Anda di halaman 1dari 9

Nama : Fatimah an nazwa

Kls : 1E
Nim : 2300390

1. A. Ilmu pengetahuan sosial yang di singkat sebagai IPS. IPS adalah mata pelajaran yang
membahas tentang aspek-aspek sosial, aspek aspek politik dan budaya, yang terakhir aspek
ekonomi.
IPS juga merupakan bidang studi (fusi) dari sejumlah ilmu sosial seperti politik, hukum, ekonomi, sejarah
dan geografi. Tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah dapat mengembangkan potensi-
potensi siswa siswi agar sadar dengan masalah pribadi, masalah sosial yang terjadi di masyarakat
sekarang.
Refrensi :
- Oleh Dr. H. Abdul Karim, M.Pd "Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial"
- oleh -ims untad "perbedaan ilmu sosial dan IPS"
- oleh Aina sukriyah, Rosti Ayani Ritonga, dan Sri Hand "Hubungan antara ilmu sosial dan ips"
- Oleh OSF "IPS dan ilmu-ilmu sosial"
- Oleh Supriatna "kedudukan ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar"

B. Ilmu pengetahuan sosial adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan manusia dalam
berbagai aspeknya. IPS lebih memproritaskan pada suatu kajian masyarakat secara umum. Sedangkan
ilmu sosial yaitu disiplin ilmu yang dapat kita pelajari tentang perilaku manusia dalam masyarakat,
contohnya seperti sejarah sosial, psikologi sosial, dan yang terakhir antropologi. Ilmu sosial juga lebih
menekankan pada suatu kajian dan perilaku manusia di masyarakat. Tatapi, keduanya memiliki
persamaan dalam mempelajari masyarakat dan manusia dan serta saling berkaitan dalam kajian ilmu
sosial yang secara menyeluruh.
Refrensi :
- Oleh Suryana, Y (2019). "Pengantar ilmu sosial"
- Oleh Oleh moleong, L.J. (2017). "Metodologi penelitian kualitatif"
- Oleh Soekanto, S. (2017). " Sosiologi suatu pengantar"
- Oleh Tim penyusun. (2017). "Buku ajar IPS, kementerian pendidikan dan kebudayaan".
- Oleh Tim penyusun. (2017). "Buku aja ilmu sosial dasar, kementerian pendidikan dan kebudayaan"

C. IPS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu bidang studi yang menganalisis fenomena
dan permasalahan sosial di masyarakat dari berbagai aspek kehidupan.
Berikut ciri-ciri dan ruang lingkup IPS:
Ciri-ciri IPS:
1. Menganalisis fenomena sosial dan permasalahan yang ada di masyarakat
2. Multidisiplin, menggabungkan berbagai ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan
sosiologi
3. Menekankan pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah
4. Berfokus pada pengembangan tanggung jawab sipil dan kesadaran sosial

Ruang Lingkup IPS:

Interaksi sosial
Sosialisasi
Kelompok sosial
Stratifikasi sosial
Proses sosial
Perubahan sosial
Mobilisasi sosial
Modernisasi
Analisis spasial
Analisis ekologi
Analisis kompleks regional

Refrensi :
- MODUL 2 PENGERTIAN IPS, TUJUAN, RUANG LINGKUP, KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN
IPS DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA PENDAHULUAN Modul ini meru
- Ruang lingkup dan Cakupan Dasar-dasar IPS - Spada UNS
- Ruang Lingkup dan Cakupan Konsep Dasar IPS UT
- ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN IPS PADA BUKU AJAR TEMATIK TERBITAN
KEMENDIKBUD DI SEKOLAH DASAR
- MODUL3 KEGIATAN BELAJAR 1 RUANG LINGKUP dan CAKUPAN KONSEP DASAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
D. identifikasi 10 tema dalam pendidikan IPS:
-Sejarah dan budaya
-Politik dan pemerintahan
-Ekonomi dan bisnis
-Sosiologi dan antropologi
-Geografi dan lingkungan
-Hukum dan keamanan
-Kesehatan dan kesejahteraan
-Agama dan kepercayaan
-Teknologi dan inovasi
-Media dan komunikasi
Maksud dari tradisi IPS adalah pendekatan interdisipliner dalam pendidikan yang mengintegrasikan ilmu-
ilmu sosial seperti sejarah, politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi, dan hukum. Tujuan dari IPS
adalah untuk membantu siswa memahami dunia sosial dan budaya di sekitar mereka, serta
mengembangkan keterampilan analitis dan kritis yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat
yang kompleks dan beragam.

Referensi:
1. https://id.wikipedia.org/wik/Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia
2. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/25420/23301
3. https://www.kompasiana.com/aguswin/56bd315682afbd7d0ea03c19/10-perguruan-historis-pencak-
silat?page=all&page_images=1
4. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJST/article/download/49050/24945
5. https://www.gramedia.com/literasi/pencak-silat/

2. A. Keterampilan bertanya, membaca, dan menulis sangat penting dalam pendidikan IPS karena
dapat membantu siswa memahami konsep dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka
Implementasi keterampilan bertanya dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu seseorang
untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan memperdalam pemahaman mereka tentang
suatu topik
. Berikut adalah beberapa contoh implementasi keterampilan bertanya, membaca, dan menulis
dalam kehidupan sehari-hari:

1. Membaca berita dan artikel untuk memperoleh informasi tentang topik tertentu.
2. Bertanya kepada ahli atau sumber terpercaya untuk memperdalam pemahaman tentang suatu
topik.
3. Menulis catatan atau jurnal untuk merefleksikan pemahaman dan pengalaman pribadi.
4. Membaca buku atau artikel akademik untuk memperdalam pemahaman tentang suatu topik.
5. Bertanya kepada teman atau keluarga untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda tentang
suatu topik.

Referensi:
- Sangadah, AS (2016). Implementasi Keterampilan Bertanya Pada Pembelajaran IPS Kelas IV di
SD Gugus Plangkawati Kota Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

- Ratna Puspitasari. (2018). Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS. Modul. UIN Sumatera
Utara.

- Hasan Triyakti. (2012). Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V SDNegeri Gajah ttclose mungkur 02 Semarang. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang.

-Sartika Damayanti Lubis. (2023). Analisis Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan


Bertanya dengan Model Pembelajaran Problem Solving pada Mata Pelajaran IPS di SD 105323
Kec. Batang Kuis. Skripsi. UIN Sumatera Utara.

- Nurul Hidayah. (2019). Analisis Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan Bertanya dalam
Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SDN Antar Baru 2 Kecamatan Marabahan Kabupaten
Barito Kuala. Skripsi. STKIP Bina Mandiri.

B. Pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan menjaga keutuhan masyarakat dari
ancaman disintegrasi atau perpecahan.
Tujuan pranata sosial adalah untuk memberikan pedoman pada masyarakat mengenai cara
ciuman laku atau pemberitahuan dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya
Selain itu, tujuan lain pranata sosial adalah untuk menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman
disintegrasi atau perpecahan, serta memberikan pedoman dalam melakukan pengendalian sosial.

Refrensi:

-https://nasional.kompas.com/read/2022/11/11/01000091/pranata-sosial--tujuan-fungsi-dan-
jenisnya

-https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20231016112250-569-1011753/5-macam-macam-
pranata-sosial-dan-fungsinya

-https://bakai.uma.ac.id/2023/02/14/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis-pranata-sosial/

-https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/pranata-sosial-pengertian-tipe-dan-fungsi.pdf
-http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/TEMPAT_RUANG_DAN_SISTEM_SOSIAL/
BBM_10.pdf

C. Agustus Comte :
August Comte adalah seorang filsuf dan sosiolog Prancis yang dikenal sebagai bapak sosiologi.
Ia mengembangkan konsep dasar sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang fokus pada studi
tentang masyarakat dan perilaku manusia dalam masyarakat. Konsep dasar sosiologi menurut
Comte adalah sebagai berikut:

Positivisme : Comte mengembangkan konsep positivisme sebagai dasar metodologi sosiologis.


Positivisme adalah suatu pendekatan ilmiah yang fokus pada fakta empiris dan observasi tujuan.
Comte berpendapat bahwa sosiologi harus didasarkan pada fakta empiris dan bukan pada
spekulasi atau keyakinan pribadi.
Hukum tiga tahap : Comte mengembangkan konsep hukum tiga tahap sebagai teori
perkembangan manusia. Menurut Comte, manusia melalui tiga tahap perkembangan yaitu tahap
teologis, tahap metafisik, dan tahap positif.

Emile Durkheim :
Emile Durkheim adalah seorang sosiolog Prancis yang dikenal sebagai bapak sosiologi modern.
Ia mengembangkan konsep dasar sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang fokus pada studi
tentang masyarakat dan perilaku manusia dalam masyarakat. Konsep dasar sosiologi menurut
Durkheim adalah sebagai berikut:
Fakta sosial : Durkheim mengembangkan konsep fakta sosial sebagai dasar metodologi
sosiologis. Fakta sosial adalah segala sesuatu yang ada di masyarakat dan mempengaruhi perilaku
manusia. Durkheim berpendapat bahwa sosiologi harus mempelajari fakta sosial secara objektif
dan ilmiah.
Solidaritas sosial : Durkheim mengembangkan konsep solidaritas sosial sebagai teori tentang
integrasi sosial. Menurut Durkheim, solidaritas sosial terjadi ketika individu-individu dalam
masyarakat merasa terhubung satu sama lain dan memiliki tujuan yang sama.

Max Weber :
Max Weber adalah seorang sosiolog Jerman yang dikenal sebagai salah satu pendiri sosiologi
modern. Ia mengembangkan konsep dasar sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang fokus pada
studi tentang masyarakat dan perilaku manusia dalam masyarakat. Konsep dasar sosiologi
menurut Weber adalah sebagai berikut:
Verstehen : Weber mengembangkan konsep Verstehen sebagai dasar metodologi sosiologis.
Verstehen adalah suatu pendekatan yang fokus pada pemahaman subjektif tentang tindakan dan
perilaku manusia dalam masyarakat.
Kelas sosial : Weber mengembangkan konsep kelas sosial sebagai teori tentang stratifikasi sosial.
Menurut Weber, kelas sosial terbentuk berdasarkan faktor ekonomi, sosial, dan politik.

Referensi:

- Ritzer, G. (2018). Teori Sosiologi Modern. Media Prenada.

- Macionis, JJ, & Plummer, K. (2012). Sosiologi. Salemba Humanika.


-Bilton, T., & K. Bonnett. (2013). Pengantar Sosiologi. Media Prenada.

-Giddens, A. (2013). Sosiologi. Pustaka Pelajar.

-Haralambos, M., & Holborn,


M. (2008). Sosiologi: Tema dan Perspektif. Pers Rajawali.

3. A. Sejarah lokal adalah studi tentang sejarah suatu daerah atau wilayah tertentu yang fokus pada
peristiwa, tokoh, dan budaya yang terjadi di wilayah tersebut. Sejarah lokal dapat membantu
memahami bagaimana suatu wilayah berkembang dan bagaimana pengaruh dari peristiwa sejarah
yang terjadi di wilayah tersebut. Contoh dari sejarah lokal adalah studi tentang sejarah suatu kota,
desa, atau wilayah tertentu.

Referensi:

-Purwanto, B., & Nurhayati, S. (2017). Sejarah Lokal: Konsep, Metode, dan Implementasi.

- Syaifullah, M. (2015). Sejarah Lokal.

-Arifin, M. (2016). Sejarah Lokal: Kajian Teori dan Praktik.

-Nurhayati, S. (2016). Sejarah Lokal: Pengertian, Konsep, dan Metode.

-Utami, DRWW (2018). Sejarah Lokal: Studi Kasus di Kota Semarang

4. Pemahaman tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan sikap merupakan bagian
penting dari keterampilan intelektual dan personal, sosial dalam pendidikan IPS.
Peristiwa adalah kejadian yang terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu. Pemahaman tentang
peristiwa yang melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan
menjelaskan apa yang terjadi. Contoh peristiwa adalah pemilihan umum, bencana alam, atau
perang.
Fakta adalah informasi yang dapat diverifikasi dan diverifikasi kebenarannya. Pemahaman
tentang fakta yang melibatkan kemampuan untuk membedakan antara informasi yang benar dan
yang salah. Contoh faktanya adalah bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, atau bahwa
udara membeku pada suhu 0 derajat Celsius.
Konsep adalah ide atau gagasan yang mewakili sesuatu yang lebih besar dari sekedar peristiwa
atau fakta. Pemahaman tentang konsep melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan menjelaskan konsep tersebut. Contoh konsep adalah demokrasi, keadilan,
atau globalisasi.
Generalisasi adalah kesimpulan umum yang dapat ditarik kembali dari serangkaian fakta atau
peristiwa. Pemahaman tentang generalisasi yang melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan menjelaskan kesimpulan tersebut. Contoh generalisasinya adalah bahwa
merokok dapat menyebabkan kanker, atau bahwa pendidikan yang baik dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Nilai adalah keyakinan atau prinsip yang dianggap penting oleh individu atau masyarakat.
Pemahaman tentang nilai melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan
menjelaskan nilai-nilai tersebut. Contoh nilai adalah kebebasan, kesetaraan, atau keadilan.
Sikap adalah perasaan atau pandangan yang dimiliki oleh individu atau masyarakat terhadap
suatu hal. Pemahaman tentang sikap yang melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan menjelaskan sikap tersebut. Contoh sikapnya adalah toleransi, empati, atau
nasionalisme.
Contoh keterampilan intelektual dan personal, sosial dalam pendidikan IPS adalah:
Kemampuan untuk menganalisis dan menyebarkan informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah sosial.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dari berbagai latar belakang.
Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Kemampuan untuk memahami dan menghargai budaya dan pandangan dalam masyarakat.

Referensi:

-Halstead, JM, & Taylor, MJ (1996). Belajar dan mengajar tentang nilai-nilai: Tinjauan penelitian
terbaru. Jurnal Pendidikan Cambridge, 26(3), 307-324.

-McMillan, JH, & Schumacher, S. (2014). Penelitian di bidang pendidikan: Penyelidikan berbasis
bukti. Edisi Tinggi Pearson.

-Dewan Nasional untuk Ilmu Sosial. (2010). Standar kurikulum nasional untuk ilmu sosial:
Kerangka kerja untuk pengajaran, pembelajaran, dan penilaian.

-Shulman, LS (1986). Mereka yang memahami: Pertumbuhan pengetahuan dalam mengajar.


Peneliti pendidikan, 15(2), 4-14.

-Zeichner, KM, & Liston, DP (2014). Pengajaran reflektif: Sebuah pengantar. Routledge.

5. A. Pendekatan geografi adalah cara pandang atau sudut pandang dalam memahami fenomena
geosfer dalam konteks keruangan dan kelingkungan
Dalam ilmu geografi, terdapat tiga pendekatan geografi yang perlu, yaitu:

- Pendekatan Keruangan (Spasial) : Pendekatan ini mengkaji rangkaian persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam
geografi, karena merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas
masing-masing aspek keruangann

-Pendekatan Ekologi : Pendekatan ini memahami lingkungan secara holistik atau menyeluruh,
mulai dari unsur alam hingga sosialnya. Pendekatan ini diperkuat oleh pengetahuan atau teori.

- Pendekatan Kompleks Wilayah : Pendekatan ini mengkaji fenomena geosfer dalam konteks
wilayah atau regional. Analisis kompleks wilayah, perwilayahan, dan klasifikasi wilayah
merupakan bagian dari pendekatan ini.
Implementasi pendekatan geografi dilakukan sebagai metode untuk melakukan kajian ilmiah
mengenai fenomena geografi dan mereduksi berbagai permasalahan di bidang geografi.
Pendekatan geografi memungkinkan seorang ahli geografi melakukan analisis dan penelitian
yang terstruktur serta holistik terhadap keberadaan suatu ruang yang menjadi objeknya

Referensi:

- https://www.gramedia.com/literasi/pendekatan-geografi/

- https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-geografi-dan- Prinsip-geografi

-Damayanti,D.,& Sulistiyowati, S. (2022).Pengembangan model pembelajaran berbasis inkuiri


untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan

-Susilowati, S., & Suparwoto. (2022). Pendidikan Geografi: Konsep, Teori, dan Praktik.

B. Konsep esensial geografi adalah pola abstrak yang berkaitan dengan gejala-gejala konkret
tentang geografi. Konsep ini mencakup kajian dari faktor, gejala, dan masalah spasial sosial atau
hubungan antar keduanya. Konsep esensial geografi sangat penting dalam memahami fenomena
yang ada. Berikut adalah 10 konsep esensial geografi dan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari:

1. Lokasi: membahas tentang letak atau posisi spasial dari objek tertentu di permukaan bumi.
Contoh: letak rumah, sekolah, atau kantor.
2. Jarak: mengacu pada jarak fisik, biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan yang dialami.
Contoh: jarak antara dua kota atau negara.
3. Keterjangkauan: mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu objek yang dipengaruhi oleh
kondisi geografis suatu wilayah. Contoh: kemudahan akses ke pusat kota atau ke tempat wisata.
4. Pola: mengacu pada desain atau bentuk dari suatu objek atau fenomena di permukaan bumi.
Contoh: pola organisasi atau pola aliran sungai.
5. Morfologi: berhubungan dengan bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan
keutuhannya dengan aktivitas manusia. Contoh: bentuk dataran yang cocok untuk organisasi atau
usaha pertanian.
6. Aglomerasi: mengacu pada kumpulan atau kepadatan manusia atau objek di suatu wilayah.
Contoh: kota atau pusat dunia.
7. Interaksi dan interdependensi: mengacu pada hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungan di sekitarnya. Contoh: pengaruh lingkungan terhadap kehidupan manusia atau
pengaruh manusia terhadap lingkungan.
8. Nilai kegunaan: mengacu pada nilai atau manfaat dari suatu objek atau fenomena di permukaan
bumi. Contoh: nilai ekonomi dari hasil pertanian atau pariwisata.
9. Diferensiasi area: mengacu pada perbedaan atau variasi antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Contoh: perbedaan iklim atau budaya antara satu daerah dengan daerah lainnya.
10. Perubahan dan dinamika: mengacu pada perubahan yang terjadi pada permukaan bumi dan
spesifikasi dengan aktivitas manusia. Contoh: perubahan iklim atau perubahan penggunaan lahan.

Referensi:
- https://www.gramedia.com/literasi/konsep-geografi/
-Astuti, A., & Sulistiyowati, S. (2022). Pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir
kritis dan keterampilan. Jurnal Pendidikan Geografi, 19(2), 206-219.

-Rino Agustianto, S.Pd. (2019). Jurus Jitu Geografi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.

-Ramdani, Muhamad Aji dan Lili Yuliana. (2019). E-Modul Geografi.

-Lestari, Fitri Sekar. (2020). Pengetahuan Dasar Geografi.

Anda mungkin juga menyukai