Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LATAR BELAKANG RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL


DASAR

Dosen Pengampu : Siti Khamim,M.Pd

Disusun Oleh:

1. Alhago : PA.07.221.0097
2. Dela Febriyanti : PA.07.221.0065
3. Nia Ramadani : PA.07.221.0078
4. Siti Rokiyah : PA.07.221.0103
5. Hawaliah : PA.07.221.0067

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Latar Belakang Ruang Lingkup
Pembahasan Ilmu Sosial Dasar.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan kita
Nabi Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah
menyelamatkan kita dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh barokah ini.

Penulis menyadari betul bahwa sebagai penulis tidak luput dari kesalahan,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya
kontruktif untuk kesempurnaan makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Penulis.

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................iii


B. Rumusan Masalah ........................................................................................iii
C. Tujuan ..........................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Dasar Sosial................................1


B. Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar ...............................................................3
C. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar ...............................................................5
D. Masalah – Masalah Sosial Dan Ilmu Sosial Dasar ......................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................9
B. Saran ...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan-permasalahan terasa seperti suatu keharusan yang
mengiringi perjalanan kehidupan manusia di muka bumi. Semakin tua usia bumi
ini, semakin padat penduduk bumi ini, dapat berarti semakin kompleks pula
permasalahan yang timbul. Masalah ekonomi, yang mencakup kemiskinan,
pengangguran, masalah kepadatan penduduk, masalah politik dan segudang
permasalahan lainnya. Mengantarkan manusia sebagai makhluk yang berakal
untuk selalu berfikir untuk memecahkan permasalahan yang pada hakikatnya
merupakan hasil dari perbuatannya sendiri.
)14:‫ظهر الفساد في البر والبحر بماكسبت ايدى الناس (الروم‬
"telah tampak kerusakan di darat dan lautan disebabkan karena
perbuatan tangan manusia" (QS. Al-Ruum: 41)
Dari sinilah sekiranya, ilmu sosial dasar lahir. Berusaha mengkaji
permasalahan yang ada dan berusaha menawarkan solusi bagaimana
penyelesaiannya.
Pada makalah kali ini, kami sebagai penyusun akan mencoba
menerangkan latar belakang dan ruang lingkup ilmu sosial dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Ilmu Sosial Dasar?
2. Apa yang melatabelakangi munculnya Ilmu Sosial Dasar?
3. Apa saja ruang lingkup pembahasan Ilmu Sosial Dasar?
4. Apa hubungan llmu Sosial Dasar dengan masalah sosial?
C. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa tentang pengertian Ilmu Sosial Dasar, latar belakang
kemunculannya, ruang lingkupnya, serta hubungan antara Ilmu Sosial Dasar
dengan masalah sosial .

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Dasar


a. Ilmu-ilmu Sosial
Hingga saat ini, philosophia (filsafat) diyakini sebagai sumber dari semua
ilmu pengetahuan. Baik ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu budaya, dan ilmu-ilmu
tentang alam, jika dilihat dari asal pengembangannya, akan bermula dari ilmu
filsafat. Yang dari ilmu filsafat tersebut, lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan:
1) Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Sciences), meliputi: fisika, kimia,
astronomi,biologi, botani dan lain-lain.
2) Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences), meliputi: sosiologi, ekonomi, politik,
antropologi, sejarah,psikologi, geografi dan lain-lain.
3) Ilmu-ilmu Budaya (Humanities), meliputi: bahasa, agama, kesusasteraan,
kesenian dan lain-lain.
Kebutuhan manusia di era pembangunan, terutama di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia, mendorong kajian ilmu-ilmu social untuk terus
berkembang. Di Indonesia sendiri, perkembangan Ilmu-ilmu Sosial dapat dilihat
dari kenyataan dengan didirikannya berbagai Universitas-universitas dan Institut-
institut negeri yang di dalamnya menyelenggarakan pengajaran mengenai Ilmu
Sosial.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social telah mengalami perkembangan
sehingga timbullah paham studi-sosial (social studies), atau di Indonesia disebut
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Di Amerika Serikat sendiri, sejak tahun 1940-an
sampai saat ini, paham studi social mulai berkembang dan berpengaruh terhadap
program kurikulum di sekolah-sekolah.
Paham studi social dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan
pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin ilmu yang mandiri.

1
Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Ilmu-ilmu Sosial
yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah
dasar dan menengah (elementary and secondary school).
Dengan begitu, Ilmu Pengetahuan Sosial ialah ilmu-ilmu social yang
dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi
kelompok belajar lainnya, yang sederajat.
Materi dari berbagai disiplin ilmu social seperti Geografi, Sejarah,
Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu Hukum dan
ilmu-ilmu social lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan
panduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran social.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu social
merupakan dasar daru IPS. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua ilmu-
ilmu social secara otomatis dapat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik,
sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu social mana yang tepat menjadi
bahan/pokok bahasan dalam IPS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata
pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMP dan SMA dalam kurun waktu
1975-1976, dan masih berlangsung hingga sekarang bahkan juga diterapkan di
madrasah-madrasah pesantren.
c. Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang
dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan
dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan system pendidikan yang
bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmu-ilmu
Sosial yang dipergunakan dalam pedekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar
untuk mencari pemecahan masalah-masalah social yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengertahuan dasar ilmu-ilmu
social secara interdisiplin atau multidisiplin dipergunakan sebagai alat bagi

2
pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang
dalam masyarakat.
ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan social kepada para mahasiswa,
yang diharapkan akan cepat tanggap seta mampu menghadapi dan member
alternarif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pengetahuan yang didapat melalui ISD, diharapkan
mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah
perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan diri secara mantap,
paling tidak ia harus mampu mengetahui kea rah mana pemecahan jalan keluar
suatu permasalahan itu harus ditempuh. Masalah-masalah social yang berkembang
sedemikian kompleks, baik yang bersifat local, regional, nasional maupun
internasional seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan narkotika,
pertentangan ras dan pergolakan politik merupakan masalah-masalah social yang
harus dilihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengerahuan yang terjalin
satu sama lain.
B. Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya
kriti-kritik yang ditunjukan pada system pendidikan di Perguruan Tinggi oleh
sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, social dan kebudayaan.
Mereka menganggap system pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau
colonial dan masih merupakan warisan system pendidikan pemerintah Belanda,
yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang dianjurkan oleh
Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil
untuk menjadi "tukang-tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang
administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi
kekayaan Negara.
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki
tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akademika dan professional.
Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan
kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga
menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian

3
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap
berbagai masalah uang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kemampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara
ilmiah, baik lesan maupun tertulis, menguasai peralatan analida, mampu berpikir
logis, kritis, sistematis dan analitis, mempunyai kemampuan konsepsional untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu
menawarkan alternative pemecahannya.
Kemampuan professional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga
ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli dihafapkan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata, material dan spiritual
berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pengertian ini maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan,
tetapi yang terpenting adalah bahwa manudia itu menjadi subyek pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan
merupakan beban pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau asset
(terpenting) bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran ini
menjadi jelas: bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal
pembangunan dan bukan hanya beban pembangunan.
Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis
yang sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas-landas, melainkan juga
kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh,
yaitu manusia yang memiliki sikap hidup yang selaras, serasi dan seimbang antara
kebutuhan jasmani dan rohani.
Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini –
khususnya pada Negara-degara sedang berkembang – menghadapi tantangan yang
berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan di abad-

4
abad lalu relative mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir-akhir
ini.
Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang
dihadapi oleh Negara-negara sedang berkembang saat ini, terutama Indonesia.
Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk
menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di bidang
social dan ekonomi.
Kedua, sebagai pioneers, Negara-negara Barat tidak menghadapi masalah
pemilihan teknologi, apalagi pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh
Negara-negara sedang berkembang saat ini. Dalam kondisi di mana kemajuan
dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah sedemikian
majunya, membawa pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya
dengan kebudayaan dari luar. Di sini terjadi perobahan orientasi budaya yang
kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang sedang
menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas
daripada keadaan social dan kulturalnya, sedangkan Negara-negara sedang
berkembang saat ini terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit,
sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan.
Masyarakat Indonesia adalah merupakan masyarakat majemuk yang tercermin
dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosio-kultural yang
beraneka ragam, seperti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu
diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan
kedaeraha tersebut sehingga integrasi nasional tetap terpelihara.
C. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yaitu:
1) Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama
merupakan suatu masalah social, sehingga biasanya suatu masalah social bisa
ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang-bidang

5
pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun
gabungan (antar bidang).
2) Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan social dalam masyarakat
yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola
pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak
persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran
dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan
maupun hubungan-hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masarakat itu.
Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya
masih memerlukan penjabawan lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke
dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
Berdasarkan Konsorsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial
Dasar dibagi ke dalam 8 Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok
Bahasan), sehingga dari perkuliahan tersebut kepada mahasiswa diharapkan:
1) Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan
dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2) Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga
dan masyarakat.
3) Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisadi serta menyadari
identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa.
4) Mempelajari hubungan antara warga Negara dan Negara.
5) Mempelajari hubungan antara pelapisan social dan persamaan derajat.
6) Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masuarakat perkotaan
dan masyarakat pedesaan.
7) Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan social
bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
8) Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh
manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pegurangan kemiskinan.
D. Masalah –Masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar
Masalah-masalah social yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia
tidaklah sama antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan itu

6
disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan
masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup.
Masalah-masalah tersebut dapat terwujud sebagai: masalah social, masalah moral,
masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama ataupun masalah-masalah
lainnya.
Yang membedakan masalah-masalah social dari masalah-masalah lainnya
adalah bahwa masalah-masalah social selalu ada kaitannya yang dekat dengan
nilai-nilai moral dan pranata-pranata social, serta selalu ada kaitannya dengan
hubungan-hubungan manusia dan dengan konteks-konteks normative dimana
hubungan-hubungan manusia itu terwujud (Nisbet, 1961).
Pengertian masalah social ada dua pengertian:
1. Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala sesuatu yang
menyangkut kepentingan umu adalah masalah social.
2. Menurut para ahli masalah social adalah suatu kondisi atau perkembangan
yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi mereka mempunyai
sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat
secara keseluruhan. Contoh: masalah pedagang kaki lima di kota-kota besardi
Indonesia.
Menurut difinisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah social, karena
di satu pihak para pedagang kaki lima tersebut dapat memperoleh nafkah untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu para
warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang
pantas untuk taraf ekonomi mereka dari para pedagang kaki lima. Sebaliknya para
ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan menyatakan bahwa
pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sunber utama dari suatu kondisi di mana
kejahatan dengan mudah dapat terjadi.
Dengan demikian, suatu masalah yang digolongkan sebagai masalah social
oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah social oleh umum.
Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah social oleh
umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah social oleh para ahli. Oleh
karena itu dengan mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh lesile

7
(1974), masalah-masalah social dapat di definisikan sebagai: sesuatu kondisi yang
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat
sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya
dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.
Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masalah social ini
pengertiannya terutama ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu keadaan
tertentu dalam kehidupan social warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi
atau keadaan social tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dari proses
kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jasmaniyahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan
hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan social (berhubungan
dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai
masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan ( untuk dapat
merasakan aman dan tenteram, membutuhkan cinta kasih dan sayang, dan
sebagainya).
Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut,
manusia menggunakan kebudayaan sebagai model-model petunjuk di dalam
menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat. Perwujudan ini
adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam
masyarakat. Kondisi-kondisi itu bukan sesuatu yang tetap tetapi selalu dalam
proses perubahan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan
Dari uraian singkat di atas, setidaknya dapat disimpulkan beberapa hal
tentang latar belakang dan ruang lingkup Ilmu Sosial Dasar.
Mengenai latar belakang Ilmu Sosial Dasar, bermula dari banyaknya
kritik-kritik yang ditunjukan pada system pendidikan di Perguruan Tinggi oleh
sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, social dan kebudayaan.
Mereka menganggap system pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau
colonial dan masih merupakan warisan system pendidikan pemerintah Belanda,
yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang dianjurkan oleh
Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil
untuk menjadi "tukang-tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang
administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi
kekayaan Negara.
Adapun ruang lingkup pembahasan Ilmu Sosial Dasar:
1) Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.
2) Individu, Keluarga, dan Masyarakat.
3) Pemuda dan Sosialisasi.
4) Warganegara dan Negara.
5) Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat.
6) Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan.
7) Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat.
8) Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih
mengembangkan pemahaman tentang Ilmu Sosial Dasar melalui diskusi dan
pembahasan sesama mahasiswa serta dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Drs., H., Dkk, "Ilmu Sosial Dasar", Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Herimanto, Drs., M. Pd., M. Si., dan Winarno, S. Pd., M. Si., " Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar", Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2010.
Mawari, Drs. Dan Ir. Nur Hidayat, "Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar", Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Tumanggor, Rusmin dkk., "Ilmu Sosial dan Budaya Dasar", Jakarta: Kencana,
2012.

10

Anda mungkin juga menyukai