Disusun oleh:
Hudiono Reksoprojo
20302200023
FAKULTAS HUKUM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Aristoteles, manusia merupakan zoon politicon (makhluk sosial). Hal ini tidak
dapat dipungkiri dari kenyataan yang ada, dimana manusia selalu berinteraksi antara yang satu
dan yang lainnya. Di samping sebagai makhluk sosial manusia juga merupakan makhluk tuhan
yang dianugerahi nafsu atau kehendak yang mendorong manusia untuk bertindak. Nafsu inilah
yang dapat menjadi sebuah bencana apabila tidak dikendalikan. Oleh karena itu ada benarnya
apa yang dikatakan oleh Hobbes “hommo homini lupus bellum contra omnes” yang artinya
bahwa manusia ibarat Serigala yang ganas dan saling memangsa satu dan yang lainnya.
Untuk mengatur tata kehidupan manusia yang dapat berpotensi menjadi kacau dan tak
beraturan itu, maka dibutuhkan suatu instrumen yang disebut hukum. Dengan hukum ini manusia
dipaksa untuk menghormati hak-hak orang lain serta mempunyai kewajiban untuk mewujudkan
kondisi masyarakat yang aman dan tertib, selain itu hukum juga diharapkan dapat
mengakomodasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang melalui
pembentukan instrumen hukum baik berupa peraturan perundang-undangan maupun
kelembagaannya.
Hukum di Indonesia yang bisa kita lihat saat ini bisa dikatakan sebagai hukum yang carut
marut, mengapa? Karena dengan adanya pemberitaan mengenai tindak pidana di televisi, surat
kabar, dan media elektronik lainnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hukum di
Indonesia carut marut. Banyak sekali kejadian yang menggambarkannya, mulai dari tindak
pidana yang diberikan oleh maling sandal hingga maling uang rakyat. Sebenarnya permasalahan
hukum di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu sistem peradilannya,
perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan, maupun
perlindungan hukum.
Hukum Negara ialah aturan bagi negara itu sendiri, bagaimana suatu negara menciptakan
keadaan yang relevan, keadaan yang menentramkan kehidupan sosial masyarakatnya,
menghindarkan dari segala bentuk tindak pidana maupun perdata. Namun tidak di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir ini, pemberitaan di media masa sungguh tragis. Bahkan dari Hasil
survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa 56,0 persen publik
menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan
puas, sedangkan sisanya 14,2 persen tidak menjawab. Sebuah fenomena yang menggambarkan
betapa rendahnya wibawa hukum di mata publik.
Dengan landasan pemikiran ini, penulis akan mencoba memaparkan mengenai
problematika penegakan hukum di Indonesia. Selain itu penulis juga akan menganalisa solusi
apa saja yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah penegakan hukum di Indonesia.
Rumusan Masalah
1. Apa masalah penegakan hukum dalam faktor internal dan globalisasi di Indonesia?
2. Apa saja contoh kasus permasalahan penegakan hukum di Indonesia ?
3. Bagiaman analisa dampak dari banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah penegakan hukum (rule of law) di Indonesia merupakan masalah yang kompleks
dan multifaktor. Penegakan hukum tentunya bermuara pada tercapainya tujuan-tujuan hukum
yang meliputi keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Meskipun ketiga variabel tersebut
sering kali saling bertabrakan. Keadilan merupakan hal yang sangat abstrak, hal tersebut
disebabkan karena setiap individu memiliki perspektif yang berbeda mengenai keadilan.
Terkadang yang kita anggap adil belum tentu adil bagi orang lain. Masalah penegakan hukum
dapat di kelompokan menjadi 2 kategori utama yaitu problematika penegakan hukum disebabkan
faktor internal dan disebabkan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud disini
maksudnya adalah fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang misalnya seperti kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan global, dan tuntutan dari kebutuhan masyarakat dimasa
kini.
Globalisasi yang terjadi karena berbagai faktor turut mempengaruhi perkembangan dari suatu
bangsa. Meskipun membawa dampak positif bagi negara-negara di dunia, tidak terkecuali negara
Indonesia, namun di lain pihak juga membawa dampak negatif di berbagai bidang, salah satunya
bidang hukum. Titik singgung antara hukum dan globalisasi sebagai suatu gejala sosial yang tak
bisa dihindarkan meliputi berbagai aspek dan meluas ke seluruh wilayah dunia. Pada saat
globalisasi sudah diterima oleh masyarakat, maka ia pun kemudian berubah menjadi hukum yang
mengikat masyarakat tersebut.
Perubahan yang sangat cepat di dalam kehidupan masyarakat akibat globalisasi dan
perubahan sosial, dapat menimbulkan ketegangan dan keresahan sosial (Social unrest and social
tention), hukum dituduh Pengaruh Globalisasi Terhadap Subtansi dan Penegakan Hukum,
Penegak hukum dianggap tidak profesional, adresat norma dianggap tidak sadar hukum, lembaga
peradilan didakwa tidak dapat menggali nilai-nilai dalam masyarakat, diskresi muncul secara
tidak terkendali, DPR dilecehkan, Hakim didakwa menyalahgunakan kebebasan dan sebagainya.
Penegakan hukum yang dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan
hukum pada jaman modern dan globalisasi ini ini hanya dapat terlaksana apabila pelbagai
dimensi kehidupan hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara
moralitas sosial, moralitas kelembagaan dan moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-nilai
aktual di dalam masyarakat beradab, baik nasional maupun internasional.
Identifikasi Masalah Penegakan Hukum karena Faktor Internal
Problematika penegakan hukum disini lingkupnya lebih sempit daripada jika dilihat dari
faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor internal disini adalah hal-hal yang terkait
langsung dengan proses penegakan. Adapun beberapa contoh masalah tersebut antara lain :
1. Lemahnya integritas penegakan hukum
Salah satu masalah yang sering terjadi di hukum Indonesia adalah karena
lemahnya integritas penegakan hukum di Indonesia yang sangat mempengaruhi sistem
peradilan yang seharusnya menjadikan hukum formal serta hukum materiil sebagai
landasan dasar pelaksanaan sistem peradilan malah disalah gunakan dengan banyaknya
kasus suap menyuap di lingkup proses peradilan. Hal ini pula lah yang menyebabkan
banyaknya permunculan kasus misalnya saja korupsi di Indonesia.
2. Realita Equalitq Before The Law
Sebenarnya hukum yang berlaku di Indonesia saat ini masih menganut pada
hukum yang berlaku saat masa pemerintahan Belanda. Dimana tujuan dari adanya hukum
hanya untuk melindungi penguasa-penguasa (Belanda) yang berada di Indonesia saja.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hukum tersebut hadir hanya untuk melindungi kalangan
atas saja. Sistem ini lah yang terkadang masih dianut Indonesia sampai saat ini.
Bukannya untuk melindungi keadilan rakyat kecil, namun digunakan untuk melindungi
penguasa dan cenderung tebang pilih dalam penangan kasus.
3. Independensi Hakim masih bermasalah
Proses hukum akan berjalan baik jika hakim memiliki kekuasaan yang merdekat
tanpa harus dipengaruhi dari tekanan berbagai pihak. Namun masih banyak ditemukan
kasus di Indonesia jika independesi hakim masih sangat bermasalah. Masih banyak
hakim-hakim Indonesia yang rentan terhadap suap dari beberapa pihak.
4. Mentalitas Praktisi Hukum yang Lemah
Masalah lainnya adalah lemahnya praktisi hukum yang menjalankannya, seperti
jaksa, hakim, pengacara, bahkan polisi. Jika praktisi hukum yang ada masih. memiliki
mentalitas yang lemah maka tentu saja akan menyulitkan proses hukum yang sedang
berlangsung. Sehingga harapan untuk hukum yang adil bagi rakyat hanyalah sebatas
impian semata. Sebagai masalah lain adalah adanya oknum-oknum penegakan hukum
yang justru menyalahgunakan wewenang mereka sebagai penegak hukum yang
seharusnya melindungin masyarakat sipil tidak memandang status social.
Masalah penegakan hukum di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan akan
terus berkembang jika unsur di dalam system hukum itu sendiri tidak ada perubahan. Karakter
bangsa Indonesia yang kurang baik merupakan aktor utama dari segala ketidaksesuaian
pelaksanaan hukum di negari ini. Perlu ditekankan sekali lagi, walaupun tidak semua penegakan
hukum di Indonesia tidak semuanya buruk, Namun keburukan penegakan ini seakan menutupi
segala keselaran hukum yang berjalan di mata masyarakat. Begitu banyak kasus-kasus hukum
yang silih berganti dalam kurun waktu relatif singkat, bahkan bersamaan kejadiaannya. Perlu ada
perubahan yang sebenarnya, karena permasalahan hukum ini merupakan permasalahan dasar
suatu negara, bagaimana masyarakat bisa terjamin keamanannya atau bagaimana masyarakat
bisa merasakan keadilan yang sebenarnya, hukumlah yang mengatur semua itu, dan perlu
digaris-bawahi bahwa hukum sebanarnya telah sesuai dengan kehidupan masyarakat, tetapi
pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan baik pribadi maupun kelompok merupakan
penggagas segala kebobrokan hukum di negeri ini. Beberapa pasalah penegakan hukum itu
disebabkan berbagai faktor seperti faktor internal yaitu misalnya pengak hukum itu sendiri,
sistem hukum itu sendiri, ataupun kurangnya sarana pendukung dari penegakan hukum tersebut.
Banyaknya masalah penegakan hukum yang terjadi memberika dampak antara lain
seperti kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum, penyelesaian konflik dengan tindak
kekerasan, pemanfaatan inkonsistensi hukum untuk kepentingan pribadi, dan penggunaan
tekanan asing dalam proses peradilan. Untuk mencegah dampak-dampak tersebut, masalah-
masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesi perlu adanya upaya penanggulangan dengan
beberapa solusi seperti peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentinganya peran
masyarakat pada proses penegakan hukum, peningkatan kesadaran aparat penegak hukum
mengenai tanggungjawab dan integritas sebagai penegak hukum untuk berlaku seadil-adilnya
tanpa adanya interverensi dari pihak ketiga, pemberian sanksi terhadap aparat penegak hukum
yang menyalahgunakan wewenangnya, peningkatan fasilitas sarana-prasarana penunjang
penegakan hukum, dan berbagai solusi lainnya guna terselesaikannya masalah penegakan hukum
agar tercapainya Negara Indonesia yang aman dan tertib hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chalim, Munsharif. 2011. Pengaruh Perkembangan Iptek terhadap Permasalahan HAKI.
Semarang : Jurnal Dinamika Hukum Vol. 11
Hanitidjo Soemitro, Ronny. 1990. Ilmu Hukum dan Perkembangan Teknologi di dalam
Masyarakat. Semarang : Universitas Diponegoro.
Iskandar. 2002. Hukum dalam Era Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembangunan
Ekonomi dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bengkulu : Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu.
http://dicilala.blogspot.com/2012/03/masalah-penegakan-hukum-di-indonesia.html diakses 5
Desember 2018.
https://eriprima.wordpress.com/2012/07/03/problematika-penegakan-hukum-di-indonesia/
diakses 5 Desember 2018
https://nitupai.wordpress.com/2012/05/05/perkembangan-dan-penyalahgunaan-iptek/ diakses 8
Desember 2018
https://justiceinmanyrooms.wordpress.com/2012/02/10/mengatasi-masalah-penegakan-hukum-
di-indonesia/ diakses 10 Desember 2018