Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, mudah dan canggih memliki
peran penting dalan bidang pekerjaan dan komunikasi online. Salah satu manfaat komunikasi
online adalah dengan munculnya beragam situs pada media sosial. Media sosial dianggap
tempat paling mudah untuk mengakses berita, mengedit, atau menambahkan baik tulisan,
gambar atau video dan lain-lainnya dengan tidak membutuhkan alat dan biaya yang besar.
Pengguna media sosial yang dimudahkan dalam membuat opini atau pendapat hanya dengan
memposting di akun yang dimiliki menjadikan penyalahgunaan bagi sebagian orang terutama
dalam hal pencemaran nama baik.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yuridis normatif, yaitu penelitian yang difokuskan pada penerapan kaidah-kaidah atau
norma-norma dalam hukum positif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan (statue approach). Bahan hukum yang digunakan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
Putusan Pengadilan Tinggi Nomor 487/Pid.Sus/2017/PT.MDN.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penegakan hukum dalam tindak pidana pencemaran nama baik telah diatur dalam
Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada Pasal 310 ayat (1) dan (2) juga telah diatur di
dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
pada Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 28 ayat (2). Dan hasil pertimbangan hukum hakim dalam
memutus perkara banding tindak pidana pencemaran nama baik dalam kasus tersebut adalah
menguatkan putusan Pengadilan Negeri sebelumnya yang dimintai banding melalui
pertimbangan berdasar alat bukti yang sah dan azas keadilan, kepatuhan dan kemanfaatan.
Page|125
Jurnal Independent Fakultas Hukum
adalah untuk komunikasi online. Dengan juga bisa mengedit atau menambahkan baik
mudah banyaknya akses pada media sosial itu tulisan, gambar atau video dan lain-
menjadikan penggunanya bukan hanya lainnya. Kita sebagai pengguna media
anak muda saja akan tetapi menyebar luas sosial dimudahkan dengan ketika mau
hingga orang tua atau bahkan dari segala membuat opini atau pendapat tentang suatu
umur. Pada zaman sekarang media sosial hal tidak perlu untuk memuatnya di koran
seakan menjadi candu atau bisa dibilang ataupun majalah karena media sosial sudah
menjadi kebutuhan pokok untuk sebagian mewadahi itu semua. Akan tetapi dengan
orang yang mana akan merasa aneh bila mudahnya memberikan opini yang
tidak membuka situs jejaring sosial dalam menjadikan penyalahgunaan bagi sebagian
sehari. orang mulai dari menyebarkan berita
Kemajuan pada internet dan mobile bohong, pencemaran nama baik ataupun
phone membuat media sosial bertumbuh untuk menjatuhkan orang lain.
dengan pesat. Kini semua orang bisa Dalam kehidupan sehari-hari
mengakses media sosial dimanapun mereka diberbagai bidang masyarakat Indonesia
berada dengan menggunakan mobile juga tidak lepas dari aspek positif dan aspek
phone. Karena kecanggihan dan negatif di dunia media sosial sesuai dengan
kecepatannya media sosial juga beralih perkembangan teknologi informasi.
fungsi yang tadinya hanya untuk Sebagai negara hukum yang sudah
berkomunikasi online sekarang media tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) hasil
sosial juga digunakan untuk menyebarkan amandemen ke-empat Undang-Undang
berita-berita. Dahulu untuk memperoleh Dasar 1945 yang menyatakan “Negara
berita orang-orang menggunakan media Indonesia adalah Negara hukum” yang
televise atau koran yang mana dianggap berarti semua aspek kehidupan baik
tidak lagi efisien untuk era sekarang. dibidang sosial, politik, ekonomi dan
Media sosial dianggap sebagai budaya diatur dan dibatasi oleh norma-
tempat yang paling mudah untuk norma hukum yang berlaku .
mengakses berita bahkan sebagian orang Belakangan ini masalah hukum
mulai memilih menulis berita pidana yang paling sering disoroti adalah
menggunakan salah satu dari jejaring situs tentang tindak pidana pencemaran nama
pada media sosial yang mana tidak baik. Dikarenakan banyaknya kasus-kasus
membutuhkan alat yang mahal dan biaya yang bermunculan tentang pencemaran
yang besar. Semua pengguna media sosial nama baik terutama pada jejaring media
Page|126
Jurnal Independent Fakultas Hukum
1 2
Adami, Chazawi. Pelajaran Hukum Pidana Bag.1. Peter, Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum.
Stelsesl Pidana, Tindak Pidana, Dasar Penia Kencana Media Pranada Media Grup.
dan Pidana, Pembera tandan Peringanan, Jakarta. 2010, h. 17
Kejahatan Aduan, Perbarengan dan Ajaran
Kausalitas, cet.5 PT Raja GrafindoPersada.
Jakarta. 2011., h.27
Page|127
Jurnal Independent Fakultas Hukum
3 5
Mahrus, Ali. Dasar-dasar Hukum Pidana. Sinar Adami, Chazawi. Hukum Pidana Positif
Grafika. Jakarta. 2015.h.23 Penghinaan (Edisis Revisi). Media Nusa Creative.
4
Ibid. h.34 Malang. 2016., h.27
Page|128
Jurnal Independent Fakultas Hukum
Page|129
Jurnal Independent Fakultas Hukum
Page|130
Jurnal Independent Fakultas Hukum
Page|131
Jurnal Independent Fakultas Hukum
dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE dan Pasal ayat (2) UU ITE, adalah sebagaima diatur
28 ayat (2) UU ITE: dalam Pasal 45A ayat (2) UU 19/2016,
Bunyi Pasal 27 ayat (3) UU ITE yakni:
adalah sebagai berikut:
Setiap Orang yang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan informasi yang
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
ditujukan untuk menimbulkan rasa
hak mendistribusikan dan /atau
kebencian atau permusuhan individu
mentransmisikan dan/ atau membuat dapat
dan/atau kelompok masyarakat tertentu
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
antargolongan (SARA) sebagaimana
penghinaan dan/atau pencemaran nama
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana
baik.
dengan pidana penjara paling lama 6
Sedangkan bunyi Pasal 28 ayat (2)
(enam) tahun dan/atau denda paling
UU ITE adalah sebagai berikut: banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
hak menyebarkan informasi yang ditujukan
Berdasarkan Putusan Mahkamah
untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok
Konstitusi Nomor 50/PUU-VI/2008 dan
masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan
Nomor 2/PUU-VII/2009, tindak pidana
(SARA).
penghinaan dan pencemaran nama baik
Ancaman pidana bagi orang yang
dalam bidang Informasi Elektronik dan
melanggar Pasal 27 ayat (3) UU ITE ini
diatur dalam Pasal 45 ayat (3) UU 19/2016, Transaksi Elektronik bukan semata-mata
yang berbunyi:
sebagai tindak pidana umum, melainkan
Page|132
Jurnal Independent Fakultas Hukum
tuntutan dari penuntut umum serta fakta Tindakan ini dapat dilaporkan pada
yang terbukti bahwasanya terdakwa telah Penyidik POLRI atau kepada PPNS ITE.
melakukan tindak pidana pencemaran nama DAFTAR PUSTAKA
Adami, Chazawi. Pelajaran Hukum Pidana
baik melalui pembuktian berdasarkan alat-
Bag.1. Stelsesl Pidana, Tindak
alat bukti yang sah dan dengan Pidana, Dasar Penia dan Pidana,
Pembera tandan Peringanan,
memperhatikan azas keadilan, kepatuhan
Kejahatan Aduan, Perbarengan dan
dan kemanfaatan serta hal-hal yang Ajaran Kausalitas, cet.5 PT Raja
GrafindoPersada. Jakarta. 2011.
memberatkan dan meringankan terdakwa.
------------------. Hukum Pidana
Majelis hakim menyatakan bahwa Positif Penghinaan (Edisis Revisi).
Media Nusa Creative. Malang. 2016.
terdakwa terbukti bersalah dan menguatkan
Ahmad, Ali. Menguak Teori Hukum (Legal
putusan Pengadilan Negeri Stabat yang Theory) dan teori Peradilan (Judicial
Prudence), Kencana Prenada Media
dimintai banding. Apabila ada kalimat atau
Grup. Jakarta. 2010.
kata yang menjelekkan dan mencemari Mahrus, Ali. Dasar-dasar Hukum Pidana.
Sinar Grafika. Jakarta. 2015.
nama baik orang lain, melontarkan kalimat
Peter, Mahmud Marzuki. Penelitian
yang bersifat menyinggung SARA, serta Hukum. Kencana Media Pranada
Media Grup. Jakarta. 2010.
memprovokasi pengguna media sosial
dapat dipidana bersarkan Pasal 27 ayat (3)
dan Pasal 28 ayat (2) UU ITE.
Ancama pidana jika melakukan
tindakan mencemarkan nama baik
seseorang adalah pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 750 juta. Tindakan ini adalah
merupakan delik aduan. Sehingga untuk
dapat dipidana dengan pasal ini maka harus
dengan aduan korban pada pejabat yang
berwenang menerima pengaduan yaitu
Penyidik POLRI atau kepada PPNS ITE.
Sedangkan tindakan yang bersifat
menyinggung SARA juga dapat dipidana
dengan penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Page|133