antara lain, tayangan live seorang pria melakukan kekerasan kepada istrinya, di
sebuah akun facebook milik istrinya, kasus ini yang melibatkan akun media
video itu sempat dilihat dan kini bertebaran potongan video tersebut di media
sosial lainnya.
sehingga muatan yang melanggar kekerasan itu tidak lagi bisa diakses para
1
Dhika Kusuma Winata, “Konten Porno di WhatsApp Ditutup”, Media Indonesia, diakses
dari http://mediaindonesia.com/news/read/131249/konten-porno-di-whatsappditutup/2017-11-09,
diakses pada tanggal 23 maret 2021.
71
dan kemampuan jiwa orang tersebut. Dalam hukum pidana dikenal Doktrin
Mens Rea. Doktrin ini berasal dari asas dalam hukum. Pidana Inggris, Actus
Reus, yang lengkapnya berbunyi “actus non facit reum, nisi mens sit rea”.
Aspek hukum dalam hukum cyber cukup luas, yaitu dalam hukum
72
Penegakan hukum terhadap permasalahan ini dapat dilihat pasal 52 ayat
(4) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam hal ini tentu
langsung. Maka dalam hal ini hukum mampu menjawab terkait dengan
Platform media sosial agar kedepannya, pihak platform media sosial lebih
penegakan hukum. Karena subjek hukum adalah subjek yang dapat diminta
yang timbul saat ini, masih banyak masyarakat yang telah menjadi korban atas
konten yang meresahkan masyarakat, namun platform media sosial turut serta
diakses oleh siapaun. Seharusnya media sadar dan menyadari bahwa tindakan
tersebut sama saja dengan memberikan celah. Jika merujuk pada aliran
legalisme, yaitu aliran dalam ilmu hukum dengan karakter bahwa hukum
4
Evi Deliana HZ, Perlindungan Hukum terhadap Anak dari Konten Kekerasan dalam Media
Cetak dan Elektronik, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol. III, No. 1 2012,
hlm. 16.
73
identik dengan UndangUndang, hukum dianggap sebagai perintah penguasa
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh subjek hukum baik melalui prosedur
5
Widodo, Hukum Pidana di Bidang Teknologi Informasi Cybercrime Law, Aswaja,
Yogyakarta: 2003, hlm. 153.
6
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung: 2006, Hlm. 115.
7
Jimly Asshidiqie, Hukum Tata Negara dan PilarPilar Demokrasi, Serpihan Pemikiran
Hukum, Media dan HAM, Konstitusi Press dan PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta: 2006. hlm. 386.
8
Ibid. hlm. 386.
74
permsalahan ini. Agar kedepannya platform media sosial bisa lebih selektif
dalam menjaring dan menyebar luaskan konten. Karena tidak semua konten
dilakukan dengan penegakan hukum preventif dan represeif. Agar media yang
penegakan hukum, media sadar dan menyadari bahwa tindakan tersebut sama
75
dan Transaksi Elektronik juga mengatur demikian. Prinsip tanggung jawab
media sosial yang berisi kekerasan terhadapa anak, serta kasus tayangan live
seorang pria melakukan kekerasan kepada istriny. Akibat dari kasus tersebut
yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kejadian itu
ketentuan tersebut maka tanggung jawab atas kasus tersebut adalah tanggung
jawab hukum dari penyelenggara sitem elektronik atau dalam hal ini facebook.
76
Dapat dikatakan bahwa seseorang telah melakukan tindak pidana jika
tindak pidana dapat dihukum karena melakukan tindak pidana. apa ini
Pada saat si pembuat dapat dicela, maka si pembuatnya tentu akan dipidana.9
undang terkait. Namun, yang terjadi dalam kasus ini adalah bahwa Undang-
oleh badan hukum atau individu (Blogger atau website pribadi) yang tidak akan
dan Transaksi Elektronik hasil revisi” yaitu Ketentuan mengenai tata cara
9
Roeslan Saleh. Op.cit. Hlm 10
77
penghapusan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam peraturan pemerintah yang
sistem elektronik harus diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Adapun
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebelum direvisi. Oleh karena itu,
10
Pasal 26 ayat (5) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
78
Perlu ada peraturan pemerintah untuk menjelaskan masalah ini lebih
Mengatur sanksi secara administrasi, tidak ada sanksi pidana di dalamnya, isi
“Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :11
a. Teguran tertulis
b. Denda administrasi
Pasal 37 ayat (2), Pasal 62 ayat (1), dan Pasal 65 ayat (4).”
hukum.12 Asas tersebut menyatakan bahwa hukum pidana harus dijadikan sebagai
upaya terakhir dalam penegakan hukum, dalam hal ini artinya untuk menegakkan
11
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE yaitu dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan system dan Transaksi
Elektronik.
12
Sudikno Mertolusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta: 2006.
hlm.128.
79
dikenakan sanksi pidana, tetapi harus dikenakan sanksi administratif. sanksi,
dibebankan kepada subjek hukum yang melakukan kesalahan. Sehingga dalam hal
80