Isbd / UNISLA |2
Isbd / UNISLA |3
budaya dapat pula berakibat negatif, yaitu merusak nilai-nilai kehidupan yang
sudah ada, menghambat kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan
merugikan masyarakat sehingga terjadi krisis kemasyarakatan.
5. Peradaban dan Perubahan Sosial
Perwujudan budaya dapat menekankan pada akal (rasio) saja atau
menekankan pada semua unsur akal, nurani, dan kehendak sebagai satu
kesatuan utuh. Perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) tanpa
mengindahkan nurani akan menimbulkan tentang peradaban (civilization) dan
kebudayaan (culture).
Apabila perwujudan budaya penekanannya pada ketiga unsur, yaitu akal,
nurani, dan kehendak akan menimbulkan tingkat kebudayaan berbeda
sehingga muncul ada kebudayaan tinggi dan ada kebudayaan rendah.
6. Wujud-Wujud Peradaban
1. Nilai
Menilai berarti mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu
bermanfaat atau tidak, hasil penilaian tersebut disebut nilai (value).
Konsepsi-konsepsi tentang nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia dalam tingkatan yang paling abstrak.
2.
Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik disebut perbuatan moral atau susila.
Moral bersifat kodrati, artinya manusia sejak diciptakan dibekali dengan
sifat-sifat baik, jujur, dan adil. Orang dikatakan bermoral apabila dapat
mewujudkan kodratnya untuk berfungsi dengan baik, jujur, dan adil dalam
tindakannya.
3.
Norma
Norma adalah suatu aturan yang berlaku, bersifat mengikat, norma
diperlukan dalam menuntut sikap dan tingkah laku manusia. Terdapat
berbagai macam norma.
4.
Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethosyang berarti adat
kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan yang
baik berupa perilaku.
5.
Estetika
Estetika adalah ilmu yang mengkaji tentang sifat estetika suatu objek dan
merupakan bagian dari ilmu filsafat yang menelaah dan membahas aspekaspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara
Isbd / UNISLA |4
Isbd / UNISLA |5
Mortalitas (Kematian)
Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barometer dari
tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Mobilitas Sosial
Mobilitas penduduk dibagi dua, yaitu mobilitas permanen (migrasi) dan
mobilitas nonpermanen (mobilitas sirkuler). Mobilitas sirkuler adalah gerakan
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niat untuk
menetap di daerah tujuan. Salah satu penyebab terjadinya mobilitas sirkuler
adalah tekanan penduduk yang cukup tinggi di daerah pedesaan dan tidak
cukup tersedianya lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian.