnva terlihat adanya bagian-bagian yang ters usun secata teratur dan merupakan
satu kesatuan yang utuh.Meriam Budiardjo lewat ―Dasar-dasar Ilmu Politik‖ menyatakan, di dalam sistem terdiri dan
unsurunsur yang lain dan saling mengadakan interaksi. Dengan pengertian mi dapat dicontohkan, sistem tubuh
manusia, di mana di dalam tubuh manusia terdapat berbagai sel yang dapat dikatakan sebagai unsur atau bagian dan
Apabila salah satu sel tidak bekerja sebagaimana mestinya maka dapat berakibat guricangan tubuh manusia, bahkan
keharicuran tubuh itu. Oleh karena itu demi tegaknya tubuh manusia yang merupakan bagian dan sistem tubuh selalu
bekerja berfungsi dan berdedikasi demi satu tujuan yang besar, yaitu kehidupan. Tidak karena fungsinya yang vital
lalu jantung menuntut rejeki yang istimewa. Tidak karena bekerja keras lalu otot menuntut mayoritas rejeki untuk din
sendiri. Tidak berpikir keras lalu otak menuntut mayoritas rejeki dan seterusnya, melainkan seluruh sela dalam tubuh
bekerja sama secara selaras demi tegaknya tubuh sebagai satu sistem.
Contoh lain sepeda pancal yang sama-sama kita ketahui. Kalau sepeda pancal itu dipandang sebagai satu sistem
maka di dalamnya akan terlihat adanya bagian-bagian atau unsur-unsur sebagai berikut
— Ada ster,
— Ada bayangan,
Apabila salah satu unsur atau bagian di dalam sepeda pancal itu tidak berfungsi (salah satu pedal tidak ada), maka
Dengan pengertian di muka dan beberapa contohnya, memberikan kejelasan bahwa sesuatu dikatakan sebagai sistem
apabila
— Di dalam kebulatan itu terkandung adanya unsurunsur atau bagian-bagian yang tersusun secara teratur dan tidak
mengandung kontradiksi.
— Unsur-unsur atau bagian-bagian yang tersusun dalam kebulatan itu saling bekerja sama antara yang satu dengan
— Kerjasama antar bagian atau unsur dalam kebulatan itu tertuju pada satu tujuan.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai pengertian sistem politik, tidak bisa lepas dan sistem yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Sistem Politik kalau dikaji secara mendalam hanya merupakan salah satu sub sistem dan
sistem kemasyarakatan yang mencakup antara lain sub sistem ekonomi; sub sistem hukum; sub sistem spiritual; sub
sistem politik dan sebagainya. Sebagai salah satu sub sistem, maka sub sistem politik (baca sistem politik) dengan
sub sistem yang lain yang ada dalam sistem kemasyarakatan terdapat saling ketergantungan dan pengaruh-pengaruh
yang mempengaruhi (baik yang menyangkut jalannya sistem politik maupun pelaku-pelaku politik).
Konsep sistem politik dalam kaitannya dengan situasi yang nyata seperti negara, berusaha melihat dan mempelajari
mengenai gej ala-gejala atau kej adian-kejadian yang bersifat politik dalam konteks tingkah laku di dalam
masyarakat. Tingkah laku politik dianggap merupakan salah satu bagian dan tingkah laku sosial secara keseluruhan.
Dengan pemikiran mi dimaksudkan masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang pada hakikatnya terdiri dan
bermacam-macam proses. Salah satu di antara bermacam-macam proses itu dapat dilihat gejalagejala politik sebagai
suatu kumpulan proses tersendiri yang menunjukkan adanya perbedaan dengan proses-proses lainnya. Inilah yang
dimaksud dengan sistem politik. Singkatnya berkaitan dengan kehidupan negara, yang dimaksud sistem politik
adalah suatu pola kehidupan yang menyangkut hal ihwal kenegaraan dalam satu kebulatan yang utuh.
Hal ihwal kenegaraan dilihat dan kaca mata politik di dalamnya terdapat bagian-bagianlunsur-unsur yang saling
— menetapkan kebijaksanaan sebagai landasan pelaksanaan skala prioritas tujuan yang telah ditetapkan, dan
— melaksanalcan skala prioritas tujuan yang telah diambil atas clasar kebijakan-kebijakan yang telah tetapkan.
Di dalam melaksanakan tugasnya/fungsinya lembagalembaga negara di samping berinteraksi antar lembaga juga
mengadakan interaksi dengan setiap warga negara. Mengingat jumlah warga negara di setiap negara modem seperti
mi jutaan manusia dan masing-masing memiliki kepribadian serta kepentingan yang tidak sama, maka hal yang
demikian mi merupakan salah satu pendorong lahimya berbagai golongan dalam kehidupan bernegara, baik yang
berupa golongan atas dasar profesi yang sama, ide politik yang sama, keyakinan yang sama, dan sebagainya.
Golongan-golongan itulah yang pada hakikatnya memiliki fungsi sebagai wadah dan penyalur aspirasi setiap warga
negara dalam keikutsertaan di dalam pemerintah suatu negara.Dengan demikian sistem politik pada dasarnya
mencakup:
Kehidupan lembaga-lembaga negara (Supra struktur politik) balk kehidupan di masing-masing lembaga maupun
Pola kehidupan dan tata hubungan antara lembaga sosio-politik yang nyata dalam kehidupan pemerintari negara
(infra struktur politik atau non legal bodies).Kehidupan mi menurut Goodman meliputi
Kelompok kepentingan
Kelompok penekan
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memandang negara sebagai satu sistem, maka demi tegak dan
lestarinya kehidupan tersebut secara ideal semua unsur yang ada dalam negara baik para penguasa negara yang
ducluk dalam lembaga-lembaga negara maupun para warga yang hidup dalam berbagai kelompok, apakah kelompok
sosial, kelompok profesi, kelompok keagamaan, kelompok politik, dan seterusnya harus ada hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang. Dengan demikian antara kehidupan lembaga-lembaga negara (supra struktur politik) dan
kehidupan warga negara yang terdiri dan berbagai kelompok pada hakikatnya terdapat hubungan timbal balik dan
saling ketergantungan. Untuk itu dalam hubungan timbal balik dan saling ketergantungan mi dapat dilihat pada
fungsi infra struktur politik dan supra struktur politik seperti berikut mi
a) Mengajukan kepentingan
Pengajuan kepentingan mi utamanya menjadi tugas atau dilakukan kelompok-kelompok kepentingan. Salah satu
contoh dalam kehidupan negara Indonesia, HKTI sebagai wadah kaum tani dalam membawakan aspirasi seluruh
anggotanya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selalu berusaha untuk menyerap, mengajukan dan
memperjuangkan nasib para petani. Mengingat kelompok kepentingan yang hidup di suatu.
negara termasuk negara kita menunjukkan adanya kebhinnekaan, maka hal mi berakibat lahirnya perbedaan
b) Pemaduan kepentingan.
Pemaduan kepentingan mi utamanya menjadi tgas organisasi politik atau partai politik. Untuk itu ketelitian, kejelian
setiap organisasi politik beserta para tokoh-tokohnya dalam melihat, menyerap, memadukan dan merumuskan setiap
aspirasi dan kepentingan dan berbagai golongan dalam masyarakat sangat menentukan bobot program masing-
masing organisasi politik dalam rangka mempertahankan pemerintahan negara, sangat ditentukan oleh program,
masing-masing organisasi politik tersebut. Sebagai contoh dalam kehidupan negara kita di mana baik PDI, P3
maupun Golkar dengan kemampuannya, ketelitiannya drir‘ kecermatan yang dimilikinya, masing-rnasing mencoba
merumuskan apa yang diajukan oleh berbagai macam kelompok kepentingan yang ada untuk dijadikan program
perjuangannya. Program yang telah dirumuskan kemudian ditawarkan kepada masyarakat khusus pada saat
kampanye pemilihan umum. Dengan penawaran mi diharapkan masyarakat melakukan penilaian terhadap program
masing-masing organisasi politik peserta pemilu, sehingga kampanye bukan merupakan arena adu kekuatan,
melainkan merupakan penjabaran program dan masing-masing organisasi politik dalam rangka menarik dukungan
dan masyarakat.
Pemasyarakatan dan komunikasi politik mi berlansung melalui setiap komponen sistem politik.
Sedang supra struktur politik menghasilkan berbagai ketentuan dan kebijakan-kebijakan yang mengikat
seluruh sistem politik dan sekaligus juga sebagai umpan balik kepada infra struktur politik beserta Iingkungannya,
Kesimpulan:
Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia diciptakan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai
makhluk pribadi manusia cenderung untuk bersaing, mempertahankan din dan selalu ingin dihormati dalam
hidupnya. Sebagai makhluk sosial setiap manusia memerlukan rasa kasih sayang antara sesama dan dalam dirinya
Untuk itu kecenderungan yang tumbuh dan berkembang dalam din manusia adalah hidup berkawan, hidup bersama
antar sesama manusia secara gotong royong, mengadakan hubungan sesama manusia untuk menciptakan rasa aman,
tentram dan sebagainya denganjalan mengorganisir bermacammacam kelompok, sehingga dalam kehidupan manusia
dapat dijumpai keanekaragaman kelompok. Dan yang dapat menampung keanekaragaman kelompok tersebut adalah
Dalam kehidupan negara dapat dijumpai adanya Pemerintahan yang mengemudikan negara dan warga negara yang
mendukung kehidupan negara. Kenyataan mi melahirkan interaksi antara warga negara dan antar warga negara
dengan negara (pemerintah). sesuai yang diharapkan, maka ketentuan hukum sangat diperlukan.
Negara sebagai satu sistem politik di dalamnya terdapat kehidupan lembaga-lembaga negara (Supra struktur politik)
dan kehidupan sosio lembaga-lembaga politik, yang nyata dalam kehidupan pemerintahan negara, dalam hal mi
adalah partai politik, organisasi profesi, media komunikasi, dan organisasi kemasyarakatan lainnya (infra struktur
politik). Sebagai satu sistem, maka secara ideal interaksi antara keduanya hams berjalan harmonis‘.
RANGKUMAN
Negara adalah organisasi tertinggi yang terbentuk atas dasar kehendak bersama dan individu-individu atau
kelompokkelompok yang mempunyai kepentingan untuk suatu tujuan bersama.Syarat yang hams ada bagi
terbentuknya negara adalah, hams ada wilayah tertentu, rakyat yang mendianii wilayah tersebut dan pemerintahan
Negara mempunyai monopoli kekuasaan yang sangat besar. Teori-teori yang mencoba untuk membenikan dasar atau
Teori perjanjian, yang berasal dan Thomas Hobbes, John Locke dan Rousseau; dan
Teori kekuasaan, yang berasal dan pendapat Leon Duguit dan Krabbe.Agar interaksi tersebut dapat berjalan.
Adapun yang dimaksud warga negara Indonesia adalah seperti apa yang teiah ditetapkan Undang-Undang Dasar
1945 pasal 26 ayat 1 dan ayt 2.Ayat 1 dan ayat 2 dan pasal 26 UUD 1945 sangat erat sekali hubungannya. Sebab
Huhungan antara negara dengan warga negara mi dapat kita temukan di dalam pasal 26 s/d pasal 33 UUD 1945.
Dalam rangka mencapai tujuan negara, maka negara antara lain bertugas niengorganisir dan mengintegrasikan
kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dan masyarakat seluruhnya. Negara
menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada
tujuan nasional.
BAB VI
1. PELAPISAN SOSIAL
a. Pengertian
Masyarakat terbentuk dan individu-individu. Individuindividu yang terdiri dan berbagai latar belakang tentu akan
membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dan kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya
kelompok sosial mi maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil.
Sehubungan dengan mi, maka dengan sendirin. masvarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya
Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, Seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya
masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dan kenyataan, hahwa
b. individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar
masyarakatnya.
Setelah itu kita mengerti bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang selalu mengalarni perubahan sosial, marilah
Pelapisan Masyarakat.
Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal dan kataSTRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu
Social Stratification sering diterjemahkan dengan PelapisanMasyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai
kedudukan(status) yang sarna menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Pitirini A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut : ―Pelapisan masyarakat adalah
perbeda. an penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).‖
Lebih lengkap lagi hatasan yang dikemukakan oleh Theodorson dkk. di dalam Dictionary of Sociology, oleh mereka
(dan kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
Masvarakat yang herstratifikasi sering dilukiskan sehagai suatu kerucut atau primida, di mana lapisan bawah adalah
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhuhungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dan
seluruh sistern sosial masyarakat kuna. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada
kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal mi perlu diingat bahwa ketentuan-ketentuan tentang pembagian
kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan, semata-
mata adalah ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri. Kita lihat saja misalnya kedudukan laki-laki di Jawa
berheda dengan kedudukan laki-laki di Minangkabau. Di Jawa kekuasaan keluarga di tangan ayah sedang di
Minangkahau tidak demikian. Dalam huhungannya dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki
cara sendiri-sendiri.
Di Irian misalnya atau di Bali, wanita harus lebih bekerja keras daripada laki-laki.
Di dalam organisasi masyarakat primitif pun di mana helum mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada.
1) adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajihan;
2) adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiiki hak-hak istimewa;
4) adanya orang-orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hukum (cutlaw men);
6) adanya pernbedaan standar ekonomi dan di dalam ketidak. sarnaan ekonomi itu secara umum.
Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi
dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah ekonorni dan individu-individu yang terisolir
produktif kolektif. Apa yang sesungguhnya adalah kelompok ekonomi yang tersusun atas dasar ketergantungan yang
timbal balik dan individu-individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian-bagian yang lebih kecil daripada suatu
kelompok yang memiliki sistern perdagangan dan barter satu sarna lain.
Bilaniana di dalam beberapa suku perbedaan ekonomi begitu kecil dan kebiasaan tolong-menolong secara timbal
balik mendekati sistem komunisme, hal mi disebabkan hanya terhadap miik umum dan kelompok.
Jika kita tidak dapat menemukan niasyarakat yang tidak berlapis-lapis di antara masyarakat yang primitif, maka lebih
tidak rnungkin lagi untuk menemukannya di dalam masyarakat yang telah lebih maju/berkembang. Bentuk dan
proporsi pelapisan di masyarakat yang telah maju bezvariasi; tetapi pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada di
mana-mana dan di sepanjang waktu. Di dalam masyarakat pertanian dan khususnya di dalam masyarakat industri
pelapisan itu tampak menyokmata dan jelas. Di demokrasi-demokrasi yang modern pun juga tidak dapat
mengecualikan adanya hukum-hukurn pelapisan masyarakat, walaupun di dalam konstitusinya menyatakan bahwa
―Semua manusia adalah sama (all men are created equal). Gradasi itu dapat kita lihat misalnya: multi clan menulih
modal yang kaya sampai kepada buruh yang termiskin; dan presiden kepada lurah; dan jenderal sampai kepada
prajunt dan sebagainya yang semuanya itu rnenunjukkan sebagai jenjang-jenjang dan gradasi sosial yang
menunjukkan walaupun di dalam sistem demokrasi yang paling mutakhir pun ada pelapisan masyarakat.
Proses mi berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan
tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan
secara alamiah dengan sendininya. Pengakuan-pengakuan terhadap kuasaan dan wewenang tumbuh dengan
sendirinya.
Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka hentuk pelapisan dan dasar dan pada pebapisan itu bervaniasi
menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku.
Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau pelapisan adalah
Secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka tanah,
Terjadi dengan disengajaSistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
Di dalam sistem pelapisan mi ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan
kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaanmi maka di dalarn
organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan
wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara horisontal.
Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja mi dapat kita libat misalnya di dalam organisasi pemerintahan,
organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain. Pendek kata di dalam
organisasi formal. Di dalam sistem organisasi yang disusun dengan cara mi mengandung dua sistem, ialah :
Sistem fungsional: merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja
sarna dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja di dalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala-
Sistem skalar: merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dan bawah ke atas (vertikal).
Pembagian kedudukan mi di dalam organisasi formal pada pokoknya diperlukan agar organisasi itu dapat bergerak
secara teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Tetapi sebenarnya terdapat pula kelemahan yang disebabkan
sistem yang demikian itu.Pertama karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sehingga sering terjadi
kelemahan di dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Misalnya saja
perubahan-perubahan pula dalam cara-cara perjuangan partai politik, tetapi karena organisasi itu mempunyai tata
cara tersendiri di dalam menentukan kebijaksanaan politik sosial, maka sering terjadi kelambatan di dalam penye9.
laan.
Kedua : karena organisasi itu telah diatur sedemikian rupa Sehingga membatasi kemampuan-kemampuan individual
yang sebenarnya mampu tetapi karena kedudukannya yang mengangkat maka tidak memungkinkan untuk
tinggi, seorang dosen yang baru golongan III a tetapi cakap, tidak diperkenankan menduduki jabatan-jabatan tertentu
yang hanya boleh diduduki atau dijabat oleh golongan IV a ke atas, maka merupakan harnbatan yang merugikan bagi
Contoh yang lain dapat kita lihat sendiri misalnya di dalam kantor-kantor pemerintah di mana banyak tenaga-tenaga
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi:
Di dalam sistem ini perpindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain balk ke atas maupun ke bawah tidak
mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Di dalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk
dapat masuk menjadi anggota dan suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup
kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana kita ketahui masyarakat
terbagi ke dalam:
— Kasta Brahmana: yang merupakan kastanya golongangolongan pendeta dan merupakan kasta tertinggi.
— Kasta Ksatria: merupakan kasta dan golongan hangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua.
— Kasta Waisya: merupakan kasta dan golongan pedagang yang dipandangsebagai lapisan menengah, ketiga.
— Pania: adalah golongan dan mereka yang tidak mempunyai kasta. Yang termasuk golongan ini misalnya kaum
Sistem stratifikasi sosial yang tertutup biasanya juga kita temui di dalam masyarakat feodal atau masyarakat yang
berdasarkan realisme. (Seperti pemerintahan d Arika Selatan yang terkenal masih melakukan politik apartheid atau
Di da!am sistem yang demikian mi setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada
di bawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya.Sistern yang demikian mi dapat kita ternukan misalnya di dalam
masyarakat di Indonesia sekarang mi. Setiap orang dihen kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada
kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di sarnping itu orang juga dapat turun dan jabatannya hila dia tidak
mampu mempertahankannya.Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut ―Achieved
status‖.
Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat
menguntungkan. Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain. Dengan
demikian orang berusaha untuk wengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita-
citakan. Demikian sebaliknya hagi mereka yang tidak bermutu akan semakin didesak oleh mereka yang cakap,
sehingga yang bersangkutan bisa jadi jatuh ke tangga sosial yang Iebih rendah.
e. Beberapa teori tentangpelapisan sosial
Bentuk konkrit daripada Pelapisan Masyarakat ada beberapa macam. Ada sementara sarjana yang menirijau bentuk
pelapisan masyarakat hanya berdasar salah satu aspek saja misalnya aspek ekonomi, atau aspek politik saja, tetapi
sementara itu ada pula yang melihatnya melaluj berbagai ukuran secara kompreh ensif.
Selanjutnya itu ada yang membagi pelapisan masyarakat ke dalam jumlah yang lebih sederhana (rnisalnya membagi
hanya menjadi dua hagian). Sementara itu ada pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).
Masyarakat terdiri dan kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
Masyarakat terdiri dan tiga kelas ialah kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah
(lower class).
Sementara itu ada pula sering kita dengar: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah
bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class). Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah
jumlah orangnya daripada kelas menengah, demikian seterusnya semakin tinggi golongannya semakin sedikit jumlah
orangnya. Dengan demikian sistem pelapisan masyarakat itu mengikuti bentuk piramid.
Orang dapat menduduki lapisan (atau istilah lain ada yang menggunakan dengan kelas) tertentu disebabkan oleh
beherapa faktor, seperti misalnya: keturunan, kecakapan, pengaruh, kekuatan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu beberapa sarjana memiliki tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang
pelapisan masyarakat.
Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka
yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Di sini Aristoteles membagi masyarakat
berdasarkan dimensi ekonomi sehingga ada orang yang kaya, menengah dan melarat.
Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan sebagai berikut : selama di dalam
masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya
maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Vilfredo Pareto, sarjana Italia, menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu
golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal danpada perbedaan itu karena ada orang-orang yang
masyarakat dan masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan
penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang
pertama, jumlahnya selalu sedikit, menjalankan peranan-peranan politik, monopoli kekuasaan dan menikmati
keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh kekuasaannya itu. Sehaliknya yang kedua, ialah kelas yang diperintah,
jumlahnya lebih bariyak diarahkan dan diatur/diawasi oleh kelas yang pertama.
Karl Marx didalam menjelaskan secara tidak Iangsung ten- tang pelapisan masvarakat menggunakan istilah kelas
menurut dia, pada pokoknya ada dua macam di dalam setiap masyarakat vaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-
alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam
proses produksi.
Dari apa yang diuraikan di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk
Ukuran kekayaan : Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran: barangsiapa yang mempunyai
kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan sosial teratas. Kenyataan tersehut, misalnya dapat dilihat pada
bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan pakaian serta bahan pakaian
Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang rnemiliki kekuasaan atau yang mempunya wewenang terbesar, menempati
Ukuran kehormatan: Ukuran kehormatan mungkin terlepas dan ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang
paling disegani dan dihormati, mendapatkan atau mendudukj lapisan sosial teratas. Ukuran semacam mi hanyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah
Ukuran ilmu pengetahuan : litnu pengetauan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Ukuran mi kadang-lçadang menyebabkan menjadi negatif, karena ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang
dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk
Ukuran-ukuran tersebut di atas, tidaklah bersifat limitatif (terbatas), tetapi masih ada ukuran-ukuran lainnya yang
dapat dipergunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial
dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh
2. KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang
seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, balk terhadap masyarakat maupun
terhadap pemerintah dan negara. Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang-undang (Konstitusi)
sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban mi dengan bebas dan rasa takut
perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan mi adalah pemenintah yang kuat dan berwibawa. Di
dalam susunan negara modern hak-hak dan kebebasankebebasan asasi manusia itu diindungi oleh Undang-undang
dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut benlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinya dalam anti
semua orang mempunyai kesamaan derajat dan mi dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat dan isi jaminan
oleh undang-undang, Kesamaan derajat mi terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor
kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.
1) Persamaan hak
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu. lambat-laun dirasakan sebagai suatu yang mengganggu, karena
di mana kekuasaan negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pnibadi dan
herkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu. Dan di sinilah timbul persengketaan pokok antara
dua kekuasaan itu secara pninsip, yaitu kekuasaan manusia yang berwujud dalam hakhak dasar beserta kebebasan
asasi yang selama itu dimilikinya dengan leluasa, dan kekuasaan yang melekat pada organisasi baru dalam bentuk
Mengenai persamaan hak mi selanjutnya dicantumkan dalam Pernyataan Sedunia Tentang Hak-hak (Asasi) Manusia
atau Universitas Declaration of Human Right (1948) dalam pasalpasalnya, seperti dalam
Pasal 1 : ―Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal
dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.‖
Pasal 2 ayat 1: ―Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernyataan
mi dengan tak ada kecuali apa pun, seperti rni sainya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan.‖
Pasal 7 : ―Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
dengan tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang
memperkosa pernyataan mi dan terhadap segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam mi.‖
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat
dan hak juga tercantum dalarn pasal-pasalnya secara jelas. Sebagaimana kita ketahui Negara Republik Indonesia
menganut asas bahwa setiap warga negara tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, dan mi sebagai konsekuensi prinsip dan kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Hukum dihuat
dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Kalau kita lihat ada
empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi itu yakni pasal 27, 28, 29 dan 31.
Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut
Pertama tentang kesamaan kedudukan dan kewajihan warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan.
Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa : ―Segala Warga Negara hersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahari itu dengan tidak ada kecualinya.‖
Di dalam perumusan mi dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yaag dimiliki oleh warga
negara, yaitu kewajiban untuk meijunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan
demikian perumusan mi secara prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan sekali daripada sistem
perumusan ―Human Rights‖ itu secara Barat, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di sam pingnya.
Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat. 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan
Pokok kedua, selanjutnya dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa ―kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sehagainya ditetapkan oleh Undang-undang.‖ Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat
2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi
sebagai berikut: ―Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
Pokok keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi (1) ―Tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran‖ dan (2) ―Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
1) Elite
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ilcut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakt
tertentu penduduk tidak diikutsertakan. Berbicara masalah elite adalah berbicara masalah pimpinan.
a. Pengertian
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelonipok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukari
tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekeloin pok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: ―posisi di dalam masyarakat di puncak
strukturstruktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran,
‗ripe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya
Di dalam suatu lapian masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang
memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas,
ulama guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah
pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki Status tersendiri yang akhirnya merupakan elite
masyarakatnya.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok
heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu
golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan
massa. Penentuan golongan minoritas mi didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang
dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalani meletakkan dasar-dasar kehidupan pada masa-masa
yang akan datang. Golongan minoritas yang herada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa dan
menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk
Kelompok minoritas yang mempunyai nilai secara sosial mi berkembang sejalan dengan perkembangan fungsional
dalam suatu masyarakat. Pengembangan elite sebagai suatu kelompok minor yang berpengaruh dan menentukan
dalain masyarakat tetap beranjak dan fungsi sosialnya di samping adanya pertimbangan-pertimbangan lain sesuai
dengan latar belakang sosial budaya masyarakat. Ada dua kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite
Pertama, menitikberatkan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersif at moral.
Kedua kecenderungan penilaian mi menurut Parson melahirkan dua macam elite.‘ , yaitu Elite internal dan Elite
eksternal.
Elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhuhungan dengan perasaan tertentu pada
saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan Elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan
adaptasi, herhubungan dengan problema-problema yang memperlihatkan sifat yang keras, masyarakat lain atau masa
Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain:
Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidu pan masyarakat secara keseluruhan.
Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh
kemampuan baik yang bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun
pencapaian.
Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat
lain.
Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dan ketiga hal di atas adalah imbalaii yang lebih besar yang
norma yang melahirkan stratifikasi sosial maka kita akan mengenal herbagai macam elite. Kelompok inti sosial akan
melahirkan elite sesuai dengan kecenderungan masyarakat menentukan golongan yang memiiki fungsi sosial terhesar
atau kelompok-kelompok terkemuka dalam masyarakat. Kelompok inti sosial itu mungkin para pendeta, atau
pemuka agama lainnya, mungkin para pemegang kekuasaan, militer dan lain-lain yang dapat dijadikan perantara bagi
kesejahteraan masyarakat.
Di dalam masyarakat yang heterogen tentu banyak nilai yang dijadikan anutan karena setiap golongan atau suku
bangsa tentu memiliki kebiasaan, kebudayaan maupun adat-istiadat sendiri-sendini. Di sini para elite harus dapat
menyesuaikan dirinya dalam menguasai masyarakat. Dalam hal mi mereka hams memperhatikan beberapa fungsi
dalam pengambilan kebijaksanaan untuk memimpin masyarakatnya agar terjadi kerjasama yang baik dalam
mencapai tujuan. Apa yang harus diperhatikan yaitu antara lain : tujuan yang hendak dicapai, penyesuaian dir
integrasi, memperhatikan serta memelihara nonna yang berlaku dan memperhatikan kepemimpinan.
Tujuan yang hendak dicapai haruslah terikat dan merupakan tujuan bersama kepandaian dalam menyesuaikan din
terutama bagi elite baru dapat membantunya secara efektif dalam mengarahkan masyarakat untuk mencapai
tujuannya. Sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat
mengatur strategi yang tepat. Dalam hal mi kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara ganis besar
sebagai berikut
Elite politik (elite yang herkuasa dalam mencapai tujuan. Yang paling berkuasa biasanya disebut elite segala elite).
Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan, (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam
bidang itu).
Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, Sep ti : antis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh
Elite dan segala elite dapatlah menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di tiap
bidangnya untuk bekerja sehaik-baiknya. Kecuali itu di manapun juga pana elite pemegang strategi tersehut memiliki
prinsip yang sama dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh
tingkah laku yang balk kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta menciptakan yang harmonis dalam berbagai
kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan; meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat bagaimanapun juga menjadi tanggung jawab mereka untuk dapat
bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Mungkin di dalam suatu masyarakat biasanya tindak-
tanduk elite merupakan contoh, dan sangat mungkin séorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang
2) Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokan kolektif lain yang elementer dan spontan,
yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang Secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang
lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang
terbangkitkan minatnya oleh heberapa peristiwa nasicnal, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang
INTEGRASI MASYARAKAT
1. PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar dan timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan
untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan mi sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalarn
memenuhi kepentingan mi akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kepentingannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam masyarakat pada hakikatnya
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam din individu yaitu kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. OIeh karena individu mengandung arti bahwa tidak
ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-, perbedaan tersebut secara ganis
besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi
terbentuknya keunikan indIvidu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sania. Sebaliknya
lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbeclaan individu dalam hal kepentingafl meskipun
pembawaannYa sama.
Kenyataan-keflYataan seperti itu menunjukkan ketidakmanipuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
metupakan konsensus dan berbagai subideologi yang akhiniya akan melahirkan kondisi dis-integrasi atau konflik.
Permasalahan utaxna yang jelas tampak dalam tinjauan konflik mi adalah adanya jarak yang tenlalu besar antara
Kenyataan seperti itu disebabkan oleh cara pandang yang berbeda antara pemerintah/peflguaSa sebagai pemegang
kendall ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi. Di sinilah tercermiL adanya
perbedaan kepentingan antra berbagai kelompok kepentingan dalam kerangka tinjauan politik. Jika lebih terpeninci
kita melihat pola hubungan antara berbagai kelompok kepentingafl sesuai dengan kelompok sosial yang ada dalam
masyarakat, niaka akan tampak lagi adanya konflik di antara mereka yang disebabkan karena cara panclang mereka
yang berbeda tentang satu masalah. Katakanlah tentang peranan kelompok sosial dalam pembangunafl negara, tentu
saja kelompok agama, kelompok sosial, ahli-ahli ekonomi, para hartawan dan lain-lain a1anmelihatnya dan sudut
kepentingan masing-masing kelompok tersebut. Jika lebih detail lagi kita perhatikan pola hubungan dalam satu
kelompok, masih kita akan menemui adanya konflik intern yang disebabkan karena perbedaan kepentingan masing-
masing individu dalam kelompok itu atau sebagai akibat heterogenitas suatu kelompok.
Perbedaan kepentingan mi tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi rnengenal beberapa fase
yaitu1
Pertama, fase disorganisasi yang tenjadi karena kesalahfahaman (akibat pertentangan antara harapan dengan standar
normatif), yang menyehabkan sulitnya atau tidak dapatnya satu kelompok sosial menyesuaikan din dengan norma
(ideologi). Kedua, fase disintegrasi (konflik) yaitu pernyataan tidak Setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya
emosi massa yang meluap, protes, aksi mogok, pemberontakan dan lainlain. Secara lebih teliti Walter T. Martin dan
1) ketidaksefahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hendak dicapai yang semula menjadi pegangan
kelonipok;
2) norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat lagi dalam mencapai tujuan yang telah disepakatinya;
3) norma-norma dalam kelompok dan yang dihayati oleh kelompok bertentangan satu sama lain;
4) sangsi sudah menjadi lemah bahkan sangsi tidak dilaksanakan dengan konsekuen lagi.
tetapipada hal-hal tertentu dapat mengarah kepada integrasi kelompok maupun masyarakat. Tetapi masalah integrasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan
pertumbuhan perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dan peristiwa kecil yang menyangkut dua orang
dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan
Prasangka mempunyai dasar pribadi, di mana setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan
sudah nampak. Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap cenderung untuk membeda-
bedakan. Perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka.
Kerugiannya prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga (turun-temurun) sehingga tidak
heran kalau prasangka ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan,
sarjana, pemimpin atau negarawan. Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu
mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dan berbagai suku bangsa atau
masyanakat multi-etnik.
Suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak
diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi dapat pula yang bertindak diskriminatif tanpa didasani
prasangka, dan sebaliknya seorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif. Perbedaan terpokok
antara prasangka dan diskniminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap,sedangkan diskriminatif
pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif
terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang banu diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah-laku.
Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah-laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan
kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui
sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain, atau dioper dan milieu di mana
orang menetap.
Gradasi prasangka menunjukkan aaanya distansi sosial antara ingroup dan outgroup. Dengan kata lain, tingkat
prasangka itu menumhuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota kelompok sendiri dengan anggota-anggota
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa, berdasankan generalisasi yang terlampau
cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap suatu realita.
Dalam kehidupan sehari-hari, prasangka mi banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat. Jika
prasangka itu disertai agresivitas dan rasa permusuhan, semuanya tidak bisa disalurkan secara wajar, biasanya orang
yang bersangkutan lalu mencani obyek ―kambing hitam‖, yaitu suatu obyek untuk melampiaskan segenap frustasi,
dan rasa-rasa negatif. Kanibing hitam itu biasanya berwujud individu atau kelompok sosial yang lemah, golongan
minoritas, anggota kelompok luar, ras lain atau suatu bangsa tertentu. Dengan kata lain, mencoba untuk
mendiskriminasikan pihak-pihak lain, yang belum tentu pihak-pihak tersebut bersalah. Pada lazimnya prasangka
sedemikian itu dibarengi dengan rasionalisasi, yaitu membuat rasional segala prasangka dan pikiran yang negatif,
diproyeksikan kepada si ―kambing hitam‖. Pada akhirnya dibarengi justifikasj dir yaitu pembenaran din terhadap
Prasangka sebagai suatu sikap tidaklah merupakan wawasan dasar dan individu melainkan merupakan hasil proses
interaksi antar individu atau golongan. Atau lebih tepat kalau prasangka itu merupakan hasil proses belajar dan
pengenalan individu dalam perkemhangannya. Pada prinsipnya seseorang akan bersikap tertentu terhadap orang lain
atau terhadap suatu kelompok apabila ia telah memiliki pengetahuan itu tidak dapat kita pastikan apakah bersifat
positif atau negatif. Pengetahuan itu akan membuat seseorang atau satu kelompok berpersepsi, berpikir dan merasa
terhadap obyek tertentu. Dan sinilah lahirnya suatu sikap dalam bentuk tingkah laku yang cenderung negatif.
Dengan demikian prasangka dapat dikatakan seperti yang dikemukakan oleh Newcomb sebagai sikap yang tak baik
dan sebagai suatu predisposisj untuk berfikir, merasa dan bertindak dengan cara yang menentang atau menjauhi dan
bukan menyokong atau mendekati orang-orang lain, terutama sebagai anggota kelompok.‘ Pengertian Newcomb
tersebut timbul dan gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat. Pengalaman Seseorang yang bersifat sepintas, yang
bersifat performance semata akan cepat sekali menimbulkan sikap negatif terhadap suatu kelompok atau terhadap
seseorang. Melihat penampilan orang-orang Negro maka sering menimbulkan kesan keras, sadis, tidak hermoral dan
sejenisnya. Pandangan yang demikian akan menimbulkan kesan segan bergaul dengan mereka dan selalu
Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lehih sukar untuk
berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadian dan intelegensia, juga faktor
lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadian
mana yang membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang
berintelegensi tinggi, lebih sukar untuk bersikap berprasangka. Mengapa? Karena orang-orang macam mi bersif at
dan bersikap kritis. Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehani-hari menunjukkan bahwa mereka yang tergolong
dalam jajaran kaum cendekiawan, bahkan juga para pemimpin dan negarawan juga bisa berprasangka. Bukankah
lahirnya senjata-senjata antar benua (Inter Continental Balistic Missile ICBM) adalah suatu prasangka yang
berlebihan dan para pemimpin, negarawan negara-negara adikuasa (superpower). Bukankah pemasangan rudal-rudal
jarak pendek milik Amerika Serikat di daratan Eropa Barat adalah suatu manifestasi dan prasangka Amerika Serikat
terhadap rivalnya yaitu Uni Soviet? Kondisi lingkungan/wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat
menimbulkan prasangka suatu individu atau kelompok sosial tertentu. Dalam kondisi persaingan untuk mencapai
akumulasi material tertentu, atau untuk meraih status sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial tertentu, pada
suatu lingkungan/wilayah di mana norma-norma dan tata hukum dalam kondisi goyah, dapat merangsang munculnya
prasangka dan diskriminasi. Antara prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan jelas. Prasangka bersumber
dan suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehani-hari sikap berprasangka dan
diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya
bertindak diskiminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun hegitu, hiasa saja seseorang bertin dak
diskriminatif tanpa herlatar- helakangpada suatu prasangka. Demikian Juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka
dapat saja berperilaku tidak diskriminatif. Di Indonesia kelompok keturunan Cina sebagai kelompok minoritas,
sering menjadi sasaran prasangka rasial, walaupun secara yuridis telah jadi warga negara Indonesia dan dalani UUD
1945 Bab X Pasal 27 dinyatakan bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang
didengar. Lebih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dan pikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan
dibuat pukul rata sebagai sifat dan seluruh anggota kelompok sosial tertentu. Apahila muncul suatu sikap
berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suatu suku bangsa, kelompok etnis
tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial yang lebih luas. Suatu contoh beberapa
peristiwa yang semula menyangkut beberapa orang saja, sening menjadi luas, melibatkan sejumlah orang. Akan
menjadi lebih riskan lagi apabila peristiwa itu menjalar lebih luas, sehingga melibatkan orangorang di suatu wilayah
tertentu, yang diikuti dengan tindakan-tindakan kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian
Orang-orang kulit putth di Amerika Senikat berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro, herlatar belakang
pada sejarah masa Iampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus Sebagai
budak. Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang Negro dewasa mi cukup dapat dibanggakan, terutama dalam
bidang olahraga, akan tetapi prasangka terhadap orang-orang Negro sebagai biang keladi kerusuhan dan keonara‘n
Suatu prasangka muncul dan berkembang dan suatu mdividu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial
tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan Huhungan Kerja (PHK) oleh pimpinan perusahaan
terhadap karyawanflYa.
Pada sisi lain prasangka hisa berkembang lebih auh sebagai akibat adanya jurang pisah antara kelompok orang-orang
kaya dengan golongan orang-orang miskiñ. Harta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta
itu didapat dan usaha-usaha yang tidak halal. Antara lain dan usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai
Keadaan frustasj dan beherapa orang atau kelompok sosial tertentu merupakan kondjsj yang cukup untuk menjmbul..
kan tingkah. laku agresif. Para ahli heranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan tipe kepribadjan orang-
orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri kepribadjan seseorang yang penuh prasangka,
Bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik, ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dan hal-hal
tersebut di atas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal. Beberapa di antaranya : konflik
Irlandia Utara -— Irlandia Selatan; konflik antara golongan keturunan Yunanj — Turkj di Cyprus dan perang Irak —
Iran berakar dan latar belakang adanya prasangka agama/kepercaya agama. Perang Vietnam, pendudukan Afganistan
oleh Uni Soviet, konflik-konfljk di lingkungan negara.negara Amerika Tengah Iebih banyak bermotjfkan ideologi
politik, dan strategi politik global. Munculnya kelompok.kelompok ekononvi, berdirinya fakta-fakta pertahanan
seperti NATO atau SEATO adalah contoh-contoh yang jelas dan gamblang — berkat dan adanya suatu prasangka
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong di
bawah ganis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan - kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.
Melalui pelaksanaan-pelaksanaan program-program pembangunan yang man- tap dan didukung oleh lembaga-
lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program Kredit Candak Kulak (KCK), Kredit
Modal Kerja Permanen (KMKP), dan dalam sektor pertanian dengan program: Intensifikasi Khusus (Insus), proyek
Perkehunan Inti Rakyat (PIR), juga Proyek Tebu Rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah Imbat-laun akan
dapat. menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian. Dengan begitu, prasangka-
prasangka ketidakadilan dalam sektor perekonomian antara kelompok ekonomi kuat dan kelompok ekonomi
Adanya usaha-usaha pemerintab dalam perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warganegara Indonesia, paling
tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan, tefutama pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati
oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan atas. Mengapa? Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu di
perguruan tinggi memang mahal. Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu, selain harus memiliki kemampuan
otak, juga harus punya modal. Bagi mereka yang memiliki keduanya, sungguh sangat beruntung. Sebaliknya,
sungguh malang bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan otak dan modal. Mereka akan selalu tercecer dan
tersisih dalam persaingan memprehutkan bangku sekolah. Masih beruntung bagi mereka yang memiliki kemampuan
otak. Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat dipertahankan secara konsisten, beasiswa yang ancka-ragam itu
Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai ting kat pendidikan dan tingkat dasar sampai peruguruan tinggl
bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat
Harus selaiu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang datang dan luar maupun yang datang dan dalam negeri,
semuanya akan dapat merongrong keutuhan negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah nilai yang
melekat, merupakan basis empuk bagi timbulnya prasangka, diskrimjnasi, dan keresahan. Berbagai ideologi secara
historis pernah mendapat tempat dan berkiprah di republik mi, bukan mustahil akan mengarnbil manfaat
kemajemukan kultur, status dan kelas masyarakat Bukan mustahil kalau mereka memanfaatkan situasi berprasangka,
resah, dan kemelut. Apalagi dalam suasana transisj masa satu asas, berbagai pengaruh dan kemungkjnan itu tidak
boleh diremehkan begitu saja. Sesungguhnya idealisme paham kehangsaan yang mencanangkan persatuan dan
kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas dan loyalitas yang tinggi. Dengan berbagai sikap
unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargaj, menghormatj dan
menjauhkan din dan sikap berprasangka. Dilandasj dengan sikap-sikap tersehut di atas, akan muncul sikap terbuka,
sikap lapang untuk menerima knitik, suatu makna dan perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan
masyarakat Indonesia. Upaya menjalin komunjkasj dua arah, karena masing-masing berniat membuka din untuk
berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki cmi khas kebudaya yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka.
Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan seharj-hanj bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai-nilaj yang
Suku bangsa, ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai sesuatu yang prima, nil, logis,sesuai
dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kurang baik, kurang estetis, bertentangan den gan
kodrat alam dan sebagainya. Hal-hal tersebut di atas dikenal sebagai ethnosentrisme, yaitu suatu kecenderungan yang
menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak, dan
dipergunakannya sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Ethnosentnisrne nampaknya rnerupakan gejala sosial yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan
secara tidak sadar. Dengan demikian ethnosentnisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan
atau meriilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendin. Sikap ethnosentnisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya ethnosentrisme penampilan yang ethnosentrik, dapat
menjadi penyebab utama kesalahpaham an dalam berkomunikasi. Ethnosentnisme dapat dianggap sebagai sikap
dasar ideologi Chauvinis yang melahirkan Chauvinisme. Chauvinisme pernah dianut oleh orangorang Jerman pada
zaman Nazi Hitler. Mereka merasa din superior, lehih unggul dan bangsa-bangsa lain; dan memandang bangsa-
Konflik (pertentangan) mengandung s‘iatu pengertian ting. kab laku yang lebih luas daripada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasan dan penang. Dasar konflik berheda-
beda. Dalam hal mi terdapat tiga elemen dasan yang merupakan cini-ciri dan situasi konflik, yaitu
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat di dalam konflik.
Unitunit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kehutuhan, tujuan-tujuan, masalah-
dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu
Pada taraf di dalam din seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi
Pada taraf kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dan konflik-konflik yang terjadi di dalam din individu, dan
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-
Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok
dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan berada. Perbedaan-perbedaan dalam tujuan, nilai,
dan norma, serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis di
dalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Para penulis seperti Berstein, Coser, Follett, Simmel, Wilson dan Ryland; memandang konflik sebagai sesuatu yang
tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan yang fungsional dan konstruktif;
namun sebaliknya, dapat pula tidak bersifat fungsional dan destruktif (Berstein, 1965). Konflik mempunyai potensi
untuk memberikan pengaruh yang positif maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia.
Sanford mengatakan bahwa ―Seseorang yang telah mempelajari cara-cara rnenanggulangi konflik di dalam dirinya
sendir adalah orang yang akan berkembang dengan lebih baik, dihandingkan dengan mereka yang tidak pernah
menghadapi konflik yang serius di dalam dirinya sendiri (Nevitt Sanford, 1966). Kemampuan drang yang biasa
menghadapi konflik dalam melaksanakan atau menggu nakan mekanisme-mekanisme dan tingkah laku penyesuaian
din, akan semakin luas dan semakin fleksibel, dan kemampuan empatinya dapat meningkat dengan cepat.
Sebaliknya, konflik-konflik yang terjadi di dalam din seseonang yang berlangsung terlalu lama, tenlalu gawat, atau
terlalu mendasar terhadap struktur kepribadian seseorang, dapat menuntun kepada desintegrasi kepribadian yang
Pada taraf kelompok, konflik dapat menuntun kepada peningkatan pemahaman dan penguatan huhungan di antara
para anggota kelompok, karena perbedaan-perbedaan yang timbul dapat disalurkan dan tidak dibiarkan terpendam di
dalam hati masing-masing orang. Konflik menimbulkan rangsangan untuk bertingkah laku dan merupakan basis
interaksi. Coser menyatakan bahwa hanyalah dengan melalui pengungkapan perbedaanperbedaan di antara para
anggotanya, yang memungkinkan kelompok untuk dapat menggambarkan nilainilai dan minat-minat bersama. Pada
saat hal-hal yang tidak disepakati diungkapkan, maka hal yang telah disepakati pun menjadi lebih jelas. Kejelasan
mengenai kesepakatan dan ketidaksepakatan tersebut, pada saatnya, secara langsung menunjang kesatupaduan atau
ikatan kelompok. Konflik sosial dapat menlmbulkan konsekuensi-konsekuensi yang meningkatkan kemampuan
orang untuk melibatkan din di dalam kegiatan-kegiatan pemecahan masalah dengan hasil-hasil yang memuaskan.
Selain memperhatikan aspek-aspek dalam konflik yang memberikan manfaat, tidak boleh dilupakan pula bahwa
hanyak konflik yang bersifat destruktif dan dapat menuntun kepada terjadinya desintegrasi kelompok. Dengan
demikian, cara-cara yang digunakan anggota-anggota kelompok untuk mengenali, memecabkan dan menanggulangi
konflik, rnerupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan berkelompok.
Konflik mungkin realistis maupun tidak realistis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan yang rasional, dan
konflik terjadi herkenaan atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis,
konflik tersebut merupakan tujuan itu sendiri. Tips konflik mi timbul dan proses-proses yang tidak rasional dan
ernosional dan pihak-pihak yang terlihat di dalamnya. Sringka1i pihakpihak yang terlibat di dalam konflik, tidak
menyadari akan proses-proses emosional yang telah mernotivasi mereka uniuk memasuki pertentangan itu. Hampir
semua konflik yang herlangsung di dalam kerumitan situasi kehidu pan manusia, mernpunyai elemen rasional
maupun elemen tidak rasional. Lebih jauh lagi konflik-konflik tersehut mungkin fungsional maupun disfungsional
Upaya untuk memecahkan jonflik selalu timbul selama herlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat
perbedaan-perbedaan di dalam sifatdan intensitaskonflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Pemecahan
terhadap konflik-konflik yang hesar tidak akan dapat terjadi sampai suatu kelompok telah berkembang mencapai
suatu titik di mana terdapat kesepakatan yang mendasar di dalain kelompok terjadi dengan pasti. Di dalam proses-
proses pembuatan keputusan, terletak metode-metode pengendalian konflik yang dapat digunakan terhadap semua
Elimination yaitu pengunduran din salah satu pihak yang terlihat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan
kami mengalah
kami mendongkol
kami ke luar
Subjugation atau Domination, artinya orang atau pihak yang mempunyal kekuatan terbesar dapat memaksa orang
atau pihak lain untuk mentaatinya. Tentu saja cara mi bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihakpihak
yang terlibat.
Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi. Pada hakikatnya majority mi merupakan salah satu bentuk dan subjugation.
Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan,
Compromise (kompromi), artinya kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik, berusaha mencari
Integration (integrasi), artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkafl dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. Integrasi merupakan cara
Setelah Perang Dunia II selesai, sejunilah negara di Asia mendapat peluang, menyatakan kemerdekaanflYa, seperti
India, Burma, Mua,ngthai, Malaya, dan Indonesia. pada umumnya negara-negara tersebut dijajah oleh negara-negara
Dalam masa penjajahan rakyat setempat tidak diberikan kesempatan yang luas dalam ikut serta di bidang
pemerintahan. Pengetahuan dan pengalaman yang serba sedikit dalam bidang pemerinlahan menimbulkan mas&ah
setelah mencapai kemerdekaafl. Negara Indonesia sebagai bagian dan negaranegara di Asia Tenggara menghadapi
beberapa masalah atau problema setelah mencapai kemerdekaafl pada tahun 1945.
Seakan-akan merupakan patokan, bahwa negara modern harus mempergunakan sistem pemerintahan model Barat.
Lanibang statusnya ternyata juga mempengaruhi sikap Indonesia di dalam memiih model sistem pemerintahan, agar
dapat diterima sebagai anggota baru yang terbebas dan belenggu penjajahan. Walaupun UUD 1945 memakai sistem
pemerintahan dan Barat sebagai modelnya. Tetapi pernyataan tentang kepribadian bangsa dalain segala aspek
nampak jelas. Semangat UUD 1945 disingkirkan, sementara kelompok yang menginginkan sistem liberalisme
mencapai kemenangan. Tetapi pada Juli 1959 dengan Dekrit Presiden UUD 1945 diberlakukan kembali.
Di Asia Tenggara terdapat pengaruh yang kuat dan pandangan Jefferson dan Marxist. Sebagai alternatif Indonesia
lebih menekankan pencanian ideologi bangsa pada akar budaya bangsa. Pancasila yang digali dan kebudayaan
Indonesia terdiri dan beribu-ribu pulau dan berpuluhpuluh suku bangsa merupakan masalah tersendiri dalam alain
kemerdekaan. Suku-suku bangsa tersebar di seluruh pulaupulau di Indonesia seperti suku Aceh, Batak,
Minangkabau, Padang, Bugis, Makasar dan Minahasa di Sulawesi, Suku Ambon di Maluku, suku Bali dan
seterusnya. Pada zaman penjajahan disatukan oleh kekuatan kolonial Belanda yang mempergunakan kekerasan.
Setelah mencapai kemerdekaan, Undang-Undang Dasar dan peraturan-peraturan lain yang bersifat Nasional
mengatur persatuan dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat Nasional. Peraturan-peraturan yang bersifat nasional
meupakan produk baru dan masih dirasakan sebagaisesuatu yang asing. Setiap suku-suku bangsa lebih merasa terik it
oleh sistem budayanya masing-masing. Oleh karena itu dalam menjalin hubungan antar suku atau yang bersifat
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bahwa pada masa akhir kekuasaan Belanda di Indonesia, rasa kesukuan
Minoritas di Indonesia yaitu suku asing keturunan China, Arab, Eropa ternyata merupakan masalah, terutama dalam
Masyanakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negana yang terdini dan
beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu berwujud Negara
Indonesia.
Masyarakat yang majemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang mengintegrasikannya melalui
janinganjaningan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial yang berpusat di kota-kota. Untuk lebih
Indonesia terdini dan sekitan 13.000 buah pulau besan dan kecil dan sejumlah laut, selat dan samudera mewujudkan
satu daerah atau lingkungan alam yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Perbedaan lingkungan alam
mempengaruhi ciri-ciri jasmaniah penduduk di masing-masing daerah sehingga penduduk Indonesia mewujudkan
Di daerah-daerah di Indonesia yang terseban luas terdiri dan sejumlah suku bangsa yang dikenal pula dengan
masyarakat daerah. Di Sumatera dikenal beberapa suku bangsa Seperti: Aceh, Batak, Minangkabau, dan sebagainya.
Di Kalimantan dikenal suku bangsa Dayak, Banjar. Di Sulawesi dikenal suku bangsa Makasar, Bugis, Minahasa dan
Tiap suku bangsa tersebut memiliki kehudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan serta bangsa lain.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercaya. an,
kesenian, moral, hukum, adat-Istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Oleh karena tiap suku bangsa mempunyai kehudayaan sendiri-sendiri. maka di Indonesia juga terdapat sejumlah
Dalam kehidupan sehari-hari suku bangsa itu mempergunakan sistem budayanya sendiri yang terdiri dan seperangkat
ilmu pengetahuan, kepercayaan, hukum, adat-istiadat, kesenian dan kebiasaan-lcebjasaan lainnya. Sistem
kebudayaan tersebut ditaati oleh warga masyarakatnya. Usaha mengingkari sistem budayanya dianggap oleh warga
masyarakatnya sebagai tindakan yang menye1ewng. Pelaku dan pelanggaran tersebut mendapat sanksi dan
masyarakatnya. Berat-ringannya sanksi didasarkan atas berat-ringannya pelanggaran yang dilakukan. Pelanggaran
Kalau disistematiskan maka masyarakat merupakan sumber energi yang menghasilkan kebudayaan. Dan kehudayaan
sebagai sistem budaya merupakan alat yang mengatur atau mengontrol masyarakatnya.
2) Agama
Dilihat dan segi historis suku-suku bangsa di Indonesia mempunyai teoleransi yang besar terhadap agama atau
kepercayaan yang lain. Sebelum kedatangan agama Hindu yangberasal dan India, orang-orang Indonesia sudah
mempunyai kepercayaan sendini yang biasa disebut dengan istilab animisme dan dinamisme. Agama Hindu datang
di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan.
Setelah agama Hindu mengalami kemunduran, datanglah agama lain berturut-turut agama Islam dan Kristen. Kedua
Kepercayaan seperti diwujudkan dalam agama Islam atau agama Kristen dan kepercayaan lain (Hindu Budha)
merupakan sumber nilai yang dianut oleh warganya. Nilai merupakan pedoman umum yang digunakan dalam
memilih antara berbagai kemungkinan pilihan. Nilai digunakan dalam menentukan tujuan tindakan atau usaha. Nilai
digunakan untuk menentukan baik tidaknya sesuatu. Nilai biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
kepercayaan tertentu membenarkannya. Orang mempergunakan nilai-nilai tertentu, karena orang menganut suatu
kepercayaan tertentu yang membenarkan nilai-nilai dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya bersama mi dinamakan
nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya mungkin merupakan nilai lama, tetapi juga mungkin merupakan nilainilai barn.
3) Bahasa
Pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat pula oleh satu persamaan yaitu bahasa. Bahasa yang
merupakan alat komunikasi dalam melaksanakan interaksi sosial di antara kelompoknya. Di Bali warga
masyarakatnya mempergunakan bahasa Bali dalam mengadakan hubungan. Di masyarakat Bugis orang
mempergunakan bahasa Bugis. Di Jawa warga masyarakatnya mempergunakan bahasa Jawa. Di daerah Batak warga
masyarakatnya mempergunakan bahasa Batak. Demikian pula karya-karya sastra masyarakat daerah itu
4) Nasion Indonesia
Di luar suku bangsa Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bugis, Bali, Banjar, Sasak dan sebagainya di Indonesia
Indonesia merupakan suatu federasi antara suku-suku bangsa yang masing-masing merupakan kesatuan tersendiri
Nasion Indonesia juga mempunyai kebudayaan sendiri yang disebut kebudayaan Nasional. Kebudayaan Nasional
terbentuk dan merupakan perpaduan dan kebudayaan daerah yang dapat diterima oleh masyarakat dan suku-suku
bangsa lainnya. Kebudayaan Nasional itu sendiri masth dalam tarap proses pembentukan lebih lanjut. Pada suku
bana Jawa yang mempunyai karya-karya sastra Jawa dan ditulis dalam bahasa Jawa merupakan kebudayaan daerah.
Tetapi karyakarS‘a sastra Jawa yang dalam bahasa Indonesia dan dapat diterima dan dimengerti oleh suku-suku
Tarian-tarian daerah yang dapat diterima dan dinikmati oleh warga daerah lainnya di seluruh Indonesia dapat juga
disebut sebagai Tazi Nasional. Hal yang menggembirakan ialah bahwa ada beberapa ahli yang mencoba kreasi tarian
baru yang dapat diterima dan dinikmati di seluruh Indonesia, seperti Bagong Kusudiardjo, Sarlito W. Kusumo.
Kesenian wayang mungkin akan tetap sebagai kesenian daerah saja, karena tidak dapat diterima dan dinikmati oleh
Jadi dalam pembentukan kebudayaan Nasional unsurunsurnya berasal dan kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah
itu sendiri tidak akan punah, tetapi tetap berkembang terus. Justru mengembangkan kebudayaan daerah berarti pula
Nasion Indonesia
Kebudayaan Nasional
Kebudayaan Nasional sebagai sistem kebudayaan Nasional mengontrol perilaku para warganya. Penyimpanan dan
b. Integrasi
di Indonesia
Keempat unsur tersebut sekaligus menjadi landasan dan atau corak masalah dihadapi oleh masyarakat Indonesia
yang majemuk.
Orang Indonesia merupakan pendukung lebih dan satu sistem kebudayaan, sebagai contoh seorang Sunda dalam
berkomunikasi dengan sukunya mempergunakan sistem kebudayaan Sunda. Di samping itu seorang Sunda ada yang
beragama Islam. Oleh karena itu dia juga memakai sistem kebudayaan Islam. Sebagai bagian dan rakyat Indonesia,
Dalam hal mi masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah merdeka yaitu masalah integrasi di antara
masyarakat yang majemuk itu. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakt majemuk itu tetap
pada kemajemukan masing-masing. Mereka dapat hidup serasi, berdampingan, seperti tulisan yang terdapat dalam
Lambang Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
Kalau kekuatan Nasional terlalu mendorninasi kehidupan politik, sosial, ekonomi warga sukusuku bangsa/daerah,
akan menimbulkan konflik antara pusat dan daerah. Kiranya timbulnya pemberontakan Dewan Banteng yang
dipimpin oleh Kol. Ahmad Huein dapat dianalisa dan segi itu.
Kuatnya integrasi akan menjadi salah satu ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan-pemberontakan di daerah.
Demikian pula dominasi kekuatan di tingkat Nasional cileh salah satu suku bangsa akan menimbulkan konflik
kekuatan antara suku-suku bangsa. Dalam peristiwa pemberontakan Permesta, suku Jawa dimusuhi oleh orang
3) Isu agama
4) Prasangka dan ethnosentrisme
Ad.1. Dalam hal mi terdapat Maim pengakuan dan suatu suku bangsa terhadap wihayah tertentu sebagai daerah
sukunya. Hal yang mungkin kurang tepat bahwa banyak pembagian propinsi yang didasarkan pada garis wilayah
suatu suku hangsa. Propinsi Jawa Barat batasnya merupakan batas wilayah yang ditempati suku Sunda. Jawa Tengah
merupakan tempat tinggal suku Jawa. Propinsi Sumatera Utara merupakan tempat tin ggal suku Aceh.
Ad. 2. Sejak zaman penjajahan di Indonesia terdapat orangorang, yaitu orang-orang Tionghoa, Arab. Mereka
walaupun nenek moyangnya berasal dan luar Indonesia, tetapi kebudayaannya sudah sangat berbeda dengan
kebudayaan nenek moyangiiya. Oleh karena itu mereka digolongkan sebagai golongan sosial. Setelah kemerdekaan
nampak jelas bahwa orang Tionghoa lebih baik kedudukan ekonominya dibandingkan dengan orangorang Indonesia
lainnya. Dalam masa penjajahan orangorang Tionghoa digunakaa sebagai pedagang perantara dengan orang-orang
Indonesia oleh Belanda. Mereka mendapatkan fasihitas-fasiltias yang lebih baik dibandingkan dengan orang
Indonesia sendiri. Setelah merdeka adanya perbedaan dalam kehidupan ekonomi antara orang-orang Indonesia
dengan orang-orang Tionghoa menjadi masalah dengan issue ash dan tidak ash. A.simihasi yang dipandang sebagai
jalan ke luar yang paling baik ternyata sulit dilaksanakan karena adanya perbedaan dan atau hambatan kebudayaan.
Ad.3. Agama yang masuk di Indonesia seperti Kristen, Kathohik, Islam telah mengambil oper kedudukan
agamaagama atau sistem kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh suku-suku bangsa di Indonesia. Agamaagama
besar itu telah dimasukkan dalam kebudayaan suku bangsa bahkan menjadi inti pendorong dinamika kebudayaan
tersebut. Agama-agama hesar itu dijadikan sumber etika dalam sistem nilai dan ajaran-ajaran moral dan kebudayaan
suku bangsa yang bersangkutan. Hubungan antara agama dengan kebudaynan suku sangat erat, seperti ternyata pada
Hal yang dapat menimbulkan masalah ialah sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan
keukuan.
Ad.4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu yang
dihubungkan sifat buruk yang berkait pada golongan tertentu tadi. Prasangka biasanya dikaitkan dengan
ethnosentrisme yaitu anggapan bahwa sukunya merupakan suku bangsa yang paling balk dibanding dengan suku
bangsa lainnya. Jelas, bahwa prasangka dan ethnosentrisme menjadi penghalang adanya integrasi. Oleh karena itu
masyarakat yang tingkat kemajemukannya tinggi akan menghadapi banyak kesulitan dalam integrasi dibandmgkan
Integrasi sosial (integrasi masyarakat) dapat diartikan adanya kerjasama dan seluruh anggota masyarakat, mulai dan
individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehmgga menghasilkan persenyawaan-
persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal mi terjadi
akomodasi, asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mainpu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak
t.erjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi, dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi
Hal yang penting, menganiati dimensi kemajemukan suatu masyarakat dapat dilakukan dengan melihat jumlah
kelompok yang berbeda kebudayaannya, konsensus anggota-anggota masyarakat terhadap nilai yang mengikat
seluruh warga masyarakat, dan mudah-tidaknya individu pindah dan suatu kelompok ke kelompok lainnya. l
Sejarah telab mencatat bahwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tahun 1928 adalah suatu perwujudan
solidaritassosial begitu kental merasuk dalam kalbu antar golongan pemuda. Tidak perlu dipertanyakan dan mana
asal-usul suku bangsa, ras, agama, bahasa dan lain sebagainya. Mereka bergabung, membaur, menyatu dalam kadar
Kondisi yang mirip juga pernah terjadi, walaupun dimensi waktu dan jumlah pelaku‘ berbeda. Dalam kurun waktu
tahun lima puluhan sampai enam puluhan, semua golongan begitu larut dalam semangat solidaritas sosial yang
tinggi, larut dalam kesadaran kebersamaan dalarn berbangsa begiu mengendap. Walaupun tidak dapat dipungkiri,
pada kurun waktu itu pun terdapat percikan-percikan konflik sosial dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan di
daerah-daerah tertentu di wilayah Republik Indonesia. Narnun begitu, semua pihak tetap menyadari, bahwa Tanah
Air tercinta Negara Kesatuan Indonesia mi didirikan sebagai hasil kerjasama Semua pihak, dan semua golongan.
Bahwa bangsa dan budaya Indonesia pada hakikatnya satu. Kenyataan adanya berbagai suku bangsa, ras dan corak-
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan Budaya Bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan Budaya Bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal dasar bagi terwujudnya Integrasi Sosial —
Integrasi Nasional.
5. INTEGRASI NASIONAL
Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang
berbeda ad4lah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Beberapa negara yang herdiri setelah Perang Dunia II
ternyata banyak yang tidak mampu mengintegrasikan berbagai golongan dalam masyarakatnya. Perang Saudara yang
terjadi di Nigeria terjadi karena Nigeria tidak berhasil mengintegrasikan suku-suku bangsa Hausa, Fulani, Ibo dan
Yoruba, sehingga lahirlah negara baru yang menamakan din Republik Baifara. Ketidakmampuan India
mempersatukan seluruh wilayahnya, melahirkan Negara Pakistan. Ketika wilayah timur memberontak, Pakistan
tidak mampu mempersatukan kedua wilayah itu Sehingga pada tahun 1971 lahirlah Bangladesh. Amerika Serikat,
Canada dan Australia menghadapi masalah integrasi bangsabangsa imigran. Demikianlah bentuk-bentuk
Menghadapi masalah integrasi mi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda
dan latar belakang sosio kultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi mi cenderung
diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang
Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional mi adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang
pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional mi pada prinsipnya
bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi mi disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang
banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya, maupun dalam pembentukan konsepsi nalarnya. Termasuk faktor
dominan dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi mi adalah masalah agama. Karena agama dipandang
sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sering tajam.
Permasalahan yang kedua, permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dan
berbagai kelompok atnis baik di antara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar,1
ke1ompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation- nation pribumi yang telah terbentuk
lama sebelum nation Indonesia diprokiamasikan. Mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu
nation. Memiliki kebudayaansendiri, bahasa sendiri, daerah teritorial sendiri dan perasaan solidaritas antara
nation Indonesia yang baru. Hal mi yang menyebabkan bahwa masalah integrasi berbagai kelompok etnis merupakan
masalah pokok bagi integrasi nasional Indonesii. Selain masalah etnis pribumi Indonesia juga menghadapi masalah
integrasi warga negara keturuflan asing. Karena mereka yang tergolong keturunan asing mi secara genitas masih
memiiki hubungan dengan negara asalnya, maka mereka berusaha mengembangkan kebudayaan negara asalnya di
Indonesia. mi merupakan masalah baru bagi negara Indonesia. Dan segi kemungkinafl memberontak untuk
memperjuangkafl satu wilayah sendini, keturunan asing maupun peranakan membuat jarak yang tegas dengan
kelompok pribumi. mi juga masalah yang cukup rumit bagi kelancaran integrasi nasional secara utuh.
Petmasalahan ketiga, adalah masalah teritonial daerah yang seringkali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia
yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi mi akan
Masalah keempat, ditinjau dan kehidupan dan pertumbuhan Partai Politik. Permasalahan politik di Indonesia
berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lewis Tylor dan Michael C. Hudson mencatat
beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu, terjadinya demonstrasi, kerusuhan, serangan bersenjata,
meningkatnya angka kematlan akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat ireguler.‘ Di
samping itu adanya partai-partai politik yang tenikat oleh kepentingankepefltingan primordial yang secara tidak
langsung terikat oleh kepentingan daerah dankelompok elite dan kelompok etnis tertentu. Hal mi sesuai dengan yang
ditulis Prof. R. William Liddle dalam bukunya ―Ethnicity, Party, and national Integration : An Indonesia Case
Study,‖2 bahwa integrasi nasional Indonesia mempunyai dua dimensi yaitu dimensi horisontal dan ditnensi vertikal.
Dimensi horisontal dimaksudkan untuk menunjuk perbedaan suku, agama, aliran dan lain-lain, sedangkan dimensi
vertikal dimaksudkan untuk menunjuk kesenjangan kelompok elite nasional dengan massa. Yang terakhir mi
2) Upaya Pendekatan
Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai p0- tensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem
silangmenyilang (Cross cutting Affilation) yang akan melahirkan pelapisan sosial yang saling silang-menyilang, atau
paling tidak akan membuat konflik sosial tidak menjadi terlalu tajam,3 maka diusahakan pula langkah-langkah yang
lebih sistematis dan operasional. Demikianlah dengan sistem silang-menyilang mi konflik antara suku-suku bangsa
daerah akan dapat diredakan dengan adanya perternuan di bidang agama. Upayaupaya yang dilaksanakan untuk
Pertama : Untuk mempertebal keyakinan seluruh warga negara yang terdiri dan berbagai golongan itu terhadap
ideologi nasional, maka pemerintah berusaha untuk mewujudkan idealisme atau citacita nasional yang diamanatkan
oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui pembangunan di berbagai sektor, dengan titik tekan pada pemerataan
Kedua : Berusaha membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan pembangunan
Ketiga Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa
Keempat Membentuk janingan asimilasi bagi berbagat kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan asing. Untuk
langkah mi dapat dicontuhkan dengan transmigrasi, pertukaran/mutasi karyawan dan satu daerah lain, adanya
Kelima Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara
Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah,
tan- pa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik dapat
saja terjadi. Di samping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa
perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau
integrasi, maka kemungkinan integrasi iasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian integrasi nasional sebagai suatu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau
paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi
masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cuttiig affiliation. Di samping dukungan
usaha-usaha seperti yang telab dikemukakan di atas, maka masih ada penunjangyang cukup berpengaruh terhadap
Prasangka adalah sikap negatif atau juga dapat bersifat p0- sitif terhadap sesuatu. Prasangka dibedakan dengan
diskriminasi, Prasangka bersumber dan suatu sikap. Diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan.
Prasangka dan diskriminasi tidak muncul dan segolongan orang-orang kampungan berpendidikan rendah, tetapi juga
di kalangan orang-orangintelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber nasional maupun internasional,
Opini urnurn berpendapat bahwa lahimya peluru-peluru kendali ICBM (peluru-peluru kendali antar benua) yang
dibuat oleh negara-negara adikuasa (superpower) adalah sebagai akibat adanya akumulasi dan prasangka yang
Bahwa pertentangan sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai akibat dan adanya interaksi sosial. Masalah itu akan
lebih menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti Indonesia i. Setiap orang atau kelompok dalam
menghadapi masalah soalal selalu melihat dan sistem nilai yang benlaku pada kelompoknya. Oleh karena
kebudayaan Jawa, Kebudayaan Batak, kebudayaan Aceh, kebudayaan Dayak, kebudayaan Bali, Ambon dan
sebagainya, sedangkan sistem nilai merupakan bagian dan kebudayaan, maka betapa kompleknya masalah-masalah
Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di
Indonesia adalah penting bagi bangsa Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda persatuan Indonesia diikat oleh
adanya pemerintahan kolonial yang memerintah seluruh Indonesia. Setelah Indonesia merdeka kekuatan formal yang
menyatukan Indonesia adalah pemerintahan nasional, UUD 1945 dan ideologi Pancasila. Satu ikatan lagi dipenlukan
yaitu kebudayaan nasional sehingga nation Indonesia yang lahir pada tahun 1945 itu dapat mempunyai akar yang
kuat.
Oleh karena itu integrasi merupakan alternatif yang baik untuk modal tumbuhnya kebudayaan nasional.
Kemajemukan tetap diberikan peluang untuk hidup di In donesia. Tetapi dalam mengadakan interaksi sosial antara
suku perlu dicarikan dasar yang disetujui bersama. Hal-hal baru yang disetujui atau dapat disetujui bersama itulah
yang akan menjadi modal dan kebudayaan nasional. Unsur-unsur daerah yang dapat disetujui atau diterima oleh suku
Integrasi sosial bermakna terwujudnya solidanitas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyanakat secara
harmonis dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda. Sedangkan integrasi
nasional bermakna: solidanitas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, dianahkan demi
Secara umum terdapat tiga masalah besar yang harus dikaji secara serius untuk mencapai perwujudan integrasi social
pembauran hana;
perubahan nilai-nilai.
BAR IX
KEMISKINAN
Sistem Ekonorni
Sebelum kita membicarakan pengertian system ekonmi maka terlebih dahulu kita mengetahui artiistil‘h sistem dalam
sistem ekonomi.
Istilah sistem dalam sistem ekonomi adalahSuatu kumpulan elernen-elemen, di mana antara elemen-elemen tersebut
terdapat adanya hubungan, dan yang ditujukan ke arah pencapaian sasaransasaran beama atau tujuan yang diinginkan
bersama.
Menurut John F. Due yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah is the group of economic system, the
organization through the operation of which the various, scarce, relative ti the them are utilized to satisfy the of
man‖.
Berdasarkan rumusan pengertian sistem ekonomi di atas, sistem ekonomi terdiri dan sejumlah elemenelemen, sedang
Di dalam setiap sistem ekonomi dalam bentuk apapunjuga senatiasa menghadapi empat tugas pokok, yang pada
Masalah yang pertama mi berhubungan dengan masalah pilihan atas macam-macam alternatif terhadap barang dan
Masalah yang kedua mi berhubungan dengan masalah pilihan teknologi yang akan digunakan dalam menghasilkan
Masalah yang ketiga mi berhubungan dengan masalah pembagian pendapatan (distribution of income) yang diterima
d. Bilamanakahlberapa banyak sumber-sumber ekonomi yang bersangkutan akan disalurkan ke arah konsumsi yang
Masalah mi berkaitan dengan soal pilihan antara masa kini dan masa yang akan datang.
Bagaimanakah pemecahan masalah terhadap empat permasalahan di atas pada tiap-tiap sistem ekonomi berbeda
sama lain. Macam ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan mewarnai pola/cara pemecahan keempat masalah di
atas.
Sistem ekonomi kapitalisme mempunyai konsep yang jelas tentang hakikat manusia. Pada sistem ekonomi
kapitalisme asumsi dasarnya adalah manusia mengejar kepentingan pribadinya. Kepentingan pribadi dan tiap-tiap
oranglah yang dikelola dalam sistem kapitalis. Kalau semua Orang hanya mengurusi kepentingan dirinya sendiri
saja, bagaimana kehidupan masyarakat dimungkinkan ? Adam Smith tidak merasa khawatir, karena sistem
persaingan bebas akan menertibkannya. Orang yang terlalu serakah menjual barangnya terlalu mahal akan terpaksa
membatasi keinginannya mi dengan munculnya orang lain yang rnau menerima keuntungan yang lebih sedikit
Keserakahan masing-masing orang akan saling mengatur dirinya sendiri, dan gejala mi oleh Smith dikatakan sebagai
pengaturan yang dilakukan oleh tangan yang tidak kelihatan. Dalam pandangan sistern kapitalis, keserakahan
manusia bukan saja tidak berbahaya, dia bahkan merupakan sumber dinamika dan masyarakat kapitalis. Ada empat
sifat pokok yang penting dalarn sistern kapitalis, keempat sifat pokok tersebut pada dasarnya alat/cara daripada
Hak milik atas barang-barang modal atau alat produksi seperti tanah, mesin-mesin sumber-sumber alam ada di
Menurut prinsip mi, maka harga barang-barang dan jasa-jasa di tentukan oleh permintaan dan penawaran.
c) Persaingan bebas.
Dalam sistem kapitalis persiangan bebds dapat terjamin hal mi berasal dan adanya empat kebebasan kapitalis yang
pokok yaitu
d) Prinsip keuntungan.
Dalam mencari keuntungan sistem kapitalis lebih demokratis sifatnya, artinya terbuka kesempatan bagi setiap orang
Dalam sistem ekonomi sosialis juga xnempunyai konsep jelas tentang hakikat manusia. Berdasarkan pandangan
Hakikat manusia umum (human nature in general) yaitu manusia sosial, menurut pandangan sosialis manusia itu
sebenarnya adalah sosial bukan individu. Manusia sebenarnya hidup secara harmonis dengan alam dan manusia-
manusia lain.
Tapi oleh kaum kapitalisme melalui konsep pemilikan pribadi, maka orang jadi berebutan untuk memiliki alam
sebanyak-baflYakflYa.
Hakikat manusia sebagaimana dia telah diubah oleh sejarah (human nature-asmodifled historical epoch):
Pengertian sejarah yang dimaksud adalah sejarah yang telah ditinggalkan oleh kaum kapitalisme. Akibat dan upaya
pemilikan pnbadi yang diizinkan oleh kaum kapitalis, manusia jadi berkompetisi dengan manusia lainnya. Dengan
demikian lebih banyak, dia jadi makin berkuasa dan bisa memiliki manusia Iainnya. Akibatnya manusia menjadi
terasing, jadi menyendiri terputus dan hubungannYa baik dengan alam maupun dengan manusia lainnya.
Alam dan manusia lain jadi semacam, ―musuh‖ yang bisa digunakan untuk mengancam dirinya, kalau dia tidak
memilikinya.
Akibatnya dari kenyataan di atas manusia yang dahulu sosial menurut pandangan kaum sosialis berubah menjadi
serakah.
Kaum Sosialis berpandangan bahwa keserakahan manusia perlu untuk diubah. Sistem ekonomi sosialisme pada
dasarnya berupaya mengembalikan hakikat manusia pada proporsi sebenarnya, yaitu manusia sosial. Oleb sebab itu
diperlukan adanya suatu sistem sosial yang bisa mengembalikan hakikatnya manusia itu, sedang sistem sosial yang
Upaya yang perlu dilakukan menurut pandangan kaum sosialis adalah penghapusafl pemilikan pribadi. Seluruh
kegiatan ekonomi dipimpin dan pusat/negara. Produksi, distribusi dan konsumsi diatur dengan peraturan dan tiada
Berbicara tentang sistem ekonomi Indonesia, maka arah pembicaraan kita kepada Undang-Undang Dasar 1945,
Pasal 33 UUD‘45 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia, dengan kelengkapan pada pasal 23,
Cabang-cabang yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
Bertumpu pada pasal 33 UUD 45 terdapat tiga bentuk kegiatan atau bangun usaha dalam perekonomian Indonesia.
Usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan adalah ―koperasi‖. Kegiatan usaha koperasi merupakan tulang
punggung kegiatan perekonomian bangsa Indonesia, terlepas dan berbagai kegagalan yang ada di dalam
pertumbuhannya. Dalam pandangan hidup bangsa Indonesia kita temukan adanya semangat kolektivisme (gotong
royong) atau kekeluargaan. Akar pandangan hidup kolektivime inilah yang memperkuat tumbuhnya koperasi di
kalangan masyarakat kita. Pagaimana semangat kebersamaan dapat dijelmakan dalam kegiatan usaha koperasi perlu
dan mewarnai bangun-bangun ataubentuk usaha lain yang ada, yang hakikat dan perananannya sesuai dengan
petunjuk-petuniuk ayat 2 dan 3. Artinya di dalam kegiatan usaha swasta, apakah itu herhentuk Perseroan Terhatas
atnu Jainnya, apakah asing, patungan dengan asing, patungan dengan asing, domestik prihumi maupun non pribumi
Mengenai ayai. 2 dan 3 pasal 33 U[1Y45 kalimat ―mengusai hajat hid up orang banyak‖ (yang tidak lain adalah
―basic needs‖) dan ―digunakari untuk sehesarbesarnya kemakmuran rakyat‖ adalah ekspresi danpada adanya
Untuk yang penting bagi negara dan untuk hajat hidup orang banyak itu, maka cabangcabang produksi penlu benar-
benar ―dikuasai oleh negara‘‖ hal mi memberikan petunjuk langsung bahwa mekanisme harga bebas tdak holeh
berlaku di dalam perekono mian. Yang penting dan menjadi tujuan utarna adalah pengamanan kepentingan negara
1. Produksi
1) Pengertian Produksi
Kebutuhan hidup manusia dapat dipenuhi dengan barang dan jasa. Cara memperoleh barang dan jasa mi ada yang
memenlukan pengorhanan dan ada juga yang tidak penlu pengorbanan. Benda-benda bebas yang disediakan oleh
alam dan tidak lagi memerlukan pengorbanan seperti udara, sinar matahani, akan tetapi kehutuhan hidup lainnya
Kegiatan untuk rnenghasiikan barang dan jasa itu dinamaka produksi. Pada hakekatnya produksi adalah kegiatan
menciptakan kegunaan. Kegunaan artinyadapat memenuhi kebutuhan manusia. Jadi pengertian secara luas produksi,
bukan hanya kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, tetapi mencakup semua kegiatan yang menciptakan dan
menambah kegunaan.
Mengangkut batu dan sungai ke tempat bangunan, mengaduk semen dan dengan pasir, melayani tukang mengatür
yaitu:
Ektraktif
Memungut langsung dan hasil alam seperti perikanan laut pertambangan dinamakan produksi ektraktif. Alam
menciptakan batubara, minyak bumi melalui proses kimia dan alamiah ratusan ribu tahun lamanya tanpa usaha
manusia. Dalam pertambangan manusia hanya sekedar menggalinya dan perut dan lapisan bumi.
Agraris
Mengolah tanah untuk memlihara tumbuhtumbuhan dan hewan dinamakan produksi agraris seperti pertanian dan
perikanan. Perikanan daràt di Indonesia dikelompokkan ke dalam produksi agraris karena pada hakekatnya kegiatan
Endustri
Kerajinan, perakitan, perbaikan ada]ah kegiatan industri. Bahan mentah diolah menjadi bahan jadiatau sehgah jadi,
perakitan sepeda motor, usalia perbengkelan, pabrik makanan dan minuman, mi semua merupakan perindustrian.
Parawisata di Indonesia termasuk industri karena kegiatan itti dianggap sebagai pengolahan objek-objek pariwisata
Perdagangan
Perdagangan ialah semua kegiatan jua 1wIi. Perdagangan itu adakalanya hanya merju‘iI L. 1 produksi sendiri
sepereti Pertamina mnjuJ minyak hasil produksi sendiri kepada agen-a, petarii menjual padi yang dihasilkan sendiri.
Pada umumnya perdagangan itu mencakup kegiatan membeli untuk kemudian dijua1nya. Perdagangan membeli
hasil pertanian dan petani yang umumnya berada di desa desa, kemudian dijualnya ke pasar,
Jasa
Produksi jasa adalah kegiatan penyediaan saratia jasa, seperti tranport, asuransi, perhotelan, pergu dangan, perbankan
dan sebagainya. Sektor jasa tidak menghasilkan barang, tetapi hasilnya berupa sarana Makn maju produksi jasa
Pembagian bidang produksi di atas menunjukkaii jeflis produksi dalam perekonomian. Pengaturni‘ perekonomian
sesuatu negara umumnya men i k i,li bidang-bidang tersebut, misalnya terdapat Depa rte me Perindustrian,
disebut tahap primer, sekunder tersier. Ektraktif dan agraris merupakan tahap pri mer industri dan perdagangan
Negara yang telah dapat mengernbangkan tahap produksi bidang tersier, umumnya adalah negara yang makmurr dan
sudah relatif kuat perekonomiannya. Produksi bidang jasa mi merupakan produksi sebagai akibat dan kegiatan
Misalnya : Jika pertanian masih tahap primitif dan hasilnya pun juga masih rendah. Tujuan produksinya pun hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Dalam perekonomian seperti itu akan timbul usahausaha perbankan,
pengangkutan asuransi, karena belum diperlukan. Sebaliknya bila pertanian tersebut meningkat dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri dan juga untuk diperdangkan, yang ditandai dengan produksi masa, dengan sendirinya
akan diperlukan sektor j asa, seperti pengangkutan, pergudangan, asuransi dan sebagainya.
Tahapan-tahapan perkembangan jenis produksi yang diusahakan di atas seirama dengan kemajuan tehnologi yang
dimiliki suatu bangsa. Negara yang mempunyai perekonomian sudah maju dan yang memiliki keahlian serta
Kemakmuran suatu bangsa, pad umumnya sejalan dengan tingkat tahapan perkembangan jenis produksinya tetapi mi
tidak mutlak. Misalnya Australia, Swedia, Selandia Baru merupakan negara agraris yang tingkat kemakmurannya
tinggi, karena hasil produksinya besar, akibat teknologi produksi yang modern. Sedangkn negara yang tingkat
negaranya juga sudah baik, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan sebagainya.
3) Faktor-faktor Produksi
Suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu barangdiperlukan faktor-faktor produksi. Pada mulanya, manusia berusaha
untuk menghasilkan suatu barang hanya dengan 2 jenis faktor produksi, yaitu faktor alam dan faktor tenaga kerja. mi
terjadi pada masyarakat yang masih primitif. Mereka berburu hanya dengan mempergunakan tenaga kerja saja.
Dalam hal mi proses produksi hanya mempergunakan faktor alam, yaitu alam beserta isinya (tanah, binatang dan
sebagainya) dan faktor tenaga kerja manusia. Itulab sebab mengapa alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi
ash. Pada perkembangan selanjutnya, sejalan dengan makin berkembangnya taraf berpikir dan kecerdasan manusia,
hasil buruannya akan relati lebih banyak. Pada sisi lain jumlah manusia main bertambah banyak, maka perlu
pengaturan dalam mempergunakan ketiga faktor tersebut. Hal inilah yang disebut faktor produksi yang keempat,
yaitu faktor keahlian mengatur atau faktor skill. Selanjutnya faktor modal dan faktor skill mi disebut faktor produksi
turunan.
Dan segi hasilnya, faktor produksi ash hanya dapat memberikan hasil minim dan mi hanya sekedar dapat
dipergunakan untuk mempertahankan hidup. Penambahan hasil produksi secara berlipat ganda dan sampam batas
tertntu setiap penambahan faktor produksi modal akan terus meningkatkan hasil produksi. Faktor skill berfungsi
mengatur faktor-faktor produksi lainnya, agar Jebih berdayaguna dengan memperoleh hasil produksi yang lebih
banyak lagi.
Suatu proses produksi dapat berhasil dengan baik atau tidak, mi sangat tergantung kepada keempat faktor produksi
2. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi ialah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan jasa dan
Jumlah barang dan jasa yang ditenma konsumen sangat tergantung pada kebijaksanaan produsen. Sedangkan
pemasaran, seperti halnya distribusi hanya saja jumlah barang dan jasa sangat tergantung pada konsumen sendiri. Hal
mi dipengaruhi oleh kebutuhan dan daya beli konsumen. Adapun pasar merupakan tempat terjadinya jual-beli.
Peristiwa jual beli itu sendiri mungkin terjadi di tepi jalan di kota dan mungkin juga terjadi dengan di rumah sendiri,
Pada kehidupan sehari-hari antara distribusi dan pemasaran diberi pengertian yang sama. Karena pada prinsipnya
kedua berusaha menyampaikan barang dan produsen kepada konsumen. Para konsumen baru bisa memperoleh
barang-barang dan yang diperlukan, apabila telah dibawa oleh lembaga-lembaga pemasan ke tempatnya.
Baik di negara dengan sistem ekonomi leiberal maupun sistem ekonomi sosialis, distirbusilpemasaran mi megang
peranan penting sekali. Walaupun negara atau pengusaha-pengusaha dapat menghasilkan barang-barang sebanyak-
banyaknya, tidaklah memberi jaminan bahwa kebutuhan masyarakat akan mudah dipenuhi. Masyarakat baru merasa
puas kalau mereka dapat memperoleh barang keperluan dengan mudah di daerah di mana mereka bertempat tinggal.
mi semua sangat tergantung pada kegiatan distribusi/ pemasaran. Proses mi dapat digambarkan
2) Jenis-jenis Pasar
(1) Pasar nil (nyata), yaitu pasar tempat menjual dan pembelinya benar-benar bertemu. Barang yang diperdagangkan
juga tersedia di tempat itu. Jika dalam tawar menawar, harga sudah disetujui maka pembeli dapat segera membayar
Contoh
(2) Pasar Abstrak, yaitu pasar di mana antara penjual dan pembeli belum tentu bertemu. Penjual menawarkan barang
dengan contoh (monster), misalnya menjual tembakau dalam partai besar, yang di bawa kepada calon pembelinya
(1) Pasar dalam negeri, yaitu pasar yang ruang lingkupnya terbatas pada negeri sendiri. Barang yang diperdagangkan
diproduksikan hanya untuk pasar dalam negeri, misalnya tahu. Mata uang yang diperdagangkan adalah mata uang
dalam negeri.
(2) Pasar luar negeri, yakni pasar yang ruang lingkupnya melampaui batas negara. Barang yang diperdagangkan
(3) Pasar dunia, yaitu pasar yang ruang lingkupnya meliputi seluruh dunia, contoh pasar temabakau, pasar karet, dan
sebagainya.
Permintaan adalah jumlah barang yang akan dibeli oleh pembeti pada suatu saat dengan harga t.ertentu. Contoh jika
harga sepotong baju Rp 5000 jumlah baju yang dibeli 100 buah. Jika harga naik menjadi Rp 6.000 jumlah baju yang
akan dibeli turun menjadi 80 buah. Apabila harga turun menjadi Rp 4.000 maka jumlah baju yang akan dibeli naik
menjadi 125 buah. Jumlah-jumlah baju yang akan dibeli itulah yang disebut permintaan.
1) Permintaan mutlak (absolut demand), yaitu permintaan semua orang yang membutuhkan barang yang tidak
mengingat keuangannya.
2) Permintaan efektif (efetive demand), yaitu permintaan semua orang yang memerlukan barang yang dapat
membayar harganya.
Makin rendah harga barang, makin banyak jumlah permintaan terhadap harang itu dan sebaliknya, makin tinggi
harga barang, makin sedikit jumlah permintaan terhadap barang itu. Jadi permintaan itu berbanding terbalik dengan
harga barang.
Hukum permintaan tersebut hanya berlaku dengan asumsi ―ceteris paribus‖, yang berarti ―kalau
orang tidak percaya, bahwa perubahan harga yang satu itu tidak akan menyebabkan perubahan harga selanjutnya.
Apabila perubahan harga Lla.tkJturuIl relatif Iebih besar daripada perubahan turuii/naik) juinlah barang yang dim
inta, diebu t permi nt aan in elastis Dan dalarn keadaan ang eI>a1iknya diebut perinintaan elastis.
Elastisilas per!flifltaall akaii barang konsunisi tergantung kepada beberapa hal, antara lain
1) Tingkat [,esar kecilnya intensitas kebutuhan akan barang. Makin hesar tingkat intensitasnya, inakiii sedikit
2) Tingkat substitusi. Misalnya mentega pengganti margarine. Jika harga mentega naik maka orang akan berpindah
beli margarine, yang hargariya relatif murah. I)engan adanya kenaikan harga sedikit saja, jurniab bararig yang
Tetapi jika penghasilan konsumen sedikit maka tingkat elastisitas permintaannya akan barang adaiah besar.
Penawaran adalah jumlah harang yang akan dijual oleh penjual pada suatu saat dengan harga tertentu. Makin rendah
tingkat harga barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkanJdijuai. Jadi penawaran mi berbanding lurus
dengan tingkat harga ha- rang, dan hal mi disebut hukum penawaran.
Huku penawaran hanya berlaku jika keadaankeadaan lain yang dapat Inempengar uhi penawaran tidak berubah
1) Penjual tidak pesimis, Perijual tidak mengharap atau menganggap bahwa harga barang akari terus turn.
Jika penjual pesimis, maka walaupun harga barang turun penawaran tetap banyak.
Tingkat permintaan (konsumsi) seseorang ditentukan oleh tingkat harga dan daya beli (pendapatannya). Sedangkan
tingkat penawaran (Supply) ditentukan oleh tingkat harga, permintaan dan kemampuan berproduksi.
Pertemuan atau kesesuaian permintaan dan penawaran adalah harga keseimbangan (equilibrium price) disebut juga
harga pasar. Pada tingkat harga tersebut penjual bersedia menyerahkan barangnya dengan menerima pembayaran
harga barang tersebut. Demikian juga sebaliknya, pembeli menerima barang dengan membayar harganya.
4) Fungsi-fungsi Pemasaran
Fungsi-fungsi Pemasaran adalah semua hal yang harus dilakukan oleh mata rantai pemasaran, sehingga barang-
menjual, yaitu melakukan penjualan barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat harga yang berlaku.
menyimpan, yaitu melakukan penyimpanan barang-barang sampai waktu barang-barang itu diperlukan oleh
untuk merientukan pilihannya. Standardisasi dapat dilakukan berdasarkan kualitas barang, jumlah barang dan
sebagainya.
pembelanjaan, yaitu mengusahakan dan mempergunakan modal yang diperlukan terutama untuk melalukan stock
mengambil resiko, yaitu menanggung kemungkinan rugi atau rusaknya barang-barang, sepertikebakaran, pencurian,
mengadakan advertensi/ikian, yaitu mengadakan kampanye untuk memperkenalkan barang-barang baik mengenai
5) Lembaga-lembaga Pemasaran
Lembaga-lembaga pemasaran, ialah perseorangan atau perusahaan yang bekerja antara produsen dan konsumen akhir
(bekerja untuk mendekatkan jarak antara produsen dan konsumen). Dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran,
ada lembaga-lembaga pemasaran yang ikut memiliki barang-barang yang diperjual belikan, ada pula lembaga-
lembaga yang tidak ikut memiliki barang-barang, tetapi hanya membantu mempertemukan penjual dn pembeli saja.
Berdasarkan uraian di atas, maka lembagalembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu
Pedagang
Agen
Pedagang ialah lembaga pemasaran yang ikut memiliki harang yang diperjualbelikan. Pedagang mi dapat
dikelompokkan menjadi
Pedagang besar
Pedagang lecil/eceran
Pedagang besar ialah pedagang yang menjual dan membeli barangnya dalam jumlah besar. Pedagang besar membeli
Pedagang kecil ialah pedagang yang menjual barangnya dalam jumlah kecil-kecilan langsung kepada konsumen atau
pemakai terakhir untuk keperluan rumah tangga. Pedagang mi membeli barang-barang kepada pedagang besar.
Agen ialah lembaga pemasaran yang pekerjaannya mengadakan perjanjian mengenai pembelian dan atau penjualan
Distributor
Tunggal (Agen)
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pemakai
3. Konsumsi
1) Pengertian Konsumsi
Kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan disebut kegunaan. Setiap kali digunakan berkurang pula
kegunaannya, hingga akhirnya habis terpakai. Tindakan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang disebut
Setiap tindakan konsumsi harus dilakukan atas dasar prinsip ekonomi dan prioritas kebutuhan. Hal mi disebabkan
terbatas.
2) Penerimaan dan Pengeluaran
Buruh menerima upah, pedagang mendapat laba, orang tua menerima kiriman uang dan anaknya. Semua unsur yang
diterima tadi adalah himpunan penerimaan. Setiap rumah tangga, baik berupa keluarga, perusahaan maupun negara
harus mempunyai ?enerimaan, sebab dengan penerimaan tersebut rumah dapat dibiayai pengeluaran yang harus
Pengeluaran pertama-tama ditujukan untuk memenuhi konsumsi, rumah tangga. Setelah kebutuhan konsumsi
terpenuhi, barulah sisanya diperuntukkan investasi (penanaman modal). Selain jumlah penerimaan, yang
mempengaruhi besarnya konsumsi adalah cara mengatur pembelanjaan, agar dana yang dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Engel (Ekonomi Jerman) mengemukakan hukum hubungan antara pendapatan dan konsumsi, bahwa makin
kecil pendapatan, makin besar bagian dan pendapatan yang dipergunakan untuk konsumsi atau sebaliknya.
Prosduksj yang teiah dihasilkan oleh produsen, dipasarkanJdijual kepada konsumen. Dan segi lain juga harus diakui
bahwa beberapa jumlah yang harus diproduksi itu dipengaruhi oleh ada atau tidaknya calon pembeli. Oleh karena itu
1) Pemuasan maksjmum.
Setiap orang yang berusaha memperoleh kepuasan setinggi mungkin dan barang-barang yang dimiliki.. nya.
Pernuasan itu herbentuk vertikal dan horizontal. Pemuasan itu berbentuk vertikal, pemuasan kebutuhan terhadap
suatu jenis barang tertentu secara terus menerus hingga ia mencapat tingkat kepuasan yang tertinggi. Sedangkan
kepuasan yang berbentuk horizontal, pemuasan kebutuhan terhadap beberapa jenis barang konsumen berusaha untuk
Sebagaimaria telah dikatakan bahwa tingkat konsumsi itu tergantung pada jumlah pendapatan dan juga tingkat harga
barang kebutuhan. Makin besar jumlah pen dapatan secara absolut makin besar jumlah konsumsj. Juga demikian
halnya dengan tingkat harga, makin tinggi tingkat harga makin kecil tingkat konsumsinya demikian juga sebaliknya.
e. Kemakmuran
Adanya lapisan4apisan sosial atau kedudukan-kedudukan yang berbeda-beda tingkatannya dalam masyarakat, maka
diakui pula adanya anggapan umum bahwa ukuran kemakmuan bagi tiap-tiap golongan atau lapisan di dalam
Sebenarnya pandangan yang dianut orang-orang terhadap pengertian kemakmuran tidak selalu sama, misalnya
persepsi kemakmuran menuut buruh, guru, ulama, pegawai, pengusaha dan sebagainya. Jadi kedudukan-kedudukan
tidak hanya mempunyai perbedaan dalam hak-hak dan kewajiban-kewajiban atau peranan, tetapi pula dapat berbeda
persepsinya. Bagi orang-orang yang biasa berpikir rasional dan eksak, kemakmuran seseorang atau masyarakat
diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiiki atau yag dikuasal untuk memelihara
dan menikmati hidupnya. Makin banyak jumlahnya dan makin tinggi nilainya maka makin tinggi taraf kemakmuran
hidupnya. Karena itu setiap orang mengejar berbagai fasiitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang kehidupan dan kelangsungan hidup keluarganya. Kebutuhan hidup itu bermacam-macam, akan tetapi
apabila digolongkan hanya ada dua, yaitu: kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer berupa
barang-barang pangan, sandang dan papan yang pertama-tama dituntut untuk menunjang hidup rnanusia. Kebutuhan-
kebutuhan yang tak dapat ditangguhkan penggunaannya disebut kebutuhan sekunder, misalnya berupa barang-barang
Pandangan yang berbeda dan pandangan di atas adalah yang dianut inasyarakat umum, terutama yang hidup di
daerah pedesaan. Bagi mereka pengertian kemakrnuran tidakJ berbe da dan pada pengertian kbahagiaan.
Kebahagiaan ialah suatu keadaan di mana keinginii-keinginan sesemang atau sesuatu rnasyarakat seimbang dengan
Bagi mereka yang tidak membedakai antara kernakrnuran dan kebahagiaan, rnaka seseorang nierasa niakmur apabila
ada keserasian antara keinginankeinginannya dan keadaan material atau sosial yang dinuiiki atau dikuasainya.
Apabila keadaan material atan sosial itu melebihi keinginannya maka keadaan itu dapat mengganggu keseimbangan
rasa pada orang yang me ngalammva sanipai pada suatu waktu rasa keniakmuran orang itu nanungkat lebth tinggi
pula. Sebaliknya apabila keadaan material atau sosial Ladi kurang danpada ang diinginkannya maka perasaan orang
yang rnengalarnii-jya dapat diiputi oleh frustas1 aLan kakecewaan sampai ia berhasil mencapai keseirn. bangan lagi
antara keinginannya dan keadaan yang nyata di sekitarnya, OIeh karena itu setiap orang selalu mencarj keseim..
bangan antara keinginan dan keadaan materi atau sosial. Untuk men capai keseimbangan itu, berbagai cara dapat
dilakukannya, ada yang menggunakan daya dan tipu daya, saling bersaing, saling beitengkar, makan memakan antara
Uniuk rriemulihkan kernbali perasaan maktiiur pada seseorang dapat diatasi melalui dua cara, yaitu pertania keadaar
materi atau sosial ditingkatkan sesuai dengan keinginan..keinginan. Kedua keinginan-keingjiian diturunkan sesuai
Kalau kita bandingkan kedua pandangan di utas, yang pertama hersifat eksak, kalau tidak dinamakan absolut.
Pandangan kedua lebih bersifat relatif sebab adanya taktorfaktor keingirian yang pada pokoknya berdasarkan pada
perasaan, Pandangan kedua pada akhirnya akan berubah pula sebagai akibat perkembangan masyarakat dan
Pandangan yang berbeda dari pandangan di atas adalari yang dianut masyarakat urnum, terutama yang hidup di
daerah pedesaan. 13agi rnereka pengertian kerndkfrilran tidaldan berbeda dan pada pengertian kbahagiaan.
Kebahagiaan ialah suatu keadaan di inana keinginmkeinginan sesecang atau sesuatu masarakat sdmbang dengan
Bagi mereka yang tidak rnernbedakar1 antara keniakrriuran dan kebahagiaan, maka sese%rang merasa makunir
apabila ,ida keserasian antara keinginan-keinginannya dan keadaar material alan sosial yang dimiiki atau
dikuasainya. Apabila keadaan material atau sosial itu melebihi keinginannya maka keadaan itu dapat mengganggu
keseimbangan rasa pada orang yang mengaiaminya sanipai pada suatu waktu nasa kerriakmurari orang itu nienmgkat
lebih tinggi pula. Sebaliknya apabila keadaan material alan sosial tadi kurang daripada ang diinginkannya rnaka
prasaan orang yang mengalaininya dapat diiputi oleh frustasi atau kekecewaan sampai ia berhasil mencapai
keseimbangan lagi antara keinginannya dan keadaan yang nyat.a di sekitarnya. Oleh karena itu setiap orang selalu
mencari keseim.. bangan antara keinginan dan keadaan mater-i atau sosial. Untuk mencapai keseimbangan itu,
berbagai cara dapat dilakukannya, ada yang menggunakan daya dan tipu daya, saling bersaing, saling bertengkar,
rnakan meinakan antara seorang dengan yang Iainnya di dalam suatu lirigkungan.
Untuk rnemulihkan kernbali perasaan makinur pada sese orang dapat diatasi rnelalui dua cara, yaitu pertama keadaan
materi atau sosial ditingkatkan sesuai dengari keinginan.keinginan. Kedua keinginan-keingjnan dituruukan sesuai
Ka]au kita band ingkan kedua pandangan di atas, yang pertama hersifat eksak, kalau tidak dinamakan absolut.
Pandangan kedua lebih bersifat relatif sebab adanya faktor-faktor keinginan yang pada pokoknya berdasarkan pada
perasaan. Pandangan kedua padd dkhirnya akan berubah pula se bagai akibat perkembangan masyarakat dan
perkembangan i]mu pengetahuan dan teknologi dalam proses modernisasi yang menuntut berpikir secara eksak dan
rasional.
Seseorang untuk memperoleh kemakmuran hidupnya di dalam keluarga, umumnya setiap orang akan bekerja dengan
sungguh-.sungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya. Persaingan-persaingan akan selalu terjadi.
Faktor penyebabnya bukanlah karena persoalan keterbatasan lapangan kerja saja, tetapi masalahnya sangat komplek.
Individu sendiri telah ditakdirkan mempunyai watak bersaing antara sesama manusia untuk menguasai sumber-
sumber daya alam dan kekuasaan yang pada gilirannya untuk memperoleh kemakmuran buat dia sendiri dan
keluarganya. Persaingan antara sesama manusia dalam usaha memperoleh sumber-sumber alam dan dana adalah
suatu yang wajar terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Persaingan pada galibnya justru berfungsi sebagai alat
penggerak manusia dan keadaan yang apatis dan tanpa gairah. Namun demikian, persaingan suatu saat bisa berubah
ménjadi konflik, sebab kepentingan mereka bertabrakan. Sebaliknya, justru tanpa persaingan, bekerja dengan
sungguh-sungguh maka kemakmuran tidak akan bisa dicapai. Padahal setiap orang di manapun mengharapkan din
dan keluarganya memperoleh kemakmuran, dapat mencapai jumlah dan nilai barang yang berlebihan untuk dimiiki
dan dinikmati. Minimal adanya keseimbangan antara kebutuhan hidup dengan materi atau sosial yang ia miliki.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan, bahwa kemakmuran ialah suatu suasana umum di
mana setiap orang yang bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya terjamin
akan rumah, sandang dan papannya yang layak buat dia sendiri dan keluarganya. Istilah layak di sini menunjukkan
pada perbedaan-perbedaan taraf yang dinilai pantas buat orang-orang dan berbagai golongan atau lapisan-lapisan
Di samping itu, tingkat kemakmuran suatu keluarga atau masyarakat ditentukan oleh standar nilai dan norma-norma
yangberlaku pada suatu masyarakat tertentu. Demikian pula, bahwa tingkat kemakmuran banyak dipengaruhi oleh
b. Kemiskinan
Salah satu masalah yang dipunyai oleh manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan
implikasi permasalahannya dapat melibatkan ke seluruh aspek kehidupan manusia, tetapi sering tidak disadari
kehadirannya sebagai masalah, ialah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, kemiskinan adalah
sesuatu yang nyata adanya, bagi mereka yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan menjalani kehidupan
dalam kemiskinan tersebut. Kemiskinan itu akan lebih terasa lagi apabila mereka telah membandingkannya dengan
kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya. Selanjutnya, kemiskinan hzimnya dil ukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan, pakaian, papan sebagai tempat
berteduh, Emil Salim (1982) menyatakan bahwa mereka dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila
pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hitlup yang paling pokok, seperti pangan, pakaian, tempat
Suparlan (1981) menyatakan kemiskiwtn adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu
tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah mi secara langsung nampak
pengaruhya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga din dan mereka yang tergolong
Kemiskinan bukanlah sesuatu yang terwujud sendiri terlepas dan aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud
sebagai basil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Aspek-aspek tersebut, terutama
adalah aspek sosial dan ekonomi. Aspek sosial ialah adanya ketidak
Samaansosial cli antara sesama warga masyarakat yang bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin,
usia; yang bersumber dan corak sistem pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat. Sedangkan yang dimaksud
dei.gan aspek ekonomi ialah, adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban
Kiasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat itu dikatakan miskin, ditetapkan dengan menggunakan
tolok ukur. Tolok ukur yang urnumnya dipakai adalah sebagai benkut:
1) tingkat pendapatan
2) kebutuhan relatif.
Di Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran waktu kerja sebulan. Dengan adanya tolok ukur in maka jumlah
dan siapa yang tergolong sehagai orang miskin dapat diketahuinya. Tolok ukur yang telah dibuat dan digunakan di
Indonesia untuk menentukan besarnya jumlah orang miskin adalah hatasan tingkat pendapatan per waktu kerja (Rp.
30.000,— per bulan atau lebih rendah) yang dibuat pada tahun 1976/1977; dan di samping itu juga tolok ukur yang
dibuat berdasarkan atas batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi yang diambil persamaannya dalam betas, di
mana dinyatakan batas minimal kemiskinan adalah mereka yang makan kurang dan 320 kg. beras di desa dan 420
Dengan menggunakan ukuran-ukuran di atas, Sayogyo (1978) menyatakan bahwa pada tahun 1976 di Indonesia
terdapat 45 juta orang yang tergolong miskin. Dan jumlah terse- but 38 juta atau 84% berada di pedesaan.
Tolok ukur yang lain ialah yang dinamakan tolok ukur kebutuhan relatif per keluarga, yang batasan-batasannya
dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi guna sebuah keluarga dapat melangsungkan
kehidupannya secara se derhana tapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak. Tercakupnya tolok ukur mi
adalah kebutuhan-kebutuhan yangberkenaan dengan biaya sewa rumah dan mengisi rumah dengan peralatan rumah
tangga yang sederhana tapi memadai, biaya untuk memelihara kesehatan dan untuk pengobatan, biaya untuk
menyekolahkan anak-anak, biaya untuk sandang dan pangan sederhana tetapi mencukupi dan mernadai.
Para ahli ilmu-ilmu sosial umumnya berpendapat baliwa Sebab utama yang melahirkan kemiskinan ialah sistem
ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sistem ekonomi mi tercermin dalam berbagai pranata
yang ada dalam masyarakat tersebut, yaitu suatu sistem antar hubungan peranan-peranan dan norma-norma yang
terorganisasi untuk usahausaha penentuan kebutuhan-kebutuhan sosial utama yang dirasakan perlunya dalam
masyarakat. Sistem ekonomi yang trjaIin dalam berbagai pranata tersebut memberikan corak pada pola kehidupan
ekonomi, yang menghasilkan adanya ketidakmerataan ekonomi yang dirasakan oleh warga masyarakat sebab tidak
semua warga masyarakat tersebut dapat mencapai pola ideal yang ada dalam pola kehidupan ekonomi, yang
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan dalam tiga unsur, yaitu:
3) Kemiskinan buatan.
Kemiskinan disebabkan aspek badaniah biasanya orangorang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana
manusia lainnya yang sehat jasmaniah. Karena cacat badaniah misalnya, dia lantas berbuat atau bekerja secara tidak
wajar, seperti: menjadi pengemis atau peminta-minta. Menurut ukuran produktivitas kerja, mereka tidak bisa
menghasilkan sesuatu yang maksimal malah Iebih bersifat konsumtif. Sedangkan yang menyangkut aspek mental,
biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja secara wajar, sebagaimana halnya manusia lainnya. Mereka ada
yang bekerja sebagai peminta-minta, atau sebagai pekerja sambilan bila ada yang memerlukannya.
Tindakan-tindakan seperti itu jelas bisa menyebabkan kemiskinan bagi dirinya dan menimbulkan beban bagi
masyarakat lainnya. Kerniskinan yang disebabkan oleh bencana, apabila tidak dengan segera diatasi sama saja
halnya akan menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang kena bencana alarn, umumnya tidak
memiiki tempat tinggal bahkan sumber-sumber daya alarn yang mereka miiki sebelumnya habis oleh pengikisan
bencana alam. Kerniskinan yang disebabkan bencana alam, biasanya pihak pernerintah mengambil, atau menempuh
dua cara, pertama sebagai pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya dan tindakan berikutnya
mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang lebih aman dan memungkinkan mereka bisa hidup layak.
Kemiskinan buatan disebut juga kemiskinan strukturaI, ialah kemiskinan yang ditimbulkan oleh dan dan
strukturstruktur ekonomi, sosial dan kultur serta politik. Kemiskinan struktur mi selain ditimbulkan oleh struktur
penenangan atau nrimo memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa. kemiskinan itu pada hakikatnya langsung berkait dengan
sistern masyarakat secara rnenycluruh dan bukan hanya ekono. mi atau politik, sosial dan hudaya. Sehingga
penanganannya harus berlangsung secara menyeluruh dengan suatu strategi yang mengandung kaitan-kaitan semua
aspek dan perikehidupan manusia. Bisa dimulai dengan resep ekonorni, kernudian ditunjang oieh tindakari sosial dan
politik yang nyata. Namun demikian, dalam kenyataannya bahwa masalah memerangi kemiskinan sering kali
menjadi suatu masalah perdebatan di antara mereka yang merasa ada kaitannya dengan masalah term sebut, yaitu
berkenaan degan cara dan sasarannya. Adanya yang berpendapat bahwa memberikan bantuan sosial kepada orang-
orang yang tergolong miskin, seperti orang tua, cacat, anak-anak yang orang tuanya miskin, orang yang
Pendapat lain ada yang mengatakan, bahwa usaha memerangi kemiskinan hanya dapat berhasil kalau dilakukan
dengancara memberikan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena
dengan cara mi bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga din sebagai manusia dan sebagai warga
masyarakat dinaikkan, seperti warga masyarakat lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan
kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan di sektor-sektor ekonomi lainnya.
Karena keniiskinan di antaranya disebabkan oieh struktur ekonomi, maka terlebih dahulu perlu memahami inti pokok
Inti pokok dan struktur adalah realisasi hubungan antara suatu subyek dan obyek, dan antara subyek-6ubyek
komponen-kom. ponen yang merupakan bagian dan suatu sistem. Maka permasalahan struktur yang penting dalam
hal mi adalah pola relasi. mi mencakup masalah kondisi dan posisi komponen (subyeksubyek) dan struktur yang
bersangkutan dalam keseluruhan tata susunan atau sistem dan fungsi dan subyek atau komponen tersebit dalam
Pola relasi dan struktur mi, yang urgen adalah struktur dalam soal sosial-ekonomi meskipun struktur lainnya
menentukan. Pola relasi dalam struktur sosial ekonomi mi dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pola relasi antara manusia (subyek) dengan sumber-sumber kemakmuran ekonomi seperti alat-alat produksi,
fasiitasfasilitas negara, perbankan, dan kekayaan sosial. Apakah mi dimiliki, disewa, bagi-hasil, gampang atau sulit
b) Pola relasi antara subyek dengan hasil produksi. mi menyangkut masalah distribusi hasil, apakah mernperoleh apa
c) Pola relasi antara subyek atau komponen-komponen sosialekonomi dalam keseluruhan mata rantai kegiatan
dengan bangunan sistem produksi. Dalam hal mi adalah mekanisme pasar, bagaimana posisi dan peranan manusia
Secara analog dapat ditentukan pola-pola relasi dalam bidang ekonomi. Kesemuanya merupakan substruktur atau
subsistem dan struktur dan sistem kemasyarakatan yang berlaku yang mendasani masalah-masalah kemiskinan.
Dengan demikian kemiskinan berkaitan langsung dengan sistem kemasyarakatan secara menyeluruh, dan bukan
hanya masalah ekonomi atau politik atau sosial-budaya. Maka penanganannya harus berlangsung secara
komprehensif, dengan suatu strategi yang mengandung kaitan-kaitan dan semua aspek dan penkehidupan manusiawi.
Bisa dimulai dengan resep ekonomi, kemudian ditunjang oleh tindakan sosial dan politis yang nyata, dengan
intervensi pemerintah dan kesadaran manusia miskin itu sendiri, tidak bersikap nrimo dan tidak bersikap neglect atau
a. ilmuPengetahuan
Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, pengetahaan mana selalu dapat dipeniksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap
Perumusan tersebut sebetulnya belum sempurna, tetapi yang terpenting adalah perumusan tersebut mencakup
beberapa unsur pokok. Unsur-unsur yang merupakan bagian yang tergabung dalam suatu kebulatan, adalah:
a) pengetahuan (knowledge)
c) menggunakan pernikiran
d) dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. (Obyektif).
Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul, dan peneIr.rangan-penerangan yang kelim. Tidak
semua pengetahuan merupakan suatu ilmu hanyalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang
Sistematika berarti urut-urutan yang tertentu daripada unsur yang merupakan suatu kebulatan, sehingga dengan
sistematilca tersebut akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar dan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Sistem tadi adalah suatu konstruksi yang abstrak dan teratut Artinya, setiap bagian dan suatu keselurulian dapat
dihubungkan satu dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran dan tidak
dapat dir‖ba ataupun dipegang. Sistem di dalam ilmu pengetahuan hams bersifat terbuka, artinya dapat ditelaah
kebenarannya oleh orang lain, harus pula dinamis, artinya sistem tersebut harus menggunakan cara-cara yang selalu
Yang dimaksud dengan pemikiran adalah pernikiran dengan menggunakan otak. Dalam hal mi yang dimaksud
adalah : Apabila kembali pada pengetahuan, temyata pengetahuan tersebut didapatkan melalui kenyataan (fakta)
dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya membaca surat kabar, melihat
televisi dan sebagainya Selanj utnya, ilmu pengetahuan tersebut harus dapat dikemukakan, harus diketahui umum
sehingga dapat diperiksa dan dikontrol oleh umum, yang mungkin berbeda fahamnya, dengan ilmu pengetahuan
orang tidak boleh merahasiakan seg ala sesuatunya. Oleh kanena itu pada umumnya ilmu pengetahuan dapat
dikontrol oleh umum, ilmu pengetahuan selalu berkembang. Kalau ilmu pengetahuan sudah diterima oleh umum,
maka ilmu pengetahuan tersebut liarus ditujukan pada suatu sasaran tertentu, misalnya, masyarakat manusia, gejala-
Dan sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu
Ilmu pengetahuan murni terutama bertuj uan membentuk, dan mengembaiigkan ilmu pengetahuan secara abstrak,
yaitu untukmempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan yang diterapkan bertujuan untuk mempergunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalarn masyarakat di dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Adalah sangat bijaksana apabila manusia-manusia di muka bumi mi dapat memanfaatkan ilmunya untuk
mempelajari berbagai gejala atau peristiwa yang menurut anggapannya mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia. Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya membatasi din pada hal-hal yang asasi, dan semua orang akan
menyambut gem bira bila ilmu pengetahuan dewasa mi benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia.
Ilmu pengetahuan hendaknya dikembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu
pengetahuan yang dikendalikan oleh manusia-manusia yang tak bermoral telah membawamaut dan penderitaan yang
begitu dahsyat kepada umat manusia, sehingga manusia di dunia mi tetap mendambakan perdamaian abadi dengan
penemuan-penemuan ilmu yang modern dan canggih mi. Karena itu para ahli filsafat seperti Descartes menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan merupakan serba hudi; menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan merupakan persatuan
antara budi dan pengalaman. Dan pandangan di atas dapatlah dikemukakan, bahwa ilmu pengetahuan selain tersusun
secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung nilai etis atau moral. Ilmu
pengetahuan dikatakan etis atau bermoral adalah harus mengandung nilai yang bermakna atau berarti, berguna bagi
kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan bukan saja mengandung kebenaran-kebenaran tapi juga kebaikan-kebaikan.
Jadi dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, perlu diperhatikan suatu perpaduan dan
pertimbangan antara aspek ilmiah dan moral. Pada umumnya manusia tidak sadar akan perpaduan di atas (aspek
ilmiah dan moral), sehingga manusia hanya menerima informasi mengenai kemungkinan yang dihasilkan oleh para
peneliti sebelumnya. Dalam perkembangan sekarang mi manusia harus sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dan etika (kebaikan). Demikian pulamanusia harus mampu mengintegrasikan antara ilmu
pengetahuan dan etika dalam suatu sikap yang dapat dipertanggung jawabkan. Karena perkembangan ilmu-ilmu
modern, tidak ada alasan bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tujuan sendiri, yaitu ilmu demi ilmu. Semua ilmu
Dunia modern saat mi tidak bérsikap netral terhadap penyelidikan ilmiah, sebab manusia hidup dalam satu dunia,
hasil ilmu pengetahuan harus membawa manfaat bagi kehidupan manusja, bukan untuk membawa maut dan
Karena itu etika ilmu pengetahuan tetap merupakan satusatunya senjata yang paling ampuh yang dapat memberikan
jaIan keluar bagi ilmu pengetahuan. Lebih lanjut diakui oleh filsafat modem bahwa manusia dalam pekerjaan
ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budi saja, melainkan dengan seluruh eksistensinya dengan seluruh
keadaannya, dengan hatinya dan dengan pancainderanya. Sehingga manusia dalam mengambil keputusannya,
membuat piihannya terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan dengan ajaran agama, nilai etika atau norma
kesusilaan. Kontak ilmu dengan ajaran agama, dalam rangka meningkatkan ilmuwan itu sendiri sejajar dengan
orang-orang yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang amanat dan akan memperoleh pahala.
Timbulnya rasa lapar mendesak manusia bukan saja untuk mencarj makan, tetapi juga metode untuk mencari makan.
Setiap kali terasa ada kebutuhan sesuatu manusia berusaha menemukan jalan untuk rnemperolehnya. Seluruh
perangkat ide, metode, teknik, benda material yang dipergunakan dalam suatu jangka waktu tertentu, dalam suatu
tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhj kebutuhan manusia, disebut
teknologi.
Jadi teknologi lahir dan akal manusia untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya
dapatterpenuhi. Penerapan teknologi itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejaia perubahan dan pembaruan di dunia mi akibat majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sejarah perkembangan teknologi dibagi dalam tiga gelombang, yaitu ―Gelombang Pertama‖ (8.000
SM — 1.700), Gelombang Kedua‖ (1.700 — 1.970), dan ―Gelombang Ketiga‖ (1.970 — 2000).
Gelombang pertama adalah gelombang pembaruan, yaitu manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian.
Di mana manusia pindah dan teknologi pengumpulan hasil hutan yang mengakibatkan mereka sering berpindah-
pindah, ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia lebih cenderung tetap tinggal di suatu tempat yang
disebut desa.
Salah satu ciri masa Gelombang pertama adalah penggunaan ―bateri hidup‖ atau bateri alamiah, yaitu manusia
memakai energi yang telah disimpan oleh alam untuknya, berupa energienergi yang tersimpan dalam otot-otot
binatang, tumbuhan atau langsung dan matahari, angin, dan air. Dapat dikatakan masyarakat ―Gelombang Pertama‖
Masa ―Gelombang Kedua‖ adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira antara tahun 1700 — 1970 . Benda nyata
dengan masa ―GelombangPertama‖ adalah bahwa manusia menggunakan energi yang didapatnya dan batubara, gas
dan minyak atau pada umumnya dan energi yang tidak dapat diperbarui. Masa ―Gelornbang Kedua‖ mi dimulai
dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712 oleh New Conien. Gelombang Kedua tersebut mengembangkan
teknologi pada tingkat yang baru sekaIi. Ia menghasilkan mesin elektro mekanis raksasa ban jalan, mesin-mesin
bergerak cepat. Mesin-mesin tersebut tidak hanya mengganti otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga
memberi mesin -mesin terse but alat-alat pancaindera, sehingga mesin-mesin dapat mendngar dan melihat lebih
tajam, dan dapat mengh asil kan/melah irkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan iapih
menjadi suatu pabrik.Atas dasar teknologi tersebut, macam-macam industri berkembang dengan pesat dalam masa
atau peradaban ―Gelombang Kedua‖, seperti industri batubara, tekstil, kereta api, besi baja, mobil, aluminium, kimia,
dan macam-macam alat rumah tangga. Cara produksi massa yang menghasilkan jutaan barang-barang identil
Menurut Toffer ciri khas yang sangat menonjol dan peradaban Gelombang Kedua adalah adanya garis pemisah yang
jelas antara produsen dan konsumen. Garis pemisah tersebut tidak ada pada peradaban Gelombang Pertama, karena
di masyarakat pertanian praktis semua makanan, barang dan pelayanan yang dihasilkan oleh produsen, dikonsumsi
sendiri.
Oleh produsen beserta keluarga, yang Toffer namakan Prosumen, singkatan dan produsen dan konsumen. Secara
kasar dapat dikatakan bahwa peradaban industri memisah peranan produsen dan peranan konsumen, yang
selanjutnya lebih mempertajam pembagian pekerjaan, yang membawa masyarakat ke arah sesia1isasi.
Peradaban Gelombang Kedua dapat berkembang cepat atas tiga dasan keyakinan, yaitu:
Kepercayaan bahwa manusia harus menaklukkan alam. Kelompok sosialis dan kapitalis di dunia mi percaya dan
Sependapat sepenuhnya bahwa alam adalah hanya suatu obyek untuk digunakan oleh manusia. Tetapi mereka belum
lama sesuai teori Darwin yaitu bahwa selalu akan terjadi suatu ―Piihan alamiah‖, di mana makhluk hidup yang lemah
dan tidak efisien akan punah. Sedangkan makhluk hidup yang tertinggal adalah yang terkuat.Meskipun Darwin
menyusun teori untuk Ilmu Biologi, suasana pada waktu itu mudah sekali menerima bahwa teori tersebut juga
benlaku untuk bidang sosial dan politik. Negara-negara industri yang dihasilkan oleh GelombangKedua merupakan
bangsa-bangsa yang berkebudayaan lebih besar, lebih kuat, dan lebih kaya, dan memang adalah bangsa ―piihan,
Kepercayaan bahwa sejarah perkembangan manusia selalu akan ke arah kemajuan. Kemajuan yang dicapal (tidak
hanya membenarkan perusahaan alam tetapi juga) membenarkan kemusnahan peradaban-peradaban dan bangsa yang
kurang maju. Peradaban Gelombang Kedua menurut Toffler akan menciut dan akan digantikan oleh peradaban
Perusahaan alam tidak dapat lebih parah lagi daripada apa yang telah terjadi.
Cadangan energi yang tidak dapat diperbarui sudah terlihat batas-batasnya beserta harga energi yang tidak dapat
Dengan berakhirnya zaman kolonialisme, subsidi tersembunyi dalam harga bahan-bahan baku industrijuga ikut
berakhir.
Peradaban Gelombang Ketiga bukan suatu pengulangan ke peradaban Gelombang Pertama, seperti yang sering
disamakan dengan pergerakan-pergerakan teknologi tepat guna, teknologi madya, ataupun dengan pergerakan-
pergerakan yang diidentifisir dengan pepatah ―Small is Beautiful‖.Menurut Toffler peradaban Gelombang Ketiga
adalah suatu sintesa, jadi luas dan menyeluruh dan kedua peradaban Sebelumnya. Hal tersebut terutama disebabkan
karena unsurunsur kemajuan dalam bidang komunikasi dan proses data, yang memungkinkan manusia melihat
semua faktor yang lebih luas, sebagai suatu kesatuan dalam alam keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa peradaban
Gelombang Kedua lebih mengutamakan pelipatgandaan kekuatan fisik manusia sedangkan Gelombang Ketiga lebih
Pada era pembangunan sekarang mi, masyarakat Indonesia sudah terlibat dalam sentuhan teknologi maju, dan
bahkan telah sampai ke desa-desa. Teknologi maju membawa juga sema. cam gaya hidup yang senang dan mewah.
Makin maju teknologi tersebut makin melahirkan sifat yang menyenangkan dan rnewah, dan juga seringkali makin
mahal. Karena memang sudah mendorong lahirnya pola. hidup mewah di kalangan masyarkat berada, terutama di
kota-kota besar.
Persentuhan masyarakat Indonesia dengan kemajuan teknologi nampaknya menciptakan hasil yang bersegi dua. Di
satu pihak membawa gaya hidup yang serba menyenangkan. Tetapi di lain pihak membawa juga problema sosial
yang gawat yaitu mempertajam jurang antara lapisan kaya dan lapisan miskin di kalangan masyarakat, serta
seringkali juga mempermudah terjadinya bencana-bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Penggunaan teknologi maju di sektor modern di negara berkembang, seperti Indonesia kadang-kadang tidak dapat
dihindarkan jika memang Iebih efisien dan pada teknologi lain. Namun dalam menentukan teknologi yang akan
digunakan sangat diperlukan pendekatan selektif yang menghindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa
Perlu diketahui bahwa teknologi maju dikembangkan Sesuai dengan keadaan dan lingkungan khas di negara-negara
maju, yang dalam hal tersebut amat berbeda dengan keadaan dan lingkungan negara berkembang, namun kurang
diketahuiperbedaan apa menyebabkan kesulitan dalam pengalihan teknologi maju di negara-negara berkembang.
Dalarn bidang organisasi, perbedaan utania antara negaranegara maju dan negara berkernbang adalah skala produksi
dan unit produksi di negara berkembang. Skala produksi yang besar sering diperlukan dalam penggunaan teknologi
maju dan menghasilkan ―Economic of Scal‖, yaitu penurunan dalam biaya satuan (per unit cost) makin besar skala
produksi. Lagi pula, unit produksi yang besar itu mernerlukan teknik pengelolaan yang maju pada umumnya langka
Dalam bidang teknik penggunaan teknologi maju oleh ne• gara berkembang mernerlukan masukan (input)
barangbarang dan jasa-jasa yang perlu diimport dan negara maju, karena tidak tersedia atau belum dapat dihasilkan
kerja yang tersedia. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan pokok antara negara maju dan negara berkembang, yaitu
tingkat pendapatan perkapita yang rendah di negara berkembang yang menyebabkan pula tingkat tabungan perkapita
Karena sumber pembiayaan investasi adalah tabungan, maka dengan sendirinya tabungan perkapita yang rendah
akan berarti tingkat biaya perkapita yang rendah yang tersedia bagi investasi.
Kesulitan yang timbul dalam pengalihan teknologi maju ke negara berkembang disebabkan oleh karena teknologi
maju tersebut dikembangkan di negara maju yang mampu untuk menunjang investasi perkapita yang tinggi.
Teknologi mi pada umurnnya dicirikan oleh perbandingan modal tenaga kerja yang tinggi, Oleh karena itu jika
teknologi maju digunakan juga di negara berkembang, maka hal tersebut akan berarti persediaan tabungan yang
relatif terbatas jumlahnya akan terpaksa dipusatkan pada kelompok tenaga kerja yang menggunakan teknologi maju.
Tetapi dengan demikian tidak akan tersedia cukup dana tabungan lagi untuk mempekerjakan seluruh tenaga kerja di
sektor-sektor lain yang tidak memerlukan teknologi maju. Dengan demikian maka penggunaan teknologi maju yang
kurang selektif dapat mempersulit penanggulangan masalah pengãngguran dan setengah pengangguran yang umum
Suatu konsekuensi lain dan pengalihan teknologi maju ke negara berkembang yang belum mempunyai kemampuan
sendin untuk mengembangkan teknologi yang tepat guna dengan lingkungan, dan kebutuhan negara tersebut adalah
ketergantungan teknologi pada negara maju. Hal tersebut disebabkan oleh karena negara maju memang dapat
menjual teknologi ma-. ju kepada negara berkembang, namun bukan pengetahuannya atau kemampuan untuk
mengembangkan teknologi tersebut. Tetapi karena teknologi maju di negara berkembang terus, maka ketergantungan
teknologi negara berkembang menjadi makin besar, oleh karena negara berkembang memang dapat membeli
teknologi maju dan negara maju, tetapi tidak dapat membeli pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan
d. Perkernbangn lirnu Pengetahuan dan Teknologi dalarn Kaitannya dengan Kern iskinan
Dan hasil perencanaan satu demi satu, ketiga hal (ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan) itu kaitan
strukturnya lehih jelas. Dan ketiga hal, ternyata ilmu pengetaliuan dan teknologi rnerupakan saudara kembar yang
sulit dipisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kehidupan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui ―apa‖, dan teknologi untuk mengetahui ―bagairnana‖. Ilmu pengetahuan sebagai suatu ha-. dan
penetahuan (body knowledge). dan teknologi sehagai ―seni‖‗ang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan
dalarn suatu sistem saling berinteraksi. Teknologi adalah penerapanilmu pengetahuan, sementara teknologi sendiri
Bila ditelaah ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di
duniâ (satu dunia), yang di antaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal manusia
dalarn pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, tetapi dengan seluruh eksistensinya,
keadaannya, hatinya, akal budinya dan pancainderanya. Oleh karena itu tidak dapat netral lagi dan bersikap netral
tenhadap penyelidikan ilmiah, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan
etika (kebaikan), sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknolo— gi,
Ilmuwan atau seorang ahli teknologi hartis bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab
terhadap masyarakat yang menyangkut asas moral mengenai penelitian etis terhadap obyek penelaahan keilmuan dan
penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan segala akibat sosialnya. Dibuktikan dan analisis sejarah,
interaksi antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat — rnisalnya pengalaman dua kali Perang Dunia — ternyata
bahwa ilmu tujuannya destruktif. Demikian pula hasil analisis situasi oleh akselerasi, dan dan transcience, teknologi
mengakibatkan kodrat manusia tidak harmonis. Dalarn hal kemiskinan mungkin akan berhadapan dengan sistem
ekonomi kapitalisme, feodalisme, atau sosialisme, yang di Indonesia sekarang masih dicani-cari bentuk sistem
ekonomi mana yang tidak mengubah kodrat manusia. Atas dasar inilah maka ilmuwan atau ahli teknologi terpanggil
Dalam hal kemiskinan .struktunal, ternyata adalah buatan manusia tenhadap manusia Iainnya yang timbul akibat dan
dan struktun politik, ekonomi, teknologi, dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat
mengakibatkan kemiskinan karena mengakibatkan terjadinya perubahan social yang fundamental. Sebab kemiskinan
di antarnya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal mi pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Untuk mengatasi hal mi perlu dihargai dan diterima adanya gagasan ekonomika
kesemuanya merupakan subsistem atau substruktur dan struktur dan sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya
1) Pengertian Teknologi
Para saijana telah banyak memberikan pengertian tentang teknologi, di mana masing-masing berbeda dalam sudut
pandangannya. Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan yang
diterapkan ke dalam seni industri serta oleh karenanya mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya
Dan pengertian teknologi di atas dapat kecenderungan bahwa teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu
pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju keperbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan
mi pun mempunyai suatu akibat di mana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu per.getahuan, dalam
perwujud maka dengan sendininya setiap jenis teknologi atau bagian ilmu pengetahuan dapat diteko1ogilcan.
Dengan demikian teknologi tidak dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan, dan pengetahuan tentang
teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Macam-macam Teknologi
Ada tiga macam teknologi yang sering dikemukakan para ahli, yaitu
a. Teknologi modern
berikut
— padat modal
— mekanis elektris
b. Teknologi madya
benikut:
— padat karya
c. Teknologi tradisional
2) Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan mi menuntut adanya suatu
upaya pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyelunth c1dirni waktu yang singkat. Upaya
pemecahanmasalah kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses pembangunan yang selama mi
sedang dilaksanakan.
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita. Kemiskinan yang
Menurut Prof. Dr. Emil Salim yang dimaksud dengan kemiskinan adalah merupakan suatu keadaan yang dilukiskan
Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok, sehirigga
Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu
b. Malas bekerja
Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena masalah mi menyangkut mentalitas dan
kepribadian seseorang. Adanya sikap malas mi seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
Atau bersikap pasif dalam hidupnya (sikap bersandar pada nasib). Sikap malas mi cenderung uniuk menggantungkan
hidupnya pada orang lain, baik dan keluarga,saudara atau farnili yang dipandang mempunyai kemarnpuan untuk
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi
kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli, bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya ―alamiah
miskin‖.
Alamiah miskin yang dimaksud di sini adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan
kekayaan mineral.. .dan sebagainya. Dengan demikian layaklah kaiau miskin sumber daya alam miskin juga
masyarakatnya.
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal banyak orang
mengatakan bahwa seseorang/masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi secara faktual hal
tersebut kecil kemungkinannya, karena adanya keterhatasan kemampuan seseorang balk yang berupa ―skill‖ maupun
modal.
e. Keterbatasan modal
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di negara-negara yang sedang berkembang, kenyataan
tersebut membawa kemiskinan pada sebagian besar masyarakat di negara tersebut. Seorang miskin sebab mereka
tidak mempunyal modal untuk melengkapi alat ataupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka
miiki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan. Keterbatasan modal bagi negaranegara yang sedang
berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal balk dan segi permintaan akan
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak/ meningkat pula tuntutanJbeban untuk hidup yang harus
dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan
pendapatan udah pasti akan meninibulkan kemiskinan karena mereka memang berangkat dan kemiskinan. Kenaikan
pendapatan yang dibarengi dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap melanda clirinya
Dalam kenyataannya, sistem perekonomian, sistem tata nilai dan sikap manusia dalam mengelola kekayaan alam
yang dikuasai sangat berlainan. Di satu pihak orang ingin selalu (terus menerus) meningkatkan kekayaan dan taraf
hidupnya setinggi mungkin. Di pihak lain ada penduduk dunia yang cukup santai dalam menggunakan kekayaan
Peperangan, konflik politik dan adanya pengungsian penduduk yang masih dan terus berlangsung di dunia hingga
saat mi menunjukkan adanya sikap tamak manusia dan sukarnya dicapai kesamaan pandangan dalam hal
memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Kalau secara teori dan teknis, dengan ilmu dan teknologinya orang telah
dapat meningkatkan daya dukung sumber-sumber dan kehidupan umat manusia .yang lebih baik, dalam
kenyataannya negara-negara maju yang kaya dengan penduduk yang lebih sedikit telah menguasai sebagian terbesar
sumber-sumber daya yang ada di bumi, baik lewat pengaruh kekuasaan politik maupun lewat sistem ekonomi liberal
yang menjadikan negara-negara berkembang makin bergantung dan makin tertinggal dalam perkembangan
Kesenjangan yang ada antara negara-negara industn maju dengan negara berkembang makin melebar. Maka
muncullah akhir-akhir mi upaya-upaya menyelaraskan perkembangan dengan dialog Utara Selatan, dan seruan yang
Lepas dan upaya banyak bangsa untuk mewujudkan tata kehidupan yang lebih benimbang, faktor jumlah dan
pengendalian penduduk serta peningkatan pengetahuan merupakan hal-hal yang sangat esensial, agar kehidupan
Dalam sejarah perkembangan perekonomian dunia kemajuan telah dicapai lewat perjuangan dan kerja keras. Pada
saat mi banyak orang berpendapat bahwa alih teknologi tidaklah begitu saja dapaat diperoleh dan juga tidak selalu
dagangan, yang cenderung terkena juga praktek monopoli. Kalau teknik dapat diartikan antara lain sebagai lapangan
pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada cara membuat atau membentuk benda-benda mateniil, yaitu
dengan menciptakan atau mewujudkan benda-benda nyata berdasarkan usaha manusia, maka teknologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki cara-cara kerja dalam teknik. Memang, teknologi sekarang dapat dibeli.
Tetapi dengan teknologi maju yang diimpor suatu masyarakat yang sedang membangun belum tentu memperoleh
manfaar yang sepadan; kalaupun tidak lalu menjadi demikian tergantung pada penyedia/pembeni teknologi maju.
Karena itu banyak negara berkembang yang ilmu dan teknologinya belum begitu maju ada kalanya lebih memilih
pengembangan teknologi madya terlebih dahulu, yaitu teknologi yang tidak memerlukan dasar pengetahuanyang
demikian canggihnya dan umumnya dalam penggunaannya masih menyerap cukup banyak tenaga kerja. Di sam ping
mencoba membuat terobosan-terobosan me1 aiui pengembangan teknologi maju untuk mengajar ketertinggalannya,
Indonesia juga menggalakkan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna, yaitu bentuk teknologi yang lebih
banyak mendayagunakan bahan-bahan setempat dan bersifat memberi manfaat langsung kepada sebagian besar
masyarakat yang berpenghasilan kurang. Dengan menerapkan teknologi maju yang hanya memerlukan sedikit tenaga
(yang hali) dampak negatif yang mungkin timbul adalah (1) diberhentikannya sebagian tenaga keija, yang berarti
menambah jumlah pengangguran, (2) karena efisiensi kerja pemakaian teknologi maju yang tinggi, usaha-usaha
industri kecil yang masih memakai teknologi yang lebih bersahaya tak mampu bersiang dan terancam bangkrut, (3)
bila teknologi maju diperoleh lewat membeli,tanpa disertai usaha menyiapkan pengetahuan yang diperlukan untuk
melayani dan mengembangkannya, akan cenderung teijadi ketergantungan yang berkelanjutan kepada pihak
Dalam kenyataanya sekarang, banvak negara berkembang menjadi demikian bergantung kcpada negaranegara
industri maju oleh sebab keinginan Ruat segera menerapkanb teknolpgi maju seperti yang banyak terdapat di negara
industri, dan dengan begitu saja menerapkan teori pengembangan sebagaimana yang telah berlakua atau dipakai oleh
negara Eropa dan Amerika. Ketergantungan tidak saja terbatas pada bidang ilmu dan teknologi (lewat bantuan saran-
saran para konsultan dan program pendidikar1 dan latihan yang dihadiahkan oleh negara-negara indu.stri maju),
tetapijuga di bidang perekonomian dan keuangan negara yang bersangkutan. mi ternyata dan banyaknya negara
berkembang yang mengalami kesulitan dalam pengembalian pinjaman (hutang) daii negara industri sementara tents
menemui kesulitan dalam pembiayaanpembangunannya, yang berakibat adanya upaya untuk menangguhkan atau
penjadwalan kembali pembayaran hutang negara-negara berkembang yang angka debt-serviceratio-nya (DRS angka
rasio nilai ekspor dun jumlah hutang luar negeri yang harus dibayar setahun) sudah demikian tinggi.
Upaya peningkatan taraf kehidupan tidak lepas dan masalah kependudukan. Masalah penduduk menyangkut
persoalan jumlah dan persoalan mutu. Keberhasilan peningkatan taraf hidup tidaklah bergantung sematamata pada
kemampuan fisik yang lebih baik. Kualitas non fisik c penduduk yang serupa sikap hemat, disiplin, kerja keras,
semangat mengembangkan din dan sebagainya merupakan faktor-faktor yang tidak kalah pentingnya bagi usaha
meningkatkan tarafhidup. Jepang merupakan satu contoh bangsa yang telah demikian berhasil dengan cepat
meningkatkan taraf hidup dan perekonomiannya (baik sejak masa restorasi maupun dalam kebangkitannya kembali
dan kehancuran o]eh kalah perang) dengan modal kualitas non fasik penduduknya.
Secara umum peningkatan perekonomian akan bergantung pada tersediannya modal dan juga tingginya produktivitas
usaha. Modal akan terbentuk lewat investasi dan hasil tabungan. Orang akan lebih bisa menabung kalau hidupnya
hemat. Sedang produktivitas usaha akan berkaitan dengan pengetahuan, efisiensi keija dan faktor-faktor iain yang
Salah satu penyebab kesengsaraan atau penderitaan manusia adalah kemiskinan. Kemiskinan biasanya sejalan
dengan kelaparan dan wabah penyakit, yang sering kali terjadi di Negara Drs.negara yang sedang berkembang.
Lapisan masyarakat banyak yang hidup dalam kemiskinan berusaha mati-matian untuk dapat mencapai kehidupan
yang menyenangkan. Tetapi kebanyakan tetap tinggal terhambat pada garis kemiskinan dan bahkan di bawah garis
kemiskinan.
Perlu diketahui salah satu Unsur terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi.
Kernajuan teknologi mengakibatkan dalam struktur produksi maupun dalam komposisi tenaga kerja yang diperlukan
dalam proses produksi mengalami perubahan. Bagi tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan teknis yang tinggi,
akan terbuka Iebih banyak kesempatan-kesempatan kerja yang baik. Tetapi tenaga kerja yang tidak berketrampilan
atau yang hanya mempunyai ketrampilan rendah akan tergeser atau kadang-kadang kehilangan sama sekali pekerjaan
mereka.
Selama dua dasawara (1960 - 1980) yang baru lalu beberapa negara berkembang dan hasil pembangunan telah
mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat malahan lebih pesat dan yang pernah dialami oleh negara-negara
industri Barat Selama tahap-tahap permulaan dan proses industrialisasj mereka, namun pertumbuhan ekonomi yang
pesat tersebut pada umumnya ternyata tidak terlalu berhasil dalam penyediaan kesempatan kerja yang produktif bagi
penduduk.
Bahkan di negara-negara yang telah mengalami penurunaii dalain prosentase penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan, penurunan relatif sering ditidakan oleh pertambahan penduduk yang pesat, sehingga hampir tidak
mengurangi jumlah absoltit penduduk yang miskin. Salah satu kasus yang dapat disebut dalam hubungan tersebut
adalah pulau Jawa, yang selama masa 1967 - 1976 telah mengalami penurunan yang cukup besar dalam persentase
penduduk yang hidup dalam kemiskinan, namun gagal dalam mengurangi secara berarti jumlah absolut penduduk
Di samping tidak tercapainya pengurangan secara berarti dan kemiskinan, pengangguran serta setengah
pengangguran, maka pertumbuhan ekononii yang pesat di banyak negara betkembang juga disertai oleh ketimpangan
yang semakin meningkat dalarn pembagian pendapatan (ketimpangan relatif). Hal tersebut memang tidak
rnengherankan bagi alili lain ekonomi. Misalnya Kuznets mengernukakan bahwa dalam masa pertumbuhan ekonorni
selalu ada ketirnpangan redistribusi pendapatan, di mana dalam pertumbuhan ekonorni yang cepat, golongan
berpenghasilan rendah selalu ketinggalan kemajuan, tidak mampu mengikuti berpartisipasi. Karenanya mereka tidak
Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yang dikemukakan Kuznets, artinya
golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi. Mengapa mereka tidak terangkat, padahal
adanya kredit Bimas, KIK, KMKP, KCK, padat karya dan sebagainya.
Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan, karena:
Ketimpangan dalarn peningkatan pendidikan.Selama belum ada kewajiban belajar golongan miskin tidak akan
Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi diperlukan tingkat pendidikan, ketrampilan,
Ketidakmerataan pemiikan alat-alat produksi, Golongan miskin tidak memiiki alat-alat produksi, penghasilannya
untuk makan saja sudah susah, sehingga tidak mungkin membentuk modal.
Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit yang ada. Modal dan kredit pemberiannya menghendaki
keluargasaja sudah susah, apalagi menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan relasi tertentu dan persyaratan
tertentu.
Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran, Karena miskin dan pendidikannya-rendah, maka tidak mungkin golongan
Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya peny akit, kecelakaan, dan ketidakberuntun gan
lainnya. Bagi golongan miskin dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut. Mengharapkan dan
mereka sendiri untuk dapat mengangkat dirinya tanpa pertolongan, sukar dipastikan.
Laju pertambahan penduduk lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit dapat
menyekolahkan, memberi makan, dan pakaian secukupnya. Hanya keluarga yang kaya atau berpenghasilan besar
saranasarana, misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi
dalam pertumbuhan ekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya kebijaksanaan khusus yang
Penelitian yang diadakan di daerah perkotaan di Jawa, Sun- drum telah menemukan bahwa selama tahun 1970
sampai tahun 1976 ternyata pembagian pendapaan memburuk, terutama di ibukota Jakarta. Dan hasil survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan bahwa selama kurun waktu 1970 sampai 1976 persentase penduduk
Indonesia yang mis- kin yaltu hidup di bawah tingkat kemiskinan telah berkurang. Hal tersebut berlaku balk bagi
Indonesia sebagai keseluruhan, maupun jika diadakan perincian menurut daerah pedesaan dan daerah perkotaan, balk
di Jawa maupun di luar Jawa. Tingkat hidup absolut semua golongan masyarakat telah meningkat, sehingga
kemiskinan absolut di Indonesia selama Repelita I dan tahun-tahun pertama Repelita II telah berkurang. Perhitungan
berbagai peneliti dapat disimpulkan bahwa persentasependuduk Indonesia yang miskin telah menurun dan hamper
60% dalam tahun 1970 sampai kurang lebih 45% dalam tahun1976.
Di lain pihak hasil-hasil SUSENAS telah memperlihatkan, bahwa pembagian pendapatan selama kurun waktu yang
sama telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan pendapatan golongan yang berpendapatan
tinggi telah meningkat jauh lebih pesat daripada penaikan golongan yang berpendapatan rendah.
Di samping perkembangan tersebut, maka pembagian pendapatan antara penduduk çlaerah perkotaan dan daerah
pedesaan juga telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan pendapatan penduduk perkotaan
selama kurun waktu 1970 sampai 1976 rata-rata bertambah dua setengah kali lebih cepat daripada penduduk
pedesaan.
Jika dirinci menurut daerah maka ketimpangan antara pendapatan penduduk perkotaan dan pedesaan di Jawa lebih
Dan kegagalan kebijaksanaan konvensional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak negara berkembang dalam
mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa balk
para perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari secara sungguh-
sungguh kebijaksanaan tersebut, serta mendorong mereka untuk mempelajani alternatif-alternatif yang realistis bagi
kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal mi; pendekatan kebutuhan dasar dalam
perencanaan pembangun an merupakan hasil yang logis dan sesuatu proses reorientasi yang panjang dalam
Dan hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dan tekanan pada
penciptaan lapangan kerja yang rnemadai ke penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang
Perangkat yang mencakup penyediaan jasa umum dasar, seperti fasiitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum,
samping kedua perangkat tersebut, kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang juga digunakan
Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan inibalan yang layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan
Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
penduduk.
Partisipasj seluruh penduduk, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang
Pengalaman dan negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang pesat dengan disertai pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat tercapai karena di negara-negara
RANGKUMAN
Salah satu unsur terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
mengakibatkan perubahan dalam struktur produksi maupun dalam komposisi tenaga kerja yang digunakan. Bagi
yang memiliki ketrampilan teknis tinggi dengan majunya teknologi akan selalu terbuka kesempatan kerja. Tetapi
bagi yang tidak memiikinya dapat tergeser atau kehilangan pekerjaan.Selama 1960-1980 dan beberapa negara
berkembang yang membangun, nampak mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun ternyata kapasitas
pertumbuhan ekonomi tersebut tidak selalu berhasil menyediakan kesempatan kerja yang produktif, sehingga hampir
tidak dapat mengurangi secara berarti dan kemiskinan dan pengangguran. Di Indonesia juga dan hasil pembangunan
menunjukkan bahwa golongan miskin kurang terjamin oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi. Padahal pemerintah
Dan kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan secara berarti, maka
para ahli kernudian bergeser dan penciptaan lapangan kerja yang memadai, penghapusan kemiskinan, dan akhirnya
LATIHAN
Apakah yang disebut ilmu pengetahuan ? Unsur-unsur apakah yang merupakan bagian yang tergabung dalam suatu
LP3ES, 1974.
Gramedia, 1978.
Amsari, Amo dan Djaka Ardiwinangun. Ilmu Sosial Dasar, Bahan Perkuliahan Program D3. Bandung Fakultas
Bachtiar, Harsya W: Masalah Integrasi Nasional di Indonesia.Jakarta: Prisma LP3ES, No. 8. Agustus 1976.
Bachtiar, Harsya W., Hasan Walinono, H.A. Sallatang, dan MaxH., Waney. Pedoman Penyelenggaran Perkuliahan
IlmuSosial Dasar. Konsorsium antar-bidang DepartemenPendidikan dan Kebudayaan pada Penataran Dosendosen
______ .Problema Sosial. Dalam penataran dosen-dosen se-Indonesia Timur, Solo, 1-13 Agustus 1982.
Budiman, Arif. Pemuda dan Sosialisasi. Lokakarya PenyusunanKumpulan Minimal Bahan Peragaan Mata Kuliah
Daidjoeni, N dan A. Suyitno. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung: Alumni, 1982.
Boston: Little Brown and Company, 1977.Djojohadikusumo, Sumitro. Indonesia Menuju Tahun 2000. Jakarta:
Fabrengat, Claudio Esteva dan S. Giponathan. Masalah Penduduk.Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1981.
2- 1975.
Hasan, Fuad. Kitt.i dan Kami, An Analysis of the Basic Modes of Togetherness, Jakarta: Bhratara, 1975.Hidayat.
Pengembangan Sektor Informal dalam Pembangunan Nasional, Masalah dan Prospek. Bandung: Fak. Ekonomi
Kansil, CST: Pen gantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1977.
Alumni, 1983.
Djambatan, 1979.
Migrasi, Transmigrasi dan Urbanisasi dalam MasalahMasalah Pembangunan, Jakarta: LP3ES, 1982.
Lubis, Firman. Masalah Kependudukan dan Kesehatan Ma5yarakar. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Mantra, Ida Bagus. ―Beberapa Masalah Penduduk di Indonesia dan Akibatnya di Bidang Sosial Ekonomi.‖ Prisma
Mariun. Asas-Asas Ilmu Pemerintahan, Yogyakarta: Sie Penerbitan BPA Fakultas SOSPOL UGM, 1979.
Mubyarto. ―Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan‖. Jakarta: Sinar Harapan, 1983.
Munandar, S. ―Pencemaran Lingkungan,‖ Makalah dalam Lokakarya Ilmu Sosial Dasar Universitas Padjadjaran,
Bandung, 1980.
Nasikun. ―Urbanisasi Berlebih, Involusi Perkotaan ,dan Radikalisme Politik di Negara-Negara Berkembang‖. Prisma
Polak, J.B.A.F, Mayor. Sosiologi Suatu Pengantar RingkasJakarta: Ikhtiar Baru, 1979.
Prawiro, H. Ruslan. Kependudukan Teori, Fakta dan Masalah,Bandung: Alumni, 1979.
Probopranoto, Kuntjoro, Hak-Hak Asasi Manusia dan Pancasila.Jakarta: Pradnya Paramit.a, 1979.
Saiful, Hadi. Materi Penataran MKDU ilmu Sosial Dasar Unpad,Bandung: Unpad, 1980.
Sank, Arbi. Perbandingan Sistem Politik, Mahasiswa dan AngkatanMuda Indonesia Kekuatan Pollilk Anomie,
Yogyakarta:
Motivasi dan Pola Sosial Ekonomi, Kasus Mojolama‖.Prisma No. 2, April 1974.
Soekanto Soerjono. Sosiologi Suatu Pen gantar. Jakarta: YayasanPenerbit Universitas Indonesia. 1975.
―oekarno, Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta : NV. Nusantara, Bukit Tinggi, 1958.
Sudharto, Frieda NRH. I/mu Sosial Dasar, Il,nu Budaya Dasar. Sernarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
1984.
Sujarto, Djoko. Pendekalan Penthangunan Perkotaan Ditinjau dan Segi Perencanaan Lokal. Yogyakarta: BPA-AAN.
1981.
Suiwan dan Moh. Djuana. Tata Negara Indonesia, Jakarta: JB. Woltres, 1958.
Suparjaman, Jaja. Pemuda dan Masyarakat. Makalah pada Penataran Dosen MKDU Ilmu Sosial Dasar Universitas
Masalah-Masa/ah Sos ial dan I/mu Sosial Dasar. Makalah Penataran Dosen-Dosen se-Indonesia Timur, Solo, 1-13
Agustus 1983.
Suryadi, Dakwah Islam dengan Pembangunan Masyarakat I)e,su. Bandung; Alumni, 1983.
Susanto, Astrid S, Dr. Phil. Pengantar Sos/al dan Perubahan Sos/al, Bandung; Bina Cipta, 1977.
Tjokronidjojo, H Bintoro dan Mustopadidjaja AR. Teori Sirategi Pembanggunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung,
1980.
Departernen Pendidikan dan Kebudayaan. Analisis Kebudayaan. Nomor2 Tahun II, 1981/1982.
1983
Undang- Undang Dasar, Pedoinan Pen ghayatan dan Pen gamalan Pancas i/a, Garis- Garis Besar Haluan Negara.
Hiinpunan Feral ziran Perundang- undangan Men genai Warga A1e gara dan Penduduk Negara Republik indonesia.
Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Garis-Garis Besar I-Ia! uan Negara. Ketetapan MPRNo. IV/MPR11978.