Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

Dosen Pengampu : Linda Ayu Partiwi,M.Pd

Disusun oleh:

1. Rita Hamdiatul Uzma : PM.02.221.1102


2. Gadis Sundari : PM.02.221.1138
3. Lolita : PM.02.221.1166
4. Wita Rubiyana : PM.02.221.1128

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia dengan Kalimat Efektif.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan kita Nabi
Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah
menyelamatkan kita dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh barokah ini.
Penulis menyadari betul bahwa sebagai penulis tidak luput dari kesalahan, maka
dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya kontruktif untuk
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. iii

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif ........................................................ 1

B. Ciri–ciri Kalimat Efektif ................................................................................... 3

C. Unsur-unsur Kalimat Efektif ........................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota mansyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi pikiran, keinginan , atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahsa yang digunakan itu
hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengan atau pembaca.kalimat yang dapat
mencapai sasarannya dengan baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif ?
2. Bagaimana Ciri–ciri Kalimat Efektif ?
3. Apa Unsur-unsur Kalimat Efektif ?

iii
iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif


1. Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsure subjek dan
unsure predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya
dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam
wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalau dilihat dari hal predikat,
kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:

a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja

b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja
lebih besar jumlahnya dari pada yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini membantu
kita dengan mudah untuk menentukan sebuah kalimat. Oleh sebab itu, kalau ada kata
kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam
kalimat itu.

Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa.

Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan.kata dikerjakan adalah predikat
dalam kalimat ini. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek dapat
ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat sebagai berikut :
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?

1
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu,kata “ tugas itu “ merupakan subjek
kalimat. Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal itu
berarti bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam bentuk deretan
kata-kata itu bukanlah kalimat.

2. Kalimat Efektif

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian


oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca
berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca.
Pesan yang diterima oleh pendengar atau pembaca atau penulis.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat


komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja. Tetapi juga harus hidup,segar,mudah
dipahami,serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca.

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi


dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.

2
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti
serta di artikan.

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar
atau pembaca.

Kalimat efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas bahasa.


Secara umum kalimat efektif adalah struktur hasil gabungan kata-kata yang secara sadar
direncanakan mencapai tujuan komunikasi seprima mungin.

Pada intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau
perbedaan pengertian antara pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh
karena itu kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis
secara tepat.

B. Ciri–ciri Kalimat Efektif

Baik tidaknya atau menarik tidaknya sebuah tulisan tidak hanya disebabkan oleh
masalah yang disajikan, tetapi lebih dari itu, adalah disebabkan oleh kemampuan
penulis menyajikan masalah tersebut kepada pembaca. Bahkan dapat dikatakan, faktor
penyajian ini amat menentukan berhasil tidaknya sebuah tulisan. Faktor penyajian ini
terdiri dari bagaimana gagasan tersebut didata dan diorganisasikan, dan bagaimana
pemanfaatan perangkat kebahasaan oleh penulis. Didalam masalah perangkat
kebahasaan ini, tercakup dua hal pokok, yakni ejaan dan kalimat efektif.

Perkenalan pembaca dengan tulisan adalah dengan kalimat yang dipergunakan.


Bila pembaca menemukan kalimat-kalimat yang ruwet tanpa daya tarik, dan
membosankan, dengan cepat dan pasti pembaca berhenti membaca. Tetapi sebaliknya,
bila kalimat-kalimat yang digunakan penulis merupakan kalimat yang lugas, lancar, dan
dengan pilihan kata yang tepat, jelas akan memancing selera pembaca untuk dengan
tekun melihat tulisan tersebut.

3
Jadi, daya tarik sebuah tulisan berada sepenuhnya pada kalimat yang digunakan,
apalagi bila ditambah oleh isinya yang menarik serta cara mengorganisasikan gagasan
yang baik pula.

Pada dasarnya setiap gagasan yang dimiliki seseorang dituangkan kedalam


bentuk kalimat. Kalimat yang menampung gagasan itu haruslah kalimat yang memenuhi
syarat gramatikal. Tetapi syarat gramatikal itu saja belumlah cukup, karena kalimat
yang gramatikal itu belum tentu mampu menampung gagasan dan mengkomunikasikan
gagasan itu kepada khalayak yang berupa pendengar atau pembaca. Oleh sebab itu
diperlukan persyaratan lain, yaitu persyaratan efektivitas.

Mengapa diperlukan persyaratan efektivitas itu? Tidak lain, karena kalimat itu
terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa
yang diterima itu mungkin berupa ide, gagasan, pesan, pengertian, informasi, atau
peristiwa dalam bentuk yang kompleks, yang kadang-kadang tidak hanya beban pikiran
tetapi juga perasaan dan suasana. Oleh sebab itu, diperlukan pemakaian kalimat yang
efektif. Artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh,
meninggalkan kesan, atau menerbitkan selera baca.

Kecuali tulisan yang berbentuk karya sastra, maka semua tulisan harus
menggunakan kalimat efektif. Kalau tidak, tulisan tersebut akan menjadi tulisan yang
tidak akurat, jelas, dan singkat. Bila suatu tulisan itu tidak akurat, jelas, dan singkat
maka syarat pokok tulisan yang baik sudah tidak dimilikinya lagi.

Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Sesuai dengan tuntutan bahasa baku Artinya, kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat, menggunakan kata atau istilah yang
baku atau sudah umum digunakan, sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan lain-lain;

- Jelas.
Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya yang diterima pembaca sama
dengan maksud yang dikandung oleh penulis. Lawannya, adalah kalimat yang
membingungkan, yang maksudnya sukar ditangkap.

4
Hal ini sering terjadi disebabkan oleh penggunaan kalimat yang tidak lengkap,
penggunaan unsur penjelas yang tidak pada tempatnya, pemakaian tanda baca yang
keliru, pemilihan kata yang tidak tepat untuk mendukung gagasan, dan pencampuran
anak kalimat yang tidak sejajar
Ringkas atau lugas.

Artinya, kalimat itu tidak berbelit-belit. Dengan menggunakan kata-kata yang


sedikit dapat mengungkapkan banyak gagasan. Dengan kata lain, menulis itu bukan
untuk mengumbar kata-kata., melainkan untuk menyampaikan gagasan secara efektif
dan ekonomis dengan menggunakan bahasa tulis. Menggunakan kata-kata yang boros
dapat memancing kesan bahwa penulis bukan hendak menyampaikan ide atau gagasan,
tetapi untuk bertele-tele dan menghabiskan waktu pembaca.

- Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat
yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.

Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan memperlihatkan suatu kesatuan


dengan yang lain. Kesatuan ini tentu ada hubungannya dengan kesatuan ide atau
gagasan. Bila suatu tulisan terdiri dari kalimat-kalimat yang satu sama lain tidak terkait
secara baik, baik berupa hubungan struktural maupun hubungan semantis, maka akan
memancing kesan bahwa tulisan itu tidak terencana dengan baik, tetapi terpenggal-
penggal dan tambal sulam. Akhirnya menghilangkan kenikmatan pembaca, dan bahkan
tujuan tulisan dapat menjadi tidak tercapai.

- Kalimat harus hidup

Menghidupkan tulisan itu penting, agar pembaca tidak cepat letih dan bosan
membaca tulisam tersebut. Bila suatu tulisan dibuat dengan menggunakan pola atau
gaya yang sama terus-menerus, walaupun naik, namun akan dirasakan tidak enak karena
adanya monotonitas. Sesuatu yang monoton, yang selalu sama dalam waktu yang
panjang, akan memancing kejenuhan dan kebosanan. Artinya, kalimat-kalimat yang
digunakan adalah kalimat-kalimat yang bervariasi.

5
Ada variasi tentang :

a. Pilihan kata
b. Urutan kata dalam kalimat
c. Bentuk kalimat
d. Gaya bahasa
e. Perumpamaan dan perbandingan
f. Panjang pendek kalimat
g. Tidak ada unsur yang tidak berfungsi.

Artinya, setiap kata yang digunakan ada fungsinya. Setiap kalimat yang
digunakan dalam paragraf mempunyai fungsi tertentu. Jangan ada bagian yang tidak ada
fungsi dimunculkan di dalam kalimat. Misalnya: “Kepada para penonton diharap diam.”
Kata “kepada” di sini tidak mempunyai fungsi apa-apa, malahan dapat merusak kalimat,
sehingga mengaburkan subjek kalimat.

Sedangakan menurut Finoza mengatakan bahwa Kalimat efektif mempunyai ciri–ciri


yaitu:

- Kesatuan

Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat, dengan satu
ide pokok pokok boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu
kesatuan,bahkan dapat mempertentangkan satu dengan yang lainya,asalkan ide atau
gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang
tidak mempunyai hubungan sama sekali kedalam sebuah kalimat.

- Kepaduan

Kepaduan adalah hubungan yang padu antara usur-unsur pembentuk kalimat


yang termasuk pembentuk kalimat yang termasuk adalah frasa, klausa, sert tanda basa
yang membentuk S-P-O–pel,ket dalam kalimat.

- Kesejajaran

Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yang sama derajatnya, sama pola
atau susunan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat.

6
- Pemfokusan

Pemfokusan ialah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga


berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan, cara yang dipakai untuk
memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa yaitu :

1. dengan meletakan kata yang ditonjolka itu di awal kalimat.


2. dengan melakukan pengulangan kata (repetisi).
3. dengan melakukan pengontrasan kata kunci “ dan ”.
4. dengan menggunakan partikel / penegas.

- Penghematan

Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang tidak perlu.

C. Unsur-unsur Kalimat Efektif

Unsur-unsur kalimat efektif menurut Yanti ada tujuh ciri-ciri yang menandakan
sebuah kalimat efektif. Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan struktur, kepararelan
bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan,
kelogisan bahasa.

Menurut Widjono ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi syarat:
memiliki kesatuan, keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur, kesejajaran
bentuk kata, kefokusan pikiran, kehematan penggunaan unsur kalimat, kecermatan dan
kesatuan, keberfariasian kata. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Arifin,
bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri: Adanya kesepadanan struktur, kepararelan,
ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.

Dari beberapa pendapat tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan bahawa


dalam kalimat efektif terkait dalam unsur pemakaian kata dan makna dalam
penyampian ide/gagasan seseorang.

7
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator ,yaitu :

a. Kesatuan gagasan

Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun
di dalam paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan.
Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat hanya ada satu
ide/gagasan.

b. Kesepadanan

Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat.


Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:

1. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.

Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula
dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah
kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut.

2. Kata depan tidak berada di depan subjek.

Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat


memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.

3. Subjek tidak ganda.

Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang
ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek harus
memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman yang
berbeda.

c. Keparalelan (kesejajaran)

Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.

Contoh:

8
“ Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut tidak
memiliki kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti bukang hanya
setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik “.

d. Kehematan

Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan.


Cara untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai
bentuk superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan
kata-kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.

Contoh:

“ Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah


merupakan memiliki makna yang sama “.

e. Kelogisan

Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.

Contoh:

“ Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan
tidak tepat/tidak logis karena yang dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat
tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti menjadi waktu dan tempat
kami serahkan atau kami berikan “.

f. Kecermatan

Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak
menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu
pembaca untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.

Contoh :

1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini.
(tidak cermat)

2. Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri
Indonesia tahun ini. (cermat )

9
g. Kebervariasian

Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya
bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.

h. Ketegasan

Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada


ide pokok kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang
ditonjolkan tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.

i. Ketepatan

Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat
mewakili tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata
yang berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat
tersebut.

j. Kebenaran struktur

Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-


unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau daerah.
Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika
disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa
daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.

Contoh:

1. Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu


wilayah tertentu dimana di dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian
peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah).
2. Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah
yang menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku (benar).

10
k. Keringkasan

Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya
memiliki makna yang sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang,
sedangkan kata merupakan bentuk ringkas/pendek.

Contoh:

1. Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta (bentuk panjang).


2. Kami meneliti anak jalanan di Jakarta (bentuk ringkas).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif

a. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Kalau
dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:

1) Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja.

2) Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

3) Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian


oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca
berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca.

2. Ciri–ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Sesuai dengan tuntutan bahasa baku.

b) Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya.

c) Ringkas atau lugas.

d) Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat
yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.

e) Kalimat harus hidup.

12
3. Unsur-unsur Kalimat Efektif

Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan


efektif. Sebagai berikut:

1. Kesatuan gagasan.

2. Kesepadanan.

3. Keparalelan (kesejajaran).

4. Kehematan.

5. Kelogisan.

6. Kecermatan.

7. Kebervariasian.

8. Ketegasan.

9. Ketepatan.

10. Kebenaran struktur.

11. Keringkasan.

B. Saran

Di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi
isi maupun penulisan, untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan
berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman,Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia,( Jakarta Pusat,pembinaan dan


Pengembangan Bahasa,1991).

Finoza Lamuddin,Komposisi Bahasa Indonesia,( Jakarta,Diksi Insan Mulia,2002 ).

Mustakim,Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa,( Jakarta,Gramedia,1994 ).

Rahayu,Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer,( Jakarta,Penerbit


Havarindo,2007 ).

Semi M. Atar,Menulis Efektif,( Padang,Angkasa Raya,1990 ).

14

Anda mungkin juga menyukai