Anda di halaman 1dari 10

Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial Yang Beretika...

( Achmadudin Rajab )

URGENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN


ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI SOLUSI GUNA MEMBANGUN ETIKA BAGI
PENGGUNA MEDIA

Achmadudin Rajab
Pusat Perancangan Undang-Undang, Badan Keahlian DPR RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta10270, Indonesia
e-mail: achmadudin.rajab@gmail.com
(Naskah diterima 15/10/2017, direvisi 21/11/2017, disetujui 06/12/2017)

Abstrak

Pada saat ini banyak media sosial semakin berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Media sosial yang
semakin berkembang ini membawa dampak positif dan kebaikan bagi setiap pihak terutama dalam berkomunikasi.
Namun demikian, dampak negatif dari perkembangan media pun tidak dapat dipungkiri, hal ini sejalan dengan
kondisi saat ini di tahun-tahun politik menjelang pelaksanaan Pilkada Tahun 2017 yang telah menghebohkan
media sosial. Kondisi nyata saat ini di tahun-tahun politik ini menujukkan bahwa media sosial banyak memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau
pengancaman, penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik. Oleh karena itu dibutuhkan solusi konstitusional dari negara yakni dengan membentuk
UU No. 19 Tahun 2016 untuk membangun etika bagi pengguna media.

Kata kunci: Media Sosial, Undang-Undang, Dampak Negatif

Abstract

On a lot social media growing in accordance with era development .Social media which keeps growing this give positive
impact and good for each party especially in communication .However , the negative effects of the development of
media also it cannot be denied , this is in line with the current condition in the political before the implementation of
the election 2017 who has stormy social media .Real conditions of current in political years it suggests that social
media many have of charge breaking decency , gambling , contempt or defamation , extortion and / or pengancaman
, the spread of falsehood and misleading that led to the loss the consumers in electronic transaction .Hence needed
solution constitutional of countries namely by forming Law Number 19 2016 to build ethics for users media .

Keywords: Social media, The law, The negative impact.

A. Pendahuluan
Kondisi saat ini terutama di tahun-tahun atau permusuhan berdasarkan suku, agama,
politik menjelang pelaksanaan Pilkada Tahun ras, dan golongan, dan pengiriman ancaman
2017 ini telah menghebohkan media sosial. kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan
Kondisi nyata saat ini di tahun-tahun politik secara pribadi pasangan calon tertentu sebagai
ini menujukkan bahwa media sosial banyak bagian dari kampanye masing-masing pihaknya.
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, Sebagaimana diketahui pula bahwa
perjudian, penghinaan atau pencemaran nama kebebasan berpendapat termasuk dalam media
baik, pemerasan dan/atau pengancaman, sosial dijamin oleh konstitusi, dimana setiap
penyebaran berita bohong dan menyesatkan orang diberikan kebebasan untuk berserikat dan
sehingga mengakibatkan kerugian konsumen berkumpul untuk mengemukakan pendapatnya.
dalam Transaksi Elektronik. Belum lagi dalam Hal ini pula yang dimanfaatkan mungkin oleh
rangka kampanye tiap pasangan calon dalam oknum-oknum tertentu untuk kepentingan politk
Pilkada yang dilaksanakan serentak pada tanggal dan implikasinya membawa dampak kegaduhan
15 Februari 2017 ini, media sosial pun banyak politik bagi rakyat Indonesia selaku pengguna
diisi oleh perbuatan menyebarkan kebencian media. Kegaduhan ini pula dapat memberikan

463
Vol. 14 No. 04 - Desember 2017 : 463 - 472

dampak panjang jikalau tidak memiliki solusi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
yang pasti yakni dapat mengancam keutuhan memperoleh keterangan, penjelasan dan data
Negara Kesatuan Republik Indonesia. mengenai hal-hal yang belum diketahui. Dalam
Sebagaimana diketahui saat ini telah cara pengumpulan datanya dengan mencari
memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 bahan kepustakaan yang dilanjutkan membaca,
tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU mempelajari, dan meneliti berbagai literatur yang
ITE). Namun demikian, UU ITE kenyataanya merupakan sumber hukum primer2, sumber
masih belum mampu menyelesaikan persoalan- hukum sekunder3, dan sumber hukum tersier4,
persoalan saat ini apalagi dalam rangka seperti buku, peraturan perundang-undangan,
membagun etika bagi pengguna media untuk artikel, makalah seminar atau lokakarya, dan
menggunakan media sesial sesuai dengan lain sebagainya.
kebebasannya yang dijamin oleh konstitusi. Penelitian hukum normatif dengan studi
Adapun ditengah hiruk pikuk tahun politik kepustakaan dilakukan untuk mengetahui
ini lahirlah Undang-Undang Nomor 19 Tahun pentingnya membangun etika bagi pengguna
2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang media dalam menggunakan media sosial. Jenis
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan data yang digunakan dalam penelitian ini
Transaksi Elektronik (UU No. 19 Tahun 2016). merupakan data sekunder, yang diperoleh melalui
UU ini merupakan perubahan dari UU ITE dan daftar kepustakaan yang berkaitan dengan
lahir sebagai solusi konstitusional dari negara pentingnya membangun etika bagi pengguna
guna mengatur etika bagi pengguna media media dalam menggunakan media sosial. Jenis
dalam menjalankan kebebasannya di media bahan (sumber) hukum yakni pustaka hukum
sosial. Sehingga dengan demikian, Penulis yang dijadikan referensi penulisan dalam
dalam tulisan ini mencoba mengangkat judul penelitian ini, yang diperoleh dari bahan hukum
“Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial primer yang mempunyai kekuatan mengikat
yang Beretika melalui Pembaharuan Undang- dalam masyarakat, seperti undang-undang
Undang mengenai Informasi dna Transaksi dasar, undang-undang, peraturan pemerintah,
Elektronik”. Selanjutnya dalam hal itu juga dan lain sebagainya. Alat pengumpulan data
Penulis menyimpulkan pokok permasalahan yang dipakai untuk melakukan penelitian adalah
yakni sebagai berikut:
dengan penggunaan studi dokumen terhadap
1. Bagaimanakah perkembangan media sosial ketentuan-ketentuan yang terkait dengan dengan
pada saat ini? pentingnya membangun etika bagi pengguna
2.
Bagaimanakah bahaya penyalahgunaan media dalam menggunakan media sosial. Metode
media sosial bagi masyarakat? analisis data yang digunakan adalah kuantitatif,
3. Apakah yang merupakan urgensi dalam dalam suatu penelitian ini dapat didekati dari
membangun etika bagi pengguna media? dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif
4. Bagaimanakah UU No. 19 Tahun 2016 sebagai secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara
solusi membangun etika bagi pengguna inferensial, dan untuk penelitian ini dengan
media dalam bentuk Undang-Undang? analisis kuantitatif yang deskriptif. Bentuk
Metode dalam tulisan ini, menggunakan hasil penelitian adalah suatu evaluasi atas
bentuk penelitian yakni penelitian Yuridis problematika pengaturan mengenai dengan
Normatif.1 Tipologi penelitian yang digunakan kondisi aktual yakni pentingnya membangun
adalah penelitian yang dari segi sifatnya temasuk etika bagi pengguna media dalam menggunakan
penelitian eksploratoris (explorative research) media sosial.
1 Dalam penelitian hukum normatif ini, yang diteliti adalah bahan pustaka atau data sekunder yang mencakup bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), hal. 10.
2 Bahan hukum primer adalah bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir ataupun pengertian
baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan (ide). Bahan ini mencakup: (a) buku; (b) kertas kerja konperensi,
lokakarya, seminar, simposium, dan seterusnya; (c) laporan penelitian; (d) laporan teknis; (e) majalah; (f) disertasi atau tesis; dan (g)
paten. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Edisi 1, Cet. V, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2001), hal. 29.
3 Bahan hukum sekunder adalah bahan pustaka yang berisikan informasi tentang bahan primer, yang antara lain mencakup: (a)
abstrak; (b) indeks; (c) bibliografi; (d) penerbitan pemerintah; dan (e) bahan acuan lainnya. Ibid.
4 Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, pada dasarnya mencakup: (1) bahan-bahan yang memberikan petunjuk
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang telah dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum atau bahan
rujukan bidang hukum. Contohnya adalah abstrak perundang-undangan, bibliografi hukum, direktori pengadilan, ensiklopedia hukum,
indeks majalah hukum, kamus hukum, dan seterusnya; dan (2) bahan-bahan primer, sekunder dan penunjang (tersier) di luar bidang
hukum, misalnya, yang berasal dari bidang sosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat dan lain sebagainya, yang oleh para peneliti hukum
dipergunakan untuk melengkapi ataupun menunjang data penelitiannya. Ibid., hal. 33.

464
Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial Yang Beretika... ( Achmadudin Rajab )

B. Pembahasan untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh


belahan dunia9. Adapun pengguna media sosial
B.1. Perkembangan Media Sosial Pada Saat berupa blog maupun jejaring sosial yang dikenal
Ini dengan pengguna media dapat menyebarkan
Media menurut Kamus Besar Bahasa maupun mencari pesan atau informasi dengan
Indonesia adalah alat (sarana) komunikasi yang cepat, memberitakan kegiatan yang dilakukan
terletak diantara dua pihak, perantara atau sehari-hari kepada orang lain dapat dilakukan
penghubung.5 Tujuan utama media teknologi dengan mudah, berkumpul dengan teman atau
komunikasi adalah untuk mempermudah kolega tanpa harus melakukan tatap muka,
manusia melakukan interkasi dengan lainnya sampai mencari teman atau kolega baru melalui
dalam waktu yang cepat dan singkat, meski
media sosial tersebut. Kemudahan-kemudahan
tak harus bertatap muka satu dengan lainnya.
yang ditawarkan oleh media sosial inilah yang
Komunikasi ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian
mengakibatkan perkembangan penggunanya
yaitu komunikasi 1 (satu) arah dan komunikasi
meningkat dengan pesat dari waktu ke waktu.
2 (dua) arah.6 Perkembangan zaman yang
pada saat ini membuat perkembangan media Facebook merupakan salah satu contoh
yang meningkat. Saat ini media terpenting dan situs jejaring sosial yang hingga kini banyak
memiliki jaringan yang luas adalah internet, yang digunakan oleh berbagai pihak. Menurut kamus
menghubungkan perangkat komputer masing- webster “Social networking is the use of a website
masing penggunanya secara online. Layanan to connect with people who share personal and
yang diberikan oleh internet inipun beragam professional interest, place of origin, education at
dan terus berkembang sesuai kebutuhan a particular school, etc.” Artinya yakni jejearing
masyarakat.7 Adapun media sosial merupakan sosial adalah penggunaan sebuat website untuk
sebuah media yang secara online terhubung menghubungkan orang-orang yang memiliki
melalui internet. Media sosial semakin hari kesamaan minat personal atau profesional,
semakin berkembang, dengan media sosial tempat tinggal, pendidikan, di sekolah tertentu,
maka kita akan semakin mudah berinteraksi dan lainnya.10 Facebook dapat digunakan untuk
dengan orang lain. Karena dapat berkomunikasi mempublikasikan diri, pekerjaan, pendapat
langsung maka pengguna media sosial dapat pribadi, kejadian sehari-hari dari diri sendiri.
dengan mudah berinteraksi dengan orang lain. Bagi perusahaan berarti menambah koneksi
Bahkan tak lagi terpengaruh oleh jarak yang ataupun pelanggan dan calon pelanggan. Hal ini
sangat jauh8. Adapun salah satu kebaikan inilah
disebabkan koneksi berarti potensi untuk meraih
yang menyebabkan saat ini penggunaan media
pembeli dan selanjutnya dapat berarti potensi
sosial dewasa sebagai sarana komunikasi baru
meningkatnya pendapatan bagi perusahaan.
telah merambah di seluruh dunia. Rata-rata
Selain itu perusahaan dapat memperoleh
masyarakat modern, seperti orang-orang yang
informasi dari demografi mereka. Selain itu
tinggal di perkotaan telah menggunakan media
juga, kemudahan untuk membuat grup dan
sosial misalnya situs jejaring sosial sebagai salah
satu alat untuk berkomunikasi. membentuk komunitas. Dengan media sosial,
berkomunikasi secara online dapat dilakukan
Situs jejaring sosial, seperti misalnya
dengan lebih mudah dan murah daripada harus
Facebook, YouTube, ataupun Twitter, sebagai
bertatap muka.
media sosial memanjakan penggunanya agar
mudah berpartisipasi, berbagi, dan berbagi Jesse Feiler dalam buku How to Do Everything:
dalam dunia virtual. Blog maupun jejaring sosial Facebook Applications mengatakan bahwa
merupakan bentuk media sosial yang paling “Facebook starts with real people and their real
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh relationships. Its helps people communicate in a
dunia. Sejak awal memang memang kemunculan vaeriety of ways; as they do so, they often add
situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif ne friends, join groups, and share informations.”11

5 Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. hal 726
6 Onong Uchjana Effendi. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal 50.
7 Burhan Bungin. 2003. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika & Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta:
Kencana. hal 6.
8 Lin, Carolyn A. & Atkin, David A. 2002. Communication Technology and Society. Cresskill, NJ: Hampton Press, Inc. hal 183.
9 Watkins, S.Craig. 2009. The Young and the Digital: What the Migration to Social Network Sites, Games, and Anytime, Anywhere Media
Means for Our Future.’UK: Beacon Press. hal 61
10 Sartika Kurniati. 2009. Step By Step Facebook. Jakarta: Elex Media Komputendo. hal 1.
11 Jesse Feiler. 2008. How to Do Everything: Facebook Applications. Amerika: McGraw-Hill Companies. hal 4.

465
Vol. 14 No. 04 - Desember 2017 : 463 - 472

Artinya facebook dimulai dari orang-orang yang Lebih lanjut lagi, saat ini yang lagi sangat
nyata dan hubungan yang nyata. Facebook sering sekali terjadi di media sosial adalah
membantu seitap orang untuk berkomunikasi ujaran kebencian, fitnah, berita bohong,
dengan yang lainnya, di aplikasi ini dapat dan juga hasutan. Hal ini adalah salah satu
menambahkan teman, bergabung bersama grup dampak negatif dari media sosial yang juga
dan memberikan informasi yang dibutuhkan. sangat berbahaya jika tidak disikapi dengan
Facebook telah berhasil menghilangkan benar. Bagaimana tidak? Penyalahgunaan
hambatan-hambatan bagi orang-orang yang media sosial ini dapat sangat merugikan
ingin berhubungan dengan orang lain, tanpa masyarakat yakni memecah kerukunan
memperhitungkan hambatan jarak, hambatan dan terlebih lagi mengancam persatuan
waktu, hambatan biaya, hambatan sosial bangsa dan negara. Dengan demikian
budaya, termasuk hambatan gender dan usia. penyalahgunaan media sosial yang saat ini
Facebook sebagai salah satu bentuk media lagi berkembang di masayarakat terutama
sosial dapat memudahkan pencarian informasi dikarenakan dampak dari kondisi politik
tentang subjek dan objek apapun juga dan dari berpengaruh kepada ketahanan nasional
mana saja. Dengan demikian dapat memberikan indonesia. Lebih lanjut lagi, perlu kita
konteks dan nilai tambah pengetahuan dan pahami bahwa ketahanan nasional adalah
dunia pendidikan. Hal ini sejalan juga dengan konsepsi politik kenegaraan Republik
pendapat Dominick, dimana media sosial dampak Indonesia. Ketahanan nasional merupakan
memberikan dampak pada pengembangan
landasan konsepsional bagi pembangunan
bidang pengetahuan, juga persepsi dan sikap
nasional di Indonesia. Ketahanan nasional
orang-rang. Media amassa dapat memainkan
Indonesia pada dasarnya bermula dari
peranan penting tersebut dalam transmisi sikap,
konsep kekuatan nasional yang selanjutnya
persepsi, dan kepercayaan12.
dikembangkan termasuk penggunaan
B.2. Bahaya Penyalahgunaan Media Sosial istilah ketahanan nasional.13 Oleh karena
Bagi Msyarakat itu, ketahanan nasional tidak bisa terlepas
dari konsep kekuatan nasional, maka perlu
Selain memberikan dampak positif,
kiranya setiap pihak untuk selalu waspada
kemajuan media sosial juga memberikan
dan berhati-hati akan materi media sosial
dampak negatif. Beberapa dampak negatif
yang bisa mengancam persatuan bangsa dan
dari kemajuan media sosial misalnya
Negara baik itu yang berupa hasutan, fitnah,
adalah membuat kecanduan. Dampak
berita bohong, atau ujaran kebencian.
negatif ini mengakibatkan seseorang akan
menghabiskan waktunya di media sosial dan Ketika pengguna media baik langsung
melupakan tugas di kehidupannya. Kemudian maupun tidak langsung baik sengaja maupun
negatif lainnya adalah membuat seseorang tidak sengaja menyebarkan isu bermuatan
menjadi malas karena segala sesuatunya suku, agama, ras, dan antargolongan
dapat dilakukan secara online. Begitu juga (SARA). Maka isu tersebut dikhawatirkan
misalnya untuk membuka konten-konten akan memecah belah persatuan dan
yang berbau pornografi, konten dengan kesatuan bangsa. Sebagaimana kita ketahui
modus penipuan, konten terorisme dan sebelumnya bahwa media sosial saat ini
konten negatif lainnya. Pengguna media menawarkan banyak kemudahan dan sejalan
perlu memahami bahwa kebebasan dalam dengan itu juga maka effect dari globalisasi
di media sosial seharusnya dipahami pun akan masuk dengan mudahnya melalui
sebagai kebebasan yang bertanggung jawab. kemajuan media sosial ini. Efek globalisasi
Cerdas dalam bermedia sosial harus tertib akan masuk dan meluas menjadi pengaruh
penggunaannya, dan ada batasan-batasan di suatu negara tertentu. Proses globalisasi
etika seperti melakukan aktivitas biasa, mengandung implikasi bahwa suatu aktifitas
bebas berekspresi dan berpendapat, tetapi yang sebelumnya terbatas jangkauannya
tidak merugikan dan menyinggung perasaan secara nasional, secara bertahap berkembang
orang lain. menjadi tidak terbatas pada suatu negara

12 Ardianto dElvinaro dan Erdinaya Komala Lukiati. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
hal 58.
13 Winarno. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara. hal. 171.

466
Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial Yang Beretika... ( Achmadudin Rajab )

(borderless).14 Bahayanya adalah bagi provokatif yang membuat gaduh bangsa. Di


yang awam dan tidak menyaring berbagai tengah arus informasi yang begitu deras, netizen
informasi yang diperoleh karena ada juga dituntut lebih cerdas dalam menerima berita
hal-hal negatif juga dalam media sosial yang dan informasi. Masyarakat perlu melakukan
dapat membahayakan jika tidak disikapi verifikasi atau cek ulang setiap kali menerima
dengan bijak. berita dan informasi dari media sosial.
Konten-konten negatif yang misalnya Etika bermedia ini pun penting karena saat
menyuguhkan info media yang menjurus ini banyak sekali situs-situs yang menampilkan
kepada pornografi, konten dengan modus hoax atau berita bohong. Tujuannya bermacam-
penipuan, konten terorisme, dan konten macam, mulai dari mengejar "traffic" kunjungan,
memecah belah persatuan bangsa dan menebarkan kebencian satu sama lain,
negara layaknya adalah produk jualan hingga memecah belah persatuan. Sehingga,
yang disuguhkan oleh para penjual kepada sekalipun masyarakat bebas berekspresi lewat
pengguna media. Hal ini memang tidak dapat media sosial, namun tetap harus ada etika
dipungkiri karena dengan pasar bebas saat ini yang dijunjung. Hendaknya pilah pilih terlebih
maka pengaruh globalisasi telah mengubah dahulu semua informasi yang diterima, benar
wajah negara berkembang dan Indonesia pada atau salah, tidak asal share, disinilah etika
khususnya. Pada sistem perekonomian saja bermedia itu. Lebih lanjut lagi, pentingnya etika
yang dulunya sosialis menjadi pasar terbuka. ini dikarenakan pula karena media sosial pada
Perubahan sistem pasar ini disebabkan oleh saat ini telah menjelma menjadi sebuah raksasa
adanya interaksi Indonesia dengan negara- informasi yang sangat potensial di Indonesia.
negara barat. Perubahan lain adalah nilai Tingginya pengguna internet di Indonesia adalah
dan sikap nasionalisme. Globalisasi telah salah satu faktor pendukung perkembangan
membuat semangat nasionalisme munurun, jejaring-jejaring situs pertemanan dan informasi
sebab setiap orang berusaha memaksimalkan tersebut di Indonesia. Berdasarkan data Statistik
kepuasannya dan dapat hidup di negara Pengguna Internet dan Mobile di Indonesia
mana saja berdasarkan kompetensi dan tahun 2014, perkembangan pengguna internet
komitmennya.15 di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873
dari total nilai populasi 251,160,124, sedang
B.3. Urgensi Membangun Etika Bagi Pengguna indikator pengguna sosial media di Indonesia
Media sekitar 15%, persentasi tersebut hampir sama
Sejalan dengan arus informasi yang begitu dengan total perkembangan pemakai internet di
deras ini pula, maka masyarakat juga dituntut Indonesia atau dengan kata lain hampir semua
untuk semakin cerdas menerima dan mengolah pengguna internet di Indonesia mempunyai
berita dan informasi. Masyarakat juga perlu akun sosial media. Sedang pengguna sosial
memverifikasi setiap berita dan informasi dari media di Indonesia menghabiskan waktu untuk
media sosial. Langkah itu bertujuan untuk mengakses akun sosial media mereka rata-
menyikapi banyak situs maupun akun di media rata sekitar sekitar 2 jam 54 menit dan sekitar
sosial yang menampilkan berita bohong demi 74% pengguna sosial media di Indonesia rata-
keuntungan pribadi, sehingga dengan demikian rata mengakses akun mereka melalui mobile/
perlu ada etika dalam menggunakan media. smartphone.16
Etika dalam bermedia ini penting terutama pada Etika bagi pengguna media ini dapat
saat ini, di tahun-tahun politik ini etika memiliki mengatasi perkembangan arus informasi di
peranan penting guna menghindari permusuhan media sosial yang begitu pesat. Fenomena
yang dapat memecah persatuan dan kesatuan penggunaan sosial media di Indonesia juga
bangsa. Seyogyanya kemajuan di bidang banyak yang menyimpang. Berdasarkan berita-
media sosial digunakan untuk menyambung berita di media nasional kita begitu banyak
silaturahim dan menambah wawasan, bukan kejahatan-kejahatan yang berawal dari sosial
untuk menyebarkan berita bohong, hasutan, media, baik itu penipuan, penculikan, saling
ujaran kebencian, maupun pesan-pesan bernada perang argumen berujung dipenjara pun sudah

14 Srijanti dkk. 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, hal. 257.
15 Ibid.,
16 https://ppid.kominfo.go.id/form-permintaan-ip/video/etika-penggunaan-media-sosial/

467
Vol. 14 No. 04 - Desember 2017 : 463 - 472

ada kejadian, hingga etika bersopan santun kini Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak
tak ada lagi nilai dalam melakukan komunikasi menyebabkan konflik antar sesama pada
online dalam sosial media. Dalam bersosial- situs jejaring tersebut.
media ada baiknya kita mengenal bagaimana e. kroscek kebenaran berita
etika dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berita yang menjelekkan orang lain
penggunaan sosial media yang sehat. Adapun sangat sering kita jumpai di sosial media.
berikut ini adalah panduan bagi etika dalam Hal tersebut kadang bertujuan untuk
media sosial :17 menjatuhkan nama pesaing dengan berita-
a. jangan mengumbar informasi pribadi anda berita yang direkayasa. Untuk kasus ini
dalam menggunakan sosial media ada pengguna sosial media dituntut untuk cerdas
baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam menangkap sebuah informasi, bila
dalam menginformasikan privasi/kehidupan ingin ikut menyebarkan informasi tersebut,
pribadi. Mengumbar hal-hal pribadi dalam ada baiknya kita melakukan kroscek akan
sosial media adalah sebuah pintu masuk bagi kebenaran informasi terlebih dahulu.
seseorang untuk memberikan informasi bagi f. jangan menilai berita dari judulnya saja
mereka yang ingin berniat jahat kepada kita. ini merupakan sebuah fenomena baru dalam
Mengupload foto anak misalnya, mungkin jejaring sosial media, ketika melihat judul
pemikiran sebagian orang mengupload foto berita media nasional yang berbau provokasi,
adalah adalah hal yang biasa dalam bersosial biasanya kita langsung menyebarkan dan
media. Tapi terlepas dari itu ada bahaya mengomentari tanpa melihat isi berita
yang mengancam, ketika seseorang yang terlebih dahulu. Ada baiknya baca dulu isi
sudah lama mengincar anda bisa saja akan berita, jangan hanya melihat berita dari
menyimpan informasi tentang anak yang judulnya saja
sering anda upload di media sosial. Hal seperti g. opini berdasarkan fakta dan data
ini pun sama dengan informasi-informasi
dalam bersosial media mengeluarkan opini
lainnya yang menyangkut data privasi anda.
terhadap hal-hal yang ingin dikomentari
Bijaklah dalam menginformasikan sesuatu
merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan
tentang diri anda di sosial media.
kita beropini berdasarkan fakta dan data
b. etika dalam berkomunikasi yang ada. Hati-hati dalam hal ini bila beropini
dalam melakukan komunikasi antar sesama negatif pada seseorang kemungkin saja anda
pada situs jejaring sosial media, biasanya dapat dilaporkan dengan Undang-Undang
kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar Dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 27
yang muncul dalam percakapan antar sesama ayat (3) tentang pencemaran nama baik di
di media sosial, baik itu secara sengaja dunia maya.
ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam h. jangan ikut-ikutan berkomentar
melakukan komunikasi kita menggunakan
kadang kita ikutan mengomentari hal-hal
kata-kata yang layak dan sopan pada akun-
yang sedang ramai dibicarakan di media
akun sosial media yang kita miliki.
sosial tanpa mencari tahu kebenaran
c. menghargai hasil karya orang lain informasi itu terlebih dahulu. Bila hal
saat menyebarkan informasi baik itu berupa tersebut berhubungan dengan nama besar
tulisan, foto atau video milik orang lain, atau brand, bukan tidak mungkin kita dapat
ada baiknya kita mencantumkan sumber dikenakan UU ITE pasal 27 ayat (3) tentang
informasi sebagai bentuk penghargaan untuk pencemaran nama baik.
hasil karya seseorang. tidak serta merta i. hindari sosial media bila anda sedang emosi
mengcopy paste tanpa memberikan sumber
ketika anda sedang jengkel atau mendapatkan
informasi tersebut.
sebuah masalah, secara tidak sadar kadang
d. hindari penyebaran sara dan pornografi kita mengupdate akun sosial media kita
ada baiknya anda tidak menyebarkan dengan kata-kata makian dan kasar karena
informasi yang berhubungan dengan emosi. Sekiranya hal tersebut tidak perlu
pornografi dan SARA di sosial media. anda lakukan dalam media sosial.

17 Ibid.,

468
Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial Yang Beretika... ( Achmadudin Rajab )

Etika bermedia ini akan membuat kita Pasal 28J ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, karena
menjadi bijak dalam menyikapi dan membagikan dalam pasal tesebut dinyatakan pula bahwa
informasi dalam berkomunikasi di media sosial. “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,
Begitu banyak kegunaan yang dapat kita setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
manfaatkan dalam situs jejaring informasi atau yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
perteman tersebut untuk kebutuhan kita. Etika maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
media juga dapat mewujudkan Indonesia yang serta penghormatan atas hak dan kebebasan
sehat dalam menggunakan media sosial. orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
B.4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
sebagai Solusi Membangun Etika bagi suatu masyarakat demokratis.” Oleh karena itu,
Pengguna Media HAM bukanlah kebebasan yang tanpa batasan
Pada tanggal 25 November 2016 telah melainkan negara perlu mengatur batasan-
diundangkan Revisi UU ITE yang baru dengan batasannya karena HAM seseorang dibatasi pula
nomor UU No. 19 Tahun 2016. Sesuai dengan oleh HAM orang lain sesuai dengan amanat Pasal
Pasal 87 UU No. 12 Tahun 2011 yang menyatakan 28J ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 tersebut.
bahwa “Peraturan Perundang-undangan mulai Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945
berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah
pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan negara hukum”. Lebih lanjut lagi, sistem hukum
lain di dalam Peraturan Perundang-undangan yang dianut oleh negara kita adalah civil law atau
yang bersangkutan”, maka semenjak tanggal 25 yang biasa dikenal dengan Romano-Germanic
November 2016 itu pula lah UU No. 19 Tahun Legal System. Titik tekan pada sistem hukum
2016 ini memiliki kekuatan hukum dan setiap ini adalah, penggunaan aturan-aturan hukum
rakyat Indonesia dianggap tahu dan wajib yang sifatnya tertulis. Oleh karena itu dalam
melaksanakannya. UU No. 19 Tahun 2016 yang rangka membangun etika bagi pengguna media
berasal dari persetujuan bersama dalam rapat melalui pembentukan UU No. 19 Tahun 2016
paripurna antara DPR dan Pemerintah pada adalah langkah yang tepat. Pentingnya etika bagi
tanggal 27 November 2016 tersebut memiliki pengguna media secara nyata juga terkadung
amanat penting bagi masyarakat agar agar dalam Penjelasan Umum paragraf ke-sembilan
membangun etika dalam penggunaan media dari UU No. 19 Tahun 2016, yang juga maksu
sosial sehingga lebih berhati-hati di ranah media utama pembentukan undang-undang ini, yang
sosial. menyatakan bahwa “...karakteristik virtualitas
Di dalam UU No. 19 Tahun 2016 ini ruang siber memungkinkan konten ilegal seperti
pula masyarakat dilarang membuat dan Informasi dan/atau Dokumen Elektronik yang
menyebarkan informasi yang bersifat tuduhan, memiliki muatan yang melanggar kesusilaan,
fitnah, maupun SARA yang mengundang perjudian, penghinaan atau pencemaran nama
kebencian. Dalam UU ini pula diatur bahwa baik, pemerasan dan/ atau pengancaman,
yang bisa dijerat bukan hanya yang membuat, penyebaran berita bohong dan menyesatkan
tapi justru juga yang mendistribusikan dan sehingga mengakibatkan kerugian konsumen
mentransmisikannya. Sehingga perlu kiranya dalam Transaksi Elektronik, serta perbuatan
para pengguna media selalu beretika hal ini menyebarkan kebencian atau permusuhan
agar pengguna media tidak mudah menyebar berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan,
informasi yang bisa menimbulkan kebencian dan pengiriman ancaman kekerasan atau
terhadap kelompok tertentu. Adapun UU No. 19 menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi
Tahun 2016 ini sifatnya bukan untuk melarang dapat diakses, didistribusikan, ditransmisikan,
orang berpendapat maupun mengkritisi di media disalin, disimpan untuk didiseminasi kembali
sosial. Perlu dipahami bahwa Pasal 28E ayat (3) dari mana saja dan kapan saja. Dalam rangka
secara tegas menyatakan bahwa “Setiap orang melindungi kepentingan umum dari segala jenis
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul gangguan sebagai akibat penyalahgunaan
dan mengeluarkan pendapat”. Sehingga dengan Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik,
demikian diketahui pula bahwa kebebasan di diperlukan penegasan peran Pemerintah dalam
media sosial adalah kebebasan yang merupakan mencegah penyebarluasan konten ilegal dengan
Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilindungi oleh melakukan tindakan pemutusan akses terhadap
konstitusi. Namun demikian perlu dilihat pula Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

469
Vol. 14 No. 04 - Desember 2017 : 463 - 472

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar dari media sosial. Langkah itu bertujuan
hukum agar tidak dapat diakses dari yurisdiksi untuk menyikapi banyak situs maupun akun
Indonesia serta dibutuhkan kewenangan bagi di media sosial yang menampilkan berita
penyidik untuk meminta informasi yang terdapat bohong demi keuntungan pribadi, sehingga
dalam Penyelenggara Sistem Elektronik untuk dengan demikian perlu ada etika dalam
kepentingan penegakan hukum tindak pidana menggunakan media. Etika dalam bermedia
di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi ini penting terutama pada saat ini, di tahun-
Elektronik”.
tahun politik ini etika memiliki peranan
penting guna menghindari permusuhan yang
C. Penutup dapat memecah persatuan dan kesatuan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka bangsa.
sebagai penutup dapat diambil kesimpulan yakni
4. UU No. 19 Tahun 2016 yang diundangkan
sebagai berikut:
pada tanggal 25 November 2015 merupakan
1. Media sosial pada saat ini telah berkembang solusi konstitusional dari negara dalam
pesat sehingga pengguna media dapat rangka membangun etika bagi pengguna
menyebarkan maupun mencari pesan atau media. Sesuai dengan sistem hukum
informasi dengan cepat, memberitakan Indonesia yang dianut Indonesia yakni civil
kegiatan yang dilakukan sehari-hari law, maka UU No. 19 Tahun 2016 merupakan
kepada orang lain dapat dilakukan dengan peran nyata pemerintah guna memberikan
mudah, berkumpul dengan teman atau pengaturan bagi kondisi nyata saat ini
kolega tanpa harus melakukan tatap muka, dimana banyak di media sosial muatan
sampai mencari teman atau kolega baru yang melanggar kesusilaan, perjudian,
melalui media sosial tersebut. Kemudahan- penghinaan atau pencemaran nama baik,
kemudahan yang merupakan dampak dari pemerasan dan/ atau pengancaman,
perkembangan media sosial inilah yang penyebaran berita bohong dan menyesatkan
mengakibatkan perkembangan penggunanya sehingga mengakibatkan kerugian konsumen
meningkat dengan pesat dari waktu ke waktu. dalam Transaksi Elektronik, serta perbuatan
menyebarkan kebencian atau permusuhan
2.
Selain memberikan dampak positif,
berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan,
kemajuan media sosial juga memberikan
dan pengiriman ancaman kekerasan atau
dampak negatif. Beberapa dampak negatif
menakut-nakuti yang ditujukan secara
dari kemajuan media sosial misalnya
pribadi dapat diakses, didistribusikan,
adalah membuat kecanduan. Dampak
ditransmisikan, disalin, disimpan untuk
negatif ini mengakibatkan seseorang akan
didiseminasi kembali dari mana saja dan
menghabiskan waktunya di media sosial dan
kapan saja.
melupakan tugas di kehidupannya. Kemudian
negatif lainnya adalah membuat seseorang
menjadi malas karena segala sesuatunya
Daftar Pustaka
dapat dilakukan secara online. Begitu juga
misalnya untuk membuka konten-konten Huku-buku dan Jurnal
yang berbau pornografi, konten dengan
modus penipuan, konten terorisme dan Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian
konten negatif lainnya. Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986.

3. Perlunya etika bagi pengguna media adalah Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
sejalan perkembangan arus informasi Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,
yang begitu deras ini pula. Sehingga Edisi 1, Cet. V, Jakarta: PT RajaGrafindo
masyarakat juga dituntut untuk semakin Persada, 2001.
cerdas menerima dan mengolah berita
dan informasi. Masyarakat juga perlu Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
memverifikasi setiap berita dan informasi Jakarta: Balai Pustaka. 2007.

470
Usaha Mewujudkan Pengguna Media Sosial Yang Beretika... ( Achmadudin Rajab )

Uchjana Effendi, Onong, Dinamika Komunikasi. Winarno. Paradigma Baru Pendidikan


Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2000.
Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media,
Konstruksi Sosial Teknologi Telematika & Srijanti dkk. Etika Berwarga Negara. Jakarta:
Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008.
Kencana. 2003.
Peraturan Perundang-undangan
Carolyn A., Lin & Atkin, David A. xCommunication
Technology and Society. Cresskill, NJ: Undang-Undang Dasar Negara Republik
Hampton Press, Inc. 2002. Indonesia Tahun 1945

Watkins, S.Craig. The Young and the Digital: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
What the Migration to Social Network Sites, Pembentukan Peraturan Perundang-
Games, and Anytime, Anywhere Media Means undangan
for Our Future.'UK: Beacon Press. 2009.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Informasi dan Transaksi Elektronik
Jakarta: Elex Media Komputendo. 2009.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Feiler. Jesse How to Do Everything: Facebook Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
Applications. Amerika: McGraw-Hill Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Companies. 2008. Elektronik

dElvinaro, Ardianto dan Erdinaya Komala Website


Lukiati. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2004. “https://ppid.kominfo.go.id/form-permintaan-
ip/video/etika-penggunaan-media-sosial

471
Vol. 14 No. 04 - Desember 2017 : 463 - 472

472

Anda mungkin juga menyukai