Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Esensi dalam penegakan hukum adalah keadilan. Keadilan itu sendiri mempunyai berbagai
macam makna, tergantung dari perspektifnya. Hakim menjadi penegak hukum untuk
mewujudkan keadilan tidak boleh mulut undang -- undang, hakim harus progresif dan selalu
memperhatikan perasaan keadilan para pihak dalam proses pemeriksaan di persidangan.
Sebagaimana yang diatur oleh moralitas para pihak yang dilanggar selalu menginginkan
keadilan atau penegakan hukum identik dengan penegakan keadilan. Dalam perkara perdata
beraneka kepentingan akan dituntut hakim yang kritis, menguasai hukum secara komprehensif
dan dapat mewujudkan hakikat keadilan dalam penegakan hukum berdasarkan hukum acara
perdata yang fluralistik. Persoalan keadilan ialah persoalan yang sangat fundamental dalam
penegakan hukum. Perwujudan keadilan haruslah didahului dengan kepastian hukum sehingga
sangat diperlukan hukum acara perdata yang unifikasi atau tidak terlalu banyak multi
interpretasi, yang akhirnya putusan hakim yang adil dapat diketemukan.
Tegaknya hukum akan mendukung terciptanya ketertiban dan keamanan dalam masyarakat dan
kondisi keamanan yang mantap mendukung upaya -- upaya penegak hukum dalam mewujudkan
hukum yang berkeadilan. Realisasi nilai keadilan dan kebenaran melalui penegakan hukum yang
lugas, tegas, dan tidak pandang bulu.
Lemahnya penegakan hukum terhadap penodaan, penistaan, dan pelecehan terhadap  ajaran
dari berbagai agama bukan karena semata -- mata kurang lengkapnya peraturan  perundang --
undangan, atau terlampau sedikitnya jumlah aparatur penegak hukum, atau  kurang baik
kompetensinya mereka, melainkan karena terjadinya ketidakfokusan pada  tujuan, hilangnya
keteladanan, matinya hati nurani, ceroboh dalam menentukan sasaran, saling "tersandera kasus",
dan meluasnya fitnah, yang kesemuanya itu disebabkan karena faktor uang, jabatan, kekuasaan,
dan titipan asing (Yusuf, 2015).
Hukum di negara Indonesia sendiri masih tak jauh dengan penegakan hukum yang terkadang
tidak adil untuk masyarakatnya. Masih banyak kasus hukum yang lebih mengutamakan para
tersangka yang memiliki harta lebih dibandingkan dengan para tersangka miskin yang berasal
dari masyarakat menengah ke bawah. Bukti kasus tersebut adalah disaat kasus dari seorang
nenek yang mencuri tujuh buah kayu bakar kemudian mendapatkan sanksi dari hukum untuk
dibui selama 5 tahun. Di beberapa kasus yang lain terdapat beberapa kasus yang menyeret para
pejabat koruptor namun tidak mendapatkan sanksi tegas yang sesuai, kasus tersebut bahkan
memperoleh sanksi hukum yang lebih ringan jika dibandingkan dengan kasus seorang nenek
yang mencuri tujuh buah kayu bakar.
Hukum sudah diperdagangkan dan dipermainkan, maka pada gilirannya tingkat kepercayaan
masyarakat dan pencari keadilan terhadap hukum dan penegakan hukum juga akan runtuh, dan
ini musibah yang hebat dalam kehidupan bernegara. Efeknya ketika hukum  dan keadilan
menghilang di tengah -- tengah para pencari keadilan, maka terjadilah  manusia menjadi serigala
pemangsa bagi manusia lainnya, neobarbarian, menghalalkan segala cara, tindakan main hakim
sendiri, hukum rimba siapa kuat dia menang, pengadilan jalanan, peradilan sesat, dan perbuatan
tercela lainnya.
Hukum ditegakkan dengan tujuan untuk menjaga ketertiban dan keteraturan, kedamaian yang
berketenteraman, keadilan, kepastian, pengayoman, kesejahteraan yang adil dan merata,
pemeliharaan dan pengembangan moral, akhlak dan budi pekerti.
Pembangunan sistem hukum nasional tersebut bersumber pada dua sumber hukum materiil,
yakni sumber hukum materiil pra kemerdekaan dan sumber hukum materiil pasca  kemerdekaan.
Adapun yang termasuk sumber hukum materiil pra kemerdekaan terdiri atas :
Hukum adat asli, sebagai suatu living law yang telah hidup dan berkembang dalam  masyarakat
Indonesia.
Hukum Islam
Hukum Belanda
Hukum Jepang
Sedangkan sumber hukum materiil pasca kemerdekaan terdiri dari :
Instrumen hukum internasional
Perkembangan hukum dalam civil law system
Perkembangan hukum dalam common law system

B. PEMECAHAN MASALAH:

1.BAGAIMANA SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA SAAT INI?


2.APA DAMPAK YANG AKAN TERJADI JIKA SISTEM PERADILAN DI INDONESIA
TERUS SEPERTI INI?
3.BAGAIMANA CARA MENGATASI SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI INDOESIA
AGAR SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU ?
4.APA HARAPAN UNTUK SITEM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA KEDEPANNYA
PENJELASAN

1.BAGAIMANA SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA SAAT INI?

Penegakan hukum di Indonesia merupakan permasalahan yang cukup serius. Kepatuhan


masyarakat terhadap hukum yang berlaku sangat memprihatinkan. Persoalan ini dipicu oleh
lemahnya penegakan hukum itu sendiri. Banyak orang merasa bahwa hukum di negeri ini tajam
ke bawah dan tumpul ke atas. Dalam hal ini seharusnya penegakan hukum tidak pandang pilih
dan harus memberikan rasa keadilan bagi semua masyarakat.Penegakan hukum juga seharusnya
bisa bertanggung jawab, memberi kepastian kepada setiap masyarakat, tidak memihak dan tidak
mudah di intervensi. Dengan ini menunjukan bahwa hukum berfungsi sebagai mekanisme untuk
melakukan integrasi terhadap berbagai kepentingan masyarakat baik saat terjadi konflik atau
tidak terjadi konflik bahkan setelah terjadi konflik dalam masyarakat.

Membahas tentang penegakan hukum di Indonesia, banyak sekali problematika hukum


yang terjadi dan perlu di telaah kembali untuk menjadikan hukum di Indonesia lebih baik lagi.
Masalah penegakan hukum di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius. Permasalahan
hukum ini merupakan permasalahan yang mendasar bagi sebuah negara. Hukum di Indonesia
yang bisa kita lihat saat ini bisa dikatakan sebagai hukum yang sedang carut marut, megapa?
Karena dengan adanya pemberitaan di televisi, surat kabar dan sosial media lainnya kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kondisi hukum saat ini sedang carut marut.Seperti contohnya
mulai dari korupsi bantuan sosial di masa sulit pandemi saat ini, persoalan habib Rizieq yang
menjadi kontroversi, dan juga Menteri kelautan dan perikanan yang terlibat dalam kasus korupsi
membelajakan uang gratifikasi terkait izin ekspor benih lobster. Sebenarnya permasalahan
hukum di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu sistem hukumnya,
intervensi kekuasaan, maupun pelidungan hukum dan penegakan hukum itu sendiri. Dalam hal
ini yang menjadi fokus kajian yaitu bagaimana kondisi hukum di Indonesia era revormasi saat
ini? dan apa saja yang perlu dilakukan untuk membenahi dan menata kembali sistem hukun di
Indonesia era revormasi saat ini? Persoalan- persoalan itulah yang akan dibahas.

Indonesia dikenal dengan negara hukum, dalam artian setiap tindak kejahatan harus
dihukum sesuai dengan aturan dan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia. Namun ada
beberapa kasus hukum yang mengusik rasa keadilan publik. Contohnya, seorang pelajar yang
membunuh begal yang menghadang motornya pada januari 2020 dan kini terancam penjara
seumur hidup.Kasus ini seolah menjadi cerminan betapa penegakan hukum di Indonesia masih
tebang pilih. Ketika koruptor yang merampok uang rakyat masih bisa berkeliaran dan kepastian
hukum nya tidak jelas seperti pada kasus yang terjadi saat ini yaitu tindak pidana korupsi oleh
Menteri sosial di masa pandemi dimana dalam pasal 2 ayat (1) disebutkan, “setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan yang memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama
20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak 1 miliar”.
2. APA DAMPAK YANG AKAN TERJADI JIKA SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI
INDONESIA TERUS SEPERTI INI?
Penegak hukum memiliki peran strategis dalam menentukan kualitas penegakan hukum di
sebuah negara. Di Indonesia, kinerja para penegak hukum sering kali dianggap kurang
memuaskan. Ketidakpuasan masyarakat ini menjadi pertanda lemahnya penegakan hukum di
Indonesia. Hukum yang dianggap sebagai cara untuk mencari keadilan bagi masyarakat malah
memberikan rasa ketidakadilan. Salah satu penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia
adalah kualitas para penegak hukum. Masih rendahnya moralitas mengakibatkan profesionalisme
kurang dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas ini berkaitan pula dengan
korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum (judicial corruption). Para penegak hukum yang
seharusnya menegakkan hukum malah justru terlibat dalam praktek korupsi. Moralitas yang
rendah inilah yang menyebabkan penegakan hukum di Indonesia masih lemah. Penegakan
hukum akan menjadi kuat dan dihormati jika para penegak hukum bertindak profesional, jujur
dan menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance). Baca juga: Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Penegakan Hukum Contoh Lemahnya Penegakan Hukum dan
Akibatnya Salah satu contoh lemahnya penegakan hukum adalah penilangan pengendara yang
melanggar aturan lalu lintas. Tak sedikit pengendara yang tidak ingin disidang di pengadilan dan
memilih jalur “damai di tempat”. Hal ini sudah bertahun-tahun terjadi sehingga menjadi satu
rahasia umum. Akibatnya, muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum. Tagar
#PercumaLaporPolisi bahkan sempat viral di media sosial akibat kekesalan masyarakat terhadap
kinerja salah satu penegak hukum tersebut. Jika tidak segera dituntaskan, ketidakpercayaan
masyarakat ini dapat menimbulkan aksi main hakim sendiri. Masyarakat yang tidak percaya
penegak hukum dapat lebih memilih untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan atau cara
mereka sendiri.  

3. BAGAIMANA CARA MENGATASI SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI INDOESIA


AGAR SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU ?
Masalah penegakan hukum di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya masih
memiliki cerita kelam. Masyarakat kerap merasa hukum di Indonesia tumpul ke kawan dan tajam
ke lawan. Aparat merasa sudah bekerja sesuai aturan perundang-undangan karena terbukti
banyak pejabat yang masuk jeruji besi.Berikut permasalahan dan solusi dari faktor penyebab
masih sulitnya penegakan hukum di Indonesia.

1. Faktor Hukum
Hukum dibuat oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Masalah bisa
terjadi apabila peraturan yang disahkan bertentangan dengan UUD 1945, bertentangan dengan
hirarki perundang-undangan di atasnya, karena dirasa merugikan masyarakat.Karena tidak sesuai
dengan kebudayaan negara, bahasa di peraturan kurang jelas, dan lain-lain, maka bukan tidak
mungkin akan terjadi demonstrasi, gugatan ke mahkamah agung untuk dilakukan peninjauan
kembali, dan lain-lain.

Solusi untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan:

 Pengajuan Kembali ke mahkamah agung tentang peraturan tersebut.


 Diadakan dialog terbuka antara pihak yang berkaitan, misal perwakilah pejabat,
mahasiswa, dan organisasi masyarakat.
 Dilakukan demonstrasi secara tertib dan tidak melanggar hukum untuk menyuarakan
keberatan akan suatu peraturan.

2. Faktor Aparat Penegak Hukum


 Sering kita saksikan berita bahwa aparat penegak hukum terbukti bersalah akan suatu
kasus.Adanya korupsi, penyelundupan barang ilegal, penggunaan narkoba, menerima suap, dan
beberapa kasus lain membuat martabat aparat penegak hukum tercoreng.Masyarakat sering
menganggap hukum di Indonesia masih jauh dari kata bersih.Solusi untuk mengatasi faktor
masalah dari aparat penegak hukum adalah:

 Dibentuknya KPK yang bertugas secara independen untuk memberantas kasus korupsi.


 Memberikan efek jera dengan mengadili seadil-adilnya kepada aparat penegak hukum
yang melakukan pelanggaran hukum sehingga tidak akan dicontoh oleh aparat yang
lainnya.

3. Faktor Sarana dan Prasarana


Seringkali sarana dan prasaran dirasa kurang adil dan merata. Kemajuan terasa hanya milik kota-
kota besar sehingga masih banyak desa terpencil dan terasing yang merasakan
kemiskinan.Pendidikan yang masih tidak bisa dienyam secara baik, kesehatan yang mahal,
perumahan yang sulit digapai warga, juga sulitnya mendapat pekerjaan akan menjadi faktor
melemahnya penegakan hukum di Indonesia.
Solusi untuk kurang baik dan lengkapnya sarana dan prasaran itu adalah:

 Melakukan pembangunan di segela bidang dan di semua desa dan kota Negara Indonesia.
 Memperbaiki kualitas pendidikan dengan memberi upah layak kepada guru honorer,
melakukan tindakan tegas kepada sekolah yang melakukan pungutan liar, membangun
sekolah yang tidak layak, membangun sekolah di desa tertinggal.
 Memperbaiki fasilitas kesehatan supaya rakyat miskin bisa berobat tanpa khawatir
 Melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk menciptakan penegakan hukum yang adil
dan beradab.

4. Faktor Masyarakat
Tingkat kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi tagaknya hukum di
Indonesia.Semakin masyarakat sadar akan pentingnya penegakan hukum, maka
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat akan mudah terwujud. Namun
pengetahuan masyarakat masih jauh dari kata taat hukum.
Solusi untuk menciptakan kesadaran hukum antara lain meliputi:

 Memberi pengetahuan tentang hukum dengan cara melakukan penyuluhan.


 Memberikan pendidikan tentang hukum dari sekolah hingga jenjang perguruan tinggi
dengan biaya murah.
 Menerapkan sangsi yang adil kepada para pelaku kejahatan sehingga masyarakat tidak
menganggap enteng penegakan hukum di Indonesia.
4. APA HARAPAN UNTUK SITEM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
KEDEPANNYA
Indonesia merupakan negara hukum tertuang dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar
1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”, dimana Indonesia
menggabungkan beberapa sistem hukum di dalam konstitusinya. Untuk Indonesia, negara hukum
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan sumber dari
segala sumber hukum.Berbicara Indonesia sebagai negara hukum, tentu sudah menjadi rahasia
umum bahwa penegakan hukum di Indonesia masih saja memprihatinkan. Penegakan hukum
kenyataannya tidak sejalan dengan harapan, terutama bagi masyarakat kecil Indonesia.
Penegakan hukum berbagai kasus di negeri ini acap kali mengingkari rasa keadilan yang
menyengsarakan masyarakat, diskriminasi hukum kerap dipertontonkan aparat penegak hukum.
Kita bisa melihat kasus-kasus korupsi dilayar telivisi yang terjadi di negeri ini yang menjerat
para kalangan berdasi, seolah hukum tak berkutik ketika melawan orang-orang berduit.
Penyelesaian kasusnya tidak menemui kata tuntas, sedikit dari mereka yang terjerat oleh hukum.
Lain halnya untuk kasus-kasus yang menjerat rakyat kecil, berbanding terbalik. Beberapa kasus
yang melibatkan rakyat kecil, hukum seolah lihai dalam menyelesaikan kasus secara tuntas.
Aparat penegak hukum menjadi cepat tanggap hingga  kata ditetapkan sebagai tersangka dan
terjerat hukuman pasal sekian dengan hukuman pidana sekian dan denda sekian sekian
dibacakan.

Bagaimana, terlihat miris bukan? Harapan akan keadilan penegakan hukum masih jauh dari
kata adil. Kenyataan masih saja hukum tumpul keatas dan tajam kebawah. Istilah hukum tumpul
ke atas dan tajam kebawah ini sudah lumrah terdengar di kalangan masyarakat Indonesia saat ini,
maksud dari istilah tersebut adalah salah satu sindiran nyata bahwa keadilan di negeri ini lebih
tajam menghukum masyarakat kelas menengah ke bawah daripada kalangan yang berduit dan
memiliki kekuasaan di negeri tercinta kita ini. Kita sering mendengar apa yang pernah dikatakan
oleh aktor sekaligus pelawak Indonesia, Kasino Hadiwibowo atau yang akrab dipanggil Kasino.
" Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur.” ketika mereka yang
terbentuk menjadi orang dengan kepribadian jujur, dalam melakukan segala hal terutama yang
menyangkut kepentingan bersama atau melibatkan banyak pihak tentu akan melakukan yang
terbaik dari banyaknya pilihan yang bisa saja itu sangat menguntungkan dirinya. Berbeda halnya
dengan orang pintar, pintar memang sesuatu hal yang diinginkan setiap orang. Akan tetapi pintar
tidak menjamin seseorang dalam melakukan sesuatu hal yang menyangkut dirinya dan banyak
pihak dilandasi oleh kejujuran karena bisa saja pintarnya untuk dirinya sendiri, meskipun tidak
semua orang pintar seperti itu.Tahun 2021, menuju angka ke-76 Indonesia merayakan
kemerdekaan. Jumlah angka yang menunjukkan usia kemerdekaan Indonesia. Sudah saatnya
Indonesia bersama rakyat bersatu saling membenahi hukum yang berlaku di negara ini. Saatnya
pendidikan mengambil peran besar untuk menciptakan generasi generasi yang berkarakter dan
berbudi pekerti luhur. 
Bagaimana, terlihat miris bukan? Harapan akan keadilan penegakan hukum masih jauh dari
kata adil. Kenyataan masih saja hukum tumpul keatas dan tajam kebawah. Istilah hukum tumpul
ke atas dan tajam kebawah ini sudah lumrah terdengar di kalangan masyarakat Indonesia saat ini,
maksud dari istilah tersebut adalah salah satu sindiran nyata bahwa keadilan di negeri ini lebih
tajam menghukum masyarakat kelas menengah ke bawah daripada kalangan yang berduit dan
memiliki kekuasaan di negeri tercinta kita ini. Kita sering mendengar apa yang pernah dikatakan
oleh aktor sekaligus pelawak Indonesia, Kasino Hadiwibowo atau yang akrab dipanggil Kasino.
" Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur.” ketika mereka yang
terbentuk menjadi orang dengan kepribadian jujur, dalam melakukan segala hal terutama yang
menyangkut kepentingan bersama atau melibatkan banyak pihak tentu akan melakukan yang
terbaik dari banyaknya pilihan yang bisa saja itu sangat menguntungkan dirinya. Berbeda halnya
dengan orang pintar, pintar memang sesuatu hal yang diinginkan setiap orang. Akan tetapi pintar
tidak menjamin seseorang dalam melakukan sesuatu hal yang menyangkut dirinya dan banyak
pihak dilandasi oleh kejujuran karena bisa saja pintarnya untuk dirinya sendiri, meskipun tidak
semua orang pintar seperti itu.Tahun 2021, menuju angka ke-76 Indonesia merayakan
kemerdekaan. Jumlah angka yang menunjukkan usia kemerdekaan Indonesia. Sudah saatnya
Indonesia bersama rakyat bersatu saling membenahi hukum yang berlaku di negara ini. Saatnya
pendidikan mengambil peran besar untuk menciptakan generasi generasi yang berkarakter dan
berbudi pekerti luhur. 

Anda mungkin juga menyukai