0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
105 tayangan12 halaman
Latar belakang lahirnya ilmu sosial dasar adalah kritik terhadap sistem pendidikan di perguruan tinggi yang dianggap masih berbau kolonial. Ilmu sosial dasar bertujuan memberikan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep sosial seperti masalah sosial, kependudukan, dan hubungan antar kelompok masyarakat. Mata kuliah ini membahas delapan pokok bahasan untuk memahami kenyataan sosial.
Latar belakang lahirnya ilmu sosial dasar adalah kritik terhadap sistem pendidikan di perguruan tinggi yang dianggap masih berbau kolonial. Ilmu sosial dasar bertujuan memberikan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep sosial seperti masalah sosial, kependudukan, dan hubungan antar kelompok masyarakat. Mata kuliah ini membahas delapan pokok bahasan untuk memahami kenyataan sosial.
Latar belakang lahirnya ilmu sosial dasar adalah kritik terhadap sistem pendidikan di perguruan tinggi yang dianggap masih berbau kolonial. Ilmu sosial dasar bertujuan memberikan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep sosial seperti masalah sosial, kependudukan, dan hubungan antar kelompok masyarakat. Mata kuliah ini membahas delapan pokok bahasan untuk memahami kenyataan sosial.
Sumber utama semua ilmu pengetahuan adalah berasal dari sebuah filsafat (philosophia). Dari filsafat itu kemudian lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan di antaranya: 1. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi, botani, dll. 2. Social sciences (ilmu sosial), meliputi: sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, geografi, psikologi, dll. 3. Humanity (ilmu budaya), meliputi: bahasa, agama, sastra, kesenian, dll. Kebutuhan manusia di era pembangunan, terutama di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, mendorong kajian ilmu-ilmu social untuk terus berkembang. Di Indonesia sendiri, perkembangan Ilmu- ilmu Sosial dapat dilihat dari kenyataan dengan didirikannya berbagai Universitas-universitas dan Institut-institut negeri yang di dalamnya menyelenggarakan pengajaran mengenai Ilmu Sosial. I. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi-sosial (social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Di Amerika Serikat sendiri, sejak tahun 1940-an sampai saat ini, paham studi social mulai berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum di sekolah-sekolah. Paham studi social dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin ilmu yang mandiri. Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Ilmu-ilmu Sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school). Dengan begitu, Ilmu Pengetahuan Sosial ialah ilmu-ilmu social yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang sederajat. Materi dari berbagai disiplin ilmu social seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu- ilmu social lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan panduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran social. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu social merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua ilmu-ilmu social secara otomatis dapat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu social mana yang tepat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IPS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMP dan SMA dalam kurun waktu 1975-1976, dan masih berlangsung hingga sekarang bahkan juga diterapkan di madrasah-madrasah pesantren. II. Ilmu Sosial Dasar (ISD) Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan system pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmu-ilmu Sosial yang dipergunakan dalam pedekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah social yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengertahuan dasar ilmu-ilmu social secara interdisiplin atau multidisiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan social kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap seta mampu menghadapi dan member alternarif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengetahuan yang didapat melalui ISD, diharapkan mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan diri secara mantap, paling tidak ia harus mampu mengetahui ke arah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalahan itu harus ditempuh. Masalah-masalah social yang berkembang sedemikian kompleks, baik yang bersifat local, regional, nasional maupun internasional seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan narkotika, pertentangan ras dan pergolakan politik merupakan masalah-masalah social yang harus dilihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengerahuan yang terjalin satu sama lain. Lahirnya Ilmu Sosial Dasar Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kriti- kritik yang ditunjukan pada system pendidikan di Perguruan Tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, social dan kebudayaan. Mereka menganggap system pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau colonial dan masih merupakan warisan system pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi "tukang-tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan Negara. Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akademika dan professional. a. Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah uang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. b. Kemampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lesan maupun tertulis, menguasai peralatan analida, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis, mempunyai kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternative pemecahannya. c. Kemampuan professional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli dihafapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar Ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yaitu: 1). Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama- sama merupakan suatu masalah social, sehingga biasanya suatu masalah social bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda- beda oleh bidang-bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun gabungan (antar bidang). 2). Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan social dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masarakat itu. Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabawan lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan. Berdasarkan Konsorsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dibagi ke dalam 8 Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dari perkuliahan tersebut kepada mahasiswa diharapkan:
1. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan
dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan. 2. Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat. 3. Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisadi serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa. 4. Mempelajari hubungan antara warga Negara dan Negara. 5. Mempelajari hubungan antara pelapisan social dan persamaan derajat. 6. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masuarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. 7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan social bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat. 8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pegurangan kemiskinan. Tujuan Ilmu Sosial Dasar Ilmu Sosial Dasar Bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, serta diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial seperti dibawah ini : a. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usahamenanggulanginya. c. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner. d. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.